Disusun oleh:
NPM: 2013051023
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
TUGAS: Menjawab Indikator Capaian Pembelajaran dari 'RPS 1 sd RPS 7.
RPS 1
Micro teaching berasal dari dua kata, micro dan teaching. Micro berarti kecil, terbatas,
sempit dan sedikit. Sedangkan teaching berarti mengajar yang segala aspek pengajarannya
diperkecil atau disederhanakan (Banarwi, 2016, hlm. 16). Sedangkan menurut Lakshmi
dalam Barnawi dan Arifin (2016, hlm. 17) “micro Teaching merupakan pertemuan
pengajaran yang diperkecil dan sistem latihan yang terkontrol yang memungkinkan
konsentrasi pada keterampilan mengajar tertentu, manajemen ruang kelas, dan penggunaan
closed circuit television (CCTV) untuk memberikan umpan balik segera mungkin”.
Menurut Helmiati (2013, hlm. 26) ada 9 karakteristik dari pembelajaran micro teaching,
yaitu:
Sedangkan menurut Allen dan Ryan dalam Banarwi dan Arifin (2016, hlm. 21)
mengidentifikasi hal-hal fundamental mengenai karakteristik micro teaching, yaitu:
Micro teaching is real teaching Proses latihan yang dimembangkan dalam pendekatan
micro teaching ialah kegiatan mengajar yang sebenarnya. Namun dilaksanakan bukan
pada klas yang sebenarnya, melainkan dalam suatu kelas, laboraturium, atau tempat
khusus yang dirancang untuk pembelajaran mikro.
Micro teaching lesson the complexities of normal classroom Latihan yang kegiatan
pembelajarannya dilakukan lebih sederhana. Penyerdehanaan ini dilakukan dalam
setiap untus atau komponen pembelajaran.
Micro teaching focuses on training for the accomplishment of spesific task. Latihan
yan dkembangkan dalam pendekatan pembelajaran mikro hanya difokuskan pada
jenis-jenis keterampiln tertentu secara spesifik, sesuai dengan apa yang diingkan oleh
setiap yang berlatih atau atas dasar saran yang diberikan oleh pihak suervisor.
Micro teaching allows for the increased control of practice Pembelajaran yang
dilakukan dengan menerpakan pendekatan mikro lebih diarahkan untuk meningkatkan
kontrol yang ketat, cermat, dan komprehensif yang dilatihkan.
Micro teaching greatly expands the normal knowladge of result or feedback
dimension in teaching. Melalui pendekatan pembelajaran mikro dapat memperluas
wawasan dan pemahaman yang terkait dengan pembelajaran, sehingga pihak-pihak
yang berkepentingan akan memperoleh masukan yang sangat berharga untuk
memperbaiki proses penyiapan, pembinaan, dan peningkatan profesi guru.
Banarwi dan Arifin (2016, hlm. 24) menjelaskan bahwa micro teaching bagi calon guru
dapat memberikan pengalaman baru dalam belajar mengajar.
Selain itu menurut Suwarna dalam Barnawi dan Arifin (2016, hlm. 25) menyatakan:
Microteaching berfungsi sebagai sarana untuk memperoleh umpan balik atas kinerja
mengajar seseorang. Melalui microteaching, baik calon guru maupun guru dapat memperoleh
informasi tentang kekurangan dan kelebihannya dalam mengajar. Apa saja kelebihan yang
perlu dipertahankan dan apa saja kekurangan yang dapat diperbaiki. Selain itu, melalui
microteaching guru dapat mencoba metode atau model pembelajaran baru sebelum digunakan
pada kelas yang sebenarnya.
Sedangkan menurut Helmiati (2013, hlm. 25) menejlaskan beberapa fungsi dari
pembelajaran praktik micro teaching, yakni:
Memperoleh umpan balik atas penampilannya dalam pembelajaran. Umpan balik ini
berupa informasi tentang kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya dapat
dipertahankan atau ditingkatkan, sedangkan kekurangannya dapat diperbaiki sehingga
keterampilan dasar pembelajaran dapat dikuasainya dengan baik.
Memberi kesempatan kepada siswa calon guru untuk menemukan dirinya sebagai
calon guru.
Menemukan model–model penampilan seorang guru dalam pembelajaran, dengan
menggunakan hasil supervisi sebagai dasar diagnostik dan remidi (perbaikan) untuk
mencapai tujuan latihan keterampilan.
RPS 2
Rostiyah dalam Helmiati (2013, hlm. 27) memaparkan tujuan dari micro teaching ialah
untuk mempersiapkan calon guru menghadapi cara mengajar didepan kelas dengan memiliki
pengetahuan, keterampilan serta sikap sebagai guru profesional. Dengan praktik micro
teaching diharapkan kekurangan dan kegagalan praktik mengajar dapat diminimalisir.
Sedangkan menurut Banarwi dan Arifin (2016, hlm. 25-26) mengatakan bahwa pada
awalnya micro teaching bertujuan untuk mengatasi persoalan praktik mengajar disekolah.
Pada perkembangan berikutnya, micro teaching mempunyai tujuan untuk mengembangkan
kompetensi profesional baik calon guru ataupun guru, yang dimana micro teaching
merupakan bentuk pendidikan pre service bagi calon guru dan pendidikan in service bagi
guru.
Selain itu menurut Sukirman dalam Barnawi dan Arifin (2016, hlm. 27) menjelaskan
tujuan micro teaching adalah sebagai berikut:
Agar dapat terlaksana dengan baik dan benar, maka micro teaching harus memiliki asas
dan prinsip. Dalam Barnawi dan M. Arifin (2015: 33-38), para ahli menguraikan asas dan
prinsip dalam micro teaching sebagai berikut: Jamal Ma'mur Asmani mengemukakan
beberapa asas normatif micro teaching, yaitu sebagai berikut:
1) Kerja sama.
Kerja sama merupakan asas utama dalam micro teaching. Bekerja sama berarti bekerja sesuai
dengan sistem yang disepakati dan ada kolaborasi antara beberapa orang demi satu tujuan,
yaitu mencerdaskan anak didik.
2) Sinergi.
Sinergi adalah saling mengisi, menutupi kekurangan dan kelemahan, dan berjalan-beriringan
untuk sebuah tujuan yang hendak dicapai bersama. Sinergi akan menghasilkan harmoni dan
progres.
3) Integritas ilmiah.
Integritas (kejujuran) ilmiah merupakan modal utama seorang guru dalam mengajar.
Kejujuran seorang guru dalam mengambil, menjelaskan, dan mengeksplorasi ilmu
pengetahuan akan membawa pada kemantapan dalam menyampaikan materi ajar di kelas.
4) Inovasi.
Inovasi adalah pembaruan yang dibutuhkan bagi segala aspek, termasuk dalam hal
pembelajaran. Inovasi merupakan denyut nadi kemajuan dan indikator utama kesuksesan
dalam mengajar.
5) Akuntabilitas.
Pembelajaran mikro atau micro teaching memiliki beberapa aspek dalam melatih
keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pengajar terkait dengan sejauh mana
kemampuan para guru mampu di dalam menerapkan berbagai variasi metode mengajar.
Menurut Barnawi dan Arifin (2016) terdapat beberapa aspek keterampilan dalam micro
teaching, yaitu sebagai berikut:
Membuka pelajaran merupakan usaha untuk menciptakan pra kondisi agar mental
maupun perhatian siswa terpusat pada apa yang akan dipelajarinya. Membuka pelajaran
berarti mengarahkan siswa pada materi pelajaran bukan hanya yang diperlukan pada awal
pembelajaran, melainkan juga selama proses pembelajaran. Menutup pelajaran merupakan
suatu kegiatan yang bertujuan untuk menyimpulkan kegiatan inti. Saat guru mengatakan
kepada siswa bahwa waktu pelajaran. Kegiatan menutup pelajaran harus memberikan
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari, tingkat pencapaian siswa, dan
tingkat keberhasilan guru.
o b. Keterampilan Menjelaskan
o c. Keterampilan bertanya
Adalah model pelaksanaan microteaching yang berpusat pada pembelajar. Model ini
menghendaki microteaching melibatkan peran aktif teacher trainee mulai dari proses berpikir,
membuat keputusan, melakukan aktivitas, sampai dengan evaluasi mengajar.
RPS 5
1. Pengertian penilaian?
2. 3 komponen penilaian
Aspek Kognitif.
Aspek Afektif.
Aspek Psikomotrik.
3. 2 teknik penilaian
Tes tertulis yakni tes yang soal-soalnya harus dijawab siswa dengan memberikan
jawaban tertulis. Jenis tes tertulis secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
>tes objektif, misalnya bentuk pilihan ganda, jawaban singkat atau isian, benar-salah, dan
bentuk menjodohkan;
>tes uraian, yang terbagi atas tes uraian objektif (penskorannya dapat dilakukan secara
objektif) dan tes uraian non-objektif (penskorannya sulit dilakukan secara objektif).
Tes lisan
Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab
secara langsung antara guru dan siswa. Tes ini memiliki kelebihan dan kelemahan.
Kelebihannya adalah: (1) dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki
siswa, sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung; (2) bagi
siswa yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering mengalami kesukaran
dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat menolong sebab siswa dapat
menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang dimaksud; (3) hasil pengetesan dapat
langsung diketahui siswa. Kelemahannya adalah (1) subjektivitas pengetesan (Tutor) sering
mencemari hasil tes, (2) waktu pelaksanaan yang diperlukan relatif cukup lama.
Tes perbuatan
Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis
dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau penampilan. Penilaian tes
perbuatan dilakukan sejak siswa melakukan persiapan melaksanakan tugas, sampai dengan
hasil akhir yang dicapainya. Untuk menilai tes perbuatan pada umumnya diperlukan sebuah
format pengamatan, disesuaikan menurut keperluan. Untuk tes perbuatan yang sifatnya
individual, sebaiknya menggunakan format pengamatan individual. Untuk tes perbuatan yang
dilaksanakan secara kelompok sebaiknya menggunakan format tertentu yang sudah
disesuaikan untuk keperluan pengamatan kelompok.
Observasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan tutor/guru untuk mendapatkan informasi
tentang siswa dengan cara mengamati tingkah laku dan kemampuannya selama kegiatan
observasi berlangsung. Observasi dapat ditujukan kepada siswa secara perseorangan ataupun
kelompok. Datam kegiatan observasi perlu dipersiapkan format pengamatan. Di dalam format
perigamatan di antaranya berisi: (1) perilaku-perilaku atau kemampuan yang akan dinilai, (2)
batas waktu pengamatan.
Keterampilan pertama yang perlu dikuasai adalah keterampilan dalam membuka dan
menutup pelajaran atau kelas. Jadi, calon tenaga pendidik perlu memiliki keterampilan untuk
bisa membuka kelas dengan baik dan benar. Tujuannya adalah sejak awal kelas dimulai,
pendidik sudah mendapatkan fokus dan perhatian.
Hal ini tentu penting untuk mendukung penyampaian materi pembelajaran dengan baik,
suasana di kelas pun cenderung lebih bersahabat. Selain itu, dalam menutup kelas juga
diperlukan keterampilan. Yakni tenaga pendidik perlu menyimpulkan jalannya kelas,
memberi motivasi bagi peserta didik untuk belajar, dan lain sebagainya.
Teknik ini tentu membuat suasana kelas tidak mendukung, mahasiswa merasa dosen di depan
pun belum menguasai materi karena menyampaikan isi buku. Oleh sebab itu dalam
menyampaikan materi di kelas juga butuh keterampilan. Yakni dimulai dengan penyampaian
secara runtut, jelas, dan menarik.
Tujuan dari penyampaian materi pelajaran tentu bukan untuk membantu peserta didik
menghafal materi. Melainkan memahaminya, maka diperlukan teknik yang cerdas dan kreatif
pada saat menyampaikan materi tersebut agar mudah dipahami.
4. Memberikan penguatan?
Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali perilaku itu. Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif
dan penguatan negatif. Penguatan positif adalah penguatan yang bertujuan untuk
mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan
penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak
menyenangkan. Misalnya dalam penguatan negatif, guru memberikan sindiran kepada siswa
yang tidak memperhatikan saat guru tersebut menerangkan suatu materi pelajaran. Manfaat
penguatan bagi siswa, antara lain.
Keterampilan memberikan penguatan merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh guru
karena penguatan yang diberikan kepada siswa akan membangkitkan semangat dalam
melakukan kegiatan pembelajaran. Semangat siswa yang tinggi akan meningkatkan daya
tangkap ilmu sehingga nantinya tujuan yang ingin dicapai oleh guru dapat diraih dengan baik.
Penguatan harus dilakukan secara merata kepada siswa yang baik ataupun kurang baik
perilakunya. Guru tidak boleh membeda-bedakan dalam memberikan penguatan.