Anda di halaman 1dari 14

DESAIN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN

“TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISTIK”

Oleh Kelompok 2:

Apriani Theresia Hutagalung 5193311001

Ilham Siregar 5191111003

Jekson Naibaho 5173311006

Mardatilah Isyaratih 5193111019

Nadya Putri Andhika Srg 5171111015

Rus Meliyani Siregar 5192411007

Tari Wilanda 5192111001

Yohana Octaviani Damanik 5193111007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN S-1

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Swt. karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
berbentuk laporan ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dibuatnya tugas ini untuk memenuhi
tugas Desain Pembelajaran dan Pengembangan serta untuk menambah wawasan baik dari
penulis maupun pembaca. Penulis juga mengucapkan terimakasih dosen pengampu Desain
Pembelajaran dan Pengembangan di Universitas Negeri Medan dan semua pihak teristimewa
kepada orang tua yang telah memberikan dorongan dan doa kepada penulis dan juga
memberikan bantuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikannya. Penulis menyadari
bahwa tugas ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dalam isi maupun
sistematiknya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis. Oleh
sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan tugas ini. Akhir
kata penulis mengharapkan semoga tuga ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi pembaca.

Medan, 08 Oktober 2020

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Tujuan Teori Belajar Konstruktivistik ..................................... 3

2.2 Tokoh – Tokoh dalam Teori Belajar Konstruktivistik ..................................... 3

2.3 Prinsip Dari Teori Belajar Konstruktivistik ...................................................... 5

2.4 Proses Belajar Teori Belajar Konstruktivistik ................................................. 6

2.5 Karakteristik Perspektif Teori Belajar Konstruktivistik ................................... 8

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Konstruktivistik.............................. 8

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ............................................................................................... 10

B. SARAN ........................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya membangun sumber daya manusia ditentukan oleh karakteristik manusia dan
masyarakat masa depan yang dikehendaki, yaitu orang-orang yang memiliki kepekaan,
kemandirian, tanggung jawab terhadap resiko dalam mengambil keputusan dan
mengembangkan segenap aspek potensi melalui proses belajar yang terus menerus untuk
menemukan diri sendiri.

Langkah srategis bagi perwujudan tujuan tersebut adalah adanya layanan ahli
kependidikan yang bersifat berhasil dan berdaya guna tinggi. Pendekatan cara belajar siswa
aktif di dalam pengelolaan proses pembelajaran yang mengakui peranan siswa di dalam
proses belajar adalah landassan yang kokoh bagi terbentuknya manusia masa depan yang
diharapkan.

Dalam proses belajar dan mengajar yang harus diperhatikan adalah bagaimana
manusia belajar dan bagaimana manusia mengajar. Kedua kegiatan tersebut dalam rangka
memahami cara manusia mengkonstruksi pengetahuannya tentang objek-objek dan peristiwa
yang dijumpai selama kehidupannya. Manusia akan mencari dan menggunakan hal-hal atau
peralatan yang dapat membantu memahami pengalamannya. Demikian juga manusia akan
mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu yang sudah ada
dan tersedia sementara orang lain tinggal menerimanya, pengetahuan bukanlah suatau barang
yang dapat dipindahkan dari pikiran seseorang yang telah mempunyai pengetahuan kepada
pikiran orang lain yang belum memiliki pengetahuan tersebut.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dan tujuan teori belajar konstruktivistik?
2. Siapa saja tokoh-tokoh yang terlibat dalam teori belajar konstruktivistik?
3. Seperti apakah prinsip dalam teori belajar konstruktivistik?
4. Bagaimana proses teori belajar konstruktivistik?
5. Bagaimana karakteristik perspektif teori belajar konstruktivistik?
6. Bagaimana kelebihan dan kekurangan teori belajar konstruktivistik?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan dari teori belajar konstruktivistik
2. Untuk mengetahui prinsip dalam teori belajar konstruktivistik
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang terlibat dalam teori belajar konstruktivistik
4. Untuk mengetahui proses teori belajar konstruktivistik
5. Untuk mengetahui karakteristik perspektif teori belajar konstruktivistik
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori belajar konstruktivistik

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Tujuan Teori Belajar Konstruktivistik

Konstruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan


konstruktivistik adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Konstruktivistik merupakan landasan berfikir kontekstual. Teori belajar Konstruktivistik
didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu
makna dari apa yang dipelajari. Dengan demikian, belajar menurut teori konstruktivistik
bukanlah sekadar menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui
pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil ”pemberian” dari orang lain seperti guru, akan
tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap individu. Pengetahuan hasil
dari ”pemberian” tidak akan bermakna. Adapun pengetahuan yang diperoleh melalui proses
mengkonstruksi pengetahuan itu oleh setiap individu akan memberikan makna mendalam
atau lebih dikuasai dan lebih lama tersimpan atau diingat dalam setiap individu. Adapun
tujuan dari teori ini adalah sebagai berikut:

1) Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.
2) Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengejukan pertanyaan dan mencari sendiri
pertanyaannya.
3) Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara
lengkap.
4) Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
5) Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.

2.2. Tokoh – Tokoh dalam Teori Belajar Konstruktivistik

1) Jean Piaget
Teori belajar konstruktivistik yang dikembangkan oleh piaget dikenal dengan nama
konstruktivistik kognitif (personal constructivism). Teorinya berisi konsep – konsep
utama di bidang psikologi perkembangan dan berkenaan dengan pertumbuhan
intelegensi, yang untuk piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih akurat

3
merepresentasikan dunia, dan mengerjakan operasi – operasi logis dari representasi –
representasi konsep realita dunia.
Lebih jauh piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif
oleh seseorang, melainkan melalui tindakan. Dari pandangan piaget tentangtahap
perkembangan kognitif anak dapat dipahami bahwa pada tahap tertentu cara maupun
kemampuan anak mengkonstruksi ilmu berbeda – beda berdasarkan kematangan
intelektual anak.
2) Lev Vigosky
Teori belajar vygotsky menekankan pada sosiokultural dan pembelajaran. Siswa
dalam mengkonstruksi pengetahuannya dipengaruhi oleh lingkungan social dan
sekitarnya. Pengetahuan, sikap, pemikiran, tata nilai yang dimiliki siswa akan
berkembang melalui proses interaksi. Konsep penting dalam teori vygotsky yaitu Zone Of
Proximal Development (ZPD) dan Scaffolding.adalah jarak antara perkembangan
sesungguhnya dengan tingkat perkembangan potensial dimana siswa mampu
mengkonstruksikan pengetahuan dibawah bimbingan orang dewasa. Sedangkan
scaffolding merupakan pemberian kepada peserta didik selama tahap – tahap awal
pembelajara, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk
mengambil tanggungjawab yang makin besar setelah dapat melakukannya sendiri.
Menurut teori vigotsky untuk dapat menjelaskan bagaimana pengetahuan dibentuk,
maka dirangkum dalam dua penjelasan yang bertahap. Pertama, realitas dan kebenaran
dari dunia luar mengarahkan dan menentukan pengetahuan. Kedua, faktor eksternal dan
internal mengarahkan pembentukan pengetahuan yang tumbuh melalui interaksi faktor –
faktor eksternal atau kognitif dan internal atau lingkungan dan social.
3) John Dewey
John Dewey mengemukakan bahwa belajar tergantung pada pengalaman dan minat
siswa. Ia juga menyarankan penggunaan media teknologi sebagai sarana belajar. Belajar
harus bersifat aktif, berpusat pada siswa.
4) Bruner
Bruner menanggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencairan pengetahuan
secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang lebih baik.
Berusaha sendiri untuk pemecahan masalah dan pengetahuan yang benar – benar

4
bermakna. Bruner menyarankan agar mereka dianjurkan untuk memperoleh pengetahuan.
Perlunya pembelajar penemuan didasarkan pada keyakinan bahwa pembelajaran
sebenarnya melalui penemuan pribadi.

5) Driver dan Bell


Berkaitan dengan anak dan lingkungan belajarnya menurut pandangan konstruktivistik,
driver dan bell (dalam susan, Marilyn dan tony, 1995 : 222) mengajukan karakteristik
sebagai berikut :
a) Siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan
b) Belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa
c) Pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikonstruksi secara personal
d) Pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan melainkan melibatkan pengaturan situasi
kelas.
e) Kurikulim bukanlah sekedar dipelajari, melainkan seperangkat pembelajaran materi dan
sumber.

2.3. Prinsip Dari Teori Belajar Konstruktivistik

Secara garis besar, prinsip-prinsip Konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar


mengajar adalah:

a. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.


b. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan
murid sendiri untuk menalar.
c. Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep
ilmiah.
d. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan
lancar.
e. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.
f. Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan.
g. Mencari dan menilai pendapat siswa.
h. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.

5
Dari semua itu hanya ada satu prinsip yang paling penting adalah guru tidak boleh
hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun
pengetahuan didalam benaknya sendiri. Seorang guru dapat membantu proses ini dengan
cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan
bagi siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan sendiri ide-ide dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan
strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan tangga kepada siswa
yang mana tangga itu nantinya dimaksudkan dapat membantu mereka mencapai tingkat
penemuan.

2.4. Proses Belajar Teori Belajar Konstruktivistik

Secara konseptual, proses belajar jika dipandang dari pendekatan kognitif, bukan
sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar ke dalam diri siswa,
melainkan sebagai pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui prosesnya
asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutahkiran struktur kognitifnya. Kegiatan
belajar lebih dipandang dari segi prosesnya dari pada segi perolehan pangetahuan dari fakta-
fakta yang terlepas-lepas. Pemberian makna terhadap objek dan pengalaman oleh individu
tersebut tidak dilakukan secara sendiri-sendiri oleh siswa, melainkan melalui interaksi
dalam jaringan sosial, yang unik yang terbentuk baik dalam budaya kelas maupun di luar
kelas. Oleh sebab itu pengelolaan siswa dalam memperolah gagasannya, bukan semata-mata
pada pengelolaan siswa dan lingkungan belajarnya bahkan pada unjuk kerja atau prestasi
belajarnya yang dikaitkan dengan sistem penghargaan dari luar seperti nilai, ijazah, dan
sebagainya.

a. Peran Siswa
Menurut pandangan kontruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan
pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh si belajar. Siswa harus aktif
melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-
hal yang sedang dipelajari. Guru memang dapat dan harus mengambil prakarsa untuk
menata lingkungan yang memberi peluang optimal bagian terjadinya belajar. Namun
yang akhirnya paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar siswa

6
sendiri. Dengan istilah lain, dapat dikatakan bahwa hakekatnya kendala belajar
sepenuhnya ada pada siswa.
Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki
kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi
dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Oleh karena itu meskipun
kemamuan awal tersebut masih sangat sederhana atau tidak sesuai dengan pendapat guru,
sebaiknya diterima dan dijadikan dasar pembelajaran dan pembimbingan.
b. Peranan Guru
Dalam belajar kostruksi guru atau pendidik berperan membantu agar proses
pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa untuk membentuk pengetahuaanya sendiri.
Guru dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam
belajar. Guru tidak dapat mengklaim bahwa satu-satunya cara yang tepat adalah yang
sama dan sesuai dengan kemampuannya.Peranan guru dalam interaksi pendidikan adalah
pengendali, yang meliputi;
1) Menumbuhkan kamandirian dengan menyediakan kesempatan untuk mengambil
keputusan dan bertindak.
2) Menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan bertindak dengan
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa.
3) Menyediakan sistem dukungan yang memberikan kemudahan belajar agar siswa
mempunyai peluang optimal untuk latihan. Pendekatan konstruktivistik
menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktifitas siswa
dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seperti bahan,
media, peralatan, lingkungan dan fasilitas lainnya.
c. Sarana belajar
Pendekatan ini menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar adalah
aktifitas siswa dalam mengkontruksi pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seperti
bahan, media, peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu
pembentukan tersebut. Siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan
pemikiranya tentang sesuatu yang dihadapinya. Untuk menyampaikan pengalaman yaitu
menyajikan bahan kepada murid-murid yang sekiranya tidak mereka peroleh dari

7
pengalaman langsung. Ini dapat di lakukan dengan melalui film, TV, rekaman suara, dan
lain-lain. Hal ini merupakan pengganti pengalaman yang langsung.
d. Evaluasi
Pandangan konstruktivistik mengemukakan bahwa lingkungan belajar sangat mendukung
munculnya berbagai pandangan dan interpretasi terhadap realitas, kontruksi pengetahuan,
serta aktifitas-aktifitas lain yang didasarkan pada pengalaman.

2.5. Karakteristik Perspektif Teori Belajar Konstruktivistik

Beberapa karakteristik yang merupakan prinsip dasar prespektif kontruktivistik dalam


pembelajaran adalah sebagai berikut :

a. Mengembangkan strategi alternatif untuk memperoleh dan menganalisis informasi


b. Dimungkinkannya prespektif jamak dalam proses belajar
c. Peran siswa utama dalam proses belajar, baik dalam mengatur atau mengendalikan proses
berfikirnya sendiri maupun ketika berinteraksi dengan lingkungannya
d. Peran pendidik atau guru lebih sebagai tutor, fasilitator, dan mentor untuk mendukung
kelancaran dan keberhasilan proses belajar siswa
e. Pentingnya kegiatan belajar dan evaluasi belajar yang otentik.

2.6. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Konstruktivistik

a. Kelebihan Konstruktivisme
1) guru bukan satu-satunya sumber belajar.
Maksudnya yaitu dalam proses pembelajaran guru hanya sebagai pemberi ilmu dalam
pembelajaran, siswa tuntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajarannya, baik dari
segi latihan, bertanya, praktik dan lain sebagainya, jadi guru hanya sebagai pemberi arah
dalam pembelajaran dan menyediakan apa-apa saja yang dibutuhkan oleh siswanya.
Sebab dalam kosntruktivisme pengetahuan itu tidak hanya di dapatkan dalam
prosespembelajaran akan tetapi bisa juga di dapatkan melalui diskusi, pengalaman dan
juga bisa di dapatkan di lingkungan sekitarnya.
2) siswa (pembelajaran) lebih aktif dan kreatif.
Maksudnya di mana siswa dituntut untuk bisa memahami pembelajarannya baik di
dapatkan di sekolah dan yang dia dapatkan di luar sekolah, sehingga pengetahuan-

8
pengetahuannya yang dia dapatkan tersebut bisa dia kaitkan dengan baik dan seksama,
selain itu juga siswa di tuntut untuk bisa memahami ilmu-ilmu yang baru dan dapat di
koneksikan dengan ilmu-ilmu yang sudah lama.
3) pembelajaran menjadi lebih bermakna
Artinya pembelajaran tidak hanya mendengarkan dari guru saja akan tetapi siswa harus
bisa mengaitkan dengan pengalaman-pengalaman pribadinya dengan informasi-informasi
yang dia dapatkan baik dari temanya, tetangganya , keluarga, surat kabar, televisi, dan
lain sebagainya.
4) pembelajaran memiliki kebebasan dalam belajar
Maksudnya siswa bebas mengaitkan ilmu-ilmu yang dia dapatkan baik di lingkungannya
dengan yang di sekolah sehingga tercipta konsep yang diharapkannya.

b. Kekurangan Konstruktivisme
1) proses belajar konstruktivisme secara konseptual adalah proses belajar yang bukan
merupakan perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar ke dalam diri siswa
kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada
pemutakhiran sruktur kognitif
2) peran siswa. Menurut pandangan ini, belajar merupakan suatu proses pembentukan
pengetahuan
3) peran guru. Dalam pendekatan ini guru atau pendidik berperan membantu agar proses
pengonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru tidak menerapkan
pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk
pengetahuannya sendiri
4) sarana belajar. Pendekatan ini menekankan bahwa peran utama dalam kegiatan belajar
adalah aktifitas siswa dalam mengonstruksi pengetahuannya
5) evaluasi, pandangan ini mengemukakan bahwa lingkungan belajar sangat mendukung
munculnya berbagai pandangan dan interpretasi terhadap realitas, konstruksi pengetahuan,
serta aktifitas-aktifitas lain yang didasarkan pada pengalaman.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konstruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan


konstruktivistik adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Konstruktivistik merupakan landasan berfikir kontekstual. Teori belajar Konstruktivistik
didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu
makna dari apa yang dipelajari. Dengan demikian, belajar menurut teori konstruktivistik
bukanlah sekadar menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui
pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil ”pemberian” dari orang lain seperti guru, akan
tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap individu.

B. Saran

Diharapkan kepada guru untuk menggunakan teori belajar konstruktivistik dalam proses
belajar mengajar. Untuk mengajar dengan baik guru harus memahami model – model mental
yang digunakan para mahasiswa untuk mengenal dunia mereka dan penalaran yang
dikembangkan dan yang dibuat para siswa untuk mendukung model –model itu. Sekiranya
makalah ini jauh dari kata sempurna kritik dan saran kami ucapkan terimakasih.

10
DAFTAR PUSTAKA

Suparlan, S. (2019). Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran. ISLAMIKA, 1(2), 79-88.

PAGI, I. R. MAKALAH TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME.

Rangkuti, A. A. (2015). Teori Pembelajaran Konstruktivisme. Dimuat turun pada November, 6,


2016.

11

Anda mungkin juga menyukai