NAMA PESERTA 1. Ni Putu Ayu Indah Wulandari 2. Gusti Ayu Widya Sari
NOMOR URUT PESERTA
004
LOMBA ESAI PENDIDIKAN UKM PRISMA
JEMBRANA 2022 PEMBELAJARAN “BERPESAN” (BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK) SEBAGAI TOMBAK DALAM PERKEMBANGAN PENDIDIKAN INDONESIA ABAD KE-21
Abad ke-21 memang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan yang
berbeda dengan tatanan kehidupan dari abad sebelumnya, hal ini tentunya akan membawa perubahan yang sangat signifikan, salah satunya pada pendidikan di Indonesia. Berbagai macam teknologi dan informasi yang berkembang dan didukung dengan adanya berbagai media serta teknologi yang dapat mendukung pembelajaran dan memotivasi peserta didik dalam belajar. Dengan adanya teknologi yang berkembang dalam pembelajaran ini, peserta didik akan dijamin dalam keterampilan belajar, keterampilan dalam menggunakan media, serta informasi dan inovasi untuk kedepannya sehingga nantinya dapat memiliki potensi dalam bekerja dengan keterampilan yang telah dimilikinya. Selain itu, berkembangnya teknologi dalam pembelajaran juga bertujuan agar pendidikan di Indonesia dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien, serta dapat meningkatkan kualitas Sember Daya Manusia (SDM) nantinya. Oleh karena itu, untuk mencapai pendidikan abad ke-21 ini, guru sangat dituntut untuk mendorong peserta didik dalam melakukan proses belajar secara maksimal. Kemudian, pada pembelajaran abad ke-21 ini perlu menerapkan 4C, yaitu meliputi: kreativitas (creativity), cara berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving), mampu untuk bekerja sama (ability to work collaboratively), keterampilan dalam komunikasi (communication skills) pada peserta didik. Dengan berkembangnya pendidikan di abad ke-21 ini, pasti akan menghasilkan peserta didik yang lebih berkualitas dalam mengasah skill mereka dalam bekerja. Namun, dibalik yang telah dijelaskan sebelumnya meskipun telah memasuki abad ke-21, pendidikan di Indonesia masih menggunakan cara yang tradisional, yaitu menggunakan metode ceramah dalam melakukan proses pembelajaran. Metode ceramah ini sering dilakukan untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bersifat hafalan, sehingga pada proses literasi atau membaca menjadi kurang. Pada materi hafalan ini juga sangat membutuhkan proses dalam berpikir, yang dimana kosa kata yang banyak sehingga dapat membuat peserta didik menjadi cepat melupakan informasi pada materi yang telah dijelaskan sebelumnya namun juga membantu peserta didik untuk dalam membangun konsep walaupun tidak terbangun secara sempurna. Selain itu, keterampilan dalam membaca atau literasi yang rendah dan tidak dilakukan secara bersungguh-sungguh akan menghasilkan proses yang rendah juga, hal ini dapat menghambat peserta didik dalam memperoleh suatu informasi. Untuk mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia pada abad ke-21 tersebut dapat dilaksanakan melalui berbagai metode pembelajaran, salah satunya yaitu melalui pendekatan saintifik. Metode pembelajaran dengan pendekatan saintifik ini memang sangat cocok untuk dikembangkan pada abad ke-21 yang dimana sehubungan dengan berkembangnya teknologi, komunikasi, dan informasi di Indonesia. Pendekatan saintifik (scientific approach) adalah suatu pembelajaran yang memerlukan metode ilmiah serta inkuiri dalam proses pembelajarannya dan sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran bagi peserta didik, terutama dalam pembelajaran sains. Pembelajaran pendekatan saintifik ini memuat tiga ranah hasil belajar, yaitu ranah efektif yang merupakan sikap, ranah kognitif yang merupakan hasil belajar secara intelektual, serta ranah psikomotorik yang merupakan keterampilan. Kemudian pendekatan saintifik ini dilakukan dengan melalui 5M, yaitu M1 (Mengamati), M2 (Menanya), M3 (Mengumpulkan data), M4 (Mengasosiasi), dan M5 (Mengkomunikasikan/Menyaji). Pendekatan saintifik ini dapat meningkatkan proses berpikir yang kritis dan sistematis yang berdasarkan fakta-fakta yang telah diobservasi untuk memperoleh pengetahuan, serta dapat membantu peserta didik dalam pengembangan sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Para guru perlu mengembangkan metode pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai suatu kompetensi, perkembangan kreativitas, rasa ingin tahu, dan kemampuan berpikir pada peserta didik, serta sekaligus meningkatkan potensi peserta didik untuk menjadikan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berguna di masa depan. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam penerapannya harus sesuai dengan 5M yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu sebagai berikut: 1. Mengamati (observing), yaitu peserta didik diajak untuk melihat dan mengamati fenomena yang telah terjadi disekitar atau lingkungan pada proses pembelajaran, kemudian peserta didik juga diajak untuk membaca dan memahami informasi yang telah diamati secara langsung atau melalui bacaan, serta peserta didik juga diajak untuk mendengar dan menyimak materi. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara mengajak peserta didik untuk belajar diluar kelas atau dijelaskan oleh guru melalui berbagai media, seperti penayangan video dengan bimbingan dari guru dan memberikan jeda pada saat penayangan video tersebut pada saat informasi yang penting muncul. 2. Menanya (questioning), yaitu peserta didik dianjurkan untuk mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum diketahui. Setelah mendapatkan informasi penting, peserta didik secara tidak langsung akan berfikir mengenai informasi tersebut sehingga dapat membuat maupun mengajukan pertanyaan sendiri. Kegiatan ini dapat dilakukan melakukan diskusi kelompok. Guru memberikan waktu beberapa menit untuk untuk peserta didik berdiskusi dengan kelompok mereka masing-masing, lalu memberikan tanya jawab kepada peserta didik, kemudian guru atau peserta didik dierbolehkan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Pengajuan pertanyaan ini bertujuan agar dalam membangun konsep, peserta didik agar tidak salah sasaran. Mungkin saja dalam pengajuan pertanyaan ini tidak dijawab secara langsung oleh guru, namun memerlukan data yang harus didapatkan oleh peserta didik. 3. Pengumpulan data (experimenting), yaitu mengumpulkan data atau informasi yang dianggap berguna untuk menentukan hasil data. Kegiatan ini dilakukan dengan peserta didik diajak untuk bertukar informasi antar sesama atau mencari sumber-sumber lain untuk memperoleh informasi. Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab sebelumnya. 4. Mengasosiasi (associating), yaitu menganalisis data untuk menentukan hubungan data dari hasil data tersebut. Kegiatan ini, peserta didik bisa diajak untuk melakukan eksperimen yang menyenangkan agar peserta didik tersebut dapat menganalisis data yang telah didapatkan. Setelah data dianalisis, perserta didik dapat menarik kesimpulan yang nantinya digunakan untuk menjawab pertanyaan yang belum terjawab. 5. Mengkomunikasikan (communication), yaitu menyampaikan hasil konseptual dalam bentuk lisan, tulisan, atau media lainnya. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan hasil yang telah didapatkan melalui berbagai media powerpoint, video, dan media lainnya, kemudian dipresentasikan ke depan kelas secara bergantian. Dalam sesi mengkomunikasikan ini kemungkinan akan timbul pertanyaan lain dari peserta didik, yang nantinya pertanyaan ini dapat kembali didiskusikan. Pembelajaran pendekatan saintifik ini memang membantu untuk menumbuhkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih unggul dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia pada abad ke-21. Jika pendekatan saintifik ini dilakukan secara baik dan dibantu dengan berbagai teknologi dan informasi yang berkembang pesat tentu akan menumbukan keterampilan, cara berpikir kritis, mampu untuk bekerja sama, dan komunikasi sehingga peserta didik memiliki potensi SDM unggulan. Pendidikan pada abad ke-21 yang diwarnai dengan pembelajaran yang didukung berkembangnya teknologi dan informasi memerlukan perubahan pada metode belajar. Pada metode belajar yang dahulu sering digunakan berupa metode ceramah yang dimana mengharuskan peserta didik untuk menghafal. Kemudian pada abad ke-21, metode pendekatan saintifik sangat cocok diterapkan terutama pada pembelajaran sains. Pada metode ini peserta didik diajak untuk membentuk sikap, pengetahuan, serta keterampilannya sehingga peserta didik lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran yang dimana kedepannya, Indonesia akan menghasilkan lulusan-lulusan yang baik dan menjadi SDM unggulan. DAFTAR PUSTAKA
Ardianto & Ernawati, 2021. Implementasi Pendidikan Abad 21 Melalui Scientific
Approach di SMA Negeri 7 Bulukumba. PeTeKa (Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Pembelajaran), 4(1), pp. 14-22. Bermawi, Y. & Fauziah, T., 2016. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar Aceh Besar. Jurnal Pesona Dasar, 2(4), pp. 63-71. Fitrah, A., Yantoro & Hayati, S., 2022. Strategi Guru dalam Pembelajaran Aktif Melalui Pendekatan Saintifik dalam Mewujudkan Pembelajaran Abad 21. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2(2), pp. 13-25. Indriyanti, Mulyasari, E. & Sudarya, Y., 2017. Penerapan Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2(2), pp. 13-25. Mardhiyah, R. H., Aldriani, S. N. F., Chitta, F. & Zulfikar, M. R., 2021. Pentingnya Keterampilan Belajar di Abad 21 sebagai Tuntutan dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia. Lectura: Jurnal Pendidikan, 12(1), pp. 29-40. Wakhidah, N., 2018. Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Calon Guru Madrasah Ibtidaiyah. Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran, 8(1), pp. 150-160. Wiyanto, 2017. Pendekatan Saintifik pada Perkuliahan dengan Sistem E-Learning. Integralistik, 2, pp. 217-229.