Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan Orang
Dewasa Semester Genap Tahun Akademik 2021/2022
Kelompok 3
Nama NIM
ALITA 2221210016
Tia Awalia 2221210093
Annisa Nurbaeti 2221210022
Elvan Ramadhan Lazuardi 2221210078
Aulia Nursabrina 2221210067
Wulan Septiani 2221210094
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat tepat pada waktunya.
Adapun tema dari makalah ini adalah “ Metode dan Teknik Pembelajaran Orang
Dewasa “.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Untuk mengetahui ciri – ciri model pembelajaran.
3. Untuk mengetahui manfaat model pembelajaran.
4. Untuk mengetahui bentuk – bentuk model pembelejaran orang dewasa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sangat efektif pada upaya peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar,
sebab pada kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk berperan aktif
dalam pembelajaran serta diharapkan menggunakan kemampuan berpikir
tingkat tinggi, mengasah kekompakan dan kerja sama dalam sebuah
kelompok.
4
e. Interaksi dengan lingkungan. Seluruh model pembelajaran
menetapkan cara-cara yang memungkinkan siswa berinteraksi dengan
lingkungan.
5
2.4 Bentuk-bentuk Model Pembelajaran Orang Dewasa
6
• Arah program dan arah tugas, hal ini berkenaan mengenai tujuan
kegiatan, cara pelaksanaan dan cara penilaian dari program yang
diselenggarakan pada masyarakat. Metode pembelajaran ini antara
lain sajian arah, telaah kasus, curah pendapat, ceramah, dan tanya
jawab.
• Terapan program dan tugas, terapan program maksudnya adalah
cara pelaksanaan program menurut arah yang telah ditetapkan baik
yang sudah diwujudkan maupun yang diperkirakan. Terapan tugas
artinya cara pelaksanaan tugas yang telah ditetapkan. Metode
pembelajaran ini antara lain menggunakan curah pendapat,
diskusi, telaah terapan, dan kerja kelompok.
• Alternatif pemecahan masalah terapan program dan terapan tugas,
alternatif pemecahan masalah terapan program maksudnya adalah
gagasan cara pemecahan masalah yang telah dianalisis baik untuk
sekarang ataupun yang akan datang terutama terhadap masalah
internal. Alternatif pemecahan masalah terapan tugas artinya ialah
gagasan cara peningkatan kemampuan petugas sesuai dengan
tuntutan terapan program. Metode pembelajaran yang digunakan
yakni telaah kasus, diskusi, telaah banding, dan kerja kelompok.
• Peran petugas, maksdunya ialah peran dan kemampuan dalam
melaksanakan program serta pemecahan masalahnya. Metode
pembelajaran menggunakan praktek dan bekerja melalui metode
diskusi, kerja kelompok ataupun individual, simulasi, dan bermain
peran.
2. Model Pembelajaran Latihan Penyelidikan (Inguiry Training
Model)
Latihan penyelidikan sebagai salah satu model pembelajaran
meliputi 5 fase yakni :
a. Menghadapkan peserta belajar untuk berkonfrontasi dengan situasi
teka teki.
7
b. Fase operasional pengumpulan data untuk verifikasi, meminta
peserta belajar menanyakan serangkaian pertanyaan untuk dijawab
oleh fasilitator dengan “ya” atau “tidak” dan menyelenggarakan
serangkaian eksperimen mengenai lingkungan situasi masalah.
c. Operasi pengumpulan data untuk eksperimentasi.
d. Peserta belajar menyadap informasi dari pengumpulan data
mereka dan menjelaskan masalah sebaik mungkin.
e. Fasilitator dan peserta belajar bekerja sama menganalisis strategi
satu sama lain. Tekanan disini ialah pada konsekuensi strategi
tertentu. Analisis ini berusaha membantu peserta belajar lebih
terarah dalam mengajukan pertanyaan dan mengikuti rencana,
pengadaan fakta, menentukan apa yang relevan, menyiapkan
konsep penjelasan atau hubungan.
3. Model Pembelajaran Advance Organizer
Advance Organizer merupakan materi pengenalan yang disajikan
lebih dahulu dari tugas pembelajaran yang tingkat abstraksinya lebih
tinggi dibandingkan dengan tugas pembelajaran itu sendiri, tujuan nya
untuk menjelaskan, mengintegrasikan, dan menghubungkan materi
dalam tugas pembelajaran dengan materi yang telah dipelajari lebih
dahulu, disamping itu untuk membantu para peserta belajar dalam
membedakan materi baru dari materi pembelajaran yang telah
diberikan. Organisasi yang paling efektif adalah materi yang
menggunakan konsep, istilah dan dalil yang telah dikenal oleh warga
belajar termasuk juga ilustrasi dan analogi.
Bahan pembelajaran yang dapat digunakan berupa artikel dalam
koran atau majalah dan jurnal, ceramah bahkan dapat juga film. Tugas
pembelajaran bagi peserta belajar ialah untuk menghayati informasi,
untuk mengingat gagasan sentral dan mungkin juga fakta kunci.
Sebelum memperkenalkan materi pembelajaran kepada peserta belajar
hendaknya fasilitator menyiapkan materi perkenalan dalam bentuk
advance organizer berupa lampiran yang dapat digunakan untuk
8
mengaitkan data baru yang relevan. Advance organizer pada umumnya
didasarkan pada konsep dan aturan suatu disiplin. Contoh nya suatu
pelajaran atau uraian mengenai sistem kasta di India dapat didahului
dengan organizer yang didasarkan pada konsep stratifikasi sosial.
Biasanya organizer dikaitkan dengan materi yang bersifat aktual atau
kurang abstrak dibandingkan dengan yang mendahuluinya. Organizer
ini timbul dari hubungan secara integral dengan materi pembelajaran.
Organizer dapat juga digunakan secara kreatif untuk menyiapkan
perspektif baru.
Pembelajaran model Advance Organizer dapat diterapkan melalui
beberapa fase yaitu:
a. Penyajian advance organizer meliputi kegiatan yang menjelaskan
tujuan satuan pembelajaran, menyajikan organizer, mendorong
timbulnya kesadaran akan pengetahuan dan pengalaman yang
relevan dengan latar belakang peserta belajar.
b. Penyajian materi tugas pembelajaran dengan menyusun urutan
logis materi pelajaran bagi warga belajar, menyiapkan bahan
organizer yang bersifat eksplisit.
c. Memperkuat organisasi kognitif dengan menggunakan prinsip –
prinsip rekonsiliasi secara terintergrasi, mengintegrasikan
pembelajaran penerimaan aktif, memperoleh pendekatan kritis
terhadap pengetahuan yang dipelajari.
4. Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep
Pembelajaran model ini mencakup penganalisisan proses berpikir
dan diskusi mengenai atribut perolehan konsep. Selanjutnya terhadap
variasi pada model dasar yang melibatkan lebih banyak peserta belajar
berpartisispasi dan mengendalikan diskusi serta lebih banyak materi
yang kompleks. Kelaziman diantara materi ini merupakan aplikasi dari
teori tentang konsep. Inilah yang membedakan antara model perolehan
konsep yang asli dengan perlombaan menebak. Model ini mengandung
9
nilai aplikasi yang penting dan langsung kepada pembelajaran sebagai
berikut :
a. Dengan memahami hakikat dari konsep dan kegiatan yang bersifat
konseptual fasilitator dapat menetapkan secara lebih baik apabila
peserta belajar memperoleh pengertian suatu konsep.
b. Fasilitator dapat mengenal strategi pengkategorisasian yang
digunakan warga belajar dan membantu mereka menggunakannya
secara lebih efektif.
c. Fasilitator dapat memperbaiki kualitas pembelajaran untuk
mempelajari konsep dengan menggunakan model pembelajaran
tentang hakikat proses perolehan konsep.
10
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12