Nama
: Faiz Fathoni
Komisariat
Kata pengantar
Puji Syukur kami panjatkan kehadirt Tuhan Yang Maha Esa, kerena
oleh hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
mikro teaching dengan judul Tips Efektif Pelaksanaan micro teaching
dan Team Teaching. Makalah ini buat dengan tujuan untuk melengkapi
tugas micro teaching.
Kami mengucapkan terimakasih buat para pembaca yang telah
membaca makalah ini. Tak ada gading yang tak retak, begitula dengan
pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan. Penulis mengharapkan
saran pembaca untuk memperbaiki makalah ini. Trima kasih.
Purwokerto, 4 januari
2016
Penulis
Dafatr Isi
Kata Pengantar
. 1
Daftar Isi
. 2
Bab 1
. 3
Pendahuluan
. 3
A.
Latar Belakang
. 3
B.
Rumusan masalah
. 4
C.
Tujuan penulisan
. 4
D.
. 4
Bab 2
. 5
Pembahasan
. 5
A.
B.
11
Bab 3
18
Penutup
18
A.
B.
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka
18
.... 19
.. 20
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Micro teaching atau pengajaran Mikro merupakan kegiatan yang
sangat vital bagi setiap mahasiswa atau calon guru. Untuk memenuhi
tuntutan agar dapat percaya diri dan professional di bidang keguruan.
Pembelajaran adalah proses utama pendidik. Interaksi guru dan
murid secara dialogis dan kritis adalah penentu efektivitas program
pembelajaran. Artinya dibutuhkan inovasi pembelajaran dengan berbagai
dengan pendekatan yang efektif untuk membangkitkan semangat belajar
anak didik.
Dilihat dari aspek historis bahwa Pengajaran mikro mulai di
kembangkan di Universitas Stanford pada tahun 1963, dalam rangka
menemukan metode latihan bagi para calon guru yang lebih efektif.
Dalam rangka mengembangkan keterampilan mengajar, ketrampilan
mengajar yang kompleks itu dipecah - pecah menjadi sejumlah
keterampilan agar mudah dipelajari. Di samping itu diteliti pula caracara menggunakan metode secara fleksibel dan efektif, dan disertai
pertanyaan-pertanyaan sebagai reinforcement.
Dengan demikian, guru yang professional adalah guru yang
memiliki kompetensi seni dan ketrampilan dalam mengajar. Ketrampilan
mengajar memerlukan ketrampilan secara spesifik dalam bentuk micro
teaching. Micro teaching merupakan syarat mutlak bagi calon guru
untuk mendapatkan pengaaman-pengalaman nyata dalam berbicara di
depan kelas, mengajar, mengetahui secara langsung keadaan kelas dan
metode, model, strategi dan pendekatan apa yang cocok untuk murid di
dalam kelas.
B.
Rumusan Masalah
2.
C.
Tujuan Penulisan
2.
D.
Mahasiswa-mahasiswi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tersedianya Laboratorium
Tersedianya laboratorium adalah sebuah keniscayaan.
2.
3.
Melakukan Pengawasaan
Pengawasaan harus dilakukan dengan mengumpulkan informasi
dan dat sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan. Kemudian data
tersebut dideskripsikan dan dianalisis dengan perangkat keilmuan yang
jelas dan terukur. Dengan demikian, akan diketahui respon anak didik
yang respek, apresiatif, dan fress terkait dengan pendekaan yang
digunakan seorang guru dalam proses pembelajaran dan mengajar. Atau
sebaliknya anak didik justru merasa malas, bosan dan ingin cepat selesai
karena pengetahuan, penampilan, dan pendekatan yang digunakan
seorang guru monoton, pasif, dan sentralistik.
Agar pengawasan dapat berjalan secara efektif, berikut beberapa hal
yang haruds diperhatikan
Pengawasan harus dikaitan dengan tujuan dan kriteri dalam system
pendidikan, efisiensi, dan produktivitas.
Pengawasaan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan
organisasi. oleh karena itu, perlu diperhatikan pola dan tata organisasi,
4.
kegiatan belajar dan mengajar. Beberapa cara tersebut antara lain untuk
kerja (performance), penugasan (proyek), hasil kerja (produk), tes tulis,
portofolio, dan penilaian sikap. Adapun manfaat dari evaluasi antara lain
sebagai landasan bagi kegiatan remedial, pengayaan, dan perbaikan
pada tingkat selanjutnya.
Valid
Terkadang guru kurang memahami apakah instrument yang kita
gunakan dalam evaluasi suda valid atau tidak. Akibatnya, hasil evaluasi
yang kita lakukan menimbulkan efek yang baik terhadap keputusan yang
akan kita ambil terkait dengan hasil yang kita lakukan.
Evaluasi harus dilaksanakan secara objektif. Pelaksanaan evaluasi,
dengan demikian tidak boleh terjebak dalam pertimbangan kemanusiaan
yang semu. Akibatnya, hasil evaluasi tidak menggambarkan prestasi
siswa yang sebenarnya.
Adil
Keadilan, dalam hal apa pun, sangat diperlukan. Guru terkadang
kurang menyeluruh dalam mengevaluasi peserta didik. Evaluasi yang
dilakukan kadang hanya mengambil aspek-aspek tertentu, misalnya pada
aspek knowledge saja.. sementara aspek afektif dan psikomotori
diabaikan.
Terbuka
Prinsip ini menekankan agar pelaksanaan dan hasil evaluasi tidak
boleh ditutup-tutupi. Guru tidak boleh menutup-nutupi hasil evaluasi
karena alasn tertentu. Misalnya, ia merasa tidak senang karena sebagian
siswanya mendapatkan hasil yang bagus. Oleh karena itu, guru tersebut
enggan untuk memberikan hasil evaluasi siswa yang bersangkutan.
Bermakna
Seorang guru juga kadang tidak mengerti apa yang hendak ia capai
dalam evaluasi yang dilakukan. Ia sekedar melakukan proses adminitrasi
dalam kegiatan belajar dan mengajar. Dengan kata lain, ia tidak mengerti
makna dari dilakukannya sebuah evaluasi.
Secara umum, manfaat evaluasi bagi program micro teaching akan
mengahasilkan solusi-solusi cerdas bagi setiap problem yang ada.
Sehingga, problem tersebut tidak berlarut-larut dan menghambat
program yang dicanangkan.
5.
B.
diajarkan, referensi yang digunakan, metode yang dipakai, peran masingmasing team, dan langkah-langkah taktis-solutif yang diperlukan.
Dengan perencanaan yang matang, implementasi team teaching
dilapangan menjadi lebih mudah. Ada keterbukaan, komunikasi, dan
interaksi dinamis antar guru team teaching. Sebab, semua langkah sudah
disepakati secara bersama. Tidak ada yang merasa diperlakukan secara
objek, tetapi semu team teaching berperan penting dalam menyukseskan
agenda.
Menurut Oemar Hamalik, criteria perencanaan pengajaran yang sistemis
adalah sebagai berikut:
Identifikasi Tugas-Tugas
Kegiatan merancang sebuah program harus dimulai dari
Analisis Tugas
Tugas-tugas yang telah ditetapkan secara dimensional itu,
Penetapan Kemampuan
Setiap kemampuan yang ingin dicapai, hendaknya didasarkan pada
Perumusan Tujuan
Tujuan program atau pendidikan yang bersifat umum handaknya
suatu program. Keberhasilan itu di tandai dengan tercapainya tujuantujuan atau kemampuan yang diharapkan. Dengan kata lain, tujuan
program dianggap tercapai bila lulusan dapt menunjukkan kemampuan
dalam melaksanakan tugas yang telah ditentukan.
Titik berat pada langkah ini adalah penentuan strategi dan metode
yang akan digunakan untuk mencapai kemampuan yang diharapkan.
Kerena itu perlu dirancang kegiatan-kegiatan pengajaran dalam bentuk
kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, kegiatan mandiri, serta
kegiatan berpengalaman lapangan yang relevan dengan bidang yang
bersangkutan.
Pelaksanaa Program
Pada tingkat ini, perlu dirancang dan dianalisis langkah-langkah
yang harus ditempuh dalam rangka pelaksanaan program. Langkahlangkah itu didasari oleh suatu asumsi bahwa rancangan program yang
telah didesain secara cermat, serta dilakukan uji coba dan perbaikkan,
dapat dipublikasikan da dilakukan dalam sampel yang lebih luas.
Monitoring Program
Sepanjang pelaksanaa program, perlu diadakan monitoring secara
3.
Aktif Mengevaluasi
Tidak ada sesuatu pun yang sempurna, dan semua memiliki
apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai, dan apa yang perlu
mendapat perhatian khusus.
4.
BAB 111
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Fungsi intruksional
Fungsi pembinaan
Fungsi daignostik
Fungsi supervisi
Fungsi eksperimental
b. Membekali kompetensi guru
c. Melakukan pengawasan
d. Evaluasi secara kontinu
n Valid
n Objektif
n Adil
n Terbuka
n Bermakna
2.
Identifikasi tugas-tugas
Analisis tugas
Penetapan kemampuan
Perumusan Tujuan
Pelaksanaan program
Monitoring program
2. Kerja sama sinergis
3. Aktif mengevaluasi
4. Melakukan pembaruan dan inovasi
5. Mengedepankan tanggung jawab kolektif
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA