Anda di halaman 1dari 30

TUGAS BESAR METODE PENELITIAN

PENGARUH PRAKTIK LAPANGAN INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN


MENGAJAR MAHASISWA PTB FT-UNP ANGKATAN 2020

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Fahmi Rizal, M.Pd., M.T.

OLEH:

Farel Ardhan

(20061025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas besar tentang "Pengaruh Praktek
Lapangan Industri Terhadap Kesiapan Mengajar Mahasiswa PTB FT-UNP angkatan 2020".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan tugas besar ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam tugas besar ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
tugas besar ini.

Kami berharap semoga tugas besar yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Padang, 16 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah............................................................................................ 4
1.4 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.5 Tujuan Penelitian........................................................................................... 4
1.6 Manfaat Penelitian......................................................................................... 4
1.7 Defisi Operasional Peneletian……………...………………………………. 5
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Kajian Teori................................................................................................... 7
2.2 Penelitian yang Relevan .............................................................................. 12
2.3 Kerangka Konseptual................................................................................... 13
2.4 Hipotesis...................................................................................................... 13
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian............................................................................................ 14
3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian .................................................................... 14
3.3 Populasi Dan Sampel .................................................................................. 14
3.4 Pengembangan Instrumen Penelitian .......................................................... 15
3.5 Sumber Data Penelitian .............................................................................. 18
3.6 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 18
3.7 Teknik Analisis Data .................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


“Pendidikan merupakan salah satu hal yang bertujuan untuk menciptakan seseorang
yang berkarakter dan berkualitas sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk
mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat
di dalam berbagai lingkungan” (Marbun. Stefanus M, 2018). Dalam pendidikan ini
tentulah ada hasil yang akandidapatkan. Hasil dalam pendidikan dapat berupa nilai akhir
maupun kualitas kemampuan lulusan.
Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
menyatakan bahwa “lembaga pendidikan tenaga kependidikan adalah perguruan tinggi
yang diberi tugas oleh pemerintah untuk menyelenggarakan program pengadaan guru
pada pendidikan anak usiadini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah serta untuk menyelenggrakan dan mengembangkan ilmu
kependidikan dan non kependidikan.”
Universitas Negeri Padang (UNP) merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang
nantinya mencetak lulusan dalam bidang pendidikan maupun non kependidikan.
Fakultas Teknik (FT) memiliki 6 (Enam) departemen salah satunya yaitu Departemen
Teknik Sipil . Didalamnya terdapat salah satu program studi yang nantinya mencetak
lulusannya sebagai calon guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yaitu Program Studi
Pendidikan Teknik Bangunan (PTB).
Program studi PTB ini nantinya selain menjadi calon guru SMK dapat pula bekerja di
bidang kesipilan. Untuk itu program studi PTB memfasilitasi mahasiswanya untuk
mengasah konpetensi di bidang kesipilan dengan adanya mata kuliah wajib Praktik
Lapangan Industri. Praktik Lapangan Industri merupakan bentuk pembelajaran untuk
mencapai keselarasan antara teori dengan praktik nyata pada suatu proyek di lapangan.
Hal ini merupakan tuntutan mutlak yang diperlukan untuk menyiapkan lulusan yang
professional dan bertanggung jawab dalam bidang kesipilan.
Praktik Lapangan Industri di Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan (S1) ini
merupakan mata kuliah wajib mahasiswa dalam proses pendidikannya. Adapun tujuan
dan fungsi dari mata kuliah ini yaitu mengembangkan penalaran hubungan secara
komprehensif antara pengetahuan bidang studi yang diperoleh dengan penerapan nyata
di lapangan dalam bentuk kerja riil sebagai wahana aplikasi dan komparasi pengetahuan,
menumbuhkan wawasan kerja nyata dan mampu mengidentifikasi masalah kerja di
lapangan yang berpengaruh positif terhadap motivasai belajar mahasiswa, serta bentuk
aplikasi keterampilan terpadu dengan menerapkan, mengamati bahkan meneliti
kesesuaian teori dan aktual sebagai bekal untuk meningkatkan kualitas individu
sehingga menumbuhkan kemampuan manajerial (conceptual skill), kemampuan
hubungan (human skill) dan kemampuan keterampilan teknik (technical skill).
Untuk itu, lingkup praktik lapangan industri yang perlu ditempuh oleh mahasiswa
selama proses praktik lapangan industri meliputi mengamati, berperan aktif dan juga
mengkaji hal yang ditemukannya saat pelaksanaan praktik lapangan industri. Beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan saat pelaksanaan praktik lapangan industri diantaranya
membaca dan memahami gambar rencana, memahami rencana kerja dan persyaratan,
membaca dan memahami jadwal kegiatan dan jadwal biaya (barchart dan kurva S atau
metoda penjadwalan lainnya), mengetahui Rencana Anggaran biaya termasuk analisis
harga satuannya, membaca format laporan untuk mengetahui pengendalian adaministrasi
pengendalian bahan dan sumber daya proyek, serta pengembangan SDM (Sumber Daya
Manusia).
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mrupakan bentuk pendidikan formal menengah
yang menuntut pengajarnya untuk memiliki keterampilan dan kompetensi yang
memadai baik dalam segi keilmuan maupun pengajaran.Seorang guru sekolah kejuruan
dituntut untuk memiliki perbedaan kompetensi dan keterampilan dibandingkan dengan
guru sekolah pada umumnya.Hal ini dikarenakan sekolah kejuruan memiliki mata
pelajaran yang lebih spesifik dengan metode pengajaran yang bertujuan untuk mengasah
keterampilan dan keahlian siswanya.Hal tersebutlah yang mendorong agar SMK
memiliki pendidik yang berkompeten.Pengalaman dan pengetahuan pendidik di SMK
dalam dunia usaha dan industri masih minim. Padahal, pembelajaran di SMK ini
mengutamakan pada penguasaan kompetensi dan keterampilan untuk memahami
perkembangan di dunia luar sekolah.
Selain itu, pengajar di SMK belum mampu menerapkan pembelajaran yang aplikatif
di dunia kerja. Misalnya dalam pembelajaran bahasa inggris di SMK, pengajar
seringkali terjebak pada gaya pembelajaran di SMA yang lebih banyak mengajarkan
teori. Sedangkan, kebutuhan siswa SMK harus dapat menggunakannya untuk
berkomunikasi sesuai bidang keahliannya.Masalah lainnya, kemampuan dasar yang
harus dimiliki oleh seorang calon pengajar yaitu kemampuan untuk merencanakan dan
menyiapkan materi pembelajaran untuk melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.Menurut James Mursel dalam Nuragustiani (2014, hlm.3) menyatakan bahwa
“upaya untuk meningkatkan lulusan SMK agar dapat bekerja di dunia industri
memerlukan peran serta seorang guru.Guru yang diikutkan dalam hal ini adalah guru
yang mau melakukan persiapan pengajaran. Guru yang siap untuk melaksanakan proses
mengajar adalah guru yang professional. Guru SMK senantiasa dituntut untuk memiliki
wawasan dan pengalaman yang luas sesuai dengan keyataan yang ada di lapangan
dengan mengikuti kegiatan baik di sekolah maupun di industri. Pengalaman kerja yang
tinggi inilah yang akan berdampak jika guru SMK siap untuk melaksanakan
pembelajaran.”
Kegiatan Praktik Lapangan Industri tentulah berpengaruh pada proses mengajar
nantinya. Karena calon pengajar dapat membuat bahan ajar yang aplikatif lalu
digunakan dalam proses mengajar,serta calon pengajar juga dapat melakukan
pendekatan secara realistik pada siswa. “Pendidikan realistik merupakan pemanfaatan
realitas lingkungan yang dipahami oleh peserta didik untuk memperlancar proses
pembelajaran. Sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik” (Soedjadi,
2007).

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasikan permasalahan
sebagai berikut:
1. Praktik Lapangan Industri
A. Kurangnya keseriusan mahasiswa saat melaksanakan Praktik Lapangan Industri.
B. Pemanfaatan pengalaman Praktik Lapangan Industri kurang maksimal.
2. Kesiapan Mengajar
A. Adanya mahasiswa yang kurang siap mengajar karena kesulitan dalam
pendekatan realisitik pada proses pembuatan bahan ajar.
B. Kurangnya pengalaman calon pengajar SMK untuk mengajar murid SMK.
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini yaitu ketidaksiapan dalam mengajar murid
SMK nantinya karena kesulitan dalam pendekatan realistik pada proses pembelajaran.
Penelitian ini juga mengacu pada keseriusan mahasiswa saat melaksanakan Praktik
Lapangan Industri sebagai salah satu pembelajaran untuk pengaplikasian dari materi
yang ada. Untuk Kesiapan Mengajar, berfokus pada kesiapan dalam mempersiapkan
bahan ajar untuk pelaksanaan mengajar di SMK.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
A. Bagaimana pelaksanaan mata kuliah Praktik Lapangan Industri oleh mahasiswa
PTB?
B. Bagaimana kesiapan mengajar mahasiswa PTB untuk menjadi seorang guru
SMK?
C. Bagaimana pengaruh dari Praktik Lapangan Industri terhadap kesiapan mengajar
mahasiswa PTB?

1.5 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka didapatkan tujuan penelitian yang
meliputi:
A. Untuk mengetahui pelaksanaan mata kuliah Praktik Lapangan Industri oleh
mahasiswa PTB
B. Untuk mengetahui kesiapan mengajar mahasiswa PTB dan menjadi seorang guru
C. Untuk mengetahui pengaruh dari Praktik Lapangan Industri terhadap kesiapan
mengajar mahasiswa PTB

1.6 Manfaat Penelitian


Beberapa manfaat yang diharapkan oleh peneliti dari pelaksanaan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
 Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yaitu:
a. Memberikan hasil dari pemikiran dalam ilmu pengetahuan khususnya
di bidang Praktik Lapangan Industri di perguruan tinggi.
b. Dapat memberi referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan pengaruh Praktik Lapangan Industri terhadap
kesiapan mengajar mahasiswa.
 Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan, pengalaman
dan pengetahuan yang telah dimiliki dan untuk menambah ilmu
dalam meningkatkan kesiapan menjadi seorang pengajar dengan
adanya Praktik Lapangan Industri.
b. Bagi UNP
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
manfaat khususnya untuk meningkatkan proses mempersiapkan
mahasiswa sebagai calon guru yang profesional dangan memiliki
kesiapan mengajar yang baik dan bertanggungjawab.
c. Bagi Guru dan Calon Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pemikiran untuk meningkatkan kesiapan menjadi seorang guru. Serta
penelitian ini diharapkan mampu memotivasi mahasiswa calon guru
untuk meningkatkan kesiapan dalam mengajar dan terjun langsung
menjadi seorang guru sehingga dapat menjadi seorang guru yang
profesional dan bertanggungjawab.

1.7 Defisi Operasional Peneletian


 Kesiapan Mengajar
Mahasiswa Kesiapan mengajar mahasiswa merupakan keadaan dimana
mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FT-UNP memiliki
kemampuan dalam melaksanakan pengajaran, khususnya dalam penyiapan bahan
ajar dengan memahami dan mengajarkan keterkaitan antara teori yang dipelajari
dengan pengaplikasiannya pada bidang konstruksi. Sehingga siswa SMK dapat
lebih mudah memahami materi pembelajaran yang diajarkan.
 Praktik Lapangan Industri
Praktik Lapangan Industri merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan
oleh Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan FT-UNP guna memahami
keterkaitan antara teori yang diajarkan dengan pengaplikasian secara nyata.
Kegiatan ini dapat memberikan pengalaman yang bagi mahasiswanya, khususnya
untuk penyiapan bahan ajar saat menjadi guru SMK nantinya
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


1. Praktek Lapangan Industri
 Pengertian Praktek Lapangan Industri
Pengalaman merupakan pengetahuan atau keterampilan yang diketahui
dan dikuasai seseorang sebagai akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang
telah dilakukan sebelumnya selama jangka waktu tertentu. Seseorang
dikatakan berpengalaman apabila telah memiliki tingkat penguasaan
pengetahuan dan keterampilan yang relevan dan memadai sesuai dengan
bidang keahliannya.
Menurut Dalyono (2005: 167), pengalaman dapat mempengaruhi fisiologi
perkembangan individu yang merupakan salah satu prinsip perkembangan
kesiapan (readiness) mahasiswa dalam mempersiapkan diri memasuki dunia
kerja.
Definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengalaman adalah
suatu tingkat penguasaan dan pemahaman seseorang berdasarkan bidang
yang diminatinya dan dapat diukur dari lamanya belajar serta tingkat
pengetahuan dan keterampilan yang dimilik
Praktik Lapangan Industri (PLI) merupakan program yang dilaksanakan
secara khusus dengan mengambil alokasi waktu tertentu dan melibatkan
pihak lain di luar sistem kampus. Tempat pelaksanaan PLI bisa di Dunia
Industri/Dunia Usaha (DU/DI) dalam bentuk Perusahaan Swasta atau Instansi
Pemerintah.
Pembelajaran di dunia kerja adalah suatu strategi dimana setiap peserta
mengalami proses belajar melalui bekerja langsung (learning by doing) pada
pekerjaan yang sesungguhnya. Wena (2009:100) berpendapat bahwa
program Praktik Lapangan Industri adalah satu program yang menekankan
pada kegiatan mengaplikasikan suatu teori dalam kondisi dan situasi yang
terbatas, seperti pada laboratorium, bengkel, ruang kerja, proyek
pembangunan dan sebagainya.
Kesimpulannya bahwa praktik lapangan industri adalah suatu strategi yang
diselenggarakan oleh kampus dan dilaksanakan oleh mahasiswa di dunia
usaha dan dunia industri untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan di dunia kerja sehingga mahasiswa memperoleh pengalaman
secara langsung tentang dunia kerja.
 Tujuan Praktik Lapangan Industri
Program praktik lapangan industri bertujuan agar mahasiswa memperoleh
pengalaman langsung bekerja pada industri yang sebenarnya. Oemar
Hamalik (2007:16) mengemukakan “secara umum pelatihan bertujuan
mempersiapkan dan membina tenaga kerja, baik struktural maupun
fungisional, yang memiliki kemampuan berdisiplin yang baik”. Dengan
demikian kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan
keterampilan mahasiwa agar memiliki rasa siap memasuki dunia kerja.
Tujuan Praktik Lapangan Industri (PLI) antara lain dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Membantu mahasiswa untuk memiliki wawasan karier, memilih
bidang karier yang ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi
dalam lingkungan kerja, serta mampu mengembangkan sikap
profesional dalam bidang keahliannya.
2. Melalui praktek lapangan industri yang dilakukan mahasiswa dapat
diperoleh pengalaman praktis di dunia kerja serta dapat melakukan
pengkajian terhadap penerapan keilmuan dan teori yang
diperoleh mahasiswa selama proses pembelajaran di perguruan tinggi
3. .Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada mahasiswa
dalam rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang
berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
4. Memberikan bekal etos kerja yang tinggi bagi mahasiswa untuk
memasuki dunia kerja dalam menghadapi tuntutan pasar kerja global.
Berdasarkan tujuan di atas maka program praktik lapangan industri sangat
penting dilaksanakan. Selain untuk memberikan pengetahuan secara nyata
kepada mahasiswa, praktik lapangan industri memberikan pengalaman
berharga bagi mahasiswa untuk terjun langsung di dunia kerja. Bagi kampus,
dapat meningkatkan kualitas dan penghargaan serta lulusannya diakui di
dunia usaha dan dunia industri yang dapat memberikan nilai tambah pada
kualitas mahasiswanya.
 Manfaat Praktik Lapangan Industri
Manfaat PLI bisa dirasakan oleh pihak industri maupun pihak pendidikan,
akan tetapi yang paling merasakan manfaat PLI adalah para mahasiswa. PLI
dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada mahasiswa serta melatih dan
mengembangkan keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya untuk
diterapkan di dunia usaha dan industri tempat praktiknya.
Menurut Oemar Hamalik (2007:93) yang dikutip Alvia (2014), praktik
lapangan industri memberikan manfaat bagi mahasiswa sebagai berikut:
a. Menyediakan kesempatan kepada peserta untuk melatih keterampilan-
keterampilan manajemen dalam situasi lapangan yang aktual.
b. Memberikan pengalaman-pengalaman praktis kepada peserta sehingga
hasil pelatihan bertambah luas.
c. Peserta berkesempatan memecahkan berbagai masalah manajemen di
lapangan dengan mendayagunakan kemampuannya.
d. Mendekatkan dan menjembatani penyiapan peserta untuk terjun ke
bidang tugasnya setelah menempuh program pelatihan tersebut.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan PLI dapat memberikan wawasan dan
pengalaman baru untuk mahasiswa, dapat melatih mahasiswa untuk lebih
terampil, dapat membantu pola pikir mahasiswa agar dapat bersikap dewasa
di dalam memecahkan suatu masalah, serta membantu mahasiswa memiliki
kesiapan untuk memasuki dunia kerja.
2. Kesiapan Mengajar
 Pengertian Kesiapan Mengajar
Kesiapan mengajar sangat dibutuhkan oleh seorang guru agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik dan lancar. Kesiapan mengajar menurut
kamus psikologi merupakan suatu tindakan perkembangan seseorang yang
berawal dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk
mempraktikan hal tertentu.
1) Kesiapan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata siap adalah terampil dan
profesional serta dapat langsung (tanpa pelatihan lagi) menjalankan
pekerjaan. Dapat dikatakan langsung dipakai atau siap pakai. Dikatakan siap
pakai karena seseorang telah memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk
melakukan suatu pekerjaan tertentu.
Nana Syaodih (2005:157) mengungkapkan bahwa kesiapan berupa
kematangan untuk melakukan sesuatu dengan penguasaan pengetahuan atau
kecakapan dan keahlian atau keterampilan yang mendasarinya. Seseorang
akan siap melakukan suatu perbuatan apabila dirinya baik fisik maupun
psikis telah memiliki atau menguasai keterampilan yang mendasari perbuatan
tersebut. Jika sudah menguasai keterampilan yang dibutuhkan, maka
seseorang telah memiliki kesiapan untuk melakukan suatu perbuatan.
2) Mengajar
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk meciptakan
kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk
berlangsungnya proses belajar. Kalau belajar dikatakan milik siswa, maka
mengajar sebagai kegiatan guru. Di samping itu ada beberapa definisi lain,
yang dirumuskan secara rinci dan tampak bertingkat.
Seseorang dikatakan memiliki kesiapan mengajar jika dapat
melaksanakan kegiatan mengajar dengan cakap atau mahir. Hasibuan dan
Moedjiono (2012: 37) mengungkapkan bahwa secara tradisional mengajar
masih dianggap sebagai suatu kegiatan penyampaian atau penyerahan
pengetahuan, sedangkan secara mutakhir mengajar merupakan suatu
perbuatan yang kompleks. Berdasarkan pendapat di atas, perbuatan yang
kompleks tersebut meliputi seluruh sistem proses belajar. Sistem tersebut
adalah tujuan intruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, jenis
kegiatan serta sarana dan prasarana belajar mengajar.
 Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Mengajar
Seseorang perlu memiliki kesiapan akan segala sesuatu yang diperlukan
dalam melaksanakan tugasnya, begitu pula dengan guru yang akan
melaksanakan tugas mengajar. Kesiapan tidak timbul begitu saja. Kesiapan
seseorang timbul berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Menurut Slameto (2010) ada dua faktor- faktor yang dapat mempengaruhi
kesiapan mengajar.
1) Faktor Intern
a) Faktor jasmaniah: faktor kesehatan, faktor cacat tubuh.
b) Faktor psikologi: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi,
kematangan.
c) Faktor kelelahan: kelelahan jasmani, kelelahan rohani. 
2) Faktor Ekstern
a) Faktor keluarga: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,
latar belakang kebudayaan.
b) Faktor sekolah : kurikulum, disiplin sekolah, alat pelajaran, standar
pelajaran di atas ukuran, waktu sekolah, keadaan gedung.
c) Faktor masyarakat: kegiatan dalam masyarakat, media media, teman
bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
 Indikator Kesiapan Mengajar
Menjadi seorang guru tidaklah pekerjaan yang mudah, sehingga
dibutuhkan keterampilan yang memang harus dimiliki bagi mahasiswa
sebagai calon guru. Seorang calon guru yang akan mengajar di dalam kelas
haruslah memiliki kesiapan dasar mengajar yang baik. Menurut Buku
Pedoman Program Studi Pendidikan Ekonomi USD, kesiapan mengajar
memiliki 4 keterampilan.
1) Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Tujuan membuka pelajaran adalah untuk menciptakan atmosfir yang
dapat menimbulkan motivasi siswa terhadap topik yang akan dipelajari.
Tujuan menutup adalah meninjau kembali sejauh mana siswa telah
mencapai tujuan pembelajaran dan memperoleh gambaran yang
menyeluruh tentang hal-hal yang telah dipelajari.
2) Keterampilan Menjelaskan dan Memvariasi Stimulus
Kegiatan menjelaskan dan memberikan stimulus yang bervariasi
dalam pembelajaran menjadi bagian penting dalam membantu
pemahaman siswa selama pembelajaran untuk mencapai kompetensi
tertentu sesuai dengan kurikulum.
3) Keterampilan Bertanya dan Memberi Penguatan
Kegiatan bertanya dalam pembelajaran bertujuan agar siswa dapat
meningkatkan kemampuan berpikirnya, keterlibatan di dalam kelas dan
memperoleh lebih banyak pengetahuan.
4) Kemampuan Mengajar secara Terintegrasi
Keterampilan-keterampilan dasar mengajar yang telah dilatihkan
kepada mahasiswa secara terpisah ditindak lanjuti dengan upaya
menggabungkan berbagai keterampilan dasar mengajar tersebut dalam
satu kesatuan proses mengajar.

2.2 Penelitian Yang Relevan


Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian yang akan dilaksanakan saat ini. Berikut ini beberapa hasil penelitian yang
relevan yang dijadikan bahan telaah bagi peneliti
Ziani Nadzima (2021) menyimpulkan bahwa praktik kerja lapangan/praktik lapangan
industri memiliki peran yang cukup penting dalam kesiapan mahasiswa untuk menjadi
seorang pengajar.
Awaluddin Rahman, dkk (2020) menyimpulkan terdapat pengaruh praktik kerja
lapangan terhadap kesiapan kerja di era revolusi industri 4.0 pada siswa kelas XII SMK
Negeri 3 Makassar, dengan nilai persentase pada variabel X sebesar 53% dan Y sebesar
37%. Berdasarkan hasil nilai signifikan uji normalitas sebesar 0,600 untuk variabel X, dan
untuk varibel Y diperoleh nilai signifikan sebesar 0,959, sehingga dapat dikatakan seluruh
variabel berdistribusi normal. Selanjutnya pada uji linieritas diperoleh nilai signifikan
sebesar 0,246, sehingga dapat disimpulkan pula bahwa kedua variabel memiliki hubungan
yang linear. Sedangkan pada uji t yang dikonsultasikan dengan nilai tabel, dapat dikatakan
nilai thitung lebih besar dari ttabel (7.599>2.110).
2.3 Kerangka Konseptual
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengetahui seberapa besar pengaruh praktek
lapangan industri terhadap kesiapan mengajar mahasiswa PTB FT-UNP angkatan 2020.
Maka kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Variabel X Variabel Y

Praktek Lapangan Kesiapan Mengajar


Industri

2.4 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan kajian teori, maka hipotesis penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Ha : Terdapat Pengaruh antara Praktek Lapangan Industri Terhadap
Kesiapan Mengajar Mahasiswa PTB FT-UNP angkatan 2020 secara
signifikan .

Ho : Tidak terdapat Pengaruh antara Praktek Lapangan Industri Terhadap


Kesiapan Mengajar Mahasiswa PTB FT-UNP angkatan 2020 secara
signifikan
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Sedangkan menurut Sudtaharjo dalam Ahmad Tanzeh (2009, hlm. 100) menyatakan jika
riset kuantitatif adalah metode pemecahan masalah yang terencana dan cermat dengan
desain yang terstruktur, pengumpulan data dilakukan secara sistematis terkontrol dan
penyusunan teori dapat disimpulkan secara induktif falam rangka pembuktian hipotesis
secara empiris.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan jika penelitian kuantitatif
merupakan cara penelitian yang dilakukan pada populasi dan sampel tertentu, menggunakan
instrumen penelitian, dan dilakukan dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Penelitian ini mencari pengaruh dari variabel bebas yang berupa pelaksanaan Praktik
Lapangan Industri (X) terhadap variabel terikat yang berupa kesiapan mengajar (Y).

3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di Universitas Negeri Padang, tepatnya di Fakultas Teknik,
Jurusan Teknik Sipil

2. Waktu
Pengambilan data penelitian ini dilakukan pada bulan September s/d Oktober 2022

3.3 Populasi Dan Sampel


Populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian. Menurut Sugiyono (2016, hlm.
117), “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. “
Pada penelitian ini polpulasi dan sampel dikemukakan dalam hubungannya dengan
sumber data, yakni yang dijadikan objek penelitian. Sesuai dengan penelitian, populasi yang
menjadi subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa PTB angkatan 2020 yang telah
menyelesaikan praktik lapangan industri hingga ke tahap evaluasi, masih aktif sebagai
mahasiswa.Mahasiswa yang termasuk kedalam kategori tersebut berjumlah 73 orang.
Menurut Sugiyono (2016, hlm.118) “sampel adalah sebagian jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi. Sehingga, sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang
diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.” Maka dapat
disimpulkan bahwa sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai
sumber data dan dapat mewakili dari seluruh populasi.
Menurut Surakhmad (1994, hlm 100) dalam Akdon (2008, hlm.107) berpendapat “…
apabila ukuran populasi sebanyak kurang dari 100, maka pengambilan sampel sekurang-
kurangnya 50% dari ukuran populasi.Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari
1000, ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi”.
Dalam penelitian ini, jumlah populasi adalah 73 orang sehingga kurang dari 100. Maka
jumlah sampel yang diambil sekurang-kurangnya 50% dengan perhitungan:

S = 15% + 1000−n / 1000−100 x (50% - 15%)

Keterangan : S = Sampel
n = Jumlah Populasi
Diketahui : n = 73 orang
Maka : S = 15% + 1000− 73 / 1000−100 x (50% - 15%)
S = 15% + 36,05%
S = 51,05 %
Jadi, jumlah sampel nya sebesar 73 x 51,05% = 37,26 dibulatkan menjadi 37 orang.
Maka jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini adalah sebanyak 37 mahasiswa
Pendidikan Teknik Bangunan.

3.4 Instrumen Penelitian


Menurut Arikunto (2006, hlm.101) menyebutkan bahwa “instrumen pengumpulan data
adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah.” Instrumen yang
digunakan dalam memperoleh data mengenai Praktik Lapangan Industri dan kesiapan
mengajar ini menggunakan instrumen pengumpulan data berupa angket.
Selain itu Arikunto (2006, hlm. 101) menyebutkan bahwa “angket adalah kumpulan
pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (responden) dan cara
menjawabnya pun dilakukan secara tertulis. Selain itu terdapat pula daftar cocok yang
merupakan kumpulan dari pertanyaan yang pengisiannya oleh responden dilakukan dengan
memberikan tanda centang atau tanda cocok pada tempat yang sudah disediakan.” Jenis
angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup yaitu kuesioner
yang telah disediakan jawabannya sehingga responden hanya perlu memberi memilih pada
jawaban yang dipilih sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tahap-tahap pembuatan
instrumen adalah :
1. Membuat indikator instrumen penelitian berdasarkan kajian teori.
2. Menjabarkan indikator tersebut kedalam bentuk butir-butir instrumen penelitian.
3. Instrumen yang telah tersusun dikonsultasikan kepada ahli untuk diperbaiki dan
disempurnakan
Berikut merupakan kisi-kisi angket yang akan digunakan dalam pengambilan dan
pengolahan data:

Variabel Indikator Sub Indikator No. Item

Penelitian

Penempatan sesuai dengan


konsentrasi/peminatan
1, 2, 3
jurusan
Pengorganisasian
Praktik Lapangan Pembimbing dari jurusan
Industri
yang sesuai dengan 4, 5, 6
Variabel X
konsentrasi penempatan
(Praktik
Lapangan Hadir dan aktif pada
Industri) pelaksanaan praktik
Lapangan industri 7, 8, 9, 10
Monitoring dan konsultasi
pelaksanaan praktik kerja
11,12,13
industri

Memiliki kompetensi keahlian


yang sesuai dengan
Pelaksanaan
konsentrasi/peminatan
praktik lapangan
industri jurusan mahasiswa 14, 15, 16

Pelaksanaan 17, 18, 19,


Memahami detail pekerjaan
praktik 20, 21, 22,
yang sedang berlangsung
lapangan 23
industri
Penyusunan dan Pemahaman 24, 25, 26,
Evaluasi Praktik
Laporan 27
Lapanagan
Ujian Praktik Lapangan 28, 29, 30
Industri Industri
Memahami karakteristik
peserta didik dan pengajar 1,2,3,4,5
SMK
Kesiapan Mengembangkan Kurikulum
Merencanakan dan Perencanaan 6,7,8,9
Variabel Y
Pembelajaran Pembelajaran
(Kesiapan
Menguasai teori belajar dan
Mengajar) 10, 11, 12,
prinsip pembelajaran yang
13, 14,
mendidik
Kesiapan 15, 16, 17,
Menyampaikan materi
Mengelola Proses 18, 19,
pembelajaran
Pembelajaran 20,21,22
3.5 Sumber Data Penelitian
Sumber Data padan penelitina ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu Dokumentasi dan
Angket yaitu sebagai berikut :
1) Dokumentasi
Data awal ini berupa daftar nama mahasiswa, jumlah mahasiswa dan data lain yang
akan digunakan untuk kepentingan penelitian.
2) Angket
Pengambilan data melalui angket ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
kesiapan mahasiswa untuk menjadi seorang guru setelah mahasiswa yang
bersangkutan selesai melaksanakan praktik lapangan industri.

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data disesuaikan dengan permasalahan yang ada dalam
penelitian. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
teknik angket (teknik non tes). Angket sebagai alat pengumpulan data bagi variabel X
pelaksanaan Praktik Lapangan Industri dan variabel Y kesiapan mengajar mahasiswa
PTB FT-UNP angkatan 2020.
Menurut Riduwan (dalam Saputra, 2009, hlm.48), “angket dibedakan
kedalam dua jenis”, yaitu:
1. Angket terbuka (angket tidak berstruktur) ialah angket yang disajikan dalam
bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan
kehendak dan keadaanya.
2. Angket tertutup (angket terstruktur) ialah angket yang dijadikan dalam bentuk
sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban
yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda
silang atau tanda checklist.
Jenis angket atau kuesioner yang dipilih dalam penelitian ini adalah
kuesioner tertutup, artinya jawaban sudah disediakan oleh peneliti sehingga
responden hanya menjawab atau memilih pilihan jawaban yang sesuai dengan
pendapatnya.
Data diperlukan untuk menjawab masalah penelitian atau menguji hipotesis
yang sudah dirumuskan. Data merupakan hasil pencatatan suatu penelitian baik
yang berupa angka maupun fakta yang dijadikan bahan untuk untuk menyusun
informasi.
Data yang didapat dalam penelitian ini adalah berupa data kuantitatif, hasil
dari jawaban pertanyaan (instrumen penelitian) penelitian terhadap responden
yaitu orang yang menjawab atau merespon pertanyaan-pertanyaan peneliti. Data
yang di perlukan dalam penelitian ini adalah data jumlah Mahasiswa aktif
Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan angkatan 2020 yang telah
menyelesaikan praktik Lapangan industri hingga ke tahap evaluasi

3.7 Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden dan
sumber data lain terkumpul. Tujuannya yaitu untuk menyederhanakan data ke
dalam bentuk yang lebih mudah untuk diinterpretasikan. Teknik analisis data
merupakan suatu langkah yang berfungsi untuk menyimpulkan hasil dari
penelitian.
Data yang telah terkumpul akan diolah secara statistik untuk menguji
hipotesis yang diajukan serta menarik kesimpulan dari penelitian yang dibuat.
Berikut langkah-langkah yang dilakukan sebelum data diolah:
1. Persiapan, kegiatan dalam langkah persiapan ini meliputi:

a. Mengecek nama dn kelengkapan identitas pengisi.

b. Mengecek kelengkapan data, yaitu memeriksa instrumen pengumpul data.

c. Mengecek macam isian data.

2. Tabulasi, kegiatan tabulasi ini meliputi:

a. Memberikan skor setiap item jawaban pada kuesioner responden.

b. Mengubah jenis data disesuaikan atau dimodifikasi dengan teknik analisa


yang digunakan.
c. Memberi kode dalam hubungan dengan pengolahan data jika
menggunakan komputer.
3. Penerapan data sesuai pendekatan penelitian.
Adapun beberapa prasyarat pengujian yang dilakukan dalam teknik analisis
1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi


data. Data yang diuji normalitas distribusi frekuensinya adalah kelompok data
(X) untuk variabel Praktik Lapangan Industri dan kelompok data (Y)
kesiapan mengajar. Mahasiwa PTB angkatan 2020. Pada penelitian ini,
perhitungan uji normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 22.0 for
Windows dengan uji Kolmogrov-Smirnov. Cara untuk mengetahui signifikasi
hasil uji normal adalah dengan memperhatikan bilangan pada kolom
signifikas (Sig).
a. Dengan mengambil maksimum galat sebesar 5% maka taraf signifikansi
uji yaitu α = 0,05
b. Membandingkan taraf signifikansi
Jika taraf signifikansi > α, artinya distribusi data normal
Jika taraf signifikansi <α, artinya distribusi data tidak normal
a. Hasil Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi
data. Uji Normalitas ini diperlukan untuk menentukan teknik statistic yang akan
digunakan. Jika distribusi data tersebar secara normal, maka teknik penghitungan
ststistik menggunakan teknik statistik parametrik.Namun, apabila distribusi data
tersebar secara tidak normal maka teknik penghitungan statistik menggunakan
teknik statistik non parametrik.Pada pengujian Normalitas Distribusi Data, penulis
menggunakan program aplikasi IBM SPSS Statistics 22.0 for windows dengan uji
Kolmogorov-Smirnov

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Praktik Lapangan .095 37 .200 .967 37 .331
Industri
Kesiapan Mengajar .132 37 .099 .963 37 .245

1) Perumusan Hipotesis
H0 : Data Praktik Lapangan Industri dan Kesiapan Mengajar Tidak
Berdistribusi Normal.
Ha : Data Praktik Lapangan Industri dan Kesiapan Mengajar
Berdistribusi Normal
2) Dasar Pengambilan Keputusan
Untuk pengambilan keputusan signifikansi dari uji normalitas adalah
dengan memperhatikan bilangan pada kolom signifikansi (Sig). Terdapat
beberapa kriteria dalam menetapkan kenormalan, diantaranya:
a) Dengan mengambil maksimum galat sebesar 5% maka taraf
signifikansi uji yaitu α = 0,05
b) Membandingkan taraf signifikansi
Jika taraf signifikansi > α, artinya distribusi data normal dan H0 ditolak
Jika taraf signifikansi <α, artinya distribusi data tidak normal dan H0
diterima
3) Pengambilan Keputusan
Berdasarkan Tabel 3.5, pada kolom Kolmogorov-Smirnov terlihat bahwa:
a) Normalitas Variabel X
Nilai signifikansi pada variabel X yaitu 0,200. Nilai tersebut lebih besar
dari taraf signifikansi uji yaitu α = 0,05. Hasil tersebut menunjukan jika
distribusi pada variabel X adalah normal.Normalitas variabel X dapat
terlihat pula pada Gambar 3.1. Nilai prediksi normal (Expected Normal)
hampir linear terhadap nilai yang di teliti (Observed Value).Sehingga
Ha (Data Praktik Lapangan Industri Berdistribusi Normal) diterima.

Grafik Normalitas Variabel X


b) Normalitas Variabel Y
Nilai signifikansi pada variabel Y yaitu 0,099. Nilai tersebut lebih besar
dari taraf signifikansi uji yaitu α = 0,05. Hasil tersebut menunjukan jika
distribusi pada variabel Y adalah normal.Normalitas variabel Y dapat
terlihat pula pada Gambar 3.2. Nilai prediksi normal (Expected Normal)
hampir linear terhadap nilai yang di teliti (Observed Value).Sehingga
Ha (Data Kesiapan Mengajar Berdistribusi Normal) diterima.

Grafik Normalitas Variabel Y

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua
atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi
yang sama. Pada analisis yang dibutuhkan adalah bahwa galat regresi untuk
setiap pengelompokan berdasarkan variabel terikatnya memiliki variabel yang
sama. Pada penelitian ini, perhitungan uji homogenitas dilakukan dengan
bantuan program SPSS 22.0 for Windows. Cara untuk mengetahui signifikasi
hasil uji homogen adalah dengan memperhatikan bilangan pada kolom
signifikas (Sig).
b. Dengan mengambil maksimum galat sebesar 5% maka taraf signifikansi
uji yaitu α = 0,05
c. Membandingkan taraf signifikansi
Jika taraf signifikansi > α, artinya variansi tiap sampel sama (homogen)
dan H0 ditolak
Jika taraf signifikansi <α, artinya variansi tiap sampel tidak sama (tidak
homogeny dan H0 diterima

a. Hasil Uji Homogenitas


Pada pengujian Homogenitas, penulis menggunakan program aplikasi
IBM SPSS Statistics 22.0 for windows.

Test of Homogeneity of Variance


Levene Statistic df1 df2 Sig.
Hasil Based on Mean .372 1 72 .544

Based on Median .445 1 72 .507


Based on Median and with
.445 1 71.838 .507
adjusted df
Based on trimmed mean .405 1 72 .527
1) Perumusan Hipotesis
H0 : Variansi pada tiap kelompok tidak sama (Tidak Homogen)
Ha : Variansi pada tiap kelompok sama (Homogen)
2) Dasar Pengambilan Keputusan
Untuk pengambilan keputusan signifikansi dari uji homogenitas adalah
dengan memperhatikan bilangan pada kolom signifikansi (Sig). Terdapat
beberapa kriteria dalam menetapkan kenormalan, diantaranya:
a. Dengan mengambil maksimum galat sebesar 5% maka taraf signifikansi
uji yaitu α = 0,05
b. Membandingkan taraf signifikansi
Jika taraf signifikansi > α, artinya variansi tiap sampel sama (homogen)
Jika taraf signifikansi <α, artinya variansi tiap sampel tidak sama (tidak
homogen
3) Pengambilan Keputusan
Berdasarkan Tabel 3.6, pada kolom Sig. (Based on Mean) terlihat bahwa
nilai signifikansi dari uji homogenitas adalah 0,544 > α = 0,05, maka Ha
(variansi pada tiap kelompok sama <Homogen>) diterima.
Adapun beberapa pengujian yang dilakukan dalam teknik analisis data
diantaranya :
1. Uji Signifikansi (Uji T)
Jika hasil pengujian menunjukan adanya pengaruh antara kedua
variabel, maka perlu dilakukan uji kemaknaan atau signifikasi dari pengaruh
tersebut. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang terjadi antara 2
variabel tersebut betul-betul bermakna atau hanya terjadi secara kebetulan.
Uji signifikan ini menggunakan pengujian statistik melalui rumus uji t dalam
Sugiyono (2017, hlm 230), yaitu sebagai berikut:

rn−2
t hitung =
1 − r2

Keterangan :
r : Koefisien Korelasi
n : Jumlah Sampel
Membandingkan thitung dengan ttabel untuk α = 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = n – 2 dengan kriteria pengujian sebagai berikut ini.
Jika thitung ≥ ttabel, artinya H0 ditolak artinya signifikan, dan Jika
thitung ≤ ttabel, artinya H0 diterima artinya tidak signifikan

2. Analisis Regresi Linier Sederhana


Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengatuh satu buah
variabel bebas terhadap satu buah variabel terikat. Pengambilan keputusan
dalam uji regresi linier sederhana dapat mengacu pada dua hal, yaitu
membandingkan nilai signifikansi dengan nilai probabilitas 0,05.
a. Jika nilai signifikansi > 0,05, artinya variabel X berpengaruh pada
variabel Y
b. Jika nilai signifikansi < 0,05, artinya variabel X tidak berpengaruh
pada variabel Y
Selain itu, ada pula dengan menggunakan analisis persamaan.Analisis ini
menggunakan persamaan sebagai berikut:

Y = a + bX

Keterangan:
Y = Variabel terikat
a = Bilangan Kontanta
b = Koefisien variabel bebas
X = Variabel Bebas / Predikator
(Arikunto, 2006, hlm.338)
DAFTAR PUSTAKA

Afrida. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Akdon.
(2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan
Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.
Chaplin, J. (2006). Kamus Lengkap Psikologi (Terjemaan Kartini Kartono).

Jakrta: PT. Raja Grafindo Persada.

Creswell, J. W. (2010). Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed.


Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Greene, R. (2006). Belajar Tak Hanya di Sekolah. Jakarta: Erlangga. Hamalik,
Oemar. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hendryadi. (2017) Validasi Isi: Tahap Awal Pengembangan Kuesioner. Jakarta.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Joni, R. (2011). Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Pendidikan Guru . Jakarta: Ditjen Dikti.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2020). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Balai
Pustaka.
Kurniasari, I. D. (2016). Pengaruh Minat Menjadi Guru Dan Program pengenalan
lapangan (PPL) Terhadap Kesiapan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Program
Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2012 Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Peraturan Menteri Pendididan Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi dan Kompetensi Guru. (t.thn.).

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005. (t.thn.).


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002. (t.thn.).

Anda mungkin juga menyukai