Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN OBSERVASI

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN BERBASIS


TEKNOLOGI KINERJA DALAM TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Johanes Sapri,M.Pd

Kelompok :

1. NETRISAL
NPM: A2M019053
2. HILPI SUMRNI
NPM : A2M019035
3. EMMY HASMIRI
NPM :A2M019020
4. FEBRIYANTI MUTIA NINGSIH
NPM :A2M01927

PROGRAM STUDI PASCASARJANA (S-2)


TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………..


Daftar Isi ………………………………………………………………………………

BAB I Pendahuluan ……………………………………………………………..


A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………..
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………
C. Tujuan ……………………………………………………………………….
D. Manfaat ……………………………………………………………………..
BAB II Tinjauan Pustaka ………………………………………………………….
A. Konsep Dasar Teknologi Kinerja …………………………………………
1. Pengertian Teknologi Kinerja ……………………………………….
2. Tujuan dan Fungsi Teknologi Kinerja ………………………………
3. Ciri-Ciri Teknologi Kinerja …………………………………………….
B. Teknologi Kinerja Dalam Pendidikan ………………………………….
C. Teknologi Kinerja Dalam Pembelajaran ……………………………….
1. Desain …………………………………………………………………..
2. Pengembangan …………………………………………………….
3. Pemanfaatan …………………………………………………………
4. Pengelolaan …………………………………………………………
5. Penilaian ……………………………………………………………….
BAB IIIHasil Observasi di Sekolah ………………………………………………
A. Deskripsi Hasil Observasi ………………………………………………..
B. Pembahasan Hasil Observasi …………………………………………...
BAB IVKesimpulan dan saran ……………………………………………………
A. Kesimpulan …………………………………………………………………
B. Saran ………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Membahas mengenai Teknologi Pendidikan dan Teknologi kinerja, tentunya tidak lepas
dari membahas mengenai teknologi itu sendiri. Teknologi adalah penerapan dari ilmu dalam
bidang-bidang tertentu untuk membantu memecahkan masalah. Teknologi juga dapat diartikan
sebagai suatu alat ataupun komponen-komponen yang dapat mempermudah segala aktifitas
manusia. Namun dalam hal ini juga teknologi tidak selalu berupa alat, namun dapat berupa
berupa gagasan inovatif, cara, dan lain-lain yang dapat memberikan keefisien dan keefektifan
bagi pemenuhan kebutuhan manusia.
Dalam dunia pendidikan kata efisiensi bisa dipandang sebagai rancangan,
pengembangan, dan melakukan pembelajaran dengan cara memanfaatkan sumber-sumber sekecil
mungkin untuk mencapai hasil yang, paling tidak, sama atau lebih baik. Sementara kata
efektifitas berarti melakukan perbuatan yang memang benar-benar bisa menolong peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran yaitu menguasai pengetahuan, punya keahlian, dan terjadi
perubahan sikap. Menurut Jadiwijaya (2010) Efisiensi adalah doing things right (dengan benar)
dan efektifitas adalah doing the right things (yang benar).
Adanya ketidaksesuaian hasil pembelajaran yang efektif dan efisien pada sebuah
lembaga telah menimbulkan persoalan-persoalan bidang pendidikan. sebuah proses perbaikkan
atau peningkatan performa semua unsur yang terlibat di dalam lembaga atau instansi yang ada
menjadi sangat penting baik pada unsur yang memiliki kepentingan langsung dengan publik
maupun yang tidak. Merujuk pada tulisan Michael Molenda dan James A. Pershing “Improving
Performance” dalam buku Educational Technology: A Definition with Commentary karya Alan
Januszweski and Michael Molenda (2008) maka muncullah bidang garapan seorang teknolog
pendidikan yang tidak hanya menjamin terjadinya proses pembelajaran tetapi juga sebagai
teknolog kinerja yang bertanggung jawab dalam upaya peningkatan kinerja. Selanjutnya tugas
Teknologi Kinerja yakni mencari permasalahan mengapa kinerja seseorang tersebut bisa
menurun dan berusaha untuk mencari solusinya. Teknologi Kinerja akan mengidentifikasi
masalah-masalah yang terjadi, baik masalah perilaku yang terjadi dalam individu maupun
organisasi, kemudian dianalisis, pemecahan masalah hingga memotivasi dan evaluasi.
Kinerja guru merupakan elemen penting dalam pendidikan, selain itu juga merupakan
penentu tinggi rendahnya kualitas pendidikan. Kinerja guru dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan tugas seorang guru sebagai pendidik. Kualitas kinerja guru sangat menentukan
pada kualitas hasil pendidikan dikarenakan guru merupakan sosok yang paling sering
berinteraksi secara langsung dengan siswa pada saat proses pembelajaran.
Guru merupakan komponen penting dalam dunia pendidikan, oleh karenanya perhatian
yang lebih perlu diberikan agar dapat menciptakan guru yang berkualitas sehingga hal tersebut
dapat menunjang kinerja guru. Guru juga memegang peran penting dalam dunia pendidikan
khususnya dalam bidang formal disekolah,guru sangat menentukan keberhasilan peserta didik
terutama dalam hal proses belajar mengajar yang biasa dilaksanakan di sekolah. Keberhasilan
kinerja yang ditunjukan guru dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.
Mutu pendidikan dipengaruhi banyak faktor, yaitu: peserta didik, pengelolaan sekolah
(kepala sekolah, karyawan dan komite sekolah), lingkungan (orangtua, masyarakat, sekolah),
kualitas pembelajaran, dan kurikulum (Suhartoyo, 2005:2). Salah satu faktor utama yang
menentukan mutu pendidikan adalah guru. Gurulah yang berada di garda terdepan dalam
menciptakan kualitas sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan para peserta
didik di kelas melalui proses belajar mengajar. Seorang guru harus memiliki kinerja optimal
dalam rangka mewujudkan sekolah yang berkualitas dan berprestasi. Pertama, guru harus
mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Artinya, komitmen tinggi guru adalah
untuk kepentingan siswa. Kedua,guru harus menguasai secara mendalam bahan atau materi
pelajaran yang diajarkan serta cara mengajarkannya kepada para siswa. Artinya, antara
pemahaman materi dan metode pembelajaran merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Ketiga, guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi,
mulai dari pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar. Keempat, guru mampu
berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya. Kelima, guru
seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.
Maka keterampilan diperlukan dalam kinerja karena keterampilan merupakan aktivitas
yang muncul dari seseorang akibat suatu proses dari pengetahuan, kemampuan, kecakapan
interpersonal, dan kecakapan teknis. Upaya dapat digambarkan sebagai motivasi yang
diperlihatkan untuk menyelesaikan pekerjaan. Sejalan dengan kinerja di atas, maka guru sedapat
mungkin harus meningkatkan kinerja secara bertahap dan berkesinambungan, hal ini bertujuan
untuk memenuhi standar kompetensi keguruan untuk meningkatkan prestasi siswa.
Evaluasi memiliki makna yang berbeda dengan penilaian, pengukuran maupun tes. Inti
dari evaluasi adalah penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam mengambil keputusan. Ada empat hal yang ditekankan pada rumusan tersebut, yaitu: 1)
menunjuk pada penggunaan metode penelitian, 2) menekankan pada hasil suatu program, 3)
penggunaan kriteria untuk menilai, dan 4) kontribusi terhadap pengambilan keputusan dan
perbaikan program di masa mendatang. Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa
evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan,
mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai
dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya.
Adapun tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan obyektif tentang
suatu program. Informasi tersebut dapat berupa proses pelaksanaan program, dampak/hasil yang
dicapai, efisiensi serta pemanfaatan hasil evaluasi yang difokuskan untuk program itu sendiri,
yaitu untuk mengambil keputusan apakah dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. Selain itu, juga
dipergunakan untuk kepentingan penyusunan program berikutnya maupun penyusunan kebijakan
yang terkait dengan program.
Bidang pendidikan ditinjau dari sasarannya, evaluasi ada yang bersifat makro dan ada
yang mikro. Evaluasi yang bersifat makro sasarannya adalah program pendidikan, yaitu program
yang direncanakan untuk memperbaiki bidang pendidikan. Evaluasi mikro sering digunakan di
tingkat kelas, khususnya untuk mengetahui pencapaian belajar siswa. Pencapaian belajar ini
bukan hanya yang bersifat kognitif saja, tetapi juga mencakup semua potensi yang ada pada
siswa. Jadi sasaran evaluasi mikro adalah program pembelajaran di kelas dan yang menjadi
penanggung jawabnya adalah guru.
Berdasarkan hasil observasi penulis dengan Guru SMK Negeri 4 Kota Bengkulu, faktor
yang menjadi kendala bagi guru berupa metode yang digunakan ketika proses belajar mengajar
monoton, sehingga menyebabkan siswa jenuh dan bosan. Hal lain menjadi kendala bagi guru
adalah, guru tidak kreatif dalam membina siswa atau ketika proses belajar mengajar di sekolah.
Apalagi dunia sekarang sudah canggih dengan elektronik yang serba mendukung untuk membina
dan mengajar siswa. Seharusnya guru ketika mengajar dan membina siswa, harus lebih siap dan
kreatif.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah diatas sebagai berikut :
1. Apa tujuan peningkatan kinerja Guru?
2. Bagaimana peran teknologi pendidikan dalam peningkatan kinerja Guru ?
3. Bagaimana cara teknolog kinerja melakukan proses peningkatan kinerja?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tujuan dari peningkatan kinerja guru.
2. Untuk mengetahui peran teknologi pendidikan dalam peningkatan kinerja guru.
3. Mendeskripsikan cara teknolog kinerja melakukan proses peningkatan kinerja?

D. Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas, manfaat yang dicapai sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan bagi guru dan pembelajaran untuk
meningkatkan kinerjanya dengan meningkatnya produktivitas serta memperhatikan
efektifitas dan efisiensi
2. Untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan kinerja suatu organisasi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teknologi Kinerja


1. Pengertian
Association for Educational Communications and Technology atau disingkat
AECT(2004) mendefinisikan Teknologi Pendidikan (TP) sebagai “the study and ethical practice
of facilitating learning and improving performance by creating, using, and managing
appropriate technological processes and resources”. Ini adalah definisi terbaru yang
menyatakan bahwa teknologi pendidikan adalah studi dan praktek etis dalam upaya
memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan,
menggunakan/memanfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat.
Teknologi kinerja merupakan suatu proses peningkatan kompetensi oleh manusia dan
organisasi guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi hasil kerja yang didasarkan pada
pengembangan system yang sistemik dan sistematis. Pengertian kata performance diawali oleh
Nickols (1977, p. 14) yang mengatakan bahwa kata performance sebagai hasil sebuah tingkah
laku”. Sedangkan Gilbert (1974) Menyamakan kinerja dengan prestasi-prestasi yang dicapai.
Sehingga teknologi kinerja lebih mempertimbangkan pencapaian keberhasilan bekerja dan
organisasi, sifatnya sistemik dan sistematik, memiliki tujuan untuk memenuhi permintaan,
peningkatan, management keahlian dll.
Berikut ini definisi Human Performance Technology dari beberapa pakar sebagai
berikut :
1. Menurut National Society Of Performance And Instruction Citied In Rosenberg.
Teknologi kinerja adalah sekumpulan metode dan proses untuk menyelesaikan
masalah atau memberdayakan kesempatan yang berhubungan dengan kinerja
seseorang. ini dapat digunakan pada individu, kelompok keoil, atau organisasi
besar.
2. Benefit dan Tate (1990)
Teknologi kinerja [manusia] adalah proses sistematis dalam mengidentifikasikan
kesempatan pengembangan kinerja, standar peraturan kinerja, strategi
pengidentifikasian pengembangan kinerja, analisa|Keuntungan dalam berkinerja.
3. Jacobs (1998)
Teknologi kinerja manusia menghadirkan manfaat dari pendekatan sistem dalam
sejumlah bentuk yang berbeda tergantung pada masalah yang dihadapi dan aktifitas
profesional yang dibutuhkan.
4. Menurut Harless (dikutip dari Geis,1986, hal. 1), “Teknologi kinerja manusia
adalah sebuah proses seleksi, analisa, rancangan, pengembangan, penerapan, dan
pengujian program-program berdasar pada yang paling efektif berpengaruh
terhadap prilaku manusia dan prestasi-prestasinya.”
5. Rosenberg (1990, p 46) mengemukakan bahwa; “Sistem pengembangan kinerja
secara total sebenarnya adalah penggabungan dari analisis kinerja yang sistematik
dengan intervensi sumber daya manusia yang menyeluruh. Dan ilmu yang
menggabungkan semua sistem ini dikenal sebagai Teknologi Kinerja Manusia”.
6. Foshay dan Moller menekankan relevansi dan jarak dalam definisi mereka tentang
Teknologi Kinerja Manusia, mereka melihat ini sebagai sesuatu yang terstruktur
terutama oleh masalah-masalah Teknologi Kinerja Manusia di lingkungan dunia
kerja dan yang tergambar dari setiap disiplin dengan kemampuan perspektif dalam
memecahkan masalah didalam Teknologi Kinerja Manusia, yang dapat juga
diterapkan di bidang lainnya.

Setelah adanya beberapa pendapat, dapat disimpulkan bahwa TEKNOLOGI KINERJA


identifikasi dan pemecahan masalah perilaku yang terjadi dalam individu dan organisasi yang
mencakup metode, prosedur dan strategi yang sistematis untuk meningkatkan kualitas kinerja
manusia. Sedangkan Pershing sendiri (2006, p.6) di dalam buku Handbook of Human
Performance Technology edisi ketiga mendefinisikan “Human performance technology is the
study and ethical practice of improving productivity in organizations by designing and
developing effective interventions that are results-oriented, comprehensive, and systemic”.
Pershing mengartikan teknologi kinerja sebagai sebuah studi dan praktek untuk meningkatkan
produktivitas di dalam organisasi yang dirancang dan dikembangkan secara efektif dengan
berorientasi pada hasil, komprehensif dan sistematis. Berdasarkan dari definisi tersebut, maka
karakteristik dari teknologi kinerja adalah sebagai berikut:
1. Teknologi kinerja adalah suatu disiplin ilmu atau bidang garapan
2. Tujuan utama dari teknologi kinerja adalah meningkatkan kinerja
3. Di dalam teknologi kinerja terdapat istilah organisasi, organisasi tersebut tidak
hanya bergerak di perusahaan, tetapi juga dalam aspek aktivitas manusia yang
memiliki ciri-ciri terdiri dari sekumpulan orang, dinamis di dalam sebuah sistem
yang memiliki tujuan yang sama.
4. Peningkatan produktivitas dilakukan melalui sebuah intervensi yang dirancang
dikembangkan secara efektif.
5. Teknologi kinerja berorientasi pada hasil, bersifat menyeluruh (komprehensif) dan
sistematis.
Lebih jelas lagi dikemukakan Widyo Nugoro bahwa teknologi kinerja adalah serangkaian
metode, prosedur dan strategi yang sistematis untuk memecahkan masalah atau menyadari
peluang/kesempatan yang berkaitan dengan kinerja orang-orang dan organisasi. Kegiatan
tersebut dapat di aplikasikan baik untuk level individual, kelompok kecil, tim, atau organisasi
besar. Dimana bentuk-bentuk intervensi / solusinya dapat dilakukan dalam bentuk informasi,
komunikasi, pengembangan organisasi, pelatihan, work/job design, manajemen kinerja, rekayasa
lingkungan, ergonomic, feedback system, reward, coaching, perubahan budaya, electronic
support system, dan lain-lain.
Teknolog kinerja baik secara individu maupun tim lebih berperan sebagai konsultan dan
analist sistem yang bertugas dalam mendiagnosa masalah, mengidentifikasi akar masalah,
menyusun strategi pemecahan masalah, melaksanakannya, mengevaluasi dan secara terus
menerus memperbaikinya. Teknologi kinerja yang lebih berbasis terapan (Geis, 1986) juga
mengajukan perspektif alternatif lain dalam Teknologi Pembelajaran.

2. Tujuan dan Fungsi Teknologi Kinerja


Bidang cakupan Teknologi Kinerja tidak hanya di dalam pembelajaran saja (hanya
mencakup peserta didik dalam suatu pembelajaran) namun di berbagai bidang. Teknologi
Kinerja terdapat pada individu, tim kecil maupun organisasi (lembaga). Tujuan utama dari
Teknologi Kinerja pada suatu lembaga menurut Stolovich & Keeps adalah memperkenalkan
teknologi kinerja sebagai arti dari pemakaian penerapan dimana tujuannya adalah memberikan
penghargaan kinerja yang bernilai kepada seseorang di tempat ia bekerja. Teknologi Kinerja
diperkenalkan sebagai bidang aplikasi yang signifikan yang mengarah kepada nilai prestasi
kinerja di tempat kerja. Teknologi kinerja bersifat sistemik, sistematis, berdasarkan ilmu
pengetahuan dan pengalaman yang telah teruji, dapat menggunakan berbagai cara, metode dan
media serta fokus pada hasil kinerja seseorang dan sistem nilai.

3. Ciri-Ciri Teknologi Kinerja


Pengembangan kompetensi individu adalah salah satu target yang harus terus dibenahi,
dilatih, dan ditingkatkan sampai ambang batas maksimal. Hal ini menjadi penting karena pada
era modern seperti saat ini jika sebuah organisasi stagnan dan tidak melakukan inovasi apapun
dalam jangka waktu tertentu maka bisa dipastikan organisasi itu akan tertinggal. Permasalahan-
permasalahan yang muncul saat ini semakin hari semakin rumit dan harus dipecahkan dalam
penanganan yang intensif dan terukur. Jika sebuah organisasi itu bisa menjawab semua
persoalan-persoalan yang muncul maka tingkat kenyamanan dan motivasi kerja akan meningkat.
Hal ini berarti orang/organasisasi yang ada telah memahami dengan baik bagaimana
memberdayakan manusia/karyawan/organisasi dengan baik dan menguasai teknologi kinerja
dengan benar. Ciri atau sifat teknologi kinerja menurut Stolovich & Keeps, yaitu :
a. Sistematik, yaitu teknologi kinerja adalah suatu pengaturan, keras, dan
dilaksanakan dalam cara-cara yang metodik. Cara-cara itu ada dari ijin para praktisi
untuk mengidentifikasikan celah kinerja (masalah dan kesempatan). Penggolongan
ini berdasarkan pengukuran dan langkah-langkah yang terlihat, menganalisis
masalah, memilih intervensi-intervensi yang pantas, memakainya dalam suatu cara
yang diawasi dan diterima.
b. Sistemik, yaitu memahami pengenalan celah-celah kinerja seseorang sebagai
elemen sebuah sistem. Yang mana membalik keterkaitan elemen dengan sistem
yang lainnya. Teknologi kinerja dapat menolak atau menerima sebab-sebab yang
nyata dan solusi, juga tanpa memeriksa segi-segi lainnya dari sistem-sistem.
Kinerja adalah melihat sebagai hasil-hasil dari jumlah yang dapat mempengaruhi
faktor tak tetap yaitu pilihan, pelatihan, umpan balik, sumber penghasilan dan
pengaturan yang mendukung. Dari semuanya yang mana harus dianalisa sebelum
tepat biaya intervensi yang efektis dan efisien adalah dipilih dan disebarkan.
c. Terbuka untuk semua makna, metode, dan media, yaitu teknologi kinerja tidak
terbatas dan kumpulan dari sumber penghasilan atau teknologi yang dapat dipakai.
Teknologi adalah sesuatu yang dengan tetapnya untuk mencari cara yang paling
efektif dan efisien untuk memperoleh hasil-hasil pada biaya yang paling sedikit.
Sedangkan pada makalah the Population Leadership Program (P: 1,2) disebutkan
bahwa ciri-ciri teknologi kinerja adalah sebagai berikut:
a) Sistematik, Ini adalah standar yang harus dilaksanakan untuk mengidentifikasi
kesenjangan kinerja, melakukan observasi dengan karakteristik yang terukur,
interpensi yang tepat, dan mengaplikasikan perilaku control yang baik.
b) Sistemik. Tanpa sebuah evaluasi dari semua sisi sebuah system ini akan
mengakibatkan kegagalan sehingga aspek-aspek atau variable yang
mempengaruhinya harus dianalisis sampai benar-benar siap untuk
diimplementasikan.
c) Berdasarkan pada teori ilmiah dan bukti empirik. Ketika kemungkinan itu ada untuk
mencapai keinginan dari kinerja manusia melalui cara-cara yang sudah melalaui
tahapan-tahapan ilmiah.
d) Terbuka untuk semua cara, metode, dan media. tidak dibatasi oleh seperangkat
sumber daya tertentu atau teknologi yang harus diterapkan, karena di sisi lain selalu
dilakukan mencari cara yang paling efektif dan efisien untuk memperoleh hasil
dengan cara yang paling hemat biaya secara terus-menerus.
e) Fokus pada prestasi kinerja manusia dan sistem nilai. Selalu mencari hasil bottom-
line dimana kinerja dianggap layak oleh kedua pelaku dan organisasi di mana dia
beraktivitas.

B. Teknologi Kinerja Dalam Pendidikan


Teknologi pendidikan adalah studi dan praktek etis dalam upaya memfasilitasi
pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan atau
memanfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat.
Antara teknologi pendidikan dan teknologi kinerja memiliki hubungan yang sangat erat.
Teknologi Kinerja Manusia atau Human Performance Technology adalah merupakan bidang
kajian dan profesi baru dalam bidang teknologi pendidikan. Human performance technology
didefinisikan sebagai, “pendekatan rekayasa untuk mencapai hasil yang diharapkan oleh orang
dalam suatu organisasi sebagai performer”, upaya untuk merekayasa ini bersifat sitematis,
sistemik, dan ilmiah (scientific-based). Intinya, teknologi kinerja mengkaji tentang upaya-upaya
untuk meningkatkan kinerja dalam suatu organisasi melalui pendekatan yang sistematis,
sistematis dan ilmiah. Permasalahan dianalisis dan diidentifikasi untuk kemudian berbagai solusi
pemecahan masalah dirancang dan dikembangkan sedemikian rupa secara sistemik (holistik)
untuk diimplementasikan, dievaluasi dan diperbaiki atau mungkin dimodifikasi dan bahkan
diupdate/diganti secara terus menerus.
Dalam teknologi pendidikan, terdapat tiga prinsip dasar yang dijadikan acuan dalam
pengembangannya yaitu pendekatan system, berorientasi pada mahasiswa, dan pemanfaatan
sumber belajar. Menurut (Miarso, 1981) Secara umum aplikasi teknologi dalam pendidikan akan
mampu :
a) menyebarkan informasi secara meluas, seragam dan cepat.
b) membantu, melengkapi dan (dalam hal tertentu) menggantikan tugas guru.
c) dipakai untuk melakukan kegiatan instruksional baik secara langsung maupun sebagai
produk sampingan.
d) menunjang kegiatan belajar masyarakat serta mengundang partisipasi masyarakat.
e) menambah keanekaragaman sumber maupun kesempatan belajar.
f) menambah daya tarik untuk belajar.
g) membantu mengubah sikap pemakai.
h) mempengaruhi pandangan pemakai terhadap bahan dan proses.
i) mempunyai keuntungan rasio efektivitas biaya, bila dibandingkan dengan sistem
tradisional.
j) menambah keanekaragaman sumber maupun kesempatan belajar.
k) menambah daya tarik untuk belajar.
l) membantu mengubah sikap pemakai.
m) mempengaruhi pandangan pemakai terhadap bahan dan proses.
n) mempunyai keuntungan rasio efektivitas biaya, bila dibandingkan dengan sistem
tradisional
Jika semula teknologi pendidikan (dalam arti yang sangat terbatas) dipandang hanya
berperan pada taraf pelaksanaan kurikulum di kelas, konsepsi baru menghendaki teknologi
pendidikan sebagai masukan (input) bahkan sejak tahap perencanaan kurikulum. Dengan
demikian sudah sejak perencanaan kurikulum harus pula dikaji dan ditentukan bentuk teknologi
pendidikan yang akan diterapkan.
Pemilihan teknologi dalam pendidikan akan membuka kemungkinan untuk lahirnya
berbagai alternatif bentuk kelembagaan baru yang menyediakan fasilitas belajar, disamping
dapat melayani segala bentuk lembaga pendidikan yang telah ada Misalnya kemungkinan bagi
suatu bentuk sekolah terbuka yang fasilitas dan tata belajarnya berbeda sekali dengan sekolah
konvensional, tetapi dengan hasil (output) yang sama.

C. Teknologi Kinerja Dalam Pembelajaran


Teknologi pembelajaran merupakan teknologi pertama yang menggunakan intervensi
dalam penyampaian pembelajaran. Teknologi kinerja berintervensi juga terhadap pembelajaran.
Yang mana apabila kinerja seorang pendidik menurun, maka seorang teknolog kinerja berusaha
untuk memotivasi kembali kinerja tersebut sampai mendapat hasil yang maksimal.
Kinerja seseorang berpengaruh terhadap proses dalam belajar. Jika kinerja seseorang
dalam proses belajar tidak maksimal maka hasil yang didapat pun tidak akan maksimal. Disinilah
para teknolog kinerja berperan untuk mengidentifikasi permasalahan yang sedang terjadi. Hingga
pada akhirnya didapat solusinya dan proses belajar kembali maksimal dengan hasil akhir yang
maksimal pula. Dalam hal ini Teknologi Kinerja dan proses belajar erat kaitannya karena
tujuannya sama yakni peningkatan terhadap hasil yang akan dicapai. Lima bidang garapan dari
Teknologi Pendidikan dan juga dalam Teknologi Pembelajaran, yaitu :
a. Desain
Yang dimaksud dengan desain disini adalah proses untuk menentukan kondisi
belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk. Kawasan desain
bermula dari gerakan psikologi pembelajaran, terutama diilhami dari pemikiran
B.F. Skinner (1954) tentang teori pembelajaran berprogram (programmed
instructions). Kawasan Desain paling tidak meliputi empat cakupan utama dari teori
dan praktek, yaitu :
(1) Desain Sistem Pembelajaran;
(2) Desain Pesan;
(3) Strategi Pembelajaran;
(4) Karakteristik Pembelajar
b. Pengembangan
Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk
fisik, di dalamnya meliputi :
1) Teknologi cetak;
2) Teknologi audio-visual;
3) Teknologi berbasis komputer; dan
4) Teknologi terpadu.
c. Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar.
Fungsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan kaitan antara pembelajar
dengan bahan atau sistem pembelajaran. Mereka yang terlibat dalam pemanfaatan
mempunyai tanggung jawab untuk mencocokkan pembelajar dengan bahan dan
aktivitas yang spesifik, menyiapkan pembelajar agar dapat berinteraksi dengan
bahan dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan,
memberikan penilaian atas hasil yang dicapai pembelajar, serta memasukannya ke
dalam prosedur oragnisasi yang berkelanjutan.
d. Pengelolaan
Pengelolaan meliputi pengendalian Teknologi Pembelajaran melalui : perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Kawasan pengelolaan bermula
dari administrasi pusat media, program media dan pelayanan media.
Pembauran perpustakaan dengan program media membuahkan pusat dan ahli media
sekolah. Program-program media sekolah ini menggabungkan bahan cetak dan non
cetak sehingga timbul peningkatan penggunaan sumber-sumber teknologikal dalam
kurikulum.
e. Penilaian
Penilaian merupakan proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan
belajar, mencakup:
1) Analisis masalah;
2) Pengukuran acuan patokan;
3) Penilaian formatif; dan
4) Penilaian sumatif .

BAB III
HASIL OBSERVASI DISEKOLAH
A. Deskripsi Hasil Observasi
1. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : SMk NEGERI 4 KOTA BENGKULU
b. NSS : 781266002035
c. Nomor Pokok Sekolah Nasional : 10703107
d. Alamat Sekolah :
 Jalan : ENGGANO PASAR BENGKULU
 Kecamatan : SUNGAI SERUT

 Propinsi : Bengkulu
 Kode POS : 38119
 E-mail : smkn 4 bengkulu@yahoo.com.id
 Website : www.smkn4bengkulu.sch.id
 Status Sekolah : Negeri

2. Visi Sekolah
Menjadi SMK Unggul dan Berwawasan Lingkungan di Tingkat Nasional Tahun 2025
3. Misi Sekolah
Mengembangkan mutu pendidikan yang mampu menghasilkan tamatan yang
professional, terampil, produktif dan kompetitif dalam era Revolusi Industri 4.0
yang dilandasi jati diri yang berkeunggulan dengan beberapa program :
1. Mengembangkan sekolah yang religius dan berkarakter.
2. Meningkatkan etos kerja guru dan staf.
3. Mengembangkan pendidikan berwawasan lingkungan.
4. Meningkatkan kerja sama dengan dunia usaha/industri.
5. Membudayakan komunikasi yang santun;
6. Mengembangkan pembelajaran berbasis teknologi.
7. Mengembangkan pendidikan dan keterampilan berwirausaha.
8. Meningkatkan dan mengembangkan sistem manajemen.
9. Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan.
10. Mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi.
11. Mengembangkan sarana dan prasarana sekolah.
12. Meningkatkan mutu layanan pendidikan kejuruan mengacu pada tuntutan
revolusi industri 4.0

4. Jaminan Mutu
1. Menghasilkan lulusan yang berkarakter dan religius.
2. Menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan berwirausaha.
3. Menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai dengan keahliannya.

5. Tujuan Sekolah
Penyelenggaraan program di SMK Negeri 4 Kota Bengkulu pada hakikatnya
bertujuan untuk :
1. Menghasilkan lulusan SMK Negeri 4 Kota Bengkulu sebagai tenaga
kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan Dunia Usaha /
Industri atau lapangan kerja.
2. Menyelenggarakan pendidikan di SMK Negeri 4 Kota Bengkulu sesuai
dengan tuntutan dan standarisasi lapangan kerja, pengetahuan dan
sikap professional.
3. Meningkatkan jumlah dan kualifikasi tenaga kependidikan sesuai
dengan program pembelajaran yang berkualitas.
.
6. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pembelajaran teori dan praktik.
7. Mengupayakan pemenuhan anggaran/biaya untuk penyelenggaraan
program keahlian di SMK Negeri 4 Kota Bengkulu.
8. Melaksanakan KBM dengan pola CBT dan PBT yang terintegrasi
dengan Unit Bisnis, untuk lebih meningkatkan kualitas dan
produktivitas peserta Diklat.
9. 4.Mensosialisasikan kepada masyarakat keberadaan program
keahlian yang ada di lingkungan SMK Negeri 4 Kota Bengkulu
B. Gambaran Umum
THE PROFILE OF SMKN 4 BENGKULU CITY
(PROFIL SMKN 4 KOTA BENGKULU)

1. UMUM
1. Nama Sekolah : SMK Negeri 4 Kota Bengkulu
2. Nomor Statistik Sekolah : 781266002035
(NSS)
3. Nomor Pokok Sekolah : 10703107
Nasional (NPSN)
4. Sekolah didirikan tahun : 1997
5. Status Sekolah : Negeri
6. Waktu penyelenggaraan : Full Day
7. SK Terakhir Status Sekolah : 1214/BAN-SM/SK/2018
8. SK Izin Pendirian Sekolah : No : 052/01988
Tgl: 08 Februari 1997
9. Nama Kode Anggaran :
10 Sertifikasi Internasional : Dalam Proses
. (ISO 9001:2015)
The Scope of activities : Management of vocational School
covered by this sertificate is
defined below
11 Terakreditasi B
Akreditasi Nasional :
.
12 Nama/NIP Kepala Sekolah : Dr. Paidi, M.TPd./197101011999031012
.
13 SK. Pengangkatan Kepala : Nomor SK.821- B.38 TAHUN 2019
. Sekolah
14 Tanggal Pengangkatan : 9 Januari 2019
.
15 Alamat penyelenggara :
. Sekolah
a. Jalan : Enggano
b. Kelurahan : Pasar Bengkulu
c. Kota : Bengkulu
d. Kode POS : 38119
e. Telp. : (0736) 7348626
f. Fax. : (0736) 7348626
16 Alamat Sekolah
.
a. Jalan : Enggano
b. Kelurahan : Pasar Bengkulu
c. Kota : Bengkulu
d. Kode POS : 38119
e. Telp. : (0736) 7348626
f. Fax. : (0736) 7348626
g. Email : smkn4bengkulu@yahoo.co.id
h. Website : smkn4bengkulu.sch.id
17 Luas Tanah (Lokasi Tanah) : 25.839 m2 (12.811 m2 + 13.028 m2)
.
18 Status Pemilikan Tanah : Sertifikat
.
19 Sertifikat Nomor : a. A 1430608
. b. A 1430612
20 Luas Bangunan M2 : 1.908 m2
.
21 Luas Pekarangan M2 :
.
22 Luas Taman :
,
23 Luas Lapangan Olah raga :
.
24 Lain-lain : 1.200 m2
.
25 Daya listrik : 33.000 watt
.

2 . KETENAGAAN / KESISWAAN / PROGRAM STUDI KEAHLIAN


1. Jumlah Guru : 66 orang (43 PNS + 23 GTT)
2. Jumlah Siswa : 674 orang
3. Jumlah Kelompok Belajar : 26 rombel
4. Jumlah Tata Usaha Sekolah : 20 orang (5 PNS + 15 PTT)
: 1. Teknologi dan Rekayasa
5. Bidang Keahlian 2. Kemaritiman
3. Teknologi Informasi dan Komunikasi
: 1. Teknik Otomotif
2. Pelayaran Kapal Penangkap Ikan
6. Program Keahlian
3. Pengolahan Hasil Perikanan
4. Teknik Komputer dan Informatika
: 1. Teknik Bodi Otomotif
2. Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
3. Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
4. Nautika Kapal Penangkap Ikan
7. Kompetensi Keahlian
5. Teknika Kapal Penangkap Ikan
6. Agribisnis Pengolahan Hasil
Perikanan
7. Rekayasa Perangkat Lunak

3. KEUNGGULAN / UNIT PRODUKSI


1. Bidang Akademik : 1. Menjadi wakil provinsi Bengkulu pada Lomba
Kompetensi Siswa bidang Teknik Kendaraan
Ringan Otomotif tahun 2019
2. Menjadi wakil provinsi Bengkulu pada Lomba
Kompetensi Siswa bidang Teknik Bodi Otomotif
tahun 2019
3. Pernah menjadi wakil provinsi Bengkulu pada
Lomba Kompetensi Siswa bidang Nautika Kapal
Penangkap Ikan.
4. Juara 3 contest Yamaha se-kota Bengkulu
5. Mendapat juara 3 pada kegiatan vocational
SMK Skill Contest Region Bengkulu
6. Mendapat Juara 3 Bengkulu Robot Olympiade
se-kota Bengkulu
7. Mendapat peringkat 3 besar pada LCT untuk
kompetensi keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda
Motor
8. Mendapat peringkat 3 besar pada lomba
kompetensi siswa untuk bidang kelautan
(nautika)
9. Alumni banyak yang terserap di Dunia Usaha
dan Industri serta perguruan tinggi.
10. Sebagian besar Guru bersertifikasi.
11. Memiliki asesor kompetensi
12. Pendidikan guru memadai, S3 = 1 orang, S2 = 9
orang, dan S1 = 57 orang.
13. Menerapkan pembelajaran berbasis Teknologi
Informasi Komunikasi (TIK) seperti
pembelajaran dan ujian on_line
14. Pusat MGMP Bidang Kimia di Kota Bengkulu
15. Memiliki 2 orang asesor.
2. Non Akademik : 1. Juara 1 Pencak Silat Tingkat Nasional tahun
2019
2. Mendapat juara 2 lomba sekolah sehat jenjang
pendidikan SMK.
3. Mendapat peringkat 3 besar setiap lomba
pramuka di Propinsi Bengkulu.
4. Mendapat peringkat 3 besar setiap lomba
olahraga di Kota Bengkulu.
5. Mendapat juara 2 lomba PMR travelling ayo
siaga bencana se-kota Bengkulu
Bidang : Dalam proses ISO 9001:2015
3.
Manajemen
: 1. Setiap kompetensi keahlian memiliki unit produksi
Bidang
4. 2. Menerapkan praktik kewirausahaan dalam
Enterpreneurship
program bulan wirausaha

4. Daftar Mantan Kepala Sekolah


No Tahun Nama
1 1997 - 1999 Abu Sahin
2 1999 - 2000 Drs. Sahrizal
3 2000 - 2003 Marjon, S.Pd
4 2003 - 2008 Dra. Erna Rustanti
5 2008 - 2012 Syaripin Effendi, S.Pd
6 2012 - 2013 Drs. Awaludin
7 2013 - 2015 Drs. Wawan Dharmawan
8 2015 - 2019 Drs. M. Idris RA
9 2019 - sekarang Dr. Paidi, M.TPd

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

C. KESIMPULAN
Peningkatan kinerja Guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yang
tentunya sudah dapat mencermikan suatu pola kerja yang dapat meningkatkan mutu pendidikan
kearah yang lebih baik.
Peran teknologi pendidikan dalam peningkatan kinerja Guru yaitu guru sebagai desainer dengan
pendekatan sistem yang membantu untuk memfokuskan pada tujuan yang bernilai tinggi,
menjauhkan aktivitas yang tidak relevan, maka dengan demikian dapat mengurangi waktu
instruksional yang melindungi sumberdaya yang dimiliki oleh pendidik. Proses pengembangan
secara sistematis juga cenderung mendorong hasil belajar yang lebih efektif, lebih lanjut
meningkatkan produktivitas. Teknologi pendidikan juga memperhatikan kebutuhan untuk
membuat instruksional menjadi menarik dan humanis. Inovasi yang didukung dapat berbentuk
perubahan dari instruksional yang terprogram menjadi lingkungan pembelajaran konstruktivis
yang mampu menjadi alat untuk membebaskan pelajar dari pasif, pengajaran yang terbatas
menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan pengalaman belajar.
Oleh karena itu untuk meningkatkan produktivitas membutuhkan peningkatan dan pendefinisian
efisiensi dan efektifitas. Teknologi berpotensi untuk meningkatkan keduanya (efisiensi dan
efektifitas). TIK dapat mengurangi waktu dan biaya dari pendistribusian bahan ajar demikian
juga semua bentuk tugas administratif. Soft teknologi, seperti proses kerja modern dapat
meningkatkan kinerja organisasi dengan memecah berbagai macam fungsi yang berhubungan
dengan instruksional dan mengorganisir kembali fungsi tersebut menjadi lebih rasional.
Cara teknolog kinerja melakukan proses peningkatan kinerja dengan cara pendekatan
sistematis dan sistemik dengan prinsip sebagai berikut :
1. SSHuman Perfomance Technology focus pada hasil, HPT mengambil pandangan
sistem
2. Human Perfomance Technology menambah nilai
3. Human Perfomance Technology menetapkan kemitraan
4. Menjadi Sistemik dalam penialaian kebutuhan atau kesempatan
5. Menjadi sistemik dalam analisis pekerjaan dan tempat kerja untuk mengidentifikasi
atau factor-faktor yang membatasi kinerja
6. Menjadi sistemik dalam desaian solusi atau spesifikasi persyaratan solusi
7. Menjadi sistemik dalam semua pengembangan atau beberapa solusi dan unsur-
unsurnya
8. Menjadi sistemik dalam Pelaksanaan solusi
9. Menjadi sistemik dalam evaluasi proses dan hasil

D. SARAN
Adapun saran berdasarkan kesimpulan diatas sebagai berikut :
1. Bagi kepala sekolah, dalam menciptakan sekolah yang bermutu dan kompetitif maka
beberapa dari alternative tersebut dapat dilaksanakan sebagai langkah awal menuju
sukses.
2. Bagi pemerintah, diharapkan lebih memperhatikan keperluan dan nasib guru, sehingga
guru lebih semangat dalam menjalankan profesinya dan meningkatkan kinerjanya demi
tercapainya tujuan pendidikan nasional.
3. Dan saran bagi guru, janganlah patah semangat dengan keterbatasan yang ada. Marilah
berkreativitas menciptakan sesuatu yang bermanfaat dari apa yang kita punya di
lingkungan kita.

s
DAFTAR PUSTAKA

Hadiwijaya, 2010, Tokoh-tokoh Kejawen: Ajaran dan Pengaruhnya. EULE BOOK, Yogyakarta.

Januszewski, Molenda, 2008. Educational Technology (a definition with commentary), New


York: Lawrence Erlbaum Associates

Pershing, James A, 2006. Handbook of Human Performance Technology Third Edition, San
Francisco: Pfeiffer.

Suhartoyo dan Endang Daruni Asdi. 1979. Pengantar Logika Modern Jilid I. Yogyakarta:
Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada.

Zainul, Fadli. 2010. “http://zainulfadli.blogspot.com/2010/09/teknologi-kinerja.html. diakses18


nopember 2019.

Anda mungkin juga menyukai