Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Pengertian dan langkah langkah tentang observasi dan pembelajaran microteaching

Dosen Pengampu :Alif Via Sufianti, M.Pd

Mata Kuliah : PEMBELAJARAN MIKRO

Di buat oleh Kelompok 1 :

1. Ahmad Khoirudin (201350020)


2. Indri Haryati (201350027)
3. Mukti Ratmasari (201350041)

SEMESTER 6
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
TAHUN AJARAN 2022/2023
STKIP PGRI METRO
LAMPUNG

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat,
taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
tak lupa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan
dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada kita semua.

Terima kasih untuk semua, khususnya orang tua tercinta, dan dosen pembimbing, dan
sahabat-sahabat sekalian yang telah membantu do’a dan semangat dalam pembuatan makalah
ini.

Tulisan ini di susun guna memenuhi tugas “Micro Teaching” dan juga untuk khalayak
ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.

Tulisan ini saya susun dengan segala kemampuan dan semaksimal mungkin. Namun,
saya menyadari bahwa dalam penyusunan tulisan ini tentu tidaklah sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu saya sebagai penyusun makalah ini mohon
kritik, saran, dan pesan dari semua yang membaca tulisan ini.

Lampung, 12 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................1

2.1 Rumusan Masalah.......................................................................................................2

2.2 Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

2.1 Pengertian Micro Teaching.........................................................................................3

2.2 Karakteristik Micro Teaching......................................................................................4

2.3 Perencanaan Pelaksanaan Micro Teaching.................................................................5

2.4 Proses Pelaksanaan Micro Teaching...........................................................................8

BAB III PENUTUP................................................................................................................15

3.1 Kesimpulan................................................................................................................15

3.2 Saran..........................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kegiatan pembelajaran memiliki komponen utama yang perlu harus dikuasai
oleh pendidik, diantaranya: Tujuan atau kompetensi yang diharapkan dapat dicapai,
materi atau bahan ajar yang harus dikuasai oleh siswa, metode atau cara untuk
membelajarkan siswa agar mencapai tujuan yang diharapkan dan evaluasi sebagai alat
untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan atau kompetensi yang ditetapkan.
Sebagai pendidik, sejatinya perlu memperhatikan empat komponen tersebut,
mengingat bahwa pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang komplek.
Seorang guru yang dikatakan profesional jika tidak memiliki kompetensi
menguasai komponen-komponen diatas, belum cukup untuk dikatakan sebagai
pendidik. Empat komponen diatas juga adalah komponen pembelajaran yang saling
berkaitan dan saling mempengaruhi. Oleh karena itu, tak heran jika pembelajaran juga
dapat dikatakan sebagai sebuah sistem, dimana jika ada komponen yang terganggu
atau bahkan hilang, kegiatan pembelajaran pasti terganggu dan pencapaian hasil
belajar tidak maksimal.
Ada beberapa cara yang efektif di gunakan dalam proses pembelajaran oleh
guru untuk mempermudah memberikan pemahaman kepada anak. Pembelajaran
Micro Teaching merupakan sebuah pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif
untuk membina dan membantu mahasiswa calon pendidik dalam meningkatkan
kompetensi mendidik. Kekurangan-kekurangan yang mungkin masih dimiliki oleh
mahasiswa calon pendidik dalam praktik pendidikan, dapat diperbaiki melalui
pembelajaran Micro Teaching. Oleh karena itu, secara konsep Micro Teaching adalah
proses untuk melatih, membina dan meningkatkan kemampuan mendidik bagi mereka
calon pendidik.
Tolak ukur keberhasilan seorang guru adalah tercapainya Tujuan dan Hasil
pembelajaran, untuk mencapai tujuan dan Hasil pembelajaran tersebut dibutuhkan
seorang guru yang benar-benar memiliki kapasitas sebagai tenaga pendidik
professional. 4 Kompetensi Guru harus dipahami untuk kemudian dikuasai melalui
sebuah latihan yang sistematis dan terkontrol. Menurut UU No 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen; seorang guru profesional harus memiliki empat kompetensi dasar
dalam pendidikan. (1) Pedagogi, (2) Kepribadian, (3) Profesional dan (4) Sosial.
1
Upaya kearah tersebut bisa ditempuh salah satunya dengan cara mengoptimalkan
beberapa kegiatan seperti observasi dan Micro Teaching.
Micro Teaching berarti suatu kegiatan mengajar yang dilakukan dengan cara
menyederhanakan atau segalanya dikecilkan. Maka, dengan memperkecil jumlah
siswa, waktu, bahan mengajar dan membatasi keterampilan mengajar tertentu akan
dapat diidentifikasi berbagai keunggulan dan kelemahan pada diri calon guru secara
akurat.

2.1 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Micro Teaching ?
2. Apa Saja Karakteristik Micro Teaching ?
3. Bagaimana Perencanaan Pelaksanaan Micro Teaching ?
4. Bagaimana Proses Pelaksanaan Micro Teaching ?

2.2 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Micro Teaching.
2. Mengetahui Saja Karakteristik Micro Teaching.
3. Memahami Perencanaan Pelaksanaan M icro Teaching.
4. Mengetahui Proses Pelaksanaan Micro Teaching.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Micro Teaching


Microteaching berasal dari dua kata yaitu “Micro” yang berarti kecil, terbatas,
sempit dan “Teaching” berarti mengajar. Jadi, Micro Teaching berarti suatu kegiatan
mengajar yang dilakukan dengan cara menyederhanakan atau segalanya dikecilkan.
Maka, dengan memperkecil jumlah siswa, waktu, bahan mengajar dan membatasi
keterampilan mengajar tertentu, akan dapat diidentifikasi berbagai keunggulan dan
kelemahan pada diri calon guru secara akurat. Micro Teaching atau pembelajaran
mikro, dijelaskan oleh para ahli dengan berbagai pengertian berikut :
a. Mc. Laughlin dan Moulton yang menjelaskan bahwa“microteaching is as
performance training method to isolate the component parts of the teaching
process, so that the trainee can master each component one by one in a simplified
teaching situation” (pembelajaran mikro pada intinya adalah suatu pendekatan
atau model pembelajaran untuk melatih penampilan/ keterampilan mengajar guru
melalui bagian demi bagian dari setiap keterampilan dasar mengajar tersebut,
yang dilakukan secara terkontrol dan berkelanjutan dalam situasi pembelajaran).
b. A. Perlberg menjelaskan bahwa “micro teaching is a laboratory training
procedure aimed at simplifyng the complexities of regular teaching - learning
processing” (pembelajaran mikro pada dasarnya adalah sebuah laboratorium
untuk lebih menyederhanakan proses latihan kegiatan belajar
mengajar/pembelajaran).
c. Sugeng Paranto (1980) menjelaskan bahwa pembelajaran mikro merupakan salah
satu cara latihan praktek mengajar yang dilakukan dalam proses belajar mengajar
yang di "mikro" kan untuk membentuk, mengembangkan keterampilan mengajar.

Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil inti dari pembelajaran mikro,
kurang lebih sebagai berikut :
a. Micro teaching pada intinya merupakan suatu pendekatan atau cara untuk melatih
calon guru dan guru dalam rangka mempersiapkan dan meningkatkan
kemampuan (kompetensi) penampilan mengajarnya.
b. Sesuai namanya micro teaching, maka proses pelatihan dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran mikro dapat dilakukan untuk seluruh aspek
3
pembelajaran. Adapun dalam teknis pelaksanaannya dilakukan secara bertahap
dan hanya memfokuskan pada bagian demi bagian secara terisolasi sesuai dengan
apa yang dikehendaki oleh yang akan berlatih atau sesuai dengan arahan dari
supervisor.
c. Pada saat peserta berlatih melalui pendekatan pembelajaran mikro, untuk
mencermati penampilan peserta, dilakukan pengamatan atau observasi oleh
supervisor atau oleh yang telah berpengalaman. Terhadap setiap penampilan
peserta dilakukan pencatatan, direkam dan kemudian dilakukan diskusi umpan
balik untuk mengkaji kelebihan dan kekurangan, kemudian menyampaikan saran
dan solusi pemecahan untuk memperbaiki terhadap kekurangan yang masih ada
dalam proses latihan berikutnya.

2.2 Karakteristik Micro Teaching


Pembelajaran mikro pada intinya adalah penyederhanaan pembelajaran.
Karena penyederhanaan maka tentu tidak semua keterampilan mengajar dipraktikkan
dalam satu waktu, akan tetapi keterampilan mengajar dipraktikkan sendiri-sendiri.
Seperti keterampilan membuka pelajaran berdiri sendiri, demikian juga pada latihan
berikutnya difokuskan pada keterampilan menjelaskan dan sebagainya. Berikut ini
beberapa hal fundamental berkaitan dengan karakteristik pembelajaran Mikro
Teaching. Di antara karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :
1. Microteaching is a real teaching. Pembelajaran mikro adalah kegiatan mengajar
yang sebenarnya (real teaching), akan tetapi dilaksanakan bukan pada kelas yang
sebenarnya, melainkan dalam suatu kelas, laoratorium atau tempat khusus yang
dirancang untuk pembelajaran mikro.
2. Micro teaching lessons the complexities of normal classroom teaching. Sesuai
dengan namanya micro, latihan mengajar dilakukan secara mikro atau
disederhanakan. Penyederhanaan ini dilakukan dalam setiap unsur atau
komponen pembelajaran.
3. Microteaching focuses on training for the accomplishment of specific tasks
Latihan yang dikembangkan dalam pendekatan pembelajaran mikro hanya
difokuskan pada jenis-jenis keterampilan tertentu secara spesifik, sesuai dengan
apa yang diinginkan oleh setiap yang berlatih atau atas dasar saran yang diberikan
oleh pihak supervisor. Fokus keterampilan tersebut bisa berupa keterampilan

4
membuka pelajaran saja, maka keterampilan lainnya tidak menjadi fokus latihan,
dan sebagainya.
4. Micro teaching allows for the increased control of practice Pembelajaran mikro
diarahkan untuk meningkatkan kontrol pada setiap jenis keterampilan yang
dilatihkan. Kontrol yang ketat, cermat dan komprehensif relatif lebih mudah
dilakukan dalam pembelajaran mikro, karena setiap peserta yang berlatih hanya
memfokuskan diri pada keterampilan tertentu saja.
5. Micro teaching greatly expands teh normal knowledge of results or feedback
dimension in teaching. Pembelajaran mikro diharapkan dapat memperluas
wawasan dan pemahaman yang terkait dengan pembelajaran, karena pihak-pihak
yang berkepentingan dan juga terlibat di dalamnya mendapatkan masukan dari
pihak lainnya.

Konsep pengajaran mikro dilandasi oleh pokok-pokok pikiran, yaitu Pengajaran


yang nyata, artinya pengajaran di laksanakan tidak dalam bentuk sebenarnya, tetapi
berbentuk mini dengan karakteristik sebagai berikut :
1. Peserta berkisar antara 5 – 10 orang
2. Waktu mengajar terbatas sekitar 10-15 menit
3. Komponen mengajar dikembangkan terbatas
4. Latihan terpusat pada keterampilan mengajar.
5. Mempergunakan informasi dan pengetahuan tentang tingkat belajar
6. Umpan balik terhadap kemampuan guru / calon guru.
7. Pengajaran di laksanakan bagi para siswa dengan latar belakang yang berbeda-
beda dan berdasarkan pada kemampuan intelektual kelompok usia tertentu.
8. Pengontrolan secara ketat terhadap lingkungan latihan yang di selenggarakan
dalam laboratorium mikro teaching
9. Pengadaan low-threat-situation untuk memudahkan calon guru mengajari
keterampilan mengajar.
10. Penyediaan low-risk-situation yang memungkinkan siswa berpartisipasi aktif
dalam pengajaran.
11. Penyediaan kesempatan latihan ulang dan pengaturan distribusi latihan dalam
jangka waktu tertentu.

2.3 Perencanaan Pelaksanaan Micro Teaching


5
Pembelajaran mikro teaching pada dasarnya merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran untuk melatih bagian-bagian keterampilan mengajar. Seperti halnya
dengan setiap model atau pendekatan pembelajaran lainnya, dalam pelaksanaannya
terdapat beberapa ketentuan pokok yang harus diperhatikan dan diikuti agar
pelaksanaan pembelajaran tersebut sesuai dengan pendekatan atau model yang
diterapkan.
Perencanaan pembelajaran adalah kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan
dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang akan dipakai untuk menilai
pencapaian tujuan tersebut, materi atau bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana
cara menyampaikannya, dan alat atau media apa yang diperlukan. Sedangkan
perencanaan pembelajaran mikro, yaitu membuat perencanaan atau persiapan untuk
setiap jenis keterampilan mengajar yang akan dilatihkan, secara keseluruhan unsur-
unsur perencanaan tersebut meliputi menentukan tujuan, materi, metode, media dan
evaluasi. Perencanaan Pembelajaran yang dibuat oleh guru praktikan dalam
pembelajaran mikro, merupakan langkah awal untuk melakukan salah satu jenis
keterampilan mengajar.
Demikian juga halnya dengan proses pembelajaran mikro, agar dalam proses
pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar dan berhasil baik, maka tentu saja harus
mengikuti langkah-langkah atau prosedur sesuai dengan hakikat pembelajaran mikro
itu sendiri. Hal ini penting agar kegiatan pelatihan yang dilakukan melalui
pembelajaran mikro dapat membuahkan hasil yang maksimal, yaitu dapat
meningkatkan keterampilan mengajar bagi guru. Adapun tahap-tahap kegiatan yang
harus dilakukan oleh guru dalam mempersiapkan diri untuk melaksanakan
pembelajaran mikro meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Memahami hakikat pembelajaran mikro, terutama berkenaan dengan pertanyaan-
pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana pembelajaran mikro sebagai suatu
pendekatan untuk mempersiapkan, membina dan meningkatkan kemampuan
guru.
2. Mempelajari dengan mendalam jenis-jenis keterampilan dasar mengajar yang
akan dilatihkan dalam pembelajaran mikro. Jenis-jenis keterampilan tersebut
terutama keterampilan yang bersifat umum, yang biasa dilakukan dalam setiap
kegiatan pembelajaran.
3. Melakukan observasi ke sekolah (kelas) tempat berpraktek atau latihan;
dimaksudkan untuk belajar langsung dari lapangan bagimana proses
6
pembelajaran itu dilakukan. Melakukan observasi di kelas yang sebenarnya
terutama diperlukan bagi peserta pemula, yang belum pernah menjadi guru.
4. Membuat persiapan tertulis (perencanaan pembelajaran); yaitu membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran sama layaknya seperti rencana pelaksanaan
pembelajaran pada umumnya.
5. Membentuk kelompok; yaitu membagi peserta latihan kedalam beberapa
kelompok kcil sesuai dengan karateristik model pembelajaran yaitu model
pembelajaran yang disederhanakan, termasuk jumlah pesertanya itu sendiri.

Kelima jenis kegiatan tersebut harus dilakukan oleh setiap peserta sebagai
langkah awal proses pembelajaran mikro. Persiapan awal yang harus dikuasai dengan
matang terutama memahami konsep atau teori, prinsip dan langkah-langkah
pembelajaran mikro. Konsep atau teori sangat penting dikuasai, sebagai dasar atau
persiapan untuk menunjang kelancaran praktek yang akan dilakukan dalam tahap
selanjutnya.
Perencanaan pembelajaran mikro memiliki unsur-unsur yang sama dengan unsur
perencanaan pembelajaran pada umumnya, hanya saja dalam pembelajaran mikro
unsur perencanaan tersebut lebih disederhanakan dan memfokuskan pada jenis
keterampilan yang akan dilatihkan saja. Unsur-unsur pokok yang dikembangkan
dalam perencanaan pembelajaran meliputi:
1. Pengembangan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah sesuatu yang
ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran, yaitu gambaran perubahan perilaku
siswa ke arah yang positif.
2. Pengembangan isi atau materi pembelajaran. Materi pembelajaran yaitu isi atau
bahan yang akan dipelajari siswa. Materi harus direncanakan dan dikembangkan
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
3. Pengembangan metode dan media atau proses pembelajaran. Dalam merumuskan
kegiatan pembelajaran harus menggambarkan aktivitas siswa yang tinggi. Dalam
proses pembelajaran, yang belajar itu adalah siswa, sedangkan guru bertindak
sebagai fasilitator.
4. Pengembangan evaluasi atau penilaian pembelajaran. Evaluasi atau penilaian
dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas proses dan hasil
pembelajaran.

7
2.4 Proses Pelaksanaan Micro Teaching
Setiap guru harus mampu mengembangkan atau membuat perencanaan
pembelajaran. Membuat perencanaan permbelajaran tersubut dimaksudkan untuk
mempermudah atau memberi pedoman bagi guru yang hendak mengajar. Dalam
mengembangkan atau menyusun rencana pembelajaran pada dasarnya
mengembangkan empat komponen pokok pembelajaran yaitu mengembangkan tujuan
atau kompetensi, mengembangkan isi atau bahan ajar untuk mencapai tujuan,
mengembangkan metode, alat, media dan sumber pembelajaran, dan mengembangkan
sistem penilaian. Dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran harus berurutan
dan memperhatikan langkah-langkah penyususnannya. Langkah-langkah operasional
menyusun RPP yaitu menetapkan identitas mata pelajaran, menatapkan SK dan KD,
merumuskan tujuan pembelajaran, menetapkan materi atau bahan ajar, menetapkan
kegiatan pembelajaran, menetapkan metode, alat, media, dan sumber pembelajaran,
dan menetapkan penilaian.
Apabila setiap tahap kegiatan dalam persiapan pembelajaran mikro telah
dilakukan, rencana pembelajaran mikro seperti telah dijelaskan di atas telah dibuat,
maka kegiatan berikutnya calon guru atau peserta yang akan berlatih telah siap untuk
melakukan kegiatan inti (praketk) pembelajaran mikro. Oleh karena itu yang
dimaksud dengan kegiatan inti pembelajaran Mikro Teaching yaitu pelaksanaan
praktek tampil mengajar dalam kelas atau di laboratorium sesuai dengan hakikat
pembelajaran mikro yang sudah di bahas sebelumnya.
Praktek latihan mengajar yang dilakukan melalui pendekatan pembelajaran
mikro, adalah mengajar yang sebenarnya. Dengan demikian setiap unsur atau pihak-
pihak yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran Mikro Teaching harus memerankan
dirinya secara logis dan otimal layaknya seperti kegiatan pembelajaran yang
sebenarnya. Hal ini bertujuan terutama untuk mengkondisikan suasana pembelajaran
yang sebenarnya, agar calon guru atau guru yang sedang berlatih dapat melakukan
proses pembelajaran secara maksimal.
Setiap anggota kelompok, sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing
mulai melakukan aktivitas pembelajaran mikro, yaitu praktek melatih keterampilan
dasar mengajar pada tempat yang sudah direncanakan untuk pembelajaran mikro.
8
Adapun pihak-pihak terkait dalam pembelajaran mikro, serta tugas dan fungsi yang
harus dijalankannya, pada intinya dapat dirinci sebagai berikut:
1. Pihak guru yang berlatih
2. Pihak siswa
3. Pihak Observer
4. Pihak pembimbing atau dosen
5. Sarana dan fasilitas pendukung

Setiap unsur atau pihak yang terlibat dalam pembelajaran mikro harus mampu
memerankan fungsinya secara wajar dan diarahkan pada upaya membantu peserta
yang berlatih agar memiliki kemampuan atau kecakapan yang diharapkan. Adapun
proses kerja atau skenario dari setiap elemen dalam pembelajaran mikro dapat
dijelaskan dalam fungsi dan peran setiap unsur pada pembahasan berikut ini.
1. Fungsi dan peran guru yang berlatih
Calon guru atau peserta yang berlatih dalam pembelajaran mikro teaching,
pada saat ia tampil harus memposisikan dirinya sebagai guru. Tugas guru adalah
membelajarkan siswa, walaupun suasana pembelajarannya dilakukan dalam ruang
atau tempat khusus untuk pembelajaran mikro, bukan di kelas yang sebenarnya
menghadapi teman sendiri atau teman sejawat sebagai siswanya, akan tetapi tugas
guru adalah mengajar yang sebenarnya
Seperti halnya kegiatan pembelajaran yang sebenarnya, maka setiap tahapan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran mikro harus
ditempuh. Kegiatan membuka pembelajaran, kegiatan inti dan kegiatan penutup
pembelajaran secara utuh harus dilakukan. Hanya mengingat waktu pembelajaran
mikro berkisar antara 10 s.d 15 menit, maka guru yang berlatih harus
menyesuaikan dengan waktu yang tersedia. Demikian pula dengan unsur materi
pembelajaran, interaksi pembelajaran harus dilakukan sebagaimana mestinyta.
Hanya karena setiap peserta yang berlatih memfokuskan pada jenis-jenis
keterampilan tertentu saja, maka dalam pelaksanaannya ketika memerankan
sebagai guru, jenis keterampilan yang dilatihkan terus menerus harus menjadi
fokus latihan.
Unsur pokok yang membedakan antara kegiatan pembelajaran mikro dengan
pembelajaran biasa terletak pada “fokus jenis keterampilan” yang akan dilatihkan.
Jika dalam pembelajaran biasa seluruh unsur pembelajaran harus dikuasai dan
9
dilakukan secara optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran. Maka dalam
pembelajaran mikro (sebagai tempat berlatih) guru memusatkan perhatian dan
kemampuannya kepada jenis keterampilan spesifik yang sedang dilatihkan. Oleh
karena itu unsur pembelajaran lain walaupun dilakukan, sifatnya hanya sebagai
penunjang agar pembelajaran berlangsung secara wajar. Sedangkan yang menjadi
acuan utama tetap fokus pada latihan menerapkan jenis keterampilan yang
direncanakan.
Contoh: jika dalam perencanaan pembelajaran mikro, fokus materi latihannya
adalah “Keterampilan Bertanya”, maka jenis keterampilan itu yang mendominasi
dan harus terus menerus dilatihkan dalam pembelajarannya. Mulai membuka
pembelajaran misalnya, maka apersepsi dilakukan dengan menerapkan unsur-
unsur “keterampilan bertanya”. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
oleh guru yang sedang berlatih, apakah sudah dapat mengkondisikan siswa untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran, sesuai dengan hakikat dari apersepsi. Demikian
pula dalam kegiatan inti saat membimbing interaksi pembelajaran dan kegiatan
akhir untuk menutup pembelajaran, “keterampilan bertanyalah” yang lebih
banyak digunakan.
Dengan memfokuskan kegiatan pada jenis keterampilan bertanya sebagai
keterampilan dasar mengajar yang dilatihkan, maka akan memberikan gambaran
dan informasi yang lengkap tingkat kemampuan guru yang sedang berlatih dalam
penguasaan dan keterampilan bertanya dalam pembelajaran. Kelebihan dan
kekurangan akan terlihat oleh pembimbing dan pihak yang mengobservasi,
sehingga akan diperoleh bahan untuk melakukan diskusi pasca tampil berlatih.
Jika pada tahap latihan pertama ”keterampilan bertanya” ternyata belum bisa
berjalan sebagaimana yang diharapkan, maka peserta yang berlatih melakukan
persiapan ulang untuk tampil pada sesi latihan yang kedua kalinya dengan
didasarkan pada masukan hasil diskusi dan refleksi pada penampilan pertama.
2. Fungsi dan peran siswa
Dalam proses pembelajaran, siswa diposisikan sebagai objek sekaligus subjek
pembelajaran. Siswa harus berperan aktif merespon setiap stimulus pembelajaran
agar memperoleh hasil pembelajaran yang memuaskan. Keterlibatan siswa aktif
belajar akan menentukan kualitas proses dan hasil pembelajaran itu sendiri.
Dalam pembelajaran mikro, pihak siswa dituntut untuk memposisikan dirinya
sebagai siswa yang sedang mengikuti pembelajaran, seperti dalam kegiatan
10
pembelajaran biasa. Bahkan dalam pembelajaran mikro fungsi dan peran siswa
bisa bertugas ganda; pertama berfungsi sebagai siswa yang sedang mengikuti
pembelajaran; kedua, sekaligus sebagai observer. Hal ini sangat memungkinkan,
mengingat yang bertindak sebagai siswa dalam pembelajaran mikro melalui feer
teaching adalah teman sendiri, yang tentu saja sudah memiliki wawasan dan
pemahaman terkait dengan jenis keterampilan yang dilatihkan oleh guru
(temannya). Dengan demikian pada saat berperan sebagai siswa, sekaligus ia juga
aktif untuk mencermati gerak-gerik dan perilaku guru, membuat catatan
kelebihan dan kekurangannya untuk dijadikan bahan masukan pada saat diskusi
balikan.
Menurut Sheridian, keterlibatan secara aktif dari setiap anggota dalam
kelompok pembelajaran mikro sangat diharapkan. Melalui aktivitas yang tinggi
dari setiap unsur yang terlibat dalam pembelajaran mikro diharapkan dapat
memberikan masukan, pengalaman dan pembelajaran yang sangat berharga bagi
pihak yang berlatih (trainee). Dengan demikian informasi mengenai kelebihan
maupun kekurangan, komentar, kritik, saran dan solusi yang disampaikan tidak
hanya dari observer atau pembimbing saja, melainkan bisa datang dari pihak yang
berperan sebagai siswa. Dengan demikian pembelajaran mikro akan semakin
kaya dengan berbagai masukan yang justru sangat diperlukan oleh peserta yang
berlatih untuk meningkatkan keterampilan dan kecakapannya.
3. Fungsi dan peran observer
Salah satu bagian dari tugas anggota kelompok dalam pembelajaran mikro
teaching dengan cara “observer”. Tugas observer sesuai dengan namanya adalah
melihat, memperhatikan, mengamati dalam bahasa Inggris “to observe” memiliki
banyak makna antara lain yang dikemukakan di atas yaitu melihat,
memperhatikan, mengamati dan makna sejenis lainnya yang bisa dipakai untuk
tugas observer.
Pada saat melakukan tugas observasi, pihak observer jangan sampai
mengganggu guru yang sedang berlatih. Diupayakan agar guru yang berlatih
merasa tidak ada yang mengawasi, sehingga seolah-olah tidak mengetahui bahwa
ia diobservasi. Sebagai observer ia hanya melihat dengan seksama penampilan
guru yang sedang berlatih. Oleh karena itu secara teknis pihak observer sebaiknya
menempati ruang yang aman tidak terlihat oleh guru yang sedang berlatih, namun
pihak observer dapat melihat langsung gerak-gerik dan seluruh penampilan guru
11
yang sedang berlatih. Tujuan dari kegiatan observasi adalah untuk
mengumpulkan data dan informasi yang akurat dan komprehensif sesuai dengan
apa yang dilihat dan didengar pada saat guru berlatih. Data tersebut sangat
diperlukan sebagai bahan masukan pada kegiatan diskusi yang akan dilakukan
setelah kegiatan latihan selesai.
Bila Anda sebagai calon guru atau bahkan sudah menjadi guru tampil
mengajar di depan kelas, biasanya yang bersangkutan akan sulit untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan saat ia tampil. Dengan demikian kita akan
mengalami kesulitan untuk mengetahui unsur mana yang harus diperbaiki dan
mana yang harus ditingkatkan atau bahkan dihilangkan sama sekali. Kesulitan itu
akan muncul karena pada saat tampil ia kekurangan data atau informasi yang
dating dari pihak luar. Oleh karena itu dengan adanya pihak lain yang secara
khusus diminta untuk mengobservasi, maka kita hanya fokus melaksanakan
proses latihan semaksimal mungkin, dan infomasi dari penampilannya akan
muncul dari pihak observer atau pembimbing.
Observer dalam proses pembelajaran mikro memiliki peran dan kedudukan
yang sangat penting, karena dari hasil pengamatan observel itulah data dan
informasi untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan mengajar setiap
yang berlatih akan didapatkan. Oleh karena sekali lagi pihak observer atau
pembimbing harus yang sudah memiliki pengalaman lebih, agar dapat
melaksanakan tugasnya secara professional. Disamping itu untuk menunjang
kelancaran tugas pihak observer, perhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
a. Format Observasi; Setiap observer harus dilengkapi dengan format observasi.
Format ini sangat penting sebagai panduan bagi observer dalam melakukan
pengamatannya. Melalui format observasi, pihak observer dapat mengetahui
sejauhmana pihak yang berlatih telah mampu menerapkan jenis keterampilan
yang dilatihkannya. Isi format observasi tentu saja harus disesuaikan dengan
setiap jenis keterampilan yang dilatihkannya.
1) Melihat dan mendengarkan; Observer tidak boleh ikut campur
(intervensi) ketika pembelajaran sedang berlangsung. Sesuai dengan
fungsinya observer hanya merekam apa yang dilihat dan didengar, sesuai
dengan format observasi yang dipegangnya. Jika dianggap perlu
disamping menggunakan pedoman observasi, pihak observer dituntut

12
membuat cacatata tambahan yang dianggap penting sesuai dengan
pengalaman yang dimilikinya.
2) Fokus pada penampilan; observer ketika melakukan tugasnya
mengobservasi guru yang sedang berlatih, hanya membatasi dan
memfokuskan pada penampilan keterampilan yang sedang
dilatihkannya. Adapun unsur-unsur lain yang diluar fokus latihan apalagi
menyangkut dengan unsur kepribadiannya sebaiknya diabaikan saja.
4. Fungsi dan peran pembimbing
Dalam pembelajaran mikro yang bertindak sebagai pembimbing ialah dosen
mata kuliah pembelajaran mikro atau pihak supervisor, sesuai dengan fungsi,
tujuan dan kewenangannya. Bila tugas observer dilakukan oleh pihak mahasiswa,
maka mahasiswa tersebut sebatas pada mengamati guru yang sedang berlatih,
sedangkan tugas dosen atau pihak supervisor lainnya adalah memonitor seluruh
pelaksanaan pembelajaran mikro itu sendiri.
Pihak pembimbing atau supervisor bertugas mengelola seluruh pelaksanaan
pembelajaran mikro. Apakah semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran
mikro seperti guru yang berlatih, pihak yang menjadi siswa, pihak observer sudah
menjalankan tugas sesuai denga fungsi dan perannya masing-masing. Pihak
pembimbing mencatat dan menyimpulkan seluruh aspek pembelajaran mikro
yang telah dilakukan. Hasil monitoring kemudian dijadikan dasar untuk
melakukan diksusi umpan balik dan sebagai bahan proses pembimbingan pada
proses pelatihan atau pembelajaran mikro berikutnya.
5. Fungsi dan peran sarana/fasilitas pendukung
Keberadaan sarana dan fasilitas untuk menunjang kelancaran pembelajaran
mikro, tidak kalah penting dibandingkan dengan unsur-unsur pembelajaran mikro
lainnya sepert: pihak guru, siswa, observer dan pihak pembimbing. Tersedianya
sarana dan fasilitas pendukung yang memadai baik secara kuantitas maupun
kualitas, akan menentukan tingkat kualitas yang dihasilkan dari pembelajaran
mikro itu sendiri. Idealnya sarana dan fasilitas pendukung yang harus dimiliki
untuk kelancaran pembelajaran mikro antara lain terdiri dari:
a. Ruang khusus (laboratorium) pembelajaran mikro dengan setting ruangan
dibagi kedalam tiga bagian utama yaitu:
1) Ruang kelas untuk pembelajaran, lengkap dengan meja, kursi, papan
tulis, media dan kelengkapan kelas lainnya.
13
2) Ruang observasi, yaitu tempat untuk observer melihat langsung
penampilan guru. Batas antara ruang observasi dengan ruang kelas
penampilan, sebaiknya disekat oleh kaca yang hanya tembus pandang
dari satu sisi (observer), sementara pihak guru dan siswa di ruang kelas
penampilan tidak dapat melihat ke ruang observer.
3) Ruang teknisi yang akan mengoperasikan peralatan perekam (Audio
visual). Demikian halnya ruang teknisi, sama dengan ruang observer
disekat oleh kaca yang hanya dapat dilihat dari satu arah yaitu dari pihak
teknisi saja.
b. Kamera perekam; yaitu kamera yang dipasang didalam ruang kelas untuk
merekam seluruh aktivitas guru dan siswa selama beralangsungnya
pembelajaran mikro. Jenis kamera yang digunakan sebaiknya adalah kamera
otomatis. Penempatan kamera diusahakan ditempat yang netral sehingga
dapat menjangkau seluruh area aktivitas dalam ruang kelas. Dengan
demikian kamera aktif mengikuti seluruh gerak-gerik guru ketika mengajar
tanpa harus menggunakan operator (kameramen). Hal ini penting agar tidak
mengganggu situasi pembelajaran atau latihan yang sedang dilaksanakan.
Gambarnya langsung tersambung ke ruang observer dan ruang teknisi, dan
melalui TV monitor yang dipasang diruang ruang observasi, pihak observer
dapat dengan jelas melihat dan mendengar suasana pembelajaran di tempat
latihan. Demikian juga pihak teknisi akan dengan mudah mengendalikan
peralatan yang digunakannya sehingga semua aktivitas pembelajaran akan
terpantau.
c. Ruang proyeksi; yaitu suatu ruang pembelajaran yang akan digunakan untuk
memutar ulang hasil rekaman pada saat guru berlatih mengajar. Ruang
proyeksi sekaligus juga digunakan untuk diskusi umpan balik dan melakukan
pembahasan yang dianggap perlu sesuai dengan hasil latihan yang telah
dilakukan. Dalam ruang proyeksi sebaiknya dilengkapi dengan peralatan
teknologi informasi dan komunikasi, misalnya seperangkat komputer dengan
LCD yang selalu siap untuk digunakan. Ruangan proyeksi sebaiknya juga
tersambung dengan jaringan internet, agar memudahkan untuk melakukan
akses informasi untuk memperkaya bahan pada saat kegiatan umpan balik.
Letak ruang proyeksi diusahakan berdampingan dengan ruang lab
pembelajaran mikro, bahkan sebaiknya merupakan bagian dari lab
14
pembelajaran mikro itu sendiri. Hal ini penting agar setiap selesai proses
latihan di ruang kelas tempat berlatih (lab pembelajaran mikro), pada saat itu
pula bisa secara langsung dilakukan pemutaran ulang dan diskusi umpan
balik.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah dapat di simpulkan bahwa Micro Teaching atau
Pembelajaran micro dapat diartikan sebagai cara dalam melatih keterampilan
keguruan atau praktik mengajar dalam lingkup kecil atau terbatas. Jumlah pesertanya
sekitar 5 sampai 10 orang, ruang kelasnya terbatas, waktu pelaksanaanya berkisar
antara 10 dan 15 menit, terfokus kepada keterampilan mengajar tertentu, dan pokok
pembahasannya disederhanakan. Fungsi micro teaching ialah untuk memperkuat
program Pengalaman Lapangan. Karakteristik pembelajaran Mikro Teaching yaitu :
1. Peserta berkisar antara 5 – 10 orang
2. Waktu mengajar terbatas sekitar 10-15 menit
3. Komponen mengajar dikembangkan terbatas
4. Latihan terpusat pada keterampilan mengajar.
5. Mempergunakan informasi dan pengetahuan tentang tingkat belajar
6. Umpan balik terhadap kemampuan guru / calon guru.
7. Pengajaran di laksanakan bagi para siswa dengan latar belakang yang berbeda-
beda dan berdasarkan pada kemampuan intelektual kelompok usia tertentu.
8. Pengontrolan secara ketat terhadap lingkungan latihan yang di selenggarakan
dalam laboratorium mikro teaching
9. Pengadaan low-threat-situation untuk memudahkan calon guru mengajari
keterampilan mengajar.
10. Penyediaan low-risk-situation yang memungkinkan siswa berpartisipasi aktif
dalam pengajaran.
11. Penyediaan kesempatan latihan ulang dan pengaturan distribusi latihan dalam
jangka waktu tertentu.

Perencanaan pembelajaran adalah kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan


dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang akan dipakai untuk menilai
pencapaian tujuan tersebut, materi atau bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana
cara menyampaikannya, dan alat atau media apa yang diperlukan. Sedangkan
perencanaan pembelajaran mikro, yaitu membuat perencanaan atau persiapan untuk
setiap jenis keterampilan mengajar yang akan dilatihkan, secara keseluruhan unsur-
16
unsur perencanaan tersebut meliputi menentukan tujuan, materi, metode, media dan
evaluasi.
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran Micro Teaching ada pihak-pihak terkait
serta tugas dan fungsi yang harus dijalankannya sebagai berikut: Pihak guru yang
berlatih, pihak siswa, pihak observer, pihak pembimbing atau dosen dan sarana dan
fasilitas pendukung

3.2 Saran
Demikian makalah yang kami sampaikan. Dengan harapan semoga dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. oleh karena itu kritik dan saran sangat ddiperlukan demi
kemaslahatan kita semua. Dan semoga kita bisa mengambil hikmahnya. Aamiin.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sukirman, Dadang. (2012). Micro Teaching. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementrian Agama. Hlm.107-120
Sukirman, Dadang. (2012). Micro Teaching. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementrian Agama. Hlm.156
Sukirman, Dadang. (2012). Micro Teaching. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementrian Agama. Hlm.51-55
Dian.Andriani.“Perencanaan pembelajaran micro teaching”.
https://www.academia.edu/31832318/
Perencanaan_Pembelajaran_Mikro_Hakikat_prinsip_dan_model_perencanaan_.
Sukirman, Dadang. (2012). Micro Teaching. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementrian Agama.
UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

18

Anda mungkin juga menyukai