Anda di halaman 1dari 16

TUGAS TAKE HOME

MATA KULIAH MICRO TEACHING

Disusun oleh:

Nama: Aditiano Alfarizi

NPM: 2013051023

Dosen Pengampu: Drs. Herman Tarigan, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2022
TUGAS: Menjawab Indikator Capaian Pembelajaran dari 'RPS 1 sd RPS 7.

RPS 1

1. Pengertian micro teaching

Menurut Sukirman micro teaching merupakan sebuah pembelajaran menggunakan salah


satu pendekatan, atau cara dalam melatih penampilan mengajar yang dilakukan dengan cara
mikro atau disederhanakan. Penyederhanaan ini berafiliasi dengan setiak konsep
pembelajaran, misalnya asal segi waktu, materi, jumlah siswa, jenis keterampilan dasar
mengajar yang dilatihkan, penggunaan metode dan media pembelajaran, dan unsur-unsur
pembelajaran lainnya.

Sardiman micro teaching artinya menaikkan performance yg menyangkut pada


keterampilan dasar, dalam mengajar atau latihan pada mengelola interaksi pada belajar serta
mengajar. Dengan tahu beberapa pendapat tadi di atas pedagogi mikro ini pada dasarnya ialah
sebuah metode pembelajaran, yg berdasarkan performa yang tekniknya dilakukan dengan
cara melatikan beberapa komponen kompetensi dasar mengajar dalam proses pembelajaran.
sehingga calon pengajar akan benar-sahih menguasai setiap komponen satu per satu, atau
beberapa komponen dengan cara terpadu pada pada situasi pembelajaran yang
disederhanakan.

Micro teaching berasal dari dua kata, micro dan teaching. Micro berarti kecil, terbatas,
sempit dan sedikit. Sedangkan teaching berarti mengajar yang segala aspek pengajarannya
diperkecil atau disederhanakan (Banarwi, 2016, hlm. 16). Sedangkan menurut Lakshmi
dalam Barnawi dan Arifin (2016, hlm. 17) “micro Teaching merupakan pertemuan
pengajaran yang diperkecil dan sistem latihan yang terkontrol yang memungkinkan
konsentrasi pada keterampilan mengajar tertentu, manajemen ruang kelas, dan penggunaan
closed circuit television (CCTV) untuk memberikan umpan balik segera mungkin”.

2. Karakteristik micro teaching

Menurut Helmiati (2013, hlm. 26) ada 9 karakteristik dari pembelajaran micro teaching,
yaitu:

o Jumlah siswanya berkisar 5-10 orang.


o Durasi yang digunakan terbatas sekitar 10-15 menit.
o Praktik digunakan untuk melatih ketrampilan calon guru.
o Menampilkan hanya 1 atau 2 keterampilan saja.
o Membatasi fokus ruanglingkup mengajar serta materi yang disampaikan.
o Ditinjau dari praktikan, mahasiswa calon guru akan belajar bagaimana caranya
mengajar sedangkan temannya yang menjadi siswa memperhatikan dan
menilai bagaimana gaya mengajarnya, contohnya seperti menggunakan
metode pembelajaran apa yang digunakan oleh mahasiswa.
o Pada pembelajaran micro teaching sebenarnya mahasiswa calon guru
membuat rencana pembelajaran, mengelola kelas, dan menyiapkan perangkat
pembelajaran lainnya yang dapat mendukung proses pembelajaran.
o Pembelajaran micro teaching bukanlah simulasi, oleh sebab itu teman sejawat
tidak begitu diperlukan, hal ini untuk menghindari perilaku teman sejawat
yang dibuat-buat sehingga menganggu kondisi serta proses pembelejaran
micro teaching.
o Pada saat pelaksaan praktik micro teaching hendaknya direkam, sehingga hasil
rekaman tersebut dapat dijadikan bahan diskusi antar calon guru.

Sedangkan menurut Allen dan Ryan dalam Banarwi dan Arifin (2016, hlm. 21)
mengidentifikasi hal-hal fundamental mengenai karakteristik micro teaching, yaitu:

 Micro teaching is real teaching Proses latihan yang dimembangkan dalam pendekatan
micro teaching ialah kegiatan mengajar yang sebenarnya. Namun dilaksanakan bukan
pada klas yang sebenarnya, melainkan dalam suatu kelas, laboraturium, atau tempat
khusus yang dirancang untuk pembelajaran mikro.
 Micro teaching lesson the complexities of normal classroom Latihan yang kegiatan
pembelajarannya dilakukan lebih sederhana. Penyerdehanaan ini dilakukan dalam
setiap untus atau komponen pembelajaran.
 Micro teaching focuses on training for the accomplishment of spesific task. Latihan
yan dkembangkan dalam pendekatan pembelajaran mikro hanya difokuskan pada
jenis-jenis keterampiln tertentu secara spesifik, sesuai dengan apa yang diingkan oleh
setiap yang berlatih atau atas dasar saran yang diberikan oleh pihak suervisor.
 Micro teaching allows for the increased control of practice Pembelajaran yang
dilakukan dengan menerpakan pendekatan mikro lebih diarahkan untuk meningkatkan
kontrol yang ketat, cermat, dan komprehensif yang dilatihkan.
 Micro teaching greatly expands the normal knowladge of result or feedback
dimension in teaching. Melalui pendekatan pembelajaran mikro dapat memperluas
wawasan dan pemahaman yang terkait dengan pembelajaran, sehingga pihak-pihak
yang berkepentingan akan memperoleh masukan yang sangat berharga untuk
memperbaiki proses penyiapan, pembinaan, dan peningkatan profesi guru.

3. Fungsi micro teaching

Banarwi dan Arifin (2016, hlm. 24) menjelaskan bahwa micro teaching bagi calon guru
dapat memberikan pengalaman baru dalam belajar mengajar.

Selain itu menurut Suwarna dalam Barnawi dan Arifin (2016, hlm. 25) menyatakan:

Microteaching berfungsi sebagai sarana untuk memperoleh umpan balik atas kinerja
mengajar seseorang. Melalui microteaching, baik calon guru maupun guru dapat memperoleh
informasi tentang kekurangan dan kelebihannya dalam mengajar. Apa saja kelebihan yang
perlu dipertahankan dan apa saja kekurangan yang dapat diperbaiki. Selain itu, melalui
microteaching guru dapat mencoba metode atau model pembelajaran baru sebelum digunakan
pada kelas yang sebenarnya.

Sedangkan menurut Helmiati (2013, hlm. 25) menejlaskan beberapa fungsi dari
pembelajaran praktik micro teaching, yakni:

 Memperoleh umpan balik atas penampilannya dalam pembelajaran. Umpan balik ini
berupa informasi tentang kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya dapat
dipertahankan atau ditingkatkan, sedangkan kekurangannya dapat diperbaiki sehingga
keterampilan dasar pembelajaran dapat dikuasainya dengan baik.
 Memberi kesempatan kepada siswa calon guru untuk menemukan dirinya sebagai
calon guru.
 Menemukan model–model penampilan seorang guru dalam pembelajaran, dengan
menggunakan hasil supervisi sebagai dasar diagnostik dan remidi (perbaikan) untuk
mencapai tujuan latihan keterampilan.
RPS 2

1. Tujuan micro teaching

Rostiyah dalam Helmiati (2013, hlm. 27) memaparkan tujuan dari micro teaching ialah
untuk mempersiapkan calon guru menghadapi cara mengajar didepan kelas dengan memiliki
pengetahuan, keterampilan serta sikap sebagai guru profesional. Dengan praktik micro
teaching diharapkan kekurangan dan kegagalan praktik mengajar dapat diminimalisir.

Sedangkan menurut Banarwi dan Arifin (2016, hlm. 25-26) mengatakan bahwa pada
awalnya micro teaching bertujuan untuk mengatasi persoalan praktik mengajar disekolah.
Pada perkembangan berikutnya, micro teaching mempunyai tujuan untuk mengembangkan
kompetensi profesional baik calon guru ataupun guru, yang dimana micro teaching
merupakan bentuk pendidikan pre service bagi calon guru dan pendidikan in service bagi
guru.

Selain itu menurut Sukirman dalam Barnawi dan Arifin (2016, hlm. 27) menjelaskan
tujuan micro teaching adalah sebagai berikut:

a) Bertujuan untuk memfasilitasi, melatih, serta membina calon guru dalam


keterampilan dasar mengajar.
b) Bertujuan agar dapat memfasilitasi, melatih, serta membina calon guru ataupun guru
agar memiliki kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan peraturan per Undangan-
Undangan.
c) Bertujuan untuk melatih penampilan serta keterampilan mengajar calon guru ataupun
guru secara spesifik untuk memperoleh kemampuan maksimal dengan tuntutan
profesional sebagai tenaga pendidik.
d) Bertujuan agar mampu memberikan kesempatan kepada calon guru maupun para guru
untuk berlatih dan mengoreksi serta menilai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
pada saat mengajar .
e) Diterapkan agar memberikan kesempatan kepada calon guru dan para guru dalam
meningkatkan serta memperbaiki kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sehingga
baik guru ataupun calon guru dapat meningkatkan performa kepada siswa.

2. 7 manfaat micro teaching:


1) Meningkatkan kompetensi mengajar.
2) Penguasaan keterampilan khusus dalam mengajar.
3) 3.Mengembangkan metode mengajar.
4) Dilakukan penelitian terhadap metode mengajar.
5) Mendapatkan pengalaman mengajar yang nyata.
6) menjadaikan lebih terampil.
7) Mendapatkan keterampilan dasar mengajar.

3. 5 langkah azas dan prinsip micro teaching

Agar dapat terlaksana dengan baik dan benar, maka micro teaching harus memiliki asas
dan prinsip. Dalam Barnawi dan M. Arifin (2015: 33-38), para ahli menguraikan asas dan
prinsip dalam micro teaching sebagai berikut: Jamal Ma'mur Asmani mengemukakan
beberapa asas normatif micro teaching, yaitu sebagai berikut:

1) Kerja sama.

Kerja sama merupakan asas utama dalam micro teaching. Bekerja sama berarti bekerja sesuai
dengan sistem yang disepakati dan ada kolaborasi antara beberapa orang demi satu tujuan,
yaitu mencerdaskan anak didik.

2) Sinergi.

Sinergi adalah saling mengisi, menutupi kekurangan dan kelemahan, dan berjalan-beriringan
untuk sebuah tujuan yang hendak dicapai bersama. Sinergi akan menghasilkan harmoni dan
progres.

3) Integritas ilmiah.

Integritas (kejujuran) ilmiah merupakan modal utama seorang guru dalam mengajar.
Kejujuran seorang guru dalam mengambil, menjelaskan, dan mengeksplorasi ilmu
pengetahuan akan membawa pada kemantapan dalam menyampaikan materi ajar di kelas.

4) Inovasi.

Inovasi adalah pembaruan yang dibutuhkan bagi segala aspek, termasuk dalam hal
pembelajaran. Inovasi merupakan denyut nadi kemajuan dan indikator utama kesuksesan
dalam mengajar.
5) Akuntabilitas.

Akuntabilitas akan melahirkan profesionalitas. Orang yang akuntabel akan memperbaharui


hidupnya demi tanggung jawab yang dipikulnya. Ia akan melaksanakan tugas dengan tuntas,
tepat waktu, dan tidak menunda-nunda pekerjaan.
RPS 3

1. Empat aspek-aspek yang di microkan?

Pembelajaran mikro atau micro teaching memiliki beberapa aspek dalam melatih
keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pengajar terkait dengan sejauh mana
kemampuan para guru mampu di dalam menerapkan berbagai variasi metode mengajar.
Menurut Barnawi dan Arifin (2016) terdapat beberapa aspek keterampilan dalam micro
teaching, yaitu sebagai berikut:

o Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Membuka pelajaran merupakan usaha untuk menciptakan pra kondisi agar mental
maupun perhatian siswa terpusat pada apa yang akan dipelajarinya. Membuka pelajaran
berarti mengarahkan siswa pada materi pelajaran bukan hanya yang diperlukan pada awal
pembelajaran, melainkan juga selama proses pembelajaran. Menutup pelajaran merupakan
suatu kegiatan yang bertujuan untuk menyimpulkan kegiatan inti. Saat guru mengatakan
kepada siswa bahwa waktu pelajaran. Kegiatan menutup pelajaran harus memberikan
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari, tingkat pencapaian siswa, dan
tingkat keberhasilan guru.

o b. Keterampilan Menjelaskan

Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang


diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga mudah
dipahami para peserta didik. Kegiatan menjelaskan memiliki tiga komponen, yaitu
penyampaian pesan (sender), pihak yang dituju (receiver), dan pesan (message).

o c. Keterampilan bertanya

Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan


jawaban atau balikan dari orang lain. Setiap pengajaran, evaluasi, pengukuran, dan penilaian
dilakukan dengan pertanyaan. Pertanyaan yang baik akan menuntun jawaban yang
sesungguhnya dan pertanyaan yang buruk akan menjauhkan kita dari jawaban yang
memuaskan. Tujuan keterampilan bertanya agar peserta didik bisa termotivasi untuk terlibat
dalam interaksi belajar, berani mengutarakan pendapat, dan mampu meningkatkan pola
berfikir peserta didik.

o d. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Kemampuan membimbing diskusi kelompok merupakan keterampilan yang sangat


penting untuk dikuasai teacher trainee. Dalam kegiatan mengajar ada kalanya guru membuat
kegiatan kerja kelompok. Namun, dalam suatu kegiatan diskusi sering dijumpai siswa
ngobrol tentang hal-hal di luar materi diskusi. Untuk itu keterampilan guru dalam
membimbing diskusi kelompok kecil sangat dibutuhkan untuk menjamin keberlangsungan
diskusi secara efektif.

2. Empat Komponen micro teaching?

A. Keterampilan membuka pelajaran.


B. Keterampilan verbal dan non verbal.
C. Keterampilan menggunakan media pembelajaran.
D. Keterampilan memilih strategi pembelajaran.

3. Perasyarat pelaksanaan micro teaching?

Prasyarat yang utama yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksaan microteaching


adalah laboratorium. Laboratorium sangat penting sebagai tempat percobaan, pelatihan, dan
penilaian ilmiah. Selain itu, prasyarat yang lain adalah ruang observasi, ruang operator, dan
ruang proyeksi.

Berikut beberapa persyaratan dalam pelaksanaan micro teaching:

1). Mempersiapkan RPP dengan materi yang akan diajarkan.

2). Menaentukan alat bantu dan median pembelajaran.

3). Melaksanakan 5M.

4). Menggunakan Bahasa yang komunikatif.

5). Menguasai dan mengembangkan mteri pokok


RPS 4

1. Tiga fase pelaksanaan micro teacing?

 Memberikan pengetahuan dalam keterampilan mengajar.


 Memperhatikan demontrasi keterampilan mengajar.
 Menganalisis dan mendiskusikan dari hasil presentasi.

2. Model Pelaksanaan LCMT?

Adalah model pelaksanaan microteaching yang berpusat pada pembelajar. Model ini
menghendaki microteaching melibatkan peran aktif teacher trainee mulai dari proses berpikir,
membuat keputusan, melakukan aktivitas, sampai dengan evaluasi mengajar.
RPS 5

1. Pengertian penilaian?

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan


menafsirkan data tentang proses dan hasil prestasi belajar. Kegiatann penilaian memerlukan
instrumen penilaian dan aspek penilaian. Penilaian tidak hanya difokuskan kepada hasil
belajar tetapi juga pada proses belajar.

2. 7 tujuan penilain micro teaching?

Tujuan Penilaian Microteaching:

1. Menentukan tingkat pencapaian kemampuan dasar

2. Menilai peningkatan dan perkembangan kemampuan siswa

3. Mendiagnosis kesuitan belajar

4. Mendorong mahasiswa belajar mengembangkan rencana pembelajaran

5. Mendorong dosen agar lebih meningkatkan pembimbing yang baik

6. Memberikan informasi kepada UPPL seabagai masukan dalam menentukan kebijakan


pelaksanaan praktik mengajar mikri di sekolah/lembaga

7. Melatih merancang RPP.


RPS 6

1. 7 prinsip penilaian micro teaching


 Valid dan reliable, Artinya melakukan penilaian dengan mengukur apa yang
seharusnya diukur serta sudah beberapa kali digunakan untuk mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama.
 Objektif, Yaitu penilaian yang harus jujur berdasarkan fakta karena fakta merupakan
suatu yang benar benar ada atau terjadi.
 Adil, Artinya tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat,status social ekonomi serta gender.
 Terbuka, Artinya penilaian yag dinilai dengan dasar pengambilan keputusan oleh
pihak sekolah.
 Bermakna, Artinya penilaian hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, berguna
dan bisa ditindak lanjuti oleh semua pihak.
 Edukatif, Artinya penilaian yang memotifasi mahasiswa agar mampu memperbaiki
perencanaan dan cara belajar dan meraih capaian pembelajaran lulusan.
 Berkesinambungan, Artinya penilaian yang mencakup semua kompetensi dengan
menggunakan berbagai Teknik penilaian yang sesuai untuk memantau perkembangan
kemampuan peserta didik.

2. 3 komponen penilaian

3 aspek yang dinilai dalam penilaian hasil pembelajaran antara lain:

 Aspek Kognitif.
 Aspek Afektif.
 Aspek Psikomotrik.

3. 2 teknik penilaian

1. Teknik penilaian melalui tes


 Tes tertulis

Tes tertulis yakni tes yang soal-soalnya harus dijawab siswa dengan memberikan
jawaban tertulis. Jenis tes tertulis secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

>tes objektif, misalnya bentuk pilihan ganda, jawaban singkat atau isian, benar-salah, dan
bentuk menjodohkan;

>tes uraian, yang terbagi atas tes uraian objektif (penskorannya dapat dilakukan secara
objektif) dan tes uraian non-objektif (penskorannya sulit dilakukan secara objektif).

 Tes lisan

Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab
secara langsung antara guru dan siswa. Tes ini memiliki kelebihan dan kelemahan.
Kelebihannya adalah: (1) dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki
siswa, sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung; (2) bagi
siswa yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering mengalami kesukaran
dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat menolong sebab siswa dapat
menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang dimaksud; (3) hasil pengetesan dapat
langsung diketahui siswa. Kelemahannya adalah (1) subjektivitas pengetesan (Tutor) sering
mencemari hasil tes, (2) waktu pelaksanaan yang diperlukan relatif cukup lama.

 Tes perbuatan

Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis
dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau penampilan. Penilaian tes
perbuatan dilakukan sejak siswa melakukan persiapan melaksanakan tugas, sampai dengan
hasil akhir yang dicapainya. Untuk menilai tes perbuatan pada umumnya diperlukan sebuah
format pengamatan, disesuaikan menurut keperluan. Untuk tes perbuatan yang sifatnya
individual, sebaiknya menggunakan format pengamatan individual. Untuk tes perbuatan yang
dilaksanakan secara kelompok sebaiknya menggunakan format tertentu yang sudah
disesuaikan untuk keperluan pengamatan kelompok.

2. Teknik penilaian melalui observasi atau pengamatan

Observasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan tutor/guru untuk mendapatkan informasi
tentang siswa dengan cara mengamati tingkah laku dan kemampuannya selama kegiatan
observasi berlangsung. Observasi dapat ditujukan kepada siswa secara perseorangan ataupun
kelompok. Datam kegiatan observasi perlu dipersiapkan format pengamatan. Di dalam format
perigamatan di antaranya berisi: (1) perilaku-perilaku atau kemampuan yang akan dinilai, (2)
batas waktu pengamatan.

Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan


tingkah lakuya. Secara umum observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan
(data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Observasi dapat
dilakukan pada berbagi tempat misalnya kelas pada waktu pelajaran, dihalaman sekolah pada
waktu bermain, dilapangan pada waktu murid olah raga, upacara dan lain-lain.
RPS 7

1. Membuka dan menutup pelajaran?

Keterampilan pertama yang perlu dikuasai adalah keterampilan dalam membuka dan
menutup pelajaran atau kelas. Jadi, calon tenaga pendidik perlu memiliki keterampilan untuk
bisa membuka kelas dengan baik dan benar. Tujuannya adalah sejak awal kelas dimulai,
pendidik sudah mendapatkan fokus dan perhatian.

Hal ini tentu penting untuk mendukung penyampaian materi pembelajaran dengan baik,
suasana di kelas pun cenderung lebih bersahabat. Selain itu, dalam menutup kelas juga
diperlukan keterampilan. Yakni tenaga pendidik perlu menyimpulkan jalannya kelas,
memberi motivasi bagi peserta didik untuk belajar, dan lain sebagainya.

2. Menjelaskan materi pelajaran?

Menjelaskan materi merupakan tugas pokok tenaga pendidik dalam mengajar.


Penyampaiannya tidak bisa asal, sehingga seorang dosen tidak bisa membaca buku ajar di
hadapan mahasiswa dan berharap ilmu dari buku tersebut tersalurkan.

Teknik ini tentu membuat suasana kelas tidak mendukung, mahasiswa merasa dosen di depan
pun belum menguasai materi karena menyampaikan isi buku. Oleh sebab itu dalam
menyampaikan materi di kelas juga butuh keterampilan. Yakni dimulai dengan penyampaian
secara runtut, jelas, dan menarik.

Tujuan dari penyampaian materi pelajaran tentu bukan untuk membantu peserta didik
menghafal materi. Melainkan memahaminya, maka diperlukan teknik yang cerdas dan kreatif
pada saat menyampaikan materi tersebut agar mudah dipahami.

3. Mengadakan variasi mengajar ?


keterampilan mengadakan variasi, maksudnya adalah keterampilan untuk memvariasikan
metode mengajar supaya selalu menarik. Sehingga tenaga pendidik diharapkan paham
bagaimana menerapkan metode pembelajaran secara acak, dan tidak terpaku hanya pada satu
metode.

4. Memberikan penguatan?

Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali perilaku itu. Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif
dan penguatan negatif. Penguatan positif adalah penguatan yang bertujuan untuk
mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan
penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak
menyenangkan. Misalnya dalam penguatan negatif, guru memberikan sindiran kepada siswa
yang tidak memperhatikan saat guru tersebut menerangkan suatu materi pelajaran. Manfaat
penguatan bagi siswa, antara lain.

1. Meningkatnya perhatian dalam belajar.


2. Membangkitkan dan memelihara perilaku.
3. Menumbuhkan rasa percaya diri
4. Memelihara suasana belajar yang kondusif.

Keterampilan memberikan penguatan merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh guru
karena penguatan yang diberikan kepada siswa akan membangkitkan semangat dalam
melakukan kegiatan pembelajaran. Semangat siswa yang tinggi akan meningkatkan daya
tangkap ilmu sehingga nantinya tujuan yang ingin dicapai oleh guru dapat diraih dengan baik.
Penguatan harus dilakukan secara merata kepada siswa yang baik ataupun kurang baik
perilakunya. Guru tidak boleh membeda-bedakan dalam memberikan penguatan.

Anda mungkin juga menyukai