Anda di halaman 1dari 34

UJIAN AKHIR SEMESTER

SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2020/2021


PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI LOGISTIK
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2021/2022

Mata kuliah : Metodologi Riset Terapan (MRT)


Pengampu : Dr. Drs. Mashudi, SE., MM., CIQaR., CIQnR.
Prodi /Kelas : MAL / A dan B
Hari dan tanggal : Rabu, 15 Desember 2021
Jam : 14.00 - 16.30
Ruang : -
Durasi : 7 kali 24 jam
Sifat : Terbuka
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
MANAJEMEN ADMINISTRASI LOGISTIK
SEMESTER 5
2021/2022

PROPOSAL SKRIPSI DENGAN JUDUL “ PENGARUH PROSES


PEMBELAJARAN DAN PROGRAM KERJA PRAKTEK TERHADAP
KESIAPAN KERJA MAHASISWA “
Disusun untuk memenuhi tugas Metodologi Riset Terapan Semester 5

KELOMPOK 3

KELAS A

Dosen Pengampu :
Dr. Drs. Mashudi, SE., MM. CIQaR. CIQnR
Disusun Oleh :
Muhammad Alif Mulya Satriana 40011319650034

Metodologi Riset Terapan


DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................4
1. PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................7
2. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN.....7
2.1 Kajian Penelitian Terdahulu.......................................................................7
2.2 Landasan Teori.............................................................................................7
2.2.1 Pengertian Proses Pembelajaran................................................................7
2.2.2 Pengertian Kerja Praktik.....................................................................8
2.2.3 Pengertian Kesiapan Kerja..................................................................9
2.3 Kerangka Konseptual Penelitian...............................................................10
2.4 Hipotesis......................................................................................................11
BAB III...........................................................................................................................11
3. METODE PENELITIAN..................................................................................11
3.1 Rancangan Penelitian.................................................................................11
3.2 Lokasi Penelitian........................................................................................11
3.3 Identifikasi Variabel dan Indikator Variabel.................................................12
3.4 Definisi Operasional Variabel.........................................................................14
3.5 Populasi dan Sampel........................................................................................14
3.6 Teknik Pengumpulan Data..............................................................................15
3.7 Uji Validitas dan Uji Reabilitas.......................................................................15
3.8 Metode Analisis Data.......................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...21
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perkembangan zaman dan pesatnya globalisasi tidak hanya
memunculkan berbagai fenomena sosial, ekonomi, budaya dan
teknologi, tetapi juga kian ketatnya tingkat kompetisi baik antar negara
maupun antar individu. Ketatnya kompetisi ini perlu dijawab dengan
kompetensi yang tepat, terutama pada para lulusan perguruan tinggi.
Perguruan tinggi sebagai lembaga yang mengembangkan knowledge,
juga mesti mencetak mahasiswanya agar memiliki soft skills yang
memadai. Dengan demikian, para lulusannya pun dapat menjadi
individu yang kompeten. Lulusan yang kompeten tidak sekedar
mampu menguasai pengetahuan dan teknologi di bidangnya,
melainkan juga mampu mengaplikasikan kompetensinya dan memiliki
soft skills yang memadai. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diberikan perguruan tinggi kepada para lulusannya adalah bekal hard
skills. Sementara itu, bekal soft skills diberikan melalui pengembangan
kemampuan berkomunikasi baik lisan, tulisan maupun gambar,
kemampuan bekerja secara mandiri atau tim, kemampuan berlogika
dan kemampuan menganalisis.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa untuk mencapai
puncak keberhasilan, bukan hanya hard skills yang dibutuhkan, tetapi
juga soft skills. Bahkan dalam banyak hal, keunggulan seseorang pada
soft skills justru menjadi faktor penting yang menentukan keberhasilan
hidupnya. Dunia kerja membutuhkan orang-orang yang tidak hanya
lulus dengan nilai yang tinggi tetapi mereka butuh kemampuan
berkomunikasi, integritas dan kemampuan bekerjasama dengan orang
lain. Kualitas-kualitas yang tidak terlihat wujudnya (intangible) namun
sangat diperlukan dalam dunia kerja ini disebut juga dengan soft skills.
Soft skills didefinisikan sebagai perilaku personal dan interpersonal
yang mengembangkan dan memaksimalkan kinerja humanis, termasuk
diantaranya kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi, bekerja dalam
tim, ketahanan mental, disiplin, tanggung jawab dan atribut soft skills
lainnya. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di
Harvard University Amerika Serikat yang mengungkapkan bahwa
kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skills dan sisanya
80% oleh soft skills (Furhan,2011).
Perguruan Tinggi sebagai institusi pendidikan memiliki peran
yang sangat besar dalam upaya pengembangan SDM dan peningkatan
daya saing bangsa. Agar peran yang strategis dan besar tersebut dapat
dijalankan dengan baik, maka SDM perguruan tinggi haruslah
memiliki kualitas yang unggul. Berbagai macam usaha dilakukan oleh
perguruan tinggi untuk menghasilkan SDM yang memiliki
kemampuan profesional, pengetahuan, ketrampilan serta wawasan
yang luas serta untuk mengembangkan dan menguatkan soft skills
pada para mahasiswa ini melalui optimalisasi proses pembelajaran
serta pelaksanaan Kerja Praktik (magang). Proses pendidikan
merupakan perubahan pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotor) dan sikap (afektif) seseorang, maka pendidikan
seharusnya menghasilkan output dengan kemampuan yang
proporsional antara hard skills dan soft skills. Selain karena
kurikulum yang memiliki muatan soft skills yang rendah dibanding
muatan hard skills, ketidakseimbangan antara soft skills dengan hard
skills juga dapat disebabkan oleh proses pembelajaran yang
menekankan pada perolehan nilai hasil ulangan maupun nilai hasil
ujian.
Selain dari faktor proses pembelajaran yang diperoleh dari
perguruan tinggi, untuk mengembangkan soft skills mahasiswa juga
dipengaruhi dari pengalaman praktik di lapangan. Dalam upaya
mengembangkan soft skills pada mahasiswa telah diberikan teori-teori
dan praktik yang mendukung pelajaran yang ada di perguruan tinggi,
sehingga mahasiswa memiliki bekal pengalaman yang dapat dijadikan
tumpuan saat memasuki dunia kerja nanti. Pengalaman tersebut dapat
diperoleh dari program Kerja Praktik (magang). Program Kerja
Praktik (magang) merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan
oleh mahasiswa untuk terjun di lapangan sesuai dengan bidang ilmu
yang dimilikinya. Kerja Praktik (magang) merupakan salah satu
bentuk kuliah kerja lapangan bagi mahasiswa. Program Kerja Praktik
(magang) ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi mahasiswa
karena program yang dilaksanakan pada dunia usaha atau dunia
industri dapat memberikan bekal pengalaman yang dapat membentuk
pribadi mahasiswa yang mempunyai keahlian yang profesional,
berkualitas, yang mampu dikembangkan menurut bidang
pekerjaannya.
Namun pada kenyataannya, harapan untuk menghasilkan
tamatan yang siap bersaing di pasar kerja ternyata belum sepenuhnya
dapat terpenuhi. Kondisi pendidikan tinggi sampai sekarang ini masih
belum memiliki kualifikasi kemampuan seperti yang diharapkan oleh
dunia kerja. Hal ini bisa dilihat dari masih banyaknya kritik terhadap
pendidikan tinggi mengenai lulusannya yang kurang dipersiapkan
dengan baik untuk memasuki lapangan kerja, tidak efisien, kurang
relevan, kurang mutakhir dan sukar berubah, lulusan yang bekerja
masih perlu ditraining lagi oleh perusahaan atau industri, bahkan juga
masih banyaknya lulusan yang menganggur.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah
dalam tulisan ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah ada pengaruh signifikan secara bersama-sama dari
proses pembelajaran dan kerja praktek terhadap kesiapan kerja
?
2. Apakah ada pengaruh singnifikan secara parsial proses
pembelajaan dan kerja praktek terhadap kesiapan kerja ?
3. Manakah variabel yang berpengaruh dominan terhadap
kesiapan kerja mahasiswa ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dan juga fokus penelitian


maka tujuan yang ingin dicapai penelitian adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengaruh siginifikan dari proses


pembelajaran dan kerja praktek terhadap kesiapan kerja
mahasiswa ?
2. Untuk mengetahui pengaruh signifikan secara parsial dari
proses pembelajaran dan kerja praktek terhadap kesiapan kerja
mahasiswa ?
3. Untuk mengetahui variabel yang dominan pengaruhnya
terhadap kesiapan kerja mahasiswa.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Manfaat teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat


memberikan sumbangan informasi bagi penelitian berikutnya
dimasa yang akan datang, terutama yang tertarik untuk
meneliti variabel motivasi dan praktek kerja lapangan serta
sarana pembelajaran praktek.
2. Manfaat praktis dapat sebagai bahan masukan bagi lembaga
pendidikan tinggi dalam menentukan kebijakan-kebijakan,
meningkatkan motivasi mahasiswa dan praktek kerja lapangan
serta sarana pembelajaran praktek terhadap kesiapan
mahasiswa.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN

2.1 Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang


dilakukan oleh:

1. Yunindra Widyatmoko berjudul “Pengaruh proses


pembelajaran dan kerja praktek terhadap kesiapan kerja
mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta”. 1 yang menghasilkan kesimpulan penelitian
sebagai berikut:
a. Terdapat pengaruh positif dan signifikan proses
pembelajaran dan kerja praktek terhadap kesiapan
kerja. Mahasiswa yang mengikuti kerja praktek lebih
siap bekerja daripada mahasiswa yang tidak kerja
praktek. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien
regresi sebesar 2.274, nilai t-hitung sebesar 4.282 dan
t-tabel sebesar 1.98 dengan tingkat signifikansi sebesar
0.000.
b. Terdapat pengaruh positif signifikan kerja praktek
terhadap kesiapan kerja. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai koefisen regresi sebesar 2.242, nilai t-hitung
sebesar 2.176 dan t-tabel 1.98 dengan tingkat
signifikansi 0.032.

Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti


tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja
mahasiswa. Sedangkan, Perbedaannya adalah pada objek
penelitiannya dimana penelitian diatas meneliti di Jurusan
Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
sedangkan penelitian ini dilakukan di Program Studi
Manajemen & Administrasi Logistik Universitas Diponegoro.

2. Endah Rahayu Nugraheni yang berjudul “Pengaruh Praktek


Kerja Industri dan terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII
SMK YPKK 2 Sleman Tahun Ajaran 2010/2011”.
a. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan praktek kerja industri
terhadap kesiapan kerja dengan ℎ lebih besar dari
(7,023>1,984) dan taraf signifikansi 0,0001,984) dan
taraf signifikansi 0,0003,090); taraf signifikansi 0,000.
b. Terdapat pengaruh positif dan signifikan praktek kerja
terhadap kesiapan kerja dengan ℎ lebih besar dari
(8,660>1,984) dan taraf signifikansi 0,000<0,05.
c. Terdapat pengaruh positif dan signifikan praktek kerja
industri dan minat kerja terhadap kesiapan kerja
dengan ℎ lebih besar dari (52,310>3,090); taraf
signifikansi 0,000.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan


dilakukan adalah penggunaan variabel kesiapan kerja serta
penggunaan regresi ganda sebagai alat analisis data.
Perbedaanya berada pada obyek penelitian, dimana penelitian
di atas meneliti di SMK YPKK 2 Sleman sedangkan penelitian
ini dilakukan di Program Studi Manajemen & Administrasi
Logistik Universitas Diponegoro
2.2 Kajian Teori

A. Proses Pembelajaran
Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi
secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang,
keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil.
Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan
terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek dibawah
pengaruhnya. Pengertian “pembelajaran” secara bahasa sama
dengan “instruction” atau “pengajaran” yang mempunyai arti cara
(perbuatan) mengajar atau mengajarkan.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:297), “Pembelajaran
adalah kegiatan pengajar secara terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat peserta didik belajar aktif, yang
menekankan pada penyediaan sumber belajar”. Sedangkan menurut
Oemar Hamalik (2003:57), “Pembelajaran adalah merupakan suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran”. Dari
beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
“Pembelajaran adalah proses interaksi antara pengajar dan peserta
didik dan didukung dengan unsur-unsur pembelajaran seperti
media, sumber belajar serta sarana dan prasana belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, serta
proses pembentukan sikap pada peserta didik”. Sedangkan proses
pembelajaran adalah merupakan aktivitas sadar yang dilakukan
untuk dapat menguasai satu atau beberapa kompetensi sebagai
milik diri. Proses ini berlangsung dalam situasi pembelajaran yang
sudah tersistem sedemikian rupa sehingga keberhasilan didalam
proses tersebut dapat diukur secara langsung dalam kegiatan
tersebut. (Saroni,2006:71). Indikator proses pembelajaran dalam
penelitian ini adalah materi pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran dan partisipasi mahasiswa.

B. Kerja Praktik
Program Kerja Praktik (magang) menurut Djoko Santosa TH
dalam jurnal Pengaruh Program Magang Mahasiswa Pendidikan
Administrasi Perkantoran FKIP UNS Terhadap Prestasi Akademik
Tahun 2008, adalah suatu program yang dilakukan oleh mahasiswa
untuk terjun di lapangan sesuai dengan bidang ilmu yang
dimilikinya. Pengertian Kerja Praktik (magang) menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia sebagai melakukan pekerjaan di suatu
tempat tetapi tidak memperoleh upah atau gaji.
Menurut Henry Simamora (Mustofa Kamil, 2010:71) Kerja
Praktik (magang) biasa disebut dengan built in learning,
apprenticeship, learning by doing atau on the job training/off the
job training, dimana program ini dirancang untuk level keahlian
yang lebih tinggi. Oleh karenanya program pembelajaran Kerja
Praktik (magang) (learning by doing) cenderung mengarah pada
pendidikan (education) dari pada pelatihan dalam hal pengetahuan
dan dalam melakukan suatu keahlian atau suatu rangkaian
pekerjaan yang saling berhubungan. Oleh karena itu program Kerja
Praktik (magang) adalah menggabungkan pelatihan dan
pengalaman pada pekerjaan dengan instruksi yang didapatkan di
dalam tempat tertentu untuk subyek-subyek tertentu. Pada konteks
lain, Kerja Praktik (magang) memiliki pengertian sebagai suatu
proses belajar dimana seseorang memperoleh dan menguasai
ketrampilan dengan jalan melibatkan diri dalm proses pekerjaan
tanpa atau dengan petunjuk orang yang sudah terampil dalam
pekerjaannya. (Dirjen Diklusepora, 1990:3).

C. Kesiapan Kerja
Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, pada diri manusia
terdapat kebutuhan-kebutuhan yang pada saatnya membentuk
tujuan-tujuan yang hendak dicapai dan dipenuhinya. Demi
mencapai tujuan-tujuan itu, orang terdorong melakukan aktivitas
yang disebut kerja (Anoraga, 2006:11).
Pendapat lain menyebutkan bahwa kerja merupakan aktivitas
pikiran dan tubuh untuk mencapai tujuan tertentu dilakukan secara
efektif dan efisien serta memberikan nilai tambah dalam 16
kehidupan (Kuswana, 2013:5). Menurut Smith tujuan dari kerja
adalah untuk hidup. Seseorang yang menukarkan kegiatan fisik
atau kegiatan otak dengan sarana kebutuhan untuk hidup, berarti
bekerja (Anoraga, 2006:12). Dari pendapat tersebut bekerja
merupakan aktivitas untuk memperoleh kepuasan baik dari segi
materi maupun batin untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan serta memberikan nilai tambah dalm kehidupan yang
melibatkan fisik dan mental.
Seseorang akan merasa puas atas pekerjaan yang telah
dilakukan jika apa yang dikerjakannya itu dianggapnya telah
memenuhi harapannya, sesuai dengan tujuannya bekerja. Untuk
mencapai keberhasilan dalam suatu pekerjaan, seseorang perlu
memiliki kesiapan akan segala sesuatu yang diperlukan dalam
lapangan pekerjaan tersebut. Kesiapan yang harus dimiliki itu baik
dari segi fisik, kesiapan mental, kesiapan dari aspek kognitif dan
sebagainya. Menurut Slameto (2003:113) kesiapan (readiness)
adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap
untuk memberi respons/jawaban di dalam cara tertentu terhadap
suatu situasi.

2.3 Kerangka Konseptual Penelitian


Dengan adanya proses pembelajaran secara praktis dan teknis,
mahasiswa dapat mengembangkan soft skill mereka didalam dunia
kerja. Dengan adanya juga kerja praktik atas teori teknis yang
diberikan kepada mahasiswa dalam kuliah, juga akan memengahui
tingkat kesiapan didalam menghadapi dunia kerja.

Secara teoritis, ada pengaruh antara proses pembelajaran dan


kerja praktik terhadap kesiapan kerja. Dijelaskan secara sederhana
bahwa pengaruh proses pembelajaran dan kerja praktik sangat
signifikan dalam kesiapan mahasiswa menghadapi dunia kerja.

2.4 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. H1 : Adanya pengaruh siginifikan dari proses pembelajaran


dan kerja praktek terhadap kesiapan kerja mahasiswa jurusan
Manajemen & Administrasi Logistik di Universitas
Diponegoro?
2. H2 : Adanya pengaruh signifikan secara parsial dari proses
pembelajaran dan kerja praktek terhadap kesiapan kerja
mahasiswa jurusan Manajemen & Administrasi Logistik di
Universitas Diponegoro?
3. H3 : Adanya variabel yang dominan pengaruhnya terhadap
kesiapan kerja mahasiswa jurusan Manajemen & Administrasi
Logistik di Universitas Diponegoro.

Kajian Penelitian Terdahulu (Isinya Jurnal yg sudah dibuat bentuk tabel masuknya
disini).

Judul HUBUNGAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN DENGAN


Skripsi,Nama PRESTASI
Penulis,Tahun BELAJAR SISWA KELAS II JURUSAN TEKNIK
MEKANIK OTOMOTIF SMK SE-KABUPATEN
SLEMAN, ADI KRISTIANTO
NIM. 05504244045, JUNI 2018
Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah, maka dapat ditentukan
Penelitian tujuan penelitian
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hubungan antara lingkungan keluarga
dengan prestasi belajar Siswa Kelas XI Jurusan Teknik
Mekanik Otomotif SMK seKabupaten Sleman.
2. Untuk mengetahui hubungan antara lingkungan sekolah
dengan prestasi belajar Siswa Kelas XI Jurusan Teknik
Mekanik Otomotif SMK seKabupaten Sleman.
3. Untuk mengetahui hubungan antara lingkungan
masyarakat dengan prestasi belajar Siswa Kelas XI Jurusan
Teknik Mekanik Otomotif SMK seKabupaten Sleman
Metode Penelitian merupakan suatu proses dengan langkah-langkah
Penelitian yang harus dilaksanakan secara sistematis. Hal ini
dimaksudkan agar penelitian mendapatkan pemecahan
masalah atau mendapatkan jawaban dari setiap
permasalahan yang ada. Setiap penelitian ilmiah
memerlukan metoda yang dapat memperlancar penelitian,
khususnya dalam pencarian data dan petunjuk mengenai
cara atau langkah penelitian, serta teknik penelitian. Metode
penelitian merupakan suatu cara kerja untuk dapat
mempelajari dan memahami objek penelitian yang menjadi
sasaran atau tujuan dari penelitian.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data hubungan Lingkungan
Keluarga, Lingkungan Sekolah, dan Lingkungan
Masyarakat, dengan prestasi Belajar secara parsial maupun
secara simultan pada Siswa Kelas XI Jurusan Teknik
Mekanik Otomotif SMK se-Kabupaten Sleman, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Lingkungan Keluarga berhubungan positif dan signifikan
dengan prestasi. Belajar Siswa Kelas XI Jurusan Teknik
Mekanik Otomotif SMK seKabupaten Sleman. Hal ini
ditunjukkan dengan koefisien korelasi yang diperoleh yaitu
sebesar 0,391 dengan probabilitas tingkat kesalahan sebesar
0,000 lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi yang
diharapkan (< 0,05). Keluarga merupakan sumber
pendidikan utama, karena pengetahuan dan kecerdasan
intelektual manusia diperoleh pertama-tama dari orang tua
dan keluarga sendiri.
2. Lingkungan Sekolah berhubungan positif dan signifikan
dengan prestasi
Belajar Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Mekanik Otomotif
SMK seKabupaten Sleman. Hal ini ditunjukkan dengan
koefisien korelasi yang diperoleh yaitu sebesar 0,556
dengan probabilitas tingkat kesalahan sebesar 0,000 lebih
kecil dibandingkan tingkat signifikansi yang diharapkan (<
0,05). Keadaan sekolah turut mempengaruhi tingkat
keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya,
kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan
fasilitas atau perlengkapan
disekolah, pelaksanaan tata tertip sekolah, keadaan ruangan
dan jumlah murid per kelas, semua ini mempengaruhi
keberhasilan siswa.
3. Lingkungan Masyarakat berhubungan positif dan
signifikan dengan prestasi Belajar Siswa Kelas XI Jurusan
Teknik Mekanik Otomotif SMK se-Kabupaten Sleman. Hal
ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi yang diperoleh
yaitu sebesar 0,249 dengan probabilitas tingkat kesalahan
sebesar 0,012 lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi
yang diharapkan (< 0,05). Lingkungan Masyarakat dimana
warganya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup,
terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber
belajar di dalamnya akan memberikan pengaruh positif
terhadap semangat dan perkembangan belajar siswa.
Dengan demikian, Lingkungan Masyarakat yang semakin
baik maka Prestasi Belajar siswa pun semakin baik.
4. Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson Product Moment
diperoleh kesimpulan bahwa Lingkungan Sekolah memiliki
hubungan yang terkuat dan Lingkungan masyarakat
memiliki hubungan yang terlemah dengan Prestasi Belajar
Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Mekanik Otomotif SMK se-
Kabupaten Sleman. Semakin besar angka koefisien korelasi,
berarti semakin baik model korelasi tersebut karena variabel
bebas dapat menjelaskan variabel terikat secara lebih baik
Asal Universitas JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA

Judul PENGARUH PENERAPAN METODE PICTURE AND


Skripsi,Nama PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN
Penulis,Tahun AGAMA ISLAM PESERTA DIDIK KELAS VII SMP
NEGERI 24 BANDAR LAMPUNG, RISKA PUSPITA
SARI NPM 1411010385,
1440 H / 2018 M
Tujuan Dalam sebuah penelitian, tujuan merupakan target atau
Penelitian sasaran yang hendak dicapai, yang menjadi “center point”
seseorang peneliti yang akan memberikan kejelasan arah
dan maksud dilakukannya sebuah penelitian. Tujuan
diadakannya penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui
apakah ada pengaruh penerapan metode picture and picture
terhadap hasil belajar pendidikan agama Islam peserta didik
kelas VII SMP Negeri 24 Bandar Lampung”.
Metode A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 24 Bandar
Lampung pada peserta didik kelas VII mata pelajaran
pendidikan agama Islam.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian berdasarkan metode yang digunakan dalam
peneliti adalah penelitian Quasi Experimen. “Quasi
Experimen adalah penelitian yang memiliki kelompok
kontrol tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen”. Penelitian Quasy Experimen mengambil
subyek pada manusia yaitu peserta didik. Dalam penelitian
yang akan peneliti lakukan, peneliti mengambil dua kelas
untuk diteliti,yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
C. Variabel Penelitian
Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
membentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut
yang kemudian ditarik kesimpulannya
D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek
atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Sampel Penelitian
“Sampel adalah sebagian atau mewakili populasi yang di
teliti”
E. Teknik Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan data
primer dan sekunder dalam suatu penelitian. Pengumpulan
data merupakan langkah yang sangat penting, karena data
yang dikumpulkan akan digunakan untuk pemecahan
masalah yang sedang diteliti untuk menguji hipotesis yang
telah dirumuskan.
F. Instrumen Penelitian
“Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya”.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam Bab IV
maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang dalam
penerapan metode picture and picture terhadap hasil belajar
pendidikan agama Islam peserta didik kelas VII SMP
Negeri 24 Bandar Lampung. Hal ini dapat dilihat dari hasil
perhitungan uji-t yang telah dilakukan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol maka didapatkan hitung
memperoleh nilai 2,32 dan ttabel adalah 2,00 sehingga
hasilnya thitung > tabel yang artinya H1 diterima dan H0
ditolak. Dengan kata lain metode picture and picture lebih
tepat digunakan dalam pelajaran pendidikan agama Islam
khususnya pada materi Hidup jadi Lebih Damai dengan
Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf .
Asal Univesitas FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1440 H / 2018 M

Judul PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA


Skripsi,Nama KARYAWAN DI RSU DARMAYU PONOROGO,
Penulis,Tahun REZKI FATMA KUSUMAWATI 201403085,
2018
Tujuan Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
Penelitian karyawan di RSU Darmayu Ponorogo tahun 2018.
Metode  Desain penelitian adalah perencanaan, pola dan
Penelitian strategi penelitian sehingga dapat menjawab
pertanyaan penelitian atau masalah. Rancang bangun
penelitian ini merupakan penelitian analitik
kuantitatif yang bertujuan untuk menganalisis
masalah yang ditemukan. Penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan
menggunakan pendekatan Cross Sectional (studi
potong lintang) yaitu suatu penelitian untuk
mempelajari suatu dinamika korelasi antara faktor
resiko dengan efek, dan dengan suatu pendekatan,
observasi ataupun dengan pengumpulan data pada
suatu saat tertentu (Notoatmodjo, 2012). Maka
penelitian ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan di RSU
Darmayu Ponorogo Tahun 2018.
 Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang
diperlukan dalam suatu penelitian. Penentuan
sumber data dalam suatu penelitian sangat penting
dan menentukan keakuratan hasil penelitian
( Saryono, 2010 ).
 Saryono (2010), menyatakan bahwa sampel
merupakan sebagian dari populasi yang mewakili
suatu populasi. Sampel yang dikehendaki untuk
menjawab masalah penelitian merupakan bagian dari
populasi terjangkau. Pengambilan sampel harus
sedemikian rupa sehingga dapat mewakili populasi
(representatif). Supaya hasil penelitian sesuai dengan
tujuan, maka penentuan sampel yang dikehendaki
harus sesuai dengan kriteria tertentu yang ditetapkan
berupa kriteria inklusi dan kriteria ekslusi.
 Teknik pengambilan sampel menggunakan random
sampling atau sampel acak. Teknik random sampling
ini hanya boleh digunakan apabila setiap unit atau
anggota populasi itu bersifat homogen atau
diasumsikan homogen (Notoatmodjo, 2012)
 Kerangka kerja penelitian merupakan kerangka
pelaksanaan penelitian mulai dari pengambilan data
sampai menganalisa hasil penelitian (Panduan
Penyusunan Tugas Akhir STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun, 2017).
 Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu sifat yang akan diukur atau
diamati yang nilainya bervariasi antara satu objek ke
objek lainnya dan terukur (Riyanto, 2011).
 Definisi operasional merupakan definisi variabel-
variabel yang akan diteliti secara operasional di
lapangan. Definisi
operasional bermanfaat untuk mengarahkan kepada
pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-
variabel yang akan diteliti serta untuk
pengembangan instrumen (Riyanto, 2011).
 Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur
nilai variabel yang diteliti. Dalam Penelitian ini yang
menggunakan pendekatan survey, Peneliti
menggunakan kuesioner sebagai Instrumen
penelitian ini. Kuesioner merupakan salah satu alat
penting untuk pengambilan data. Kuesioner yang
digunakan di desain berdasarkan skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang arau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. (Sugiyono, 2017).
 Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan
butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam
mendefinisikan suatu variabel. Untuk menguji
validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
mengukur tingkat korelasi dari masing-masing
pertanyaan terkait dengan motivasi kerja terhadap
kinerja karyawan di RSU Darmayu Ponorogo
dengan menggunakan teknik analisis Korelasi
Product Moment.
 Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu
kestabilan dan konsistensi responden dalam
menjawab hal yang berkaitan dengan
kontrukkontruk pertanyaan yang merupakan dimensi
suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk
kuesioner. Uji reabilitas dapat dilihat pada nilai
Cronbach’s Alpha, jika nilai Alpha > 0,60 maka
kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi
variabel adalah reliabel. Dalam penelitian ini
pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan
software SPSS 16 for windows.
 Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum
Darmayu Ponorogo, alamat Jl.Dr.Soetomo No. 44 -
50 Ponorogo.
 Waktu penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum
Darmayu Ponorogo sejak bulan Maret 2018 sampai
dengan bulan Agustus 2018.

 Data yang diperoleh dari proses pengumpulan data


akan diubah ke dalam bentuk tabel, kemudian data
diolah menggunakan software statistik komputer.
Selanjutnya, proses pengolahan data mengunakan
program komputer ini terdiri dari beberapa langkah,
yaitu :
1. Editing
Dilakukan untuk memeriksa kelengkapan dan kebenaran
data seperti pengisian, kesalahan pengisian, konsistensi dan
kebenaran setiap jawaban kuesioner. Data ini merupakan
data input utama penelitian ini.
2. Coding
Proses pengklasifikasi data dan pemberian kode jawaban
responden. Dilakukan saat pembuatan kuesioner untuk
mempermudah pengolahan data selanjutnya.
3. Entry
Memasukkan data hasil kuesioner yang sudah diberikan
kode pada masing-masing variabel, kemudian dilakukan
analisis data dengan memasukkan data tersebut dengan
softwere statistik untuk dilakukan analisis univariat.
4. Cleaning
Pengecekan kembali data yang telah dimasukkan untuk
memastikan data tersebut tidak ada yang salah, sehingga
demikian data tersebut telah siap diolah dan dianalisis.
 Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis bivariat. Analisis bivariat dilakukan
terhadap dua variabel yang diduga berkorelasi atau
berhubungan (Notoatmodjo, 2012)
 Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel
penelitian (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini
analisis univariat dilakukan dengan menggunakan
distribusi frekuensi terhadap karyawan RSU
Darmayu Ponorogo berdasarkan jenis kelamin, usia,
pendidikan terakhir, dan lama kerja. Untuk analisis
variabel independen dan dependen dalam penelitian
ini yaitu motivasi kerja dan kinerja karyawan dengan
menggunakan analisis Mean T.
 Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variable
yang diduga berkorelasi atau berhubungan
(Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini analisis
bivariat dilakukan untuk membuktikan ada tidaknya
pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan.
 Etika penelitian memberikan patokan apa yang sah
dikerjakan dan apa yang tidak sah atau dilarang
dilakukan serta nilai-nilai moral yang harus dipatuhi
oleh seorang peneliti dalam melakukan pelaksanaan
proses penelitian. Dalam melakukan penelitian harus
menjunjung nilai-nilai moral dengan kejujuran
metodologi, prosedur harus dijelaskan kepada objek
penelitian, tidak melanggar privacy, kebenaran
dalam pengumpulan data dan pengolahan data
( Noor, 2011 ).

Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh motivasi


kerja terhadap kiberja karyawan di RSU “Darmayu”
Ponorogo Tahun 2018 peneliti dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Sebagaian besar karyawan di RSU Darmyu Ponorogo
menilai motivasi kerja tidak baik pada tahun 2018 dengan
persentase 50%.
2. Sebagaian besar karyawan di RSU Darmyu Ponorogo
menilai kinerja karyawan tidak baik pada tahun 2018
dengan persentase 54,3%.
3. Ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan
di RSU “Darmayu” Ponorogo yang diperoleh berdasarkan
hasil pengujian dengan menggunakan uji Chi-Square
diketahui besarnya nilai p value = 0,031 <
α 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga
menunjukkan bahwa ada pengaruh yanng signifikan antara
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Nilai koefisien
korelasi = 0,276 yang berarti keeratan
hubungan yang lemah.Etika penelitian memberikan patokan
apa yang sah dikerjakan dan apa yang tidak sah atau
dilarang dilakukan serta nilai-nilai moral yang harus
dipatuhi oleh seorang peneliti dalam melakukan
pelaksanaan proses penelitian. Dalam melakukan penelitian
harus menjunjung nilai-nilai moral dengan kejujuran
metodologi, prosedur harus dijelaskan kepada objek
penelitian, tidak melanggar privacy, kebenaran dalam
pengumpulan data dan pengolahan data ( Noor, 2011 ).
Asal Penelitian PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN
KESEHATAN PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN
MASYARAKAT STIKES BHAKTI HUSADA MULIA
MADIUN

Judul The Importance of Character Education for School Students


Skripsi,Nama Basics in Facing The Age of Globalization, Khanifatul
Penulis,Tahun Safitri, 2020
Tujuan Pendidikan karakter sangat penting diajarkan kepada anak
Penelitian sekolah guna menumbuhkan rasa sikap yang bertanggung
jawab. Pengembangan pendidikan karakter di Bangsa
Indonesia sangat memerlukan SDM (Sumber Daya
Manusia) yang berkualitas dan bermutu tinggi untuk
mencapai tujuan yang sudah dirancang untuk program
pembengunan dengan baik. Melalui pendidikan karakterlah
dapat membentuk manusia-manusia yang berkualitas dalam
mendukung tercapainya cita-cita Bangsa serta hubungannya
dengan pendidikan. Pendidikan yang sangat dibutuhkan saat
ini adalah pendidikan yang dapat mengintegrasikan
pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi anak baik
itu secara kognitif, fisik, sosial-emosional, kreativitas, dan
spiritual. Dengan model pendidikan yang seperti ini dapat
membentuk orientasi anak menjadi manusia yang utuh.
Kualitas anak menjadi unggul tidak hanya dalam aspek
kognitif, namun juga karakter yang lebih baik dari setiap
individu masing-masing anak. Hal ini sejalan dengan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional
Tahun 2005-2025 (UU No. 17 Tahun 2007) yang membahas
tentang pewujudan masyarakat yang berakhlak mulia,
bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan
falsafah Pancasila. Melalui pendidikan merupakan salah
satu cara dalam merealisasikan pendidikan karakter dengan
tujuan dapat membentuk manusia Indonesia bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME), melaksanakan
sesuai dengan norma-norma yang berlaku, mematuhi
hukuman yang berlaku, menjalin interaksi yang baik antar
umat beragama, budaya, ras, suku, dan budaya, dapat
menerapkan nilai-nilai luhur. Pada system pendidikan
karakter yang menanamkan nilai-nilai budaya bangsa
dengan komponen cognitive yang didalamnya mengajarkan
aspek pengetahuan, kemudian sikap perasaan dan tindakan
yang akan diterapkan di kehidupan bersosial dengan
masyarakat sekitar, menjunjung nilai toleransi antar umat
beragama baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME). Ki
Hajar Dewantara (dalam Wibowo, 2013, p. 34) memandang
bahwa karakter itu nsebagai watak atau budi pekerti.
Koesoema (2007, p. 80) menyebutkan bahwa jika karakter
Dipandang dari sudut behavioral yang menekankan unsur
somatopsikis yang dimiliki individu sejak lahir, maka
karakter dianggap sama dengan kepribadian. Karakter
dipengaruhi oleh hereditas, sebagaimana dinyatakan oleh
Samani & Hariyanto (2013) bahwa karakter dapat dimaknai
sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang,
terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh
lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta
diwujudkan dengan sikap dan perilakunya dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan menerapkan pendidikan karakter di
Indonesia secara tidak langsung dapat membantu seseorang
untuk peduli, memahami, dan melaksanakan berdasarkan
etika atau norma yang berlaku untuk mendukung
perkembangan sosial, etis, dan emosional siswa. Penerapan
pendidikan karakter merupakan hal positif yang dapat
dilaksanakan oleh guru untuk mempengaruhi karakter siswa
agar memiliki nilai budi pekerti, moral, watak yang
nantinya akan mencapai tujuan dalam mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk mengambil keputusan baik-
buruk dalam kehidupan bersosial di masyarakat.
Metode Kualitatif
Penelitian
Hasil Penelitian Berdasarkan analisa dari hasil penelitian yang telah
dilakukan, bahwa rangkaian proses pembelajaran yang
dilakukan dengan menggunakan beberapa cara menerapkan
pendidikan karakter melalui kegiatan pembelajaran,
membantu peserta didik untuk menerapkan kepribadian dan
sosial yang baik di Sekolah Dasar. Dari hasil penelitian
penerapan pendidikan karakter melalui pembelajaran IPS
dibuktikan dengan taraf signifikan dengan menunjukkan
nilai karakter toleransi, kerja keras, rasa ingin tahu, kratif,
bersahabat, kejujuran yang sudah dilakukan dengan baik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelaharan
IPS berpengaruh terhadap penamanam pendidikan karakter
di Sekolah Dasar.
Asal Penelitian Jurnal Pendidikan Tambusai

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahdeskriptif


dengan pendekatan kuantitatif, dimanapenelitian ini bermaksuduntuk
membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
fenomenayang diselidiki. Tujuan penelitian ini adalah peneliti ingin
menjelaskan,memaparkan secara objektif mengenai “Pengaruh Proses
Pembelajaran dan Program Kerja Praktik Terhadap Kesiapan Kerja
Mahasiswa Universitas Diponegoro Jurusan Manajemen & Administrasi
Logistik”
3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Fakultas Sekolah Vokasi


Universitas Diponegoro jurusan Manajemen & Administrasi Logistik di
Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah Indonesia.

3.3 Identifikasi Variabel dan Indikator Variabel

a. Variabel Dependen
Variabel ini sering disebut juga dengan variabel output,
kriteria, konsekuen. Atau dalam bahasa Indonesia sering disebut
juga dengan variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel
yang dipengarui atau yang menjadi akibat karena adanya variabel
bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kesiapan
Kerja (Y). Kesiapan keja adalah sebuah usaha untuk memantapkan
seseorang mempersiapkan diri dalam hal pengetahuan,
ketrampilan, sikap serta nilai yang diperlukan dalam menekuni
sebuah pekerjaan. Kondisi siap kerja ini diperoleh baik melalui
proses pengalaman kerja maupun melalui proses belajar di bangku
sekolah. Kemampuan tersebut meliputi pengetahuan, keterampilan
serta sikap dan nilai. Adapun indikator kesiapan kerja menurut
Winkle (2004:668) sebagai berikut :
1. Ilmu pengetahuan
2. Keterampilan
3. Sikap dan nilai
b. Variabel Independen
Variabel independen sering disebut juga sebagai
variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia
sering disebut juga sebagai variabel bebas. Variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran dan
program kerja praktik.
3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel penelitian merupakan spesifikasi dari


variabel-variabel penelitian yang secara nyata berhubungan dengan realitas
yang akan diukur dan merupakan manifestasi dari hal-hal yang akan
diamati oleh peneliti berdasarkan sifat yang didefinisikan dan diamati
sehingga terbuka untuk diuji kembali oleh penelitian lain (Arumsari,
2012). Jenis-jenis variabelnya adalah :

a) Proses Pembelajaran (X1)


Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:297),
“Pembelajaran adalah kegiatan pengajar secara terprogram dalam
desain instruksional, untuk membuat peserta didik belajar aktif,
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”. Proses ini
berlangsung dalam situasi pembelajaran yang sudah tersistem
sedemikian rupa sehingga keberhasilan didalam proses tersebut
dapat diukur secara langsung dalam kegiatan tersebut.
(Saroni,2006:71). Indikator pembelajaran adalah :
1) metode pembelajaran,
2) media pembelajaran,
3) partisipasi mahasiswa.
b) Kerja Praktik (X2)
Menurut Henry Simamora (Mustofa Kamil, 2010:71)
Kerja Praktik (magang) biasa disebut dengan built in learning,
apprenticeship, learning by doing atau on the job training/off the
job training, dimana program ini dirancang untuk level keahlian
yang lebih tinggi. Oleh karenanya program pembelajaran Kerja
Praktik (magang) (learning by doing) cenderung mengarah pada
pendidikan (education) dari pada pelatihan dalam hal pengetahuan
dan dalam melakukan suatu keahlian atau suatu rangkaian
pekerjaan yang saling berhubungan. Indikator Penelitan :
1) Penguasaan ilmu dan penerapannya
2) Ketrampilan dalam kegiatan magang
3) Keahlian
4) Kepribadian

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa jurusan


Manajemen & Administrasi Logistik Universitas Diponegoro angkatan
2019. Sedangkan yang menjadi sampel adalah 100 mahasiswa yang masih
aktif mengikuti kegiatan pembelajaran.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,


ialah sebagai berikut :

1.Observasi

Pouline (Indrawati dkk., 2007) mengemukakan bahwaobservasi


adalah suatu studi yang dilakukan secara terencana dan sistematis melalui
pengamatan terhadap gejala-gejala spontan yang terjadi. Observasi pada
penelitian ini dilakukan untukmengamatikeikutsertaan mahasiswa dalam
mengikuti kerja praktek.

2.Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan model skala Likert


yang terdiri atas beberapa item dengan empat alternatif jawaban, yaitu SL
(selalu), SR (sering), JR (jarang), TP (tidak pernah) dengan beberapa
pernyataan tentang proses pembelajaran dan program kerja praktek di
kampus.

3.7 Uji Validitas dan Reabilitas

1) Uji Validitas
Menurut (Ghozali, 2006) uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dinyatakan valid ketika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Tingkat validitas dapat diukur dengan membandingkat nilai r
hitung (correlation item total correlation) dengan r tabel dengan
ketentuan degree of freedom (df) = n-2, dimana n adalah jumlah
sampel. Kriteria untuk penilaian uji validitas adalah : r hitung > r
tabel , maka pernyataan tersebut valid r hitung < r tabel , maka
pernyataan tersebut tidak valid.
2) Uji Reabilitas
Menurut (Ghozali, 2006) uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dinyatakan valid ketika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Tingkat validitas dapat diukur dengan membandingkat nilai r
hitung (correlation item total correlation) dengan r tabel dengan
ketentuan degree of freedom (df) = n-2, dimana n adalah jumlah
sampel. Kriteria untuk penilaian uji validitas adalah : r hitung > r
tabel , maka pernyataan tersebut valid r hitung < r tabel , maka
pernyataan tersebut tidak valid.

3.8 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

1) Uji Validitas
Pengujian instrumen menggunakan sampel sebanyak 100
responden, yang dimaksudkan untuk setiap dari pertanyaan dalam
kuesioner benar-benar memiliki tingkat validitas yang terdapat
yang dapat diandalkan karena nilai r-tabel yang dimaksud cukup
tinggi. Adapun nilai r tabel pada df=(n-2) atau 100-2=98, dengan
tingkat probabilitas kesalahan 5% dan diperoleh nilai r tabel
sebesar 0,1966. Adapun kaidah yang berlaku sebagai berikut : a.
Jika r hitung > r tabel (0,1954), maka butir pertanyaan valid b. Jika
r hitung < r tabel (0,1954), maka butir pertanyaan tidak valid.
Berdasarkan pengujian di atas dapat diketahui bahwa
pernyataan-pernyataan pada variabel independen (proses
pembelajaran dan praktik kerja) dan variabel dependen (kesiapan
kerja)) memiliki r hitung (corrected item-total correlection) yang
lebih besar dari pada r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa
seluruh indikator dalam penelitian ini adalah valid.
2) Uji Reabilitas
Dapat diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha dari keseluruhan
variable > 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa butir
pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner bersifat reliabel, yang
berarti terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda dan data
yang dihasilkan adalah akurat. Hal ini berarti apabila indikator
pada variabel tersebut ditanyakan kembali kepada responden yang
sama maka jawabannya masih sama

3.9 Analisis Data


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di kampus
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro dengan pemberian kuisioner
kepada 100 mahasiswa. Diperoleh bahwa proses pembelajaran dan
program kerja praktek berpengaruh signifikan terhadap kesiapan kerja
mahasiswa.
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa mahasiswa yang
mengikuti proses pembelajaran dan kerja praktik di kampusnya akan
berpengaruh terhadap kesiapan kerja mahasiswa tersebut saat lulus nanti.

Berdasarkan hasil angket untuk variabel program kerja praktik


(magang), item nomor 24 dengan skor terendah yaitu 107, yaitu untuk
indikator ketrampilan dalam kegiatan magang keahlian. Mahasiswa kurang
memahami setiap pekerjaan yang diberikan oleh instruktur magang. Hal
ini menunjukkan kurangnya informasi dari instruktur magang mengenai
pekerjaan yang dibebankan kepada mahasiswa. Oleh karena itu sebaiknya
instruktur magang terlebih dahulu menjelaskan secara detail pekerjaan
yang diberikan kepada mahasiswa. Sehingga mahasiswa dapat memahami
setiap pekerjaan yang diberikan kepada dirinya, dan dapat menyelesaikan
pekerjaan tersebut dengan benar dan tepat waktu. Selain itu, antara
instruktur magang dan mahasiswa harus membangun komunikasi yang
baik agar informasi dapat tersampaikan dengan jelas sehingga tidak terjadi
kesalahpahaman diantaranya dalam pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Furhan. (2011). Pengertian Soft Skill dan Hard Skill. Diperoleh 13 Januari 2013 dari
http:///D:/SOFT SKILL/hard-skill-dan-softskill.html

Haryani, Sri. (2001). Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP
YKPN.

Iskandar. (2008). Metodoligi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif).
Jakarta: Gaung Persada.

Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Aziiz Aji Wijaya. (2012). Pengaruh Prestasi Mata Pelajaran K3 dan Pengalaman Praktik
Industri terhadap Kesiapan Kerja pada Siswa Kelas XII SMK Muda Patria
Kalasan. Yogyakarta: Skripsi UNY.
Emi Prabawa D.S. (2012). Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja dan Pengalaman
Praktik Kerja Industri terhadap Kesiapan Kerja Peserta Didik Kelas XII Program
Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Tempel Tahun Pelajaran 2011/2012.
Yogyakarta: Skripsi UNY.

Putu Agus Aprita Aptiyasa. (2012). Pengaruh Mata Pelajaran Produktif dan Praktik Kerja
Lapangan terhadap Kesiapan menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi
Siswa Kelas XI Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan
SMK Negeri 2 Yogyakarta. Yogyakarta: Skripsi UNY.

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.

Sutrisno Hadi. (1987). Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai