Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. Nur Ahid, M. Ag
Oleh Kelompok 12 :
SEMESTER 3
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2023
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Kurikulum KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia)”
sebagai salah satu syarat memenuhi tugas mata Pengembangan Kurikulum. Kami
haturkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. H. Nur Ahid, M. Ag. selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum IAIN Kediri yang telah
membimbing kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai kerangka kualifikasi nasional Indonesia. Kami
menyadari bahwa di dalam penulisan ini masih terdapat salah dan kurangnya. Maka
dari itu, adanya kritik dan saran kami harapkan untuk memperbaiki penulisan
makalah ini. Semoga karya tulis ini dapat dengan mudah dipahami dan menambah
wawasan pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................. i
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi yang
dituntut untuk menghasilkan sumber daya berkualitas yang berhasil menempa
stakeholders yang siap di dunia kerja. Kualitas sumber daya yang dihasilkan
oleh perguruan tinggi dapat dilihat dari kesiapan setiap lulusan untuk
memasuki dunia kerja. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi
kesiapan kerja adalah perguruan tinggi itu sendiri. Dimana, setiap program
studi pada perguruan tinggi perlu menyusun kurikulum, melaksanakan dan
mengevaluasi pelaksanaan kurikulum. Kurikulum dapat dimaknai sebagai
suatu rencana tertulis mengenai kualitas pendidikan yang harus dimiliki oleh
peserta didik melalui suatu pengalaman belajar.
Salah satu kurikulum yang menjadi acuan pengembangan kurikulum di
perguruan tinggi adalah kurikulum KKNI, dimana mahasiswa harus
dipersiapkan dengan pengetahuan, sikap, keterampilan serta manajerial dan
tanggung jawab yang merupakan learning outcome dari kurikulum KKNI.
KKNI merupakan penjenjangan kualifikasi yang dapat menyandingkan,
menyetarakan dan menginterasikan antara bidang pendidikan dengan bidang
pelatihan kerja sesuai struktur pekerjaan di berbagai sektor. KKNI mengakui
kesetaraan kualifikasi capaian pembelajaran berbagai bidang keilmuan pada
tingkat pendidikan tinggi, baik yang berada pada jalur pendidikan akademik,
vokasi, profesi, serta melalui pengembangan karir yang terjadi di strata kerja,
industri dan asosiasi profesi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar dan tujuan dari kurikulum KKNI ?
2. Bagaimana deskripsi generik dari KKNI?
3. Bagimana penjenjangan kualifikasi nasional pada bidang pendidikan?
4. Bagaimana hubungan antara KKNI dengan lapangan kerja?
1
C. Tujuan
Makalah ini ditulis dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui tentang
kualifikasi nasional Indonesia pada bidang pendidikan, sehingga pembaca
dapat memahami apa konsep dasar dan tujuan dari kurikulum KKNI,
bagaimana deskripsi generik dari KKNI, bagaimana penjenjangan dari
kualifikasi bidang pendidikan serta bagaimana hubungan antara KKNI dengan
lapangan pekerjaan. Penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan pembaca tentang kurikulum KKNI.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, ‘Tentang KKNI’, Direktorat
Bina Standarisasi Kompetensi Dan Pelatihan, 2018 <skkni.kemnaker.go.id/tentang-
kkni/penyetaraan-jenjang> [accessed 9 November 2023].
2
Informasi KKNI, ‘KKNI’, STT STIKMA INTERNATIONAL, 2023.
3
terhadap kualitas output Pedidikan Tinggi di Indonesia akan diakui setara
dengan output Pendidikan Tinggi di negara lain3.
Beberapa hal yang perlu dipahami mengenai konsep dasar KKNI
antara lain:
a) Setiap program studi wajib menyusun deskripsi capaian
pembelajaran minimal mengacu pada KKNI bidang pendidikan
tinggi sesuai dengan jenjang.
b) Setiap jenjang kualifikasi dapat dicapai melalui berbagai jalur,
dan setiap jenjang memiliki deskripsi capaian pembelajaran
yang sesuai dengan kualifikasinya.
c) Penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa dalam konteks
kurikulum berbasis KKNI mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara
menyeluruh.
d) Standar Kompetensi Lulusan berupa kriteria minimal tentang
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam bentuk
rumusan.
3
Sutrisno and Suyadi, DESAIN KURIKULUM PERGURUAN TINGGI Mengacu
Kerangka Nasional Indonesia, ed. by Pipih Latifah, cet. 1 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2016).
4
1) Meningkatkan komitmen pemerintah dan masyarakat untuk
menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang bermutu dan
berdaya saing internasional, baik bekerja maupun berkarya.
2) Meningkatkan kontribusi capaian pembelajaran yang diperoleh
melalui pendidikan formal, nonformal, informal, pelatihan atau
pengalaman kerja dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
3) Mendorong peningkatan mutu dan aksebilitas sumber daya
manusia Indonesia ke pasar kerja nasional dan internaional.
4) Membuat proses pengakuan yang dapat dipertanggung jawabkan
dan transparan terhadap capaian pembelajaran yang diperoleh
melalui pendidikan formal, nonformal, informal, pelatihan atau
pengalaman kerja yang diakui oleh dunia kerja secara nasional
atau internasional.
5) Mendorong perpindahan pelajar, mahasiswa dan tenaga kerja
antara negara dengan berbasis kesetaraan kualifikasi.
b) Tujuan Khusus
1) Memperoleh korelasi yang positif antara outcome, capaian
pembelajaran, dan proses pendidikan di perguruan tinggi.
2) Mendorong penyesuaian capaian pembelajaran dan penyetaraan
mutu outcome pendidikan tinggi pada tingkat kualifikasi yang
setara.
3) Menjadi pedoman pokok bagi perguruan tinggi dalam
mengembangkan mekanisme pengakuan terhadap hasil
pembelajaran lampau (Recognition of Prior Learning) atau
kekayaan pengalaman yang dimiliki seseorang.
4) Menjadi jembatan saling pengertian antara perguruan tinggi dan
pengguna lulusan (user) sehingga secara berkelanjutan dapat
membangun kapasitas serta meningkatkan daya saing bangsa
terutama dalam sektor sumber daya manusia.
5) Memberi motivasi dan inspirasi bagi pengguna lulusan untuk
melakukan penyesuaian kemampuan atau kualifikasi dalam
5
mengembangkan program-program belajar sepanjng hayat (life
long learning programs).
B. Deskripsi Generik KKNI
6
analisis informasi dan data dalam menentukan berbagai alternatif
pemenuhan kebutuhan belajar bagi peserta didik di sekolah
menengah, editor bahasa, pembawa acara, peneliti, dan redaktur.
4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi. Pada
deskripsi generik ini dimuat karakteristik mampu menunjukkan
kinerja dalam praktik pendidikan bahasa dan sastra Indonesia serta
bidang terapannya, yang dapat dipertanggungjawabkan pada para
pengguna, pemangku kepentingan, dan masyarakat dengan
mengaplikasikan prinsip-prinsip dasar berpikir kritis dan kreatif.
4
Sutrisno and Suyadi.
5
Any Umy Maslahah, ‘Penerapan Kurikulum Mengacu Kkni Dan Implikasinya
Terhadap Kualitas Pendidikan Di Ptkin’, Edukasia : Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 13.1
(2018), 227–48 <https://doi.org/10.21043/edukasia.v13i1.5717>.
7
KKNI dengan jenjang pendidikan6. Penjenjangan kualifikasi pada KKNI
dengan jenjang sembilan sebagai jenjang tertinggi tidak serta merta berarti
bahwa jenjang tertinggi KKNI tersebut lebih unggul dibandingkan dengan
jenjang kualifikasi lainnya.
6
Direktorat Pendidikan Tinggi, Buku Pedoman Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (Jakarta: DIKTI, 2012).
7
Sutrisno and Suyadi.
8
capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui pendidikan, pelatihan kerja
maupun pengalaman kerja.
8
Presiden RI, ‘Peraturan Presiden NO 8 Th 2012 Tentang KKNI’, 1, 2012, 1–5.
9
Megawati Santoso and others, ‘Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia’,
Direktorat Jendral Pembelajaran Dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti, Dokumen 00
(2015), 1–9.
9
tinggi di manapun mereka bekerja10. Meskipun demikian, tidak semua lulusan
pendidikan tinggi ingin bekerja di sektor industri, melainkan berkarya secara
mandiri dan berdikari. Maka dari itu, hal tersebut tidak menghalangi lulusan
pendidikan tinggi untuk masuk ke jenjang kualifikasi dalam KKNI.
10
Sutrisno and Suyadi.
10
Data statistik yang dihimpun oleh Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (KEMENAKERTRANS) dari tahun 2004 hingga tahun 2009
menunjukkan bahwa tren pengangguran terdidik lulusan pendidikan tinggi
terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun11. Namun anehnya, angka
pengangguran tenaga terdidik berpendidikan dasar dan menengah cenderung
menurun dari tahun ke tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa industri di
Indonesia sebagian besar mempekerjakan operator. Dampaknya adalah
produk-produk Indonesia kurang mempunyai daya saing dengan produk luar
negeri yang dikerjakan oleh para ahli. Berdasarkan fenomena di atas, dapat
dimaklumi fenomena "lunturnya" idealisme pendidikan tinggi dari mencetak
lulusan yang mampu berkarya menjadi lulusan yang sekadar mampu bekerja.
11
Santoso and others.
11
kompetensi kualifikasi. Namun, yang sulit adalah uji kompetensi bagi mereka
yang mempunyai kompetensi dan kualifikasi tertentu, tetapi tidak sesuai
dengan bidangnya. Hal tersebut menjadi tantangan dari KKNI.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum KKNI didasarkan pada Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang mengamanatkan
pengembangan sistem pendidikan tinggi yang berbasis kompetensi. KKNI
adalah suatu upaya untuk menyelaraskan pendidikan tinggi di Indonesia
dengan kerangka kualifikasi nasional dan internasional, sehingga lulusan
perguruan tinggi Indonesia memiliki standar kompetensi yang diakui secara
luas.
Perguruan tinggi di Indonesia perlu mempersiapkan lulusan yang
memiliki kompetensi dan kualifikasi yang sesuai dengan tuntutan dunia
kerja global. KKNI membantu memastikan bahwa lulusan Indonesia dapat
bersaing di tingkat internasional. KKNI bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan tinggi dengan menekankan pada pencapaian
kompetensi dan hasil belajar yang konkret, bukan hanya pada jumlah jam
pelajaran atau mata kuliah.
KKNI menciptakan keterkaitan yang lebih erat antara dunia
pendidikan dan dunia kerja. Hal ini memungkinkan perguruan tinggi untuk
menghasilkan lulusan yang lebih siap bekerja dan memiliki keahlian yang
relevan. KKNI memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada perguruan
tinggi dalam merancang kurikulum mereka sendiri sesuai dengan kebutuhan
dan keunggulan masing-masing, sekaligus memungkinkan mobilitas
lulusan antarprogram studi atau perguruan tinggi.
KKNI memperkenalkan sistem evaluasi dan akreditasi yang lebih
terfokus pada pencapaian kompetensi, yang memungkinkan pemantauan
dan peningkatan yang lebih baik dalam mutu pendidikan tinggi di Indonesia.
Dengan adopsi Kurikulum KKNI, diharapkan pendidikan tinggi di
Indonesia dapat lebih responsif terhadap perkembangan zaman dan
kebutuhan masyarakat serta dapat menghasilkan lulusan yang lebih
berkualitas dan siap untuk berkontribusi dalam berbagai sektor.
13
DAFTAR PUSTAKA
14