ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH
NIM :4101418087
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
A. Pengertian
Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pendidikan itu disebut
aliran-aliran pendidikan.Sejak dulu, kini maupun dimasa depan pendidikan itu
selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan
perkembangan iptek. Seperti bidang-bidang lainya, pemikiran–pemikiran dalam
pendidikan itu berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yakni pemikiran-
pemikiran terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir-pemikir
berikutnya, dan karena dialog tersebut akan melahirkan lagi pemikiran-pemikiran
baru dan demikian seterusnya.
B. Aliran Klasik Pendidikan
1. Aliran Empirisme
2. Aliran Nativisme
3. Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua anak baru
dilahirkan mempunyai pembawaan baik. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena
dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat
merusak pembawaan baik anak itu.
4 . Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa seorang anak
dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk.
Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama
sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak
akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk
perkembangan anak itu.
C. Gerakan-Gerakan Pendidikan
Gerakan-gerakan baru dalam pendidikan yang diilhami oleh pemikiran beberapa
tokoh yang mempengaruhi pendidikan yaitu :
Pembelajaran Alam Sekitar
Anak belajar tidak terbatas pada dinding-dinding sekolah saja, tetapi mereka
bisa belajar melalui memanfaatkan sumber-sumber belahar di sekitar TK.
Anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan
lebih bermakna jika anak mengalami apa yang ddipelajarinya.
Agar pendidikan dan pengajaran berhasil dengan baik maka mempergunakan
lingkungan hidup anak sebagai titik tolaknya atau pengajaran yang
memanfaatkan lingkungan alam sekitar anak.
Dengan melakukan kegiatan belajar di luar ruangan kelas ini lebih menarik
anak didik karena lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat
beragam dan banyak pilihan. Lingkungan sangat berperan dalam merangsang
pertumbuhan fisik anak, untuk mengambangkan otot-ototnya. Anak-anak
memiliki kesempatan yang alami untuk berlari-lari, melompat, berkejaran dan
merenggangkan tubuhnya dengan cara yang tidak terbatas. Kegiatan tersebut
terjadi dengan alami dan sangat bermanfaat dalam mengembangkan aspek
fisik anak.
Alam merupakan sarana yang tak terbatas bagi anak untuk bereksplorasi dan
berinteraksi dalam membangun pengetahuannya. Dalam pembelajaran ini
anak diajarkan untuk dapat membangun ikatan emosional diantara teman-
temannya. Hal yang dapat dilakukan dalam pembelajaran ini adalah
menciptakan kesenangan belajar, menjalin hubungan serta mempengaruhi
memori dan ingatan yang cukup lama akan bahan-bahan yang telah dipelajari.
Pengajaran Pusat Perhatian
Model pembelajaran pusat perjatian dirintis oleh Ovide Declory (1871 –
1932) dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat minat (centered intert).
Dalam metode ini, peserta didik harus dapat hidup dalam masyarakat dan
dipersiapkan untuk masyarakat, anak harus diarahkan kepada pembentukan
individu dan sebagai anggota masyarakat. Karenanya, anak harus mempunyai
pengetahuan terhadap diri sendiri seperti hasrat dan cita-citanya, kemudian
pengetahuan tentang dunianya seperti lingkungannya dan tempat hidup di hari
depannya.
Gerakan pengajaran pusat perhatian tersebut telah mendorong berbagai upaya
agar dalam kegiatan pembelajaran diadakan berbagai variasi cara mengajar
agar perhatian para peserta didik tetap terpusat pada bahan ajar. Peluang untuk
memvariasikan pengajaran terbuka luas dengan kemajuan teknologi, hal ini
menyebabkan upaya menarik minat belajar menjadi lebih besar. Pemusatan
perhatian pada pengajaran dilakukan bukan hanya pada pembukaan pelajaran,
tetapi pada setiap pembahasan materi pelajaran sehingga tidak ada waktu yang
disia-siakan dan pengajaran berlangsung dengan penuh hati.
Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari
pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan. Model
pembelajaran sekolah ini bertolak dari pandangan bahwa pendidikan tidak
hanya demi kepentingan individu, tetapi juga demi kepentingan masyarakat.
Tujuan pembelajaran sekolah kerja adalah : (1) menambah pengetahuan anal
baik buku maupun dari pengalaman sendiri; (2) agar anak dapat memiliki
pengetahuan dan kemahiran tertentu; dan (3) agar anak memiliki pekerjaan
sebagai persiapan untuk mengabdi kepada negara.
Pembelajaran Proyek
Pengalaman proyek pada dasarnya anak dituntut untuk bisa memecahkan
berbagai masalah yang dihadapi oleh anak. Pembelajaran proyek sangat
memberikan kesempatan pada anak untuk aktif, mau bekerja secara produktif
menemukan berbagai pengetahuan baru. Metode ini merupakan salah satu dari
metode yang cocok bagi pengembangan terutama dimensi kognitif, sosial,
motorik, kreatif dan emosional anak.
Metode ini termasuk salah satu penerapan model pembelajaran koo[eratif.
Menggunakan metode proyek, melatih anak untuk bekerjasama,
bertanggungjawab, mengembangkan kemampuan sosial, mewujudkan daya
kreativitasnya, mempunyai pemahaman yang utuh tentang suatu konsep.