Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ILMU FAAL OLAHRAGA DAN PRAKTIKUM


Permainan Untuk Anak Usia Dini

disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Media Pembelajaran oleh dosen pengampu
Deden Akbar Rijuddin , S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Roni Mandagini Ahmad Sopian (1810631070136)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEDIDIKAN

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2019
KATA PENGANTAR

Dengan Menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih dan lagi maha penyayang,
saya panjatkan dengan rasa puja puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang sudah memberikan
atas rahmat Nya dan serta hidayah nya dan inayah Nya kepada penulis, sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah ilmiah mata kuliah Ilmu Faal Olahraga dan Praktikum dengan judul
“Permainan Cooling Down Untuk Anak Usia Dini”

Makalah yang ini buat, secara lengkap dan dikerjakan dengan maksimal. Salah
satunya ini bisa mendapatkan bantuan dari semua macam pihak sehingga ini bisa
memperlancar dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis disini hanya bisa
menyampaikan dengan sebanyaknya ucapan terima kasih untuk semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua ini, penulis juga bisa menyadari dengan keseluruhan bahwa
penulis juga masih ada kekurangan dari segi susunan kalimat tersebut atau dari tata
bahasanya.

Untuk itu dengan tangan yang sudah terbuka penulis siap menerima semua segala saran
atau kritik dari pembaca agar penulis dapat mengasih dalam makalah ilmiah yang bisa lebih
baik.

Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pembelajaran serta kefahaman bagi pembaca / pelajar

Karawang, 18 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa prasekolah merupakan masa-masa bahagia dan amat memuaskan dari seluruh
masa kehidupan anak. Untuk itu kita perlu menjaga hal tersebut berjalan sebagaimana
mestinya. Kegiatan bermain baru bisa disebut bermain jika dalam melakukan aktivitas
tersebut si anak merasa nyaman, senang, tidak merasa terpaksa, bebas berekspresi dan
berimajinasi, serta tidak terbebani target yang harus dicapai.
Dalam kehidupan masyarakat banyak dijumpai para orang tua yang kurang/tidak
menyadari betapa pentingnya masalah bermain ini bagi tumbuh kembang anak, sehingga para
orang tua tidak pernah memberikan perhatian. Apalagi secara terencana untuk memfasilitasi
kecenderungan tabiat bermain anak tersebut, apalagi secara terprogram. Bahkan tidak jarang
orang tua tidak sabar dan merasa kesal bila melihat anaknya bermain dengan mengacak-acak
barang yang dimainkannya.
Tidak jarang orang tua memilih agar rumahnya tetap rapih, tidak disentuh, di corat-
coret atau membatasi anaknya akan bermain, sehingga tanpa disadari bahwa subtansial ia
telah mengabaikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Akibatnya, banyak potensi
anak yang semestinya berkembang dengan baik akan mengalami hambatan. Maka jangan
memaksakan sesuatu karena diri sendiri dan mengharapkan secara banyak hal yang memang
mereka belum siap.
BAB II

PEMBAHASAN

PERMAINAN COOLING DOWN UNTUK ANAK USIA DINI 3-5 TAHUN

A. Senam Brain Gym


Brain gym (senam otak) merupakan serangkaian latihan gerak sederhana untuk
memudahkan kegiatan belajar dan penyesuaian dengan tuntutan sehari-hari yang bertujuan
untuk menyatukan pikiran dan tubuh ( Sularyo dan Handryastuti, 2002).
Brain Gym memiliki 26 gerakan yang mencakup tiga dimensi otak yaitu lateralis,
pemfokusan, dan pemusatan. Dimensi lateralis untuk belahan otak kiri dan kanan yang
bertujuan untuk melatih koordinasi tubuh kiri-kanan, dimensi pemfokusan untuk bagian
belakang otak, batang otak dengan bagian depan otak. Sedangkan dimensi pemusatan untuk
menyeimbangkan posisi depan dan belakang (sistim limbik) serta otak besar untuk koordinasi
tubuh atas dan bawah (Dennison, Brai n Gym dan Aku,2008).
Gerakan tersebut menggerakkan ekstremitas pada satu sisi tubuh menyilang garis
tengah dan berkoordinasi dengan ekstremitas pada sisi tubuh yang lain sehingga kedua
belahan otak kiri dan kanan dipergunakan pada saat yang bersamaan. Gerakan-gerakan fisik
tersebut bisa berupa senam otak, thai chi yoga, gymnastik, aerobic, berenang, ski, menyanyi,
menari, musik dan lain-lain. Ketika kita berada dalam keadaan stress, otak bereaksi dengan
menghambat tranmisi informasi yang bersifat simultan. Salah satu belahan otak akan
terhambat, dari sinilah berbagai problem akan timbul. Akan terjadi masalah dalam koordinasi
dan gangguan terhadap kemampuan untuk berfikir jernih, memecahkan masalah, kemampuan
kompherensi, organisasi dan komunikasi secara efektif ( Titi S. Sularyo, 2002).
a. Media :
 Radio
 Music box
 Lapangan / Gor
b. Gerakan
1. Menggerakkan tangan kanan bersamaan dengan kaki kiri, dan kaki kiri bersamaan
dengan kaki kanan. Bergerak ke depan, ke samping, ke belakang, atau jalan di
tempat.
2. Menggambar dengan kedua tangan (kiri dan kanan) pada saat yang sama.
Gambarlah bentuk bentuk sederhana, seperti lingkaran, persegi, segitiga, dan
lainnya.
3. Luruskan satu tangan ke atas kepala, tangan yang lain posisi ke samping kuping
sambil memegang tangan yang di atas. Buang nafas perlahan, sementara otot-otot
diaktifkan dengan mendorong tangan ke depan, ke belakang, ke dalam dan ke
luar, sementara tangan yang satu menahan dorongan tersebut.
4. Pegang dan cengkram daerah yang terasa pegal atau sakit di bagian tubuhmu,
seperti pergelangan kaki, betis, atau belakang lutut secara bergantian, sambil
pelan-pelan kaki digerakkan ke atas dan ke bawah.
5. Saat duduk di kursi, silangkan kaki dan tundukkan badan dengan kedua tangan ke
arah bawah.
6. Pijat daun telinga secara perlahan dari atas sampai bawah sebanyak 3-5 kali secara
bergantian kanan dan kiri.
7. Minum air yang cukup.

c. Kaitan Dengan Ilmu Faal


 Merelaksasi otot
 Menyeimbangkan kemampuan belahan Otak kanan dan Otak kiri
 Menyeimbangkan Otak kanan dan Otak kiri
 Merangsang otak
 Menyambungkan saraf

B. Boy Boyan
Menurut Sri Mulyani (2013: 29) permainan boy-boyan ini juga disebut pecah piring
yang dimainkan secara kelompok. Alat yang digunakan hanyalah sebuah bola kasti dan
pecahan genting atau sejenisnya yang disusun seperti menara.
a. Tujuan Permainan
1) Untuk perkembangan fisik.
Akan membuat tubuh anak menjadi sehat. Otot-otot tubuh akan tumbuh dan
menjadi kuat. Selain itu anggota tubuh mendapat kesempatan untuk digerakan.
Anak juga dapat menyalurkan tenaga (Energi) yang berlebihan sehingga ia tidak
merasa gelisah.
2) Untuk perkembangan aspek motorik kasar dan motorik halus.
Aspek motorik kasar juga dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain.
Contohnya bisa diamati pada anak yang berlari berkejar-kejaran untuk menangkap
temannya. Pada awalnya ia belum terampil untuk berlari, tapi dengan bermain
kejar-kejaran, maka anak berminat untuk melakukannya dan menjadi lebih
terampil.
3) Untuk perkembangan aspek social.
Dengan bermain ia belajar berkomunikasi dengan sesama teman baik dalam
hal mengemukakan isi pikiran dan perasaannya maupun memahami apa yang
diucapkan oleh teman tersebut, sehingga hubungan dapat terbina dan dapat saling
bertukar informasi (pengetahuan). Perlu juga diingat peran bermain sebagai media
bagi anak untuk mempelajari budaya setempat, peran-peran sosial dan peran jenis
kelamin yang berlangsung di masyarakat. Anak akan mewarisi permainan yang
khas sesuai dengan budaya masyarakat tempat ia hidup.
b. Media
 Pecahan genting
 Bola Kasti
c. Aturan
Dalam permainan Boy-boyan terdapat aturan dan langkahlangkah yang harus
dilakukan. Menurut Sri Mulyani (2013:29) aturan dan langkah-langkah permainan
Boy-boyan adalah sebagai berikut:
1) Dibentuk dua kelompok terlebih dahulu ‘sut’ untuk menentukan kelompok mana
yang berhak melempar bola lebih dahulu ke arah tumpukan pecahan genting.
2) Kelompok yang menang akan melempar bola kasti lebih dahulu ke arah tumpukan
pecahan genting sementara kelompok yang kalah bertugas jaga.
3) Jika tumpukan menara tersebut berhasil dihancurkan, maka kelompok menang
tadi harus segera lari untuk menghindari bola 41 yang ditangkap dan dilemparkan
oleh penjaga ke arah mereka. Penjaga dari kelompok kalah harus terus
menghalangi kelompok menang yang diharuskan menyusun kembali menara
pecahan genting yang hancur, sambil menghindari lemparan bola dari kelompok
yang berjaga.
4) Jika kelompok menang berhasil menyusun menara sebelum semua anggotanya
terkena lemperan bola, maka mereka menjadi pemenang dan berhak melempar
bola lagi ke arah menara pecahan genting.
5) Apabila semua kelompok menang terkena lemparan bola atau gagal
menghancurkan menara maka kelompok kalah ganti melempar bola ke arah
menara genting. Begitulah cara bermain boy-boyan dan seterusnya.

d. Kaitan Dengan Ilmu Faal


e.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejalan dengan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung sangat peat
telah membberikan pengaruh yang sanagt besar dalam kegiatan dan kebiassaan bermain
anak-anak. Pada saat ini, sebagian besar anak usia dini,, khususnya yang berada di perkotaan
kebanyakan bermain dengan internet dan game watch.

Dalam bermain dengan game watch ini mereka sering lipa waktu, bahkan lupa makan
dan susah mandi. Disini peran guru dan orang tua sangat diperlukan untuk mengarahkan
kegiatan bermain lebih positif, dan tidak lupa waktu. Setiap guru dan orangtua senantiasa
mengikuti perkembangan bermain anak-anak agar  mereka dapat mengarahkan kegiatan
bermain anak secara positif, dan efektif.

B. Saran
Dalam pengumpulan materi pembahasan diatas tentunya saya banyak mengalami
kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu hendaknya pembaca memberikan tanggapan dan
tambahan terhadap makalah kami. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan  terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Sella Sundari Putri .(2017) http://repository.unja.ac.id/1375/1/A1D413090-
ARTIKEL.pdf

Anda mungkin juga menyukai