Anda di halaman 1dari 17

PRINSIP – PRINSIP PEMBELAJRAN BESERTA IMPLIKASINYA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Belajar Dan Pembelajaran

Dosen Pengampu:
Drs. Arsil, M.Pd
Alirmansyah, S.Pd., M.Pd

Oleh :
R-002 / Semester 3
Kelompok 5
Adhila Irma Prianti Gayo A1D118012
Juwita Saputri A1D118060
Liana Dewi A1D118072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penyusunan makalah yang berjudul ” PRINSIP – PRINSIP PEMBELAJRAN BESERTA
IMPLIKASINYA” ini dengan penuh kemudahan, tanpa pertolongan-Nya makalah ini tidak dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangannya. Hal
ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, waktu, serta sumber yang kami miliki. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang sifatnya membangun semangat kami harapkan untuk perbaikan penyusunan
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan yang maha
Esa selalu meridhoi usaha kami.

Muara Bulian, Agustus 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ iii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Masalah ................................................................................................................................. 1
BAB II........................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 2
2.1 Prinsip-Prinsip Pembelajaran ............................................................................................................ 2
2.2.1 Prinsip Perhatian dan Motivasi ..................................................................................................... 2
2.1.3 Prinsip Keaktifan .......................................................................................................................... 4
2.1.4 Prinsip Keterlibatan Langsung /Berpengalaman ........................................................................... 5
2.1.5 Prinsip Pengulangan...................................................................................................................... 5
2.1.6 Prinsip Tantangan ......................................................................................................................... 5
2.1.7 Prinsip Balikan dan Penguatan ..................................................................................................... 6
2.1.8 Prinsip Perbedaaan Individual ...................................................................................................... 6
2.2 Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar ...................................................................................................... 9
1.2.1 Perhatian dan Motivasi.................................................................................................................. 9
2.2.2 Kaaktifan ....................................................................................................................................... 9
2.2.3 Keterlibatan Langsung/Berpengalaman ...................................................................................... 10
2.2.4 Pengulangan ................................................................................................................................ 10
2.2.5 Tantangan.................................................................................................................................... 10
2.2.6 Balikan atau Penguatan ............................................................................................................... 11
2.2.7 Perbedaan Individual .................................................................................................................. 11
BAB III ....................................................................................................................................................... 12
PENUTUP .................................................................................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................................... 12

iii
3.2 Saran .............................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 13

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pembelajaran adalah suatu aktivitas atau suatu proses mebgajar dan belajar. Aktivitas ini
merupakan proses komunikasi dua arah, antara pihak guru dan peserta didik. Undang undang
no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan: “Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar”.
Pembelajaran adalam membelajarkan peserta didik dengan menggunakan asas pendidikan
maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran
dapat disebut berhasil bila dapat mengubah peserta didik dalam arti luas serta dapat
menumbuhkembangkan kesadaran peserta didik untuk belajar sehingga pengalaman yang
diperoleh peserta didik selama ia terlibat dalam proses pembelajaran itu dapat dirasakan
manfaatnya secara langsung. Hal itu dapat dicapai manakala kesiapan guru untuk dapat
mengerti, memahami, dan menghayati berbagai hal yang berhubungan dengan proses
pembelajaran, termasuk di dalamnya prinsip-prinsip pembelajaran.
Makalah ini akan membahas tentang prinsip-prinsip pembelajaran yang sangat diperlukan
oleh para guru dan peserta didik dalam rangka kelangsungan pembelajaran yang efektif dan
efesien.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan prinsip pembelajaran?
1.2.2 Apa saja yang termasuk ke dalam prinsip pembelajaran?
1.2.3 Bagaimana implikasi prinsip belajar ?
1.3 Tujuan Masalah
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian prinsip pembelajaran
1.3.2 Untuk mengetahui yang termasuk ke dalam prinsip pembelajaran

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Prinsip-Prinsip Pembelajaran


Pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip pembelajaran dapat memberikan
kemudahan bagi guru dalam memilih tindakan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Dengan mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran, guru memilliki sikap dan mampu
mengembangkannya dalam rangka peningkatan kualitas belajar siswa.
Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas
kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang
teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang
tepat. Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu
dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut
terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
upaya pembelajaran. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan,
keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan atau penguatan, serta
perbedaan indivual.
Ada beberapa prinsip yang perlu dikuasai dan dikembangkan oleh guru dalam upaya
mengoptimalkan kegiatan pembelajaran, yaitu :
2.2.1 Prinsip Perhatian dan Motivasi
Perhatian dalam proses pembelajaran memilik peranan yang sangat penting sebagai
langkah awal dalam memicu aktivitas-aktivitas belajar. Untuk memunculkan perhatian siswa
maka perlu kiranya didukung sebuah rancangan bagaimana menarik perhatian siswa dalam
proses pembelajaran. Mengingat begitu pentingnya faktor perhatian, maka dalam proses
pembelajaran perhatian berfungsi sebagai modal awal yang harus dikembangkan secara
optimal untuk memperolehproses dan hasil yang maksimal.
Menurut Gage dan Berliner, berdasarkan kajian teori belajar pengolahan informasi
mengungkapkan bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin akan terjadi belajar (1984).
Perhatian adalah memusatkan pikiran dan perasaan emosional secara fisik dan psikis
terhadap sesuatu yang menjadi pusat perhatiannya. Perhatian dapat muncul secara spontan,
dapat juga muncul karena direncanakan. Dalam proses pembelajaran perhatian akan muncul

2
dari diri siswa apabila pelajaran yang diberikan merupakan bahan pelajaran yang menarik dan
dibutuhkan oleh siswa. Namun jika perhatian alami itu tidak muncul maka tugas guru untuk
memangkitkan perhatian siswa terhadap pelajaran. Bentuk perhatian direfleksikan dengan cara
melihat secara penuh perhatian, meraba, menganalisis, dan jugaaktivitas-aktivitas lain
dilakukan melalui kegiatan fisik dan psikis.
Seseorang yang memiliki minat terhadap materi pelajaran tertentu, biasanya akan lebih
intensif memperhatikan dan selanjutnya timbul motivasi dalam dirinya untuk mempelajari
materi tersebut. Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran.
Motivasi adalah dorongan atau kekuatan yang dapat menggerakkan seseorang untuk
melakukan seseuatu. Menurut H.L. Petri “motivation is the concept we use when we describe
the forces acting on or within an organism to intiate an direct behavior” (1986). Motivasi dapat
dijadikan tujuandan alat dalam pembelajaran, hal ini berdasarkan bahwa perhatian dan motivasi
seseorang tidak selamanya stabil, intensitasnya bias tinggi, sedang bahkan umum, tergantung
pada aspek yang mempengaruhinya.
Motivasi berhubungan erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat lebih tinggi pada
suatu mata pelajaran cenderung lebih memiliki perhatian yang lebih terhadap mata pelajaran
tersebut akan menimbulkan motivasi yang lebih tinggi dalam belajar. Motivasi dapat bersifat
internal, artinya muncul dari dalam diri sendiirii tanpa ada intervensi dari yang lain, misalnya
harapan, cita-cita, minat, aspek lain yang terdapat dalam diri sendiri. Motivasi juga dapat
bersifat eksternal, yaitu stimulus yang muncul dari luar dirinya, misalnya kondisi lingkungan
kelas, sekolah, adanya ganjaran berupa hadiah (reward), pujian, bahkan karena rasa takut oleh
hukuman merupakan salah satu faktor munculnya motivasi.
Motivasi juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu motif intrinsic dan motif ekstrinsik.
Setiap motif baik itu intrinsik maupun ekstrinsik dapat bersifat internal maupun eksternal,
seabiknya motif tersebut juga dapat berubah dari eksternal menjadi internal atau sebaliknya
(transformasi motif), seebagai contoh seorang anak yang belajar di bidang pendidikan karena
menuruti keinginan orang tua karena anaknya ingin menjadi guru, mula-mula motifnya
ekstrinsik, tetapi setelah ia menyukai pelajaran-pelajarannya yang dia masuki dan senang
belajar menjadi guru, maka motifnya berubah menjadi intrinsik.
Motivasi dalam belajar merupakan hal yag sangat penting juga dalam pelaksanaan proses
pembelajaran, hal ini didasari oleh beberapa hal, yaitu :
3
a) Siswa harus senantiasa didorong untuk bekerjasama dan belajar.
b) Siswa harus senantiasadidorong untuk bekerja dan berusaha sesuaidengan tuntutan belajar.
c) Motivasi merupakan hal yang penting dalam memlihara dan mengembangkan sumber daya
manusia melalui pendidikan.
Motivasi dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk meningkatkan dorongan untuk
mewujudkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian tujuan. Perilaku belajar yang
terjadi dalam proses pembelajaran adalah penca paian tujuan dan hasil belajar.
2.1.3 Prinsip Keaktifan
Kecenderungan psikologi saat ini menyatakan bahwa anak adalah makhluk yang aktif.
Anak memiliki dorongan untuk melakukan sesuatu, memiliki kemauan dan keinginan. Belajar
pada hakekatnya adalah proses aktif dimana seseorang melakukan kegiatan secara sadar untuk
mengubah suatu perilaku, terjadi kegiatan merespon terhadap setiap pembelajaran. Seseorang
yang belajar tidak bias dipaksakan oleh orang lain, belajar hanya akanmungkin terjadi apabila
anak aktifmengalami sendiri.
John Dewy menyatakan bahwa “belajar adalah menyangkut apa yangharus dikerjakan
siswa oleh dirinya sendiri, maka inisiatifbelajar harus muncul dari dirinya”. Dalam proses
pembelajaran siswa harus aktif belajar dan guru hanyalah membimbing dan mengarahkan.
Teori kognitif menyatakan bahwa velajar menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa tidak
sekedar merespn informasi, namun jiwa mengolah dalam dan melakukan transformasi yang
diterima. (Gage and Berliner, 1984:267).
Berdasarkan kajian teori tersebut, maka siswa sebagai subjek belajar memiliki sifat aktif,
konstruktif, dan mampu merencanakan, menacari, mengolah informasi, menganalisis,
mengidentifikasi,memecahkan, menyimpulkan dan melakukan transformasi (transfer of
learning) ke dalam kehidupan yang lebih luas. Potensi yang dimiliki setiap individu sbaiknya
dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, namun yang menjadi persoalan adalah apakah
setuap ptensi tersebut sudah terakomodasi dalam suasana pembelajaran yang lebih kondusif?
Sehubungan dengan prinsip keaktifan ini, Thorndike dengan “Law of Exercise” menyatakan
bahwa belajar perlu adanya latihan-latihan, dan Mc Keachie tentang individu merupakan
manusia yang aktif dan selalu ingin tahu, dapat menjadimasukan bahwa dalam proses
pembelajaran guru dapat menggali dan mengembangkan aktivitas-aktivitas pembelajaran yang
berpusat pada siswa.
4
2.1.4 Prinsip Keterlibatan Langsung /Berpengalaman
Prinsip ini berhubungan dengan prinsip aktivitas, bahwa setiap individu harus terlibat
secara langsung untuk mengalaminya, hal ini sejalan dengan pernyataan I hear and I forget, I
see and I remember, I do and I understand. Pendekatan pembelajaran yang mampu melibatkan
siswa secra langsung akan menghasilkan pembelajaran lebih efektif sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran. Terkait dengan konsep aktifitas, bahwa setiap kegiatan belajar harus
melibatkan diri (setiap individu) terjun mengalami.
Edgar Dale melalui penggolongan pengalaman belajarnya atau yang lebih dikenal dengan
kerucut pengalaman menyatakan bahwa “belajar yang paling baik adalah melalui pengalaman
langsung”.
Idealnya setiap belajar harus terjadi suatu proses intenalisasi bagi pihak yang belajar,
sebab belajar bukan hanya sekedar proses menghapal sejumlah konsep, prinsip atau fakta yang
siap untuk diingat. Pendekatan pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara langsung
aktif melakukan perbuatan belajar hasilnya akan lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan
yang hanya sekedar menuangkan pengetahuan pengetahuan informasi.
2.1.5 Prinsip Pengulangan
Teori yang dapat dijadikan sebagai petunjuk pentingnya prinsip pengulangaan dalam
belajar, antara lain bias di cermati dari dalil-dalil belajar yang dikemukakan oleh Edward L.
Thorndike (1974-1949). Kesimpulan penelitiannya telah memunculkan tiga dalil belajar, yaitu
“Law of effect, law of exercise, and law of readiness”. Teori lain yang dianggap memiliki
kaitan erat dengan prinsip pengulangan adalah yang dikemukakan oleh Psikologi Daya.
Menurut teori Daya bahwa manusia memiliki sejumlah daya seperti mengamati,
menanggapi, mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir dan lain sebaginya. Oleh karena itu
menurut teri ini, belajar adalah melebihi daya-daya dengan pengulangan dimaksudkan agar
setiap daya yang dimiliki manusia dapat terarah sehingga menjadi lebih peka dan berkembang.
2.1.6 Prinsip Tantangan
Teori Medan (Field Theory) dan Kutt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam setiap
situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa
menghadapi suatu tujuan yang harus dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut siswa
dihadapkan kepada sejumlah hambatan/tantangan, yaitu mempelajari materi/bahan belajar,
maka timbulah motif untuk mengatasi hambatan tersebut dengan mempelajari bahan belajar.
5
Implikasi lain dari adanya bahan belajar yang dikemas dalam suatu kondisi yang
menantang, seperti yang mengandung masalah yang perlu dipecahkan, siswa akan tertantang
untuk mempelajarinya. Dengan kata lain pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa
untuk turut menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi akan menyebabkan
siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi
tersebut.
Bila dilihat dari segi penggunaan metode pembelajaran, seperti metode eksperimen, inkuir,
diskoveri, pemecahan masalah, diskusi dan yang sejenisnya. Maka, metode-metode tersebut
memiliki karakteristik yang menantang yang dapat menimbulkan semangat belajar tinggi.
Begitu pula penguatan yang diberikan terhadap setiap hasil belajar siswa apakah penguatan
positif atau negative akan menantang siswa dan dapat menimbulkan motif belajar untuk
memperoleh ganjaran atau menghindari dari hukuman yang tidak diharapkan.
2.1.7 Prinsip Balikan dan Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh
teori belajar Operant Conditioning dari B.F. Skinner. Pada teori Conditioning yang diberi
kondisi adalah stimulusnya sedangkan pada Operant Conditioning yang diperkuat adalah
responnya.
Kunci dari teori ini adalah hukum “Law of effect” dari Thorndike. Menurutnya, siswa akan
beljar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik.apalagi hasil yang
baik merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar
selanjutnya.
Namun, dorongan belajar itu menurut B.F Skinner tidak saja oleh penguatan yang
menyenangkan, atau dengan kata lain penguatan positif maupun negative dapat memperkuat
belajar. Balikan yang segera diperoleh siswa setelah belajar melalui pengamatan melalui
metode-metode pembelajaran yang menantang, seperti Tanya jawab, diskusi, eksperimen,
metode penemuan dan yang sejenisnya akan membuat siswa terdorong untuk belajarlebih giat
dan bersemangat.
2.1.8 Prinsip Perbedaaan Individual
Prinsip perbedaan individual dalam belajar, yaitu bahwa proses belajar yang terjadi pada
setiap individu berbeda satu dengan yang lain baik secara fisik maupun psikis, untuk itu dalam
proses pembelajaran mengandung implikasi bahwa setiap siswa harus dibantu untuk
6
memahami kekuatan dan kelemahan dirinya dan selanjutnya mendapat perlakuan dan
pelayanan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa itu sendiri. Untuk dpat
memberikan bantuan belajar terhadap siswa, maka guru harus dapat memahami dengan
benarciri-ciri pada siswanya tersebut. Baik dalam menyiapkan dan menyajikan pelajaran
maupun dalam memberikan tugas-tugas dan bimbingan belajar terhadap siswa.
Prinsip pembelajaran dikemukakan oleh Atwi Suparman dengan mengadaptasi pemikiran
Fillbeck (1974), sebagai berikut :
1. Respon-respon baru (new responses) diulang sebagai akibat dari respon yang terjadi
sebelumnya.
2. Perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respon, tetapi juga di bawah pengaruh
kondisi atau tanda-tanda dilingkungan siswa.
3. Perilaku yang timbul oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurang frekuensinya bila
tidak diperkuat dengan akibat yang menyenangkan.
4. Belajar menggeneralisasikan dan membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu yang
kompleks seperti yang berkenaan dengan pemecahan masalah.
5. Belajar menggeneralisasikan dan membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu yang
kompleks seperti yang berkenaan dengan pemecahan masalah.
6. Situasi mental siswa untuk menghadapi pelajaran akan mempengaruhi perhatian dan
ketekunan siswa selama proses siswa belajar.
7. Kegiatan belajar yang dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan disertai umpan balik
menyelesaikan tiap langkah, akan membantu siswa.
8. Kebutuhan memecah materi kompleks menjadi kegiatan-kegiatan kecil dapat dikurangi
dengan mewujudkan dalam suatu model.
9. Keterampilan tingkat tinggi (kompleks) terbentuk dari keterampilan dasar yang lebih
sederhana.
10. Belajar akan lebih cepat, efisien, dan menyenangkan bila siswa diberi informasi tentang
kualitas penampilannya dan cara meningkatnya.
11. Perkembnagn dan kecepatan belajar siswa sangat bervariasi, ada yang maju dengan cepat
ada yang lebih lambat.

7
12. Dengan persiapan, siswa dpat mengembangkan kemampuan mengorganisasikan kegiatan
belajarnya sendiri dan menimbulkan umpan balik bagi dirinya untuk membuat respon yang
benar.
Dalam buku Condition of Learning, Bagne (1997) mengemukakan Sembilan prinsip yang
dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sebagai berikut :
1. Menarik perhatian (gaining attention) : hal yang menimbulkanminat siswa dengan
mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi, atau kompleks.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives) :
memberitahukan kemampuan yang harus dikuasai siswa setelah selesai mengikuti pelajaran.
3. Mengingatkan konsep/prinsop yang telah dipelajari (stimulating recall or prior learning) :
merangsang ingatan tentang pengetahuan yang telah dipelajari yang menjadi prasyarat
untuk mempelajari materi yang baru.
4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus) : menyampaikan materi-materi
pembelajaran yang telah direncanakan.
5. Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance) : memberikan pertanyaan-
pertanyaan yang membimbing proses/alur berpikir siswa agar memiliki pemahaman yang
lebih baik.
6. Memperoleh kinerja/penampilan siswa (elicting performance) : siswa diminta untuk
menunjukkan apa yang telah dipelajari atau penguasaannya terhadap materi.
7. Memberikan balikan (providing feedback) : memberitahu seberapa jauh ketepatan
performance siswa.
8. Menilai hasil belajar (assessing performance) : memberitahukan tes/tugas untuk mengetahui
seberapa jauh siswa menguasai tujuan pembelajaran.
9. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and transfer) : merangsang
kemampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan rangkuman,
mengadakan review atau mempraktekkan apa yang telah dipelajari.

8
2.2 Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar
1.2.1 Perhatian dan Motivasi

Implikasi Bagi Siswa Implikasi Bagi Guru

Siswa dituntut untuk memberikan Merangsang atau menyiapkan bahaasa


perhatian terhadap semua rangsangan yang menarik. Mengkondisikan proses
yang mengarah kearah tujuan belajar. belajar aktif. Mengupayakan
Adanya tuntutan untuk selalu mem- pemenuhan kebutuhan siswa di dalam
berikan perhatian ini, menyebabkan belajar (misalnya kebutuhan untuk
siswa harus membangkitkan per- dihargai, tidak merasa tertekan)
hatiannya kepada segala pesan yang
dipelajarinya.

2.2.2 Kaaktifan

Implikasi Bagi Siswa Implikasi Bagi Guru

Berwujud perilaku-perilaku seperti Memberikan kesempatan


mencari sumber informasi yang melakukan pengamata,
dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, penyelidikkan atau inkuiri dan
ingin tahu hasil dari suatu reaksi kimia, eksperimen. Serta memberikan
karya tulis, membuat klipping dan perilaku tugas indivual dan kelompok
lainnya. melalui control guru.

9
2.2.3 Keterlibatan Langsung/Berpengalaman

Implikasi Bagi Siswa Implikasi Bagi Siswa

Dengan keterlibatan langsung ini secara Dengan keterlibatan langsung ini


logis akan menyebabkan siswa secara logis akan menyebabkan
memperoleh pengalaman. Contohnya siswa memperoleh pengalaman.
siswa melakukan reaksi kimia pada suatu Contohnya siswa melakukan
zat. reaksi kimia pada suatu zat.

2.2.4 Pengulangan

Implikasi Bagi Siswa Implikasi Bagi Guru


Implikasi adanya prinsip pengulangan Merancang kegiatan pengulangan dan
bagi siswa adalah kesadaran siswa mengembangkan soal-soal latihan dan
untuk bersedia mengerjakan latihan- bervariasi.
latihan yang berulang untuk satu ma-
cam permasalahan. Dan semoga siswa
tidak merasa bosan dalam melakukan
pengulangan

2.2.5 Tantangan

Implikasi Bagi Siswa Implikasi Bagi Guru


Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah Memberikan tugas-tugas pemecah
tuntutan yang dimiliki dan kesadaran pada diri siswa masalah kepada siswa.
akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh,
memproses, dan mengolah pesan. Siswa juga harus
memiliki keingintahu-an yang besar terhadap segala
permasa-lahan yang dihadapi.

10
2.2.6 Balikan atau Penguatan

Implikasi Bagi Siswa Implikasi Bagi Guru


Segera mencocokkan jawaban dengan Memberikan kepada siswa jawaban
kunci jawaban, dan menerima ke- yang benar, serta mengoreksi sekaligus
nyataan terhadap nilai yang dicapai. membahas pekerjaan siswa.

2.2.7 Perbedaan Individual

Implikasi Bagi Siswa Implikasi Bagi Guru


Menentukan tempat duduk di kelas, Para siswa harus terus didorong dalam
menyusun jadwal pelajaran. memahami potensi dirinya dan untuk
selanjutnya mampu merencanakan dan
melaksanakan suatu kegiatan.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari materi yang sudah tersampaikan, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses
atau usaha dalam merubah jati diri seseorang. Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan
sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku yang keadaannya berbeda
dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan serupa.
Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Pembelajaran merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan
kualitas belajar pada diri peserta didik. Bicara tentang pembelajaran, prinsip-prinsip
pembelajaran juga diperlukan oleh seorang pengajar, mengingat prinsip belajar adalah
landasan berpikir dan sumber motivasi agar proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan
dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.

3.2 Saran
Sebagai seorang pemula, kemungkinan makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu
kami menerima kritik dan saran guna memperbaikinya. Karena saran dan kritik itu akan
bermanfaat bagi kami untuk memperbaiki atau memperdalam tentang ilmu ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Deni. (2012). Konsep Dasar Pembelajaran. [Online]. Tersedia


:http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196209061986011-
AHMAD_MULYADIPRANA/PDF/Konsep_Pembelajaran.pdf.

13

Anda mungkin juga menyukai