Anda di halaman 1dari 25

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keterampilan dasar mengajar merukan kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus yang
harus dimiliki oleh seorang guru, dosen, instruktur atau widyaiswara. Dengan demikian keterampilan
dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar
dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Keterampilan dasar mengajar merupakan suatu keterampilan yang melatih diri untuk dapat
menguasainya. Agar kegiatan latihan keterampilan dasar mengajar yang dilakukan melalui
pendekatan pembelajran mikro dapat berjalan dengan baik dan membuahkan hasil yang optimal maka
tentu saja diperlukan perencanaan yang matang.
Dengan telah dipahaminya perencanaan pembelajaran secara utuh, maka akan memudahkan
untuk melakukan proses adaptasi dalam membuat perencanaan pembelajaran secara umum, dan
khususnya untuk kepentingan pembelajaran mikro, atau untuk kepentingan model pembelajaran
lainnya.
Pengajaran mikro membekali tenaga pendidik beberapa keterampilan dasar mengajar dan
pembelajaran. Bagi calon tenaga pendidik metode ini akan memberi pengalaman mengajar yang nyata
dan latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar secara terpisah. sedangkan bagi calon tenaga
pendidik dapat mengembangkan keterampilan dasar mengajarnya sebelum mereka melaksanakan
tugas sebagai tenaga pendidik.
Memberikan kemungkinan calon tenaga pendidik untuk mendapatkan bermacam
keterampilan dasar mengajar serta memahami kapan dan bagaimana menerapkan dalam program
pembelajaran. sehingga pada akhir masa kuliah mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi
(pengetahuan, keterampilan dan nilai–nilai dasar atau sikap yang direfleksikan dalam berfikir dan
bertindak) sebagai calon guru sehingga memiliki pengalaman melakukan pembelajaran dan kesiapan
untuk melakukan praktek pendidikan di sekolah.

1
B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Micro Teaching ?
2. Apa fungsi micro teaching sebagai sumber belajar ?
3. Bagaimana Manfaat Micro teaching sebagai sumber belajar ?

C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian Micro Teaching
2. Untuk mengetahui fungsi micro teaching sebagai sumber belajar
3. Agar mengetahui Manfaat Micro teaching sebagai sumber belajar

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Micro Teaching


Micro Teaching berasal dari dua kata yaitu micro yang berarti kecil, terbatas, sempit dan
teaching berarti mengajar. Jadi, Micro Teaching berarti suatu kegiatan mengajar yang
dilakukan dengan cara menyederhanakan atau segalanya di kecilkan.Micro teaching
merupakan bentuk pengajaran yang sederhana, di mana calon guru atau peserta didik berada
dalam suatu lingkungan yang terbatas dan terkontrol.(Sumarni,2013:14-15)

Microteaching merupakan sebuah metode peningkatan kemampuan keterampilan


mengajar yang dikembangkan di Universitas Stanford pada tahun 1963 (Imran Mahmud,
Shahriar Rawshon, 2013). Munculnya microteaching dilatar belakangi adanya permasalahan
dalam mempersiapkan guru yang efektif karena adanya kompleksitas aspek pengajaran,
adanya perbedaan antara teori dan praktik. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah kondisi yang
praktis yang mampu menjembatani antara teori dan praktek .( Khuriyah.2017 hal 178-180).

Pembelajaran micro dapat diartikan sebagai cara latihan keterampilan


kegunaan atau praktik mengajar dalam lingkup keci atau terbatas.pembelajaran micro
teaching adalah pembelajaran bagi calon pengajar untuk berlatih agar calon pengajar
dapat memiliki sebuah keterampilan dalam menyampaikan ilmunya kepada pserta
didik,atau mentransfer ilmunya.Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa
pembelajaran micro sebuah model pengajaran yang dikecilkan atau disebut juga
dengan real teaching. .( Asril Zainal.2015:43)

Termasuk di fakultas tarbiyah dan keguruan universitas islam negeri Alauddin


Makassar yang merupakan salah satu lembaga perguruan tinggi islam yang
menyelenggarakan pendidikan akademik dan professional pnedidikan akademik yang
difokuskan pada pembentukan calon pengajar di bidang oendidikan yang diharapkan
agar mencetak calon pendidik yang terampil di bidang ilmu keguruan khususnya
spiritual.

Menurut T. Gilarso dalam bukunya program pengalaman lapangan mengutip


pendapat Flanders dan Brown mengemukakan bahwa prinsip dasar yang melandasi
program micro teaching adalah direncanakan, di dalamnya mengenai materi, metode,
tujuan, kegiatan belajar mengajar, alat-alat bantu yang digunakan, tingkah laku, dan
penampilan. Nyata, terjadi di kelas artinya diwujudkan dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar secara konkret. Bayangan sekaligus dirasakan, dalam diri pengajar
akan terdapat suatu gambaran mengenai tingkah lakunya sendiri. Mencermati dari
pendapat diatas dapt di simpulkan bahwa, perlu tiga langkah meningkatkan
keterampilan profesional guru, yaitu planing ( persiapan yang baik), performance

3
( pelaksanaan latihan mengajar), dan perception ( balikan, keterbukaan mau belajar
dari pengalaman). ( Asril Zainal.2015:43)

Menurut Mc. cc (1975). Micro teaching is as performance training methhod to isolate


the component parts of the teaching process, so that the trainee can master each component
one by one in a simplified teaching situation. Pembelajaran mikro pada intinya adalah suatu
pendekatan atau model pemebelajaran untuk melatih penampilan/keterampilan mengajar guru
melalui bagian demi bagian dari setiap keterampilan dasar mengajar tersebut, yang dilakukan
secara terkontrol dan berkelanjutan dalam situasi pembelajara.sedangkan menurut A. Perlberg
(1984) Micro teaching is a laboratory training procedure aimed at simplifyng the complexities
of regular teaching-learning processing. Pembelajaran mikro pada dasarnya adalah sebuah
laboratorium untuk lebih menyederhanakan proses latihan kegiatan belajar mengajar
(pembelajaran).pendapat lain juga oleh Sugeng Paranto, dkk. (1980)mengatakan bahwa
mikro teaching merupakan salah satu cara latihan praktek mengajar yang dilakukan dalam
proses belajar-mengajar yang di “mikro”kan untuk membentuk, mengembangkan
keterampilan mengajar. (Sukirman,2012:22-23)

Dari ketiga pengertian Pembelajaran Mikro di atas, masing-masing dapat dijelaskan


secara jelas pada pembahasan sebagai berikut:

Pengertian yang pertama dari Mc. Laughlin dan Moulton menyatakan; bahwa mikro
teaching merupakan suatu pendekatan untuk melatih penampilan guru (performance training
method). Dari penegrtian diatas menyatakan bahwa micri teaching itu melatih penampilan
guru artinya di sini calon pendidik dilatih berbicara didepan para peserta didik untuk
mengajarkan ilmu yang diperolehnya atau calon pendidik disini dilatih untuk betul-betul
mengasah keterampilan misalnya membuka pembelajaran,membuat ide kreatif dalam proses
belajar mengaajar.karena keadaan dan kesenangan peserta didik dalam belajar sangat
tergantung dengan bagaimana pendidik mengatur proses belajar mengajar dalam kelas.

Pengertian yang kedua dari A. Perlberg; pada dasarnya hampir sama dengan pendapat
yang peretama. Mikro teaching menurut pengertian yang kedua ini adalah merupakan sebuah
laboratorium yang berfungsi untuk menyederhanakan proses latihan mengajar. Artinya micro
teaching merupakan sarana bagi calon pendidik utntuk berlatih menuangkan ilmunya
terhadapa orang lain,dengan kata lain dengan adanya micro teaching dapat membantu calon
pendidik agar nantinya jika pendidik sudah terjun langsung ke lapangan kerja seperti sekolah
mislanya merekaa tidak akan mengalami kesulitan dalam mengajar karena telah dobekali
dengan keterampilan-keterampilan yang sudah dilatih sebelumnya.dengan micro teaching
menyederhanakan proses latihan mengajar menjadi lebih efisien mungkin.

4
Pengertian yang ketiga dari Sugeng Paranto bahwa Mikro teaching adalah pendekatan
latihan mengajar yang di-mikro-kan. Maksud dari penegrtian ini adalah micro teaching
merupakan mengjar yang disederhanakan.dimana pembelajaran micro teaching ini melatih
para calon pendidik atau media sederhana bagi calon pndidik untuk berlatih mengajar.karena
sebelum kita terjun kedunia kerja otomatis kita juga harus mempunyai persiapan atau bekal
agar dapat berjalan dengan lancar.dengan adanya pembelajaran miro teaching yang
disederhanakan maka calon pendidik dapat merasakan bagaimana jika kita sudah menghadapi
dunia luar .

Beberapa kesimpulan dari ketiga pembahasan mengenai pengertian pembelajaran mikro


tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mikro teaching pada intinya merupakan suatu pendekatan atau cara untuk melatih calon
guru dan guru dalam rangka mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan
(kompetensi) penampilan mengajarnya.
2. Sesuai dengan namanya “micro teaching”, maka proses pelatihan dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran mikro, dapat dilakukan untuk seluruh aspek pembelajaran.
Adapun dalam teknis pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan hanya
memfokuskan pada bagian demi bagian secara terisolasi sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh yang akan berlatih atau sesuai dengan arahan dari supervisor.
3. Pada saat peserta berlatih melalui pendekatan pembelajaran mikro, untuk mencermati
penampilan peserta, dilakukan pengamatan atau observasi oleh supervisor atau oleh yang
telah berpengalaman. Terhadap setiap penampilan peserta dilakukan pencatatan, direkam
dan kemudian dilakukan diskusi umpan balik untuk mengkaji kelebihan dan kekurangan,
kemudian menyampaikan saran dan solusi pemecahan untuk memperbaiki terhadap
kekurangan yang masih ada dalam proses latihan berikutnya.

Micro teaching dapat diartikan sebagai cara latihan keterampilan atau praktik
mengajar dalam lingkup kecil/terbatas. Mc. Knight mengemukakan bahwa “micro
teaching has been described as scaled down teaching encounter desingned to developed
new skills and refine old ones” (Asril, 2012: 43). Sementara Mc. Laughlin & Moulton
mendefinisikan bahwa “micro teaching is as performance training method desingned to
isolate the component part of teaching process, so that the trainee can master each
component one by one in a simplified teaching situation”(Asril, 2012: 43). Mc Knight
mengemukakan bahwa micro teaching adalah “a scalled ownteaching ecounter
desingnedto develop new skills and refine ones”. Sementara Allen dan Ryan

5
mendefinisikan micro teaching sebagai sebuah model pengajaran yang dikecilkan atau
disebut juga real teaching. Jumlah pesertanya berkisar antara 5 sampai 10 orang, ruang
kelas yang terbatas, waktu pelaksanaannya berkisar antara 10 dan15 menit, terfokus pada
keterampilan mengajar tertentu, dan pokok bahasannya disederhanakan. Dari beberapa
pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa micro teaching adalah salah satu usaha yang
berorientasi pada upaya pengembangan dan peningkatan profesi guru, khususnya
mengajar. Prosedur pelaksanaan micro teaching terdiri dari:
a. Mahasiswa atau calon guru harus menyusun Satuan Pembelajaran (SP) atau Rencana
Pembelajaran (RP) atau Skenario, lama penyajian antara 10 sampai 15 menit, ditulis
rapi dan diserahkan kepada dosen pembimbing sebelum tampil untuk mencocokkan
apa yang ditulis sesuai dengan yang dipraktikkan.
b. Bagi mahasiswa yang tidak tampil mereka bertugas sebagai supervisor, observer
tertulis, observer lisan, sekaligus sebagai peserta didik di kelas.

Kegiatan dalam micro teaching:


a. Selama kegiatan berlangsung dicatat dan direkam, pada suatu saat dapat dikaji ulang
lagi.
b. Penilaian micro teaching antara lain: perencanaan tertulis mendesain (RPP),
keterampilan membuka pelajaran, keterampilan bertanya dan menjawab,
keterampilan menguasai dan menjelaskan materi, keterampilan penggunaan media
pembelajaran, keterampilan memakai metode/pendekatan dan strategi pembelajaran,
penampilan (gaya, pakaian), keterampilan mengelola kelas, keterampilan penggunaan
bahasa, volume suara, menyimpulkan dan melakukan evaluasi, dan kemampuan
mengakhiri/menutup pelajaran.
c. Mahasiswa yang tidak hadir lebih dari tiga session dinyatakan gugur atau tidak lulus.
d. Tata ruang proses micro teaching
e. Masing-masing kelompok secara begilir mendapat tugas berperan sebagai guru
supervisor, observer tertulis, obsever lisan dan peserta didik.

Adapun lima langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam micro teaching:

a. Pengenalan (pemahaman konsep pembelajaran micro)


b. Penyajian model dan diskusi
c. Perencanaan/persiapan mengajar
d. Praktik mengajar
e. Diskusi feed back/ umum balik (Asril, 2012: 53).
Micro teaching bukan pengganti praktik lapangan melainkan bagian dari program
Pengalaman Lapangan yang berusaha untuk menimbulkan, mengembangkan serta membina

6
keterampilan-keterampilan tertentu dari calon-calon guru dalam menghadapi kelas (Asril,
2012: 56).

Penguasaan dan keterampilan melakukan setiap unsur pembelajaran yang telah


diperoleh melalui pembelajaran mikro, tentu saja menjadi modal dasar yang sangat berharga
untuk menghadapi tugas pembelajaran yang sebenanrnya. Akan tetapi mengingat
pembelajaran mikro sebagai sarana tempat berlatih dilakukan tidak dalam kelas yang
sebenanrnya (not real class room teaching), maka untuk menghadapi kegiatan pembelajaran
di kelas yang sebenarnya calon guru atau para guru tetap harus melakukan proses adaptasi
disesuaikan dengan kondisi dan situasi kelas yang dihadapi.Proses adaptasi bagi calon guru
atau para guru yang terlebih dahulu telah melakukan proses latihan melalui pembelajan
mikro, relatif akan lebih mudah jika dibandingkan dengan mereka yang tidak melalui proses
latihan dalam pembelajaran mikro. Dengan demikian proses adaptasi diperlukan hanya untuk
menyesuaikan dengan situasi, kondisi maupun karakteristik siswa yang dihadapi. Ibarat Anda
sebagai seorang penyanyi misalnya, Anda berlatih vokal, gaya, penghayatan dan penampilan
yang dilakukan di kamar sambil menghadap cermin, atau dihadapan orang yang telah
profesional. Kemudian setelah berlatih Anda memperoleh beberapa masukan dari yang
mengamati, atau Anda menilai diri sendiri (refleksi) kemudian menyimpulkan kelebihan
maupun kekurangan yang masih ada, dan kemudian memperbaikinya pada latihan berikutnya.
Setelah dianggap cukup baik, secara psikologis tentu saja Anda akan memiliki kepercayaan
diri dengan modal berlatih terbatas yang telah dilakukan, sehingga ketika tampil dengan grup
musik yang sebenarnya, Anda tinggal melakukan adaptasi disesuaikan dengan karakteristik
grup musik yang mengiringinya. Proses adaptasi relatif akan lebih mudah karena Anda telah
melakukan proses latihan secara terbatas. Coba bandingkan dengan mereka yang sama sekali
belum melakukan proses latihan secara terbatas, pasti jauh akan lebih sulit. untuk melakukan
proses adaptasi dengan situasi yang sebenanrnya. Disinilah salah satu letak keunggulan dari
model pembelajaran mikro bagi pembinaan dan peningkatan profesionalisme guru.

Ketika Anda sebagai seorang guru tampil di depan kelas, tentu saja bukan hanya penguasaan
materi yang akan mengantarkan keberhasilan pembelajaran. Akan tetapi setiap perilaku guru
seperti, cara bicara, gaya mengajar, penggunaan metoda dan media, pengelolaan kelas dan
unsur pembelajaran lainnya, akan menentukan kualitas pembelajaran. Pembelajaran bukan
hanya menyampaikan materi kepada siswa, melainkan bagaimana membelajarkan siswa, yaitu
mengelola lingkungan pembelajaran termasuk penampilan guru agar berinteraksi dengan
siswa secara optimal, sehingga diperoleh hasil pembelajaran yang berkualitas.

Oleh karena itu agar fungsi dan peran guru sebagai fasilitator pembelajaran dapat
berjalan sebagaimana mestinya, maka guru harus memiliki kompetensi yang dipersyaratkan.

7
Salah satu kompetensi yang dipersyaratkan menurut Undang-undang no. 14 tahun 2005, atau
menurut PP no. 19 tahun 2005 yaitu kompetensi profesional. Penjelasan dari pasal 28 ayat 3
butir c, bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional yaitu ”kemampuan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkikannya membimbing peserta
didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan”.

Selain penguasaan terhadap materi, ciri lain dari kompetensi profesional tersebut
adalah kemampuan membelajarkan atau dalam istilah penjelasan dari PP no. 19 tahun 2005
adalah ”membimbimbing peserta didik”. Membimbing adalah membelajarkan atau untuk
membuat agar peserta didik melakukan aktivitas belajar, dan ini sangat terkait langsung
dengan kemampuan mengajar (teaching skills). Untuk dimilikinya kompetensi profesional
tersebut, setiap calon guru dan para guru perlu terus berlatih mempersiapkan dan
meningkatkan kemampuan setiap unsur pembelajaran yang harus dikuasainya, antara lain
yaitu melalui pendekatan pembelajaran mikro (micro teaching).

Pembelajaran mikro dapat dipandang sebagai suatu pendekatan yang cukup efektif
dalam mempersiapkan kecakapan mengajar bagi para calon guru maupun untuk
meningkatkan keterampilan mengajar bagi yang sudah menduduki jabatan sebagai guru.
Efektivitas ini didasarkan pada sifat dan karakteristik dari pendekatan pembelajaran mikro itu
sendiri, yaitu antara lain bahwa pembelajaran mikro merupakan suatu program yang cukup
aman dan menyenangkan bagi setiap pseserta untuk melakukan proses latihan.

Microteaching merupakan suatu pembelajaran yang melatih calon guru agar memiliki
keterampilan dasar dan khusus dalam pembelajaran dengan lingkup kecil atau terbatas. Asril
(2011) menyatakan bahwa keterampilan dasar dan khusus guru dalam pembelajaran antara
lain, yaitu keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, bertanya, menjelaskan dan
mengelola kelas, penggunaan bahasa, memberi penguatan, mengadakan variasi, memimpin
diskusi, dan melakukan evaluasi.(Afifah,2017:11)

Microteaching menurut B. Veena dan Digumarti (2004) adalah “is a training


procedure aiming at simplifying the complexities of the reguler teaching process. Micro
teaching is real teaching, althought a teaching situation is constructed in which the student
teacher and pupils work together in a practice situation”Micro berarti kecil, terbatas, sempit,
sedangkan teaching berarti mengajar. Pengajaran mikro (microteaching) adalah suatu situasi
pengajaran yang dilaksanakan dalam waktu dan jumlah siswa yang terbatas, yakni selama 4
sampai 20 menit dengan jumlah siswa sebanyak 3 sampai 10 orang. Di Microteaching peserta
didik berada dalam suatu lingkungan yang terbatas dan terkontrol. Guru mengajarkan hanya
satu konsep dengan menggunakan satu atau dua keterampilan mengajar (Oemar Hamalik,
2009). Pada intinya, microteaching merupakan sebuah sarana pendampingan dan latihan bagi

8
calon guru dalam mengasah dan meningkatkan keterampilannya dalam mengajar dengan
jumlah siswa lebih sedikit. .( Khuriyah.2017 hal 178-180)
micro teaching yang merupakan metode latihan mengajar dalam format yang kecil
dari komponen pembelajaran. Komponen pembelajaran yang dimaksudkan di sini adalah
mencakup jumlah murid, waktu, maupun jenis keterampilan mengajar. Mata kuliah micro
teaching ini penting sekali sebagai upaya sebelum mahasiswa calon guru terjun ke lapangan
untuk melaksanakan praktik mengajar.
Menrut (Natalia S Dea.Siswandari dan Ngadiman.2013 Hal 4-6) Micro teaching
diarahkan untuk pembentukan kompetensi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional, di mana dalam Bab VI pasal 3 dimuat
bahwa kompetensi guru meliputi:
1) kompetensi pedagogic
2) kompetensi kepribadian,
3) kompetensi profesional,
4) kompetensi sosial.

pembelajaran mikro (micro teaching) adalah merupakan proses untuk melatih bagi
mahasiswa calon guru (pre-service) maupun untuk melatih, membina dan meningkatkan
kemampuan mengajar bagi mereka yang telah menjadi guru (in-service). (Sukirman,2012:10)

Menurut Jensen (dalam Yatiman ,1999), pengajaran Micro sebagai suatu sistem yang
memungkinkan seorang calon guru mengembangkan ketrampilannya dalam menerapkan
teknik mengajar tertentu. Kata micro berasal dari kenyataan bahwa ada
pembatasan/pengurangan terhadap kompleksitas pembelajaran klas yang normal. Waktu
pembelajaran, jumlah siswa, ruang lingkup materi pelajaran , komponen ketrampilan
mengajar dikurangi. Pengajaran micro menitikberatkan pada pelatihan untuk pencapaian
tugas-tugas tertentu. Tugas itu dapat berupa latihan ketrampilan mengajar tertentu
(ketrampilan bertanya, ketrampilan memberi penguatan, ketrampilan bervariasi, ketrampilan
menjelaskan, ketrampilan membuka dan menutup pelajaran, ketrampilan membimbing
diskusi kelompok kecil, ketrampilan mengelola kelas dan sebagainya). Microteaching
bercirikan :
a. Jumlah siswa sebagai subjek belajar sedikit, yaitu antara 10-20 orang. Jumlah siswa
yang sedikit tidak akan membuat model guru menjadi gugup (serba salah, sulit bicara,
lupa, menunjukkan gerakan yang lucu, ekspresi wajah kurang meyakinkan, dan
sebagainya), sebagaimana jika jumlah siswanya banyak.
b. Waktu mengajar terbatas, 10-15 menit. c. Bahan yang diajarkan terbatas. Bahan yang
sedikit agar lebih mudah untuk dikuasai dan diingat.

9
c. Ketrampilan mengajar yang dikembangkan pun terbatas. Teknik pelaksanaan
pengajaran micro dilakukan dengan mengisolasikan komponen proses belajar-
mengajar, sehingga calon guru itu menguasai setiap komponen satu persatu dalam
suatu situasi yang disederhanakan.(Ridam Dwi Laksono,2011:5-6)

Micro teaching mencakup beberapa keterampilan mengajar yang nantinya akan


didapatkan mahasiswa selama mengikuti perkuliahan. Menurut Mulyasa,keterampilan
mengajar yang dimaksud mencakup delapan hal, yaitu keterampilan bertanya, memberi
penguatan, mengadakan variasi, kemampuan menjelaskan, membuka dan menutup
pelajaran, membimbing diskusi kelompok, mengelola kelas, dan mengajar dengan baik
(2005). Keterampilan mengajar itu harus dikuasai sehingga diperlukan latihan yang
sitematis. Keterampilan mengajar merupakan keterampilan kompetensi professional yang
cukup kompleks sebagai intgrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan
menyeluruh. Keterampilan dasar mengajar yang harus ada pada seorang tenaga pengajar
atau pendidik dapat dibedakan menjadi delapan jenis keterampilan.8 Keterampilan
tersebut sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu: keterampilan
menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup, keterampilan bertanya, keterampilan
memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan membimbing
diskusi dan mengajar kelompok kecil dan perorangan, keterampilan mengelola kelas.
(Syafi’i,2014: 237)

Macam-macam Keterampilan Dasar Mengajar Keterampilan mengajar

merupakan kompetensi professional yang cukup kompleks sebagai intgrasi dari berbagai
kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Keterampilan dasar mengajar yang harus
ada pada seorang tenaga pengajar atau pendidik dapat dibedakan menjadi delapan jenis
keterampilan.8 Keterampilan tersebut sangat berperan dan menentukan kualitas
pembelajaran, yaitu: keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup,
keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan
variasi, keterampilan membimbing diskusi dan mengajar kelompok kecil dan perorangan,
keterampilan mengelola kelas.

1. Keterampilan Menjelaskan

a. Pengertian keterampilan menjelaskan

Penjelasan adalah penyajian informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematik


yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan misalnya antara sebab dan akibat, antara
yang diketahui dengan yang belum diketahui, antatara hukum (dalim, definisi) yang

10
berlaku umum dengan bukti atau contoh sehari-hari.9 Jadi keterampilan menjelakan
adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang diorganisasikan secara
sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga mudah dipahami para peserta
didik.

b. Prinsip-prinsip menjelaskan

1) Harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik.


2) Penjelasan harus diselingi tanya jawab.
3) Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru.
4) Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
5) Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik
6) Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit dan
dihubungkan dengan kehidupan c. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam
menjelaskan 1) Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana,
terang dan jelas. 2) Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai
terlebih dahulu. 3) Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan. 4) Dalam
menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi. 5) Adakan pengecekan terhadap
tingkat pemahaman peserta didik melalui pertanyaan-pertanyaan

Dengan adanya micro teaching diharapkan mahasiswa mempunyai bekal


untuk persiapan pada saat terjun ke lapangan. Hal ini senada dengan penelitian
Manzoor dan Masrur, yang menyatakan bahwa guru yang dilatih performanya lebih
baik dalam keterampilan bertanya, mendengarkan, memberikan umpan balik, dan
merancang pembelajaran (2011). Micro teaching yang kurang efektif dapat
menyebabkan mahasiswa kurang bisa bersosialisasi. Penerapan model micro teaching
juga bisa menjadi pengaruh terhadap kemampuan mengajar mahasiswa. Hal ini bisa
dilihat dari seberapa sering mahasiswa melakukan praktik latihan mengajar di kelas
selama perkuliahan satu semester. Kemudian kiat-kiat apa saja yang diberikan oleh
dosen mata kuliah micro teaching untuk mengoreksi kesalahan yang timbul saat
latihan mengajar. Kendala lain yang dihadapi, yakni kurangnya bimbingan oleh guru
pamong terhadap mahasiswa praktikan pada saat melaksanakan PPL, seperti ketika
praktik tidak diberikan pengarahan atau bimbingan yang terkonsep sehingga
mahasiswa masih kebingungan bahkan kesulitan dalam hal penyampaian materi
maupun penguasaan kelas. Dari sini dapat dikatakan bahwa untuk mencapai suatu
kemampuan mengajar yang baik bagi mahasiswa perlu adanya latihan serta
bimbingan yang efektif dan berkesinambungan. Dengan kata lain keahlian keguruan
hanya dapat dicapai dengan sebaik-baiknya apabila yang bersangkutan telah

11
mengalami proses pembimbingan pendidikan keguruan secara teratur, berencana, dan
terus menerus dalam suatu periode tertentu. (Natalia S Dea.Siswandari dan
Ngadiman.2013 Hal 4-6)

Jadi, Micro Teaching merupakan suatu latihan mengajar yang dilakukan oleh
pratikkan (calon guru) dalam mempraktikan komponen-komponen keterampilan dasar
mengajar dengan cara menyederhanakan seperti jumlah peserta didik, waktu mengajar,
bahan pelajaran cukup satu atau dua unit kecil yang sedehana dan difokuskan pada
keterampilan mengajar tertentu. (Sumarni,2013:14)

2.Fungsi Microteaching sebagai sumber belajar

Menurut Hamalik (2009) latihan pengajaran mikro berfungsi sebagai latihan


permulaan sebelum mengikuti praktek keguruan dalam kondisi yang sebenarnya di sekolah.
bertujuan membekali mahasiswa tentang keterampilan-keterampilan dasar mengajar. Delapan
keterampilan dasar mengajar tersebut adalah

1) keterampilan membuka dan menutup pembelajaran


2) keterampilan menjelaskan,
3) keterampilan bertanya (dasar, lanjut),
4) keterampilan mengadakan variasi,
5) keterampilan memberikan penguatan
6) keterampilan mengelola kelas
7) keterampilan membelajarkan kelompok kecil dan perorangan
8) keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil (Helmiati, 2013). Untuk menjadi
calon guru fisika yang professional sudah seharusnya mahasiswa pendidikan fisika
harus memiliki kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pengembangan peserta didik.
(Rahayu dan I Gde,2017:232-233).

Menurut ( Asril Zainal.2015:47) Fungsi pembelajaran micro adalah selain


sebagai sarana latihan dalam mempraktikkan keterampilan mengajar, dan juga
salah satu syarat bagi mahasiswa yang akan mengikitu praktik mengajar di
lapangan ( PPL).

Menurut (Rahayu dan I Gde,2017:232-233) Dengan bekal micro teaching


terdapat beberapa manfaat yang dapat diambil antaralain:

12
1. Mengembangkan dan membina keterampilan tertentu calon guru dalam
mengajar.
2. Keterampilan mengajar terkontrol dan dapat dilatihkan.
3. Perbaikan atau penyempurnaan secara cepat dapat segera dicermati.
4. Latihan penguasaan keterampilan mengajar lebih baik.
5. Saat latihan berlangsung calon guru dapat memusatkan perlatihan secara
objektif.
6. Menuntut dikembangkan pola observasi yang sistematis dan objektif.
7. Mempertinggi efisiensi dan efektivitas penggunaan sekolah dalam waktu
praktik mengajar yang relatif singkat.

Mata kuliah pembelajaran mikro berisi tentang hakikat pembelajaran mikro dan
delapan keterampilan dasar mengajar. Pada perkuliahan ini masing-masing
mahasiswa diberikan kesempatan sebanyak 2 kali untuk tampil praktik mengajar
dengan skala kecil. Setelah kegiatan praktik mengajar setiap mahasiswa diberikan
kritik dan saran guna perbaikan untuk pembelajaran berikutnya. Pembelajaran micro
teaching yang diperoleh mahasiswa diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
menguasai delapan keterampilan mengajar , namun tidak sedikit mahasiswa yang
kesulitan dalam menguasai keterampilan dasar mengajar. (Rahayu dan I
Gde,2017:232-233).

Berdasarkan pengamatan peneliti selama mengampu mata kuliah pembelajaran


mikro atau micro teaching banyak ditemukan permasalahan diantaranya adalah
kurang terampilnya mahasiswa dalam menerapkan delapan keterampilan mengajar
pada praktik mengajar. Kurang terampilnya mahasiswa menerapkan keterampilan
dasar mengajar dalam praktik mengajar, ternyata setelah dianalisis didapatkan
bahwa apa yang disampaikan oleh dosen kurang diingat oleh mahasiswa. Selain itu
juga tidak adanya bahan ajar tentang delapan keterampilan mengajar sebagai
referensi buku ajar untuk perkuliahan pembelajaran mikro. untuk mendukung
perkuliahan pembelajaran mikro atau micro teaching. Hal ini sejalan dengan pendapat
Sujadi dan Sugiyarto (2010) yang menyarankan bahwa untuk bisa mendukung
pelaksanaan pembelajaran mikro dengan baik, program studi harus menyediakan
berbagai sumber belajar seperti buku-buku yang digunakan untuk menunjang
kurikulum. (Rahayu dan I Gde,2017:232-233).

Mata kuliah Microteaching ini sangat membantu calon guru untuk


menunjukkan keaktifan dan kemampuannya sebagai guru, baik kepada para teman
sejawat dan dosen pembimbing. Wadjdi (2014) menyatakan bahwa latihan praktik
didepan teman sejawat merupakan salah satu sarana mempersiapkan calon guru yang
profesional melalui mata kuliah Microteaching. Menurut Utomo (2012) terdapat

13
pengaruh yang signifikan antara nilai prestasi belajar mata kuliah microteaching
terhadap keberhasilan dalam mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL). Oleh
sebab itu, Microteaching merupakan periode awal yang akan menentukan sukses atau
gagalnya menjadi guru yang profesional dilapangan/praktek langsung di sekolah-
sekolah. (Afifah,2017:11)

mata kuliah kependidikan dan bidang studi, baik yang berupa teori maupun
praktek sudah harus dipelajari dan dilatihkan sebelum pelaksanaan Program
Pengalaman Lapangan (PPL). Salah satu mata kuliah praktik yang sangat penting
adalah pengajaran mikro atau microteaching . Kelulusan mata kuliah ini merupakan
salah satu syarat bagi mahasiswa calon guru untuk mengikuti Program Pengalaman
Lapangan (PPL). Bukan hanya sekedar menjadi syarat, namun melalui microteaching
inilah sebenarnya mahasiswa calon guru mempersiapkan diri dan mendapatkan
pengalaman nyata dalam berlatih mengajar. Jika pelaksanaan pembelajaran
microteaching dapat berjalan dengan baik, maka akan memberikan banyak manfaat
bagi calon guru. Pengajaran mikro merupakan pelatihan tahap awal dalam
pembentukan kompetensi mengajar melalui pengaktualisasian dasar mengajar. Pada
dasarnya pengajaran mikro merupakan suatu metode pembelajaran atas dasar perfoma
yang tekniknya dilakukan dengan cara melatihkan komponen-komponen kompetensi
dasar mengajar (teaching skill) dalam proses pembelajaran sehingga calon guru
benar-benar mampu menguasai setiap komponen satu persatu atau beberapa
komponen secara terpadu dalam situasi pembelajaran yang disederhanakan atau
dikecilkan dilihat dari aspek komponen pembelajaran, materi peserta didik, maupun
waktu. Persepsi mahasiswa merupakan bagian penting karena berkaitan dengan
penilaian tentang mata kuliah microteaching . Penilaian ini merupakan bentuk
tanggapan dari persepsi mahasiswa setelah mengikuti mata kuliah microteaching
dalam melaksanakan proses pembelajaran. Menurut Unit Program Pengalaman
Lapangan (UPPL) Unimed (2015) secara umum pengajaran mikro bertujuan
mempersiapkan mahasiswa calon guru untuk menghadapi pekerjaan mengajar
sepenuhnya di depan kelas dengan memiliki pengetahuan, keterampilan, kecakapan,
dan sikap sebagai guru yang profesional. Menurut Supriyadi (2013) tujuan umum
pengajaran mikro adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berlatih
mempraktikkan beberapa keterampilan mengajar. (Rahmawati dan Cicik,2016:59-60)

didepan teman-temannya dalam suasana konstruktif, suportif, dan bersahabat


sehingga memiliki kesempatan mental, keterampilan dan kemampuan performansi
yang terintegrasi untuk bekal praktik mengajar sesungguhnya di sekolah.
Keberhasilan mahasiswa dalam menjalankan Program Pengalaman Lapangan (PPL)

14
sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari diri
sendiri (internal) maupun dari luar diri mahasiswa (eksternal), karena Program
Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan paduan antara kemampuan teoritis maupun
praktis. Berdasarkan data observasi yang telah saya lakukan bahwa mahasiswa
pendidikan biologi tahun 2012 sangat setuju adanya mata kuliah microteaching ,
karena membantu dalam pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan ada
yang berpendapat masih mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar di kelas
ketika melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah latihan,
dikarenakan kurang maksimal dalam praktik microteaching , dan faktor yang
mempengaruhi yaitu sarana pendidikan (ruangan belajar yang tidak efesien, dan
kurang memadai media seperti LCD. Sehingga mahasiswa dalam praktik mengajar
tidak mencapai tujuan pembelajaran. Persepsi adalah proses yang menyangkut
masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia
terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini
dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihatan, pendengar, peraba, perasa dan
pencium (Slameto, 2010). Sejalan dengan pendapat diatas Walgito (2003)
mengatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui
alat indera atau juga disebut proses sensoris. Menurut Wicaksono dalam Susilo
(2013) bahwa efektivitas berarti ketercapaian atau keberhasilan suatu tujuan sesuai
dengan rencana dan kebutuhan yang diperlukan, baik dalam penggunaan data, sarana
maupun waktunya. Pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila tujuan-tujuan
instruksional yang telah ditentukan dalam pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Unit Program Pengalaman Lapangan (UPPL) Unimed (2015) mengatakan bahwa
pengajaran mikro merupakan salah satu usaha pembelajaran dalam bidang praktek
kependidikan calon guru dan membekali calon guru dengan beberapa keterampilan
mengajar, dengan tujuan agar calon guru dapat tumbuh dan kependidikan bagi
berkembang menjadi guru yang profesional. Supriyadi ( 2013 ) pengajaran mikro
merupakan real teaching, tetapi dalam skala mikro. (Rahmawati dan Cicik,2016:59-
60)

Karakteristik yang kahs dalam pengajaran mikro adalah komponen-


komponen dalam pengajaran yang dimikrokan (disederhanakan). Dalam pengajaran
sesungguhnya (real teaching), lingkup pembelajaran bisa tidak terbatas, tetapi di
pengajaran mikro terbatas pada satu kompetensi dasar atau satu hasil belajar dan satu
pokok materi bahasan tertentu. Demikian pula dalam hal alokasi waktu yang terbatas
antara 10-15 menit, sedangkan pada kelas sesungguhnya, praktik mengajar

15
memerlukan waktu antara 35-45 siswa. jumlah siswa dalam pengajaran mikro
terbatas hanya 10-15 siswa, sedangkan pada kelas sebenarnya antara 30-40 siswa.
Dan keterampilan yang dilatihkan juga terbatas (terisolasi), sedangkan pada kelas
sebenarnya merupakan gabungan dari keseluruhan (terintegrasi) dari beberapa
keterampilan mengajar. Dengan demikian, ciri khas pengajaran mikro adalah real
teaching yang dimikrokan meliputi jumlah siswa, alokasi waktu, fokus keterampilan,
kompetensi dasar, hasil belajar, dan materi pokok pembelajaran yang terbatas.
Pelaksanaan pengajaran mikro pada prinsipnya merupakan sosialisasi pola-pola
pengajaran yang sesungguhnya (real teaching) yang didesain dalam bentuk mikro.
Setiap calon guru membuat persiapan mengajar yang kemudian dilaksanakan dalam
proses pembelajaran bersama siswa atau teman sejawat (peer teaching) dengan setting
kondisi dan konteks kegiatan belajar mengajar yang sesungguhnya.(Rahmawati dan
Cicik,2016:59-60)

Menurut Ridam Dwi Laksono dalam Jamal Ma’mur Asmani, 2010: 36) fungsi micro
teaching adalah sebagai berikut :

a. Mahasiswa calon guru memperoleh umpan balik atas penampilannya dalam


pembelajaran. Umpan balik ini berupa informasi kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya dapat dipertahankan atau ditingkatkan, sedangkan kekurangannya
dapat diperbaiki sehingga ketrampilan dasar pembelajaran dapat dikuasai oleh
mahasiswa calon guru.
b. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menggali potensi diri sebagai
calon guru.

Menurut (Jamal Ma’mur Asmani, 2010: 36) Microteaching memiliki beberapa


fungsi yaitu:

a. meningkatkan kompetensi mengajar dalam proses pembelajaran bagi calon guru


atau guru. Hal ini bertalian dengan calon guru atau guru belum memenuhi
kompetensi dalam proses pembelajaran. Padahal dalam program pendekatan
berdasarkan kompetensi bagi calon guru atau guru dituntut kompetensi tersebut.
Microteaching ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi mengajar, karena
menyerupai mengajar yang sesungguhnya.
b. dalam program microteaching calon guru atau guru diberi kesempatan menguasai
ketrampilan-ketrampilan khusus dalam proses pembelajaran. Hal ini sangat
diperlukan agar mereka memiliki, menguasai, dan melaksanakan kompetensi
dengan baik dan benar.

16
c. dalam proses pembelajaran, ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkan calon guru
atau guru erat hubungannya dengan metode metode mengajar, maka
Microteaching dapat berfungsi untuk penelitian metode/strategi mengajar
tertentu.
d. microteaching dapat juga berfungsi sebagai pengembangan metode/strategi
mengajar tertentu. Program microteaching merupakan bagian program bagian
peningkatan kompetensi mengajar bagi calon guru atau guru dalam
mengembangkan dan membina penampilan tertentu dalam proses pembelajaran.
Hal ini bertalian erat dengan ketrampilan khusus dan metode/strategi
mengajarnya. Ketrampilan khusus dapat dipandang sebagai penjabaran proses
pembelajaran dengan metode tertentu, sehingga pengembangan dan pembinaan
program Microteaching perlu dikembangkan juga.

Dengan bekal micro teaching terdapat beberapa manfaat yang dapat diambil
oleh guru/calon guru antara lain:

1. Mengembangkan dan membina keterampilan tertentu guru/ calon guru dalam


mengajar
2. Dapat mempraktekkan metode dan strategi baru dalam lingkungan yang
mendukung.
3. Segera mendapat umpan balik (feedback) dari penampilannya (performance)
dengan memutar ulang rekaman video.
4. Dapat menyiapkan dan melaksanakan pembelajaran dengan mengurangi
kecemasan.
5. Memperoleh pengalaman yang berharga dengan resiko yang kecil. 6.
6. Dapat mengatur tingkah laku sendiri sewajar mungkin dengan cara yang
sistematis. 7.
7. Penguasaan keterampilan mengajar oleh guru/calon guru menjadi lebih baik.

Microteaching bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi calon guru


untuk berlatih mempraktikkan beberapa keterampilan mengajar di depan teman
temannya dalam suasana yang konstruktif. Sehingga memiliki kesiapan mental,
keterampilan, dan kemampuan performansi yang terintegrasi untuk bekal praktik
mengajar sesungguhnya di sekolah (Jamal Ma’mur Asmani, 2010: 36).

17
3.Tujuan Micro Teaching sebagai sumber belajar

Tujuan Micro Teaching Tujuan Umum Menurut Rostiyah, tujuan micro


teaching adalah untuk mempersiapkan calon guru menghadapi pekerjaan mengajar
sepenuhnya di muka kelas dengan memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap
sebagai guru profesional.22 Dengan program ini diharapkan kekurangan dan
kegagalan praktek mengajar dapat diminimalisir.Menurut Unit Program Pengalaman
Lapangan (UPPL) Unimed (2015) secara umum pengajaran mikro bertujuan
mempersiapkan mahasiswa calon guru untuk menghadapi pekerjaan mengajar
sepenuhnya di depan kelas dengan memiliki pengetahuan, keterampilan, kecakapan,
dan sikap sebagai guru yang profesional. Menurut Supriyadi (2013) tujuan umum
pengajaran mikro adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berlatih
mempraktikkan beberapa keterampilan mengajar didepan teman-temannya dalam
suasana konstruktif, suportif, dan bersahabat sehingga memiliki kesempatan mental,
keterampilan dan kemampuan performansi yang terintegrasi untuk bekal praktik
mengajar sesungguhnya di sekolah. Keberhasilan mahasiswa dalam menjalankan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-
faktor tersebut dapat berasal dari diri sendiri (internal) maupun dari luar diri
mahasiswa (eksternal), karena Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan
paduan antara kemampuan teoritis maupun praktis.(Rahmawati dan Cicik.2016:59)

Menurut (Dwight Allen,dalam Helmiati 2013, haaman 27-28)tujuan


pembelajaran mikro adalah:

1. Bagi siswa calon guru

a) Memberikan pengalaman belajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar
mengajar secara terpisah.
b) Calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum mereka terjun
ke kelas yang sebenarnya.
c) Memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk menguasai beberapa keterampilan
dasar mengajar serta memahami kapan dan bagaimana keterampilan itu diterapkan,
sehingga calon guru mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif, efisien,
dan menarik.

2. Bagi guru

a. Memberikan penyegaran dalam program pendidikan

18
b. Guru mendapatkan pengalaman belajar mengajar yang bersifat individual demi
perkembangan profesinya.
c. Mengembangkan sikap terbuka bagi guru terhadap pembaharuan yang
berlangsung di pranata pendidikan.

3.Tujuan Khusus

Secara khusus micro teaching memiliki tujuan agar:

a) Calon guru mampu menganalisis tingkah laku pembelajaran kawannya dan


dirinya sendiri.
b) Calon guru mampu melaksanakan berbagai jenis keterampilan dalam proses
pembelajaran.
c) Calon guru mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif, produktif, dan
efisien.
d) Calon guru mampu bertindak profesional.
Menurut (Ardi Minal 2014 vol 1.No 1 hal 80 )Pembelajaran micro teaching
bertujuan antara lain:
a) membantu calon guru/guru menguasai ketrampilan-ketrampilan khusus, agar
dalam latihan mengajar sesungguhnya tidak mengalami kesulitan
b) meningkatkan taraf kompetensi pembelajaran bagi calon guru/guru secara
bertahap
c) untuk menemukan sendiri kekurangan bagi calon guru/guru sekaligus
berbaikannya.
Menurut Dwight Allen (J.J. Hasibuan, dan Moedjion, 2010: 46) tujuan
microteaching adalah :
1. Bagi mahasiswa calon guru:
a. Memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan
dasar mengajar secara terpisah.
b. Calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum mereka
terjun ke kelas yang sebenarnya.
c. Memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk mendapatkan bermacam-
macam kondisi peserta didik.
1. Bagi guru
a) Memberikan penyegaran dalam program pendidikan.
b) Guru mendapatkan pengalaman mengajar yang bersifat individual demi
perkembangan perofesinya.

19
c) Mengembangkan sikap terbuka bagi guru terhadap pembaharuan yang
berlangsung di pranatan pendidikan.

Dari beberapa uraian tentang tujuan pelaksanaan microteaching tersebut dapat


diketahui bahwa tujuan utama pelaksanaan microteaching adalah pengembangan
keterampilan mengajar melalui pengalaman mengajar yang nyata.

menurut Dwight Allen (J.J.Hasibuan dan Moedjijon.2010:46) Adapun tujuan


microteaching di adalah sebagai berikut:

1) membentuk dasar-dasar pengajaran mikro.


2) melatih mahasiswa dalam menyusun perencanaan Pembelajaran termasuk di
dalamnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3) membentuk dan meningkatkan kompetensi mengajar terpadu dan utuh.
4) membentuk sikap profesional sebagai calon guru.
5) dapat menggunakan alat-alat pengajaran dengan benar dan tepat.
6) dapat mengamati keterampilan keguruan secara objektif, sistematis, kritis dan
praktis.
7) dapat menerapkan teori belajar dan pembelajaran dalam suasana didaktik,
pedagogok, metodik, dan andragogis secara tepat dan menarik (Panduan
Microteaching, 2016).

Microteaching merupakan salah satu penunjang pengalaman lapangan bagi


calon guru, yaitu merupakan salah satu latihan terbatas mengenai ketrampilan-
ketrampilan tertentu. Melalui micro teaching calon pendidik diharakan mampu terjun
ega pendidik yang terampil.kedunia pendidikan yang difharapkan mampu mencetak
menciptakan Secara umum tujuan microteaching adalah mempersiapkan mahasiswa
calon guru untuk menghadapi pekerjaan mengajar di muka kelas dengan memiliki
pengetahuan, ketrampilan, kecakapan dan sikap sebagai guru yang profesonal.
Microteaching juga dapat digunakan sebagai peningkatan kualitas pembelajaran bagi
guru agar lebih mantap dalam penguasaan materi, penampilan di kelas, dan
ketrampilan khusus dalam pembelajaran.pemeblajaran Micro teaching sangat
berperan pentng dalam mencetak calon tenaga pendidik yang terampil.

Menurut (Agustina dan Alanindra 2017:19) Adapun tujuan microteaching


secara operasional antara lain:

a) membantu calon guru atau guru menguasai ketrampilan-ketrampilan khusus, agar


dalam latihan pembelajaran sesungguhnya tidak mengalami kesulitan;

20
b) meningkatkan taraf kompetensi pembelajaran bagi calon guru secara bertahap,
dengan penguasaan ketrampilan-ketrampilan khusus yang akhirnya dapat
diintegrasikan dalam pembelajaran yang sesungguhnya;
c) dalam in service training bagi guru atau dosen, diharapkan yang bersangkutan
bisa menemukan sendiri kekurangannya dalam pembelajaran dan usaha
memperbaikinya;
d) memberi kemungkinan dalam latihan microteaching agar calon guru atau guru
menguasai ketrampilan (khusus) mengajar, agar dalam penampilan mengajar
(dalam proses pembelajaran) mantap, trampil, dan kompeten;
e) sebagai penunjang usaha peningkatan ketrampilan, kemampuan serta efektifitas
dan efisiensi penampilan calon guru atau guru dalam proses pembelajaran.
f) menanamkan kesadaran akan ketrampilan mengajar.
g) menanamkan rasa percaya diri dan bersifat terbuka terhadap kritik orang lain.
Pada matakuliah microteaching, mahasiswa calon guru akan dibekali keterampilan-
keterampilan mengajar serta melaksanakan praktek mengajar secara langsung
meskipun dalam skala yang kecil (mikro). Agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik, maka mahasiswa perlu dibekali pengetahuan-pengetahuan
serta keterampilan mengajar yang cukup. Arends (2007) menyatakan bahwa terdapat
7 kategori ranah pengetahuan yang penting dikuasai oleh seorang guru agar dapat
melaksanakan pembelajaran dengan baik antara lain pengetahuan tentang: (a) konten
(Content Knowledge); (2) pedagogi yang sesuai dengan konten (Pedagogical Content
Knowledge); (3) karakteristik siswa (Knowledge of Learners); (4) pedagogi umum
(General Pedagogical Knowledge); (5) pendidikan secara umum (Knowledge of
educational context); (6) kurikulum (Curriculum Knowledge); serta (7) tujuan
pendidikan (Knowledge of Educational ends, purposes, and values). Selain dibekali
pengetahuan mahasiswa calon guru Biologi perlu dibekali keterampilanketerampilan
yang berkaitan dengan tugas guru.(Agustina dan Alanindra.2017:19)
Menurut Rustaman dkk.2006 dalam (Agustina dan Alanindra,2017:19)
mengungkapkan bahwa terdapat tiga tugas utama guru yaitu:
1) membuat persiapan mengajar (merumuskan tujuan pembelajaran, merumuskan alat
evaluasi, dan memilih materi pelajaran)
2) melaksanakan kegiatan belajar mengajar
3) serta melaksanakan evaluasi hasil belajar dan memanfaatkan umpan balik.

untuk mendukung perkuliahan pembelajaran mikro atau micro teaching. Hal ini
sejalan dengan pendapat Sujadi dan Sugiyarto (2010) yang menyarankan bahwa untuk bisa

21
mendukung pelaksanaan pembelajaran mikro dengan baik, program studi harus menyediakan
berbagai sumber belajar seperti buku-buku yang digunakan untuk menunjang kurikulum.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Pembelajaran micro dapat diartikan sebagai cara
latihan keterampilan atau praktik mengajar dalam lingkup kecil atau terbatas”. Pembelajaran
micro teaching merupakan pelatihan tahap awal dalam membentuk kompetensi dan
ketrampilan mengajar melalui pengaktualisasian kompetensi dasar mengajar. Pengajaran
micro teaching juga sebagai sarana untuk berani tampil dalam menghadapi suasana di kelas,
mengendalikan emosi, ritme pembicaraan dan lain-lain. Dengan pembelajaran micro teaching
ini diharapkan calon guru atau mahasiswa tidak canggung dan malu dalam menghadapi siswa
dikelas dan mahasiswa praktikan dapat mempersiapkan dirinya baik mulai rencana
pembelajaran, materi, metode pembelajaran, media pembelajaran, serta alat evaluasi yang
akan digunakan dalam mengajar.(Cahyati.2014:2)

dikarenakan microteaching dianggap sebagai sebuah terapi untuk membantu


penerapan/aplikasi dari pengetahuan calon guru maka dalam microteaching harus
menggunakan lima teknik sebagai berikut: 1) role playing and video or audio recording. 2)
self observational and/or supervision (monitoring). 3) reinforcement (dissonance). 4) re
experimentation.5) practice of the acquired abilities. It shows people improve their
performance using this method of teaching.Sejalan dengan pendapat dari Mastromarino
tersebut, Imran dan Shariar (2013) mengemukakan bahwa dalam pelaksanan microteaching
sebagai sebuah terapi, mahasiswa atau calon guru berperan banyak hal. (Zainal.2015:46)

Menurut ( Asril Zainal.2015:46) Tujuan diselenggarakan pembelajaran micro


menurut T. Gilasro bahwa tujuan pembelajaran micro terbagi dua, tujuan umum
melatih kemampuan dan keterampilan dasar pembelajarn, mendapatkan profesi
keguruan, menumbuhkan rasa percaya diri. Dwight Allen, mengatakan bahwa tujuan
micro teaching bagi calon guru adalah:

1. Memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar
mengajar.
2. Calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum mereka terjun
ke lapangan.
3. Memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk mendapatkan bermacam-macam
keterampilan dasar mengajar.
Dengan demikian, tujuan pembelajatran micro teaching adalah melatih calon guru
agar memiliki keterampilan dasar dan khusus dalam proses pembelajaran.
Sasaran akhir yang akan di capai dalam pembelajaran micro
teachingadalahterbinanya calon guru memiliki pengetahuan tentang proses
pembelajaran, dan terampil dalam proses pembelajaran, serta memiliki sikap dan
perilaku yang baik sebagai seorang guru.

22
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Kesimpulan pada makalah ini adalah seagai berikut

1 Micro Teaching merupakan suatu latihan mengajar yang dilakukan oleh pratikkan (calon
guru) dalam mempraktikan komponen-komponen keterampilan dasar mengajar dengan cara
menyederhanakan seperti jumlah peserta didik, waktu mengajar, bahan pelajaran cukup satu
atau dua unit kecil yang sedehana dan difokuskan pada keterampilan mengajar tertentu
2 Mikro teaching berfungsi sebagai latihan permulaan sebelum mengikuti praktek keguruan
dalam kondisi yang sebenarnya di sekolah.
3 membantu calon guru atau guru menguasai ketrampilan-ketrampilan khusus, agar dalam
latihan pembelajaran sesungguhnya tidak mengalami kesulitan.

B.Saran

Kami menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Khuriyah.2017. Analisis Pelaksanaan Microteaching Mahasiswa Program Studi Pendidikan


Agama Islam . IAIN Surakarta:Volume. 2, No. 2, Juli - Desember 2017 .175 ISSN: 2527-
8231 (P), 2527-8177 (E) Diakses kamis 11 oktober 2018

Natalia S Dea.Siswandari dan Ngadiman.2013. Pengaruh Micro Teaching dan Bimbingan


Guru Pamong terhadap Kemampuan Mengajar Mahasiswa PPL FKIP UNS Surakarta. FKIP
Universitas Sebelas Maret: Jupe UNS, Vol 1, No 1,(Hal 4-6) Diakses kamis 11 oktober 2018

Laksono.Dwi Ridwan.2011.Buku Pedoman Microteaching.Ngawi:STKIP PGRI

Ardi Minal. Pelaksanaan Pembelajaran Micro Teaching bagi Mahasiswa Program Studi
PPKn STKIP-PGRI Pontianak . IKIP-PGRI Pontianak :Jurnal Edukasi, Vol. 1, No. 1, Juni
2014. Diakses kamis 11 oktober 2018

Helmiati.2013.Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar.jakarta: Aswaja


Pressindo.

Sukirman.Dadang.2012.Pemeblajaran Micro Teaching.jakarta pusat: Direktorat Pendidikan


Tinggi Islam.

Asril.Zainal.2015.Micro Teaching.Jakarta:Radjawali pers.

Rahayu Satutik dan I Gde Mertha. Pengembangan Bahan Ajar Micro Teaching untuk
Melatih Kompetensi Pedagogik Calon Guru .Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN.
2407-6902) Volume 3 No.2, Desember 2017 (halaman 232-233) Diakses kamis 11 oktober
2018

Syafi’i.Muhammad.2014.Implikasi Pembelajaran Micro dalam Pengembangan


Keterampilan Mengajar diMadrasah . Jurnal Studi Islam Volume 5, Nomor 2, Oktober 2014;
ISSN: 1978-306X; 228-250. Diakses kamis 11 oktober 2018

Afifah.Nurul.2017. Kualitas Keterampilan Dasar Mengajar Calon Guru pada Mata Kuliah
Micro Teaching Program Studi Pendidkan Biologi Universitas Pasir Pengaraian Basic
Teaching Skill Quality of Teacher Candidates in Microteaching Study Subject of Department
of Biology Education, Pasir Pengaraian University.Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia
Volume 3 Nomor 1 Tahun 2017. (Halaman 10-18)

Sumarni.2013. Efektivitas Pembelajaran Micro Teaching Terhadap Keterampilan Mengajar


Mahasiswa Jurusan PAI Angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Alauddin
Makassar.Makassar:UIN Press. diakses 13 oktobber 2018

24
Agustina.Putri, dan Alanindra Saputra.2017. Profil Keterampilan Dasar Mengajar
Mahasiswa Calon Guru Biologi pada Matakuliah Microteaching. Jurnal Biuedukatika Vol. V
No. 1 Tahun 2017.(Hal 18 – 28).Diakses kamis 11 oktober 2018

Cahyati.Arlian Ayu.2014. Pengaruh Mata Kuliah Micro Teaching dan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) Terhadap Tingkat Kematangan Calon Guru Pada Mahasiswa Pendidikan
Ekonomi Akuntansi Angkatan 2010 Universitas Muhammadiyah. Surakarta:Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Rahmawati.Lia dan Cicik Suriani.2016. Persepsi Mahasiswa Tentang Efektivitas Mata


Kuliah Micro Teaching Terhadap Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL)
Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan. Jurnal
Pelita Pendidikan Vol. 4 NO.3 halaman 59.diakses 13 oktobber 2018

Tayeb thamrin,Andi dan Muh.2015. Pengaruh Prestasi Belajar Micro Teaching Terhadap
Praktik Pengalaman Lapangan Angkatan 2010/2011 Mahasiswa Jurusan Pendidkan
Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar. Jurnal Matematika
dan Pembelajaran p-ISSN: 2354-6883 ; e-ISSN: 2581-172X Volume 3, Nomor 1, Juni 2015
diakses 13 oktobber 2018.

25

Anda mungkin juga menyukai