Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERAN GURU PADA PERKEMBANGAN POTENSI PESERTA DIDIK


DALAM PROSES MENGAJAR
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Tahun Akademik 2021/2022
Dosen Pengampu: Raudah Zaimah Dalimunthe, M.Pd

KELOMPOK 5:
Fitri Destriana Gumay 2221210070
Nur Azizah 2221210074
Christina Pricilia Putri Purba 2221210091
Tia Awalia 2221210093
Aflah Adhi Masadu 1111111111

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NONFORMAL


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah dengan judul
“PERAN GURU PADA PENGEMBANGAN POTENSI DALAM PROSES MENGAJAR” ini
dengan lancar. Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Raudah Z. Dalimunthe, M.Pd. yang
telah memberikan kami kesempatan untuk membuat dan mempelajari makalah ini. Ucapan
terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Sangat besar harapan kami bahwa makalah ini dapat memberikan atau menambah
pengetahuan bagi faktor-faktor yang menghambat guru dalam mengembangkan potensi
peserta didik dan dapat membantu serta memberikan faedah dalam kegiatan proses
pembelajaran mata kuliah Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan karena itu kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun agar kami
dapat mengembangkan diri ke arah yang lebih baik terkait dengan pembuatan makalah.
Untuk menutup kalimat pengantar ini, kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Proses pendidikan dapat dipengaruhi oleh lingkungan, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Ketentuan besar atau kecilnya pengaruh tersebut dari masing-masing
lingkungan tidak dapat diukur, akan tetapi pengaruh dari lingkungan tersebut sangat berarti
dan memiliki kesamaan dalam pencapaian tujuan yang dicita-citakan bangsa, negara dan
agama. Sehingga yang menjadi tujuan utama adalah peserta didik. Dalam upaya mengetahui
gambaran tentang peserta didik, tidak terlepas dari potensi-potensi belajar yang dimilikinya.
Oleh sebab itu, tujuan pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup ialah untuk
mengembangkan potensi kepribadian sesuai dengan kodrat dan hakekatnya, yaitu seluruh
aspek pembawaannya seoptimal mungkin. Dengan demikian supaya berkembang secara
wajar potensi peserta didik, secara potensial keseluruhan potensi anak didik diisi
kebutuhannya.
Pengembangan potensi peserta didik merupakan upaya yang sangat penting dalam
pendidikan, bahkan menjadi esensi dari usaha pendidikan, (Nurhasanah, Endang & Lestari,
2016:12). Untuk mengembangkan potensi peserta didik perlu mengetahui dan memahami
terlebih dahulu potensi apa saja yang melekat pada dirinya. Peserta didik belum sepenuhnya
mengembangkan dan menggunakan potensi yang ada pada dirinya. Hal ini terjadi
dikarenakan mereka belum atau bahkan tidak mengenal potensi dirinya dan hambatan-
hambatan dalam pengembangan potensi diri tersebut. Untuk memberikan pemahaman dan
mengembangkan potensi peserta didik, perlu adanya bantuan yang tepat.
Oleh karena itu, agar proses pendidikan dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan
yang terbaik, siswa harus dibantu dalam mengatasi masalahnya sekaligus membantu siswa
dalam mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal, sesuai dengan teori Prayitno
dan Erman (1994 : 105) dalam Aslamiya (2017:13-16) bahwa “Konseling individual adalah
proses pemberian bantuan yang dilalukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli
(konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (klien) yang bermuara
pada teratasinya masalah yang dihadapi klien”.

1.2Rumusan Masalah
Dalam menyusun makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah, diantaranya:
1. Apa yang dimaksud dengan Potensi ?
2. Apa saja jenis-jenis potensi?
3. Bagaimana cara mengenali potensi peserta didik?
4. Bagaimana peran guru dalam mengembangkan potensi peserta didik?
5. Apa saja faktor-faktor yang menghambat guru dalam mengembangkan potensi peserta
didik?
1.3Tujuan Penulisan
Dalam menyusun makalah ini terdapat tujuan yang ingin dicapai penulis, yaitu:
Makalah ini ditulis dengan tujuan agar dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca
mengenai peran guru pada pengembangan potensi peserta didik dalam proses mengajar.
Selain itu, penulisan makalah ini juga ditujukan untuk membantu pembaca menyadari
pentingnya mengetahui peran guru pada pengembangan potensi peserta didik dalam proses
mengajar sendiri, dan memberikan pemahaman akan hal tersebut.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Potensi
Potensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 1989:697) adalah kemampuan
yang mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan. Potensi adalah merupakan
kemampuan dasar yang belum terungkap. Setiap manusia mempunyai potensi untuk
mengembangkan dirinya secara berbeda Potensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang dan mempunyai kemungkinan dapat dikembangkan dan menjadi aktual.
Adapun pendapat para Ahli mengenai definisi potensi adalah sebagai berikut:
1. Purwanto (2006:18) mengatakan potensi adalah “seluruh kemungkinan-kemungkinan
atau kesanggupan-kesanggupan yang terdapat pada suatu individu dan selama masa
perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan)”.
2. (Masni, 2017:58) mengatakan Potensi diri merupakan kemampuan dasar yang
dimiliki oleh seseorang yang masih terpendam dan mempunyai kemungkinan untuk
dapat dikembangkan jika didukung dengan peran serta lingkungan, latihan dan sarana
yang memadai.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat diketahui bahwa potensi dapat dirumuskan dari
keseluruhan kemampuan yang ada dalam diri peserta didik, yang memungkinkan dapat
berkembang dan diwujudkan dalam bentuk kenyataan. Antara peserta didik yang satu dengan
yang lainnya tidak memiliki potensi yang sama. Seorang lebih tajam pikirannya, atau lebih
halus perasaan, atau lebih kuat kemauan atau lebih tegap, kuat badannya daripada yang lain.

2.2 Jenis-Jenis Potensi


1. Potensi Diri Fisik : Sebuah potensi atau kemampuan yang dimana pasti dimiliki setiap
orang tetapi tidak semua orang dapat mengembangkannya dengan baik. Potensi fisik ini
adalah potensi yang bisa terus berkembang jika di asah atau dilatih terus menerus
2. Potensi Diri Psikis : Suatu bentuk kemampuan atau bahkan kekuatan diri secara kejiwaan
yang dimiliki seseorang dan memungkinkan untuk ditingkatkan dan dikembangkan apabila
dipelajari dan dilatih dengan baik.
Berikut potensi-potensi psikis yang dimiliki setiap orang:
- Intelegent Quotient/IQ ( Kecerdasan fisual / spesial, kecerdasan verbal/linguistik,
kecerdasan musik profesi, kecerdasan logis/matematis, kecerdasan interpersonal, kecerdasan
intrapersonal.)
- Emosi Quottient/EQ : EQ atau kecerdasan emosi ini merupakan kemampuan untuk
mengenali, mengendalikan, dan menata perasaan diri sendiri dan orang lain secara mendalam
sehingga kehadirannya menyenangkan dan didambakan oleh orang lain
- Adversity Quotient/AQ : AQ atau kecerdasan dalam menghadapi kesulitan ini Adalah suatu
bentuk kecerdasan seseorang yang diberikan tuk dapat bertahan dalam menghadapi kesulitan
dan cara untuk mengatasi adanya tantangan.
- Spiritual Quotient/SQ : Merupakan suatu kecerdasan secara spiritual, yang juga sumber
yang mengilhami dan melambungkan semangat seseorang dengan mengikatkan diri pada
nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu (gus Nggermanto,Quantum Quotient,2001).
Ciri-ciri seseorang yang memiliki EQ tinggi adalah sebagai berikut (Damitri Mahayana
dalam Habsari, 2004.)
 Memiliki prinsip dan visi yang kuat.
 Mampu melihat kesatuan dalam keanekaragaman.
 Mampu memaknai setiap sisi kehidupan.
 Mampu mengelola dan bertahan dalam kessulitan dan penderitaan
Jenis-jenis Potensi Menurut Nashori (2003:89)
1. Potensi Berfikir : Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan akal dan budi, akal tersebut
berguna untuk berfikir, dan dengan berfikir kita pasti punya potensi untuk belajar dari
informasi baru, dan menghasilkan pemikiran baru.
2. Potensi Emosi : potensi emosi adalah sebuah potensi untuk memahami orang lain, rasa
ingin mencintai dan dicintai, rasa untuk memperhatikan dan diperhatikan, rasa untuk dihargai
dan menghargai.
3. Potensi Fisik : Setiap orang pastinya akan dikasih oleh Tuhan fisik yang bagus tetapi
Tuhan pasti menyelipkan potensi pada orang-orang tertentu misalnya dalam melakukan
kegiatan yang melibatkan fisik secara sempurna misalnya olahraga (atlet)
4. Potensi Sosial : Seseorang yang memiliki potensi sosial yang besar tentu memiliki
kapasitas dalam penyesuaian diri dan mempengaruhi orang lain. Adapun kemampuan
menyesuaikan diri dan juga mempengaruhinya orang lain berdasarkan kemampuan
belajarnya, baik dalam dataran pengetahuan maupun keterampilan seseorang tersebut.

2.3 Cara mengenali Potensi Peserta Didik


Mengenali berbagai potensi peserta didik, tidak ada satupun manusia yang
hanya memiliki sisi positif saja, akan tetapi setiap manusia itu mempunyai sisi
yang negatif juga, setiap manusia itu memiliki kelebihan dan kekurangan dalam
dirinya. Oleh sebab itu, seorang guru harus senantiasa optimis bahwa peserta
didiknya memiliki potensi. Berdasarkan penjelasan diatas, seorang pendidik
perlu memahami berbagai potensi peserta didiknya. Hal itu sejalan dengan
prinsip Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yaitu :
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
Peserta didik dan lingkungannya
b. Beragam dan terpadu
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
f. Belajar sepanjang hayat
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Salah satu upaya yang dapat di lakukan dalam untuk mengenali potensi peserta
didik yaitu dengan cara mengajukan pertanyaanpertanyaan seperti, mata
pelajaran apa yang paling di sukai nya?
Oleh sebab itu, seorang pendidik memiliki tugas agar potensi-potensi peserta
didik tersebut dapat berkembang dengan maksimal, baik melalui kegiatan
intrakurikuler maupun Ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler dapat terwujud
melalui proses belajar yang melibatkan peserta didik secara aktif (active
learning) merupakan salah satu tindakan dalam pengembangan potensi peserta
didik. Oleh sebab itu, peserta didik terus mengasah kecerdasan logika saat
merumuskan ide-ide atau pendapatnya, kecerdasan bahasa saat menyampaikan
secara lisan ide atau pendapat tersebut, kecerdasan keuletan saat harus beradu
argumen dengan teman, kecerdasan intrapersonal saat harus bersikap Toleran
kepada yang lain, dan seterusnya. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler juga dapat
mengembangkan potensi peserta didik. Hal ini sejalan dengan Panduan
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan oleh BSNP. Dalam panduan
tersebut pengembangan potensi peserta didik disebut kegiatan pengembangan
diri. Kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah pribadi dan
kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan
keparamukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah remaja merupakan salah
satu kegiatan pengembangan diri peserta didik.
2.4 Peran Guru dalam Mengembangkan Potensi Peserta Didik
Guru berperan penting dalam upaya mengembangkan potensi peserta didik. Guru dapat
mengembangkan potensi peserta didik dengan cara menciptakan suasana pembelajaran yang
dapat dinikmati oleh peserta didik. Pembelajaran semacam ini menerapkan pendekatan
kompetensi, yaitu pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bermain dan beraktivitas, memeberikan suasana aman dan bebas secara psikologis, penerapan
disiplinnya tidak kaku, memberikan keluasan kepada peserta didik untuk boleh mempunyai
gagasan, ide, atau pendapat sendiri, mampu memotivasi peserta didik berpartisipasi secara
aktif, memberikan kebebasan berpikir kreatif.
Secara garis besar, peran guru dalam proses belajar mengajar yaitu guru berperan sebagai :
1) Guru sebagai Demonstrator
Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru
hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan
diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan
kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat
menetukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
2) Guru sebagai Manajer (Pengelola Kelas)
Sebagai pengelola, guru berperan dalam menciptakan suasana belajar yang
memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas
yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya
proses belajar siswa.
3) Guru sebagai Mediator dan Fasilitator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan
alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar.
Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar
yang kiranya berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses
belajar-mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah dll.
4) Guru sebagai Evaluator
Fungsi ini dimaksudkan agar guru mengetahui apakah tujuan yang telah
dirumuskan telah tercapai atau belum, dan apakah materi yang sudah diajarkan
sudah cukup tepat. Dalam peran ini, guru menyimpulkan data atau informasi
tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.
5) Guru sebagai Motivator
Guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, karena pada
hakikatnya aktivitas belajar adalah aktivitas yang berhubungan dengan
keadaan mental seseorang. Apabila peserta didik belum siap (secara mental)
menerima pelajaran yang akan disampaikan, maka dapat dipastikan bahwa
pembelajaran yang dilaksanakan tersebut akan berjalan dengan sia-sia dan
tanpa makna.
Adapun pada pengembangan potensi peserta didik dalam proses mengajar, guru memiliki
cara-cara sebagai berikut:
1. Mengenali potensi peserta didik dengan melakukan pendekatan dari cara belajar 
2. Menciptakan suasana pembelajaran yang dapat dinikmati oleh peserta didik
3. Melakukan pengajaran yang kreatif
4. Ikut serta dalam dunia anak didik
5. Menggunakan penghargaan dan pujian
2.5 Faktor-faktor yang Menghambat Guru dalam mengembangkan Potensi
Peserta Didik

Anda mungkin juga menyukai