Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“KURIKULUM 13”

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Kurikulum Pendidikan


Dosen Pengampu : Dr. Indrati K, M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok 7 :

1. Fajria Mashuda (20061005)


2. Alan Febrianda (20061019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah berjudul “Kurikulum 13” tepat
pada waktunya.

Tidak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada ibu Dr. Indrati Kusumaningrum,
M.Pd, sebagai dosen pembimbing matakuliah Kurikulum Pendidikan dan Teknologi
Kejuruan, telah membiming kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk memahami tentang Kurikulum 13 yang ada di Indonesia.

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ i

Daftar Isi........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi K13 ………………………………………………………………………… 2

2.2 Taksonomi Hasil Belajar ……………………………………………………………. 7

2.3 Perumusan Kompetensi ……………………………………………………………... 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................................. 14

3.2 Saran........................................................................................................................... 16

Daftar Pustaka............................................................................................................... 17

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik


untuk dapat bekerja dalam bidangnya masing-masing. Tetapi apakah pendidikan kejuruan
hanya sebatas pada sekolah menengah saja? tidak, karena dalam perguruan tinggi juga ada
pendidikan kejuruan dengan taraf yang lebih mendalam daripada sekolah menengah
kejuruan. Lalu kenapa ada pendidikan kejuruan? Sejak zaman dahulu sudah ada yang
namanya pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan dibangun dengan tujuan untuk
membentuk tenaga kerja yang terampil, kompetitif dan berkompetensi sejak dini. Sehingga
peserta didik lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sudah siap bekerja sesuai
bidangnya.

Prospek SMK menurut Renstra Dit PSMK 2015-2019 masih sangat memprihatikan
karena masih banyak lulusan Sekolah Menengah Kejuruan yang menganggur, padahal SMK
mempunyai banyak peluang untuk menciptakan tenaga kerja yang ahli pada bidangnya
dibandingkan dengan Sekolah Menengah Atas tetapi pada kenyataannya masih saja lebih
banyak lulusan SMA yang bekerja dibandingkan dengan lulusan SMK.

Menurut KEMENDIKBUD untuk meningkatkan pendidikan kejuruan adalah


meningkatkan sarana prasarana yang ada, mempekerjakan tenaga pendidik yang kompeten
dalam bidangnya, memperbaiki mutu lulusan. SMK memiliki potensi untuk bekerja sesuai
kebutuhan, SMK memiliki lima elemen kompetensi sesuai kebutuhan lapangan kepentingan
seperti kebutuhan masyarakat, kebutuhan dunia kerja, kebutuhan profesional, kebutuhan
generasi masa depan dan ilmu pengetahuan. Dengan begitu kita siap mengahadipi era
persaingan global.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kurikulum 13?


2. Apa yang dimaksud dengan taksonomi hasil belajar?
3. Apa definisi perumusan kopetensi?

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI KURIKULUM 13

a. Pengertian Kurikulum 2013

Menurut M. Fadlillah (2014: 16), Kurikulum 2013 adalah pengembangan dari


kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah
dirilis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006.
Hanya saja titik yang menjadi titik tekan pada Kurikulum 2013 adalah adanya peningkatan
dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap,
ketrampilan, dan pengetahuan. Kedudukan kompetensi yang semula diturunkan dari mata
pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompentensi. Rusman (2013:
250) menyatakan bahwa Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum
sebelumnya. Penyempurnaan kurikulum merupakan pengembangan kurikulum. Hal ini
dilakukan dalam rangka memenuh kebutuhan dan tuntutan, baik yang menyangkut kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara, maupun yang berkaitan dengan ilmu, pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor


70 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK, Kurikulum 2013 dirancang
dengan karakteristik sebagai berikut :

1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa


ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; 23

2) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar


terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan
memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;

3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam


berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan,
dan keterampilan;

2
5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut
dalam kompetensi dasar Mata pelajaran;

6) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi


dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;

7) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat


(reinforced) dan memperkaya (enriched) antar Mata pelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertikal).

b. Tujuan Kurikulum 2013

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 70 Tahun 2013, Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Menurut Chona Ayu (2014: 225), tujuan kurikulum 2013 SMK/MAK, yaitu:

(1) mengetahui kesempatan kepada peserta didik dapat belajar sesuai dengan minat mereka,

(2) mendeskripsikan mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam


berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun
kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik,

(3) mendeskripsikan peluang kepada peserta didik melakukan pilihan mulai pada kelompok
program keahlian sebagai program peminatan dan kemudian berlanjut melakukan pilihan
program pendalaman peminatan pada kelompok paket keahlian,

(4) untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Menurut M. Fadlillah (2014: 25),

3
Tujuan Kurikulum 2013 dapat diuraikan sebagai berikut:

(1) Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan hard skills dan soft skills;

(2) Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang produktif, kreatif, dan
inovatif;

(3) Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi;

(4) Meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah serta warga masyarakat;

(5) Meningkatkan persaingan yang sehat antar-satuan pendidikan. Tujuan Kurikulum 2013
menurut berbagai pendapat di atas pada dasarnya sama, yaitu mempersiapkan peserta didik
yang beriman 25 produktif, afektif, kreatif, inovatif, dan mandiri serta menyeimbangkan
hardskill dan softskill peserta didik.

c. Pengertian Implementasi Kurikulum 2013

Menurut Mulyasa (2014: 99), Implementasi Kurikulum 2013 merupakan aktualisasi


kurikulum dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik.
Implementasi Kurikulum 2013 merupakan penerapan dari kurikulum yang dirancang guna
menyukseskan tujuan pendidikan di Indonesia menuju kehidupan bangsa yang lebih baik
berlandaskan pada aspek intelegensi, emosi, dan spiritual.

d. Pengembangan Kurikulum 2013

Prinsip-prinsip yang dijadikan pedoman pengembangan Kurikulum 2013 menurut M.


Fadlillah (2014: 26), sama seperti prinsip penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor
81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.

Adapun prinsip prinsipnya sebagai berikut:

1) Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi
dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh.

2) Kebutuhan Kompetensi Masa Depan Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu
antara lain kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan
nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab,

4
toleran dalam 26 keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas
dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan
peduli terhadap lingkungan.

3) Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan
Kemampuan Peserta Didik Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan
martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif,
psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan
memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional,
sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik

. 4) Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan Daerah memiliki


keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan. Masing-masing
daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman
hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

5) Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional Dalam era otonomi dan desentralisasi,
kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat
mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.
Kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional. 27

6) Tuntutan Dunia Kerja Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh


kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan
hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta
didik memasuki dunia kerja.

7) Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni Pendidikan perlu mengantisipasi


dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat
berperan sebagai penggerak utama perubahan.

Pengembangan Kurikulum 2013 menurut Widha Sunarno (2013: 4) didasarkan pada


alasan agar siswa memiliki kompetensi untuk masa depan, yang meliputi:

(1) Kemampuan berkomunikasi;

(2) Kemampuan berpikir jernih dan kritis;

5
(3) Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan;

(4) Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggung jawab;

(5) Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda;

(6) Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal;

(7) Memiliki minat luas dalam kehidupan;

(8) Memiliki kesiapan untuk bekerja;

(9) Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya; dan

(10) Memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan.

e. Struktur Kurikulum 2013 1)

Kompetensi Inti Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


(Permendikbud) Nomor 70 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK,
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu.

Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang
berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:

a) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;

b) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;

c) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan

d) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan. Uraian tentang Kompetensi
Inti untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan dapat dilihat pada
tabel berikut.

6
2.2 TAKSONOMI HASIL BELAJAR

Taksonomi ialah klasifikasi atau pengelompokan benda menurut ciri-ciri tertentu.


Taksonomi dalam bidang pendidikan, digunakan untuk klasifikasi tujuan instruksional.
Ada yang menamakannya tujuan pembelajaran, tujuan penampilan, atau sasaran
belajar, yang digolongkan dalam tiga klasifikasi umum atau ranah (domain), yaitu:

(1) Ranah kognitif, berkaitan dengan tujuan belajar yang berorientasi pada kemampuan
berpikir;

(2) Ranah afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati);
dan

(3) Ranah psikomotor (berorientasi pada keterampilan motorik atau penggunaan otot
kerangka). Saat ini dikenal berbagai macam taksonomi tujuan instruksional yang diberi
nama menurut penciptanya, misalnya: Bloom; Merill dan Gagne (kognitif); Krathwohl,
Martin & Briggs, dan Gagne (afektif); dan Dave, Simpson dan Gagne (psikomotor).

Secara etimologi kata taksonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu taxis dan nomos.
Taxis berarti „pengaturan atau divisi‟ dan nomos berarti hukum (Enghoff, 2009:442). Jadi
secara etimologi taksonomi dapat diartikan sebagai hukum yang mengatur sesuatu.
Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan)
tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum dan taksonomi yang lebih
rendah bersifat lebih spesifik. Taksonomi dapat digambarkan seperti sebuah hubungan antara
ayah dan anak yang berada dalam satu struktur hirarki yang terhubung antara satu dengan
yang lain. Taksonomi adalah sebuah kerangka untuk mengklasifikasikan pernyataan-
pernyataan yang digunakan untuk memprediksi kemampuan peserta didik dalam belajar
sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran.

Taksonomi Bloom pada 1956 dituangkan dalam sebuah buku The Taxonomy of
Educational Objectives, The Classification of Educational Goal, Handbook I: Cognitive
Domain. Buku yang menjelaskan tentang sistem klasifikasi pendidikan tersebut disebut
sebagai Handbook. Handbook tersebut kemudian direvisi dengan dua alasan yaitu: 1) terdapat
kebutuhan untuk mengarahkan kembali fokus para pendidik pada Handbook, bukan sekadar
sebagai dokumen sejarah, melainkan juga sebagai karya yang dalam banyak hal telah
“mendahului” jamannya (Rohwer dan Sloane, 1994 dlm. Anderson dan Krathwohl, 2010), 2)

7
adanya kebutuhan untuk memadukan pengetahuan- pengetahuan dan pemikiran-pemikiran
baru dalam sebuah kerangka kategorisasi tujuan pendidikan. Kemajuan dalam khazanah ilmu
ini mendukung keharusan untuk merevisi Handbook (Anderson dan Krathwohl, 2010).

1. METODE PENELITIAN

Secara umum metode penelitian didefinisikan sebagai suatu kegiatan ilmiah yang
terencana, tersruktur, sistematis dan memiliki tujuan tertentu baik praktis maupun teoritis.
dikatakan sebagai kegiatan ilmiah karena penelitian dengan aspek ilmu pengetahuan dan
teori. Terencana karna penelitian harus direncanakan dengan memperhatikan waktu, dana dan
aksebilitas terhadap tempat dan data.

Dalam penelitian ini, pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan


kualitatif dengan jenis penelitian menggunakan desain penelitian deskriptif. Menurut Bogdan
dan Taylor (Moleong, 2007: 4) menjelaskan bahwa “metodologi kualitatif sebabagi prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati, pendekatan ini diarahkan pada latar dari individu
tersebut secara holistik (utuh).

Dimana dalam penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan suatu objek sesuai
dengan kenyataan yang ada tanpa dilebih-lebihkan. Tentang Metode penelitian kualitatif,
Creswell Mendefinisikannya sebagai suatu pendekatan atau penelusuran untuk
mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral. Untuk mengerti gejala sentral tersebut
peneliti mewawancarai peserta penelitian atau partisipan dengan megajukan pertanyaan yang
umum dan agak luas.

Informasi yang di sampaikan oleh partisipasi kemudian dikumpulkan. Informasi


tersebut biasanya berupa kata atu teks. Data yang berupa kata-kata atau teks tersebut
kemudian di analisis. hasil analisis itu dapat berupa gambaran atau deskripsi. Dari data-data
itu peneliti membuat interpretasi untuk menangkap arti yang terdalam. sesudahnya peneliti
membuat permenungan pribadi dan menjabarkannya dengan penelitian penelitian ilmuan lain.
Hasil akhir dari penelitian kualitatif dituangkan dalam bentuk laporan tertulis yang fleksibel
karna tidak ada ketentuan baku tentang laporan hasil penelitian.

Jika kita lompat kedalam Taksonomi Bloom versi terbaru ada beberapa kekuatan.
Antaranya ialah Taksonomi Bloom versi baru membedakan antara “tahu tentang sesuatu

8
(knowing waht)”, isi dari pemikirannya itu sendiri, dan “tahu tentang bagaimana
melakukannya (Knowing how)”, sebagaimana prosedur yang digunakan dalam
menyelesaikan masalah. Menurut taksonomi tersebut dimensi pengetahuan adalah “tahu
tentang sesuatu”, yang memiliki empat kategori yaitu: faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif.

Pengetahuan yang bersifat faktual melibatkan bagian-bagian terkecil yang terpisah-


pisah dari informasi, sebagaimana definisi kosakata dan pengetahuan tentang hal-hal khusus
yang terperinci. Pengetahuan yang bersifat konseptual pula terdiri dari berbagai sistem
infromasi, seperti bermacam-macam klasifikasi dan kategori.

Pengetahuan yang bersifat prosedural pula termasuk algoritma, heuristics atau aturan
baku, teknik dan metode, sebagaimana pengetahuan tentang bagaimana kita harus
menggunakan berbagai prosedur tersebut. Pengetahuan yang bersifat metakognitif pula
menggerakan kepada pengetahuan atas proses-proses berfikir dan informasi tentang
bagaimana memanipulasi proses-proses tersebut secara efektif.

Dalam taksonomi bloom ini, dimensi proses kognitif yang telah diperbaiki daripada
taksonomi bloom versi lama mempunyai enam proses dari yang palingsederhana hingga yang
paling rumit yaitu Mengingat, Memahami, Menerapkan, Menganalisis, Mengevaluasi dan
Menciptakan.

Proses mengingat adalah mengingati kembali infromasi yang sesuai dari ingatan
jangka panjang. Proses memahami pula adalah kemampuan untuk memahami secara
mendalam dari bahan pendidikan, seperti bahan bacaan dan penjelasan guru. Kecakapan
turunan dari proses ini melibatkam kemahiran memahami, mencontohkan, membuat
klasifikasi, meringkas, menyimpulkan. Proses ketiga yaitu menerapkan, melibatkan kepada
pengguna prosedur yang telah dipelajari baik dalam situasi yang telah dikenal maupun pada
situasi yang baru. Proses berikutnya adalah menganalisis, terdiri dari memecah pengetahuan
menjadu bagian-bagian kecil dan memikirkan bagaimana bagian-bagian tersebut
berhubungan dengan struktur keseluruhan.

Menciptakan ialah proses yang tidak terdapat dalam taksonomi bloom versi lama.
Proses ini adalah komponen tertinggi dalam Taksonomi Bloom versi baru ini. Kecakapan ini
melibatkan usaha untuk meletakkan berbagai perkara secara bersama untuk menghasilkan
suatu pengetahuan baru. Sesuai dengan taksonomi ini, setiap tingkat dari pengetahuan dapat

9
berhubungan dengan setiap tingkat dari proses kognitif sehingga seorang pelajar dapat
mengingat pengetahuan yang bersifat faktual atau prosedural, memahami pengetahuan yang
bersifat konseptual atau metakognitif, atau menganalisis pengetahuan metakognitif atau
faktual.

Dalam pendidikan, tiga ranah Taksonomi Bloom yaitu ranah kognitif, afekti, dan
psikomotik yang penting dan sangat diperlukan. Dalam ranah kognitif dapat mengembangkan
keahlian anak melalui pengetahuan, ranah afektif dapat ditinjau melalui aspek moral, yang
ditunjukkan melalui perasaan, nilai, motivasi, dan sikap peserta didik. Pada ranah afektiflah
pada umumnya peserta didik lemah dalam penguasaannya, sedangkan dalam ranah
psikomotorik, peserta didik tidak cukup hanya menghapal suatu teori, definisi saja, akan
tetapi peserta didik juga harus menerapkan teori yang sifatnya abstrak tersebut, ke dalam
aktualisasi nyata.

Ina Magdalena, Nur Fajriyati Islami, Eva Alanda Rasid, Nadia Tasya Diasty Volume
2, Nomor 1, Juni 2020 139. Disamping itu, jelas disini bahwa Taksonomi Bloom versi baru
terwujud karna keinginan untuk memperbaiki beberapa kelemahan yang terdapat dalam
Taksonomi Bloom versi lama. Tiada kelemahan yang dapat dilihat dari Taksonomi Bloom
versi baru ini untuk dikiritik berbanding dengan Taksonomi Bloom Versi lama karena
kewujudannya juga adalah ingin memperbaiki kelemahan. Taksonomi Bloom sekarang sudah
sesuai dengan transformasi dalam pendidikan ini.

2.3 PERUMUSAN KOMPETENSI

Kompetensi inti adalah kompetensi utama yang diuraikan ke dalam beberapa aspek,
yaitu aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dan harus dipelajari oleh peserta didik di
setiap jenjang dan mata pelajaran. 
Menurut Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016, kompetensi inti pada kurikulum 2013 adalah
kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki peserta didik
setiap tingkat kelas. 
Kompetensi ini tidak diajarkan langsung dalam pembelajaran, melainkan setiap mata
pelajaran harus memiliki tujuan yang sama dengan rumusan kompetensinya. 
1. TUJUAN KOMPETENSI INTI

Tujuannya adalah membentuk karakter unggul bagi peserta didik melalui kegiatan
pembelajaran. Hal itu sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai melalui kurikulum 2013.

10
Menurut Permendikbud Nomor 24 tahun 2016, kompetensi inti harus mencakup empat
dimensi, yaitu sebagai berikut.
1. Kompetensi inti sikap spiritual (KI-1)
Sikap atau biasa disebut attitude merupakan kecenderungan seseorang untuk berbuat
sesuatu dalam bentuk tindakan. Sikap spiritual ini menjadi sikap utama yang harus
dioptimalkan karena sikap ini bisa membentuk kekuatan karakter. 

Itulah mengapa, setiap pembelajaran seorang guru harus mampu mengarahkan peserta
didiknya agar senantiasa menjadi individu yang dekat dengan ajaran agama, misalnya rajin
bersedekah, takut mencontek, selalu berdoa, dan masih banyak lainnya. 

2. Kompetensi inti sikap sosial (KI-2)


Sikap sosial berkaitan erat dengan kehidupan antarmanusia. Artinya, hubungan antar
satu manusia dan manusia lain harus berpedoman pada sikap ini. 
Tujuan adanya sikap sosial ini adalah agar peserta didik bisa selalu menjaga hubungan
baik antarsesama karena pada dasarnya manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa melibatkan
peran orang lain.
3. Kompetensi inti pengetahuan (KI-3)
Pengetahuan adalah katalog sesuatu yang telah diketahui manusia. Cara untuk
mendapatkan pengetahuan adalah dengan belajar baik secara formal, nonformal, maupun
informal.
Adapun dimensi pengetahuan menurut taksonomi Bloom adalah sebagai berikut.
a. Pengetahuan secara faktual
Pengetahuan faktual bisa didapatkan secara ilmiah melalui berbagai metode, misalnya
pengamatan, penyelidikan, penelitian, dan sebagainya.
Contoh pengetahuan faktual adalah planet penyusun sistem tata surya, reaksi antara asam dan
basa, dan seterusnya.
b. Pengetahuan secara konseptual
Pengetahuan ini lebih cenderung pada proses klasifikasi dan pengategorian. Lalu,
akan dihasilkan suatu kesimpulan.
c. Pengetahuan prosedural
Pengetahuan ini berisi kaidah-kaidah untuk melakukan sesuatu, misalnya teknik,
metode, algoritma, dan sebagainya.
d. Pengetahuan metakognitif

11
Pengetahuan ini memuat pengetahuan kognisi yang meliputi pengetahuan strategis,
pengetahuan diri, dan sebagainya.

4. Kompetensi inti keterampilan (KI-4)


Kompetensi keterampilan ini berkaitan dengan aplikasi pengetahuan yang diperoleh
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum 2013 tidak hanya
menuntut peserta didik untuk mahir teori, melainkan juga praktiknya. 
Tahapan-tahapan yang bisa digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan peserta didik
bisa diperoleh melalui kegiatan “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan
mencipta”.
2. INDIKATOR KOMPETENSI INTI
Indikator kompetensi inti artinya indikator yang dikembangkan berdasarkan kompetensi
dasar yang mengacu pada kompetensi ini. Pada prinsipnya, indikator yang dimaksud sama
dengan indikator pada kompetensi dasar. Adapun fungsi indikator adalah sebagai berikut.
1. Acuan dalam mengembangkan materi pembelajaran.
2. Acuan untuk membuat desain pembelajaran.
3. Acuan dalam mengembangkan bahan ajar di kelas.
4. Acuan untuk merancang dan melaksanakan penilaian akhir proses pembelajaran.

Isi dari kompetensi tersebut sudah dirumuskan secara sistematis dan mengacu pada
kondisi serta karakter pendidikan bangsa Indonesia. Langkah menyusun kompetensi ini bisa
dikatakan tidak mudah. Oleh karena itu, rumusannya diserahkan sepenuhnya pada
pemerintah.

Adapun contoh kompetensi inti mata pelajaran Biologi kelas X berdasarkan


Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 adalah sebagai berikut.
1. Sikap spiritual: menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Sikap sosial: menunjukkan perilaku disiplin, tanggung jawab, jujur, peduli, santun,
proaktif sebagai solusi berbagai permasalahan ketika berinteraksi dengan lingkungan
sosial dan alam, juga menempatkan diri sebagai cerminan bangsa saat bergaul dengan
orang lain.
3. Pengetahuan dan keterampilan ditunjukkan oleh tabel berikut.

12
13
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Menurut M. Fadlillah (2014: 16), Kurikulum 2013 adalah pengembangan dari


kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah
dirilis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006.

Tujuan Kurikulum 2013 dapat diuraikan sebagai berikut:

(1) Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan hard skills dan soft
skills;

(2) Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang produktif, kreatif, dan
inovatif;

(3) Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi;

(4) Meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah serta warga masyarakat;

(5) Meningkatkan persaingan yang sehat antar-satuan pendidikan. Tujuan Kurikulum


2013 menurut berbagai pendapat di atas pada dasarnya sama, yaitu mempersiapkan
peserta didik yang beriman 25 produktif, afektif, kreatif, inovatif, dan mandiri serta
menyeimbangkan hardskill dan softskill peserta didik.

Taksonomi ialah klasifikasi atau pengelompokan benda menurut ciri-ciri tertentu.


Taksonomi dalam bidang pendidikan, digunakan untuk klasifikasi tujuan instruksional.
Ada yang menamakannya tujuan pembelajaran, tujuan penampilan, atau sasaran
belajar, yang digolongkan dalam tiga klasifikasi umum atau ranah (domain), yaitu:

(1) Ranah kognitif,

(2) Ranah afektif

(3) Ranah psikomotor

14
Tujuan Kompetensi Inti :

Tujuannya adalah membentuk karakter unggul bagi peserta didik melalui kegiatan
pembelajaran. Hal itu sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai melalui kurikulum 2013.
kompetensi inti harus mencakup empat dimensi, yaitu sebagai berikut.
1. Kompetensi inti sikap spiritual (KI-1)
2. Kompetensi inti sikap sosial (KI-2)
3. Kompetensi inti pengetahuan (KI-3)
4. Kompetensi inti keterampilan (KI-4)

Adapun fungsi indikator adalah sebagai berikut.


- Acuan dalam mengembangkan materi pembelajaran.
- Acuan untuk membuat desain pembelajaran.
- Acuan dalam mengembangkan bahan ajar di kelas.
- Acuan untuk merancang dan melaksanakan penilaian akhir proses pembelajaran.
Adapun contoh kompetensi inti mata pelajaran Biologi kelas X berdasarkan
Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 adalah sebagai berikut.
1. Sikap spiritual: menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Sikap sosial: menunjukkan perilaku disiplin, tanggung jawab, jujur, peduli,
santun, proaktif sebagai solusi berbagai permasalahan ketika berinteraksi dengan
lingkungan sosial dan alam, juga menempatkan diri sebagai cerminan bangsa saat
bergaul dengan orang lain.
3. Pengetahuan dan keterampilan ditunjukkan oleh tabel berikut.

15
3.2 SARAN

Berdasarkan seluruh uraian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya dan
uraian kesimpulan di atas, maka saran penulis adalah: 1. Kepada pemerintah agar
membuat kebijakan di bidang pendidikan yang lebih matang, sosialisasi yang
memadai, dan pelatihan kepada guru dengan baik. Karena gurulah yang berhadapan
langsung dengan siswa. 2. Melaksanakan Kurikulum 2013 karena pada dasarnya
Kurikulum 2013 sangat baik untuk mengembangkan spiritual, sosial, pengetahuan,
dan keterampilan. 3. Guru-guru diharapkan agar tetap terus berinovasi
mengembangkan cara pengajaran yang lebih efektif dan menyenangkan terutama
dalam menggunakan metode mengajar yang menekankan pendekatan saintifik. 4.
Kepada seluruh mahasiswa calon guru untuk lebih berinovasi lagi untuk
mengembangkan pendidikan di Indonesia.

16
DAFTAR PUSTAKA

 Tania . (2015) . Dokumen Kurikulum 2013 . Dokumen Kurikulum 2013 , 20 .


 Ayub, Putu dan Sujoko Edy. Revisi Taksonomi Pembelajaran Benyamin S. Bloom.
Salatiga: FKIP Universitas Kristen Satya Wacana.
 Gunawann, Imam dan Retno Anggarini. Taksonomi Bloon-Revisi Ranah Kognitif:
Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, dan Penilaian. Madiun: GGSD FIP IKIP
PGRI Madiun
 E. Mulyasa, Pengembangan dan Impelemtasi Kurikulum 2013. (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya) hal.164

17

Anda mungkin juga menyukai