Disusun Oleh :
Fisika 6D
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala Puji Bagi Allah SWT senantiasa kami panjatkan karena atas
limpahan rahmat dan petunjuk yang telah diberikan kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktik
Microteaching dengan pembahasan Pengertian Microteaching dan Teori
Keterampilan Dasar Mengajar.
Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai
pihak. Saya mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan terutama dari Ibu
Rahma Diani, M.Pd yang telah memberikan kontribusi dan motivasi dalam
penyusunan makalah. Oleh karena itu saya mengucapakan banyak terimakasih.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Guru atau pendidik yang baik adalah, mereka yang berhasil membawa
peserta didik mencapai tujuan dan hasil yang baik sesuai dengan kaidah yang
berlaku dalam suatu pendidikan. Untuk mencapai efektifitas suatu pembelajaran,
tentunya dibutuhkan seorang guru profesional yang betul-betul memahami tentang
bagaimana melaksanakan suatu pembelajaran dengan baik, serta memiliki
ketrampilan (skill) dasar mengajar yang baik sebelum melaksankan tugas sebagai
seorang pendidik atau guru .
4
2. Apa saja yang termasuk dalam 8 keterampilan dasar mengajar bagi
pendidik?
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Pengertian Microteaching.
2. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Apa saja yang termasuk dalam
8 keterampilan dasar bagi pendidik.
3. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Apa saja yang termasuk
dalam10 kompetensi guru.
4. Untuk mengetahui Apa saja yang termasuk dalam 4 kompetensi
pendidik.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis, micro teaching berasal dari dua kata yaitu micro berarti kecil,
terbatas, sempit dan teaching berarti pembelajaran. Secara terminologis, micro
teaching adalah redaksi yang berbeda-beda namun mempunyai subtansi makna
yang sama. Berikut pengertian micro teaching menurut para ahli:
Dari beberapa uraian diatas dapat simpulkan bahwa, micro teaching adalah suatu
strategi yang telah dimodifikasi secara khusus untuk memberikan pelatihan
mengajar terhadap para calon pendidik (guru) dengan tujuan untuk
mengembangkan keterampilan dasar mengajar seorang calon pendidik, dalam
bentuk pengajaran mikro (skala kecil), dengan menyederhanakan atau memperkecil
aspek pembelajarannya seperti jumlah murid, waktu dan materinya, sehingga para
calon pendidik dapat memahami kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya, serta
6
dapat memperbaiki kelemahan dan mengembangkan kemampuan tersebut agar
dapat menjadi seorang pendidik (guru) yang professional.
Jumlah Murid
Jumlah murid pada suatu pembelajaran mikro tentu berbeda dengan jumlah
murid pada system pembelajaran makro. Dalam pembelajaran mikro,
jumlah murid disederhanakan atau diperkecil menjadi 5-10 orang.
Alokasi Waktu
Materi atau bahan ajar dalam pembelajaran mikro hanya mencakup 1-2
aspek yang telah disederhanakan.
I. Tujuan Microteaching
1) Tujuan Umum
7
serta memahami kapan dan bagaimana keterampilan
itu diterapkan, sehingga calon guru mampu
menciptakan proses pembelajaran yang efektif,
efisen dan menarik.
Bagi guru
Memberikan penyegaran dalam program
pendidikan.
Guru mendapatkan pengalaman belajar mengajar
yang bersifat individual demi perkembangan
profesinya.
2) Tujuan Umum
Secara khusus, micro teaching memiliki tujuan yaitu:
1) Calon guru mampu menganalisis tingkah laku pembelajaran
kawannya dan dirinya sendiri.
2) Calon guru mampu melaksanakan berbagai jenis
keterampilan dalam proses pembelajaran.
3) Calon guru mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang
efektif, produktif, dan efisien.
4) Calon guru mampu bertindak profesional
8
kalimat-kalimat pembuka yang diucapkan guru adalah faktor utama dalam
menentukan keberhasilan jalannya seluruh proses pembelajaran. Suatu proses
pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuan proses pembelajaran tersebut
dapat tercapai dengan maksimal. Tujuan pembelajaran dapat tercapai
tergantung pada strategi pengajaran yang disiapkan guru pada awal
pembelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar
dapat menjadi tidak berguna jika guru tidak berhasil memfokuskan perhatian
dan minat siswa pada pelajaran. Oleh karena itu, hal-hal yang perlu dilakukan
oleh seorang guru pada awal pembelajaran adalah, menciptakan suasana agar
siswa secara mental, fisik, pshikis, dan emosional terpusat pada kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan. Hal tersebut dapat dilakukan guru dengan
cara cara-cara sebagai berikut:
Menyampaikan cerita
b) Menimbulkan motivasi
9
Rasa ingin tahu siswa dapat distimulus dengan menunjukkan
gambar, mendemonstrasikan sesuatu, menceritakan sesuatu
kejadian yang berkaitan dengan materi yang akan
disampaikan.
c) Memberi acuan
10
2. Mengadakan evaluasi seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi
yang telah disampaikan dengan cara menyuruh siswa untuk,
mendemonstrasikan keterampilan yang telah dipahaminya, menerapkan
ide-ide baru pada situais lain, mengekspresikan pendapat sendiri, dan guru
dapat memberikan soal-soal tertulis dalam bentuk uraian.
Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan guru dalam memberikan suatu
penjelasan, yaitu:
11
Tujuan bertanya dalam suatu kegiatan pembelajran, bukan saja hanya untuk
mengetahui tingkat kemampuan yang dimiliki oleh siswa, tetapi yang lebih
pentinga adalah, dapat mendorong siswa untuk ikut berpastisipasi aktif
dalam suatu kegiatan pembelajaran. Keterampilan bertanya meliputi 2
bagian yaitu, keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya
lanjutan.
12
2. Pengaturan urutan pertanyaan, yaitu mulai pertanyaanyang
paling sederhana diikuti dengan yang kompleks, sampai
kepada pertanyaan yang paling kompleks.
3. Penggunan pertanyaan pelacak dengan berbagai tekhnik
seperti :
mengulangi pertanyaan sendiri atau pertanyaan siswa
menjawab pertanyaan sendiri
menunjuk dulu sebelum bertanya
mengajukan pertanyaan yang mengundang jawaban
serempak
mengajukan pertanyaan ganda
.Memusatkan perhatian
13
Pola interaksi dapat berbentuk: klasikal, kelompok, dan perorangan
sesuai dengan keperluan, sedangkan variasi kegiatan dapat berupa
mendengarkan informasi, menelaah materi, diskusi, latihan, atau
demonstrasi. Tujuan dan manfaat mengadakan variasi adalah:
14
mengelola kelas dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu (1). Keterampilan yang
berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal, (2). Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi
belajar yang optimal.
15
“kompetensi pengelolaan pembelajaran.” “Kompetensi Menyusun Rencana
Pembelajaran” menurut Joni (1984:12), adalah kemampuan merencanakan
program belajar mengajar mencakup kemampuan:
merencanakan pengorganisasian bahan-bahan pengajaran
merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar
merencanakan pengelolaan kelas
merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran
merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan
pengajaran.
2. Kompetensi Kepribadian
Menurut Sumardi, kompetensi kepribadian adalah sifat-sifat unggul
seseorang, seperti sifat ulet, tangguh, atau tabah dalam menghadapi
tantangan atau kesulitan, dan cepat bangkit apabila mengalami kegagalan,
memiliki etos belajar, dan etos kerja yang tinggi.
Didalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan pada penjelasan pasal 28 ayat 3 butir b dijelaskna
bahwa yang dimaksu dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi
teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
3. Kompetensi Social
Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi sosial adalah
kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam
berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini termasuk
keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab
sosial.
Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian
Institut for Teacher Education, menjelaskan kompetensi sosial guru adalah
salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik,
16
membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan
datang.
Menurut PPRI No.74 tahun 2008, tentang undang-undang Guru dan
Dosen sebagaimana termuat dalam penjelasan Pasal 28 Ayat 3, yang
dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif
dan efisien dengan peserta didik.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa,
kompetensi sosial adalah kemampuan seorang pendidik (guru) menjadi
bagian dari masyarakat dilingkungan sekolahnya dan mampu membangun
komunikasi yang baik dan dapat berinteraksi dengan para peserta didik,
dengan tujuan untuk menyiapkan para peserta didik menjadi bagian dari
masyarakat dilingkungannya, memiliki perilaku yang baik , serta memiliki
kemampuan dalam membimbing masyarakat kearah yang baik.
4. Kompetensi Profesional
Yang dimaksud dengan kompetensi social adalah kemampuan
penguasaan materi secara menyeluruh atau luas dan mendalam.
Kompetensi professional yang harus dimiliki oleh seseorang diantaranya:
Menguasai landasan pendidikan
Menguasai bahan pengajaran
Menguasai teknologi informasi
Memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan
Memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program
pendidikan disekolah
Menguasai metode berpikir
Mampu bekerja berencana dan terprogram
Memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan
Mampu memahami bimbingan konseling
Mampu menyelenggarakan administrasi sekolah
Berani mengambil keputusan
17
Pada tahun 1970-an terkenal wacana tentang apa yang disebut sebagai
Pendidikan dan pelathan berbasis kompetensi atau “Competency Based Training
Education (CBTE)”. Pada saat itu, Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis
(Disguntentis) pernah mengeluarkan “buku saku” tentang sepuluh kompetensi
guru,yaitu :
A. Menguasai bahan atau materi
Sebelum guru itu tampil di depan kelas untuk mengelola interaksi
belajar mengajar, terlebih dahulu harus sudah menguasai bahan apa
yang dikontakkan dan sekaligus bahan-bahan apa yang dapat
mendukung jalannya proses belajar mengajar. Dengan modal
penguasaan bahan, guru akan dapat menyampaikan materi perjalanan
secara dinamis. Dalam hal ini yang dimaksud “menguasai bahan” bagi
seorang guru, akan mengandung dua lingkup penguasaan materi, yakni:
Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah.
Menguasai bahan pengayaan atau penunjang bidang studi.
B. Guru yang kompeten, juga harus mampu mengelola program belajar-
mengajar. Dalam hal ini ada beberapa langkah yang harus ditempuh oleh
guru. Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut:
Merumuskan tujuan intruksional atau pembelajaran.
Mengenal dan dapat menggunakan proses intruksional yang
tepat.
Melaksanakan program belajar mengajar
Mengenal kemampuan anak didik.
Merencanakan dan melaksanakan program remidial.
Kemampuan menguasai wawasan atau landasan pendidikan
C. Guru harus memiliki wawasan kependidikan yang luas dan dalam.
Wawasan yang luas dan mendalam akan memudahkan guru dalam
mengambil keputusan yang tepat untuk menentukan tindakan
pendidikan. Keputusan yang tepat juga akan meminimalisasi kesalahan
guru dalam menangani peserta didiknya. Hal tersebut berimplikasi
bahwa seorang guru harus mampu menguasai berbagai
landasan/wawasan kependidikan seperti teori belajar dan prinsip-prinsip
belajar.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mengajar merupakan aktivitas yang kompleks yang mengandung unsur
teknologi, ilmu seni, dan pilihan nilai. Aktivitas mengajar memerlukan
kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi kompetensi
guru secara utuh dan menyeluruh.
Guru memiliki peranan penting dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Berhasilnya suatu proses belajar sangat bergantung pada kompetensi-
kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru. Oleh karena itu, untuk menjadi
seoarang guru yang profesional, para calon pendidik (guru) perlu berlatih
terus menerus, antara lain melalui Micro Teaching.
Melalui micro teaching, para calon pendidik (guru) dapat:
1. Mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum terjun kekelas
yang sebenarnya
2. Menguasai beberapa keterampilan dasar mengajar dan memahami
kapan dan bagaimana keterampilan itu diterapkan, sehingga calaon
guru mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif, efisien
dan menarik
3. Memberikan pengalaman belajar yang nyata dan latihan sejumlah
keterampilan dasar mengajar secara terpisah.
4. Memberikan pemahaman mengenai 4 kompetensi pendidik seta 10
kompetensi guru yang harus dimiliki oleh seorang calon pendidik.
3.2 Saran
1. Dalam dunia pendidikan masih banyak pendidik atau guru-guru yang
belum memahami dan mengerti pentingnya kompetensi atau
keterampilan dalam mengajar. Mereka hanya berpikir bahwa mengajar
adalah hal yang biasa-biasa saja, hal ini membuat banyak para pendidik
atau guru gagal dalam menghasilkan output-output yang berkualitas.
2. Disamping itu juga, kurangnya keterampilan atau kompetensi yang
dimiliki oleh seorang guru, menjadi factor utama kegagalan mereka
untuk menjadi seorang guru yang profesional.
19
3. Oleh karena, saran penulis kepada calon pendidik ataupun yang sudah
menjadi guru serta kepada semua pembaca, agar senantiasa mau terus
belajar dan berlatih, sehingga dapat mengembangkan kemampuan atau
keterampilan dalam mengajar sehingga dapat menghasilkan generasi-
generasi muda yang berkualitas.
4. Ingatlah bahwa masa depan Bangsa ada ditangan generasi muda.
Generasi muda yang berkualitas, hanya bisa dibentuk dari seorang
pendidik (guru) yang berkualitas pula.
20
DAFTAR PUSTAKA
Sukiman, Dadang. (2012). Micro Teaching. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Kementrian Agama. Hlm.107-120
Sukiman, Dadang. (2012). Micro Teaching. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Kementrian Agama. Hlm.156
Sukiman. Dadang. (2012). Micro Teaching. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Kementrian Agama. Hlm.51-55
Dian.Andriani.”PerencanaanPembelajaranMicroteaching” .https://www.academia.
edu/31832318/Perencanaan_Pembelajaran_Micro_Hakikat_prinsip_dan_model_p
erencaan_.
21