Anda di halaman 1dari 12

TEORI BELAJAR MOTORIK

Klarifikkasi ketrampian Gerak, Gerak reflek, Dan usia


perkembangan untuk berlatih

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah oleh dosen pembimbing

Aria Kusuma Yuda Rianto, S.Pd., M.Pd.

Di susun oleh:

Aldi Hidayat 1810631070116

IV/G/PJKR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, makalah yang berjudul " Gerak Diskrit, Kontinyu, Serial" ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam penulisan makalah ini saya mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Aria Yuda Kusuma S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran
Motorik.

2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terlepas dari itu semua saya bahwa
masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasa. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfat bagi para
pembaca.

Karawang, 6 april 2020

penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar…………………………………………………………………………………

Daftar isi ………………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………………………..

B. Rumusan masalah……………………………………………………………………………..

C. Tujuan…………………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

A. Gerak Diskrit, Kontinuous, dan Serial………………………………………………………..

B. Pengertian Gerak Refleks……………………………………………………………………..

C. Jenis-jenis gerak refleks manusia……………………………………………………………..

D. Tahapan Usia Siap Berlatih:………………………………………………………………….

BAB III PENUTUP

A. kesimpulan

Daftar pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan gerakan-gerakan, namun kita tidak
mengetahui betul jenis dan manfaat gerak yang dilakukan oleh kita. Keterampilan diskrit
(discrete skill) diartikan oleh Schmidt sebagai keterampilan yang dapat ditentukan
dengan mudah diawal dan akhir dari gerakannya, yang lebih sering berlangsung dalam
waktu singkat, seperti melempar bola, menendang bola, gerakan-gerakan dalam senam
artistik, atau menembak. Keterampilan-keterampilan semacam ini tentu saja dianggap
penting dalam olahraga dan permainan karena menentukan pencapaian tujuan dalam
olahraga yang bersangkutan. Di ujung lain dari ukuran keterampilan tersebut yakni
keterampilan berkelanjutan (continuous skill), yang pelaksanaannya tidak
memperlihatkan secara jelas mana awal dan mana akhir dari suatu keterampilan. Magil
menyebutkan bahwa suatu keterampilan mempunyai awal dan akhir gerakan yang selalu
berubah-ubah, maka keterampilan ini dikategorikan sebagai keterampilan berkelanjutan.
" Dalam hal ini bisa jadi pelakulah yang menentukan titik awal dan titik akhir dari
keterampilan termaksud, dan bukan keterampilan itu sendiri. Contoh dari keterampilan
ini dapat kita temui dalam renang atau lari, yang titik awal dan akhirnya ditentukan oleh
si pelaku. Contoh lain dalam bidang lain bisa dikemukakan seperti me¬ngendarai mobil,
di mana si pengendaralah yang menentukan berlangsungnya aksi mengendarai tersebut.
Lalu bagaimana dengan keterampilan serial? Keterampilan Serial (serial skill) menurut
Schmidt adalah keterampilan yang sering dianggap sebagai suatu kelompok dari
keterampilan-keterampilan diskrit, yang digabung untuk membuat keterampilan baru atau
keterampilan yang lebih kompleks. Namur demikian, kata serial disini juga menunjukkan
bahwa urutan dari keterampilan-keterampilan yang digabung tadi merupakan hal yang
penting dalam berhasilnya melakukan keterampilan ini. Jadi tidak sembarangan asal
menggabungkan. Memindahkan gigi (gear) dalam mengendarai mobil misalnya, adalah
keterampilan serial yang dibangun oleh tiga macam keterampilan diskrit yang
digabungkan: mengangkat dari menekan gas, menginjak kopling, serta memindahkan
gigi. Contoh lain bisa juga dilihat pada rangkaian senam artistik.

Rumusan Masalah

1. Apa itu gerak diskrit, kontinyu dan serial?


2. Apa itu gerak reflek?
3. Apa saja jenis yang ada didalam gerak reflek?
4. Sebut dan jelaskan usia perkembangan untuk berlatih?
Tujuan
1) Mengetahui gerak diskrit, kontinyu dan serial.
2) Mengetahui definisi gerak reflek.
3) Mengtahui jenis-jenis gerak reflek.
4) Mengetahui usia perkembangan untuk berlatih.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gerak Diskrit, Kontinuous, dan Serial.


1. Gerak Diskrit
Keterampilan diskrit (discrete skill) diartikan oleh Schmidt sebagai
keterampilan yang dapat ditentukan dengan mudah awal dan akhir dari
gerakannya, yang lebih sering berlangsung dalam waktu singkat, seperti
melempar bola, menendang bola, gerakan-gerakan dalam senam artistik,
atau menembak. Keterampilan-keterampilan semacam ini tentu saja
dianggap penting dalam olahraga dan permainan karena menentukan 10
pencapaian tujuan dalam olahraga yang bersangkutan.
2. Gerak kontinous
yang pelaksanaannya tidak memperlihatkan
secara jelas mana awal dan mana akhir dari suatu keterampilan. Magil
menyebutkan bahwa "...jika suatu keterampilan mempunyai awal dan akhir
gerakan yang selalu berubah-ubah, maka keterampilan itu dikategorikan
sebagai keterampilan berkelanjutan." Dalam hal ini bisa jadi pelakulah yang
menentukan titik awal dan titik akhir dari keterampilan termaksud, dan bukan
keterampilan itu sendiri. Contoh dari keterampilan ini dapat kita temui dalam
renang atau berlari, yang titik awal dan akhirnya ditentukan oleh si pelaku.
Contoh lain dalam bidang lain bisa dikemukakan seperti mengendarai mobil, di
mana si pengendaralah yang menentukan berlangsungnya aksi mengendarai
tersebut.
3. Gerak Serial
menurut Schmidt adalah keterampilan yang sering dianggap sebagai
suatu kelompok dari keterampilan-keterampilan diskrit, yang digabung untuk
membuat keterampilan baru atau keterampilan yang lebih kompleks. Namun
demikian, kata serial di sini juga menunjukkan bahwa urutan dari
keterampilan-keterampilan yang digabung tadi merupakan hal yang penting
dalam berhasilnya melakukan keterampilan ini. Jadi tidak sembarangan asal
menggabungkan. Memindahkan gigi (gear) dalam mengendarai mobil
misalnya, adalah keterampilan serial yang dibangun oleh tiga macam
keterampilan diskrit yang digabungkan: mengangkat dan menekan gas,
menginjak kopling, serta memindahkan gigi. Contoh lain bisa juga dilihat pada
rangkaian senam artistik.
keterampilan
berkelanjutan (continuous skill), yang pelaksanaannya tidak memperlihatkan
secara jelas mana awal dan mana akhir dari suatu keterampilan. Magil
menyebutkan bahwa "...jika suatu keterampilan mempunyai awal dan akhir
gerakan yang selalu berubah-ubah, maka keterampilan itu dikategorikan
sebagai keterampilan berkelanjutan." Dalam hal ini bisa jadi pelakulah yang
menentukan titik awal dan titik akhir dari keterampilan termaksud, dan bukan
keterampilan itu sendiri. Contoh dari keterampilan ini dapat kita temui dalam
renang atau berlari, yang titik awal dan akhirnya ditentukan oleh si pelaku.
Contoh lain dalam bidang lain bisa dikemukakan seperti mengendarai mobil, di
mana si pengendaralah yang menentukan berlangsungnya aksi mengendarai
tersebut.

B. Pengertian Gerak Refleks


Gerak refleks adalah gerakan yang tidak disadari atau gerakan yang baru disadari setelah
gerakan tersebut terjadi. Gerak refleks ini merupakan gerakan yang dilakukan tanpa sadar
dan merupakan respon langsung setelah adanya rangsangan.

Mekanisme gerak refleks di tubuh

Secara sederhana, gerak refleks di tubuh sebenarnya terjadi apabila ada rangsang
atau stimuli yang diterima oleh sel saraf atau neuron di tubuh kita. Suhu panas atau
tetesan air yang masuk ke mata adalah contoh stimuli.

Stimuli atau rangsang tersebut akan diterima oleh reseptor saraf sebagai “pesan” dan
pesan tersebut akan disampaikan ke neuron sensori. Lalu, neuron tersebut akan
memberikan informasi ke otot, bahwa rasa panas tersebut harus dihindari dengan
gerakan. Semua itu, terjadi hanya dalam waktu kurang dari satu detik.

Secara biologis, gerak refleks yang terjadi di tubuh manusia, berkaitan erat dengan
bagian-bagian neuron itu sendiri. Neuron memiliki tiga bagian berbeda yang
memungkinkan sinyal rangsangan diterima dan dirasakan oleh tubuh, yaitu:

• Dendrit
Dendrit adalah bagian dari sel saraf yang bertugas untuk menerima infromasi rangsangan
dari sensor atau sel saraf lainnya di tubuh.
• Akson
Dari dendrit, informasi tersebut akan dipindahkan ke akson, sebelum nantinya akan
bergerak menuju dan keluar dari tulang belakang, yang merupakan tempat sistem saraf
pusat dan perifer manusia.

• Ujung saraf
Dari sistem saraf, informasi tersebut kemudian akan menuju ke ujung saraf lalu
diteruskan ke neuron lain, bernama interneuron atau motor neuron. Terakhir, informasi
tersebut akan disampaikan ke otot, sehingga otot dapat bergerak untuk menghindari
potensi kerusakan jaringan.

C. Jenis-jenis gerak refleks manusia


Secara umum, gerak refleks manusia dibagi menjadi dua jenis, yaitu monosinaptik dan
polisinaptik. Mono artinya satu dan poli artinya banyak. Lalu, apa arti sinaptik?

Sinaptik adalah ruang yang terdapat di antar neuron. Neuron sensori, letaknya tidak
menempel dengan interneuron, dan internuron posisinya tidak menempel dengan neuron
motorik. Sehingga, informasi rangsangan harus sedikit melompati sinaptik untuk bisa
berpindah dari satu neuron ke neuron lainnya.

Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai jenis gerak refleks manusia:

1. Gerakan refleks monosinaptik


Gerak refleks monosinaptik disebut juga sebagai gerak refleks sederhana. Disebut
monosinaptik, sebab informasi rangsang yang masuk ke neuron sensori hanya
melompati satu sinaptik, untuk bisa langsung sampai neuron motorik yang kemudian
akan meneruskan informasi ini ke otot.

Contoh gerak refleks yang paling sederhana adalah refleks lutut, dengan mekanisme
gerak refleks sebagai berikut:

-Saat bagian bawah lutut Anda dipukul, kaki secara otomatis akan berayun ke depan.

-Saat lutut dipukul pelan, pukulan tersebut akan diserap oleh reseptor sebagai stimuli
yang perlu diproses.
Reseptor kemudian akan meneruskan pesan ini ke neuron sensori.Di dalam neuron
sensori, seperti biasa, pesan ini akan melalui pengolahan melalui tiga bagian neuron,
yaitu dendrit, akson, dan ujung saraf.

Lalu, setelah dari neuron sensori, pesan ini langsung melompat ke neuron motorik. Dari
neuoron motorik, pesan ini langsung diteruskan ke otot. Itulah sebabnya, kaki Anda
berayun ke depan. Satu kali lompatan dari neuron sensorik ke neuron motorik inilah yang
dinamakan monosinaptik.

2. Gerakan refleks polisinaptik


Gerak refleks polisnaptik disebut juga sebagai gerak refleks kompleks. Jika pada
monosinaptik, pesan atau stimuli hanya melompat satu kali untuk sampai ke
neuron motorik, pada polisnaptik, neuron harus melompat lebih dari satu kali.

Sebab, dari neuron sensorik, pesan tidak langsung menuju ke neuron motorik, tapi
harus melalui interneuron terlebih dahulu, maupun neuron-neuron lainnya.

Sebagai contoh, saat kaki kanan Anda tidak sengaja menginjak benda yang tajam,
kaki tersebut otomatis akan terangkat. Namun, kaki kiri pun otomatis akan diam,
untuk menjaga keseimbangan tubuh. Sebab, jika dua-duanya terangkat tentu Anda
akan terjatuh.

Untuk bisa mengendalikan antara gerak refleks di kaki kiri dan kaki kanan,
dibutuhkan lebih dari satu sinaptik. Dalam dunia kedokteran, contoh gerakan
refleks ini disebut juga sebagai cross extensor reflex.

Peran gerak refleks sebagai salah satu mekanisme perlindungan tubuh, tentu perlu
dijaga. Apabila Anda menyadari bahwa gerak refleks Anda sedang terganggu
akhir-akhir ini, maka segera berkonsultasilah dengan dokter. Sebab, hal tersebut
bisa saja menandakan gangguan pada sel saraf di tubuh Anda.

Aktif Strat: Usia 0-6 tahun, anak-anak perlu diperkenalkan kepada aktif bermain
tidak terstruktur yang menggabungkan berbagai gerakan tubuh. Anak-anak usia
ini perlu mengembangkan ABC gerakan - Agility, Balance, Koordinasi dan
Kecepatan. Awal yang aktif akan meningkatkan perkembangan fungsi otak,
koordinasi fisik, keterampilan motorik kasar, dan postur tubuh dan keseimbangan.
Awal yang aktif juga membantu anak-anak untuk membangun rasa percaya diri,
keterampilan sosial, pengendalian emosi, dan imajinasi sekaligus mengurangi
stres dan memperbaiki tidur.
D. Tahapan Usia Siap Berlatih:
1. Fundamental: Usia putri 6-8 th, putra 6-9 tahun. Tahap Fundamental adalah yang
kedua dari tiga tahap yang sangat penting untuk pengembangan literasi fisik. Jika
anak-anak gagal untuk mengembangkan literasi fisik sebelum percepatan
pertumbuhan di masa pubertas, mereka akan memiliki kemampuan terbatas untuk
mengembangkan keterampilan olahraga khusus di usia tua dan tahapan pelatihan dan
pengembangan. Jelas, ini secara signifikan akan berdampak keinginan mereka untuk
melanjutkan aktivitas fisik seumur hidup dan membatasi kesempatan mereka untuk
berkembang sebagai seorang atlet.
2. Learn To Train: Umur 8-11, putra 9-12 anak-anak harus mengkonversi keterampilan
gerakan dasar mereka ke keterampilan olahraga fundamental. Tahap ini adalah "The
Golden Age of Learning" untuk keterampilan olahraga tertentu. Anak-anak di
Belajarlah untuk Melatih tahap siap untuk memulai pelatihan sesuai dengan metode
yang lebih formal. Namun, penekanan harus tetap pada keterampilan olahraga umum
cocok untuk sejumlah kegiatan dan Juga sejumlah besar waktu harus dihabiskan
pelatihan dan berlatih keterampilan daripada bersaing.
3. Train To Train: Usia putri 11-15, putra 12-16. Atlet muda perlu membangun basis
aerobik dan mengkonsolidasikan keterampilan Sport- mereka tertentu. Menjelang
akhir panggung, mereka perlu fokus pada kekuatan dan sistem energi alactic
anaerobik. Jam pelatihan meningkat diperlukan pada tahap ini untuk mengembangkan
potensi jangka panjang masing-masing atlet. Pada tahap ini, atlet siap untuk
mengkonsolidasikan dasar keterampilan dan taktik olahraga-spesifik mereka. Ini juga
merupakan tahap pengembangan kebugaran utama.
4. Train To Compete: Usia putri 15-21, putra 16-2 Tahap ini,atlet memilih salah satu
olahraga di mana mereka akan melatih untuk unggul. Atlet akan melatih untuk
memperkuat keterampilan olahraga-spesifik dan posisi spesifik mereka dan semua
kemampuan fisik mereka. atlet ini bertujuan untuk bersaing di event nasional dan
internasional.
5. Train To Win: Usia putri 18+, putra 19+, adalah tahap akhir dari pembinaan atlet
jangka panjang dengan performa tinggi fokus utama adalah Medali podium dan
medali Tahap sebelumnya telah dikembangkan dan dioptimalkan keterampilan,
taktik, dan kapasitas tambahan dari setiap atlet. Atlet sekarang menyadari potensi
penuh genetik mereka. Mereka sekarang harus melatih untuk memaksimalkan dan
mempertahankan kinerja kompetitif mereka di tingkat tertinggi.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Taksonomi kedua mengklasifikasikan keterampilan berdasarkan jenis pengaturannya.
Pertama disebut keterampilan diskrit (khusus) adalah keterampilan yang titik awal dan
titik akhir jelas. contoh ayunan golf, bergerak dari duduk ke berdiri.

Kedua disebut keterampilan serial, yaitu keterampilan gerak yang terdiri atas beberapa
keterampilan khusus yang diintegrasikan dalam satu performance. Seperti gerakan melange
pada balet klasik, gerakan melompat pada skating. Ketiga, keterampilan kontinu
(berkesinambungan) adalah keterampilan yang titik awal dan titik akhirnya ditentukan oleh
faktor lingkungan, seperti bersepeda, meluncur, mendayung, gerak di kursi roda dan
menjiplak gambar.

Karena keterampilan serial adalah urutan kolektif beberapa keterampilan diskrit,


kompleksitasnya lebih besar dari keterampilan diskrit tunggal. Namun berdasarkan
sifatnya, keterampilan serial dapat disederhanakan dengan melatih beberapa komponen
gerakan secara terpisah. Akan tetapi, waktu yang diperlukan untuk melatih komponen-
komponen tersebut harus dibatasi sebab kesuksesan performance baik pada keterampilan
serial dan ketampilan kontinu tergantung pada kemampuan pemain untuk menggabungkan
gerakan (Rink, 1998). Akibatnya, latihan harus menekankan pada urutan keseluruhan
gerak serta kombinasi gerak yang mungkin. Sehingga peserta didik dapat memahami
bagaimana komponen keterampilan berinteraksi, dan mereka mampu menyesuaikan gerak
mereka dalam berbagai situasi (Rink, 1998).

Umur yang siap untuk menerima latihan yang sudah dipaparkan materi diatas mulai dari
usia 6 thn, perlu diingat bahwa memberikan porsi latihan sesuai usia dan kemampuan.
DAFTAR PUSTAKA
http://kangmr.blogspot.com/2011/08/pengertian-keterampilanmacam-macam.html

https://text-id.123dok.com/document/4yrkd8doz-kemampuan-diskrit-serial-dan-
kontinyu-kemampuan-tertutup-closed-skill-dan-kemampuan-terbuka-open-self-paced-
dan-externally-paced.html

https://zubarman.wordpress.com/2012/10/17/pengantar-pembelajaran-gerak-dan-kontrol/

Anda mungkin juga menyukai