Anda di halaman 1dari 7

RESUME PERAN MICROTEACHING DALAM PENINGKATAN

KOMPETENSI CALON PENGAJAR

Dosen Pembimbing : Dr. Dine Trio Ratnasari, M.Pd

Mata Kuliah : PPL

Disusun oleh :

Diana Lapitasari (F4322321012)

Kelas: 6A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SETIA BUDHI RANGKASBITUNG
T.A 2024
Peran Microteaching dalam peningkatan kompetensi
calon pengajar
Apa Itu Microteaching?

Istilah microteaching berasal dari dua kata, pertama kata “micro” yang memiliki arti kecil,
terbatas, sempit, dan sejenisnya. Kemudian ada kata “teaching” yang memiliki arti mengajar.
Jadi dilihat dari bentuk katanya, istilah ini memiliki definisi sebagai kegiatan mengajar yang
segala aspek di dalamnya kemudian diperkecil atau disederhanakan.

Menurut Asril (2011) definisi dari microteaching adalah sebuah model pengajaran yang
diperkecil dan memiliki istilah lain real teaching. Kata “diperkecil” yang dimaksud di sini
mencakup beberapa hal. Pertama jumlah peserta didik yang terbatas, ruang kelas terbatas,
waktu pembelajaran yang terbatas, dan lain-lain.

Micro teaching adalah metode latihan untuk meningkatkan kemampuan serta keterampilan
dasar seorang calon guru dalam mengajar.

Setiap tenaga pengajar/pendidik/pelatih memang dituntut untuk memiliki kompetensi dalam


mengajar. Adanya mata pelatihan microteaching akan membantu setiap calon pendidik
memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Jika pada dasarnya kompetensi tertentu sudah
dikuasai maka bisa beralih ke kompetensi lain dan kemudian terus dikembangkan. Dengan
menyederhanakan situasi dan kondisi latihan diharapkan perhatian dapat difokuskan pada
keterampilan tertentu.

Aspek keterampilan di dalam microteaching menurut Barnawi dan Arifin (2016) meliputi:

 Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

 Keterampilan Menjelaskan Materi

 Keterampilan Mengadakan Variasi metode pembelajaran

 Keterampilan Memberikan Penguatan

 Keterampilan Bertanya untuk merangsang minat belajar


 Keterampilan Mengelola Kelas

 Keterampilan Membimbing Diskusi Kecil

Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil sehingga ketika sudah bisa menguasai kelompok
kelas kecil diharapkan akan mampu ketika dihadapkan pada saat mengajar di kelas
sesungguhnya.

Sasaran micro teaching adalah membentuk calon pendidik berkualitas yang mampu
menguasai empat kompetensi dasar, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional,
kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Cara mengajar micro teaching sama dengan
mengajar di sekolah seperti pada umumnya.

Mengapa disebut pembelajaran mikro? Karena pembelajarannya dilakukan dalam waktu dan
jumlah siswa yang cukup terbatas. Kegiatan ini dilakukan oleh beberapa orang saja dalam
satu kelas. Dengan adanya pembelajaran mikro ini, diharapkan para calon guru lebih siap
dalam menghadapi pembelajaran sesungguhnya di sekolah. Lalu, apa perbedaan micro
teaching dan peer teaching? Perbedaannya, micro teaching dilakukan di dalam kelas dengan
siswa yang cukup terbatas, sementara peer teaching dilakukan bersama rekan sesama calon
guru di tempat yang telah disepakati.

Tujuan Micro Teaching

Adapun tujuan diadakannya pembelajaran mikro adalah sebagai berikut.

1. Mengasah keterampilan dasar calon guru dalam mengajar.

2. Meningkatkan taraf kompetensi mengajar secara bertahap bagi calon guru.

3. Mengembangkan keterbukaan sikap calon guru dalam memperbaiki setiap kekurangan


dalam dirinya, khususnya dalam hal mengajar.

4. Memberikan gambaran umum kondisi sesungguhnya di kelas.

Keterampilan yang Perlu Diperhatikan dalam Micro Teaching


Sebelum melakukan micro teaching guru dan calon guru harus mengetahui bahwa
pembelajaran micro teaching diketahui memiliki sejumlah aspek khusus dan khas.
Harapannya adalah dengan memahami aspek-aspek tersebut dapat memaksimalkan
peningkatan keterampilan khusus guru maupun calon guru dalam mengajar. Apa saja
keterampilan dasar mengajar dalam pembelajaran micro teaching?

1. Membuka dan Menutup Pembelajaran

Keterampilan pertama yang harus diperhatikan adalah keterampilan membuka dan menutup
pembelajaran. Dalam pembelajaran, membuka dan menutup pelajaran harus diperhatikan.
Pembukaan harus dapat meningkatkan minat belajar para siswa dan menutup pelajaran
dengan memastikan semua siswa sudah memahami materi yang diajarkan. Meskipun singkat,
bagian ini tidak boleh dilewatkan.

2. Membuat Variasi Pembelajaran

Keterampilan kedua yang harus ditunjukkan dalam micro teaching adalah bagaimana
mengemas pembelajaran dengan metode-metode yang bervariasi. Waktu yang terbatas tidak
menjadi alasan micro teaching diadakan ala kadarnya saja. Ini adalah tantangan yang harus
ditaklukkan bagaimana membuat pembelajaran tidak membosankan dalam waktu yang
singkat.

Contoh micro teaching misalnya micro teaching yang dilakukan oleh mahasiswa yang akan
menjadi calon guru sebelum melakukan Praktik Keterampilan Mengajar (PKM) atau ketika
calon guru hendak melamar untuk menjadi guru di sebuah sekolah. Kegiatan micro teaching
juga dapat dilakukan oleh guru dalam kegiatan tertentu bersama rekan-rekan sejawatnya.

Micro teaching ini sangat baik untuk dilakukan, baik sebagai bentuk latihan lapangan
langsung bagi guru dan juga calon guru. Kegiatan ini juga dapat diterapkan di sekolah dalam
jangka panjang. Pembelajaran micro teaching ini sangat di anjurkan untuk dilakukan oleh
guru dan calon guru tujuannya adalah antara lain sebagai berikut:

1. Membantu Guru dan Calon Guru Menguasai Keterampilan Khusus

Menjadi seorang guru membutuhkan banyak sekali keterampilan supaya dapat menjalankan
tugas dan fungsinya sebagai pengajar dan pendidik dengan baik. Ketika ada keterampilan
tertentu yang harus dikuasai oleh guru dan calon guru, micro teaching dapat dijadikan sebagai
wahana untuk membantu mereka menguasai berbagai keterampilan khusus untuk mendukung
tugasnya. Karena ada beberapa keterampilan yang tidak dapat dikuasai hanya dengan
membaca teori-teori saja, melainkan harus dipraktikkan secara langsung.

2. Meningkatkan Kompetensi Mengajar

Seperti sudah kita ketahui bersama bahwa seorang guru harus menguasai empat kompetensi,
yaitu salah satunya adalah kompetensi pedagogik. Untuk mengasah dan meningkatkan
kompetensi ini, Guru Pintar dapat melakukan micro teaching dengan teman sejawat. Dari
kegiatan ini, Guru Pintar akan mendapatkan masukan dan juga pengalaman sehingga kualitas
mengajar akan lebih baik dari waktu ke waktu.

3. Meningkatkan Penampilan dan Keterampilan dalam Mengajar

Tujuan microteaching berikutnya adalah membantu para guru dan juga calon guru untuk
dapat meningkatkan performa atau penampilan mereka dalam mengajar. Yang dimaksud
dengan penampilan di sini adalah kemampuan dalam mengajar dengan baik di kelas maupun
di luar kelas. Dari feedback atau umpan yang diberikan setelah microteaching, diharapkan
para guru dan calon guru dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih profesional.
Microteaching juga dapat dijadikan sebagai ajang berbagi praktik baik sesama guru sehingga
dapat saling berbagi dan belajar satu sama lain sehingga dapat meningkatkan keterampilan
dalam mengajar dan manfaatnya tentu saja akan meningkatkan kualitas pendidikan dan
pengajaran.

keterampilan dasar mengajar dalam pembelajaran microteaching

1. Membuka dan Menutup Pembelajaran

Keterampilan pertama yang harus diperhatikan adalah keterampilan membuka dan menutup
pembelajaran. Dalam pembelajaran, membuka dan menutup pelajaran harus diperhatikan.
Pembukaan harus dapat meningkatkan minat belajar para siswa dan menutup pelajaran
dengan memastikan semua siswa sudah memahami materi yang diajarkan. Meskipun singkat,
bagian ini tidak boleh dilewatkan.

2. Membuat Variasi Pembelajaran

Keterampilan kedua yang harus ditunjukkan dalam micro teaching adalah bagaimana
mengemas pembelajaran dengan metode-metode yang bervariasi. Waktu yang terbatas tidak
menjadi alasan micro teaching diadakan ala kadarnya saja. Ini adalah tantangan yang harus
ditaklukkan bagaimana membuat pembelajaran tidak membosankan dalam waktu yang
singkat.

3. Menjelaskan Materi

Keterampilan berikutnya adalah bagaimana menjelaskan materi pelajaran. Guru jangan hanya
menjelaskan ulang isi buku ajar, akan tetapi mampu menjabarkan lebih luas lagi isi dari buku
ajar tersebut. Dalam menjelaskan materi perlu juga untuk menyesuaikan dengan karakter
siswa sehingga semua siswa mendapatkan pengalaman belajar. Hal inilah yang menjadi
alasan bahwa menjelaskan materi membutuhkan keterampilan khusus yang bisa dipelajari
dalam penerapan micro teaching.

4. Bertanya
Keterampilan keempat adalah keterampilan bertanya kepada peserta didik atau siswa. Dalam
micro teaching, Guru Pintar diharapkan tetap memperhatikan cara bertanya kepada siswa.
Tunjukkan bahwa dengan keterampilan bertanya yang dimiliki, dapat membuat siswa lebih
aktif di kelas dan berani bertanya atas materi yang dijelaskan guru.

5. Memberi Penguatan

Keterampilan memberi penguatan adalah sebuah keterampilan yang membantu guru mampu
mendorong siswanya untuk meningkatkan kualitas tingkah laku yang dimiliki. Baik selama di
kelas maupun di luar kelas.

6. Mengelola Kelas

Keterampilan yang keenam dalam aspek micro teaching adalah keterampilan mengelola
kelas. Hal ini mencakup keterampilan kuratif dan juga keterampilan bersifat preventif.
Dengan demikian para guru dan calon guru didorong untuk bisa menciptakan suasana kelas
yang baik dan juga mendapatkan perhatian seluruh siswa di kelas.

7. Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Keterampilan berikutnya adalah keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.


Tidak jarang Guru Pintar di kelas harus mengajar kelompok kecil bahkan perorangan.dalam
micro teaching dapat dijadikan sebagai ajang untuk latihan bagi guru untuk mengajar
perorangan dan kelompok kecil.

8. Membimbing Kelompok Diskusi

Metode diskusi akan membuat kelas lebih hidup. Oleh karena itu dalam micro teaching, guru
juga dibekali keterampilan untuk membimbing kelompok diskusi. Dengan demikian siswa
dapat membentuk kelompok dan mendiskusikan materi pelajaran dengan baik.

Micro Teaching Online

Selama pandemi Covid-19 belum usai, sekolah belum memiliki keleluasaan untuk
mengadakan pembelajaran tatap muka secara penuh. Bahkan, hampir 1,5 tahun lamanya
pembelajaran tatap muka dihentikan. Seluruh aktivitas sekolah dilakukan secara online. Hal
itu juga akan berdampak pada kegiatan pembelajaran mikro.

Agar calon pendidik bisa tetap melakukan kegiatan tersebut, dibuatkan micro teaching online.
Prosedur micro teaching online dilakukan melalui aplikasi seperti Zoom, Google Classroom,
Youtube, atau aplikasi lainnya.
Lantas, apa perbedaan micro teaching dan real teaching?

Pada pembelajaran mikro, jumlah peserta didik, cakupan materi, dan kompetensi dasarnya
terbatas. Sementara itu, pada real teaching jumlah peserta didik, cakupan materi, dan
kompetensinya lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai