Anda di halaman 1dari 31

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PUZZLE TERHADAP

PENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN QUR’AN


HADIS MATERI Qs. AL- ALAQ KELAS 5 MI PSM KEBONAGUNG

Penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Dosen Pengampu

Jerhi Wahyu Fernanda, M.Si

Disusun oleh :

QURROTA A’YUNIN

(22201222)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) KEDIRI

2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia banyak mengalami perubahan dari masa ke masa. Seiring
berkembangnya teknologi seperti pada sekarang ini, banyak memberikan pengaruh pada
pendidikan, baik dari segi positif maupun negatifnya. Pendidikan di Indonesia di atur dalam
UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Untuk dapat
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, di butuhkan tahapan-tahapan yang sesuai dengan
kurikulum yang berlaku. Dalam penerapannya di lingkungan sekolah, di butuhkan model-
model penerapan kurikulum yang sesuai. Dalam proses belajar mengajar ada banyak faktor
yang mempengaruhi salah satunya yaitu kurangnya minat belajar. Hal tersebut membuat siswa
cenderung tidak memperhatikan pembelajaran, tidak senang saat pembelajaran berlangsung,
tidak puas, tidak berpartisipasi dan tidak tertarik mengikuti pembelajaran.1 Oleh karena itu,
dalam penyampaian materi dibutuhkan metode pembelajaran dan media pembelajaran yang
tepat, supaya peserta didik dapat memahami materi yang disampaikan.

Media pembelajaran merupakan unsur yang penting dalam proses pembelajaran.


Media pembelajaran merupakan sumber belajar yang dapat membantu guru dalam
memperkaya wawasan siswa, dengan berbagai jenis media pembelajaran oleh guru maka
dapat menjadi bahan dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa2 Pemanfaatan
media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan
motivasi dan merangsangan kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara psikologis
kepada siswa3.Selain itu, media pembelajaran yang tepat juga dapat meningkatkan motivasi
belajar dan hasil belajar pada diri peserta didik. Menurut J Santrock, motivasi adalah proses
memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku, artinya perilaku yang memiliki motivasi
adalah perilaku yang terarah dan bertahan lama.4 Menurut Muljiono, motivasi belajar adalah
sebagai kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar atau dorongan mental yang

1
Ermawati Ermawati, Fatimah Fatimah, and Agus Hadi Utama, ‘Pengembangan Media Pembelajaran Puzzle Pai
Untuk Meningkatkan Minat Siswa Sd Kelas Iv’, Journal of Instructional Technology, 2.2 (2022), 62
2
Dion Permana and Alfurqon, ‘Analisis Penggunaan Media Puzzle Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam’, An-Nuha: Jurnal Pendidikan Islam, 3.1 (2023), 40–52.
3
Andrizal Hiola and Alwina K. Harun, ‘Penggunaan Media Puzzle Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Rukun Iman Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti’, Al-Muhtarif: Jurnal
Pendidikan Agama Islam, 1.1 (2022), 69–81
4
J Santrock, “Psikologi pendidikan” (Jakarta: Kencana Media Grup, 2009),h.45

2
menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia (perilaku belajar)5. Dapat disimpulkan,
bahwa motivasi belajar merupakan kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar
dengan sungguh-sungguh yang membentuk cara belajar secara sistematis sesuai dengan minat
peserta didik. Motivasi belajar pada siswa juga dapat di pengaruhi oleh perkembangan
teknologi.

Pada perkembangan teknologi sekarang ini, banyak media pembelajaran yang


menggunakan berbagai aplikasi seperti, quizziz, kahoot, dan flash card yang terkadang peserta
didik tidak menggunakannya dengan baik, di sisi lain, mereka kebanyakan mengunakan
teknologi semaunya. Faktor lainnya jika di sekolah tersebut tidak di perbolehkan menggunakan
gadget, kemungkinan besar tugas yang diberikan melalui aplikasi dikerjakan di rumah. Akan
tetapi, pada saat mereka mengerjakan tugas, tidak dikerjakan dengan sendirinya, melainkan
dengan bantuan orang lain. Selain metode pembelajaran menggunakan aplikasi, guru juga
dapat menggunakan metode konvensional seperti puzzle. Puzzle adalah suatu gambar yang
dibagi menjadi potongan-potongan yang bertujuan untuk mengasah daya pikir, melatih
kesabaran, dan membiasakan kemampuan berbagi.

Media puzzle disebut sebagai permainan edukasi karena tidak hanya untuk bermain
tetapi juga memiliki kelebihan diantaranya: mengasah otak, melatih antara kecepatan pikiran
dan tangan, melatih konsentrasi, dan melatih anak berpikir sistematis (menggunakan otak
kiri)6. Media puzzle yang dipilih sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan di kelas V pada
pembelajaran al-Qur’an Hadis materi tentang hafalan Qs. al- Alaq 1-19 dalam Al-Quran.
Selain itu, di harapkan peserta didik dapat meningkatkan motivasi belajar, juga dapat
meningkatkan hasil belajar. Media pembelajaran puzzle lebih mudah di terima oleh peserta
didik selain dari model pembelajarannya yang sederhana, juga dapat mempermudah membantu
peserta didik dalam meghafal materi. Dengan penjabaran tersebut, peneliti berusaha
mengadakan penelitian tentang metode pembelajaran yang tepat yang dapat digunakan dalam
pembelajaran al-Qur’an Hadis dengan menggunakan metode puzzle.

5
Karina Ayu Lestari and Nailul Fauziah, ‘Hubungan Antara Konformitas Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa
Di Sma Muhammadiyah Kudus’, Jurnal EMPATI, 5.4 (2017), 717–20
6
Ahlun Naja, ‘Manajemen Pembelajaran Penggunaan Media Puzzle Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam Kelas V Di Sekolah Dasar’, Prosiding Seminar Nasional, ISBN : 978-602-53231-3-3, 2019, 473.

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjabaran dari konteks penelitian diatas dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh motivasi belajar siswa dalam menghafal Qs. al-Alaq : 1-19 sesudah
menggunakan media pembelajaran puzzle dalam mata pelajaran al-Qur’an Hadis kelas V
MI PSM Kebonagung?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan siswa dalam menghafal Qs. al- Alaq :1-19 dengan
menggunakan media pembelajaran puzzle dalam mata pelajaran al-Qur’an Hadis kelas V
MI PSM Kebonagung?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa dalam menghafal Qs. al-Alaq : 1-19
sesudah menggunakan media pembelajaran puzzle dalam mata pelajaran al-Qur’an Hadis
kelas V MI PSM Kebonagung.
2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menghafal Qs. al- Alaq :1-19
dengan menggunakan media pembelajaran puzzle dalam mata pelajaran al-Qur’an Hadis
kelas V MI PSM Kebonagung.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi mengenai metode pembelajaran
dengan menggunakan media puzzle yang efektif untuk meningkatkan kualitas belajar
peserta didik.
2. Secara Praktis
a. Sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai metode
pembelajaran dengan menggunakan media puzzle yang dapat dipergunakan sebagai
metode pembelajaran yang di terapkan disekolah sebagai upaya meningkatkan
motivasi serta kualitas belajar pada peserta didik.
b. Guru, metode pembelajaran menggunakan media puzzle ini bisa dipakai oleh seluruh
guru supaya menambah wawasan dan pengetahuan yang dapat dipakai dalam
meningkatkan efektifitas pembelajaran pada saat memberikan materi pelajaran.
c. Siswa, melalui penerapan metode pembelajaran menggunakan media puzzle, peserta
didik dapat lebih mudah dalam menerima materi pembelajaran Qur’an Hadis dan dapat
4
memahami materi yang di sampaikan oleh pendidik, menciptakan anak supaya dapat
berkonsentrasi, berpikir kritis serta tumbuh dalam dirinya motivasi untuk belajar lebih
baik lagi.
d. Peneliti, dapat dijadikan tambahan wawasan ilmu pengetahuan mengenai macam-
macam metode pembelajaran supaya dapat dijadikan pembelajaran pada masa
sekarang maupun masa yang akan datang.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai studi kasus yang sama telah dilakukan oleh peneliti-peneliti
terdahulu diantaranya:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Arifudin, Syibli Maufur, dan Farida pada 2018
dengan jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Penerapan Alat Peraga Puzzle dengan
Menggunakan Metode Demonstrasi Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran
Matematika di SD/MI”7.Dalam penelitian ini terbukti bahwa hasil belajar siswa meningkat
karena pengaruh media puzzle sebagai alat peraga dalam proses pembelajaran. Selain itu
media puzzle dapat mendorong motivasi belajar dalam diri siwa dan memudahkan
memahami materi ajar yang disampaikan oleh pendidik.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Humairoh, Ahmad Izza Muttaqin, dan Nasrodin pada
2021 dengan jurnalnya yang berjudul “Implementasi Media Pembelajaran Puzzle Pada Mata
Pelajaran PAI Materi Khulafaur Ar-Rasyidin Kelas VII SMP Darussyafa’ah Setail Genteng
“8. Dalam penelitian ini sebelum dan sesudah dijelaskan, bahwa penelitian sebelum
menggunakan media puzzle tingkat pemahamannya sangat cukup. Ternyata setelah
menggunakan media puzzle yang sudah di terapkan di kelas VII SMP Darussyafa’ah Setail
Genteng terdapat peningkatan yang signifikan mempengaruhi hasil belajar siswa.
3. Pada penelitian yang dilakukan oleh Kholis Anjaleka pada Oktober 2021 dengan jurnalnya
yang berjudul “Penggunaan Puzzle Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas 4
SD Pada Mata Pelajaran PAI”9. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa penggunaan media
pembelajaran puzzle dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI
dan membuat siswa berpikir kreatif.

7
Ahmad Arifuddin, Syibli Maufur, and Farida Farida, ‘Pengaruh Penerapan Alat Peraga Puzzle Dengan
Menggunakan Metode Demonstrasi Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Di SD/MI’,
Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 2.1 (2018).
8
Siti Humairoh Ahmad Izza Muttaqin, Nasrodin, ‘Implementasi Media Pembelajaran Puzzle Pada Mata Pelajaran
PAI Materi Khulafaur Ar-Rasyidin Kelas VII SMP Darussyafa’ah Setail Genteng’, Ar-Risalah, XIX (2021).
9
Kholis Anjaleka, ‘Penggunaan Puzzle Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas 4 Sd Pada Mata
Pelajaran Pai’, ELEMENTARY: Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar, 1.4 (2021), 114–19.

5
4. Pada penelitan yang dilakukan oleh Emawati, Fatimah, dan Agus Hadi Utama pada Juli
2021 dengan jurnalnya yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Puzzle PAI
Untuk Meningkatkan Minat Siswa SD Kelas IV “10.Dalam penelitian ini sebelum dan
sesudahnya dijelaskan sebelum penggunaan media puzzle siswa kesulitan dalam memahami
materi yang disampaikan. Penelitian setelahnya menjelaskan bahwa pengembangan media
pembelajaran puzzle pada mata pelajaran PAI kelas IV mengenal malaikat dan tugasnya
mampu meningkatkan minat belajar siswa, sehingga berpengaruh juga pada hasil belajar
siswa.
5. Pada penelitian yang dilakukan oleh Andrizal Hiola, dan Alwina K. Harun pada Desember
2022 dengan jurnalnya yang berjudul “Penggunaan Media Puzzle Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Rukun Iman Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan
Budi Pekerti “11. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa media puzzle dapat meningkatkan
hasil belajar secara klasikal, dan berpengaruh pada motivasi belajar siswa.

10
Ermawati, Fatimah, and Utama.
11
Hiola and Harun.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode Pembelajaran

Istilah metode berasal dari bahasa Yunani “methods” yang berarti cara atau
jalan. Metode secara umum dapat diartikan cara melakukan sesuatu. Dalam
kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran diperlukan oleh pendidik untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang ingin di capai setelah pembelajaran berakhir.
Menurut Djamarah SB, metode pembelajaran adalah suatu cara yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.12

Metode pembelajaran merupakan bagian dan strategi intruksional, metode


pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi
contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu.13 Dapat
disimpulkan metode pembelajaran adalah cara atau tahapan yang digunakan dalam
interaksi antara peserta didik dan pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan sesuai dengan materi dan mekanisme metode pembelajaran.

2. Macam-Macam Metode Pendidikan


Secara teoritis metode pembelajaran di bagi menjadi dua golongan, yaitu
metode pembelajaran dalam kelas dan metode pembelajaran luar kelas. Banyaknya
metode pembelajaran yang ada, pada hal ini peneliti menyajikan metode-metode
yang dapat di gunakan dalam pembelajaran al-Qur’an Hadis MI PSM kebonagung.
Metode-metode tersebut antara lain:
a. Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah merupakan metode yang digunakan
dalam menyampaikan materi pelajaran dengan penuturan lisan. Menurut M
Basyyirudin Usman, metode ceramah adalah teknik penyampain pesan
pengajaran yang sudah lazim disampaikan oleh para guru di sekolah, ceramah

12
Oktarina Puspita Wardani Muhammad afandi, Evi Chamalah, Model Dan Metode Pembelajaran Di Sekolah,
Computer Physics Communications, 2013.
13
Nuraiha Nuraiha, ‘Pelaksanaan Metode Pengajaran Variatif Pada Pembelajaran Al Quran MAN 1 Tanjung
Jabung Timur Kabupaten Tanjab Timur’, Jurnal Literasiologi, 4.1 (2020), 40–50 .

7
diartikan penyampaian pesan secara lisan.14 Metode ceramah dapat diartikan
kegiatan yang diberikan kepada siswa untuk memberikan informasi, atau materi
kepada peserta didik.
b. Metode Diskusi
Metode Diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana
guru memberikan kesempatan kepada siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk
mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat dari peserta
didik mengenai materi yang di bahas, membuat kesimpulan atau menyusun
berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.15
c. Metode Demostrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan
menerangkan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses situasi atau
benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang
sering disertai dengan penjelasan lisan. Metode demostrasi sering berhubungan
dengan media pembelajaran yang digunakan sebagai sarana dalam
mempermudah dalam penyampaikan materi ajar.
B. Media Puzzle
1. Media Puzzle
Media adalah alat, bahan, metode atau teknik yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran, dengan tujuan untuk meningkatkan intensitas interaksi yang
komunikatif dan edukatif antara guru dan peserta didik berlangsung secara
berdayaguna dan tepat guna. Menurut Sudjana dan Rivai, media pembelajaran
adalah alat atau wahana yang digunakan pendidikan dalam proses pembelajaran
untuk membantu menyampaikan pesan pembelajaran16. Media pembelajaran dapat
dimaknai lebih luas dari alat peraga, alat bantu mengajar, media audio visual.
Dalam pembelajaran terdapat media belajar dan sumber belajar.Manfaat Media
pembelajaran merupakan segala sumber daya yang dapat digunakan untuk
menyampaikan ajar pesan atau materi pembelajaran dan dapat merangsang
membangkitkan semangat dan kemauan siswa untuk belajar.17

14
Syahraini Tambak, ‘Metode Ceramah Dalam Pemebalajaran PAI’, Jurnal Tarbiyah, 21.2 (2014), 375–401.
15
Nuraiha,h.46
16
Pupung Rahayu Noviati, ‘Penerapan Media Puzzle Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas
III SDN 2 Paseh Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang’, Golden Age: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1.1
(2017), 47–57.
17
Ahmad Izza Muttaqin, Nasrodin,h.298

8
Dalam upaya guru membangkitkan semangat dan kemampuan siswa dalam
belajarnya, salah satunya menggunakan media puzzle. Puzzle adalah suatau gambar
yang berbentuk potongan-potongan yang bertujuan untuk mengasah daya pikir,
melatih kesabaran, dan membiasakan kemampuan berbagi. Menurut Patmonodewa,
kata Kata puzzle dari Bahas Inggris yang berarti teka-teki atau bongkar pasang,
media puzzle merupakan media sederhana yng dimainkan secara bongkar pasang18.
Menurut Tantri, puzzle dapat membuat siswa menjadi lebih semangat dalam
mengikuti pembelajaran karena puzzle termasuk alat permainan edukatif
(APE).APE dirancang untuk mengembangkan kemampuan anak belajar sejumlah
keterampilan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.19Dapat di
simpulkan bahwa media pembelajaran puzzle adalah salah satu media pembelajaran
yang dapat membuat siswa terampil , berpikir kritis, serta mengasah kesabaran.
2. Fungsi Media Puzzle
Dalam media pembelajaran banyak sekali kelebihan-kelebihan yang
dimiliki disetiap media yang digunakan pendidik dan berpengaruh pada peserta
didik. Media puzzle memiliki fungsi dalam proses pembelajaran, menurut Rosdjati
fungsi media puzzle diantaranya adalah20:
a. Melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran.
b. Melatih koordinasi mata dan tangan.
c. Memperkuat daya ingat.
d. Mengenalkan anak pada konsep hubungan.
e. Dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih anak untuk berpikir matematis
(menggunakan otak kiri).
C. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi adalah dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang secara
sadar maupun tidak sadar untuk melakukan tindakan tertentu untuk mencapai
sebuah tujuan. Menurut Hamalik motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri
pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan atau reaksi untuk

18
Hiola and Harun,h.71
19
Arifuddin, Maufur, and Farida.
20
Noviati.

9
mencapai tujuan.21Motivasi dalam diri seseorang dapat mempengaruhi hasil
belajar, jika motivasi dalam diri seseorang tinggi, maka dorongan seseorang untuk
belajar akan lebih besar juga.

Belajar merupakan proses setiap individu mendapatkan perubahan tingkah


laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Menurut
Dimyati dan Mujiono , siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya.
Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita, kekuatan
mental tersebut dapat tergolong kekuatan rendah atau tinggi. Kekuatan mental
tersebut menciptakan motivasi dalam diri seseorang untuk melakukan suatu hal.
Motivasi terbagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik, dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi intrinsik adalah dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk
melakukan suatau hal dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi intrinsik mencakup
dalam situasi belajar yang bersumber dari keinginan,kemampuan, tujuan, dan cita-
cita setiap individu. Motivasi Ekstrinsik adalah dorngan yang timbul dari luar yang
menjadi faktor tercapainya tujuan belajar. Motivasi ekstrisik sangat diperlukan,
karena dukungan dari luar akan memberikan pengaruh yang besar dalam proses
pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran.Dapat disimpulkan motivasi
belajar merupakan dorongan atau kemauan yang timbul dalam diri seseorang untuk
melakukan perubahan baik pengetahuan, keterampilan, sikap maupun tujuan yang
di inginkan. Motivasi belajar sangat penting, baik bagi pendidik maupun peserta
didik.

2. Manfaat Motivasi belajar


Motivasi belajar banyak memberikan manfaat dalam proses pembelajaran.
Menurut Dimyati dan Muljiono motivasi belajar bermanfaat bagi pendidik maupun
peserta didik diantaranya:22
a. Bagi Pendidik
1.) Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat belajar siswa
untuk belajar sampai berhasil.

21
Ayu Desy N. Endah Lulup T P. dan Suharsono Naswan, ‘Pengaruh Motivasi Belajar Dan Aktivitas Belajar
Spiritual Hasil Belajar Akuntansi’, Jurnal Ekonomi, 4.1 (2014), 4.
22
Ayu Desy N. Endah Lulup T P. dan Suharsono Naswan.

10
2.) Motivasi di kelas bermacam ragam, ada yang acuh tak acuh, ada yang
memusatkan perhatian, dan ada yang bermain disamping yang bersemangat
untuk belajar
3.) Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara
bermacam-macam peran seperti sebagai penasehat, fasilitator, instruktur,
teman diskusi, penyemangat, pemberian hadiah atau guru pendidik.
4.) Memberi peluang guru untuk unjuk kerja rekayasa pedagogis.
b. Bagi Peserta Didik
1.) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir.
2.) Menginformasikan tentang kekuatan usia belajar, bila dibandingkan dengan
teman sebaya.
3.) Mengarahkan kegiatan belajar.
4.) Membesarkan semangat belajar.
5.) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja
(diselanya adalah istirahat dan bermain) yang berkesinambungan, individu
dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat
berhasil.

Dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar menjadi penggerak dalam diri


seseorang untuk melakukan kegiatan belajar guna menambah pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman.

D. Qur’an hadis

Secara bahasa al-qur’an merupakan bentuk masdar (kata benda) dari kata kerja
Qoroa yang bermakna membaca atau bacaan. Secara istilah al-Qur’an merupakan
wahyu Allah SWT. yang diturunkan kepada Rasul-Nya secara mutawwatir, dan
berangsur dan membacanya adalah ibadah. Al-Qur’an adalah pedoman hidup sepanjang
hayat, di dunia bermanfaat di akhirat menjadi penyelamat. Al-Qur’an juga merupakan
petunjuk bagi manusia dalam menjalankan kehidupan di dunia, yang menjadi sumber
hukum dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan
keimanan23.Seperti iman kepada Allah, hari akhir dan lain. Masalah ini dibahas secara
khusus dalam ilmu tauhid atau aqo’id, atau ilmu kalam atau teologi.

23
Abdul Latif, ‘Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum Utama’, Hukum Dan Keadilan, 4 (2017), 62–74.

11
Secara etimologis hadis berarti komunikasi, cerita, percakapan, baik dalam
konteks agama atau duniawi, atau dalam konteks sejarah atau peristiwa dan kejadian
aktual. Secara istilah hadis adalah sesuatu yang disandarkan pada Rasulullah SAW
.baik berupa perkataan (qauly), perbuatan (fi’ly), ketetapan (qaula), dan ketetapan
(taqiri). Dengan pengertian tersebut ulama hadis menyamakan hadis dengan sunnah.24

Mata pelajaran al-Qur’an hadis adalah bagian dari mata pelajaran pendidikan
agama islam yang memberikan pendidikan untuk memahami dan mengamalkan al-
Qur’an sehingga mampu membaca dengan fasih, menerjemahkan, menyimpulkan isi
al-Qur’an , menyalin dan menghafal ayat-ayat al-Qur’an serta memahami dan
mengamalkan hadis-hadis pilihan sebagai pendalaman dan perluasan bahan kajian. Al-
Qur’an hadis merupakan pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui hal yang
berkaitan dengan tauhid, akidah, maupun muamalah.

E. Qs. al-Alaq
1. Asbabun Nuzul Qs. al-Alaq

Surah al-Alaq merupakan surah yang pertama kali diturunkan oleh Allah
SWT.yang merupakan wahyu pertama Nabi Muhammad SAW. dimana beliau
sedang berhalwat di Gua Hira, pada suatu saat, datanglah malaikat Jibril dan
memerintahkan agar beliau membaca, tapi beliau tidak bisa membaca, kemudian
malaikat kembali berkata, “bacalah!” beliau menjawab, “ aku tidak pandai
membaca “ setelah tiga kali beliau menjawab seperti itu, kemudian malaikat
membacakan Q.S.Al-Alaq ayat 1 – 5. Surah al-‘Alaq adalah surah yang ke 96, yaitu
setelah surah at-Tīn dan sebelum surah al-Qadr. Surah al-Alaq turun pada 17
Ramadan di Makkah maka disebut surah Makkiyyah. Dinamakan al-‘Alaq karena
diambil dari ayat kedua. Al-‘Alaq artinya segumpal darah.

2. Kandungan Qs. al-Alaq


Pada ayat 1-5 berisi tentang perintah untuk membaca, dalam hal ini manusia di
perintahkan untuk mempelajari ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan.
Mempelajari ilmu akan menambah keimanan kita kepada Allah SWT.dan menjadi
tebal keimanannya serta kita mengenal hakikat penciptaan manusia.

24
Serly Aruan, ‘Pengertian Hadis Dan Kegunaanya Dalam Islam’, Academia.Edu, 2012, 1–17.

12
Ayat selanjutnya berisi peringatan kepada Abu Jahal yang pernah melarang
Nabi Muhammad Saw. untuk melaksanakan shalat, bahkan Abu Jahal mengancam
untuk menginjak leher dan membenamkan wajah Nabi Muhammad Saw. ke tanah
apabila dia mendapati Rasulullah Saw. shalat. Namun kenyataannya setelah Abu
Jahal melihat Nabi Muhammad Saw. sedang shalat, ia mundur tidak bisa mendekati
Rasulullah Saw. apalagi sampai menginjak leher dan membenamkan wajahnya.
Karena dia merasa ada parit dari api yang menakutkan dan menyala-nyala. Manusia
sering lupa akan nikmat Allah SWT. karena merasa dirinya mampu dan
berkecukupan. Pada ayat terakhir mengandung larangan untuk mengikuti perilaku
orang jahat dan berisi perintah untuk mendekatkan diri dan beribadah kepada Allah
Swt.
F. Kerangka Berpikir

Bagian terpenting dalam diri bangsa terletak pada generasi muda yaitu pada
kualitas pendidikannya. Mutu pendidikan yang baik dan implementasinya, akan
mendukung tercapainya tujuan pendidikan nasional. Pada zaman sekarang ini
perkembangan teknologi berpengaruh pada berbagai sector kehidupan, salah satunya
pada bidang pandidikan. Cara yang dapat dilakukan pada sekarang ini dalam
mendukung tercapai tujuan pendidikan nasional adalah memanfaatkan perkembangan
teknologi dan ilmu pengetahuan dalam proses pembelajaran .

Namun, pada saat ini di Indonesia banyak mengalami berbagai macam


permasalahan, salah satunya adalah pada mutu pendidikannya seperti mutu guru dalam
hal penyampaian materi ajar. Proses pembelajaran dapat berjalan baik dan mudah di
terima oleh peserta didik karena didukung oleh cara penyampaian materi oleh guru.
Dalam proses penyampaiannya dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang dapat
menyampaikan informasi untuk dapat di terima dengan baik oleh peserta didik. Alat
bantu tersebut disebut dengan media pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan hal terpenting yang mendukung proses


pembelajaran, selain memudahkan siswa dalam menerima materi dari guru, juga dapat
mempengaruhi motivasi belajar dan peningkatan hasil belajar dalam diri peserta didik.
Adanya perkembangan teknologi dan informasi mengalami banyak perubahan yang
begitu pesat dalam bidang pendidikan. Banyak guru yang menggunakan media
pembelajaran menggunakan aplikasi seperti kahoot, quizziz, dan flash card dalam

13
menyampaikan materinya terkadang tidak dimanfaatkan dengan baik oleh peserta
didik, mereka lebih menggunakan teknologi semaunya. Sebagai ganti dalam penerapan
media aplikasi dalam pembelajaran , guru juga dapat menerapkan media konvensioanal
seperti penggunaan media puzzle. Dalam hal ini, media puzzle di harapkan mampu
meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik dengan baik.

G. Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah


penelitian, belum termasuk jawaban yang empirik dengan data.

1. Ha : Terdapat pegaruh yang signifikan pada motivasi belajar siswa dalam


menghafal Qs. al-Alaq : 1-19 sesudah menggunakan media
pembelajaran puzzle dalam mata pelajaran al-Qur’an Hadis kelas V
MI PSM Kebonagung.
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan pada motivasi belajar siswa dalam
menghafal Qs. al-Alaq : 1-19 sesudah menggunakan media
pembelajaran puzzle dalam mata pelajaran al-Qur’an Hadis kelas V
MI PSM Kebonagung.
2. Ha : Terdapat peningkatan yang signifikan dalam menghafal Qs. al- Alaq
:1-19 dengan menggunakan media pembelajaran puzzle dalam mata
pelajaran al-Qur’an Hadis kelas V MI PSM Kebonagung.
Ho : Tidak ada peningkatan yang signifikan dalam menghafal Qs. al- Alaq
:1-19 dengan menggunakan media pembelajaran puzzle dalam mata
pelajaran al-Qur’an Hadis kelas V MI PSM Kebonagung.

14
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
1. Pendekatan penelitian

Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian


kuantitatif adalah metode-metode yang digunakan untuk menguji teori-teori
tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variable. Variabel tersebut diukur
dengan menggunakan instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari angka
dapat dihitung dan dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik25. Pendekatan
kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta,menunjukkan
hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik, dan menafsirkan hasilnya.

Pendekatan penelitian ini berasal dari kerangka teori dan gagasan para ahli
mengenai metode pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan motivasi belajar
pada peserta didik. Menurut Brophy, ciri pelajaran efektif yang dilakukan guru
adalah membawa perhatian siswa pada materi pengajaran, menyediakan waktu
yang cukup bagi siswa untuk memehami materi,menguasai materi dan kemampuan
yang diperlukan dalam pengajaran, serta selalu memonitor perkembangan proses
pembelajaran26. Dalam hal ini, belajar yang efektif dapat diwujudkan dengan
menggunakan metode pembelajaran puzzle yang dapat mengasah perkembangan
kognitif, melatih kesabaran, serta melatih peserta didik untuk berpikir kritis. Selain
itu, perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan juga berpengaruh pada minat
belajar peserta didik. Melihat kondisi pada siswa kelas V MI PSM Kebonagung
yang masih kurang dalam minat belajarnya, maka peneliti mencoba menerapkan
metode pembelajaran dengan puzzle diharapkan dapat meningkatkan motivasi
belajar pada diri peserta didik.

25
Adhi Kusumastuti, Ahmad Mustamil Khoiron,Taofan Ali ahmadi”Metode Penelitian Kuantitatif”,
(Sleman:Depublish,2012),h.2
26
Evi Nur Ngaeni and Abdul Aziz Saefudin, ‘Menciptakan Pembelajaran Matematika Yang Efektif Dalam
Pemecahan Masalah Matematika Dengan Model Pembelajaran Problem Posing’, AKSIOMA: Jurnal Program
Studi Pendidikan Matematika, 6.2 (2017), 264 .

15
2. Jenis Penelitian
Berdasarkan jenis permasalahan yang ada dalam judul , penelitian ini termasuk
dalam jenis penelitian kuantitatif eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode
penelitian yang dilakukan dengan memanipulasi data terlebih dahulu melalui
perlakuan tertentu agar pada langkah selanjutnya dapat diamati data yang akan
datang. Pada penelitian ini masuk kedalam bentuk penelitian eksperimen Pre-
Experimental Design dengan bentuk Quasi Experiment, yaitu rancangan penelitian
yang meliputi hanya satu kelompok atau satu kelas yang diberikan perlakuan
dengan adanya kelompok yang mendapatkan perlakuan dan kelompok lain yang
tidak mendapatkan perlakuan. Dalam hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Dengan adanya kelompok
kontrol, maka akibat perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen dapat
diketahui secara pasti hasilnya .27
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan satu kelas, yang akan dibagi menjadi
dua kelompok, kelompok pertama sebagai kelompok eksperimen dan kelompok
kedua sebagai kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen, peneliti
menggunakan media pembelajaran puzzle sebagai perlakuan, sedangkan kelompok
kontrol tidak menggunakan media pembelajaran puzzle. Berikut desain jenis
penelitian Quasi Experiment pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Rancangan Quasi Experiment
Kelompok Pre test Treatment Post test
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4

Keterangan :

O1 dan O3 : pretest yang dilakukan pada dua kelompok dan diobservasi untuk

Mengetahui nilai awal kontrol.

O2 : hasil dari perlakuan eksperimen metode pembelajaran puzzle pada

kelompok eksperimen

27
M. S. Effendi, ‘Desain Eksperimental Dalam Penelitian Pendidikan’, Jurnal Perspektif Pendidikan, 2013,
h.98.

16
O4 : hasil dari penggunaan metode pembelajaran puzzle tanpa adanya

Perlakuan pada kelompok kontrol.

X : Pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen dengan

menggunakan metode pembelajaran puzzle.

Kelompok Kontrol Kelompok


Eksperimen

Pre test

Tidak menggunakan Menggunakan media


media pembelajaran pembelajaran puzzle
puzzle

Post tes

Uji Hipotesis

17
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian kuantitatif adalah subyek atau objek yang


mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang digunakan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.28 Dapat disimpulkan, populasi
bukan hanya orang tetapi benda-benda alam yang lain. Populasi bukan sekedar
jumlah yang terdapat pada subyek maupun obyek yang diteliti. Untuk memudahkan
dalam melakukan penelitian, populasi yang ada tidak semua diteliti, melainkan
populasi tersebut ditarik sebagian untuk dijadikan sampel. Populasi pada penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas V di MI PSM Kebonagung yang berjumlah 34 anak.

2. Sampel
Menurut Sugiyono, sampel adalah sebagai bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi, yang diukur melalui statistik atau
berdasar pada estimasi penelitian guna menentukan besarnya sampel yang diambil
dalam melaksanakan penelitian suatu objek.29 Sampel adalah kelompok kecil yang
secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulannya. Sampel yang diteliti sacara nyata
harus reprehensif dalam artian mewakili populasi baik karakteristik maupun
jumlahnya.30 Sampel pada penelitian ini diambil dari seluruh siswa kelas V MI
PSM Kebonagung, yang berjumlah 34 orang siswa, yang terbagi menjadi 17 anak
menjadi kelompok kontrol, dan 17 anak lainya menjadi kelompok eksperimen.
C. Variabel

Variabel dalam penelitian merupakan suatu besaran yang dapat diubah atau
berubah yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Menurut Hatch dan Farhady,
variabel merupakan atribut seseorang, atau objek yang mempunyai variasi antara satu
orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. Menurut Kidder,
variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan
darinya.31 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel merupakan suatu
atribut atau sifat atau nilai dari seseorang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi

28
Ibid,h.21
29
Sugiyono,Metode Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,(Bandung:Alfabeta,2009),h.36
30
Nana Syodih Sukmadina, Metode Penelitian Pendidikan,( Bandung: PT. Remaja Rosydakarya,2012),h.252
31
Nikmatur Ridha, ‘Proses Penelitian, Masalah, Variabel, Dan Paradigma Penelitian’, Jurnal Hikmah, 14.1
(2017) <https://doi.org/10.1111/cgf.13898>.

18
tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
sebuah kesimpulan.

Dalam penelitian ini, terdapat dua jenis variabel. Media pembelajaran Puzzle
sebagai variabel independent (X), dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
Qur’an Hadis seabagai variabel dependent (Y).

a. Variabel Independent

Variabel independent merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang


menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).32
Variabel bebas pada penelitian ini adalah media pembelajaran puzzle yang akan
digunakan pada pembelajaran Qur’an Hadis.

b. Variabel Dependent
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas.33 Variabel terikat pada penelitian ini adalah
motivasi belajar siswa, dan kemampuan hafalan Qs.al-Alaq:1-19 pada mata
pelajaran Qur’an Hadis.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Data
Data merupakan fakta atau keterangan-keterangan yang akan diolah dalam
kegiatan penelitian. Data yang digunakan pada penelitian ini didapatkan dari
sumber primer, yaitu sumber data yang diperoleh langsung dengan memberikan
data pada pengempul data. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer
adalah hasil dari observasi terhadap motivasi belajar siswa pada materi Qs. al-
Alaq:1-19 pada mata pelajaran Qur’an Hadis di kelas V MI PSM Kebonagung, yang
berlokasi di Dusun Kebonagung, Desa Wonojoyo, Kecamatan Gurah, Kabupaten
Kediri. Sedangkan sumber data sekunder yaitu data yang dikumpulkan peneliti
sebagai penunjang dari sumber pertama. Sumber data sekunder pada penelitian ini
adalah dokumentasi kegiatan-kegiatan siswa kelas V MI PSM Kebonagung pada
mata pelajaran Qur’an Hadis. Pengumpulan data tersebut dilakukan pada tanggal
13 September 2023. Data yang digunakan pada penelitian ini berupa lembar soal

32
Ibid,h.66
33
Ibid,h.66

19
pre test maupun post test yang dilakukan selama mata pelajaran Qur’an Hadis
berlangsung.
2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau metode yang digunakan


untuk mengumpulkan data yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data diantaranya :

a. Pre test

Pre test tersebut diberikan sebelum guru menjelaskan materi Qs. al-
Alaq:1-19. Pre test tersebut diberikan pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam
memahami, menghafal, dan mengetahui bacaan Qs.al-Alaq:1-19.Selain itu,
juga digunakan sebagai acuan dalam membandingkan data yang diperoleh
dalam penelitian. Pada penelitian ini yang diujikan adalah hafalan dari
masing-masing siswa sebelum guru memberikan media pembelajaran puzzle.

b. Observasi

Pedoman observasi dalam penelitian ini yaitu terkait dengan motivasi


belajar siswa kelas V MI PSM Kebonagung pada mata pelajaran Qur’an Hadis
yang akan dikembangkan oleh peneliti berdasarkan metode pembelajaran
dengan menggunakan media puzzle. Pedoman observasi ini berisikan
indikator-indikator, yaitu anak memiliki keinginan serta semangat menghafal
Qs.al-Alaq:1-19, dan anak mampu menghafal Qs.al-Alaq:1-19. Pengamatan
pada aspek-aspek tersebut dilakukan melalui observasi dengan menggunakan
kuisioner dan memberikan perlakuan dengan menerapkan penggunaan media
pembelajaran puzzle. Pada observasi tersebut kuisioner diisi oleh siswa kelas
V MI PSM Kebonagung dengan memilih pilihan jawaban pada kolom yang
tersedia sesuai dengan keadaan pada diri masing-masing siswa. Sedangkan
perlakuan yang diberikan dengan menerapkan media pembelajaran puzzle
dilaksanakan oleh siswa kelas V MI PSM Kebonagung pada saat mata
pelajaran Qur’an Hadis dilaksanakan.

Observasi tersebut digunakan untuk memperoleh data atau informasi


yang berkaitan dengan pengaruh motivasi belajar yang mempengaruhi proses

20
belajar siswa dalam peningkatan hafalan Qs.al-Alaq:1-19 di kelas V MI PSM
Kebonagung. Selain itu, juga digunakan untuk mengetahui data-data
pendukung lainnya yang mempengaruhi proses pembelajaran di kelas V MI
PSM Kebonagung.

c. Post test

Post test diberikan kepada siswa yang melakukan pembelajaran


dengan menggunakan media pembelajaran puzzle pada kelas eksperimen
maupun siswa yang tidak menggunakan media pembelajaran puzzle. Hal
tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran kepada peneliti mengenai
seberapa jauh pemahaman, hafalan, dan mengetahui materi Qs.al-Alaq:1-19
pada siswa. Selain itu,post tes juga digunakan untuk mengetahui motivasi
belajar siswa setelah melakukan pembelajaran menggunakan puzzle. Post test
pada penelitian ini diujikan dengan memberikan pertanyaan yang sama seperti
dilakukannya pre test, yang digunakan sebagai acuan data yang diperoleh
dalam penelitian untuk kemudian ditarik sebuah kesimpulan.

d. Kuisioner (Angket)
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk diberikan jawaban. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan kuisioner untuk mencari data langsung dari anggota kelas
terkait dengan motivasi belajar pada siswa kelas V MI PSM Kebonagung pada
mata pelajaran Qur’an Hadis.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam
mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian juga dapat diartikan sebagai alat
untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara
sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji
suatu hipotesis. Menurut Suharsimi Arikunto yang dimaksud dengan instrumen
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan di
permudah olehnya. Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata adalah alat yang

21
digunakan untuk merekam pada umumnya secara kuantitatif keadaan dan aktivitas
atribut-atribut psikologis.34Dalam hal tersebut, yang dimaksud atribut-atribut
psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut
non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya
adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah
pernyataan.35
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrument diantaranya:
1. Pedoman Pre test dan Post test
Pada penelitian ini pre test dan post test menggunakan instrumen berupa
lembar soal yang merupakan suatu metode untuk menilai kemampuan siswa
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan (treatment). Soal tersebut dikembangkan
berdasarkan acuan Ranah Kognitif Bloom yaitu gambaran tahap berpikir yang
harus dikuasai oleh siswa yaitu, pengetahuan, pemahaman, penerapan,penguraian,
pemaduan, dan penilaian.36 Sebelum diberikan kepada siswa untuk diujikan, pre
test maupun post test sebagai metode pengumpulan data, harus diuji validitas dan
reabilitasnya terlebih dahulu.
2. Pedoman Observasi
Pada penelitian ini observasi dilakukan untuk melihat data secara langsung,
yaitu penerapan media pembelajaran puzzle pada mata pelajaran Qur’an Hadis
materi Qs.al-Alaq :1-19 di kelas V MI PSM Kebonagung, sehingga di dapatkan
gambaran secara jelas dan nyata kondisi objek penelitian tersebut. Penelitian ini
dilakukan observasi pada saat aktivitas sebelum pembelajaran menggunakan
media pembelajaran puzzle maupun setelah menggunakan media pembelajaran
puzzle. Selain itu observasi juga dilakukan untuk menarik kesimpulan dari jawaban
yang telah diisikan siswa pada kuisioner atau angket yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Qur’an Hadis di
kelas V MI PSM Kebonagung.
3. Pedoman Kuisioner
Isntrumen berupa kuisioner digunakan untuk mengukur motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran Qur’an Hadis materi Qs. al-Alaq:1-19 di kelas V.

34
Hamni Fadlilah Nasution, ‘Instrumen Penelitian Dan Urgensinya Dalam Penelitian Kuantitatif’, 2016,h. 64.
35
Ibid.h.64
36
Ina Magdalena and others, ‘Tiga Ranah Taksonomi Bloom Dalam Pendidikan’, EDISI : Jurnal Edukasi Dan
Sains, 2.1 (2020), 132–39 <https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/edisi>.

22
Kuisioner tersebut menggunakan skala Likert dengan 4 opsi jawaban. Skala Likert
merupakan skala yang sering digunakan dalam penelitian karena dalam
pembuatannya relatif mudah dan tingkat reabilitasnya tinggi. Dengan skala Likert,
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item istrumen
yang dapat berupa pertanyaan maupun pernyataan, dan setelah itu untuk
mendapatkan hasil yang valid dan reliable, maka setelah kuisioner diberikan
kepada responden hasilnya harus diuji validitas dan reabilitas. Berikut kisi-kisi
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini pada tabel 3.2.

Tabel 3.2Kisi-Kisi Instrumen Penelitian


Variabel Item Pernyataan No. Item Jumlah
Motivasi belajar Saya sangat menyukai mata pelajaran
(dependent) Qur’an Hadis. 1
Saya kadang kurang suka dan putus
asa bila mendapat materi Qur’an 2
Hadis yang sulit.
Saya berusaha belajar sungguh-
sungguh jika mendapat materi 3
Qur’an Hadis yang sulit.
Saya menjadi semangat belajar
Qs.al-Alaq :1-19 setelah belajar 4 7
menggunakan puzzle.
Saya berusaha memahami materi Qs.
al-Alaq :1-19 dengan baik. 5
Bila diberikan tugas Qur’an Hadis
oleh guru saya, saya berusaha untuk 6
mengerjakannya.
Terkadang saya malas untuk
mengerjakan tugas Qur’an Hadis 7
yang diberikan oleh guru saya.

23
Media Saya sangat suka belajar Qur’an
pembelajaran Hadis dengan menggunakan puzzle 1
puzzle yang diajarkan guru saya.
Saya merasa kesulitan saat mnghafal
Qs. al-Alaq : 1-19 sebelum 3
menggunakan puzzle.
Menurut saya sangat mudah
menghafal Qs. al- Alaq :1-19 dengan
menggunakan puzzle yang diajarkan
oleh guru saya.

Pernyataan yang ada pada angket atau kuisioner yaitu pernyataan yang
bersifat positif, maka penilaiannya sebagai berikut :
Tabel 3.3 Predikat Nilai untuk Pernyataan Positif
Nilai Kriteria Jawaban Kriterian Jawaban
Variabel X Variabel Y
4 Sangat Setuju Sangat Setuju
3 Setuju Setuju
2 Tidak Setuju Tidak Setuju
1 Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Pernyataan yang ada paa angket kuisioner yaitu pernyataan yang bersifat
negatif, maka penilaiannya sebagai berikut:
Tabel 3.4 Predikat Nilai untuk Pernyataan Negatif
Nilai Kriteria Jawaban Kriterian Jawaban
Variabel X Variabel Y
1 Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
2 Tidak Setuju Tidak Setuju
3 Setuju Setuju
4 Sangat Setuju Sangat Setuju

Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel
dengan instrument yang valid dan reliabel. Dengan menggunakan instrument yang

24
valid dan reliabel dalam pengumpulan data, diharapkan hasil penelitian akan menjadi
valid dan reliabel.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu proses untuk mencari dan menyusun
secara sistematis suatu data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan melalui
metode pengumpulan data yang sebelumnya telah ditetapkan oleh peneliti.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengobservasi dan mengkoordinasikan ke
dalam kategori variabel yang telah ditentukan, serta membuat sebuah kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Setelah data terkumpul,
peneliti melakukan pengolahan dan analisis data yang telah diperoleh agar dapat
digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan. Adapun tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah pertanyaan-pertanyaan
pada kuisioner harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak relevan. Instrumen
yang berarti valid berarti alat ukur yang digunakan dalam penelitian untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti “instrument tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”, dengan dasar
pengambilan keputusan dalam uji validitas adalah:
a. Jika nilai r hitung > nilai r tabel pada nilai signifikan 5%, maka item angket
dinyatakan valid.
b. Jika nilai r hitung < nilai r tabel pada signifikan 5%, maka item angket
dinyatakan tidak valid.

Secara teori terdapat tiga macam validitas instrument, yaitu validitas isi,
validitas construct dan validitas kriteria. Untuk menguji instrument pada penelitian
ini menggunakan validitas isi untuk istrumen angket dan tes. Validitas isi
mencerminkan sejauh mana butir-butir dalam tes mencerminkan materi yang
disajikan dalam mata pelajaran. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi jika
butir - butir tes bersifat representatif terhadap isi materi dalam mata pelajaran
tersebut.37 Untuk mengetahui validitas isi pada penelitian ini terlebih dahulu
disusun kisi-kisi terlebih dahulu, setelah itu dilakukan koreksi pada item-item yang

37
Miftahun Ni’mah Suseno, ‘Pengembangan Pengujian Validitas Isi Dan Validitas Konstrak: Interprestasi Hasil
Pengujian Validitas’, 2017,h.73.

25
telah dibuat dan dikonsultasikan kepada salah satu guru atau ahli dalam bidang
Qur’an Hadis, kemudian peneliti mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing
untuk divalidasi.

2. Uji Reabilitas Instrumen


Reabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden
dalam menjawab hal yang berkaitan dengan pertanyaan maupun pernyataan yang
diberikan peneliti dalam suatu bentuk kuisioner. Menurut Sugiyono instrument
yang reliable yaitu” instrument yang apabila digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama, maka akan menghasilkan data yang sama juga”.38 Pada
uji reabilitas penelitian ini menggunakan teknik Cronbach Alpha untuk mengetahui
konsistensi alat ukur instrument. Uji reabilitas dapat dilakukan secara bersama-
sama terhadap seluruh butir pertanyaan dengan bantuan program SPSS, jika nilai
Alpha > 0,60 maka reliable. Jadi dapat disimpulkan bahwa reabilitas merupakan
pengujian terhadap konsistensi data yang diperoleh. Berikut kriteria reabilitas pada
tabel 3.4
Tabel 3.4 Kriteria Reabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reabilitas
0,81 < r < 1,00 Sangat Tinggi
0.61 < r < 0.80 Tinggi
0,41 < r < 0.60 Cukup
0, 21 < r < 0,40 Rendah
0,00 < r < 0,20 Sangat Rendah

3. Uji Hipotesis Penelitian


a. Uji Paired t-test
Uji paired t-test adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan rata-rata dua sampel ( dua kelompok) yang berhubungan.39
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah media pembelajaran puzzle
memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar. Selanjutnya untuk mengetahui

38
Sugiyono,Metodologi Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif,Kualitatif
,R&D,(Bandung:Alfabeta,2010),h.121
39
Yowelna Tarumasely, ‘Perbedaan Hasil Belajar Pemahaman Konsep Melalui Penerapan Strategi
Pembelajaran Berbasis Self Regulated Learning’, Jurnal Pendidikan Dan Kewirausahaan, 8.1 (2020), 54–65
<https://doi.org/10.47668/pkwu.v8i1.67>.

26
ada atau tidaknya pengaruh tersebut, peneliti melakukan dua kali tes dengan
tujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa sekaligus penguasaan materi
setelah dilakukannya pembeljaran menggunakan media pembelajaran.
Sebelum menggunakan uji paired t-test, terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas sebagai syarat uji paired t-test, kemudian dilanjutkan uji paired t-
test. Adapun yang perlu diperhatikan, jika data yang diujikan kurang dari 50
maka dilakukan uji spahiro wilk, sedangkan jika data yang diujikan lebih dari
50 maka dilakukan uji Kolmogorov-smirnov. Aadapun kriteria uji paired t-test
sebagai berikut.
Terima Ho = jika sig α > 0,05
Tolak Ho = jika sig α < 0,05
b. Uji Regresi Linear Sederhana
Pada penelitian ini menggunakan uji hipotesis regresi linear sederhana.
Regresi linear sederhana adalah model prediksi yang digunakan pada data
berskala interval atau rasio dan hanya melibatkan dua variabel, yaitu satu
variabel dependent dan variabel independent. Regresi linear sederhana
menggambarkan hubungan antara variabel dependent dan variabel
independent.40 Variabel dependent pada peneletian ini adalah motivasi belajar
siswa, sedangkan variabel independent adalah penggunaan media
pembelajaran puzzle. Tujuannya untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang
signifikan metode pembelajaran puzzle terhadap motivasi belajar ataukah
sebaliknya. Untuk mengetahui apakah variabel dependent dan independent
memberikan pengaruh yang signifikan atau tidak dapat menggunakan
persamaan resgresi linear sederhana sebagai berikut.
Y=a+bX
Dimana:
Y = variabel dependent
X = variabel independent
a = variabel konstan
b = koefisien arah regresi linear

40
I Made Yuliara, Regresi Linear Sederhana, 2016 ,h. 2<https://doi.org/10.1093/bja/62.4.429>.

27
Bentuk persamaan regresi tersebut sering dibaca sebagai regresi X atas Y,
yang dinyatakan dengan huruf b yang juga menyatakan perubahan rata-rata
variabel Y untuk setiap variabel X sebesar satu bagian. Jika koefisien b bernilai
positif, maka variabel Y akan mengalami kenaikan atau penambahan, jika
koefisien b bernilai negative, maka variabel Y mengalami penurunan.
Untuk mengukur kekuatan hubungan antara variabel X dan variabel Y
dilakukan analisis korelasi yang hasilnya dinyatakan oleh suatu bilangan yang
dikenal dengan koefisien korelasi( r ) .41 Nilai koefisien korelasi ( r ), memiliki
makna bahwa model regresi menjelaskan berapa persen hubungan antara
variabel X dan variabel Y dari total seluruh keragaman.

41
Ibid,h.5

28
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Izza Muttaqin, Nasrodin, Siti Humairoh, ‘Implementasi Media Pembelajaran Puzzle
Pada Mata Pelajaran PAI Materi Khulafaur Ar-Rasyidin Kelas VII SMP Darussyafa’ah
Setail Genteng’, Ar-Risalah, XIX (2021)

ANJALEKA, KHOLIS, ‘Penggunaan Puzzle Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa


Kelas 4 Sd Pada Mata Pelajaran Pai’, ELEMENTARY: Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar,
1.4 (2021), 114–19 <https://doi.org/10.51878/elementary.v1i4.574>

Arifuddin, Ahmad, Syibli Maufur, and Farida Farida, ‘Pengaruh Penerapan Alat Peraga
Puzzle Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Matematika Di SD/MI’, Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 2.1 (2018), 10
<https://doi.org/10.23887/jisd.v2i1.13721>

Aruan, Serly, ‘Pengertian Hadis Dan Kegunaanya Dalam Islam’, Academia.Edu, 2012, 1–17

Ayu Desy N. Endah Lulup T P. dan Suharsono Naswan, ‘Pengaruh Motivasi Belajar Dan
Aktivitas Belajar Spiritual Hasil Belajar Akuntansi’, Jurnal Ekonomi, 4.1 (2014), 4

Effendi, M. S., ‘Desain Eksperimental Dalam Penelitian Pendidikan’, Jurnal Perspektif


Pendidikan, 2013, 87–102 <https://ojs.stkippgri-
lubuklinggau.ac.id/index.php/JPP/article/view/363>

Ermawati, Ermawati, Fatimah Fatimah, and Agus Hadi Utama, ‘Pengembangan Media
Pembelajaran Puzzle Pai Untuk Meningkatkan Minat Siswa Sd Kelas Iv’, Journal of
Instructional Technology, 2.2 (2022), 62 <https://doi.org/10.20527/j-instech.v2i2.3914>

Hiola, Andrizal, and Alwina K. Harun, ‘Penggunaan Media Puzzle Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Rukun Iman Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Dan Budi Pekerti’, Al-Muhtarif: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 1.1 (2022), 69–81
<https://www.neliti.com/id/publications/117291/pendidikan-islam-dan-kesetaraan-
gender-konsepsi-sosial-tentang-keadilan-berpendi>

Latif, Abdul, ‘Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum Utama’, Hukum Dan Keadilan, 4 (2017),
62–74

Lestari, Karina Ayu, and Nailul Fauziah, ‘Hubungan Antara Konformitas Dengan Motivasi
Belajar Pada Siswa Di Sma Muhammadiyah Kudus’, Jurnal EMPATI, 5.4 (2017), 717–

29
20 <https://doi.org/10.14710/empati.2016.15451>

Magdalena, Ina, Nur Fajriyati Islami, Eva Alanda Rasid, and Nadia Tasya Diasty, ‘Tiga
Ranah Taksonomi Bloom Dalam Pendidikan’, EDISI : Jurnal Edukasi Dan Sains, 2.1
(2020), 132–39 <https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/edisi>

Muhammad afandi, Evi Chamalah, Oktarina Puspita Wardani, Model Dan Metode
Pembelajaran Di Sekolah, Computer Physics Communications, 2013, CLXXX
<https://doi.org/10.1016/j.cpc.2008.12.005>

Naja, Ahlun, ‘Manajemen Pembelajaran Penggunaan Media Puzzle Dalam Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Kelas V Di Sekolah Dasar’, Prosiding Seminar Nasional,
ISBN : 978-602-53231-3-3, 2019, 473

Nasution, Hamni Fadlilah, ‘Instrumen Penelitian Dan Urgensinya Dalam Penelitian


Kuantitatif’, 2016, 282

Ngaeni, Evi Nur, and Abdul Aziz Saefudin, ‘Menciptakan Pembelajaran Matematika Yang
Efektif Dalam Pemecahan Masalah Matematika Dengan Model Pembelajaran Problem
Posing’, AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, 6.2 (2017), 264
<https://doi.org/10.24127/ajpm.v6i2.896>

Noviati, Pupung Rahayu, ‘Penerapan Media Puzzle Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS
Pada Siswa Kelas III SDN 2 Paseh Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang’, Golden
Age: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1.1 (2017), 47–57
<https://doi.org/10.29313/ga.v1i1.2686>

Nuraiha, Nuraiha, ‘Pelaksanaan Metode Pengajaran Variatif Pada Pembelajaran Al Quran


MAN 1 Tanjung Jabung Timur Kabupaten Tanjab Timur’, Jurnal Literasiologi, 4.1
(2020), 40–50 <https://doi.org/10.47783/literasiologi.v4i1.132>

Permana, Dion, and Alfurqon, ‘Analisis Penggunaan Media Puzzle Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam’, An-Nuha: Jurnal Pendidikan Islam, 3.1 (2023), 40–52

Ridha, Nikmatur, ‘Proses Penelitian, Masalah, Variabel, Dan Paradigma Penelitian’, Jurnal
Hikmah, 14.1 (2017) <https://doi.org/10.1111/cgf.13898>

Suseno, Miftahun Ni’mah, ‘Pengembangan Pengujian Validitas Isi Dan Validitas Konstrak:
Interprestasi Hasil Pengujian Validitas’, 2017, 282

30
Tambak, Syahraini, ‘Metode Ceramah Dalam Pemebalajaran PAI’, Jurnal Tarbiyah, 21.2
(2014), 375–401

Tarumasely, Yowelna, ‘Perbedaan Hasil Belajar Pemahaman Konsep Melalui Penerapan


Strategi Pembelajaran Berbasis Self Regulated Learning’, Jurnal Pendidikan Dan
Kewirausahaan, 8.1 (2020), 54–65 <https://doi.org/10.47668/pkwu.v8i1.67>

Yuliara, I Made, Regresi Linear Sederhana, 2016 <https://doi.org/10.1093/bja/62.4.429>

31

Anda mungkin juga menyukai