Dosen Pengampu :
Dr. Rusdhianti Wuryaningrum, S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh :
Noviarini Indah Astuti 230211105650
Dian Zuhda 230211105645
Nining Rahmawati 230211105648
Shabrina Nola Rizqy 230211105655
Puji syukur kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada
kita semua sehingga penyusunan dan pelaksanaan Best Practice ini dapat terselesaikan sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan. Best Practice merupakan laporan uraian hasil
pengalaman nyata seorang guru dalam memecahkan masalah yang dijumpai sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan memiliki nilai bermanfaatan baik secara langsung untuk guru itu
sendiri atau tidak langsung meliputi (peserta didik, masyarakat, Rekan sejawat lain nya). Best
practice juga berisi cara pembaharuan atau berinovasi untuk meningkatkan sebuah
pembelajaran di lingkungan sekolah bagi guru itu sendiri.
Penyusunan Best Practice ini dapat terselesaikan tentunya tidak terlepas adanya
bantuan dari berbagai pihak, rekan-rekan PPG Prajabatan Bahasa Indonesia. dan ucapan
terima kasih atas bimbingan ibu pamong dan dosen pengampu mata kuliah pemahaman
peserta didik dan pembelajarannya yang telah memberikan motivasi dan arahan selama
pendampingan kegiatan Praktik pengalaman 1 PPG Prajabatan 2022.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Best Practice ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kelemahan di dalamnya. Sehingga, saran, dan kritikan dapat menjadikan
penulis untuk lebih baik, demi kesempurnaan penyusunan Best Practice selanjutnya. Terima
kasih.
Penulis
Page | ii
DAFTAR ISI
Page | iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Best practice atau praktik baik dapat ditafsirkan menjadi dua hal yaitu yang pertama
adalah sebuah laporan atau artikel ilmiah yang berisi keberhasilan pelaksanaan tugas dengan
metode tertentu. Di lain sisi best practice diartikan sebagai sebuah praktik paling berkesan
dari pengalaman melaksanakan sebuah tugas secara individu atau berkelompok. Meskipun
kedua pendapat tersebut dapat dinilai benar, namun mayoritas pihak cenderung pada
pendapat kedua yang memandang best practice adalah sebuah pengalaman yang
memberikan kesan setalah melewati sebuah rintangan dan pemecahan. Diperkuat oleh
pendapat Putri (2022), praktik baik atau best practice adalah pengalaman terbaik dalam
melaksanakan sebuah tugas, termasuk keberhasilan dalam inovasi dan memecahkan
tantangan. Dari pendapat tersebut praktik baik diartikan sebuah pengalaman yang dinilai
berhasil
Best Practice adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan pengalaman
terbaik tentang keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugas profesinya. Guru, kepala
sekolah, dan pengawas sekolah tentu memiliki banyak pengalaman yang berhasil mengatasi
berbagai permasalahan pendidikan dalam menjalankan tugasnya. Pengalaman tersebut perlu
dituangkan dalam sebuah tulisan yang dapat menginspirasi untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Best practice juga merupakan salah satu bentuk publikasi ilmiah yang dapat
dilakukan oleh guru. Praktik baik ini biasanya dimiliki guru saat melaksanakan kegiatan
pembelajaran di sekolah. Praktik baik tersebut didasarkan pada penguasaan substansi materi
dan pedagogik yang teraplikasi di dalam kegiatan pembelajaran di kelas serta menghasilkan
pembelajaran bermakna bagi peserta didik. Selain itu juga berdasarkan penguasaan guru
terhadap karakteristik peserta didik, sehingga guru dapat memberikan pelayanan yang
maksimal kepada setiap individu sesuai gaya belajarnya. Untuk itulah, maka guru perlu
melakukan pencatatan proses mengajarnya, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Hasil dari pencatatan ini dapat digunakan sebagai bahan refleksi guru untuk
perbaikan pembelajaran secara terus-menerus.
Keberhasilan pengalaman untuk dikategorikan sebagai suatu best practice tidak
memiliki standart khusus sebab keberhasilan bagi setiap kelompk dan individu memiliki
ukuran dan kondisi masing-masing. Namun ada beberapa ciri untuk mengetahui apakah
kinerja dan pengalaman yang sudah dilalui dapat dikatakan sebagai best practice. Dari sebuah
1|Page
artikel populer yang ditulis oleh Teguh (2015), dituliskan bahwa kekhasan best practice terdiri
dari beberapa hal yaitu: (1) mampu mengembangkan cara baru dan inovatif dalam mengatasi
suatu masalah dalam guruan khususnya pembelajaran; (2) mampu memberikan sebuah
perubahan atau perbedaan sehingga sering dikatakan hasilnya luar biasa (outstanding result);
(3) mampu mengatasi persoalan tertentu secara berkelanjutan; (4) mampu menjadi model dan
memberi inspirasi dalam membuat kebijakan serta inspiratif perorangan, termasuk siswa; (5)
cara dan metode yang digunakan bersifat ekonomis dan efisien. Pendapat tersebut dapa
menjadi sebuah indikator atau ciri dalam melihat apakah pratik yang dilakukan dapat
dikatakan sebagai best practice
Laporan ini berisi best practice yang dilaksanakan oleh kelompok Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL-1) PPG Prajabatan di SMP Negeri 1 Jember. Best Practice
yang dilakukan adalah berbagai pengalaman berkesan dalam upaya penerapan teori mata
kuliah Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya. Pada mata kuliah ini ada
berbagai teori yang bisa didiskusikan mulai dari (1) perkembangan peserta didik, (2)
pembelajaran berdiferensiasi, (3) pembelajaran responsif kultur atau berperspektif kultur, (4)
dan Lesson Planning atau RPP. Dari berbagai teori tersebut tentu mahasiswa PPG prajabatan
berusaha untuk menerapkan teori dengan berbagai upaya. Berbagai upaya yang dilakukan
pada akhirnya dapat dinilai membuahkan hasil dan dapat disebut sebagai best practice yang
dilakukan di SMP Negeri 1 Jember.
Dalam melaksanakan praktik baik tentu di dalamnya kami berusaha mengobservasi
terlebih dahulu bagaimana kondisi dan latar belakang peserta didik agar lebih mengenal dan
memberikan upaya terbaik yang cocok bagi peserta didik. Pengamatan tersebut berdasarkan
kesadaran terhadap teori Vygotsky yang telah menjelaskan bahwa dalam aspek
perkembangan perlu memerhatikan sisi sosial. Pendapat tersebut didukung oleh Suardipa
(2020) yang menyimpulkan dari pemikiran Vygotsky bahwa bahasa tidak dapat berkembang
tanpa sosial yang hampa. Maka dalam upaya pengembangan siswa dibutuhkan pemahaman
terkait latar belakang dan karakteristik mereka.
Peserta didik SMP Negeri 1 Jember secara rata-rata berasal dari latar belakang sosial
ekonomi menengah ke bawah. Sebagian berasal dari orang tua yang berprofesi sebagai
petani, pedagang, ibu rumah tangga, wirausaha, dan pegawai sipil. Dari faktor social ekonomi
tersebut sedikit banyak memengaruhi kondisi fasilitas siswa. Dalam kelas yang di observasi,
fasilitas yang dimiliki sebagai pendukung adalah hanya buku pegangan siswa dikarenakan
peserta didik SMP Negeri 1 Jember tidak diperbolehkan membawa Handphone. Peserta didik
di SMP Negeri 1 Jember berasal pada kisaran umur 12 - 15 tahun. Dalam kemampuan
2|Page
kognitif dan psiko-sosial siswa berada pada skala yang normal, namun ada beberapa siswa
yang kesulitan dalam memahami pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut mahasiswa
berupaya dalam melaksanakan praktik baik teori pada mata kuliah pemahaman peserta didik.
B. Tujuan
Laporan ini dibuat dengan tujuan untuk memaparkan hasil dari kegiatan praktik baik
(best practice) terkait teori yang terdapat dalam mata kuliah pemahaman peserta didik dan
pembelajarannya yang telah kami terapkan di SMP Negeri 1 Jember pada saat Praktik
Pengalaman Lapangan 1 PPG Prajabatan Gel 1. Adapun hal-hal yang telah diterapkan dan
dilaporkan yaitu sebagai berikut.
3|Page
BAB II
PEMBAHASAN
Terdapat empat hal terkait praktik baik (Best Practice) yang telah dilakukan selama
kegiatan PPL di SMP Negeri 1 Jember. Kegiatan ini dilakukan selama melaksanakan
kegiatan pembelajaran pada kelas VIII. Pada kegiatan pelaksanaan praktik baik ini kami
mengajarkan dua materi yang berbeda yaitu materi teks puisi dan teks ekplanasi dimana
masing-masing materi tersebut akan dijelaskan pada keempat kegiatan praktik yang telah
dilakukan dan akan dijabarkan pada pembahasan berikut ini :
SMP Negeri 1 Jember merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang terletak
di tengah kota Jember. Di SMP Negeri 1 Jember, kami melakukan pengamatan untuk
mengetahui profiling peserta didik yang ada di sekolah tersebut. Pengamatan yang kami
lakukan antaralain pada aspek etnik dan kultur, gaya belajar dan motivasi, perkembangan
minat bakat, perkembangan moral, perkembangan kognitif, perkembangan emosi.
Kelas VIII dipilih sebagai objek pengamatan karena berdasarkan pertimbangan bahwa
peserta didik kelas VIII berada pada posisi pertengahan, tingkat adaptasi yang stabil. Hal ini
dikarenakan kelas VIII masih dalam taraf penyesuaian diri, masa transisi terhadap lingkungan
dan proses belajar. Berikut kami bahas mengenai pengamatan yang telah dilakukan:
1. Etnik dan kultur pada kelas VIII SMP Negeri 1 Jember. Terdapat dua etnis yang
dominan pada kelas VIII yaitu Madura dan Jawa. Terlihat ketika mereka berkomunikasi
sebagian besar menggunakan campuran bahasa Jawa, Madura dan bahasa Indonesia.
Walaupun banyak perbedaan, namun mereka tetap bisa saling memahami maksud dalam
komunikasi. Aspek kultural yang terlihat dalam kelas terkadang tampak namun
beberapa dapat saling menghargai dan tetap bersosialisasi.
2. Gaya belajar dan motivasi belajar dalam pengamatan kami yaitu secara keseluruhan
siswa rata-rata memiliki gaya belajar yang sama, mungkin karena faktor usia mereka
yang setara sehingga gaya belajar mereka lebih menyukai yang interaktif dengan
menggunakan model pembelajaran yang variatif. Motivasi belajar cukup baik karena
dukungan orangtua, terlihat dari pekerjaan rumah yang guru berikan dapat diselesaikan
tepat waktu.
3. Perkembangan bakat dan minat peserta didik dapat kami amati melalui kegiatan
ekstrakulikuler pilihan yang mereka pilih sesuai dengan keinginan mereka yang
4|Page
difasilitasi sekolah. Pada pembelajaran di kelas mereka juga mampu menunjukkan bakat
mereka walaupun tidak maksimal seperti membaca puisi dan membuat musikalisasi
puisi.
4. Perkembangan moral dalam pengamatan kami, yaitmsu peserta didik mengapresiasi
teman yang berprestasi di kelas dengan memperhatikan temannya ketika maju di depan
kelas. Peserta didik menerapkan nilai kebaikan yang diajarkan oleh guru dengan
mematuhi instruksi- instruksi baik yang diberikan guru selama proses pembelajaran.
5. Perkembangan kognitif berdasarkan pengamatan kami, yaitu peserta didik terlihat
mampu menerapkan konsep pada teks puisi melalui praktik membuat puisi dan
membaca puisi di depan kelas. Peserta didik memahami instruksi guru dengan
melaksanakan instruksi yang diberikan. Peserta didik juga mampu mengidentifikasi
unsur kebahasaan teks puisi. Peserta didik kelas VIII juga memiliki kemampuan
mengevalusi dan menilai sesuatu berdasarkan norma, acuan, dan kriteria.
6. Perkembangan emosi siswa kelas VIII merupakan umur remaja awal. Karkteristik emosi
siswa kelas VIII cenderung sama, banyak yang sudah mulai mengekspresikan emosinya,
misalnya dalam hal memahami pelajaran. Mereka tidak segan untuk mengungkapkan
apa yang mereka ketahui dan tidak segan dalam menanyakan hal yang belum mereka
pahami.
Setelah mengetahui profiliing peserta didik terkait dengan gaya belajarnya, maka guru
melakukan praktik baik sesuai dengan kondisi yang ada di kelas VIII agar dapat mencapai
tujuan yang diharapkan. Kegiatan ini dilakukan pada materi menyajikan teks puisi
menggunakan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) yaitu
pembelajaran yang menekankan adanya aktivitas serta interaksi antara siswa agar saling
memotivasi dalam menguasai materi pelajaran. Ada tiga praktik baik yang dilakukan selama
pembelajaran menyajikan teks puisi, yaitu (1) Siswa melakukan diskusi kelompok dengan
menggunakan model STAD, (2) Siswa menulis puisi dalam bentuk diskusi kelompok dengan
menggunakan media diagram frayer, dan (3) Siswa mempresentasikan hasil dari puisi yang
telah dibuat.
Kegiatan pertama, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dimana masing-masing
kelompok terdiri atas 4-5 siswa untuk melakukan diskusi kelompok. Kegiatan diskusi ini
dikemas menggunakan model STAD (Student Team Achievement Division). Siswa secara
berkelompok melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan instruksi yang diberikan guru,
yaitu mendiskusikan unsur pembangun puisi untuk bahan membuat teks puisi
5|Page
Kegiatan kedua dengan memanfaatkan digram frayer sebagai media untuk
memudahkan siswa dalam menulis puisi. Diagram frayer bertujuan untuk memudahkan
siswa dalam munulis puisi sesuai dengan unsur pembangunnya. Dalam penerapannya
masing-masing siswa akan mendapatkan satu lembar yang terdapat gambar digram frayer
dan masing-masing kotaknya terdapat bagian dari unsur pembangun puisi. Dari bagian tersebut
terdapat kata kunci sesuai dengan masing-masing bagian. Setelah itu baru dijabarkan sampai
membentuk sebuah puisi. Dengan begitu digram frayer dapat membantu siswa dalam
menulis teks puisi secara lebih terarah dan mudah. Hal ini dikarenakan siswa sangat terbantu
dalam membuat rancangan terlebih dahulu sebelum mengembangkan kosakata untuk
membuat sebuah teks.
Kegiatan ketiga, siswa harus mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dengan
membacakan hasil puisi yang telah dibuat. Anggota lainnya akan memberikan komentar
berupa kritik dan saran yang membangun untuk dijadikan bahan perbaikan dalam membuat
puisi sesuai dengan unsur pembangunnya. Diakhir pembelajaran, tugas guru memberikan
penguatan tentang unsur pembangun pada teks puisi agar siswa tidak salah dalam membuat
puisi yang sesuai dengan unsur pembangunnya. Selain itu, guru juga memberikan masukan
terkait dengan hasil kerja siswa dan memberikan apresiasi kepada seluruh siswa karena telah
mengikuti pembelajaran dengan baik.
B. Pembelajaran Berdiferensiasi
Peserta didik terlahir dengan keadaan beragam karakteristik dan keunikannya masing-
masing, salah satunya yang terjadi di Sekolah SMPN 1 Jember. Kebutuhan belajar mereka
tentu saja harus bisa terlayani dengan sebaik-baiknya. Sebagai seorang guru, dalam
menerapkan merdeka belajar harus bisa menjadi fasilitator peserta didik dalam belajar,
menghamba padanya sehingga potensinya dapat berkembang dengan optimal. Oleh karena
itu, guru harus bisa memastikan bahwa setiap peserta didik mendapatkan kesempatan yang
sama untuk belajar dengan cara terbaik yang sesuai untuk mereka. Melalui penerapan
pembelajaran berdiferensiasi, peserta didik tidak hanya akan dapat memaksimalkan potensi
mereka, tapi mereka juga akan dapat belajar tentang berbagai nilai-nilai kehidupan yang
penting. yang akan berkontribusi terhadap perkembangan diri mereka secara lebih holistik
atau utuh. Guru perlu mengetahui bagaimana proses pembelajaran berdiferensiasi ini dapat
dilakukan, dengan cara-cara yang memungkinkan guru untuk dapat mengelolanya secara
efektif.
1. Diferensiasi konten, yaitu apa yang diajarkan guru kepada peserta didik sebagai
tanggapan dari kesiapan belajar peserta didik, minat, atau profil belajarnya (visual,
auditori, kinestetik) atau bahkan bisa kombinasi dari ketiganya. Pada Pembelajaran teks
ulasan guru bisa menampilkan video fenomena proses terjadinya gempa bumi dan LKPD
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
2. Diferensiasi proses, yaitu bagaimana peserta didik akan memaknai materi yang akan
dipelajari baik secara mandiri atau kelompok dengan menyediakan kegiatan berjenjang,
adanya pertanyaan pemandu atau tantangan, membuat agenda individual peserta didik,
memvariasikan waktu, mengembangkan kegiatan bervariasi, dan menggunakan
pengelompokan yang fleksibel dengan didampingi oleh guru dalam proses pembelajaran.
3. Diferensiasi produk, yaitu berupa tagihan yang diharapkan guru dari peserta didik
dengan memberikan tantangan atau keragaman variasi dan memilih produk apa yang
diminatinya. Pembelajaran teks ulasan untuk produk yang dihasilkan oleh peserta didik
secara berkelompok yaitu peserta didik bisa menjabarkan fenomena alam yang terjadi di
Indonesia, baik berupa visual maupun audio visual
Selain strategi di atas juga membutuhkan lingkungan yang kondusif yang dapat
mendukung pembelajaran berdiferensiasi ini seperti: 1) komunitas belajar, 2) setiap anggota
kelas saling menghargai, 3) peserta didik merasa aman secara fisik dan psikis, 4) adanya
7|Page
harapan bagi pertumbuhan, 5) guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, dan 6) adanya
keadilan dalam bentuk karya nyata. Ketiga strategi di atas ini bisa kita tuangkan ke dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru. Adapun langkah-langkah dalam
pembelajaran berdiferensiasi adalah sebagai berikut:
Keberagaman tidak hanya ditemukan di kehidupan masyarakat saja akan tetapi bisa
ditemui di lingkungan sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menerima
siswa dengan latar belakang agama, ras, budaya dan bahasa yang berbeda-beda. Dalam dunia
pendidikan terdapat konsep pendidikan relevan kultur, yaitu suatu konsep dimana pendidikan,
terutama pendidikan formal di sekolah, seharusnya benar-benar memperhatikan kondisi
kultural asal siswa. Proses belajar yang dilakukannya seharusnya menjadikan mereka
memahami kultur mereka sendiri dengan lebih baik sehingga sekolah nantinya dapat
membuat mereka dapat beradaptasi dan membangun masyarakatnya menjadi lebih baik.
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Jember merupakan sekolah yang memiliki siswa
dengan latar belakang budaya, agama dan ras berbeda serta memiliki cara untuk melakukan
pembinaan sikap toleransi kepada siswa supaya tercipta kerukunan antar umat beragama di
sekolah maupun diluar sekolah. Mewujudkan sikap toleransi dapat melalui pemebelajaran
yang dilakukan guru dengan strategi pembelajaran yang tepat.
Gerakan pendidikan relevan kultur didasari oleh kenyataan mengenai banyaknya
sekolah yang menerapkan proses pembelajaran yang tidak sesuai dengan kultur siswa. Tidak
membuat anak-anak memahami kehidupan mereka sendiri. Sehingga semakin tinggi sekolah
semakin seseorang terasing dari masyarakatnya.
Ladson-Billings mengembangkan konsep pendidikan relevan kultur meliputi tiga aspek yaitu:
9|Page
1) Siswa harus mengalami kesuksesan akademik. Para siswa harus dapat mengembangkan
keterampilan akademik mereka, walaupun bervariasi.
2) Siswa harus mengembangkan kompetensi kultural mereka. Guru memanfaatkan kultur
siswa sebagai kendaraan untuk belajar. Misalnya guru bahasa memanfaatkan pepatah
lokal untuk mengajarkan konsep tentang makna konotatif dalam bahasa.
3) Siswa harus mengembangkan kesadaran kritis.
Selanjutnya James A. Banks menyatakan bahwa pendidikan relevan kultur lebih dari sekedar
menyesuaikan kurikulum. Pendidikan ini harus memperhatikan dimensi-dimensi lainnya, dia
menyebutkan ada lima dimensi yang harus diperhatikan yaitu integrasi konten, proses
konstruksi pengetahuan, reduksi prasangka, memberdayakan kultur sekolah dan struktur
sosial, serta kesetaraan pendidikan.
Pengembangan potensi diri aktif siswa untuk dapat menguasai sikap dan karakter
unggul manusia Indonesia, pengetahuan, keterampilan, plus kecakapan abad 21, hanya dapat
dilakukan dengan memfasilitasi siswa dan guru hadir dalam ruang perjumpaan, yang
menyokong praktik baik ketahanan sosial budaya, termasuk perilaku toleran dan inklusif.
Praktik baik toleransi di sekolah bukan hanya berhenti menjadi bahan bacaan dalam
matapelajaran Agama, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), dan bacaan teks buku pelajaran
Bahasa Indonesia, misalnya, tetapi diaktivasi dalam kegiatan sehari-hari warga sekolah, baik
dalam interaksi di dalam, maupun di luar sekolah. Ada rancangan aktivasi praktik baik
tersebut dari pihak sekolah, yang memungkinkan warga sekolah manjalani laku toleran dan
inklusif sesuai nilai-nilai Pancasila, di luar praktik-praktik seremonial, dengan penekanan
pada dimensi ketahanan sosial budaya.
Dimensi ketahanan sosial budaya meliputi delapan indikator, yang enam diantaranya
dapat diadopsi sebagai sikap toleran dan inklusif, toleran terhadap mereka yang berbeda
agama untuk melakukan kegiatan di lingkungan sekitarnya; toleran pada suku lain untuk
melaksanakan kegiatan di lingkungan sekitar; bersahabat dengan orang yang berbeda agama;
bersahabat dengan orang yang berbeda suku; aktif mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan;
aktif mengikuti gotong royong.
Mengembangkan pembelajaran yang bermutu dan bermartabat kiranya cukup bijak
jika mengangkat kembali pemikiran tokoh pendidikan nasional. Teori Trikon dari Ki Hadjar
Dewantara sangat relevan untuk menguatkan pendidikan nasional dan juga memajukan
kebudayaan nasional sebagai solusi terhadap masalah yang terjadi maupun tantangan yang
dihadapi. Teori Trikon menekankan pendidikan sebagai tempat pembudayaan nilai dan
10 | P a g e
karater. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah menanamkan karaker dengan
mengintegrasikan kearifan lokal dalam pembelajaran. Dimasukkannya nilai-nilai kearifan
lokal dalam pembelajaran akan memperbesar nilai tambah dan memajukan kearifan lokal.
Kearifan lokal yang dipadukan dengan situasi pembelajaran akan menghasilkan pembelajaran
yang bermakna dan konstektual, yang kemudian diharapkan dapat mampu mengangkat mutu
pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan secara kebudayaan dapat dimplementasikan
pada pembelajaran Bahasa Indonesia, salah satunya pada materi teks eskplanasi di kelas VIII
Proses penerapan pendidikan secara kebudayaan diantaranya :
a. Integrasi konten. Menggunakan contoh-contoh dan konten dari berbagai kelompok dan
kultur untuk menggambarkan konsep konsep, prinsip-prinsip, generalisasi dan teori-teori
kunci dalam bidang pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Proses konstruksi pengetahuan. Membantu para siswa untuk memahami bagaimana
asumsi-asumsi kultural di dalam suatu bidang tertentu mempengaruhi pengetahuan
dikonstruksi. Pada pembelajaran bahasa Indonesia materi teks eskplanasi dapat
dikontruksi melalui penanyangan video tentang penjajahan, dimana nantinya akan ada
banyak sekali proses-proses yang dilakukan dan memberikan dampak setelah prosesnya
tersebut terjadi.
c. Reduksi prasangka. Mengidentifikasi karakteristik sikap-sikap rasial siswa dan
menentukan bagaimana mereka diubah (dimodifikasi) melalui pengajaran sesuai dengan
hasil dari profiling peserta didik yang dilakukan pada awal pembelajaran. Kesetaraan
Pendidikan. Menyesuaikan gaya mengajar dengan gaya belajar siswa dalam rangka
memfasilitasi pencapaian akademik siswa dari berbagai ras, kiltur dan kelompok social
yang berbeda.
d. Penguatan kultur sekolah dan struktur social. Mempelajari kelompok dan praktik-praktik
tertentu, partisipasi keolahragaan, serta interaksi staf dan siswa antar etnik untuk
menciptakan kultur sekolah yang dapat menguatkan siswa dari semua kelompok.
Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII, Terdapat berbagai materi dengan
kompetensi dasar yang bisa dikaitkan dengan nilai-nilai kearifan lokal, salah satunya materi
teks eksplanasi. Masing-masing kompetensi dasar dapat dilakukan pendekatan strategi
pembelajaran yang berbeda dalam mengimplementasikan nilainilai kearifan lokal, semua
bergantung pada guru mata pelajaran khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
mampu terus mengembangkan kemampuan dan keterampilan agar setiap materi dapat sesuai
11 | P a g e
dengan keberagaman yang ada diantara peserta didik agar semua peserta didik dapat turut
serta terlibat dalam proses pembelajaran di sekolah tanpa adanya pembeda.
12 | P a g e
7. Alokasi Waktu
8. Metode pembelajaran
9. Kegiatan pembelajaran : pendahuluan,Inti, penutup
10. Penilaian hasil belajar
11. Sumber belajar
Menentukan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang dibuat harus spesifik
dan sesuai dengan kemampuan peserta didik. Tujuan pembelajaran yang dibuat tidak boleh
terlalu jauh dari kemampuan awal peserta didik atau sulit dijangkau yang berdampak pada
tidak tercapainya tujuan pembelajaran secara keseluruhan. Tujuan pembelajaran juga
disesuaikan dengan KI dan KD atau Capaian Pembelajaran pada kurikulum merdeka.
Sehingga, tujuan pembelajaran harus dibuat secara realistis dan dapat dicapai oleh peserta
didik.
Menentukan metode pembelajaran yang sesuai. Metode pembelajaran yang dipilih
seyogyanya disesuaikan dengan minat dan kemampuan peserta didik. Misalkan, mayoritas
peserta didik menyukai gaya belajar audio-visual maka metode pembelajaran juga
disesuaikan dengan gaya belajar tersebut dengan menyajikan materi pembelajaran dalam
bentuk video atau kemampuan peserta didik sudah berada pada level C4 atau kemampuan
analisis dan memang peserta didik menyukai kegiatan pemecahan masalah, maka model
pembelajaran problem-based learning bisa dipilih.
Menyesuaikan kegiatan pembelajaran dengan karakter peserta didik. Lakukanlah
setting pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik, misalkan peserta didik lebih
menyukai belajar secara mandiri, maka fasilitasi peserta didik untuk dapat mengerjakan
tugas-tugas secara mandiri. Meskipun sebenarnya kemampuan kerja sama juga dibutuhkan,
namun tidak ada salahnya untuk membuat kegiatan pembelajaran yang bervariasi, terkadang
mengerjakan tugas mandiri dan terkadang mengerjakan tugas secara berkelompok. Sehingga,
semua peserta didik akan merasa diterima dan diperhatikan oleh guru di dalam kelas.
Menyesuaikan penilaian pembelajaran dengan karakter peserta didik. Penilaian atau
asesmen yang dilakukan juga selayaknya disesuaikan dengan karakter peserta didik. Apabila
peserta didik menyukai belajar secara langsung, maka asesmen dapat dilakukan berupa
presentasi atau diskusi kelompok. Apabila peserta didik menyukai kegiatan menulis, maka
peserta didik dapat diminta membuat essay.
Menentukan indikator keberhasilan. Mudahnya, indikator keberhasilan pembelajaran
ditentukan berdasarkan tujuan pembelajaran yang dapat dicapai oleh peserta didik. Apabila
13 | P a g e
peserta didik, misalkan 75% menguasai tujuan pembelajaran maka boleh dikatakan bahwa
pembelajaran telah berhasil dilaksanakan sesuai dengan RPP yang dibuat.
Menggunakan metode penilaian yang sesuai. Untuk mengevaluasi pembelajaran yang
telah dilaksanakan, berhasil atau tidak. Maka, perlu dilakukan penilaian berdasarkan tujuan
pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selanjutnya menilai
kemampuan peserta didik berdasarkan tujuan tersebut. Penilaian yang dibuat harus
disesuaikan dengan pembelajaran yang telah dilakukan. Misalnya, apabila kegiatan
pembelajaran menggunakan model Project-Based Learning maka penilaian yang dilakukan
adalah penilaian produk atau laporan project.
Observasi kelas. Observasi dapat dilakukan oleh guru selama pembelajaran
berlangsung untuk melihat apakah sudah dilaksanakan sesuai dengan RPP yang dibuat.
Bagaimana peserta didik dalam merespon kegiatan pembelajaran perlu dicatat, begitu juga
dengan interaksi antara peserta didik dan guru, dan bagaimana kelas berlangsung secara
keseluruhan.
Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia yang dapat diterapkan dalam Penyusunan
Lesson Planning atau RPP
Metode pembelajaran bahasa Indonesia pada jenjang SMP, SMA, dan SMK terdiri
atas empat tahap, yaitu: 1) tahap membangun konteks, 2) tahap pemodelan teks, 3) tahap
pembuatan teks secara bersama-sama, dan 4) tahap pembuatan teks secara mandiri.
1. Membangun Konteks
Tahapan pertama dalam pembelajaran berbasis teks dimulai dari memperkenalkan konteks
sosial dari teks yang dipelajari. Kemudian mengeksplorasi ciri-ciri dari konteks budaya
umum dari teks yang dipelajari serta mempelajari tujuan dari teks tersebut. Selanjutnya
adalah dengan mengamati konteks dan situasi yang digunakan. Misalnya dalam teks
eksposisi, siswa harus bisa memahami peran dan hubungan antara orang-orang yang
berdialog apakah antar teman, editor dengan pembaca, guru dengan siswa, dan sebagainya.
Siswa juga harus memahami media yang digunakan apakah percakapan tatap muka langsung
atau percakapan melalui telepon.
Membangun konteks melalui kegiatan mengamati teks dalam konteksnya dan
menanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan teks yang diamatinya. Pada langkah
membangun konteks siswa dapat didorong untuk memahami nilai spiritual, nilai budaya,
tujuan yang melatari bangun teks. Pada proses ini siswa mengeksplorasi kandungan teks serta
nilai-nilai yang tersirat di dalamnya. Di sini siswa dapat mengungkap laporan hasil
pengamatan untuk bahan tindak lanjut dalam kegiatan belajar.
14 | P a g e
Kegiatan yang dapat dilakukan di dalam kelas adalah: (a) mempresentasikan konteks.
Untuk menyajikan suatu konteks, bisa menggunakan berbagai media antara lain melalui
gambar, benda nyata, field-trip, kunjungan, wawancara kepada narasumber dan sebagainya,
(b) membangun tujuan sosial. Untuk mengetahui tujuan sosial bisa melalui diskusi, survey,
dan yang lainnya, (c) membandingkan dua kebudayaan. Membandingkan penggunaan teks
antara dua kebudayaan berbeda, yaitu kebudayaan kita dengan kebudayaan penutur asli, (d)
Membandingkan model teks dengan teks yang lainnya. Contohnya membandingkan
percakapan antara teman dekat, teman kerja, atau orang asing.
2. Pemodelan
Pada tahap ini, siswa mengamati pola dan ciri-ciri dari teks yang diajarkan. Siswa
dilatih untuk memahami struktur dan ciri-ciri kebahasaan teks. Pada langkah ini siswa
didorong untuk meningkatkan rasa ingin tahu dengan memperhatikan 1) simbol, 2) bunyi 3)
tata bahasa, dan 4) makna. Melalui analisis fakta dan data pada teks yang dipelajarinya siswa
memperoleh model imbuhan, struktur imkata, frase, klausa, kalimat, maupun paragraf. Semua
hal tersebut siswa pelajari pada konteks pemakaiannya. Pada tahapan ini siswa dapat
mengeksplorasi jenis teks yang dipelajarinya serta mengenali ciri-cirinya. Proses aktivitas
pengenalan bukan sebagai tujuan akhir pembelajaran, melainkan sebagai awal kegiatan untuk
mengembangkan daya cipta.
Pada tahap pemodelan, guru dapat mengenalkan nilai, tujuan sosial, struktur, ciri-ciri
bentuk, serta ciri kebahasaaan yang menjadi penanda teks yang diajarkan. Kegiatan yang
siswa lakukan pada tahap ini adalah siswa diminta membaca teks, tanya jawab tentang makna
teks, melabeli teks, diskusi kelompok.
3. Menyusun Teks Secara Bersama
Dalam tahapan ini, siswa mulai memahami keseluruhan teks. Guru secara perlahan
mulai mengarahkan siswa agar mandiri sehingga siswa menguasai model teks yang diajarkan.
Kegiatan yang dapat dilakukan di dalam kelas antara lain mendiskusikan jenis teks,
melengkapi teks rumpang, membuat kerangka teks, melakukan penilaian sendiri atau
penilaian antar teman sebaya, dan bermain teka-teki. Siswa menggunakan hasil
mengeksplorasi model-model teks untuk membangun teks dengan cara berkolaborasi dalam
kelompok. Melalui kegiatan ini diharapkan semua siswa dapat memperoleh pengalaman
mencipta teks sebagai dasar untuk mengembangkan kompetensi individu.
4. Menyusun Teks Secara Mandiri
Setelah melalui tahapan kesatu sampai tahapan ketiga, siswa telah memiliki
pengetahuan mengenai model teks yang diajarkan. Siswa mulai memiliki kemampuan yang
15 | P a g e
cukup untuk membuat teks yang mirip dengan model teks yang diajarkan. Dalam tahapan ini,
siswa mulai mandiri dalam mengerjakan teks dan peran guru hanya mengamati siswa untuk
penilaian.Kegiatan yang dapat dilakukan dalam tahapan ini antara lain (a) Untuk
meningkatkan kemampuan mendengarkan, siswa merespon teks lisan, menggaris bawahi
teks, menjawab pertanyaan, dan lain-lain, (b) Untuk meningkatkan kemampuan
mendengarkan dan berbicara, siswa bermain peran, melakukan dialog berpasangan atau
berkelompok, (c) Untuk meningkatkan kemampuan berbicara, siswa melakukan presentasi di
depan kelas, (d) Untuk meningkatkan kemampuan membaca, siswa merespon teks tertulis,
menggaris bawahi teks, menjawab pertanyaan, dan lain-lain, (e) Untuk meningkatkan
kemampuan menulis, siswa membuat draft dan menulis teks secara keseluruhan.
16 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Saran yang dapat kami paparkan untuk pelaksanaan praktik baik selanjutnya yaitu sebagai
berikut:
1. Observasi profiling peserta didik dapat dilakukan dengan melihat dari banyak aspek
2. Pembelajaran berdiferensiasi hendaknya harus sering dilakukan agar kebutuhan belajar
dari masing – masing peserta didik dapat terpenuhi
3. Pembelajaran responsive kultur dapat dilakukan di luar lingkungan sekolah supaya
peserta didik tidak merasa bosan dan dapat lebih dekat dengan lingkungan yang ada di
sekitar sekolah
4. Penyusunan lesson planning dapat dilakukan dengan lebih baik dan rinci sebelum
pelaksanaan pembelajaran berlangsung dan disesuaikan dengan beberapa aspek profiling
peserta didik supaya proses pelaksanaan pembejaran dapat berlangsung dengan baik dan
bermakna
17 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
18 | P a g e
LAMPIRAN – LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. DOKUMENTASI
1. Profilling Peserta Didik
Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan hanya buku tulis dan buku pegangan siswa
Peserta didik lebih banyak kegiatan di dalam kelas dari pada di luar kelas
19 | P a g e
2. Pembelajaran Berdiferensiasi
20 | P a g e
3. Pembelajaran Secara Kebudayaan Responsive
21 | P a g e
LAMPIRAN 2 LESSON PLANNING
22 | P a g e
RPP/MODUL AJAR
MENYAJIKAN TEKS PUISI
INFORMASI UMUM
Nama Penyusun : Dian Zuhda, S.Pd
Sekolah : SMP Negeri 1 Jember
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Jenjang Sekolah : SMP/MTs Sederajat
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (2 x 45menit)
Fase Belajar : D
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
4.8. Menyajikan gagasan perasaan, dan 4.8.1. Mampu menulis teks puisi bebas dengan
pendapat dalam bentuk teks puisi secara memperhatikan unsur – unsur pembangun
tulis/lisan dengan memperhatikan unsur puisi
– unsur pembangun puisi
TUJUAN PEMBELAJARAN
4.8.1. Setelah bertanya dengan guru, peserta didik Mampu menulis teks puisi bebas dengan
memperhatikan unsur – unsur pembangun puisi
PROFIL PELAJAR PANCASILA
1. Bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa
Peserta didik berdoa pada awal dan akhir kegiatan pembelajaran, serta menerapkan nilai
kejujuran sebagai bentuk taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
2. Mandiri
Peserta didik menulis puisi bebas sesuai dengan memperhatikan unsur – unsur
pembangunnya
3. Kreatif
Peserta didik mampu membacakan puisi sesuai dengan memperhatikan unsur – unsur
pembangunnya
SARANA DAN PRASARANA
1. Media
a. Power Point
b. Video pembacaan puisi “Sebuah Jaket Berlumur Darah” Karya Taufiq Ismail di link
https://youtu.be/wTEkJuOMoIU
23 | P a g e
c. LKPD
2. Alat
a. Laptop
b. LCD dan Proyektor
c. Speaker aktif
d. Papan tulis
3. Sumber Belajar
a. Tim penyusun 2016. Kamus Besar Bahasa Indoensia V. Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa KemendikbudRI
b. Kosasih, E. 2017. Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII Edisi Revisi, Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
c. Video pembacaan puisi “Sebuah Jaket Berlumur Darah” Karya Taufiq Ismail di link
https://youtu.be/wTEkJuOMoIU
d. Modul ajar yang disusun oleh guru
e. Tayangan power point
Target:
Peserta didik reguler-tipikal sebanyak 32 orang
Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik (Mengamati, Menanya, Mencoba, Mengasosiasikan,
Mengkomunikasikan
2. Model : Project Based Learning
3. Metode : Diskusi, Tanya jawab, penugasan.
TAHAP ALOKASI
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN WAKTU
Pendahuluan (15 menit)
Orientasi 1. Guru Memberi salam, menyapa dan mengajak peserta 2 menit
didik berdoa
2. Guru Memeriksa kesiapan peserta didik dalam 1 menit
mengikuti pelajaran
3. Guru Menayangkan kabar dan mengecek kehadiran 3 menit
peserta didik
4. Peserta didik mengecek kebersihan meja dan sekitarnya 1 menit
24 | P a g e
dan merapikan tempat duduk masing - masing
5. Guru Memotivasi dan menumbuhkan rasa nasionalisme
2 menit
dengan menyanyikan lagu nasional berjudul “Indonesia
Raya”
Apersepsi 1. Peserta didik menyimak kompetensi dan tujuan 2 menit
pembelajaran yang akan dicapai dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari
2. Peserta didik memahami tentang informasi materi yang
2 menit
akan dipelajari, metode, media, langkah pembelajaran
dan penilaian pembelajaran
Motivasi Peserta didik memperhatikan penjelasan mengenai manfaat 2 menit
mempelajari materi yang ditampilkan lewat salindia.
Kegiatan Inti (65 Menit)
Menetapkan tema 1. Peserta didik diberi stimulus untuk memusatkan 5 Menit
proyek perhatian pada materi tentang menyajikan puisi sesuai
dengan unsur – unsur pembangun puisi melalui media
pembelajaran yang dibuat oleh guru melalui Power
Point yang di tampilkan pada LCD Proyektor
2. Peserta didik mencara mengaati video pembacaan puisi
5 menit
“Sebuah Jaket Berlumur Darah” karya Taufiq Ismail
pada link berikut : https://youtu.be/wTEkJuOMoIU
3. Peserta didik diberi motivasi untuk menyampaikan ide 3 menit
terkait tema menulis puisi.
Menetapkan 1. Peserta didik dan guru bertanya jawab tentang langkah 5 menit
kontek belajar – langkah menulis teks puisi
2. Peserta didik ditugaskan untuk menulis puisi bertema 3 menit
bebas secara individu menggunakan teknik akrostik.
3. Peserta didik mengkontrsuksi ide menyusun rencana 3 menit
pembuatan puisi.
25 | P a g e
Merencakan 1. Peserta didik melakukan observasi terkait tema puisi 3 menit
aktivitas – yang akan di tulis
aktivitas 2. Peserta didik mencatat setiap tahapan 3 menit
3. Peserta didik mengembangakan pilihan kata ke dalam
5 menit
larik – larik beraturan
5 menit
4. Peserta didik menyusun larik – larik puisi menjadi bait
dengan memperhatikan rima atau persamaan bunyi
5. Guru memonitoring dan memfasilitasi peserta didik 10 menit
dalam membuat teks puisi
6. Peserta didik memeriksa ulang teks puisi yang telah 5 menit
dibuat sesuai unsur – unsr pembangun puisi
7. Guru meminta salah satu peserta didik sebagai
5 menit
perwakilan kelas untuk membacakan karya puisinya di
depan kelas
8. Peserta didik lain diberi kesempatan untuk
5 menit
menyampaikan tanggapan
Penutup (10 Menit)
1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran 5 menit
2. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
3 menit
3. Peserta didik bersama guru menutup kegiatan pembelajaran dengan doa dan 2 menit
salam
PENILAIAN/ASESMEN
1. Penilian Sikap
a. Teknik penilaian : Observasi/Pengamatan
b. Betuk : Catatan hasil observasi
c. Instrumen : Jurnal (terlampir)
2. Penilaian Keterampilan
a. Teknik penilaian : Tes tulis (penugasan)
b. Betuk : Tugas Individu
c. Instrumen penialaian : Lembar kerja (terlampir)
3. Remidial
Berdasarkan hasil analisi penilaian, peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar
diberi kegiatan pembelajaran remidial dalam bentuk :
26 | P a g e
a. Bimbingan perorangan jika peserta didik yang belum tuntas ≤ 20 %
b. Belajar kelompok jika peserta didik yang belum tuntas antara 20% dan 50%
c. Pembelajaran ulang jika peserta didik yang belum tuntas ≤ 50%
4. Pengayaan
Kegiatan pengayaan diberikan pada peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan
dengan pembelajaran pengayaan sebagai berikut :
a. Peserta didik yang mencapai nilai ketuntasan diberikan materi masih dalam cakupan
KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
b. Peserta didik yang mencapai nilai diberikan materi melebihi cakupan KD dengan
pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
…………………….. ……………………….
27 | P a g e
Lampiran 1
Pengembangan Materi
Bahan Ajar
A. Pendahuluan
1. Kompetensi Dasar
4.8. Menyajikan gagasan perasaan, dan pendapat dalam bentuk teks puisi secara
tulis/lisan dengan memperhatikan unsur – unsur pembangun puisi
2. Tujuan Pembelajaran
Setelah bertanya dengan guru, peserta didik Mampu menulis teks puisi bebas
dengan memperhatikan unsur – unsur pembangun puisi
B. Penyajian Materi
Pengembangan Media Pembelajaran
Materi Teks Puisi Kelas VIII
28 | P a g e
29 | P a g e
30 | P a g e
31 | P a g e
2. Media Audio Visual berupa Tayangan Video
Link Video : https://youtu.be/wTEkJuOMoIU
32 | P a g e
Spanduk kumal itu, ya spanduk itu
Mereka berkata
Semuanya berkata
Lanjutkan Perjuangan.
33 | P a g e
Lampiran 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Kompetensi Dasar :
4.8. Menyajikan gagasan perasaan, dan pendapat dalam bentuk teks puisi secara
tulis/lisan dengan memperhatikan unsur – unsur pembangun puisi
Tujuan Pembelajaran
Setelah bertanya dengan guru, peserta didik Mampu menulis teks puisi bebas dengan
memperhatikan unsur – unsur pembangun puisi
Petunjuk Kegiatan
1. Simaklah video “Sebuah Jaket Berlumur Darah” karya karya Taufik Ismail di
link https://youtu.be/wTEkJuOMoIU
2. Peserta didik diminta untuk menuliskan gagasan perasaan, pendapat tentang
puisi yang telah di simak :
Tulis
Nama :
No Absen :
ASESMEN
TEKS PUISI
Soal :
Buatlah sebuah puisi secara individu bertema bebas menggunakan teknik akrostik dengan
memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi!
34 | P a g e
Lampiran 3
LEMBAR KERJA INDIVIDU
Nama :
No Absen :
Kelas :
JUDUL PUISI
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
35 | P a g e
Lampiran 4
Penilaian Pembelajaran
1. Instrumen Penilaian
a. Kisi – Kisi Penilaian sikap
Butir Nilai Sikap Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Disiplin Orientasi Lembar Pengamatan
Tanggung jawab Orientasi Lembar Pengamatan
Percaya diri Orientasi Lembar Pengamatan
Keterangan :
A : Sangat baik
B : Baik
C : Cukup
D : Tidak Baik
36 | P a g e
2. Instrumen Penilaian Aspek Keterampilan
a. Kisi – kisi
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator Teknik
37 | P a g e
4. Penggunaan citraan/imaji dalam puisi 5-20 20
6 Amanat 5-10 10
38 | P a g e
RPP/MODUL AJAR
MENELAAH STRUKTUR TEKS EKSPLANASI
INFORMASI UMUM
Nama Penyusun : Dian Zuhda, S.Pd
Sekolah : SMP Negeri 1 Jember
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Jenjang Sekolah : SMP/MTs Sederajat
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (4 x 45menit)
Fase Belajar : D
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
3.10. Menelaah teks eksplanasi berupa paparan 3.10.1. Menelaah struktur teks eksplanasi
kejadian suatu fenomena alam yang 3.10.2.Menelaah kaidah kebahasaan teks
diperdengarkan atau dibaca eksplanasi
TUJUAN PEMBELAJARAN
3.10.1. Melalui pengamatan video proses terjadinya hujan, peserta didik mampu menelaah
struktur teks eksplanasi
3.10.2. Melalui pengamata teks eksplanasi, peserta didik mampu menelaah kidah kebahasaan
teks eksplanasi
PROFIL PELAJAR PANCASILA
4. Bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa
Peserta didik berdoa pada awal dan akhir kegiatan pembelajaran, serta menerapkan nilai
kejujuran sebagai bentuk taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
5. Mandiri
Peserta didik dapat menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks eksplanasi
6. Kreatif
Peserta didik mampu mengembangakan susunan struktur dari teks ekplanasi berdasarkan
pengamatan Video yang di sajikan
7. Bergotong Royong
Peserta didik aktif dan dapat berdiskusi dalam kelompok untuk menelaah struktur dan ciri
kebahasaan teks eksplanasi
SARANA DAN PRASARANA
4. Media
39 | P a g e
d. Power Point
e. Video proses terjadinya Hujan melalui link : https://youtu.be/gIpNQHvsSuo
f. LKPD
5. Alat
e. Laptop
f. LCD dan Proyektor
g. Speaker aktif
h. Papan tulis
6. Sumber Belajar
f. Tim penyusun 2016. Kamus Besar Bahasa Indoensia V. Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa KemendikbudRI
g. Kosasih, E. 2017. Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII Edisi Revisi, Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
g. Video proses terjadinya hujan melalui link : ttps://youtu.be/gIpNQHvsSuo
h. Modul ajar yang disusun oleh guru
i. Tayangan power point
Target:
Peserta didik reguler-tipikal sebanyak 32 orang
Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
4. Pendekatan : Saintifik (Mengamati, Menanya, Mencoba, Mengasosiasikan,
Mengkomunikasikan
5. Model : Problem Based Learning (PBL)
6. Metode : Diskusi, Tanya jawab
TAHAP ALOKASI
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN WAKTU
Pendahuluan (15 menit)
Orientasi 6. Guru Memberi salam, menyapa dan mengajak peserta 2 menit
didik berdoa (religious dan kedisiplinan)
7. Guru Memeriksa kesiapan peserta didik dalam mengikuti 1 menit
pelajaran
8. Guru Menayangkan kabar dan mengecek kehadiran 3 menit
peserta didik (Communicatin)
40 | P a g e
9. Peserta didik mengecek kebersihan meja dan sekitarnya
1 menit
dan merapikan tempat duduk masing - masing
10. Guru Memotivasi dan menumbuhkan rasa
nasionalisme dengan menyanyikan lagu nasional
2 menit
berjudul “Indonesia Raya”
Apersepsi 3. Peserta didik menyimak kompetensi dan tujuan 2 menit
pembelajaran yang akan dicapai dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari
4. Peserta didik memahami tentang informasi materi yang
2 menit
akan dipelajari, metode, media, langkah pembelajaran
dan penilaian pembelajaran
Motivasi Peserta didik memperhatikan penjelasan mengenai manfaat 2 menit
mempelajari materi yang ditampilkan lewat salindia.
Kegiatan Inti (65 Menit)
Orientasi 4. Peserta didik mengamati video proses terjadinya hujan 3 Menit
yang disajikan oleh guru (Critiical Thingking)
https://youtu.be/gIpNQHvsSuo
3 menit
5. Peserta didik melakukan curah pendapat untuk
menggali pengetahuan mereka berkaitan dengan video
yang mereka lihat (Communication)
6. Peserta didik merespon pertanyaan – pertanyaan 5 menit
membangun konteks berkaitan dengan teks
a. Apakah sebelumnya Saudara pernah melihat
kejadian tersebut
b. Apakah kalian tahu bagaimana hal itu bisa terjadi
5 menit
7. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang
struktur teks eksplanasi
8. Peserta didik dan guru saling mengajukan pertanyaan
3 menit
tentang struktur teks eksplanasi (Communication dan
Collaboration)
Mengorganisasi 4. Peserta didik membentuk 8 kelompok heterogen dengan 5 menit
peserta didik untuk jumlah 4-5 siswa dalam satu kelompok (Gotong
belajar Royong)
5. Peserta didik menerima LKPD yang dibagikan oleh
3 menit
41 | P a g e
guru
42 | P a g e
a. Apa yang telah kalian pelajari hari ini?
b. Apa yang paling kalian sukai dari pembelajaran hari ini ?
c. Apa yang belum kalian pahami pada pembelajaran hari ini ?
2 menit
6. Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya yaitu
menganalisis kaidah kebahsaan teks eksplanasi
2 menit
7. Peserta didik bersama dengan guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
doa yang dipimpin oleh peserta didik (religious)
PENILAIAN/ASESMEN
5. Teknik Penilian
d. Sikap
Sikap Spiritual
Sikap Sosial
e. Pengetahuan
Teknik : Tes tulis
Bentuk : Uraian
f. Keterampilan
Teknik : Kinerja
Bentuk : Penugasan
43 | P a g e
PENGAYAAN DAN REMIDIAL
Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar
diberi kegiatan pebelajaran pengayaan untuk perluasan dan/atau pendalaman materi
(kompetensi), antara lain dalam bentuk tugas mengerjakan soal – soal atau penugasan dengan
tingkat kesulitan lebih tinggi, meringkas buku-buku refrensi, dan mewawancarai narasumber.
Remidial
Remidial berlaku bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar berdasarkan
hasil analisis penilaian. Hal ini dilakukan dengan pemberian soal atau penugasan tentang
materi yang belum dikuasai peserta didik yang didahului dengan penguatan materi.
Penguatan materi bisa dilakukan dengan pembelajaran ulang, bimbingan perorangan, belajar
kelompok, atau tutor teman sebaya.
REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK
REFLEKSI GURU
Setelah melakukan kegiatan belajar tentang struktur dan kaidah kebahasaan teks
eksplanasi, guru melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan berikut :
4. Apakah kegiatan yang dilakukan peserta didik sudah sesuai dengan instruksi guru?
5. Apakah guru perlu berdiskusi terlebih dengan sesama pengampu mata pelajaran
sebelum melaksanakan kegiatan ?
6. Apakah kegiatan belajar sudah berpusat pada siswa dan sesuai dengan konsep
paradigma baru?
REFLEKSI PESERTA DIDIK
Setelah melakuakan kegiatan pembelajaran, Peserta didik melakukan kegiatan refleksi dengan
menjawab pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang telah kalian pelajari hari ini?
2. Apa yang paling kalian sukai dari pembelajaran hari ini ?
3. Apa yang belum kalian pahami pada pembelajaran hari ini ?
4.
Mengetahui Jember, 12 Desember 2022
Guru Pamong Guru Mata Pelajaran
…………………………………… …………………………………….
44 | P a g e
Lampiran 1
Pengembangan Materi
Bahan Ajar
C. Pendahuluan
3. Kompetensi Dasar
3.10. Menyajikan gagasan perasaan, dan pendapat dalam bentuk teks puisi secara
tulis/lisan dengan memperhatikan unsur – unsur pembangun puisi
4. Tujuan Pembelajaran
D. Penyajian Materi
Pengembangan Media Pembelajaran
Materi Teks Puisi Kelas VIII
45 | P a g e
46 | P a g e
47 | P a g e
48 | P a g e
49 | P a g e
50 | P a g e
5. Media Audio Visual berupa Tayangan Video
Link Video : https://youtu.be/gIpNQHvsSuo
HUJAN
Peristiwa alam adalah peristiwa yang terjadi secara alamiah. Banyak peristiwa alam
yang terjadi dimuka bumi ini. Salah satu peristiwa alam yang tidak dapat dihindari adalah
hujan. Hujanadalah titik-titik air yang berjatuhan dari udara karena proses pendinginan.
Hujan tidak terjadi begitu saja tanpa proses. Air yang jatuh adalah air yang berasal dari air
laut yang mengguap, air sungai, limbah dan lain-lain.
Hujan dapat terjadi karena adanya bantuan dari sinar matahari. Sinar matahari yang
panas akan membantu air laut, sungai dan yang lainnya menguap. Penguapan itu akan
menghasilkan uap-uap yang menuju ke atas atau melayang di udara. Tidak hanya berhenti
pada proses tersebut. Uap yang mengudara akan terus naik hingga tinggi dan mengalami
proses kondensasi. Proseskondensasi inilah yang akhirnya membentuk sebuah awan. Awan-
awan tersebut akan bergerak kesana-kemari terbawa oleh angin menuju atmosfer bumi yang
memiliki suhu lebih rendah.Uap yang ada dalam awan terkena suhu yang rendah atau dingin
inilah yang menyebabkan uap berubah menajdi butiran-butiran es dan tetesan air dalam awan.
Semakin banyaknya uap yang naik dan menjadi butiran es atau tetesan air dalam awan,
membuat awan tidak dapat menopang atau menahan berat. Kemudian, jatuhlah butiran es
51 | P a g e
atau tetesan air tersebut ke permukaan bumi. Karena prosesnya yang memerlukan waktu,
maka dari itu adanya musim hujan dan musim kemarau
Hujan terjadi melalui proses yang tidak cepat, tetapi akibat dari pemanasan global
musim hujandan musim kemarau mulai tidak dapat dipastikan seperti dulu. Pemanasan untuk
menghasilkan uap yang menjadikan hujun tidak hanya melalui pemanasan matahari saja.
Pemanasan dapat terjadi karena adanya efek rumah kaca. Meskipun hujan dapat terjadi kapan
saja, kita tidak boleh terlalu kawatir juga tidak boleh terlalu lengah. Hujan tidak akan
berbahaya jika kita bisa meminimalisir efek yang dihasilkan. Ada baiknya kita tetap menjaga
kebersihan agar hujan tetap bersahabat dengan kita. Karena jika kita lengah dengan tidak
menjaga kebersihan, hujan bisa menyebabkan banjir, tanah longsor, dan genangan di mana-
mana.
52 | P a g e
Lampiran 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Kompetensi Dasar
3.10. Menyajikan gagasan perasaan, dan pendapat dalam bentuk teks puisi secara
tulis/lisan dengan memperhatikan unsur – unsur pembangun puisi
Tujuan Pembelajaran
Petunjuk Kegiatan
ASESMEN
Penugasan Kelompok
Soal :
1. Telaahlah struktur teks eksplanasi pada teks dengan judul “Hujan”!
2. Tuliskan kembali sesuai dengan urutan struktur teks eksplanasi!
53 | P a g e
Tugas Kelompok
Menelaah Struktur Teks Eksplanasi
Nama Kelompok :
Kelas :
Anggota Kelompok :
1. ………….
2. ………….
3. …………..
4. ……………
5. Dst
Petunjuk Tugas
Bacalah teks eksplanasi berjudul “Hujan” dengan seksama bersama anggota kelompok
masing – masing !
Bersama anggota kelompok, carilah informasi terkait struktur dan kaidah kebahasaan
teks eksplanasi. Kalian dapat encarinya dari berbagai sumber !
Telaahlah Struktur dan Kaidah kebahasaan dari teks eksplanasi tentang “Hujan”
Setelah kalian menemukan informasi dan mengidentifikasi struktur teks eksplanasi,
silahkan tuliskan kembali secara berurutan sesuai dengan struktur teks eksplanasi lalu
mempersentasikannya bersama anggota kelompok di depan kelas.
55 | P a g e
LEMBAR KERJA KELOMPOK
Nama Kelompok :
Kelas :
Anggota Kelompok :
3 Ulasan (review)
56 | P a g e
Lampiran 3
STRUKTUR TEKS
NO HASIL ANALISIS
EKSPLANASI
Peristiwa alam adalah peristiwa yang terjadi secara
alamiah. Banyak peristiwa alam yang terjadi dimuka
bumi ini. Salah satu peristiwa alam yang tidak dapat
Identifikasi Fenomena dihindari adalah hujan. Hujanadalah titik-titik air
1
(phenomenon identification) yang berjatuhan dari udara karena proses
pendinginan. Hujan tidak terjadi begitu saja tanpa
proses. Air yang jatuh adalah air yang berasal dari air
laut yang mengguap, air sungai, limbah dan lain-lain.
Hujan dapat terjadi karena adanya bantuan dari sinar
matahari. Sinar matahari yang panas akan membantu
air laut, sungai dan yang lainnya menguap.
Penguapan itu akan menghasilkan uap-uap yang
menuju ke atas atau melayang di udara. Tidak hanya
berhenti pada proses tersebut. Uap yang mengudara
akan terus naik hingga tinggi dan mengalami
proses kondensasi. Proseskondensasi inilah yang
akhirnya membentuk sebuah awan. Awan-awan
Penggambaran Rangkaian Kejadian tersebut akan bergerak kesana-kemari terbawa oleh
2
(explanation sequence) angin menuju atmosfer bumi yang memiliki suhu
lebih rendah.Uap yang ada dalam awan terkena suhu
yang rendah atau dingin inilah yang menyebabkan
uap berubah menajdi butiran-butiran es dan tetesan
air dalam awan. Semakin banyaknya uap yang naik
dan menjadi butiran es atau tetesan air dalam awan,
membuat awan tidak dapat menopang atau menahan
berat. Kemudian, jatuhlah butiran es atau tetesan air
tersebut ke permukaan bumi. Karena prosesnya yang
memerlukan waktu, maka dari itu adanya musim
57 | P a g e
hujan dan musim kemarau
58 | P a g e
Lampiran 4
INSTRUMEN PENILAIAN
A. Penilaian Sikap
1. Kompetensi Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Instrumen : Lembar pengamatan (jurnal) saat pembelajaran
Aspek Pos./neg Tindak
No Hari/tanggal Nama Perilaku
Sikap (+/-) lanjut
1
2
3
4
5
59 | P a g e
Menghormati guru
Bersikap baik kepada teman
Menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan kelas
Aktif dalam kegiatan diskusi di kelas maupun
pembelajaran
4. Penilaian Pengetahuan
Rubrik penilaian menelaah struktur teks eskplanasi
No
Kriteria Indikator Skor
Soal
1 Kriteria hasil temuan Jika siswa mampu menelaah tiga struktur teks
4
terkait menelaah unsur eksplanasi
pembangun puisi Jika siswa mampu menelaah dua struktur teks
3
eksplanasi
Jika siswa mampu menelaah satu struktur teks
2
eksplanasi
Tidak sesuai dengan perintah 1
JUMLAH SKOR 4
60 | P a g e