Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Pengertian Microteaching dan Teori Keterampilan Dasar Mengajar


(Makalah ini disusun guna memenuhi Mata Kuliah Praktik Microteaching)

Dosen Pengampu : Rahma Diani, M.Pd

Disusun Oleh :

Firda Elisa 1922090291

Fisika 6D

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Allah SWT senantiasa kami panjatkan karena atas
limpahan rahmat dan petunjuk yang telah diberikan kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktik
Microteaching dengan pembahasan Pengertian Microteaching dan Teori
Keterampilan Dasar Mengajar.
Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai
pihak. Saya mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan terutama dari Ibu
Rahma Diani, M.Pd yang telah memberikan kontribusi dan motivasi dalam
penyusunan makalah. Oleh karena itu saya mengucapakan banyak terimakasih.

Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat


kekurangan, sehingga dengan segala kerendahan hati saya mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya kinerja saya yang akan
datang.

Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan


informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR .................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Microteaching........................................................................... 6

2.2 Delapan Keterampilan Mengajar ................................................................ 8

2.3 Empat Kompetensi Guru .......................................................................... 15

2.4 Sepuluh Kompetensi Guru ....................................................................... 17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 19

3.2 Saran… .................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Guru atau pendidik yang baik adalah, mereka yang berhasil membawa
peserta didik mencapai tujuan dan hasil yang baik sesuai dengan kaidah yang
berlaku dalam suatu pendidikan. Untuk mencapai efektifitas suatu pembelajaran,
tentunya dibutuhkan seorang guru profesional yang betul-betul memahami tentang
bagaimana melaksanakan suatu pembelajaran dengan baik, serta memiliki
ketrampilan (skill) dasar mengajar yang baik sebelum melaksankan tugas sebagai
seorang pendidik atau guru .

Keprofesionalisme seorang pendidik dapat diperoleh dari pelatihan serta


pengalaman belajar. Pelatihan dan pengalaman itu sendiri dapat diperoleh antara
lain dengan mengikuti pembelajaran micro (microteaching).

Pembelajaran micro memiliki tujuan untuk membekali para calon pendidik


(guru) agar memiliki beberapa keterampilan dasar dalam mengajar, serta dapat
mendalami makna dan strategi yang akan digunakan pada suatu proses
pembelajaran. Tenaga pendidik (guru) tentunya harus terus berlatih keterampilan
tersebut satu demi satu.
Oleh karena itu, pembelajaran mikro sangat dibutuhkan oleh seorang calon
tenaga pendidik (guru) dalam bentuk peer teaching dengan harapan agar para
calon pendidik sekalius dapat menjadi pengamat bagi teman sesama calon pendidik,
untuk saling memberikan koreksi dan masukan mengenai penguasaan keterampilan
dasar mengajar yang dimilikinya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dideskripsikan diatas dapat ditarik


kesimpulan rumusan masalah sebagaikan berikut :

1. Apa pengertian dari Microteaching?

4
2. Apa saja yang termasuk dalam 8 keterampilan dasar mengajar bagi
pendidik?

3. Apa saja yang termasuk dalam 10 kompetensi guru?


4. Apa saja yang termasuk dalam 4 kompetensi pendidik?

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Pengertian Microteaching.
2. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Apa saja yang termasuk dalam
8 keterampilan dasar bagi pendidik.
3. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Apa saja yang termasuk
dalam10 kompetensi guru.
4. Untuk mengetahui Apa saja yang termasuk dalam 4 kompetensi
pendidik.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Microteaching

Secara etimologis, micro teaching berasal dari dua kata yaitu micro berarti kecil,
terbatas, sempit dan teaching berarti pembelajaran. Secara terminologis, micro
teaching adalah redaksi yang berbeda-beda namun mempunyai subtansi makna
yang sama. Berikut pengertian micro teaching menurut para ahli:

a. Menurut Cooper dan Allen (1971) , pengajaran mikro (microteaching)


merupakan salah satu bentuk model praktek kependidikan atau pelatihan
mengajar.

b. Menurut Jensen (dalam Yatiman, 1999) , pengajaran Micro sebagai suatu


system yang memungkinkan seorang calon guru mengembangkan
keterampilannya dalam menerapkan Teknik mengajar tertentu.
c. Mc.Laughlin dan Moulton (1975) yang menjelaskan bahwa “microteaching
is as performance training method to isolate the component parts of the
teaching process, so that the trainee can master each component one by one
in a simplified teaching situation” (pembelajaran mikro pada intinya adalah
suatu pendekatan atau model pembelajaran untuk melatih penampilan/
keterampilan mengajar guru melalui bagian demi bagian dari setiap
keterampilan dasar).
d. A. Perlberg (1984) menjelaskan bahwa “micro teaching is a laboratory
training procedure aimed at simplifyng the complexities of regular
teaching-learning processing” (pembelajaran mikro pada dasarnya adalah
sebuah laboratorium untuk lebih menyederhanakan proses latihan kegiatan
belajar mengajar/pembelajaran).
e. Sugeng Paranto (1980) menjelaskan bahwa pembelajaran mikro
merupakan salah satu cara latihan praktek mengajar yang dilakukan dalam
proses belajar mengajar yang di “mikro” kan untuk membentuk
mengembangkan keterampilan mengajar.

Dari beberapa uraian diatas dapat simpulkan bahwa, micro teaching adalah suatu
strategi yang telah dimodifikasi secara khusus untuk memberikan pelatihan
mengajar terhadap para calon pendidik (guru) dengan tujuan untuk
mengembangkan keterampilan dasar mengajar seorang calon pendidik, dalam
bentuk pengajaran mikro (skala kecil), dengan menyederhanakan atau memperkecil
aspek pembelajarannya seperti jumlah murid, waktu dan materinya, sehingga para
calon pendidik dapat memahami kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya, serta

6
dapat memperbaiki kelemahan dan mengembangkan kemampuan tersebut agar
dapat menjadi seorang pendidik (guru) yang professional.

Aspek-aspek pembelajaran yang dimaksud adalah dalam segi:

 Jumlah Murid

Jumlah murid pada suatu pembelajaran mikro tentu berbeda dengan jumlah
murid pada system pembelajaran makro. Dalam pembelajaran mikro,
jumlah murid disederhanakan atau diperkecil menjadi 5-10 orang.

 Alokasi Waktu

Demikian juga dengan waktu mengajar. Dalam pembelajaran makro (real


teaching), waktu mengajar berkisar dari 45-90 menit, namun pada
pembelajaran mikro waktu mengajar disederhakan atau diperpendek
menjadi 5-10 menit.

 Materia tau Bahan Ajar

Materi atau bahan ajar dalam pembelajaran mikro hanya mencakup 1-2
aspek yang telah disederhanakan.

I. Tujuan Microteaching

Tujuan pengajaran micro teaching dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu,


tujuan umum dan tujuan khusus.

1) Tujuan Umum

Tujuan micro teaching menurut beberapa ahli adalah sebagai


berikut:
1) Menurut Rostiyah, tujuan micro teaching adalah untuk
mempersiapkan calon guru menghadapi pekerjaan
sepenuhnya dimuka kelas dengan memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap sebagai seorang guru professional.
2) Dwight Allen mengemukakan, bahwa tujuan pembelajaran
mikro adalah:
Bagi calon guru
 Memberikan pengalaman belajar yang nyata dan
latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar secara
terpisah.
 Calon guru dapat mengembangkan keterampilan
mengajarnya sebelum mereka terjun kekelas yang
sebenarnya.
 Memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk
menguasai beberapa keterampilan dasar mengajar

7
serta memahami kapan dan bagaimana keterampilan
itu diterapkan, sehingga calon guru mampu
menciptakan proses pembelajaran yang efektif,
efisen dan menarik.
Bagi guru
 Memberikan penyegaran dalam program
pendidikan.
 Guru mendapatkan pengalaman belajar mengajar
yang bersifat individual demi perkembangan
profesinya.

 Mengembangkan sikap terbuka bagi guru


pembaharuan yang yang berlangsung dipranata
pendidikan.
Adapun tujuan umum dari micro teaching adalah, mengembangkan atau
meningkatkan keterampilan dasar mengajar yang dimiliki oleh seorang calon
pendidik (guru), sehingga mereka memiliki kesiapan diri untuk mengajar disuatu
lembaga pendidikan (sekolah), dan dalam konteks mengajar yang sesungguhnya.

2) Tujuan Umum
Secara khusus, micro teaching memiliki tujuan yaitu:
1) Calon guru mampu menganalisis tingkah laku pembelajaran
kawannya dan dirinya sendiri.
2) Calon guru mampu melaksanakan berbagai jenis
keterampilan dalam proses pembelajaran.
3) Calon guru mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang
efektif, produktif, dan efisien.
4) Calon guru mampu bertindak profesional

2.2 Delapan Keterampilan Mengajar


Untuk menjadi seorang tenaga pendidik (guru) yang professional, tentunya guru
harus memiliki keterampilan dasar mengajar, guna tercapainya suatu proses
pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik. Ada beberapa keterampilan dasar
mengajar yang harus dimiliki oleh seorang pendidik (guru), yaitu:

2.1.1 Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


Membuka pelajaran merupakan kegiatan awal yang harus dilakukan oleh
seorang guru, sebelum memasuki materi atau inti dari sebuah pembelajaran.
Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik (siswa) untuk
mengikuti proses pembelajaran yang meliputi, mental peserta didik,
menciptakan suasana komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta
didik, dan menimbulkan perhatian peserta didik kepada materi yang akan
dipelajari. Aktivitas awal yang dilakukan oleh seorang pendidik (guru), serta

8
kalimat-kalimat pembuka yang diucapkan guru adalah faktor utama dalam
menentukan keberhasilan jalannya seluruh proses pembelajaran. Suatu proses
pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuan proses pembelajaran tersebut
dapat tercapai dengan maksimal. Tujuan pembelajaran dapat tercapai
tergantung pada strategi pengajaran yang disiapkan guru pada awal
pembelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar
dapat menjadi tidak berguna jika guru tidak berhasil memfokuskan perhatian
dan minat siswa pada pelajaran. Oleh karena itu, hal-hal yang perlu dilakukan
oleh seorang guru pada awal pembelajaran adalah, menciptakan suasana agar
siswa secara mental, fisik, pshikis, dan emosional terpusat pada kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan. Hal tersebut dapat dilakukan guru dengan
cara cara-cara sebagai berikut:

a) Memfokuskan perhatian dan membangkitkan minat siswa

Pada awal proses pembelajaran, pikiran siswa belum dapat terfokus


dengan baik pada materi dan proses pembelajaran. Hal ini disebabkan
karena masih banyak aktifitas-aktifitas diluar kelas yang megganggu
perhatian siswa. Untuk dapat mengatasi masalah tersebut, seorang
guru haru mampu menetapkan titik hubungan antara siswa itu sendiri
dengan materi yang akan disampaikan, guru harus mampu
membangkitkan semangat dan keaktifan belajara siswa, guru harus
dapat menghubungkan antara materi yang akan disampaikan dengan
minat dan kebutuhan siswa. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan
oleh guru dalam memfokuskan perhatian dan membangkitkan minat
siswa:

 Mengaitkan materi dengan berita-berita terkini

 Menyampaikan cerita

 Menggunakan alat bantu atau media

 Memvariasikan gaya mengajar

 Menyinggung tentang tugas-tugas yang dilakukan siswa

b) Menimbulkan motivasi

Menimbulkan motivasi dapat dilakukan dengan berbagai cara :

 Memberikan kehangatan dan menunjukan sikap antusias

Guru harus menunjukan sikap yang ramah, antusias,


bersahabat dan penuh keakraban dengan peserta didiknya.

 Menimbulkan rasa ingin tau

9
Rasa ingin tahu siswa dapat distimulus dengan menunjukkan
gambar, mendemonstrasikan sesuatu, menceritakan sesuatu
kejadian yang berkaitan dengan materi yang akan
disampaikan.

 Mengemukakan ide yang bertentangan

Seorang pendidik harus bisa mengutarakan pendapat atau ide-


ide yang bertentangan serta mengutarakan probelema-
problema atau situasi yang berbeda dengan dengan kenyataan
sehari-hari.

c) Memberi acuan

Memberi acuan merupakan usaha mengemukakan secara spesifik dan


singkat serangkaian alternative yang memungkinkan siswa
memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang akan
dipelajari dan cara yang akan hendak ditempuh dalam mempelajari
materi pembelajaran. Adapun cara-cara yang dapat dilakukan guru
adalah:

 Menjelaaskan tujuan pembelajaran

 Menyampaikan garis besar pembelajaran

 Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

d) Mengaitkan pelajaran yang telah dipelajari dengan topic baru

Pelajaran dalam pertemuan sebelumnya harus diulang secara ringkas


untuk dikaitkan dengan pelajaran yang baru. Contoh usaha guru
dalam mengaitkan adalah:

 Meninjau kembali sampai sejauh mana siswa dapat


memahami pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya.

 Membandingkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa


dengan materi yang akan disampaikan.

Sedangkan keterampilan dalam menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan


guru untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh
guru untuk mengakhiri pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Melakukan tinjauan kembali pada materi yang telah disampaikan, dengan


cara membuat rangkuman atau ringkasan mengenai materi yang telah
dijelaskan.

10
2. Mengadakan evaluasi seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi
yang telah disampaikan dengan cara menyuruh siswa untuk,
mendemonstrasikan keterampilan yang telah dipahaminya, menerapkan
ide-ide baru pada situais lain, mengekspresikan pendapat sendiri, dan guru
dapat memberikan soal-soal tertulis dalam bentuk uraian.

3. Memberikan tindak lanjut yaitu dalam bentuk, pekerjaan rumah, merancang


sesuatu atau berkunjung kesuatu tempat.

2.1.2 Keterampilan menjelaskan

Dalam kaitan dengan kegiatan belajar mengajar- mengajar, menjelaskan


berarti mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana
secara sistematis, sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh siswa.
Keterampilan dalam menjelaskan materi atau bahan ajar pada proses
pembelajaran sangat dibutuhkan oleh seorang pendidik (guru), karena
betapapun pandainya seorang guru dalam menguasai suatu materi, akan sia-
sia saja apabila ia kurang atau tidak mampu menguasai keterampilan
menjelaskan bahan pelajaran yang dikuasainya. Tujuan dari menjelaskan
adalah :

 Membimbing siswa memahami berbagai konsep, hukum, prinsip


atau prosedur.

 Membimbing siswa menjawab pertanyaan mengapa secara bernalar


 Melibatkan siswa untuk berpikir

 Mendorong murid menghayati berbagai proses penalaran.

Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan guru dalam memberikan suatu
penjelasan, yaitu:

1) Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran


sesuai dengan keperluan.

2) Penjelasan harus relevan dengan tujuan.

3) Materi yang dijelaskan harus bermakna

4) Penjelasan yang diberikan sesuai degan kemampuan dan latar belakang


siswa.

2.1.3 Keterampilan bertanya

Dalam sebuah proses pembelajaran, bertanya memiliki peranan utama


dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berpikir siswa. Oleh
karena itu, guru harus mampu membuat pertanyaan yang baik dan bermutu.

11
Tujuan bertanya dalam suatu kegiatan pembelajran, bukan saja hanya untuk
mengetahui tingkat kemampuan yang dimiliki oleh siswa, tetapi yang lebih
pentinga adalah, dapat mendorong siswa untuk ikut berpastisipasi aktif
dalam suatu kegiatan pembelajaran. Keterampilan bertanya meliputi 2
bagian yaitu, keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya
lanjutan.

1) Keterampilan bertanya dasar

Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa kemampuan


dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis
pertanyaan. Keterampilan bertanya dasar memilik beberapa
komponen, yaitu:

1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat,


memudahkan murid untuk memahaminya.
2. Pemusatan perhatian, kadang-kadang guru perlu memulai
pertanyaan dengan cakupan yang luas, kemudian
memusatkanperhatian murid pada satu tugas yang lebih
sempit.
3. Penyebaran pertanyaan, yang diajukan kepada murid,
hendaknya ditujukan ke seluruh kelas, bukan kepada murid
tertentu. Setelah memberikan waktu sejenak untuk berpikir,
barulah guru menunjuk secara acak murid lain untuk
menanggapi jawaban temannya
4. Pemindahan giliran. Satu pertanyaan yang kompleks dapat
dijawab oleh beberapa murid, sehingga semua aktif untuk
memikirkan pertanyaan yang diberikan.
5. Pemberian waktu berpikir. Setelah mengajukan pertanyaan,
guru hendaknya memberikan kesempatan kepada murid
untuk berpikir, sebelum menjawab.
6. Pemberian tuntunan. Jika pertanyaan guru tidak dapat
dijawab oleh murid, guru hendaknya memberikan tuntunan.

2) Keterampilan bertanya lanjutan

Keterampilan bertanyan lanjut dibentuk atas dasar penguasaan


komponen-komponen keterampilan bertanya dasar. Adapun
komponen-komponen yang terdapat pada keterampilan bertanya
lanjut adalah sebagai berikut:

1. Mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam dalam menjawab


pertanyaan, yaitu dari tingkat yang paling rendah
(mengingat) ke tingkat yang tinggi, seperti memahami,
menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi.

12
2. Pengaturan urutan pertanyaan, yaitu mulai pertanyaanyang
paling sederhana diikuti dengan yang kompleks, sampai
kepada pertanyaan yang paling kompleks.
3. Penggunan pertanyaan pelacak dengan berbagai tekhnik
seperti :
 mengulangi pertanyaan sendiri atau pertanyaan siswa
 menjawab pertanyaan sendiri
 menunjuk dulu sebelum bertanya
 mengajukan pertanyaan yang mengundang jawaban
serempak
 mengajukan pertanyaan ganda

2.1.4 Keterampilan mengadakan variasi


Mengadakan variasi berarti melakukan tindakan yang beraneka ragam yang
dapat membuat sesuatu iotu menjadi tidak monoton didalam pembelajaran,
sehingga dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan rasa
ingin tahiu siswa, serta membuat tingkat aktifitas siswa menjadi bertambah.
Variasi dalam kegiatan belajar-mengajar dibagi kedalam 3 kelompok, yaitu:

a. Variasi dalam gaya mengajar, yang dapat dilakukan dengan berbagai


cara seperti:

 Variasi suara: rendah, tinggi, besar, kecil

 .Memusatkan perhatian

 Membuat kesenyapan sejenak

 Mengadakan kontak pandang

 Variasi gerakan badan dan mimik, dan

 Mengubah posisi, misalnya dari depan kelas ke tengah atau ke


belakang kelas.

b. Variasi dalam penggunaan dalam media dan bahan pelajaran, yang


meliputi:

 Variasi alat dan bahan yang bisa dilihat

 Variasi alat dan bahan yang dapat didengar, serta

 Variasi alat dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi

c. Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan

13
Pola interaksi dapat berbentuk: klasikal, kelompok, dan perorangan
sesuai dengan keperluan, sedangkan variasi kegiatan dapat berupa
mendengarkan informasi, menelaah materi, diskusi, latihan, atau
demonstrasi. Tujuan dan manfaat mengadakan variasi adalah:

 Memelihara dan meningkatkan perhatian siswa terhadap


materi dan aktifitas pembelajaran.

 Terciptanya proses pembelajaran yang menarik dan


menyenangkan bagi siswa.

 Menghilangkan kejenuhan dan kebosanan sebagai akibat dari


kegiatan yang bersifat rutinitas

 Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi rasa ingin


tahu melalui kegiatan investigasi dan eksplorasi.

2.1.5 Keterampilan Memberikan Penguatan

Penggunaan penguatan dalam proses belajar mengajar memiliki


pengaruh yang positif terhadap proses belajar peserta didik dan bertujuan
untuk menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, minat dan
perhatian siswa terhadap pembelajaran, membangkitkan dan memelihara
perilaku, dan iklim belajar yang kondusif sehingga siswa dapat belajar secaa
optimal. Keterampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa
komponen, antara lain:
i. Penguatan verbal
Berupa komentar yang berupa kata-kata pujian, dukungan,
pengakuan, dorongan yang dipergunakan untuk menguatkan
tingkah laku dan penampilan siswa.
ii. Penguatan non-verbal
 Penguatan berupa mimic dan gerakan badan
 Penguatan dengan cara mendekati
 Penguatan dengan sentuhan
 Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan
 Penguatan berupa symbol atau benda

2.1.6 Keterampilan Mengelola Kelas


Keterampilan manajemen kelas menduduki posisi penting dalam
menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran. Dengan demikian
keterampilan manajemen kelas sangat krusial dan fundamental dalam
mendukung proses pembelajaran.
Keterampilan mengelola kelas adalah: keterampilan seorang pendidik
(guru) dalam meningkatkan sumber daya kelas demi terciptanya
pembelajaran yang efektif dan efisien. Secara garis besar keterampilan

14
mengelola kelas dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu (1). Keterampilan yang
berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal, (2). Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi
belajar yang optimal.

2.1.7 Keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil


Memimpin diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur
yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan
kesimpulan, atau pemecahan masalah.
Ada 6 keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam
memimpin diskusi kelompok kecil, yaitu:
 Memussatkan perhatian siswa pada materi diskusi
 Memperjelas masalah urunan pendapat
 Menganalisa pandangan siswa
 Meningkatkan urunan siswa
 Menyebarkan kesempatan berpastisipasi
 Menutup diskusi

2.1.8 Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan


Dalam pengajaran kelompok kecil dan perserongan memungkinkan guru
memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang
lebih akrab antara guru dengan siswa. Ada 4 komponen yang terdapa dalam
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perserongan, antara lain:
 Keterampilan mendekatkan diri secara pribadi
 Keterampilan mengorganisasi
 Keterampilan membimbing dan memudahkan pelajaran
 Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.

2.3 Empat Kompetensi Guru


Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal 10
ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi.

Adapaun kompetensi yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Kompetensi Pedagogik Guru


Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dikemukakan
kompetensi pedagogik adalah “kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik”. Depdiknas (2004:9) menyebut kompetensi ini dengan

15
“kompetensi pengelolaan pembelajaran.” “Kompetensi Menyusun Rencana
Pembelajaran” menurut Joni (1984:12), adalah kemampuan merencanakan
program belajar mengajar mencakup kemampuan:
 merencanakan pengorganisasian bahan-bahan pengajaran
 merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar
 merencanakan pengelolaan kelas
 merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran
 merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan
pengajaran.

Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi penyusunan rencana


pembelajaran meliputi:

 mampu mendeskripsikan tujuan


 mampu memilih materi
 mampu mengorganisir materi
 mampu menentukan metode/strategi pembelajaran
 mampu menentukan sumber belajar/media/alat peraga
pembelajaran
 mampu menyusun perangkat penilaian
 mampu menentukan teknik penilaian
 mampu mengalokasikan waktu.

2. Kompetensi Kepribadian
Menurut Sumardi, kompetensi kepribadian adalah sifat-sifat unggul
seseorang, seperti sifat ulet, tangguh, atau tabah dalam menghadapi
tantangan atau kesulitan, dan cepat bangkit apabila mengalami kegagalan,
memiliki etos belajar, dan etos kerja yang tinggi.
Didalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan pada penjelasan pasal 28 ayat 3 butir b dijelaskna
bahwa yang dimaksu dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi
teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

3. Kompetensi Social
Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi sosial adalah
kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam
berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini termasuk
keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab
sosial.
Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian
Institut for Teacher Education, menjelaskan kompetensi sosial guru adalah
salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik,

16
membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan
datang.
Menurut PPRI No.74 tahun 2008, tentang undang-undang Guru dan
Dosen sebagaimana termuat dalam penjelasan Pasal 28 Ayat 3, yang
dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif
dan efisien dengan peserta didik.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa,
kompetensi sosial adalah kemampuan seorang pendidik (guru) menjadi
bagian dari masyarakat dilingkungan sekolahnya dan mampu membangun
komunikasi yang baik dan dapat berinteraksi dengan para peserta didik,
dengan tujuan untuk menyiapkan para peserta didik menjadi bagian dari
masyarakat dilingkungannya, memiliki perilaku yang baik , serta memiliki
kemampuan dalam membimbing masyarakat kearah yang baik.

4. Kompetensi Profesional
Yang dimaksud dengan kompetensi social adalah kemampuan
penguasaan materi secara menyeluruh atau luas dan mendalam.
Kompetensi professional yang harus dimiliki oleh seseorang diantaranya:
 Menguasai landasan pendidikan
 Menguasai bahan pengajaran
 Menguasai teknologi informasi
 Memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan
 Memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program
pendidikan disekolah
 Menguasai metode berpikir
 Mampu bekerja berencana dan terprogram
 Memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan
 Mampu memahami bimbingan konseling
 Mampu menyelenggarakan administrasi sekolah
 Berani mengambil keputusan

2.4 Sepuluh Kompetensi Guru


Kemampuan mengajar adalah kemampuan esensial yang harus dimilki oleh
guru, tidak lain karena tugas yang paling utama adalah mengajar. Dalam proses
pembelajaran, guru menghadapi siswa-siswa yang dinamis, baik sebagai akibat dari
dinamika internal yang berasal dari dalam diri siswa maupun sebagai akibat
tuntunan dinamika lingkungan yang sedikit banyak berpengaruh terhadap siswa.
Oleh karena itu, kemampuan mengajar harus dinamis juga sebagai tuntunan-
tuntunan siswa yang tak terrelakan. Kemampuan mengajar guru sebenernya
merupakan pencerminan guru atas kompetensinya. Kompetensi ini terdiri dari
berbagai komponen penting.

17
Pada tahun 1970-an terkenal wacana tentang apa yang disebut sebagai
Pendidikan dan pelathan berbasis kompetensi atau “Competency Based Training
Education (CBTE)”. Pada saat itu, Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis
(Disguntentis) pernah mengeluarkan “buku saku” tentang sepuluh kompetensi
guru,yaitu :
A. Menguasai bahan atau materi
Sebelum guru itu tampil di depan kelas untuk mengelola interaksi
belajar mengajar, terlebih dahulu harus sudah menguasai bahan apa
yang dikontakkan dan sekaligus bahan-bahan apa yang dapat
mendukung jalannya proses belajar mengajar. Dengan modal
penguasaan bahan, guru akan dapat menyampaikan materi perjalanan
secara dinamis. Dalam hal ini yang dimaksud “menguasai bahan” bagi
seorang guru, akan mengandung dua lingkup penguasaan materi, yakni:
 Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah.
 Menguasai bahan pengayaan atau penunjang bidang studi.
B. Guru yang kompeten, juga harus mampu mengelola program belajar-
mengajar. Dalam hal ini ada beberapa langkah yang harus ditempuh oleh
guru. Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut:
 Merumuskan tujuan intruksional atau pembelajaran.
 Mengenal dan dapat menggunakan proses intruksional yang
tepat.
 Melaksanakan program belajar mengajar
 Mengenal kemampuan anak didik.
 Merencanakan dan melaksanakan program remidial.
 Kemampuan menguasai wawasan atau landasan pendidikan
C. Guru harus memiliki wawasan kependidikan yang luas dan dalam.
Wawasan yang luas dan mendalam akan memudahkan guru dalam
mengambil keputusan yang tepat untuk menentukan tindakan
pendidikan. Keputusan yang tepat juga akan meminimalisasi kesalahan
guru dalam menangani peserta didiknya. Hal tersebut berimplikasi
bahwa seorang guru harus mampu menguasai berbagai
landasan/wawasan kependidikan seperti teori belajar dan prinsip-prinsip
belajar.

D. Keterampilan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran


Guru harus mampu melakukan kegiatan evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi bertujuan untuk menjamin
kinerja yang dicapai sesuai dengan rencana atau tujuan yang telah
ditetapkan.

Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan dan


pembentukan kompetensi peserta didik , yang dapat dilakukan dengan
penilaian kelas, tes kemampuan dasar penilaian akhir satuan pendidikan
dan sertifikasi, serta penilaian program.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mengajar merupakan aktivitas yang kompleks yang mengandung unsur
teknologi, ilmu seni, dan pilihan nilai. Aktivitas mengajar memerlukan
kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi kompetensi
guru secara utuh dan menyeluruh.
Guru memiliki peranan penting dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Berhasilnya suatu proses belajar sangat bergantung pada kompetensi-
kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru. Oleh karena itu, untuk menjadi
seoarang guru yang profesional, para calon pendidik (guru) perlu berlatih
terus menerus, antara lain melalui Micro Teaching.
Melalui micro teaching, para calon pendidik (guru) dapat:
1. Mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum terjun kekelas
yang sebenarnya
2. Menguasai beberapa keterampilan dasar mengajar dan memahami
kapan dan bagaimana keterampilan itu diterapkan, sehingga calaon
guru mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif, efisien
dan menarik
3. Memberikan pengalaman belajar yang nyata dan latihan sejumlah
keterampilan dasar mengajar secara terpisah.
4. Memberikan pemahaman mengenai 4 kompetensi pendidik seta 10
kompetensi guru yang harus dimiliki oleh seorang calon pendidik.

3.2 Saran
1. Dalam dunia pendidikan masih banyak pendidik atau guru-guru yang
belum memahami dan mengerti pentingnya kompetensi atau
keterampilan dalam mengajar. Mereka hanya berpikir bahwa mengajar
adalah hal yang biasa-biasa saja, hal ini membuat banyak para pendidik
atau guru gagal dalam menghasilkan output-output yang berkualitas.
2. Disamping itu juga, kurangnya keterampilan atau kompetensi yang
dimiliki oleh seorang guru, menjadi factor utama kegagalan mereka
untuk menjadi seorang guru yang profesional.

19
3. Oleh karena, saran penulis kepada calon pendidik ataupun yang sudah
menjadi guru serta kepada semua pembaca, agar senantiasa mau terus
belajar dan berlatih, sehingga dapat mengembangkan kemampuan atau
keterampilan dalam mengajar sehingga dapat menghasilkan generasi-
generasi muda yang berkualitas.
4. Ingatlah bahwa masa depan Bangsa ada ditangan generasi muda.
Generasi muda yang berkualitas, hanya bisa dibentuk dari seorang
pendidik (guru) yang berkualitas pula.

20
DAFTAR PUSTAKA
Sukiman, Dadang. (2012). Micro Teaching. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Kementrian Agama. Hlm.107-120
Sukiman, Dadang. (2012). Micro Teaching. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Kementrian Agama. Hlm.156
Sukiman. Dadang. (2012). Micro Teaching. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Kementrian Agama. Hlm.51-55
Dian.Andriani.”PerencanaanPembelajaranMicroteaching” .https://www.academia.
edu/31832318/Perencanaan_Pembelajaran_Micro_Hakikat_prinsip_dan_model_p
erencaan_.

21

Anda mungkin juga menyukai