Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

WAWASAN PENDIDIKAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PADA SARANA DAN
PRASARANA
Dosen Pengampu: Dr. I Gusti Lanang Wiratma, M.Si

Oleh:
1. Ni Putu Ayu Indah Wulandari (2113031013)
2. Pronika Saragih (2113031004)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
anugrah-Nya proses pembuatan makalah yang berjudul Standar Pendidikan
Nasioanal Pada Sarana dan Prasarana dapat diselesaikan. Keberhasilan menyusun
makalah ini tentu dilandasi dengan komitmen yang kuat serta dapat motivasi dari
beberapa pihak yang meluangkan waktunya untuk keberhasilan pembuatan
makalah ini. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini, saya mengucapkan tetima
kasih kepada Bapak Dr. I Gusti Lanang Wiratma, M.Si. selaku Dosen Pengampu
Mata Kuliah Wawasan Pendidikan yang telah memberi arahan dan motivasi.
Disadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan senang
hati, diterima saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga hasil dari makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat dalam
mengembangkan proses pembelajaran khususnya pada mata kuliah Wawasan
Pendidikan.

Singaraja, 16 Oktober 2021

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... I


DAFTAR ISI .......................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Balakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 4
2.1 Proses Pengelolaan Sarana dan Prasarana ................................................... 4
2.2 Tujuan Pengelolaan Sarana Dan Prasarana ................................................. 8
2.3 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Sarana Dan Prasarana Pendidikan
........................................................................................................................ 8
2.4 Keperluan Manajemen Dalam Sarana Dan Prasarana Di Lembaga
Pendidikan ..................................................................................................... 11
2.5 Sarana dan Prasarana Pendidikan yang Harus Diperhatikan Pada Saat
Pandemi Covid-19 ......................................................................................... 14
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 17
3.2 Saran........................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Balakang


Sarana merupakan salah satu sumber daya pendidikan yang sangat penting
untuk dikelola dengan baik, serta merupakan bagian yang tidak pernah dipisahkan
dari manajemen pendidikan. Sarana dan prsarana pendidikan juga sebagai salah
satu dari unsur manajemen pendidikan yang memiliki peranan penting dalam
proses belajar mengajar. Sarana dan prasarana pendidikan ini juga digunakan untuk
mempermudah pemahaman siswa mengenai tentang materi yang disampaikan
dengan menggunakan sarana dan prasarana yang tepat dalam program belajar
mengajar agar menjadi lebih efektif dan efisisen.
Berkaitan dengan sarana dan prasarana pendidikan, disebutkan bahwa,
“Physical assets for education comprise land, building and furmiture and it include
physical facilities for teaching spaces and for ancillary rooms” aset fisik untuk
pendidikanterdiri dari tanah, bangunan, dan furnitur dan mencakup fasilitas fisik
untuk ruang pembelajaran dan ruang tambahan, (Musa 2012). Sarana dan prasarana
pendidikan adalah semua perangkat dan peralatan yang secara langsung dapat
digunakan dalam proses pembelajaran atau pendidikan sekolah, (Ibrahim, 2004,
p.2). Sarana pendidikan adalah peralatan yang secara langsung dipergunakan dan
menunjang proses pendidikan atau pengajaran, sedangkan prasarana pendidikan
adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan atau
pengajaran. Hal senada juga dengan “School buildings across the nation are aging
and becoming a barrier to optimal learning and teaching” yang mengandung
pengertian bahwa bangunan atau sarana yang kurang mendukung akan menjadi
menghambat dalam proses pembelajaran yang optimal, (Lunenburg, 2010).
Pelaksanaan pendidikan akan dapat terlaksana lebih baik lagi jika delapan
standar nasional pendidikan telah terimplementasikan pada satuan pendidikan
masing-masing sekolah agar dapat mencapai tujuan pendidikan nasional seperti
yang diamanatkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Delapan standar tersebut yaitu standar kompetensi
lulusan, standar isi, standar proses, standar tenaga pendidik dan kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar

1
penilaian.Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu penunjang proses
pembelajaran di sekolah, baik sekolah yang memiliki akreditasi A, B, maupun C.
Sejalan dengan kebijakan pemerintah yang memberikan kewenangan penuh
kepada pihak sekolah atau perguruan tinggi selaku industri jasa untuk
menyelenggarakan layanan pendidikan secara transparan dan akuntabel. Oleh
karena itu, seluruh proses pengadaan serta mengoptimalkan penyediaan,
pendayagunaan, perawatan dan pengendalian sarana dan prasarana pendidikan
pada setiap jenis dan jenjang pendidikan, diperlukan penyesuaian manajemen
sarana dan prasarana.Proses Belajar Mengajar (PBM) atau Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) akan semakin sukses bila ditunjang dengan sarana dan
prasaranan sekolah yang memeadai dan lengkap, sehingga pemerintah punselalu
berupaya untuk terus-menerus melengkapi sarana dan prasarana sekolah bagi
seluruh jenjang tingkatan pendidikan, sehingga kekayaan fisisk negara yang berupa
sarana dan prasarana sekolah sangat besar. (Ary H. Gunawan, 1996:114).
Pada saat ini sangat marak terjadinya pandemi Covid-19 yang menjadi
masalah di seluruh dunia, termasuk dengan Indonesia. Melalui pandemi Covod-19,
banyak terjadi permasalahan disekitar kita, seperti ekonomi, pendidikan, maupun
sosial. Mengenai pendidikan, banyak siswa maupun mahasiswa untuk dirumahkan
dan belajar melalui media daring (online). Metode pembelajaran yang dilakukan
untuk komunikasi guru dengan para siswa juga beragam dan menggunakan
beberapa jenis media, seperti media room meeting, media sosial via chat, via google
classroom, dan berbagai jenis media sebagai penunjang untuk proses belajar
mengajar. Namun, hal ini juga menjadi daras ketika tergantikan dengan
pembelajaran daring maka, jaringan komunikasi antara guru dan peserta didik
adalah kesiapan pada sarana dan prasarana yang menunjang. Mengenai hal tersebut,
banyak guru, siswa, maupun orang tua yang mengelauh tentang pelajaran daring
tersebut, hal tersebut dikarenakan terdapat beberapa masalah, salah satunya yaitu
keterbatasan jaringan internet, biaya kuota, dan teknologi untuk melaksanakan
proses pembelajaran. Hal ini sangat diperhatikan, terutama daerah sekolah pesisir,
yang dimana belum tersentuh dengan adanya teknologi dan jaringan internet yang
sulit. Tidak hanya metode pembelajaran saja, tetapi sarana dan prasarana dalam
protokol kesehatan juga harus disediakan untuk di lingkungan sekolah, seperti
masker, sabun cuci tangan, handsanitizer, cairan pembersih kuman (desinfektan),

2
thermogun, wastafel, dan alat kesehatan dan kebesihan lainnya untuk mencegah
terjadinya virus Covid-19.
Pengelolaan saran dan prasaran agar berfungsi dengan baik, maka
dibutuhkan pengelolaan yang konseptual dan terarah agar mampu mengelola
denganbaik. Jika pengeloaan sarana dan prasaran pendidikan tersebut terpelihara
dengan baik dan jelas kegunaannya, maka peserta didik dapat berjalan dengan
seefisien mungkin karena sarana dan prasarana meruapan aspek terpenting untuk
sekolah. Pada kondisi saat pandemi Covid-19 ini, maka pengeloaan saran dan
prasarana lebih ditekankan lagi terutama dalam lembaga pendidikan (sekolah)
sehingga kepala sekolah dapat membuat perencanaan sarana dan prasarana yang
harus digunakan untuk keperluan sekolah. Keterbatasan sarana dan prasarana di
dalam kondisi Pandemi Covid-19 ini dapat mempengaruhi hasil belajar peserta
didik, sehingga sangat penting untuik menghadirkan konsep kualitas yang secara
uttuh dalam pengelolaan pendidikan di tengah pandemi ini. Oleh karena itu, perlu
adanya kebijakan yang memastikan aksebiilitas dan konsep pendidikan termasuk
infrastruktur yang ideal agar kualitas pendidikan berproses menuju kemajuan
dengan baik dalam kondisi apapun.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja proses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di lembaga
pendidikan?
2. Bagaimana tujuan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan?
3. Apa hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikan?
4. Mengapa diperlukan sebuah manajemen dalam saran dan prasarana di
lembaga pendidikan?
5. Apa saja sarana dan prasarana pendidikan yang harus diperhatikan pada
saat pandemi Covid-19?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pengelolaan sarana dan prasarana di lembaga
pendidikan.
2. Untuk mengetahui tujuan pengelolaan saran dan prasarana

3
3. Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan
sarana dan prasarana pendidikan
4. Untuk mengetahui keperluan manajemen dalam sarana dan prasarana di
lembaga pendidikan
5. Untuk mengetahui sarana dan prasaran pendidikan yang harus diperhatikan
pada saat pandemi Covid-19.

1.4 Manfaat
1. Bagi penulis, sebagai sarana pengetahuan atau pemahaman mengenai
standar pendidikan nasional terutama pada sarana dan prasarana.
2. Bagi guru, sebagai penunjang untuk melengkapi atau pengembangan sarana
dan prasarana dalam lembaga sekolah.
3. Bagi pemerintah, sebagai pengembangan dalam inovasi pendidikan
terutama pada sarana dan prasarana agar pendidikan menjadi lebih maju dan
menghasilkan generasi muda yang unggul.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Proses Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Proses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan pada lembaga pendidikan
pengelolaan sarana dan prasarana pendidikannya yaitu dimulai dari proses
perencanaan sarana dan prasarana pendidikan, penyimpanan, penyaluran,
pemeliharaan, dan rehabilitas. Berikut ini penjelasannya, yaitu:
1. Perncanaan Saranan dan Prasaranan Pendidikan
Dalam perencanaan sarana dan prasarana pendidikan,harus direncanakan
seperti adannya perencanaan pengadaan bangku atau meja belajar untuk
peserta didik, perencanaan membeli buku pelajaran yang baru, perencanaan
memperluas ruangan-ruangan yang terdapat di sekolah, dan perencanaan
membuat lapangan parkir untuk kendaran guru dan siswa. Oleh sebab itu,
sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan oleh siswa dan guru untuk
menunjang proses belajar dan mengajar menjadi lebih baik. Hal ini harus
direncanakan beberapa hari yang lalu dan disepakati oleh kepala sekolah,
wakil sarana dan prasarana, karyawan tata usaha, serta guru-guru yang

4
disampaikan dalam rapat bersama. Dalam lembaga pendidikan sekolah
masing-masing perencanaan dan analisis kebutuhan tersebut disiapkan oleh
bagian perncanaan sarana dan prasaranan dan disusun menjadi daftar usulan
yang kemudian dimasukkan ke dalam daftar ususlan kegiatan yang kemudian
dikirim ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Pengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan semua
keperluan saranan dan prasarana pendidikan. Pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan dapat dilakukan dengan cara membeli, menyewa, dn menerima
hibah dari pihak lain. Mengenai perabotan pengadaan perabotan sekolah,
seperti meja dan kursi dapat dilakukan dengan membeli kepada perusahaan
yang membuat kursi atau meja tersebut. Jika pengadaan berupa alat peraga,
media dan alat-alat praktikum serta alat-alat kantor dalam jumlah yang bnayak
dapat diadakan melalui tender dengan pihak lain, sedangkan jika alat tulis
kantor dengan jumlah yang sedikit dapat dibeli melalui dana taktis. Pada
oengadaan buku sekolah, dapat dilakukan dengan membeli sendiri atau
menerima bantuan dari pemerintah.

3. Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Pengadaan sarana dan prasrana pendidikan dilakukan untuk menjaga
keamanan sarana dan prasarana yang telah dibeli tersebut dengan menyimpan
dengan baik. Kegiatan menyimpan ini, seperti menerima barang, menyimpan
barang, dan mengeluarkan atau mendistribusikan barang-barang tersebut.
Untuk penyimpanan tersebut biasanya menggunakan gudang dan setipa
petigas yang mengelola sarana dan prasarana harus memperhatikan bagimana
lokasi, ketentuan tata letak barang, dan konstruksi bangunan gudang.

4. Penyaluram Sarana dan Prasarana Pendidikan


Sarana dan prasarana pendidikan adalah suatu kegiatan yang menyangkut
pendistribusian atau membagi barang sesuai kebutuhan guru atau siswa untuk
keperluan kegiatan belajar mengajar. Untuk penyaluran sarana prasarana ini
dilakukan atas persetujuan kepala sekolah yang mengatur bagaimana
penyaluran sarana prasarana pendidikan.

5
5. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pemeliharaan sarana dan prasaraa pendidikan merupak kegiatan yang


dilakukan secaa terus menerus untuk menjaga agar barang milik sekolah
tersenut dalam keadaan bak dan siap untuk digunakan. Pemeliharaan sarana
dan prasarana tersebut memiliki perann yag sangat penting katena denga
adanyapmelihaaan yang baik, maka penyelenggaraan penddikan aan berjalan
dengan baik.

6. Rehabilitasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Rehabilitasi merupakan kegiatan untuk memperbaiki barang dari


kerusakan dengan tambal sulam atau penggantian suku cadangnya agar barang
tersebut dapat dipergunakan lagi sehingga mempunyai daya pakai yang lebih
lama.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar


Sarana Dan Prasarana Pendidikan adalah pada pasal 42, yaitu

- Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,


peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,
bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

- Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang
kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidikan, ruang pendidik,
ruang tata usaha, ruangan perpustakaan, ruangan laboratorium, ruang bengkel
kerja, ruangan unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat
berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang
/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur
dan berkelanjutan.

Kemudian pada Pasal 43, yaitu menyatakan bahwa:

6
- Standar keragaman jenis peralatan laboratorium ilmu pengetahuan alam (IPA),
laboratorium bahasa, laboratorium komputer, dan peralatan pembelajaran lain
pada satuan pendidikan dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal
peralatan yang harus tersedia.

- Standar jumlah peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan


dinyatakan dalam rasio minimal jumlah peralatan per serta didik.

- Standar buku perpustakaan dinyatakan dalam jumlah judul dan jenis buku di
perpustakaan satuan pendidikan.

- Standar jumlah buku teks pelajaran diperpustakaan dinyatakan dalam rasio


minimal jumlah buku teks pelajaran untuk masing-masing mata pelajaran di
perpustakaan satuan pendidikan untuk setiap peserta didik.

- Kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan buku teks pelajaran dinilai
oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

- Standar sumber belajar lainnya untuk setiap satuan pendidikan dinyatakan dalam
rasio jumlah sumber belajar terhadap peserta didik sesuai dengan jenis sumber
belajar dan karakteristik satuan pendidikan.

Kemudian pada Pasal 44 menyatakan bahwa:

- Lahan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 42 ayat (2) untuk bangunan
satuan pendidikan, lahan praktek, lahan untuk prasarana penunjang, dan lahan
pertamanan untuk menjadikan satuan pendidikan suatu lingkungan yang secara
ekologis nyaman dan sehat.

- Standar lahan satuan pendidikan dinyatakan dalam rasio luas lahan per serta
didik.

- Standar letak lahan satuan pendidikan mempertimbangkan letak lahan satuan


pendidikan di dalam klaster satuan pendidikan mempertimbangkan letak lahan
satuan pendidikan di dalam klaster satuan pendidikan yang menjadi pengumpan
masukan peserta didik.

7
- Standar letak lahan satuan pendidikan mempertimbangkan jarak tempuh
maksimal yang harus dilalui oleh peserta didik untuk menjangkau satuan
pendidikan tersebut.

- Standar letak lahan satuan pendidikan mempertimbangkan keamanan,


kenyamanan, dan kesehatan lingkungan.

2.2 Tujuan Pengelolaan Sarana Dan Prasarana

Tujuan dari pengelolaan sarana dan prasarana sekolah ini adalh untuk
memberikan layan secara profesional yang berkaitan dengan sarana dan prasarana
pendidikan agar proses pembelajaran bisa berlangsung secara efektif. Jadi, secara
umum tujuan dari sarana dan prasarana pendidikan adalh memberikan pelayanan
secara profesional dibidang sarana dan prasarana pendidikan dalm rangka
terselenggaranya proses pendidikan secara efektik dan efisien. Tujuan ini terdiri
dari sebagai berikut:

1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui


sistem perencanaan dan pengadaan secara hati-hati dan seksama. Oleh karena
itu, manajemen sarana dan prasarana pendidikan diharapkan untuk semua
perlengkapan yang didapat oleh sekolah memiliki kualitas yang tinggi, sesuai
dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efisien.

2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan


efisien.

3. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah sehingga


keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh
personel sekolah.

2.3 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Sarana Dan Prasarana Pendidikan

1. Perencanaan Sarana dan Prasarana

Karena harus terintegrasi dengan rencana pembangunan nasional, regional,


maupun lokal, perncanaan ini merupakan sistem perencanaan yang terpadu
dengan perencanaan pembangunan tersebut, perencanaan kebituhan sarana dan

8
prasarana pendidikan bergantung pada jenis program pendidikan dan tujuan
yang ditetapkan. Program pendidikan yang berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan tenaga kerja akan berbeda dengan program pendidikan yang
berorientasi pada pemerataan kesempatan belajar, dalam hal sarana dan
prasarananya, karena itu dalam perencanaan kebutuhan tersebut tersebut perlu
dikaji sstem internal pendidikan dan aspek eksternalnya seperti masalah
demographi, ekonomi kebijakan-kebijakan yang ada.

2. Pengadaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilakukan dengan


berbagai cara, misalnya untuk pengadaan tanah dilakuakn dengan cara membeli,
menerima hibah, menerima hak pakai, menukar dan sebgainya. Dalam
pengadaan gedung/bangunan dapat dilakukan dengan cara membangun baru,
membeli, menyewa, menerima hibah, atau menukar bangunan. Untuk
pengadaan perlengkapan atau perabot sekolah dapat dilkukan dengan jalan
membeli. Perabot yang akan dibeli dapat berbentuk yang sudah jadi, atau yang
belum jadi. Dalam pengadaan perlengkapan ini juga dapat dilakukan dengan
jalan membuat sendiri atau menerima bantuan dari instansi pemerintah dari luar
Departemen Pendidikan Nasional, badan-badan swasta, masyarakat,
perorangan dan sebagainya. Dalam pengadaan sarana diatas selain perlu
diperhatikan segi kualitas dan kuantitas, juga diperhatikan prosedur atau dasr
hukum yang berlaku, sehingga sarana yang sudah ada tidak menimbulkan
masalah dikemudian hari.

3. Penggunaan atau Pemanfaatan Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Penggunaan atau pemakaian sarana dan prasarana pendidikan disekolah


merupakan tanggungjawab kepala sekolah pada setiap jenjang pendidikan.
Untuk kelancaran kegiatan tersebut, bagi kepala sekolah yang mempunyai
wakil bidang sarana dan prasarana atau petugas yang berhubungan dengan
penanganan saran dan prasarana sekolah diberi tanggung jawab untuk
menyusun jadwal tersebut. yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sarana
dan prasarana adalah:

9
1. Penyusunan jadwal harus dihindari benturan dengan kelompok lainnya

2. Hendaklah kegiatan-kegiatan pokok sekolah merupakan prioritas utama

3.Waktu atau jadwal penggunaan hendaknya diajukan pada awal tahun


pelajaran

4. Penugasan atau penunjukan personil sesuai dengan dengan keahlian pada


bidangnya

5. Penjadwalan dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah, antar


kegiatan intrakulikuler dengan ekstrakulikuler

4. Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Pemeliharaan atau maintenanace merupakan suatu kegiatan yang kontinu


untuk mengusahakan agar sarana dan prasarana pendidikan yang ada tetap
dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan. Pemeliharaan adalah suatu
kegiatan dengan pengadaan biaya yang termasuk dalam keseluruhan anggaran
persekolahan dan diperuntukan bagi kelangsungan “building”, “equipment”,
serta “furniture”, termasuk penyediaan biaya bagi kepentingan perbaikan dan
pemugaran, serta penggantian.

5. Pengawasan Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Pengawasan dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan


prasarana pendidikan itu. Pengawasan harus dilakukan secara objektif artinya
pengawasan itu harus didasarkan pada bukti-bukti yang ada. Apabila dari hasil
pengawasan atau pemeriksaan ternyata terdapat kekurangan-kekurangan, maka
kepala sekolah wajib melakukan tindakantindakan perbaikan dan penyelesaian.
Fungsi kegiatan pengawasan adalah menentukan data-data yang terjadi
penyebab adanya penyimpangan dalam organisasi, data untuk meningkatkan
pengembangan organisasi, dan data mengenai hambatan yang ditemui oleh
seluruh anggota organisasi.

6. Inventarisasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan

10
Inventarisasi adalah pernyataan dan penyusunan daftar barang milik
negara secara sistematis, tertib dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan
pedoman yang berlaku. Melalui inventarisasi perlengkapan pendidikan
diharapakan tercipta ketertiban, penghematan keuangan, mempermudah
pemeliharaan dan pengawasan sarana dan prasarana pendidikan tersebut.

7. Penghapusan Sarana dan Praaana Pendikan

Tujuan penghapusan sarana dan prasarana adalah untuk membebaskan


bendaharawan barang atau pengelola dari pertanggung jawaban administrasi
dan fisik atas barang milik negara yang berada di bawah atau pengurusannya
sesuai dengan ketentuan perundangan-perundangan yang berlaku. proses
penghapusan apabila telah memenuhi atau telah memenuhi salah satu
persyaratan berikut :

1. Dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau


dipergunakan.

2. Perbaikan akan menelan biaya yang besar sehingga akan dapat


memboroskan penggunaan keuangan negara.

3. Secara teknis dan ekonomis kegunaan barang tidak seimbang


dengan besarnya biaya pemeliharaan.

4.Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini atau masa sekarang
atau sudah ketingggalan zaman.

5.Kelebihan persediaan, jika disimpan lebih lama akan bertambah


rusak dan akhirnya tidak dapat dipergunakan lagi.

2.4 Keperluan Manajemen Dalam Sarana Dan Prasarana Di Lembaga Pendidikan


Manajemen sarana dan prasarna harus diadakan dalam proses pendidikan.
Manajemen sarna dan prasarana pendidikan bertugas untuk mengatur dan menjaga
sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memeberikan kontribusi secara optimal
pada jalannya proses belajar dan mengajar. Manajemen sarana dan prasarana
merupakan keseluruhan proses perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, dan

11
pengawasan sarana dan prasarana yang digunakan agar tujuan pendidikan di
sekolah dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Kegiatan manjemen sarana dan
pasarana terdiri dari: 1) Perencanaan kebutuhan, 2) Pengadaan, 3) Pemanfaatan, 4)
Pemeliharaan, dan 5) Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan. (Rohiat,
2008: 26). Berdasarkan kegiatan manjemen diatas, dapat dijelaskan, yaitu sebagai
berikut:

1. Perencanaan kebutuhan
Perencanaan kebutuhan ini dilaksanakan melalui sebuah rapat bersama
pendidik dan tenaga kependidikan, untuk menampung usulan kebutuhan
sarana dan prasarana dengan tetap memperhatikan skala prioritas dan
anggaran sekolah yang tersedia. Dalam perencanaan sarana dan prasarana
pendidikan harus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: (1)
Dalam perencanaan sarana dan prasarana, langkah awal yang harus
dilakukan adalah analisis kebutuhan sarana dan prasarana sekolah dalam
periode tertentu; (2) Analisis kebutuhan sarana dan prasarana diharapkan
dapat melibatkan pendidik dan tenaga kependidikan serta komite sekolah
agar sarana yang akan diadakan nantinya benar-benar sesuai dengan
kebutuhan sekolah; (3) Agar perencanaan sarana dan prasarana sekolah
benar-benar berkaitan erat dengan upaya peningkatan mutu pendidikan,
analisis kebutuhan sarana dikaji kembali oleh Tim Pengembang Sekolah
(TPS) atau Tim Peningkatan Mutu Sekolah (TPMPS); (4) Memperhatikan
skala prioritas dan ketersediaan anggaran sebelum dituangkan Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).

2. Pengadaan Sarana dan Prasarana


Pengadaan sarana dan prasarana di sekolah, dapat dilakukan berbagai
cara, antara lain: 1) Dropping dari pemerintah hal ini merupakan bantuan
yang diberikan permerintah kepada sekolah. Bantuan ini sifatnya terbatas
sehingga pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan disekolah tetap
harus mengusahakan dengan cara lain, 2) Mengadakan sarana dan prasarana
sekolah dengan cara membeli baik secara langsung maupun melalui
pemesanan terlebih dahulu, 3) Meminta sumbangan dari wali murid atau
mengajukan proposal bantuan pengadaan sarana dan prasarana sekolah ke

12
lembagalembaga sosial yang tidak mengikat, 4) Mengadakan perlengkapan
dengan menyewa atau meminjam ketempat lain, 5) mengadakan
perlengkapan dengan cara tukar menukar barang.

3. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana


Dalam pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Dalam pemanfaatan sarana dan
prasarana, kepala sekolah jangan mengatur sendiri, kepala sekolah
hendaknya dibantu oleh wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana,
bendahara barang serta petugas/pengelola sarana sekolah sehingga
mempermudah dalam pengelolaannya, 2) Kepala sekolah dapat
menunjuk/menugaskan pengelola sarana dan prasarana yang sesuai dengan
kemampuan dan atau bidang keilmuan yang diampunya minimal setiap
awal tahun pelajaran, 3) Pendistribusian sarana dan prasarana dilakukan
setiap awal semester kepada masing-masing penanggungjawab sarana dan
prasarana, termasuk wali kelas, 4) Agar sarana dan prasarana yang ada
dapat dimanfaatkan oleh seluruh warga sekolah, khususnya yang masih
tergolong kurang, masing-masing penanggungjawab hendaknya membuat
jadwal terkait pemanfaatan sarana dan prasarana, dan 5) Untuk
pemanfaatan sarana dan prasarana untuk kegiatan pembelajaran, kepala
sekolah dapat memberikan kewenangan sepenuhnya kepada wakil kepala
sekolah bidang kurikulum untuk mengelola sehingga dapat dimanfaatkan
secara maksimal dalam menunjang kegiatan pembelajaran.

4. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan harus
memperhatikan hal berikut ini: 1) Kegiatan pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan perlu dilakukan sebagai upaya memastikan agar
sarana dan prasarana dapat digunakan dengan baik, 2) Sarana dan prasarana
yang tidak terpakai agar dapat terjaga dengan aman, gunakanlah gudang
penyimpanan, 3) Lakukan pengecekan secara berkala untuk mencegah
kerusakan atau kecelakaan yang tidak diinginkan terkait pemanfaatan, 4)
Diharapkan semua warga sekolah dapat terlibat dalam memelihara sarana

13
dan prasarana, terkhusus dengan wali kelas mereka bertanggungjawab
terhadap pemeliharaan sarana yang digunakan di kelas masing-masing.

5. Penghapusan Sarana dan Prasarana


Dalam penghapusan sarana dan prasarana pendidikan harus
memperhatikan hal berikut ini: 1) Dalam penghapusan sarana dan prasarana
diharapkan dapat memperhatikan kriteria penghapusan, diantaranya apabila
sudah dalam kondisi rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau
dipergunakan lagi, perbaikan membutuhkan biaya yang besar sehingga
terjadi pemborosan, kegunaannya tidak seimbang dengan biaya
pemeliharaan, dan hilang atau tidak diketahui keberadaannya, 2) Cara
pemusnahan atau penghapusan sarana dan prasarana sekolah yaitu dengan
cara dilelang untuk barang yang masih bernilai dan dengan cara dihapuskan
untuk barang yang tidak bernilai lagi, 3) Kepala sekolah melalui panitia
penghapusan aset bertanggungjawab terhadap kegiatan penghapusan sarana
dan prasarana pendidikan, 4) Adapun dokumen yang disiapkan dalam
kegiatan pemusnahan sarana dan prasarana yaitu surat keputusan kepala
sekolah tentang penunjukkan panitia penghapusan aset, berita acara
penghapusan aset sekolah, dan dokumentasi saat penghapusan aset.

2.5 Sarana Dan Prasarana Pendidikan Yang Harus Diperhatikan Pada Saat
Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 sangat marak sekali saat ini, banyak sekali lembaga
pendidikan seperti sekolah yang menelenggarkan proses belajar dan mengajar
secara online atau daring. Hal ini diterapkan jika sekolah berada di wilayah yang
zona merah. Untuk sekolah yang tidak berada di zona merah diperbolehkan untuk
melaksanakan Pembelajaran tatap Muka (PTM). Agar PTM ini dapat berjalan
maksimal beberapa sarana dan prasarana sekolah yang wajib dipenuhi oleh satuan
pendidikan.
Berdasarkan Kemenkes, ada enam poin yang harus dipenuhi oleh lembaga
pendidikan apabila ingin melaksanakan pembelajaran tatap muka, yaitu:
 Sanitasi
 Fasilitas kesehatan
 Kesiapan menerapkan wajib masker

14
 Thermo gun
 Pemetaan satuan pendidikan untuk tmengetahui siapa yang mempunyai
komorbid.
 Persetujuan komite sekolah dan orang tua wali
Selain itu, pihak sekolah maupun universitas juga harus menerapkan gerakan 5M
saat pandemi Covid-19, yang merupakan pelengkap dari aksi 3M, yaitu:
 Memakai masker
 Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
 Menjaga jarak
 Menjauhi kerumunan
Standar dan protokol kesehatan di sekolah dibagi menjadi dua zona, yaitu kelas dan
lingkungan sekolah secara umum, serta berlaku untuk semua pihak. Berikut ini
penjelasannya, yaitu:
1. Protokol di lingkungan sekolah

Pemerintah telah menghimbau penerapan aturan wajib memakai masker baik


saat kegiatan belajar maupun saat berada di lingkungan sekolah. Bagi pihak
yang tidak mematuhi protokol tidak diizinkan masuk, termasuk kepala sekolah,
guru, murid, hingga tamu. Selain itu, semua orang yang masuk ke lingkungan
sekolah wajib diperiksa dengan alat ukur suhu tubuh atau thermogun. Setelah
dinilai bebas Covid-19, semua orang harus mencuci tangan atau menggunakan
hand sanitizer yang telah disediakan.

2. Protokol di dalam kelas

Kelas yang akan digunakan wajib disterilkan selama 15 menit untuk kegiatan
penyemprotan desinfektan oleh petugas kelas atau pihak yang ditunjuk sekolah
secara khusus. Sekolah juga wajib menerapkan aturan 18 siswa dalam satu
kelas atau sepertiga dari jumlah siswa. Selain itu, siswa dan guru dilarang
memakai sepatu di dalam kelas, serta wajib menggunakan masker.

Sarana dan prasarana sekolah selama pandemi Covid-19 yang harus diterapkan
agar menjalankan kegiatan belajar secara baik, sekolah harus menyediakan fasilitas
dengan standar sarana dan prasarana yang sesuai denga aturan protokol kesehatan
dari pemrintah, yaitu

15
1. Alat-alat kebersihan dan kesehatan

Sekolah harus menyediakan semua alat-alat kebersihan untuk memastikan


kelas selalu dalam keadaan steril seperti alat pel atau pun vacuum cleaner agar
semua kotoran dapat dibersihkan dengan cepat dan berkala. Sekolah juga wajib
memasang wastafel di berbagai tempat agar siswa dan guru bisa dengan mudah
mencuci tangan. Namun, penyediaan alat kebersihan saja tidaklah cukup.
Sekolah harus menyediakan alat kesehatan selengkap mungkin untuk
mengantisipasi siswa yang jatuh sakit. Soalnya kontak fisik sangat tidak
dianjurkan, sekolah juga mungkin akan membutuhkan APD untuk keadaan
darurat. Selain itu sekolah juga harus memiliki alat cek suhu tubuh atau
thermogun. Semua orang harus diperiksa terlebih dahulu sebelum diizinkan
masuk ke dalam gedung atau lingkungan sekolah.

2. Ruang kelas steril dan sesuai regulasi

Sesuai aturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, semua kelas harus


disterilkan dengan desinfektan sebelum digunakan. Oleh karena itu, sekolah
harus memiliki stok bahan desinfektan beserta alat semprotnya. Sekolah juga
harus menyediakan ruang kelas lebih banyak untuk menjamin tidak ada
penularan Covid-19. Sebab, kuota yang dianjurkan oleh pemerintah adalah
sepertiga siswa per kelas.

3. Loker pribadi dan rak sepatu khusus

Sekolah dianjurkan membuat tempat untuk menyimpan barang pribadi siswa.


Salah satunya adalah fasilitas lemari atau loker. Ini Untuk mengantisipasi pola
penyebaran virus Covid-19 yang masih belum bisa dipastikan. Anjuran lain
yang harus diperhatikan adalah larangan memakai sepatu atau alas kaki di
dalam kelas. Oleh sebab itu, sekolah juga harus menyediakan rak sepatu untuk
para siswa dan guru dengan jumlah yang memadai.

4. Tenaga kesehatan sekolah

Pada umumnya, sekolah di Indonesia tidak memiliki tenaga kesehatan atau


perawat khusus di sekolah. Namun, sekolah harus menyediakan tenaga

16
kesehatan untuk situasi darurat serta untuk kepentingan edukasi. Sekolah tidak
bisa menyerahkan penanganan kesehatan para siswa kepada guru atau staf
sekolah yang tidak memiliki pengalaman medis. Saat ini adalah kondisi di
mana semua tindakan harus dilakukan sesuai standar yang tepat.

5. Platform e-learning untuk siswa

Pengurangan kapasitas kelas hingga 2/3 sangatlah mengganggu kegiatan


belajar mengajar. Siswa harus masuk secara bergantian di setiap sesi belajar.
Ini juga akan menambah beban kerja dari guru kelas yang mengajar siswa.
Pihak sekolah secara mandiri harus menyediakan platform belajar online atau
e-learning untuk siswa. Pemakaian teknologi darurat seperti pada awal
pandemi telah terbukti sangat tidak efektif.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Sarana dan prasarana merupakan sumber daya pendidikan yang sangat penting
untuk dikelola deng baik. Sarana dan prasarana pendidikan ini diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yaitu “Setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan
sarana dan prasarana yang memenuhi yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,
sosial, emosional, dan kewajiban peserta didik”. Sarana dan prasarana ini terdiri
dari: 1) perencanaan sarana dan prasarana pendidikan, 2) pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan, 3) penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan, 4)
penyaluran sarana dan prasarana pendidkan, 5) pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan, 6) rehabilitasi sarana dan prasarana pendidikan. Dalam sarana dan
prasarana pendidikan ini juga diperlukan seorang manjemen yang bertugas
mengatur serta menjaga sarana dan prasarana agar memberikan kontribusi secara
optimal pada jalannya proses belajar dan mengajar. Kemudian pada saat pandemi
Covid-19 seluruh siswa melakukan kegiatan belajar dan mengajar melalui daring

17
(online), namun pada saat melakukan pembelajaran secara tatap muka, hal yang
harus diperlukan yaitu masker, handsanitizer, washtaffel, termo gun, dan alat
protokol kesehatan lannya yang menunjang sarana dan prasarana sekolah pada saat
melaksanakan pelajaran tatap muka (PTM) agar menjadi berjalan lancar.

3.2 Saran
Penulis memberikan saran kepada pembaca agar bisa mengtahui lebih lanjut
mengenai Standar Nasional Pendidikan pada Saana dan Prasarana. Sebagai guru,
pihak sekolah, maupun pemerintah harus memperhatikan sarana dan prasarana
pendidikn secara baik agr mewujudkan sistem pembelajaran menjadi lebih
maksimal sehingga mewujudkan sebuah generasi penerus untuk bangsa dan negara.
Untuk makalah ini, jika merasa ada yang kurang seperti mengenai penjelasan
standar pendidikan nasional pada sarana dan prasarana, mohon dimaafkan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Dewi , R. P., 2020. Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Dalam Meningkatkan


Mutu Pendidikan. Jurnal Manajer Pendidikan, 14(3), pp. 103-108.
Available at:
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/manajerpendidikan/article/view/12915

Gunawan, A. H., 1996. Administrasi Sekolah "Administrasi Pendidikan Mikro".


Jakarta: Rineka Cipta.

Ibrahim, B., 2004. Manajemen perlengkapan sekolah: Teori dan aplikasinya.


Jakarta: Bumi Aksara.

Lunenburg, F. C., 2010. School facilities management. National Forum Of


Educational Administration & Supervision Journal, Volume 27, pp. 1-7.
Available at:
http://www.nationalforum.com/Electronic%20Journal%20Volumes/Lunenburg,%
20Fred%20C.%20School%20Facilities%20Management%20V27%20N4%20201
0.pdf.

Megasari, R., 2014. Peningkatan Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan


Untuk Meningkatan Kualitas Pembelajaran Di Smpn 5 Bukittinggi. Jurnal
Administrasi Pendidikan, 2(1), pp. 637-647.
Available at: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/bahana/article/view/3808

Musa, M. F. & Zarita, A., 2012. Higher education physical assets and facilities.
Journal of Procedia- Social and Behavioral Sciences, Volume 50, pp. 472-478.
Available at:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042812031898?via%3Di
hub

Tanjung, F. Z., Annisa, M. & Ridwan, 2016. Analisis Sarana Dan Prasarana
Sekolah Dasar Berdasarkan Tingkat Akreditasi Di Kota Tarakan. Jurnal
Pendidikan Indonesia, 5(2), pp. 135-136.
Available at: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPI/article/view/8934/0

Wardani, S. D. K. & Trihantoyo, S., 2021. Pengelolaan Sarana Dan Prasarana


Dalam Menunjang Mutu Pembelajaran Peserta Didik Di Masa Pandemi Mutu
Pembelajaran Peserta Didik Di Masa Pandemi. Jurnal Inspirasi Manajemen
Pendidikan, 9(3), pp. 517-518.
Available at: https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/inspirasi-manajemen-
pendidikan/article/view/39957

Anda mungkin juga menyukai