Anda di halaman 1dari 7

RESUME

PEMBELAJARAN MIKRO (MICRO TEACHING)


Dosen Pengampu : Very Sukma Firmansyah, M. Pd

Disusun Oleh :
Edi Waluyo (2086020)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PURWAKARTA
2022/2023
A. Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran memiliki komponen utama yang perlu harus dikuasai oleh
pendidik, diantaranya: Tujuan atau kompetensi yang diharapkan dapat dicapai, materi atau
bahan ajar yang harus dikuasai oleh siswa, metode atau cara untuk membelajarkan siswa agar
mencapai tujuan yang diharapkan dan evaluasi sebagai alat untuk mengetahui tingkat
ketercapaian tujuan atau kompetensi yang ditetapkan. Sebagai pendidik, sejatinya perlu
memperhatikan empat komponen tersebut, mengingat bahwa pembelajaran merupakan
sebuah kegiatan yang komplek.
Seorang guru yang dikatakan profesional jika tidak memiliki kompetensi menguasai
komponen-komponen diatas, belum cukup untuk dikatakan sebagai pendidik. Empat
komponen diatas juga adalah komponen pembelajaran yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi. Oleh karena itu, tak heran jika pembelajaran juga dapat dikatakan sebagai
sebuah sistem, dimana jika ada komponen yang terganggu atau bahkan hilang, kegiatan
pembelajaran pasti terganggu dan pencapaian hasil belajar tidak maksimal.
Ada beberapa cara yang efektif di gunakan dalam proses pembelajaran oleh guru
untuk mempermudah memberikan pemahaman kepada anak. Pembelajaran Micro Teaching
merupakan sebuah pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif untuk membina dan
membantu mahasiswa calon pendidik dalam meningkatkan kompetensi mendidik.
Kekurangan-kekurangan yang mungkin masih dimiliki oleh mahasiswa calon pendidik dalam
praktik pendidikan, dapat diperbaiki melalui pembelajaran Micro Teaching. Oleh karena itu,
secara konsep Micro Teaching adalah proses untuk melatih, membina dan meningkatkan
kemampuan mendidik bagi mereka calon pendidik.
Tolak ukur keberhasilan seorang guru adalah tercapainya tujuan dan hasil
pembelajaran, untuk mencapai tujuan dan hasil pembelajaran tersebut dibutuhkan seorang
guru yang benar-benar memiliki kapasitas sebagai tenaga pendidik professional. Kompetensi
guru harus dipahami untuk kemudian dikuasai melalui sebuah latihan yang sistematis dan
terkontrol. Menurut UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; seorang guru profesional
harus memiliki empat kompetensi dasar dalam pendidikan. (1) Pedagogi, (2) Kepribadian, (3)
Profesional dan (4) Sosial. Upaya kearah tersebut bisa ditempuh salah satunya dengan cara
mengoptimalkan beberapa kegiatan seperti observasi dan Micro Teaching.
B. Kajian Pustaka

1. Pengertian Micro Teaching


Pembelajaran mikro (micro teaching) adalah salah satu pendekatan atau cara untuk
melatih penampilan mengajar yang dilakukan secara “micro”. Penyederhanaan ini terkait
dengan setiap kompenen pembelajaran, misalnya dari segi waktu, materi, jumlahpeserta
didik, jenis keterampilan mengajar yang dilatihkan, penggunaan metode dan media
pembelajaran, dan unsur-unsur pembelajaran lainnya. Adapun yang dimaksud
penyederhanaan dalam pembelajaran mikro tersebut termasuk penyederhanaan keempat
aspek pembelajaran, yang terdiri atas: (1) tujuan pembelajaran; (2) materi pembelajaran; (3)
metode dan media pembelajaran;dan (4) evaluasi pembelajaran (Martawijaya, 2016).
Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan micro teching, mari kita telaah
beberapa pengertian beriku ini:
A. Perlberg (1984) Microteching is a laboratory training procedur aimed at simplifying
for complexities of regular teaching processing. Pembelajaran mikro pada dasarnya
dimaksudkan sebagai sebuah laboratorium untuk lebih menyederhanakan proses
pembelajaran.
Sugeng Paranto (1989) mengemukakan micro teaching merupakan salah satu cara latihan
praktek mengajar yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang dimikrokan untuk
membentuk, mengembangkan keterampilan mengajar.
Micro teaching merupakan suatu pembelajaran yang melatih calon guru agar memiliki
keterampilan dasar dan khusus dalam pembelajaran dengan lingkup kecil atau terbatas. Micro
teaching yaitu pertemuan pengajaran yang diperkecil dan sistem latihan yang terkontrol yang
memungkinkan konsentrasi pada keterampilan mengajar tertentu, manajemen ruang kelas,
dan penggunaan CCTV untuk memberikan respon sesegera mungkin. Pembelajaran micro
teaching memiliki tujuan membekali mahasiswa dengan keterampilan dasar yang akan
dipraktikkan. Dalam pelaksanaan pembelajaran micro teaching mahasiswa berlatih dengan
mengembangakan keterampilan khusus (Sari, 2017).
Micro teaching merupakan kegiatan latihan belajar-mengajar bagi mahasiswa calon guru
untuk mengembangkan kemampuan mengajar dan sebagai media latihan berinteraksi dengan
peserta didik. “Micro Teaching adalah salah satu pendekatan atau cara untuk melatih
penampilan mengajar yang dilakukan secara (micro) atau disederhanakan” (Sukirman, 2012).
Penyederhanaan ini terkait dengan setiap komponen pembelajaran, misalnya dari segi waktu,
materi, jumlah siswa, jenis keterampilan dasar mengajar yang dilatihkan, penggunaan metode
dan media pembelajaran, dan unsur-unsur pembelajaran lainnya (Suryana, 2018).
2. Unsur-unsur Pembelajaran Mikro
Dari beberapa pengertian pendekatan pembelajran mikro, lebih lanjut Allen dan Ryan
dalam Martawijaya (2016) mengidentifikasi hal-hal yang fundamental dari karakteristik
pembelajaran mikro sebagai berikut:
a) Microteaching is real teaching
Proses latihan yang dikembangkan dalam pendekatan pembelajaran mikro adalah
kegiatan mengajar yang sebenarnya ( real teaching). Tapi dilakanakan bukan pada kelas yang
sebenarnya, malainkan dalam suatu kelas, laboratorium atau tempat khusus yang dirancang
untuk pembelajaran mikro.
b) Microteaching lessons the complexities of normal classroom teaching
Latihan yang dilakukan melalui pembelajaran mikro. Penyederhanaan ini dilakukan
dalam setiap unsur atau komponen pembelajaran dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu,
kegiatan latihan mengajar yang dilakukan dalam pembelajaran berbeda dengan kegiatan
pembelajaran yang normal pada umumnya, seperti lazimnya ketika seorang pendidik
mengajar di dalam kelas yang sebenarnya.
c) Microteaching focuses in training for the accomplishment of specific tasks
Latihan yang dikembangkan dalam pembelajaran mikro hanya difokuskan pada jenis-
jenis keterampilan tertentu secara spesifik, sesuai apa yang diinginkan oleh setiap yang
berlatih atau atas dasar saran yang diberikan oleh pihak observer. Oleh karena itu, meskipun
pembelajaran mikro dikategorikan dalam bentuk pelaksanaan proses pembelajaran yang
sebenarnya, akan tetapi perhatian peserta yang berlatih harus memfokuskan diri pada jenis
keterampilan yang sedang dilatihkan.
d) Microteaching allows for the increaxed control of practice
Pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan mikro lebih diarahkan untuk
meningkatkan kontrol pada setiap jenis keterampilan yang dilatihkan. Control yang ketat,
cermat, dan komprehensif relatif mudah dilakukan dalam pembelajaran mikro, karena setiap
peserta yang berlatih hanya memfokuskan diri pada jenis keterampulan tertentu saja.
e) Mikcroteaching greatly expands the normal knowledge of results or feedback dimension
in teaching
Melalui pembelajaran mikro, calon pendidik maupun pendidik dapat memperluas
wawasan dan pemahamannya yang terkait dengan pembelajaran. Dari pelaksaan proses
latihan dalam pembelajaran mikro, pihak-pihak yang berkepentingan akan memperoleh
masukan yang berharga untuk memperbaiki proses penyiapan, dan pembinaan profesi
pendidik.
Konsep pengajaran mikro dilandasi oleh pokok-pokok pikiran, yaitu
Pengajaranyang nyata, artinya pengajaran di laksanakan tidak dalam bentuk sebenarnya,
tetapi berbentuk mini dengan karakteristik sebagai berikut :
a. Peserta berkisar antara 5 – 10 orang
b. Waktu mengajar terbatas sekitar 10-15 menit
c. Komponen mengajar dikembangkan terbatas
d. Latihan terpusat pada keterampilan mengajar.
e. Mempergunakan informasi dan pengetahuan tentang tingkat belajar 
f. Umpan balik terhadap kemampuan guru / calon guru.
g. Pengajaran di laksanakan bagi para siswa dengan latar belakang yang berbeda-bedadan
berdasarkan pada kemampuan intelektual kelompok usia tertentu.
h. Pengontrolan secara ketat terhadap
lingkungan latihan yang di selenggarakan dalamlaboratorium mikro teaching
i. Pengadaan low-threat-situation untuk memudahkan calon guru mengajariketerampilan
mengajar.
j. Penyediaan low-risk-situation yang memungkinkan siswa berpartisipasi aktif
dalam pengajaran.
k. Penyediaan kesempatan latihan ulang dan pengaturan distribusi latihan dalam
jangkawaktu tertentu.

3. Manfaat Pembelajaran Mikro (Micro Teaching)


Beberapa manfaat dilaksanakannya micro teaching antara lain:
a. Mengembangkan dan membina keterampilan tertentu calon guru dalam mengajar.
b. Dapat mempraktekkan metode dan strategi baru dalam lingkungan yang mendukung.
c. Segera mendapat umpan balik (feedback) dari penampilannya (performance) dengan
memutar ulang rekaman video.
d. Dapat menyiapkan dan melaksanakan pembelajaran dengan mengurangi kecemasan.
yang sistematis.
e. Memperoleh pengalaman yang berharga dengan resiko yang kecil.
f. Dapat mengatur tingkah laku sendiri sewajar mungkin dengan cara
g. Penguasaan keterampilan mengajar oleh guru/calon guru menjadi lebih baik (Helmiati,
2013).
4. Tujuan Micro Teaching
Menurut amanat UU No. 20 tahun 2003, UU No. 14 tahun 2005 dan PP No. 19 tahun
2005, bahwa setiap guru harus memiliki empat kompetensi. Oleh karena itu penggunaan
model pembelajaran mikro baik dalam pra-jabatan maupun dalam jabatan bertujuan untuk
mempersiapkan, membina, dan meningkatkan keempat komepetensi tersebut, yaitu: (1)
kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi profesional, dan (4)
kompetensi sosial (Sukirman, 2012).
Menurut Dwight Allen dalam buku Helmiati, tujuan pembelajaran mikro adalah
(Helmiati, 2013):
Bagi mahasiswa calon guru :
a. Memberikan pengalaman belajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar
mengajar secara terpisah.
b. Calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum mereka terjun ke
kelas yang sebenarnya.
c. Memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk menguasai beberapa keterampilan dasar
mengajar serta memahami kapan dan bagaimana keterampilan itu diterapkan, sehingga
calon guru mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik.
Bagi guru :
a. Memberikan penyegaran dalam program pendidikan.
b. Guru mendapatkan pengalaman belajar mengajar yang bersifat individual demi
perkembangan profesinya.
c. Mengembangkan sikap terbuka bagi guru terhadap pembaharuan yang berlangsung di
pranata pendidikan.

Dengan demikian, tujuan pembelajaran mikro adalah melatih guru maupun calon guru
agar memiliki ketrampilan dasar dan khusus dalam proses pembelajaran untuk
peningkatan kompetensinya.
C. Penutup
Mengajar merupakan aktivitas yang kompleks yang mengandung unsur teknologi,
ilmu seni, dan pilihan nilai. Aktivitas mengajar memerlukan kompetensi profesional yang
cukup kompleks, sebagai integrasi kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.Guru
memiliki peranan penting dalam suatu kegiatan pembelajaran. Berhasilnya suatu proses
belajar sangat bergantung pada kompetensi-kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru.
Oleh karena itu, untuk menjadi seoarang guru yang profesional, para calon pendidik
(guru) perlu berlatih terus menerus, antara lain melalui Micro Teaching.
Pembelajaran micro dapat diartikan sebagai cara dalam melatih keterampilan
keguruan atau praktik mengajar dalam lingkup kecil atau terbatas. Jumlah pesertanya
sekitar 5 sampai 10 orang, ruang kelasnya terbatas, waktu pelaksanaanya berkisar antara
10 dan 15 menit, terfokus kepada keterampilan mengajar tertentu, dan pokok
pembahasannya disederhanakan. Fungsi micro teaching ialah untuk memperkuat program
Pengalaman Lapangan. Berlatih micro teaching menyebabkan merasa lebih terampil serta
yakin dalam melaksanakan PPL.Adapun pengajaran mikro bertujuan membekali tenaga
pendidik beberapa keterampilan dasar mengajar dan pembelajaran serta memahami kapan
dan bagaimana menerapkan dalam program pembelajaran. Dalam pelaksanaan micro
teaching, Asril menjelaskan beberapa siklus secara sistematis antara lain: memahami
teori, mendiskusikan prinsip, mempraktekkan, direkam dengan video, dan diputar untuk
intropeksi. Adapun kendala yang terjadi dalam pelaksanaan micro teaching sebagai
berikut : keterbatasan fasilitas, siswa kurang interaktif, kurangnya kerjasama, dan
kurangnya pendanaan.

Anda mungkin juga menyukai