Anda di halaman 1dari 9

Laporan Bacaan pertemuan ke-2

Mata Kuliah

Pengajaran Micro Teaching

Tentang

Pengantar Pengajaran Mikro

Oleh

Felia Zuliasmi

NPM : 18080160

Dosen Pengampu

Trisna Helda M,Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT


PADANG
2021
A. Latar Belakang Micro Teaching
Dalam Dadang Sukirman ( 2012:20 ) Ada beberapa bagian yang harus dikembangkan
oleh seorang : a) tujuan atau kompetensi yang diharapkan dapat dicapai, b) materi atau
bahan ajar yang harus dikuasai oleh siswa, c) metode atau cara untuk membelajarkan
siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dan d) evaluasi sebagai alat untuk
mengetahui tingkat ketercapaian tujuan atau kompetensi yang ditetapkan. Keempat
komponen tersebut antara satu dengan unsur dengan unsur lainnya saling mempengaruhi
sehingga pembelajaran dikatakan sebagai suatu sistem. Selain itu seorang guru yang
professional tidak akan cukup hanya dengan telah menguasai sejumlah materi
pembelajaran akan tetapi ditunjang oleh kemampuan dan keterampilan lain yang sesuai
dengan unsur-unsur terkait dengan sistem dalam proses pembelajaran. Secara khusus
kemampuan utama harus dimiliki secara profesional, selain menguasai materi atau bahan
ajar ádalah keterampilan-keterampilan dasar dalam mengajar pun sangat diperlukan.

Penguasaan konsep-konsep keguruan, terlebih menyangkut dengan


kemampuankemampuan praktis seperti keterampilan dasar mengajar, tidak didapatkan
secara kebetulan atau melalui turun temurun. Akan tetapi semuanya harus dipersiapkan
melalui proses pembelajaran, latihan, dan bimbingan yang dilakukan secara terus
menerus sejak mengikuti program pendidikan keguruan maupun ketika sudah menduduki
jabatan profesi sebagai guru

Menurut As.Glicman (1991:34) keterampilan dasar mengajar dasar adalah


kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional
behaviours) yang harus dimiliki dan diterapkan oleh guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Selain keterampilan dasar mengajar yang menjadi kemampuan utama yang
harus dikusai oleh setiap guru, bahwa setiap guru juga harus menguasai dan mampu
melaksanakan proses pembelajaran secara logis dan sistematis dari mulai kegiatan
membuka, kegiatan inti, dan kegiatan menutup pembelajaran.

Mengingat kemampuan mengajar tidak akan didapatkan secara instan, dan secara
terus menerus harus dibina dan ditingkatkan, maka pembelajaran mikro dapat dijadikan
alternatif untuk membina dan meningkatkan kemampuan mengajar oleh calon guru
maupun oleh meraka yang sudah menduduki jabatan profesi sebagai guru. Kekurangan-
kekurangan yang masih ada, melalui pembelajaran mikro dapat diperbaiki

Jadi dapat disimpulkan bahwa latar belakang pembelajaran micro ini berguna
untuk melatih kemampuan dari seorang calon guru untuk bisa mendalami konsep dari
pembelajaran yang ada disekolah itu agar tidak canggung untuk menghadapi siswa-
siswinya kedapannya. Pembelajaran micro ini juga untuk melatih bentuk kreativitas ,
inovatif , dan keterampilan seotang guru untuk bisa mengembangkan model / metode
pembelajaran yang ada supaya siswa-sisiwi tidak bosan ketika menerima pembelajaran
dari seorang guru.

B. Pengertian Micro Teaching


Menurut Allen dan Ryan ( 1969 : 20 ) pembelajaran mikro (micro teaching)
adalah merupakan proses untuk melatih bagi mahasiswa calon guru (pre-service) maupun
untuk melatih, membina dan meningkatkan kemampuan mengajar bagi mereka yang
telah menjadi guru (in-service)..
Menurut Hasibuan dalam Azizah dan Rahmi (2019: 32 ) micro teaching
merupakan pengajaran mikro yang dirumuskan sebagai pengajaran dalam skala kecil
yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan baru dan memperbaiki keterampilan
lama. Pengajaran mikro ini bertujuan untuk memberikan pengalaman mengajar yang
nyata kepada mahasiswa calon guru dan sebagai wadah untuk mengembangkan
keterampilan mengajar yang yang dimilikinya.
Menurut Hasibuan ( 1988:5) Pembelajaran mikro adalah metode latihan yang
dirancang sedemikian rupa dengan jalan mengisolasi bagian-bagian komponen dari
proses pembelajaran sehingga calon guru/pendidik dapat menguasai keterampilan satu
per satu dalam situasi mengajar yang disederhanakan.
Menurut Roestiyah ( 1982:40) pembelajaran mikro merupakan suatu kegiatan
mengajar dimana segala sesuatunya dikecilkan atau disederhanakan
Jadi dapat disimpulkan bahwa micro teaching adalah suatu metode serta latihan
yang dilakukan oleh seorang guru untuk memperbaiki keterampilan mengajar calon guru
dan mengembangkan pengalaman profesional guru khususnya cara menyederhanakan
atau memperkecil aspek pembelajaran seperti jumlah murid, waktu, fokus bahan ajar dan
konsep pembagian Kegiatan pembelajaran mulai dari Kegiatan Pendahuluan , Inti , dan
penutup agar pembelajaran dapat terlaksanaa dengan baik.

C. Manfaat
1. Manfaat bagi mahasiswa calon guru (pendidikan pre-service)
a. Setiap mahasiswa calon guru dapat melatih bagian demi bagian dari setiap
keterampilan mengajar yang harus dikuasainya secara lebih terkendali dan terkontrol.
b. Setiap mahasiswa calon guru dapat mengetahui tingkat kelebihan maupun
kekurangannya dari setiap jenis keterampilan mengajar yang harus dikuasainya.
c. Setiap mahasiswa calon guru dapat menerima informasi yang lengkap, objektif dan
akurat dari proses latihan yang telah dilakukannya melewati pihak observer.
d. Setiap mahasiswa calon guru dapat melakukan proses latihan ulang untuk memperbaiki
terhadap kekurangan maupun untuk lebih meningkatkan kemampuan yang telah
dimilikinya.
2. Manfaat bagi para guru (pendidikan in-service)
a. Para guru baik secara mandiri maupun bersama-sama dapat berlatih untuk lebih
meningkatkan kemampuan mengajar yang telah dimilikinya.
b. Mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya terkait dengan keterampilan
mengajar yang harus dikuasainya
D. Tujuan
 Tujuan Umum
Menurut Rostiyah (1982:32) tujuan micro teaching adalah untuk mempersiapkan calon
guru menghadapi pekerjaan mengajar sepenuhnya di muka kelas dengan memiliki
pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai guru profesional.Dengan program ini
diharapkan kekurangan dan kegagalan praktek mengajar dapat diminimalisir.
Menurut Dwight Allen( , tujuan pembelajaran mikro adalah:
1. Bagi siswa calon guru
a. Memberikan pengalaman belajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar
mengajar secara terpisah.
b. Calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum mereka terjun
ke kelas yang sebenarnya.
c. Memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk menguasai beberapa keterampilan
dasar mengajar serta memahami kapan dan bagaimana keterampilan itu diterapkan,
sehingga calon guru mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif, efisien, dan
menarik.
2. Bagi guru
a. Memberikan penyegaran dalam program pendidikan
b. Guru mendapatkan pengalaman belajar mengajar yang bersifat individual demi
perkembangan profesinya
c. Mengembangkan sikap terbuka bagi guru terhadap pembaharuan yang berlangsung di
pranata pendidikan.
 Tujuan Khusus
Secara khusus micro teaching memiliki tujuan agar:
a. Calon guru mampu menganalisis tingkah laku pembelajaran kawannya dan dirinya
sendiri.
b. Calon guru mampu melaksanakan berbagai jenis keterampilan dalam proses
pembelajaran.
c. Calon guru mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif, produktif, dan
efisien.
d. Calon guru mampu bertindak profesional.

E. Prosedur Pelaksanaan Peng. Mikro


Menurut Munardji ( 2008:8 ) Ada beberapa bagian dari prosedur pelaksaan
Pengajaran Mikro yaitu sebagai berikut :

Prosedur Pengajaran Mikro

1. Pengenalan tentang pengajaran


micro
2. Penyajian Model dan diskusi

3. Perencaan persiapan mengajar


4. A. Praktek Mengajar

B. Observasi /Perekaman

5. Diskusi / Umpan Balik

6. Perencanaan / Persiapan Ulang

7. A. Praktek Mengajar Ulang


B. Observasi / Perekamaan Ulang

8. Diskusi / Umpan Balik

Berdasarkan bagan diatas maka dapat dijelaskan bahwa


Langkah 1
Sebelum calon guru diperkenalkan pada sebuah micro teaching maka terlebih dahulu
haruslah mengadakan sebuah latihan /observasi dalam interaksi belajar mengajar .
Kemudian itu dilakukanlah sebuah diskusi bersama dosen untuk bisa menjelaskan apa itu
micro teaching.
Langkah 2
Sesudah calon guru mengenal “ Micro Teaching “ maka kemudian diberikanlah sebuah
tugas untuk bisa mengetahui model-model apa saja yang telah diberikan untuk bisa
mengajar dikelas. Model-model yang digunakan pun haruslah sesuai dengan paduan
observasi yang ada dalam meningkatkan pemahaman terhadap komponen keterampilan
mengajar yang harus dikuasai dalam mengajar nantinya.
Langkah 3
Sebagai calon guru maka haruslah bisa membuat sebuah desain intruksional , yaitu
persiapan mengajar dengan micro teaching untuk bisa melatih keterampilan tertentu.
Didalamnya juga terdapat komponen-komponen dalam melakukan tindak pengajaran
micro teaching.
Langkah 4
Dalam langkah ini calon guru haruslah bisa terlatih mengajar dengan menggunakan
keterampilan tertentu . Latihan observasi ini dilakukan oleh dosen pembimbing dan calon
guru lainnya dengan menggunakan instrument observasi tertentu dengan menggunakan
alat perekam . Latihan ini mengajar siswa untuk bisa memaikan peran sebagai anggota
kelompok didalamnya dan memainkan peran secara bergantian.
Langkah 5
Pada tahap ini diadakan diskusi antara calon guru , guru lainnya dan dosen pembimbing ,
apabila perekamaan ,dapat diputar kembali berulang-ulang sehingga calon guru dapat
mengobservasi diri sendiri.
Langkah 6
Langkah ini sama dengan langkah 3 , 4, dan 5 yaitu perencanaan kembali praktek ulang
disertai observasi serta diskusi , Langkah ini ditempuh apabila dianggap terdapat hal-hal
yang harus diperbaiki. Terdapat pula kemungkinan bahwa langkah ini ditangguhkan pada
kesempatan berikutnya.

F. Hubungan Pengajaran Mikro dengan PPL


Menurut Suparno (1991:32), Program Pengalaman Lapangan ( PPL ) adalah suatu
program dalam pendidikan prajabatan guru, yang dirancang untuk melatih para calon
guru menguasai kemampuan keguruan yang utuh dan terintegrasi, sehingga setelah
menyelesaikan pendidikannya mereka siap untuk secara mandiri mengemban tugas
sebagai guru. Pada dasarnya, kemampuan profesional keguruan yang terbentuk melalui
pendidikan prajabatan itu memiliki 2 sisi yang saling menunjang yaitu kemampuan untuk
melaksanakan tugas dan mengenal batas-batas kemampuan serta kesiapan dan
kemampuankemampuan sumber yang dapat membantu mengatasi keterbatasan
kemampuan melaksanakan tugas tersebut. Ketika menempuh PPL setiap mahasiswa
langsung mengajar di kelas yang sebenarnya, melaksanakan tugas-tugas pembelajaran
secara utuh (real teaching on the real class room teaching). Mereka (mahasiswa calon
guru) langsung tampil di dalam kelas melaksanakan proses pembelajaran, berhadapan
dengan siswa yang berjumlah rata-rata antara 30-35 orang siswa, menyampaikan materi
pembelajaran secara utuh dengan menggunakan metode dan media pembelajaran yang
mereka kuasa
Pengajaran mikro, calon guru berlatih mengajar secara terbatas, namun tetap
mengajar yang sesungguhnya dengan diawasi oleh pembimbing, sebelum mengajar yang
sesungguhnya. Pengajaran mikro memberi kesempatan seluasluasnya bagi calon guru
untuk mengesplorasi semua kelebihannya, memberi kesempatan untuk mengukur
kemampuannya, sehingga calon guru memiliki seperangkat pengetahuan, ketrampilan,
sikap serta tingkah laku yang diperlukan bagi profesinya serta tepat dalam
menggunakannya dalam tugas dan perannya di sekolah.
Hubungan yang didapatkan bagi calon guru dalam pengajaran mikro dan Program
Pengalaman Lapangan juga terdapat adanya interaksi. Hal ini dapat dilihat, bahwa
pengajaran mikro membuat calon guru menjadi semakin bertanggung jawab, percaya diri
dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan Program Pengalaman Lapangan ( PLL ) . Hal
ini dikarenakan Calon guru merasa sudah mendapatkan ketrampilan dan pengalaman
mengajar lewat pengajaran mikro, dan dengan adanya praktek Program Pengalaman
Lapanga dapat menjadi tantangan bagi calon guru dan memperdalam lagi ketrampilan
mengajarnya sehingga dengan pengalaman yang dia dapat, calon guru berminat untuk
menjadi guru.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, D dan D,Ryan.K. 1969. Microteaching. Massachusetts : Addison-Wesley
Publising Company.
Azizah dan Rahmi. (2019). Persepsi mahapeserta didik tentang peranan mata
kuliah microteaching terhadap kesiapan mengajar pada maha peserta
didik Pendidikan Ekonomi UNP. Journal Ecogen, Vol 2 No.2 , 5 Juni
2019.
Dadang Sukirman.2012. Pembelajaran Micro Teaching. Jakarta : Direktorat
jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama.
Hasibuan, JJ., (1988), Proses Belajar Mengajar Keterampilan Dasar Pengajaran
Mikro, Jakarta: Detak.
Munardji. 2008 . Pengajaran Micro . Tulungagung. Penerbitan STTIM.
Roestiyah, (1982), Strategi Belajar-Mengajar dan Kompetensi Guru, Jakarta:
Bumi Aksara.
Suparno, A.S., dkk. (1991). Program Pengalaman Lapangan. Jakarta:
Depdikbud-Dikti. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen. UP2KT-FKIP. (2015). Buku Pedoman Program Pengalaman
Lapangan (PPL) FKIP-UNS. Surakarta: UP2KT-FKIP UNS.

Anda mungkin juga menyukai