MAKALAH
Di susun oleh:
IV/G/PJKR
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, makalah yang berjudul " Gerak Diskrit, Kontinyu, Serial" ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam penulisan makalah ini saya mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Aria Yuda Kusuma S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran
Motorik.
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terlepas dari itu semua saya bahwa
masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasa. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfat bagi para
pembaca.
penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………..
B. Rumusan masalah……………………………………………………………………………..
C. Tujuan…………………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. kesimpulan
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan gerakan-gerakan, namun kita tidak
mengetahui betul jenis dan manfaat gerak yang dilakukan oleh kita. Keterampilan diskrit
(discrete skill) diartikan oleh Schmidt sebagai keterampilan yang dapat ditentukan
dengan mudah diawal dan akhir dari gerakannya, yang lebih sering berlangsung dalam
waktu singkat, seperti melempar bola, menendang bola, gerakan-gerakan dalam senam
artistik, atau menembak. Keterampilan-keterampilan semacam ini tentu saja dianggap
penting dalam olahraga dan permainan karena menentukan pencapaian tujuan dalam
olahraga yang bersangkutan. Di ujung lain dari ukuran keterampilan tersebut yakni
keterampilan berkelanjutan (continuous skill), yang pelaksanaannya tidak
memperlihatkan secara jelas mana awal dan mana akhir dari suatu keterampilan. Magil
menyebutkan bahwa suatu keterampilan mempunyai awal dan akhir gerakan yang selalu
berubah-ubah, maka keterampilan ini dikategorikan sebagai keterampilan berkelanjutan.
" Dalam hal ini bisa jadi pelakulah yang menentukan titik awal dan titik akhir dari
keterampilan termaksud, dan bukan keterampilan itu sendiri. Contoh dari keterampilan
ini dapat kita temui dalam renang atau lari, yang titik awal dan akhirnya ditentukan oleh
si pelaku. Contoh lain dalam bidang lain bisa dikemukakan seperti me¬ngendarai mobil,
di mana si pengendaralah yang menentukan berlangsungnya aksi mengendarai tersebut.
Lalu bagaimana dengan keterampilan serial? Keterampilan Serial (serial skill) menurut
Schmidt adalah keterampilan yang sering dianggap sebagai suatu kelompok dari
keterampilan-keterampilan diskrit, yang digabung untuk membuat keterampilan baru atau
keterampilan yang lebih kompleks. Namur demikian, kata serial disini juga menunjukkan
bahwa urutan dari keterampilan-keterampilan yang digabung tadi merupakan hal yang
penting dalam berhasilnya melakukan keterampilan ini. Jadi tidak sembarangan asal
menggabungkan. Memindahkan gigi (gear) dalam mengendarai mobil misalnya, adalah
keterampilan serial yang dibangun oleh tiga macam keterampilan diskrit yang
digabungkan: mengangkat dari menekan gas, menginjak kopling, serta memindahkan
gigi. Contoh lain bisa juga dilihat pada rangkaian senam artistik.
Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Secara sederhana, gerak refleks di tubuh sebenarnya terjadi apabila ada rangsang
atau stimuli yang diterima oleh sel saraf atau neuron di tubuh kita. Suhu panas atau
tetesan air yang masuk ke mata adalah contoh stimuli.
Stimuli atau rangsang tersebut akan diterima oleh reseptor saraf sebagai “pesan” dan
pesan tersebut akan disampaikan ke neuron sensori. Lalu, neuron tersebut akan
memberikan informasi ke otot, bahwa rasa panas tersebut harus dihindari dengan
gerakan. Semua itu, terjadi hanya dalam waktu kurang dari satu detik.
Secara biologis, gerak refleks yang terjadi di tubuh manusia, berkaitan erat dengan
bagian-bagian neuron itu sendiri. Neuron memiliki tiga bagian berbeda yang
memungkinkan sinyal rangsangan diterima dan dirasakan oleh tubuh, yaitu:
• Dendrit
Dendrit adalah bagian dari sel saraf yang bertugas untuk menerima infromasi rangsangan
dari sensor atau sel saraf lainnya di tubuh.
• Akson
Dari dendrit, informasi tersebut akan dipindahkan ke akson, sebelum nantinya akan
bergerak menuju dan keluar dari tulang belakang, yang merupakan tempat sistem saraf
pusat dan perifer manusia.
• Ujung saraf
Dari sistem saraf, informasi tersebut kemudian akan menuju ke ujung saraf lalu
diteruskan ke neuron lain, bernama interneuron atau motor neuron. Terakhir, informasi
tersebut akan disampaikan ke otot, sehingga otot dapat bergerak untuk menghindari
potensi kerusakan jaringan.
Sinaptik adalah ruang yang terdapat di antar neuron. Neuron sensori, letaknya tidak
menempel dengan interneuron, dan internuron posisinya tidak menempel dengan neuron
motorik. Sehingga, informasi rangsangan harus sedikit melompati sinaptik untuk bisa
berpindah dari satu neuron ke neuron lainnya.
Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai jenis gerak refleks manusia:
Contoh gerak refleks yang paling sederhana adalah refleks lutut, dengan mekanisme
gerak refleks sebagai berikut:
-Saat bagian bawah lutut Anda dipukul, kaki secara otomatis akan berayun ke depan.
-Saat lutut dipukul pelan, pukulan tersebut akan diserap oleh reseptor sebagai stimuli
yang perlu diproses.
Reseptor kemudian akan meneruskan pesan ini ke neuron sensori.Di dalam neuron
sensori, seperti biasa, pesan ini akan melalui pengolahan melalui tiga bagian neuron,
yaitu dendrit, akson, dan ujung saraf.
Lalu, setelah dari neuron sensori, pesan ini langsung melompat ke neuron motorik. Dari
neuoron motorik, pesan ini langsung diteruskan ke otot. Itulah sebabnya, kaki Anda
berayun ke depan. Satu kali lompatan dari neuron sensorik ke neuron motorik inilah yang
dinamakan monosinaptik.
Sebab, dari neuron sensorik, pesan tidak langsung menuju ke neuron motorik, tapi
harus melalui interneuron terlebih dahulu, maupun neuron-neuron lainnya.
Sebagai contoh, saat kaki kanan Anda tidak sengaja menginjak benda yang tajam,
kaki tersebut otomatis akan terangkat. Namun, kaki kiri pun otomatis akan diam,
untuk menjaga keseimbangan tubuh. Sebab, jika dua-duanya terangkat tentu Anda
akan terjatuh.
Untuk bisa mengendalikan antara gerak refleks di kaki kiri dan kaki kanan,
dibutuhkan lebih dari satu sinaptik. Dalam dunia kedokteran, contoh gerakan
refleks ini disebut juga sebagai cross extensor reflex.
Peran gerak refleks sebagai salah satu mekanisme perlindungan tubuh, tentu perlu
dijaga. Apabila Anda menyadari bahwa gerak refleks Anda sedang terganggu
akhir-akhir ini, maka segera berkonsultasilah dengan dokter. Sebab, hal tersebut
bisa saja menandakan gangguan pada sel saraf di tubuh Anda.
Aktif Strat: Usia 0-6 tahun, anak-anak perlu diperkenalkan kepada aktif bermain
tidak terstruktur yang menggabungkan berbagai gerakan tubuh. Anak-anak usia
ini perlu mengembangkan ABC gerakan - Agility, Balance, Koordinasi dan
Kecepatan. Awal yang aktif akan meningkatkan perkembangan fungsi otak,
koordinasi fisik, keterampilan motorik kasar, dan postur tubuh dan keseimbangan.
Awal yang aktif juga membantu anak-anak untuk membangun rasa percaya diri,
keterampilan sosial, pengendalian emosi, dan imajinasi sekaligus mengurangi
stres dan memperbaiki tidur.
D. Tahapan Usia Siap Berlatih:
1. Fundamental: Usia putri 6-8 th, putra 6-9 tahun. Tahap Fundamental adalah yang
kedua dari tiga tahap yang sangat penting untuk pengembangan literasi fisik. Jika
anak-anak gagal untuk mengembangkan literasi fisik sebelum percepatan
pertumbuhan di masa pubertas, mereka akan memiliki kemampuan terbatas untuk
mengembangkan keterampilan olahraga khusus di usia tua dan tahapan pelatihan dan
pengembangan. Jelas, ini secara signifikan akan berdampak keinginan mereka untuk
melanjutkan aktivitas fisik seumur hidup dan membatasi kesempatan mereka untuk
berkembang sebagai seorang atlet.
2. Learn To Train: Umur 8-11, putra 9-12 anak-anak harus mengkonversi keterampilan
gerakan dasar mereka ke keterampilan olahraga fundamental. Tahap ini adalah "The
Golden Age of Learning" untuk keterampilan olahraga tertentu. Anak-anak di
Belajarlah untuk Melatih tahap siap untuk memulai pelatihan sesuai dengan metode
yang lebih formal. Namun, penekanan harus tetap pada keterampilan olahraga umum
cocok untuk sejumlah kegiatan dan Juga sejumlah besar waktu harus dihabiskan
pelatihan dan berlatih keterampilan daripada bersaing.
3. Train To Train: Usia putri 11-15, putra 12-16. Atlet muda perlu membangun basis
aerobik dan mengkonsolidasikan keterampilan Sport- mereka tertentu. Menjelang
akhir panggung, mereka perlu fokus pada kekuatan dan sistem energi alactic
anaerobik. Jam pelatihan meningkat diperlukan pada tahap ini untuk mengembangkan
potensi jangka panjang masing-masing atlet. Pada tahap ini, atlet siap untuk
mengkonsolidasikan dasar keterampilan dan taktik olahraga-spesifik mereka. Ini juga
merupakan tahap pengembangan kebugaran utama.
4. Train To Compete: Usia putri 15-21, putra 16-2 Tahap ini,atlet memilih salah satu
olahraga di mana mereka akan melatih untuk unggul. Atlet akan melatih untuk
memperkuat keterampilan olahraga-spesifik dan posisi spesifik mereka dan semua
kemampuan fisik mereka. atlet ini bertujuan untuk bersaing di event nasional dan
internasional.
5. Train To Win: Usia putri 18+, putra 19+, adalah tahap akhir dari pembinaan atlet
jangka panjang dengan performa tinggi fokus utama adalah Medali podium dan
medali Tahap sebelumnya telah dikembangkan dan dioptimalkan keterampilan,
taktik, dan kapasitas tambahan dari setiap atlet. Atlet sekarang menyadari potensi
penuh genetik mereka. Mereka sekarang harus melatih untuk memaksimalkan dan
mempertahankan kinerja kompetitif mereka di tingkat tertinggi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Taksonomi kedua mengklasifikasikan keterampilan berdasarkan jenis pengaturannya.
Pertama disebut keterampilan diskrit (khusus) adalah keterampilan yang titik awal dan
titik akhir jelas. contoh ayunan golf, bergerak dari duduk ke berdiri.
Kedua disebut keterampilan serial, yaitu keterampilan gerak yang terdiri atas beberapa
keterampilan khusus yang diintegrasikan dalam satu performance. Seperti gerakan melange
pada balet klasik, gerakan melompat pada skating. Ketiga, keterampilan kontinu
(berkesinambungan) adalah keterampilan yang titik awal dan titik akhirnya ditentukan oleh
faktor lingkungan, seperti bersepeda, meluncur, mendayung, gerak di kursi roda dan
menjiplak gambar.
Umur yang siap untuk menerima latihan yang sudah dipaparkan materi diatas mulai dari
usia 6 thn, perlu diingat bahwa memberikan porsi latihan sesuai usia dan kemampuan.
DAFTAR PUSTAKA
http://kangmr.blogspot.com/2011/08/pengertian-keterampilanmacam-macam.html
https://text-id.123dok.com/document/4yrkd8doz-kemampuan-diskrit-serial-dan-
kontinyu-kemampuan-tertutup-closed-skill-dan-kemampuan-terbuka-open-self-paced-
dan-externally-paced.html
https://zubarman.wordpress.com/2012/10/17/pengantar-pembelajaran-gerak-dan-kontrol/