Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MIKRO TEACHING EFEKTIF

Nama

: Faiz Fathoni

Komisariat

: PK IMM FAI UMP

LATIHAN INSTRUKTUR DASAR


PIMPINAN CABANG IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
BANYUMAS

Kata pengantar

Puji Syukur kami panjatkan kehadirt Tuhan Yang Maha Esa, kerena
oleh hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
mikro teaching dengan judul Tips Efektif Pelaksanaan micro teaching
dan Team Teaching. Makalah ini buat dengan tujuan untuk melengkapi
tugas micro teaching.
Kami mengucapkan terimakasih buat para pembaca yang telah
membaca makalah ini. Tak ada gading yang tak retak, begitula dengan
pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan. Penulis mengharapkan
saran pembaca untuk memperbaiki makalah ini. Trima kasih.

Purwokerto, 4 januari
2016
Penulis

Dafatr Isi

Kata Pengantar

. 1

Daftar Isi

. 2

Bab 1

. 3

Pendahuluan

. 3

A.

Latar Belakang

. 3

B.

Rumusan masalah

. 4

C.

Tujuan penulisan

. 4

D.

Manfaat penulisan makalah

. 4

Bab 2

. 5

Pembahasan

. 5

A.

Tips Sukses Micro Teaching

B.

Tips Sukses Team Teaching

11

Bab 3

18

Penutup

18

A.
B.

Kesimpulan
Saran

Daftar Pustaka

18
.... 19
.. 20

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Micro teaching atau pengajaran Mikro merupakan kegiatan yang

sangat vital bagi setiap mahasiswa atau calon guru. Untuk memenuhi
tuntutan agar dapat percaya diri dan professional di bidang keguruan.
Pembelajaran adalah proses utama pendidik. Interaksi guru dan
murid secara dialogis dan kritis adalah penentu efektivitas program
pembelajaran. Artinya dibutuhkan inovasi pembelajaran dengan berbagai
dengan pendekatan yang efektif untuk membangkitkan semangat belajar
anak didik.
Dilihat dari aspek historis bahwa Pengajaran mikro mulai di
kembangkan di Universitas Stanford pada tahun 1963, dalam rangka
menemukan metode latihan bagi para calon guru yang lebih efektif.
Dalam rangka mengembangkan keterampilan mengajar, ketrampilan
mengajar yang kompleks itu dipecah - pecah menjadi sejumlah
keterampilan agar mudah dipelajari. Di samping itu diteliti pula caracara menggunakan metode secara fleksibel dan efektif, dan disertai
pertanyaan-pertanyaan sebagai reinforcement.
Dengan demikian, guru yang professional adalah guru yang
memiliki kompetensi seni dan ketrampilan dalam mengajar. Ketrampilan
mengajar memerlukan ketrampilan secara spesifik dalam bentuk micro
teaching. Micro teaching merupakan syarat mutlak bagi calon guru
untuk mendapatkan pengaaman-pengalaman nyata dalam berbicara di
depan kelas, mengajar, mengetahui secara langsung keadaan kelas dan
metode, model, strategi dan pendekatan apa yang cocok untuk murid di
dalam kelas.

Globalisasi informasi dan teknologi menjadi tantangan yang serius


dalam dunia pendidikan. Di era ini, profesionalitas guru menjadi syarat
mutlak efektivitas lembaga pendidikan. Jika guru tidak professional maka
dunia pendidikan di negeri akan akan menjadi terbelakang dan sulit
bersaing dengan dunia luar.
Pembelajaran Micro Teaching merupakan bekal bagi setiap calon
guru dalam menghadapi praktik lapangan. Micro Teaching dan Team
Teaching adalah terobosan progresif dalam dunia pendidikan, yang
diharapkan mampu mendongkrak prestasi pendidikan di negeri ini
sehubungan dengan tantangan dunia global yang semakin ketat.
Menurut MZ. Mandaru, peran guru sangat penting dalam
pendidikan. Baik atau buruknya pendidikan tergantung bagaimana
seorang guru melalkukan pendekatan dengan murid dan dari cara
mengajarnya. Guru adalah sarana untuk mewujudkan kecerdasan bangsa
dan cita-cita negara. Sehingga antara guru dan pendidikan merupakan
suatu komponen yang tak terpisahkan.
Sebagai sebuah terobosan progresif dalam pembelajaran, micro
teaching dan team teaching harus didukung oleh sistem operasional yang
efektif dan professional. System tersebut berkisar pada masalah sumber
daya manusia dan sumber daya financial yang terintegrasi dengan baik.
Dari sana, sarana dan prasana yang di butuhkan dapat di penuhi, serta
difungsikan dengan baik dan penuh determinasi.
Dalam konteks inilah dibutuhkan tips efektif pelaksanaan micro
teaching dan team teaching yang akan menyukseskan target
pembelajaran yang di cita - citakan.

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan


sebagai berikut:
1.

Apa saja tips suskes Micro teaching?

2.

Apa saja tips sukses Team Teaching?

C.

Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tujuan penulisan makalah ini adalah :


1.

Menjelaskan tips sukses micro teaching.

2.

Menjelaskan tips sukses Team Taching.

D.

Manfaat Penulisan Makalah

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1.

Mahasiswa-mahasiswi

agar dapat berani tampil berbicara didepan kelas, dan mendapat


pengetahuan tambahan sendiri.

BAB II
PEMBAHASAN

A.

TIPS SUKSES MICRO TEACHING


Ada beberapa tips agar mikro teaching dapat berjalan sukses,

lancar, dan sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa tips tersebut


adalah sebagai berikut.
1.

Tersedianya Laboratorium
Tersedianya laboratorium adalah sebuah keniscayaan.

Laboratorium itu menjadi media eksperimentasi, observasi, dan


generalisasi metode pembelajaran yang akan diaplikasikan guru dalam
mengajar. Laboratorium inilah yang dijadikan sebagai instrument
evaluasi oleh guru senior dalam menilai kemampuan guru junior atau

kesempatan menyerap pengalaman junior kepada guru senior.


Laboratorium tersebut harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan
media pembelajaran yang presenatatif. Misalnya, ada multi media dan
perangkat audio visual, televisi, komputer, dan lain sebagainya.
Menurut A. Suherman, Laboratorium micro teaching memiliki
enam fungsi. Berikut ke enam fungsi tersebut.
Fungsi Intruksional
Laboratorium berfungsi menyediakan fasilitas bagi calon guru atau
tenaga pendidik untuk berlatih, memperbaiki, dan meningkatkan
ketrampilan dalam pembelajaran. Pada hakikatnya, semua kegiatan
tersebut merupakan latihan penerapan pengetahuan tentang metode dan
teknik mengajar atau ilmu keguruan yang telah dipelajari sacara teoritis.
Fungsi pembinaan
Laboratorium micro teaching menyediakan kemudahan untuk
membina atau mengembangkan ketrampilan khusus tentang teknikteknik mengajar yang efektif bagi tenaga kependidikan
Fungsi diagnostik
Laboratorium micro teaching menyediakan fasilitas dan kondisi
spesifik untuk calon guru/tenaga kependidikan yang mengalami kesulitan
dalam melaksanakan ketrampilan-ketrampilan tertentu dalam proses
belajar dan mengajar.
Fungsi Integralistik
Pengajaran melaui micro teaching merupakan bagian integral dari
program pengalaman lapangan (PPL). Ia juga merupakan mata kuliah
prasayarat PPL, dan berstatus mata kliah wajib lulus.
Fungsi Supervisi
Laboratorium micro teaching dapat juga digunakan oleh calon
tenaga pendidik untuk meningkatkan ketrampilan dalam hal mengajar.

Pada gilirannya, ia akan mampu memberikan bimbingan secara


profeional kepada guru-guru di sekolah.
Fungsi Eksperimental
Keberadaan laboratorium micro teaching berfungsi sebagai
wahana percobaan bagi para pakar pendidikan. Seperti, seorang dosen
atau ahli, berdasarkan penelitaiannya, menemukana suatu model atau
metode pembelajaran. Sebelum penemuaaan itu di praktikan dilapangan,
terlebih dahulu ia dapat mengujinya di laboratorium micro teaching ini.
Dengan demikian, hasilnya dapat di evaluasi, dan dapat diketahui letak
kelemahannya untuk segera dilakukan perbaikkan.
Oleh karena fungsi itu, laboratorium micro teaching harus terdiri
atas ruangan khusus yang dilengkapi dengan kamera video, recoder,
microphone, dan penerangan yang cukup. Ukuran luas ruangan micro
teaching tidak ada standar yang baku.
Selanjutnya tersedia sebuah sarana lain. Seperti halnya sebuah
ruang kelas yang dilenkapi dengan white board , meja, kursi dan OHP
kalau memang di perlukan. Seorang teknisi atau operator andal yang
sekaligus dapat bertindak sebagai cameramen adalah sangat di butuhkan
keberadaannya dalam micro teaching. Hal tersebut dikarenakan
pengusaan teknis rekaman video/audio menjadi prasyarat yang mutlak.

2.

Membekali Kompetensi Guru


Guru adalah modal utama dalam pembelajaran. Ia bahakan

memegang peranan utama dalam signifikan dalam sebuah dinamika


pendidikan. Guru inilah, yang harus diberdayakan pertama kali karena
dampaknya sangat luas. Bahkan dalam hal internalisasi moral dan
pencerahan intelektual para murid.
Sebelum masuk dalam micro teaching, guru sebaiknya dibekali
dengan kemampuan dasar pengajaran yang meliputi metode dan teknik
mengajar, pembuatan RPP, penggunaan media pembelajaran, dan

kemampuan menguasai kelas. Sehingga saat masuk dalam laboratorium,


ia siap tampil sebagai seniman dalam panggung teater yang mampu
menampilkan variasi metode pembelajaran secara aktif, dinamis, dan
kreatif.
Dalam konteks pengembangan professionalitas ini, sangat penting
bagi guru mempelajari cara mengajar aktif. Pembelajaran aktif (active
learning) tampaknya telah menjadi pilihan utama dalam praktik
pendidikan saat ini. Di Indonesia, gerakkan pembelajaran aktif ini terasa
semakin mengemuka bersamaan dengan upaya reformasi pendidikan
nasional, yaitu sejak sekitar akhir tahun 90-an. Gerakkan perubahan ini
semakin berlanjut hingga sekarang, dan guru terus menerus semakin
didorong, agar dapt menerapkan konsep pembelajaran aktif dalam setiap
praktik pembelajaran.

3.

Melakukan Pengawasaan
Pengawasaan harus dilakukan dengan mengumpulkan informasi

dan dat sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan. Kemudian data
tersebut dideskripsikan dan dianalisis dengan perangkat keilmuan yang
jelas dan terukur. Dengan demikian, akan diketahui respon anak didik
yang respek, apresiatif, dan fress terkait dengan pendekaan yang
digunakan seorang guru dalam proses pembelajaran dan mengajar. Atau
sebaliknya anak didik justru merasa malas, bosan dan ingin cepat selesai
karena pengetahuan, penampilan, dan pendekatan yang digunakan
seorang guru monoton, pasif, dan sentralistik.
Agar pengawasan dapat berjalan secara efektif, berikut beberapa hal
yang haruds diperhatikan
Pengawasan harus dikaitan dengan tujuan dan kriteri dalam system
pendidikan, efisiensi, dan produktivitas.
Pengawasaan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan
organisasi. oleh karena itu, perlu diperhatikan pola dan tata organisasi,

baik dalam hal susunan, peraturan, kewenangan dan tugas-tugas yang


telah di gariskan dalam uraian tugas(job description).

Pengawasan harus dilakukan secara proporsional. Jika pengawasan


terhadap team terlampau sering, ada kencendrungan mereka akan
kehilangan otonomi, bahkan pengawasan terkadang dirasakan sebagai
bentuk pengekangan. Di beberapa keadaan, pengawasaan yang
sedemikian ketatnya, karyawan cendrung berpikir untuk melakukan
pembelaan diri dari pada berusaha menunjukan pertasi kerja yang baik.
Sistim pengawasan harus dikemudikan (steering controls), yaitu tanpa
mengorbankan otonomi dan kehormatan manajerial, tetapi fleksibel.
Artinya, system pengawasan menunjukan kapan dan dimana tindakkan
korektif harus diambil masalahnya, pengawasan memiliki implikasi
emosional dan motivasional yang berhubungan dengan konsekuensi
fungsional dan disfungsional.
Pengawasaan hendaknya mengacu kepada tindakkan perbaikkan.
Dengan kata lain, tidak hanya mengukapkan penyimpangan, tetapi juga
penyediaan alternatif dan menetukan tindakkan perbaikkan.
Pengawasaan hendaknya mengacu kepada prosedur pemecahan
masalah, menetukan penyebab, membuat rancangan penanggulangan,
melakukan perbaikkan, mengecek hasil perbaikkan, dn mencegah
timbulnya masalah yang serupa.

4.

Evaluasi Secara Kontinu


Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengevaluasi proses

kegiatan belajar dan mengajar. Beberapa cara tersebut antara lain untuk
kerja (performance), penugasan (proyek), hasil kerja (produk), tes tulis,
portofolio, dan penilaian sikap. Adapun manfaat dari evaluasi antara lain
sebagai landasan bagi kegiatan remedial, pengayaan, dan perbaikan
pada tingkat selanjutnya.

Evaluasi juga tidak boleh mengenyampingkan prinsip-prinsip dasar


yang ada di dalamnya. Beberapa prinsip dasar dalam evaluasi adalah
sebagai berikut.

Valid
Terkadang guru kurang memahami apakah instrument yang kita
gunakan dalam evaluasi suda valid atau tidak. Akibatnya, hasil evaluasi
yang kita lakukan menimbulkan efek yang baik terhadap keputusan yang
akan kita ambil terkait dengan hasil yang kita lakukan.
Evaluasi harus dilaksanakan secara objektif. Pelaksanaan evaluasi,
dengan demikian tidak boleh terjebak dalam pertimbangan kemanusiaan
yang semu. Akibatnya, hasil evaluasi tidak menggambarkan prestasi
siswa yang sebenarnya.
Adil
Keadilan, dalam hal apa pun, sangat diperlukan. Guru terkadang
kurang menyeluruh dalam mengevaluasi peserta didik. Evaluasi yang
dilakukan kadang hanya mengambil aspek-aspek tertentu, misalnya pada
aspek knowledge saja.. sementara aspek afektif dan psikomotori
diabaikan.
Terbuka
Prinsip ini menekankan agar pelaksanaan dan hasil evaluasi tidak
boleh ditutup-tutupi. Guru tidak boleh menutup-nutupi hasil evaluasi
karena alasn tertentu. Misalnya, ia merasa tidak senang karena sebagian
siswanya mendapatkan hasil yang bagus. Oleh karena itu, guru tersebut
enggan untuk memberikan hasil evaluasi siswa yang bersangkutan.
Bermakna

Seorang guru juga kadang tidak mengerti apa yang hendak ia capai
dalam evaluasi yang dilakukan. Ia sekedar melakukan proses adminitrasi
dalam kegiatan belajar dan mengajar. Dengan kata lain, ia tidak mengerti
makna dari dilakukannya sebuah evaluasi.
Secara umum, manfaat evaluasi bagi program micro teaching akan
mengahasilkan solusi-solusi cerdas bagi setiap problem yang ada.
Sehingga, problem tersebut tidak berlarut-larut dan menghambat
program yang dicanangkan.

5.

Menggunakan Manajemen Yang Profesional


Manajemen yang diterapkan dalam micro teaching harus

menjujung tinggi aspek profesionalitas, yaitu aspek keadilan, kesetaraan,


dan kesejahteraan. Jangan sampai menerapakan manajemen tradisional
yang otoriter, sentralistik, dan top down.
Micro teaching yang sukses, selalu memperhatikan manajemen
yang transparan, akuntabel, dan pertisipatif sehingga seluruh komponen
yang terlibat merasa di hargai,.
Manajemen yang partisipatif akan mendorong semua elemen untuk
memberikan kontribusi sesuai kemampuan masing-masing demi
suksesnya micro teaching. Mereka akan terpanggil untuk
mendedikasikan kemampuan dan keahliannya demi kesuksessan program
yang dirancangkan. Wahana aktualisasi yang relevan akan mendorong
masing-masing person di dalamnya untuk menampilkan kemampuan
terbaik sesuai dengan jargon.

B.

TIPS SUKSES TEAM TEACHING


Ada beberapa langkah aplikatif dan visioner yang dapat dilakukan

dalam rangka merealisasikan team teaching ini. Langkah-langkah


tersebut adalah sebagai berikut ini:
1.

Perencanaan yang matang


Perencanaan menempati peran utama dalam kesuksessaan team

teaching. Perencanaan yang dilakukan secara bersama-sama menjadi


kebutuhhan pokok. Perencaan itu meliputi beberapa hal antara lain yang

diajarkan, referensi yang digunakan, metode yang dipakai, peran masingmasing team, dan langkah-langkah taktis-solutif yang diperlukan.
Dengan perencanaan yang matang, implementasi team teaching
dilapangan menjadi lebih mudah. Ada keterbukaan, komunikasi, dan
interaksi dinamis antar guru team teaching. Sebab, semua langkah sudah
disepakati secara bersama. Tidak ada yang merasa diperlakukan secara
objek, tetapi semu team teaching berperan penting dalam menyukseskan
agenda.
Menurut Oemar Hamalik, criteria perencanaan pengajaran yang sistemis
adalah sebagai berikut:

Identifikasi Tugas-Tugas
Kegiatan merancang sebuah program harus dimulai dari

identifikasi tugas-tugas yang menjadi tuntutan suatu pekerjaan. Karena


itu perlu dibuat suatu job description secara cermat dan lengkap
berdasarkan prioritaspekerjaan itu. Selanjut ditentukan peranan-peranan
yang harus dilakukan sebagai titik tolak untuk menentukan tugas-tugas
yang akan dikerjakan oleh lulusan.

Analisis Tugas
Tugas-tugas yang telah ditetapkan secara dimensional itu,

selanjutnya dijabarkan menjadi seperangkat tugas yang lebih terperinci.


Setiap dimensi tugas dijabarkan sedemikian rupa, dan mencerminkan
sesuatu yang harus dikerjakan oleh lulusan.

Penetapan Kemampuan
Setiap kemampuan yang ingin dicapai, hendaknya didasarkan pada

kriteriakognitif, afektif, performance(perbuatan), produk, dan


eksplortaoris. Tentu saja, kemampuan-kemampuan yang diharapakan itu
harus relevan dengan tunutnan kerja yang telah ditentukan.

Spesifikasi Pengetahuan, Ketrampilan, dan Sikap

Setiap kemampuan (konigtif, afektif, dan performance) yang perlu


di miliki siswa hendaknya perlu dirinci menjadi lebih spesifik lagi.
Pengetahuan, sikap-sikap danketerampila-keterampilan apa saja yang
perlu dimiliki oleh setiap lulusan

Identifikasi Kebutuhkan Pendidikan dan Latihan


Langkah ini merupakan analisis kebutuhan pendidikan dan latihan.

Artinya jenis-jenis pendidikan atau latihan yang sewajarnya disediakan


dalam rangka mengembangkan kemapuan-kemampuan yang telah
ditetapkan. Misalnya, kegiatan belajar teoritis dan praktis atau latihan di
lapangan.

Perumusan Tujuan
Tujuan program atau pendidikan yang bersifat umum handaknya

dirumuskan kembali sehingga koheren dengan kemampuan-kemampuan


yang hendak di kembangkan.

Kriteria Keberhasilan Program


Kriteria, dalam konteks ini, merupakan indicator keberhasilan

suatu program. Keberhasilan itu di tandai dengan tercapainya tujuantujuan atau kemampuan yang diharapkan. Dengan kata lain, tujuan
program dianggap tercapai bila lulusan dapt menunjukkan kemampuan
dalam melaksanakan tugas yang telah ditentukan.

Organisasi Sumber-Sumber Belajar


Langkah ini menenekankan pada materi pelajaran yang akan

disampaikan sehubungan dengan pencapaian kemampuan yang telah


ditentukan. Komponen ini juga berisikan sumber materi dan objek
masyarakat yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi. Semua
sumber belajar hendaknya di organisasikan dalam rangka mencpai
kemampuan yang telah ditentukkan.

Pemilihan strategi pengajaran

Titik berat pada langkah ini adalah penentuan strategi dan metode
yang akan digunakan untuk mencapai kemampuan yang diharapkan.
Kerena itu perlu dirancang kegiatan-kegiatan pengajaran dalam bentuk
kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, kegiatan mandiri, serta
kegiatan berpengalaman lapangan yang relevan dengan bidang yang
bersangkutan.

Uji Lapangan Program


Pengujian program yang telah didesain dimaksudkan untuk melihat

kemungkinan-kemungkinan saat diimplementasikan. Melalui percobaan


secarasistematis, sebuah program dapat di nilai kemungkinan
keberhasillan dan jenis kesulitan. Pada gilirannya, kegiatan ini dapt
memberikan informasi untuk perbaikkan program dalam masa
mendatang.

Pengukuran Reabilitas Program


Pengukuran ini sejalan dengan pelaksanaan uji coba program di

lapangan. Berdasarkan pengukuran itu, dapat di cek sejauh mana


efektifitas program, valibitas dan rehabilitas alat ukur, dan efektifitas
sistem instruksional. Informasi pengukuran dapat dijadikan sebagai
umpan balik perbaikkan dan penyusunan program selanjutnya.

Pelaksanaa Program
Pada tingkat ini, perlu dirancang dan dianalisis langkah-langkah

yang harus ditempuh dalam rangka pelaksanaan program. Langkahlangkah itu didasari oleh suatu asumsi bahwa rancangan program yang
telah didesain secara cermat, serta dilakukan uji coba dan perbaikkan,
dapat dipublikasikan da dilakukan dalam sampel yang lebih luas.

Monitoring Program
Sepanjang pelaksanaa program, perlu diadakan monitoring secara

terus menerus dan berkala untuk menghimpun informasi tentang


pelaksanaan program. Kegiatan monitoring hendaknya didesain secara
analistis. Mungkin selama pelaksanaan masih terdapat aspek-aspek yang

perlu diperbaiki dan diadptasikan. Dengan demikian, pada akhirnya,


diharapkan ada pengembangan program yang benar-benar sinkron
dengan kebutuhan lapangan, dan memiliki kemampuan beradaptasi.

2. Kerja Sama Sinergis


Kerja sama sinergis merupakan mentalitas lahir dan batin yang
menyatu.Perencanaan tanpa kerja sam sinergis, akan hampa, dan hanya
ada dalam kertas. Akan ada banyak benturan, ketegangan, dan konflik
yang muncul. Oleh sebab itu, dalam team teaching harus diusahakan
mencari patner yang cocok sehingga ada keterbukaan, kerja sama, serta
sinergi lahir dan batin.
Kerja sama ini akan tercipta saling pengertian, mengetahui kelebihan
dan kekurangan masing-masing,serta menghargai dn menempatkan diri
sesuai engan aturan main yang disepakati. Tidak ada paksaan, tekanan,
dan dominasi antara yang satu dengan yang lain. Kerja sama atau
kooperasi berbeda maknanya dengan kompetisi dan induvidualisme.
kompetisi adalah perjuangan menang kalah untuk melihat siapa yang
terbaik. Induvidualisme adalah bekerja secara mandiri berdasarkan
tujuan pembelajaran dengan tingkat kemampuan dan ruang gerak
masing-masing untuk mencapai kriteria keunggulan (individualisme).
Bekerjasama dalam kelompok kecil dapat mempermudah seseorang
untuk memastikan semua anggota mengusai atau tidak materi yang akan
diberikan (koperasi)kepada siswa. Koperasi berarti bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif, setiap anggota
team berusaha untuk mencapai hasil yang menguntungkan bagi diri
mereka sendiri dan semua anggota kelompok.

Ada lima esensial dalm kerja kooperatif. Pertama, iterdepensi positif.


Interdepensi positif akan terstruktur dengan baik apabila setiap anggota

kelompok memandang bahwa mereka terhubung anataa satu sama lain.


Kedua, interaksi yang mendorong antar anggota team adalah untuk
mencapai sukses dengan saling membantu, mendukung, menyemangati,
dan menghargai usaha. Ketiga, tanggung jawab individual (individual
accountability). Tanggung jawab individual akan lahir ketika kinerja
masing-masing anggota kelompok dinilai, dan hasil penilaian tersebut
dikembalikan dianggota kelompok tahu siapa saja yang membutuhkan
bantuan, dukungan, dan dorongan lenih besar dalam menyelesaikan
tugas.
Keempat, berbagi skill interpersonal dan kelompok kecil
(interpersonal and small group skill). Kelima, pemrosesan kelompok
(group processing) pemrosesan kelompok terjadi ketika semua
anggotanya berdiskusi mengenai seberapa baik mereka telah mencapai
tujuan masing-masing, dan seberapa baik mereka telah memelihara
hubungan kerja yang efektif. Kelompok perlu menggambarkan tindakan
angota yang manakah yang telah sangat membantu ataupun tidak. Selain
itu, kelompok juga perlu membuat keputusan tentang sikap mana
sajakah yang perlu dilanjutkan atau diubah.

3.

Aktif Mengevaluasi
Tidak ada sesuatu pun yang sempurna, dan semua memiliki

kelemahan atau kekurangan. Demikian juga dengan kelemahan dan


kekurangan yang terdapat dalam team teaching. Oleh sebab itu, evaluasi
menjadi penting.
Dalam team teaching, sebaiknya ada waktu yang konsisten
digunakan untuk mengevaluasi kelemahan dan kekurangan yang ada.
Ada kesempatan untuk saling memberi dan menerima kritik, saran,
masukan serta ide-ide segar dari patner. Sehingga, pembelajaran yang di
sampaikkan, semakin hari semakin berkualitas.

Dalam hubungannya dengan manajemen pendidikan, tujuan evaluasi


adalah sebagi berikut.

Untuk memperoleh dasar pertimbangan akhir suatu periode kerja;

apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai, dan apa yang perlu
mendapat perhatian khusus.

Untuk menjamin cara kerja yang efektif dan efisien, yang

membawa organisasi kepada penggunaan sumberdaya pendidikan


(manusia/tenaga, sarana/prasarana, biaya) secara efisien.

Untuk memperoleh fakta tentang kesulitan, hambatan, dan

peyimpangan dilihat dari aspek tertentu. Misalnya, dalam hal


pelaksanaan program tahunan, dan kemajuan belajar.
Dengan evaluasi yang dilakukan secara rutin, masalh-masalah yang
timbul akan terpecahkan, dan spirit membangun masa depan akan
kembali menyeruak dengan kuat dalam pribadi masing-masing.

4.

Melakukan Pembaharuan dan Inovasi


Pembaharuan dan inovasi merupakan spirit dalam sebuah

kemajuan. Segala sesuatu yang baru akan membawa kita kepada


keadaan yang menyegarkan,penuh warna,serta jauh drai kebosanan dan
stagnasi. Kita akan berjalan dengan semangat tinggi dalam mencapai
target kualitas yang mendalam dan penuh makna.
Pembaharuan dan inovasi membutuhkan pemikiran cemerlang,
genuine, dan kontekstualisasi antar hasil perenungan dan analisi detail
suatu masalah. Selainitu, pembaharuan dan inovasi membutuhkan
keberanian, tekad, dan keyakinan yang kuat dalm aplikasinya. Komitmen
dan konsistensi mengejar cita-cita akan melahirkan banyak pembaharuan
an inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat dalam jangka panjang.

Selain harmonisasi sosia, progresivitas juga akan mengalir deras dari


pemikiran dan aksi-aksi pembaru.
Team teaching sangat mengharapkan pembaruan dan inovasi
secara terus menerus, baik dalam konteks materi yang disampaikan,
metode pembelajaran, interaksi guru dan murid, lingkungan belajar,
praktik, dan lain sebagainya. Pembeharuan dan inovasi akan menghilang
rasa bosan dan malas, menjadi suasana yang lebih menarik, antusias, dan
powerful.
5.

Mengedepankan Tanggung Jawab Kolektif


Tanggung jawab adalah sikap mental yang siapmelakukan tugas

lahir dan batin sampai tuntas, bahkanmelebihi target yang diterapkan.


Tangggung jawab menjadi karak ter mental yang menjadikan pelaku
tidak bersifat kalkulatif material, tetapi kepuasan orang lain yang
menjadi ukurannya.
Sebagai sebuah team work, team teaching bersifat kolektif.
Kesuksessannya ditentukan oleh kekompakkan dan kebersamaan team
dalam meningkatkan kualitas, baerbagi peran, dan mengembangkan
kreativitas.jangan sampai satu dengan yang lainnya berjalan sendirisendiri, miskomunikasi, dan hal-hal negative lainnya. Sebab, yang akan
menjadi korban adalah anak didik. Mereka tidak akan mendapatkan
pembelajaran yang sempurna. Berbagai penelitian yang berkaitan
dengan efektifvitas sekolah menyimpulkan bahwa kelemahan utama
manajemen pendidikan adalah terletak pada team work yang tidak solid.
Team teaching harus menjadikkan tanggung jawab mendidik diatas
segala-galanya. Pola piker yang harus terbangun adalah bahwa mendidik
merupakan tanggung jawab dalam membentuk kader-kader bangsa yang
akan menentukan perjalanan neegri ini kedepan.
Kebersamaan menjadi senjata ampuh dalam meraih cita-cita besar.
Sementara perceraian, permusuhan, dan komflik akanmelemahkan
kekuatan. Maka, etos kebersamaan ini harus dijaga dan dilestarikan

dalam team teaching sehingga cita-cita luhurnya dapat diraih secara


maksimal.

BAB 111
PENUTUP
A.

Kesimpulan

Menurut penulis kesimpulan dari makalah ini yaitu;


1.

Tips sukses micro teaching


a. Tersedianya laboratorium

Fungsi intruksional

Fungsi pembinaan

Fungsi daignostik

Fungsi integral listik

Fungsi supervisi

Fungsi eksperimental
b. Membekali kompetensi guru
c. Melakukan pengawasan
d. Evaluasi secara kontinu

n Valid

n Objektif

n Adil

n Terbuka

n Bermakna

e. Menggunakan manajemen yang professional

2.

Tips team teaching


1. Perencanaan yang matang

Identifikasi tugas-tugas

Analisis tugas

Penetapan kemampuan

Spesifikasi Pengetahuan, Ketrampilan, dan Sikap

Identifikasi Kebutuhkan Pendidikan dan Latihan

Perumusan Tujuan

Kriteria Keberhasilan Program

Organisasi sumber-sumber belajar

Pemilihan strategi pengajaran

Uji lapangan program

Pengukuran reabilitas program

Perbaikan dan penyesuaian program

Pelaksanaan program

Monitoring program
2. Kerja sama sinergis
3. Aktif mengevaluasi
4. Melakukan pembaruan dan inovasi
5. Mengedepankan tanggung jawab kolektif

B.

Saran

Saran penulis sebaiknya makalah ini mengunakan bahasa yang mudah di


pahami, serta penjelsannya padat dan mudah di pahami.

DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Mamur.2010.Pengenalan Dan Pelaksanaan Lengkap Micro


Teaching Dan Team Teaching.Jogjakarta:Diva Press

Anda mungkin juga menyukai