Menurut Hasibuan, Ibrahim dan Toemial Doringin, 2019), tujuan yang diharapkan dari
pembelajaran micro teaching antara lain adalah sebagai berikut:
1. Membantu mahasiswa sebagai calon guru untuk mempelajari keterampilan tertentu
agar tidak mengalami kesulitan dalam praktiknya.
2. Secara bertahap dapat meningkatkan tingkat kompetensi mengajar calon guru dan
penguasaan keterampilan yang pada akhirnya dapat diintegrasikan ke dalam
pengajaran yang sebenarnya.
3. Dalam pelatihan profesi untuk guru atau dosen, diharapkan mereka yang terlibat
mengenali kekurangan mereka sendiri dalam mengajar dan berusaha
memperbaikinya.
4. Memberikan kesempatan dalam latihan pembelajaran mikro bagi calon guru untuk
menguasai keterampilan mengajar (spesifik) sedemikian rupa sehingga konsisten,
kompeten dan kompeten dalam kegiatan mengajar (belajar-mengajar).
5. Mendukung upaya peningkatan keterampilan, kemampuan dan efisiensi kinerja calon
guru atau guru dalam proses belajar mengajar.
4. Manfaat Micro Teaching
Tujuan dari pembelajaran Microteaching adalah untuk memberikan pengetahuan dan
keterampilan mengajar yang penting bagi guru masa depan. Metode ini memberikan
pengalaman mengajar yang nyata kepada calon pendidik serta melatih beberapa
keterampilan mengajar dasar secara terpisah. Dengan menggunakan Microteaching, guru
calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajar dasar mereka sebelum mereka
memulai tugas mereka sebagai pengajar. Metode ini memberikan kesempatan kepada
calon guru untuk memperoleh berbagai keterampilan dasar mengajar dan memahami
kapan dan bagaimana hal tersebut dapat diterapkan dalam program pembelajaran. Hal ini
diharapkan dapat meningkatkan kompetensi siswa pada akhir semester dalam hal
pengetahuan, keterampilan, dan nilai inti. Selain itu, Microteaching juga memberikan
pengalaman dalam menghadapi pembelajaran dan siap melaksanakan praktik pedagogik
di sekolah, lembaga, atau asosiasi. Dengan menggunakan metode ini, calon guru dapat
mengembangkan sikap yang tercermin dalam berpikir dan bertindak sebagai pengajar
yang siap menghadapi tantangan dalam proses pembelajaran.
Manfaat pembelajaran mikro yang dilatihkan secara intensif akan memberikan manfaat
bagi mahasiswa, seperti berikut ini:
(1) mahasiswa menjadi lebih sensitif terhadap fenomena yang terjadi di selama proses
belajar-mengajar terjadi,
(2) mahasiswa menjadi lebih siap untuk melaksanakan praktik pembelajaran di sekolah,
(3) mahasiswa dapat melakukan intropeksi diri atas kompetensinya dalam mengajar, dan
(4) mahasiswa menjadi lebih mengerti dan memahami kompetensi guru sehingga mereka
dapat berpenampilan sebagai guru. (Pd & Belakang, 2005)
Landasan Teori
1. Teori Micro Teaching/Pembelajaran Mikro
a. definisi
Micro teaching atau pembelajaran mikro merupakan salah satu cara sederhana
untuk melatih keterampilan dasar mengajar guru, seperti waktu, materi, dan jumlah
siswa. Biasanya, mahasiswa sebagai calon guru bergantian mempraktekkan
keterampilan mengajar, melakukan kegiatan pembelajaran, dan membahas masalah
yang muncul. Tujuan dari pembelajaran mikro adalah meningkatkan keterampilan
mengajar calon guru dan mengembangkan pengalaman profesional guru terutama
dalam mengajar, dengan menyederhanakan aspek pembelajaran seperti jumlah siswa,
waktu, dan fokus pada bahan ajar. Metode ini dirancang untuk membantu guru
memahami kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri guru selama proses
pembelajaran.
Menurut regulasi Permenristekdikti No. 56 Tahun 2022 tentang Persyaratan
Pendidikan Guru, micro teaching ialah metode belajar dasar yang memanfaatkan
informasi latar belakang, siswa, keterampilan, bahan ajar, dan sesi singkat. Micro-
teaching ialah model pengajaran berupa pembelajaran dengan tutor sebaya yang
dilakukan dalam skala kecil dan dilaksanakan di laboratorium micro-teaching. Tujuan
dari aktivitas ini ialah untuk meningkatkan keterampilan mengajar dan meningkatkan
rasa percaya diri calon guru sehingga dapat melaksanakan kegiatan kelas nyata (real
class) di sekolah mitra tempat dilaksanakan kegiatan pengenalan lingkungan
persekolahan (PLP). (V.A.R.Barao et al., 2022)
Microteaching melibatkan peningkatan kinerja calon pendidik dalam mengajar
melalui latihan interaktif atau keterampilan praktis. Calon pendidik harus memiliki
pemahaman yang baik tentang materi pelajaran dan mampu memantau proses
pembelajaran. Kemampuan ini dapat ditingkatkan melalui latihan yang berkelanjutan
atau melalui praktik dengan rekan sejawat, serta melalui pengaturan kelas yang
disederhanakan. Microteaching merupakan latihan awal di kelas di mana
keterampilan tertentu dipilih untuk dilatihkan dengan pengawasan dosen pengampu
mata kuliah selaku pembimbing. Setelah keterampilan mengajar secara menyeluruh
dikuasai, langkah selanjutnya yaitu dengan menguasai keterampilan mengajar
terpadu, yaitu mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan mengajar yang sebenarnya
di sekolah mitra.
b. Fungsi dan Tujuan
1. Fungsi
Secara umum, micro teaching memiliki fungsi sebagai pemberi pengalaman
bagi calon guru dalam mengajar serta dapat juga sebagai pengasah
keterampilan yang dimiliki sehingga didapatkan umpan balik untuk perbaikan
kedepannya. Karena dengan melaksanakan micro teaching calon guru dapat
mengetahui informasi mengenai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
ketika proses mengajar berjalan. Sehingga apabila ada kelebihan dapat
dipertahan sedangkan jika terdapat kekurangan dapat di jadikan evaluasi diri
untuk perbaikan. Berikut ini fungsi-fungsi dari micro teaching:
1.Fungsi instruksional
2.Fungsi Pembinaan
3.fungsi Diagnostik
4.Fungsi Integralistik
5.Fungsi Supervisi
6.Fungsi Eksperimental
Adapun fungsi micro teaching yang di kutip dari buku Micro Teaching dalam
Pendidikan Jasmani olahraga dan kesehatan sebagai berikut:
1. Calon guru diberikan umpan balik terkait kinerjanya sementara masih
dalam proses belajar. Umpan balik ini berupa evaluasi kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan dapat ditingkatkan sedangkan kekurangan dapat
diperbaiki. Siswa dapat mempelajari keterampilan belajar dasar.
2. Tujuan
Tujuan dari Microteaching adalah untuk memberikan pelatihan dan membekali
dasar mengajar kepada calon guru. Bagi para calon pendidik, metode ini
memberikan pengalaman pengajaran yang sebenarnya dan melatih beberapa
keterampilan mengajar dasar secara terpisah. Di masa depan, guru dapat
meningkatkan keterampilan dasar mengajar mereka sebelum memulai peran
sebagai seorang guru. Ini memberikan kesempatan bagi calon guru untuk
memperoleh berbagai keterampilan mengajar yang penting dan memahami kapan
dan bagaimana menerapkannya dalam program pembelajaran. Secara
keseluruhan, tujuan dari micro teaching adalah untuk meningkatkan kemampuan
belajar dan keterampilan profesional calon guru dalam beberapa keterampilan
tertentu. Dengan micro teaching, calon guru dapat berlatih keterampilan
pengajaran yang berbeda dalam situasi yang terkendali untuk meningkatkan
keterampilan mereka.
Secara khusus, mahasiswa calon guru diharapkan dapat:
3. Menganalisis perilaku pengajaran mereka sendiri dan rekan mereka.
4. Menerapkan keterampilan spesifik di dalam kelas.
5. Menerapkan berbagai teknik pengajaran dengan benar dan tepat.
6. Menciptakan situasi pembelajaran yang efektif, produktif, dan efisien.
7. Berperan secara profesional sebagai pengajar.
Menurut para ahli, tujuan micro teaching juga mencakup hal-hal berikut:
1. Meningkatkan kesadaran diri atas nilai keterampilan pengogis dan
komponennya, sehingga dapat melakukan perbaikan diri dengan cepat
2. Membangun rasa percaya diri dan terbuka terhadap kritik dari orang lain.
3. Mengembangkan sikap yang lebih kritis.
4. Mengidentifikasi kelemahan dan kesalahan dalam aspek pengajaran dan
mengenali aspek yang baik.
2. Tahapan Micro Teaching
Secara umum tahapan micro teaching terdiri dari 5 tahap, yaitu 1) tahap pengenalan;
2) tahap penyajian model dan diskusi; 3) tahap perencanaan atau persiapan mengajar;
4) tahap praktik mengajar; 5) tahap diskusi umpan balik.
a. Tahap pengenalan
Pada tahap ini dapat disebut juga sebagai tahap memperoleh pengetahuan
bagi mahasiswa. Tahap ini memiliki tujuan bagi mahasiswa yaitu untuk
mendapatkan informasi seluas-luasnya mengenai mincro teaching. Serta
pengetahuan yang berisi tentang keterampilan serta komponen
pengajaran yang disampaikan oleh dosen. Mahasiswa juga harus
mengetahui hubungan dari micro teaching dengan praktek mengajar yang
akan dilaksanakan. Selain itu, mahasiswa juga dapat memperoleh
pengetahuan mengenai apa tujuan dari pembelajaran mikro teaching ini.
Unsur-unur keterampilan mengajar yang perlu dilatih dalam pelaksanaan
micro teaching pun harus diketahui oleh mahasiswa. Intinya di tahap
pengenalan ini mahasiswa diberikan serta disajikan informasi mengenai
micro teaching.
b. Tahap penyajian model dan diskusi
Pada tahap ini, mahasiswa sebagai calon guru diminta untuk berusaha
agar dapat menyajikan bentuk-bentuk model pembelajaran yang akan
dilaksanakan ketika praktik mengajar. Setelah mahasiswa mendapat
model-model pembelajaran tersebut, maka mahasiswa harus
mendiskusikan apa yang didapatkan itu dengan teman sebaya serta
berkonsultasi dengan dosen pengampu yang akan bertanggungjawab
pada pelaksanaan praktik micro teaching. Mahasiswa pun harus
mempelajari secara mendalam model-model pembelajaran tersebut, agar
ketika pelaksanaan micro teaching tidak terjadi hambatan yang berarti.
Selain itu, mahasiswa juga dapat mempraktekkannya secara mandiri
untuk memperdalamnya.
c. Tahap Perencanaan/Persiapan Pengajaran
Tahap ini dapat dijadikan sebagai tahap tindak lanjut dari tahap
sebelumnya, yaitu tahap penyajian model dan diskusi. Di tahap ini,
mahasiswa akan mempersiapkan perangkat ajar yang diperlukan ketika
pelaksanaan micro teaching dimulai dari perencanaan pembelajaran,
pemilihan metode pembelajaran, pemilihan model pembelajaran hingga
pada pemilihan media pembelajaran yang akan digunakan. Dalam
merencanakan pembelajaran ini pun, calon guru harus memperhatikan 8
keterampilan dasar dalam mengajar. Dalam merencanakan pembelajaran
ini, mahasiswa harus berkonsultasi dengan dosen pengampu guna untuk
memeriksa dan memastikan bahwa perencanaan sudah terencana dengan
baik.
d. Tahap Praktik Mengajar
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dan menjadi puncak dari
tahapan-tahapan micro teaching. Yang dilakukan pada tahap ini yaitu
calon guru melaksanakan pembelajaran sebagaimana yang sudah di susun
pada tahap sebelumnya. Dalam pelaksanaan praktik mengajar ini,
dilakukan dalam bentuk peer teaching yaitu salah satu cara pembelajaran
yang kooperatif dengan rasa saling menghargai dan mengerti, dengan
kata lain yaitu pembelajaran dengan sistem tutor sebaya. Tahap ini juga
dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mengasah kemampuan diri
untuk berani dan percaya diri dalam menangani situasi yang terjadi
dikelas secara efektif.
e. Tahap diskusi umpan balik
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam pelaksanaan micro teaching.
Diskusi umpan balik ini sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan micro
teaching dengan menjelaskan aspek yang perlu diperbaiki dan
dikembangkan oleh calon guru yang sudah tampil. Setelah sesi
pembelajaran selesai, umpan balik akan diberikan dengan segera.
Terkadang, pengamat perlu memberikan waktu istirahat kepada praktisi,
sementara praktisi harus terbuka terhadap saran yang diberikan. Umpan
balik haruslah akurat dan objektif, dengan menggunakan catatan
pengamatan, audio, dan video sebagai alat pendukung yang andal.
Umpan balik akan sangat bermanfaat ketika menargetkan perilaku yang
masih bisa diubah. Penyedia umpan balik harus memastikan bahwa
penerima umpan balik memahami informasi yang diberikan. Pemberian
umpan balik dilakukan dengan mengajukan pertanyaan terbuka dan
mendorong penerima umpan balik untuk menganalisis perasaan,
keyakinan, dan perilaku mereka sendiri.
Perencanaan/persia
pan micro teaching
Praktik micro
teaching
Observasi
3.Metode Diskusi
5. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pengajaran merupakan hal yang wajib disiapkan oleh pendidik sebelum melaksanakan
proses belajar mengajar. Menurut Zuhdan, dkk dalam Masitah (2018)erangkat pembelajaran
ialah benda atau kelengkapan yang dipakai untuk menjalankan proses yang memungkinkan para
pendidik dan peserta didik melaksanakan aktivitas pembelajaran. perangkat pembelajaran
menjadi panduan bagi guru untuk menjalankan pembelajaran dengan baik di dalam kelas,
laboratorium, maupun di luar kelas. Perangkat pembeloajaran memiliki peran krusial bagi
pendidik sebelum mereka memulai sesi pembelajaran. Panduan yang diperlukan untuk
administrasi belajar-mengajar dapat berupa seperti yang berikut: silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan lembar kerja peserta didik (LKPD). Oleh karena itu, perangkat
pembelajaran dapat dianggap sebagai instrumen peningkatan yang digunakan sebagai media
untuk belajar.
a. kurikulum
Kurikulum adalah panduan dasar dalam proses belajar-mengajar di bidang pendidikan. Keberhasilan
atau kegagalan pendidikan sangat bergantung pada kemampuan siswa dan guru dalam menerima dan
memberikan pengajaran. Keberhasilan pendidikan akan tercapai dengan baik apabila perencanaan
kurikulum dilakukan secara sistematis dan komprehensif, yang merupakan bagian penting dari
kebutuhan perkembangan dan pembelajaran siswa. Kurikulum merupakan bagian integral dari
pendidikan yang sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran . Meskipun tujuan pendidikan
adalah mempersiapkan kehidupan dan mencapai hasil yang diharapkan, namun kegagalan masih
menjadi ancaman bagi dunia pendidikan (Idi dalam Rika Indriyani, Arnina, Imam Nasruddin, 2023).
Kurikulum dan pendidikan merupakan dua konsep yang perlu dipahami terlebih dahulu
sebelum kita berbicara tentang pengembangan kurikulum. Sebab apabila kamu memahami dengan jelas
hal tersebut, administrator pendidikan, terutama perencana program studi, menganggap kedua ide
tersebut penting; sama seperti seorang pengajar di sekolah yang mampu menjalankan tugasnya dengan
baik. Kurikulum dan pendidikan ibarat dua koin yang satu dengan lainnya
terkait dan tidak dapat dipisahkan (Nur Ahid dalam Pane & Aly, 2023). Kurikulum memiliki arah dan
tujuan yang ditetapkan Hal ini menjadi dasar bagi pengembangan kurikulum yang diinginkan oleh
lembaga pendidikan, orang tua, siswa, dan masyarakat penerima lulusan. Oleh karena itu, penting untuk
mempelajari orientasi dan fungsi program studi dalam pendidikan. Semua pihak yang terlibat, terutama
guru yang mengimplementasikan materi pelajaran, harus memahami tujuan program studi ini agar
dapat mengaplikasikannya dengan tepat dalam pembelajaran dan mencapai tujuan yang diharapkan.
b. Silabus
Silabus ini pada dasarnya adalah rencana pembelajaran jangka panjang mata pelajaran dan/atau
kelompok mata pelajaran tertentu yang memuat standar kompetensi, kompetensi inti, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, penggunaan waktu dan
sumber/bahan/alat belajar. Karena prosesnya, silabus diperlukan sebagai panduan
pembelajaran di sekolah berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, proses pembelajaran
itu sendiri pada hakikatnya adalah suatu proses yang diatur secara bertahap dan terorganisir
sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan ketika diimplementasikan dan pengetahuan dasar
dapat diperoleh secara efektif. Salah satu tahapan dalam mengembangkan kurikulum di suatu
tingkat satuan pendidikan untuk menjawab apa yang harus dipelajari selama pembelajaran dapat
berupa silabus. Dalam satu mata pelajaran, materi diajarkan dengan mengacu pada standar
kompetensi dan kompetensi inti yang didefinisikan dalam rincian proses dan strategi pembelajaran,
kegiatan penilaian, strategi, dan penggunaan waktu. Program gelar pada dasarnya adalah program
makro yang perlu dijabarkan menjadi tutorial yang lebih detail, yaitu Rencana Pembelajaran (RPP).
Kursus adalah program yang dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama (satu semester) dan
menjadi acuan dalam penyusunan RPP program pada kerangka waktu yang lebih singkat.
Dalam prinsipnya, dengan mempertimbangkan beberapa definisi di atas, silabus merujuk pada
pedoman utama dalam proses pembelajaran. Beberapa manfaat dari silabus ini meliputi:
a. Sebagai panduan/acuan dalam pengembangan pembelajaran berikutnya, seperti dalam
penyusunan RPP, pengelolaan kegiatan pembelajaran, penyediaan sumber belajar, dan
pengembangan sistem penilaian.Memberikan gambaran tentang poin-poin penting mata kuliah
yang harus dicapai di jurusan tersebut.
b. Sebagai ukuran keberhasilan program belajar.
c. Dokumentasi tertulis menjadi tanggung jawab program belajar.
Adapun prinsip pengembangan silabus yang harus diperhatikan sebagai berikut:
a. Ilmiah
Secara prinsipal, dengan mengingat beberapa definisi di atas, kurikulum merupakan acuan
utama dalam proses pembelajaran. Isi kurikulum harus akurat dan didukung secara ilmiah.
Mengingat kurikulum mencakup garis besar dari isi/materi pembelajaran yang dieksplorasi oleh
siswa, kemudian mempelajari materi/konten, harus berdasarkan pada kebenaran ilmiah. Dalam
persiapan untuk itu, disarankan untuk melibatkan para ahli di masing-masing departemen
dalam kurikulum pembelajaran, sehingga bahan ajar tersebut memiliki validitas yang tinggi.
b. Relevan
Urutan materi pelajaran yang disajikan harus relevan dengan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional dan spiritual siswa.
c. Sistematis
Komponen-komponen kurikulum harus sistematis dan terkoordinasi secara fungsional satu
sama lain ketika memperoleh kualifikasi. Mata kuliah pada dasarnya disusun secara sistematis,
sehingga persiapannya pun harus sistematis.
d. Kesinambungan
Kesinambungan, yang berarti kurikulum harus memiliki hubungan yang terus-menerus.
Kesinambungan (stabil, ketaatan pada prinsip) antara kompetensi inti, petunjuk, materi
pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem evaluasi.
e. Memadai
Memadai, yang berarti cakupan indikator, subjek, dan pengalaman yang mencukupi.
Sumber belajar, sumber belajar, dan sistem evaluasi yang sesuai untuk mendukung pencapaian
kompetensi inti yang pada akhirnya mencapai standar kompetensi.
f. Nyata dan Kontekstual
Nyata dan kontekstual, artinya lingkup, materi, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
evaluasi dari indikator-indikator tersebut memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni terkini dalam kehidupan dan kejadian aktual.
g. Fleksibel
Fleksibel, artinya semua bagian silabus menyesuaikan dengan keberagaman siswa, guru dan
dinamika perubahan apa yang terjadi di sekolah dan apa tuntutan masyarakat.
h. Komprehensif
Komprehensif, artinya bagian silabus mencakup semua keterampilan (kognitif, afektif,
psikomotorik) (Niron, 2009).
Unit waktu sangat diperlukan untuk merumuskan konsep belajar dan pengalaman belajar
siswa. Unit waktu tersebut harus menggambarkan:
1. silabus untuk satu mata pelajaran dibuat berdasarkan total waktu yang dialokasikan untuk
pelaksanaan pendidikan di satuan pendidikan.
2. Ketika menyusun silabus, waktu yang tersedia dihitung per semester, per tahun, dan juga
alokasi waktu ke mata pelajaran lainnya.
3. Pelaksanaan pembelajaran pada setiap semester didasarkan pada bagian-bagian silabus yang
sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi dasar mata pelajaran, dengan mempertimbangkan
waktu yang tersedia dalam struktur silabus.
Langkah-langkah dalam pengembangan silabus berupa:
1.Mengkaji dan menentukan standar kompetensi serta kompetensi dasar dengan
memperhatikan susunan tersebut berdasarkan prinsip hierarki disiplin ilmu atau tingkat
kesulitan bahan pelajaran,terdapat keterkaitan antara standar kinerja dan keterampilan inti
subjek dan hubungan antara Standar Kinerja dengan Keterampilan Inti dalam sebuah mata
pelajaran.
2.Merumuskan indikator pencapaian kompetensi. Indikator dapat dikembangkan sesuai dengan
karakteristik unit dan siswa, serta potensi pendidikan dan daerah sebagai dasar. Setiap KD
dibagi menjadi beberapa indikator (lebih dari dua) yang menggunakan kata kerja operatif yang
dapat diukur dan/atau diamati. Prinsip pembangunan indikator konsisten dengan profitabilitas
(kepentingan yang mendesak), keberlanjutan (kontinuitas), penerapan (kepentingan), dan
konteks.
3. mengidentifikasi materi pokok atau pembelajaran dengan mempertimbangkan kesanggupan
dari peserta didik, hubungan dengan karakteristik daerah, tingkat perkembangan fisik,
intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta didik, manfaat untuk peserta didik, struktur
keilmuan, pelaksanaan, kedalaman serta keluasan dari materi pembelajaran dan hubungan
dengan apa yang dibutuhkan oleh peserta didik dan tuntutan dari lingkungan.
4.Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan:
a. Terdiri dari serangkaian tugas yang harus diselesaikan oleh siswa secara bertahap untuk
mencapai kompetensi dasar.
b. Penentuan urutan pembelajaran harus mengikuti struktur konsep bahan pelajaran.
c. Rumusan argumen dalam pembelajaran setidaknya mencakup dua unsur penting yang
mencerminkan pemahaman pembelajaran.
5. Menentukan jenis penilaian dengan memperhatikan:
a. Menilai kemampuan siswa berdasarkan petunjuk yang telah ditetapkan.
b. Penerapan standar acuan.
c. Metode evaluasi yang berkelanjutan.
d. Data hasil penilaian dianalisis untuk menentukan langkah selanjutnya.
e. Berdasarkan pengalaman belajar yang diperoleh dalam kegiatan tersebut dipelajari.
6. Menentukan alokasi waktu. Penetapan jadwal untuk setiap kemampuan inti bergantung
pada jumlah minggu yang efektif dan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran per minggu.
Pertimbangan meliputi kuantitas, cakupan, kedalaman, dan tingkat kemampuan inti, serta
tingkat kesulitan dan pentingnya keterampilan dasar. Pembagian waktu untuk tutorial
didasarkan pada perkiraan waktu rata-rata. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa siswa
menguasai keterampilan dasar yang diperlukan dengan cara yang serbaguna.
7. Menentukan sumber belajar.
Sumber belajar adalah referensi, benda dan/atau bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran. Dapat berwujud fisik atau digital, Sumber daya manusia serta
lingkungan material, sosial dan kebudayaan. Pengertian Sumber pengajaran didasarkan pada
kriteria kompetensi dan inti kompetensi serta mata pelajaran/pengajaran, aktivitas pengajaran
dan penanda kualifikasi.
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah suatu perangkat yang terdiri dari metode dan
struktur pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai satu atau lebih keterampilan inti. Dalam
RPP, terdapat rincian tentang keterampilan inti yang akan dipelajari, termasuk satu atau lebih
indikator untuk setiap pertemuan yang diadakan. Setiap RPP setidaknya harus mencakup tujuan
pembelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran dan penilaian hasil belajar.
Dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan sebagai berikut:
1. Mempertimbangkan perbedaan individu peserta didik.
2. Mendorong partisipasi aktif dari peserta didik.
3. Membangun budaya membaca serta menulis.
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
5. Keterkaitan dan keterpaduan.
6. Memperkenalkan teknologi informasi dan komunikasi.
Enam prinsip tersebut adalah objek yang harus dimiliki oleh guru saat menyusun RPP karena ada
keterkaitan antara satu prinsip dengan yang lain. Prinsip pertama adalah contoh bagi siswa yang
menunjukkan perbedaan individu. Prinsip lainnya adalah mendorong partisipasi aktif siswa dalam
aktivitas pembelajaran. Karakteristik siswa di kelas juga memengaruhi pembelajaran tersebut.
Buatlah lingkungan inklusif untuk semua gaya belajar di dalam kelas, kemudian rancanglah
pelaksanaan pembelajaran dengan memilih strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran
yang konkret dan berfokus pada mencapai tujuan yang diinginkan. Skenario pembelajaran harus
berupa RPP yang jelas, menjelaskan tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Selain itu, dalam menyusun Rancangan Pelaksanakan Pembelajaran (RPP) ada pula beberapa
komponen yang harus dipenuhi. Komponen yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut:
Menurut E. Kosasih dalam UMNYYATI (2018) RPP dapat disusun dengan langkah-langkah
pengembangan RPP berdasarkan kurikukulum 2013, sebagai berikut:
Ana, N. Y. (2018). Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam Peningkatan Hasil
Belajaran Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(1), 21–28.
https://doi.org/10.23887/jipp.v2i1.13851
Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia. (2005). Undang-Undang (UU) tentang guru dan dosen nomor 14.
Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia, 2.
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=2
ahUKEwjWxrKeif7eAhVYfysKHcHWAOwQFjAAegQICRAC&url=https%3A%2F%2Fwww.ojk.go.id%2Fi
d%2Fkanal%2Fpasar-modal%2Fregulasi%2Fundang-undang%2FDocuments%2FPages%2Fundang-
undang-nomo
Doringin, F. (2019). Microteaching. Praktik Mengajar Mikro untuk Mahasiswa. In Penerbit Pohon Cahaya
(Issue May). www.pohoncahaya.com
Fenn-Berrabaß, C. (2001). Öffnen - Verwendung von PEEL-Folien. VDI Berichte, 1589, 105–112.
Hasanah. (2022). Metode Tanya Jawab Dalam Belajar Dan Pembelajaran. 1–5.
Masitah. (2018). Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk Memfasilitasi Guru Menumbuhkan Rasa
Tangung Jawab Siswa SD terhadap Masalah Banjir Development of Learning Devices to Facilitate
Teachers Grow the Responsibility of Elementary School Students to the Flood Problem Masitah.
Proceeding Biology Education Conference, 5(1), 40–44.
Nasional, D. P., Jenderal, D., Mutu, P., Dan, P., Kependidikan, T., Penjamin, L., Pendidikan, M., & Jakarta,
D. K. I. (2006). MODEL-MODEL PEMBELAJARAN.
Pane, M., & Aly, H. N. (2023). Orientasi dan Fungsi Kurikulum dalam Pendidikan. Journal on Education,
5(3), 6165–6171. https://doi.org/10.31004/joe.v5i3.1388
Pd, M., & Belakang, A. L. (2005). ARTIKEL JURNAL MIKRO TEACHING Oleh : Artikel Jurnal Nikro Teacing,
Pembelajaran mikro merupakan metode pembelajaran atas dasar performa yang tekniknya
dilakukan dengan cara melatihkan komponen-komponen kompetensi dasar, 1.
Rika Indriyani, Arnina, Imam Nasruddin, dan D. N. (2023). Hakikat Kurikulum dalam Dunia Pendidikan.
As-Shuffah (Journal of Islamic Studies), 11(1), 1–10.
Wikanengsih, W., Nofiyanti, N., Ismayani, M., & Permana, I. (2015). ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP) MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA (Studi terhadap RPP yang Disusun
Guru Bahasa Indonesia Tingkat SMP di Kota Cimahi). P2M STKIP Siliwangi, 2(1), 106.
https://doi.org/10.22460/p2m.v2i1p106-119.170
SILABUS
Kompetensi Inti:
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI-3 : Memahami pengetahuan (factual, konseptual, dan procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian sehari-harinya.
KI-4 : mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Materi Nilai Alokasi Sumber
Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Dasar Pembelajaran Karakter Waktu Belajar
3.5 Sistem 3.5.1 Dapat • Religius 1. Orientasi siswa 40 Buku • Lisan
Menjelaskan Persamaan menentukan model • Mandiri kepada masalah menit peganga • Tertulis
sistem Linear Dua matematika dari • Gotong 2. Mengorganisasik n siswa • Unjuk
persamaan Variabel sistem persamaan royong an siswa untuk kerja
linear dua (Metode linear dua variable • Kejujuran belajar
variable dan Eliminasi) yang dihubungan • Kerja 3. Membimbing
penyelesaiannya dengan masalah keras penyelidikan
yang kontekstual • Percaya kelompok
dihubungkan 3.5.2 Mampu diri 4. Mengembangkan
dengan masalah memecahkan • Kerja dan menyajikan
kontekstual. permasalahan sistem sama hasil karya
persamaan linear dua 5. Menganalisa dan
variable yang mengevaluasi
dihubungkan dengan proses pemecahan
masalah kontekstual masalah.
dengan metode
eliminasi
4.5 4.5.1 Mampu
Menyelesaikan memecahkan
masalah yang permasalahan sistem
berkaitan persamaan linear dua
dengan sistem variable yang
persamaan dihubungkan dengan
linear dua masalah kontekstual
variabel dengan metode
eliminasi
4.5.2 Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan
sistem persamaan
linear dua variable
dengan metode
eliminasi
Satuan Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / Genap Materi Pokok : Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel
Alokasi Waktu : 1 x 40 Menit
Sub Materi : Metode Eliminasi
Kompetensi Inti
KI-1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menunjukkan perilaku jujur disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI-3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
KI-4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.
K.D 3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear K.D 4.5 Menyelesaikan masalah yang
dua variable dan penyelesaiannya yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua
dihubungkan dengan masalah kontekstual. variabel.
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menentukan model
matematika dari masalah yang
diberikan.
2. Siswa dapat menentukan selesaian
dengan menggunakan metode
eliminasi.
Erlin Septiani
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
“Metode Eliminasi”
Nama Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear dua variable dan penyelesaiannya yang dihubungkan
dengan masalah kontekstual.
4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.
Tujuan Pembelajaran
1. Isilah nama kelompok dan anggota kelompok di tempat yang telah disediakan.
2. Bacalah dan pahami LKPD berikut!
3. Ikuti setiap langkah-langkah yang ada!
4. Diskusikan permasalahan yang ada di LKPD bersama teman sekelompokmu, kemudian tuliskan
hasil diskusi pada tempat yang sudah disediakan!
5. Jika terdapat masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh kelompok, maka tanyakan kepada guru!
Selamat Mengerjakan
Misal:
X=………………
Y=………………
Model matematika:
…………………………………………… (Persamaan 1)
…………………………………………… (Persamaan 2)
Langkah 2
Rumus:
Kisi-Kisi Instrument Tes
KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI-3 : Memahami pengetahuan (factual, konseptual, dan procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian sehari-harinya.
KI-4 : mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
4.5 Menyelesaikan Diberikan permasalahan Ibu membeli 5kg apel dan 3kg pepaya adalah Masalah 2
masalah yang konstektual, siswa dapat Rp. 192.000, sedangkan ayah membeli 3kg
berkaitan dengan menyelesaikan permasalahan apel dan 6kg pepaya adalah Rp. 174.000. Jika
sistem persamaan tersebut dengan sistem persamaan Nadya ingin membeli 4kg apel dan 5kg pepaya
linear dua variabel linear dua variabel dengan metode dengan membawa uang Rp. 200,000 maka
eliminasi berapakah uang kembalian yang akan diterima
oleh Nadya?
Instrumen Penilaian Pengetahuan
1
1
1
Jadi, harga sebuah buku adalah Rp. 2.000 dan harga sebuah pena Rp. 1.500 1
2. A=apel 1
B=pepaya
1
1
1
1
( ) ( ) 1
( ) 1
1
1
Jadi, uang kembalian yang diterima oleh nadya adalah Rp. 10.000 1
Nilai=
91 4
76
29
56
10
15
15
54
33
59
23
20
62
15
15
45
92
85
23
83
49
49
90
27
26
28
12
48
28
78
70
61
75
13
38
60
30
10
87
34
69
28
1
1
68
13
86
2
2
66
8
2
1
8
1
11
2
2
43
26
8
31 1
42
2
23
12
57
88
11
72
11
11
31
36
58
79
37
11
14
39
24
29
39
40
45
13
12
84
13
13
13
43
93
65
80
6
37
89
41
55
6
53
81
74
6
6
67
25
25
52
32
51
5
13
12
77
3
3
3
3
46
3
3
33
63
17
5
21
73
10
10
14
64
27
17
3
34
44
35
3 18
50
31
71
82
47
29
22
22
16
19
19
16
19
21
makalah micing erlin 1
ORIGINALITY REPORT
34 %
SIMILARITY INDEX
34%
INTERNET SOURCES
12%
PUBLICATIONS
13%
STUDENT PAPERS
PRIMARY SOURCES
1
penjaskesrek.fkip.serambimekkah.ac.id
Internet Source 3%
2
repository.ubharajaya.ac.id
Internet Source 3%
3
moam.info
Internet Source 3%
4
eprints.uty.ac.id
Internet Source 2%
5
repository.radenintan.ac.id
Internet Source 1%
6
soetrisnoismail.wordpress.com
Internet Source 1%
7
jurnal.ikipjember.ac.id
Internet Source 1%
8
www.scribd.com
Internet Source 1%
9
bisrilhafiz.blogspot.com
Internet Source 1%
10
docobook.com
Internet Source 1%
11
eprints.unm.ac.id
Internet Source 1%
12
zombiedoc.com
Internet Source 1%
13
id.scribd.com
Internet Source 1%
14
Submitted to Universitas Muhammadiyah
Surakarta
1%
Student Paper
15
www.kajianpustaka.com
Internet Source 1%
16
ainamulyana.blogspot.com
Internet Source <1 %
17
miftahudinalbarbasy.wordpress.com
Internet Source <1 %
18
lib.unnes.ac.id
Internet Source <1 %
19
repository.unpas.ac.id
Internet Source <1 %
20
journal.uad.ac.id
Internet Source <1 %
21
Submitted to Universitas Pendidikan
Indonesia
<1 %
Student Paper
22
repository.uir.ac.id
Internet Source <1 %
23
pt.scribd.com
Internet Source <1 %
24
Nicolas Junibinsar Simatupang.
"PENINGKATKAN HASIL BELAJAR
<1 %
MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI
PROBLEM BASED LEARNING DI SMK NEGERI 1
BUNGO", Jurnal Tunas Pendidikan, 2022
Publication
25
Submitted to Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara
<1 %
Student Paper
26
fkip.unwir.ac.id
Internet Source <1 %
27
repository.uinsu.ac.id
Internet Source <1 %
28
digilib.uinsby.ac.id
Internet Source <1 %
29
123dok.com
Internet Source <1 %
30
Submitted to UIN Raden Intan Lampung
Student Paper
<1 %
31
bagawanabiyasa.wordpress.com
Internet Source <1 %
32
Khoiriyah, Musrifatul Hasanah, Navila Rizki
Amalia. "Kemampuan Merancang Perangkat
<1 %
Pembelajaran Untuk Pendidikan Anak Usia
Dini Pada Peserta PPG Daljab", Jurnal Pelita
PAUD, 2022
Publication
33
eprints.uny.ac.id
Internet Source <1 %
34
khafidalwi.wordpress.com
Internet Source <1 %
35
ojs.serambimekkah.ac.id
Internet Source <1 %
36
galuh-galuhblog.blogspot.com
Internet Source <1 %
37
adoc.pub
Internet Source <1 %
38
ftk.unisnu.ac.id
Internet Source <1 %
39
Halimah Dwi Cahyani, Agnes Herlina Dwi
Hadiyanti, Albertus Saptoro. "Peningkatan
<1 %
Sikap Kedisiplinan dan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa dengan Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning",
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 2021
Publication
40
Submitted to UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Student Paper <1 %
41
repository.ar-raniry.ac.id
Internet Source <1 %
42
digilib.esaunggul.ac.id
Internet Source <1 %
43
jofipasi.wordpress.com
Internet Source <1 %
44
core.ac.uk
Internet Source <1 %
45
puncaksidiangkat.blogspot.com
Internet Source <1 %
46
Submitted to Universitas Pamulang
Student Paper <1 %
47
Wikanengsih Wikanengsih, Nofiyanti
Nofiyanti, Mekar Ismayani, Indra Permana.
<1 %
"ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP) MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA (Studi terhadap RPP yang
Disusun Guru Bahasa Indonesia Tingkat SMP
di Kota Cimahi)", P2M STKIP Siliwangi, 2015
Publication
<1 %
48
etd.iain-padangsidimpuan.ac.id
Internet Source
49
repo.iainbukittinggi.ac.id
Internet Source <1 %
50
cerdas.bunghatta.ac.id
Internet Source <1 %
51
eprints.walisongo.ac.id
Internet Source <1 %
52
Zulfaidhah Zulfaidhah, Evie Palenewen, A
Hardoko. "Needs Analysis in the Problem
<1 %
Based Learning (PBL) Model Tools and
Problems Regarding 7th Grade Students’
Science Learning Outcome at SMPN 2
Bongan", BIODIK, 2018
Publication
53
gurudesaku.blogspot.com
Internet Source <1 %
54
www.sariksa.com
Internet Source <1 %
55
Submitted to IAIN Purwokerto
Student Paper <1 %
56
Mika Ambarawati. "Analisis Keterampilan
Mengajar Calon Guru Pendidikan Matematika
<1 %
Pada MataKuliah Micro Teaching",
PEDAGOGIA: Jurnal Pendidikan, 2016
Publication
57
eprints.unram.ac.id
Internet Source <1 %
58
kabarindah.com
Internet Source <1 %
59
repository.uinjkt.ac.id
Internet Source <1 %
60
repository.iainbengkulu.ac.id
Internet Source <1 %
61
repository.uin-suska.ac.id
Internet Source <1 %
62
Mufida Nofiana. "Efektivitas Penerapan
Metode Diskusi-Simulasi Terhadap
<1 %
Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon
Guru Biologi", Jurnal Edukasi Matematika dan
Sains, 2017
Publication
63
Submitted to UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang
<1 %
Student Paper
64
abidin-andibaharuddin.blogspot.com
Internet Source <1 %
65
digilib.uin-suka.ac.id
Internet Source <1 %
66
digilib.unimed.ac.id
Internet Source <1 %
67
docplayer.info
Internet Source <1 %
68
himiespa.feb.ugm.ac.id
Internet Source <1 %
69
jepa.ub.ac.id
Internet Source <1 %
70
leonardusansis.wordpress.com
Internet Source <1 %
71
repo.iain-tulungagung.ac.id
Internet Source <1 %
72
repository.uksw.edu
Internet Source <1 %
73
repository.usd.ac.id
Internet Source <1 %
74
rohimabdur.blogspot.com
Internet Source <1 %
75
www.ceritapengusaha.com
Internet Source <1 %
76
www.unimed.ac.id
Internet Source <1 %
77
Hamlan Andi. "POLITIK PENDIDIKAN ISLAM
DALAM KONFIGURASI SISTEM PENDIDIKAN DI
<1 %
INDONESIA", HUNAFA: Jurnal Studia Islamika,
2013
Publication
78
digilib.iain-jember.ac.id
Internet Source <1 %
79
exocorriges.com
Internet Source <1 %
80
isllac.um.ac.id
Internet Source <1 %
81
juniriyanti.blogspot.com
Internet Source <1 %
82
lianasariputri.wordpress.com
Internet Source <1 %
83
mgmppenjasgresik.wordpress.com
Internet Source <1 %
84
modelfantastis.blogspot.com
Internet Source <1 %
85
repository.ut.ac.id
Internet Source <1 %
86
riskifebriadi.blogspot.com
Internet Source <1 %
87
www.studocu.com
Internet Source <1 %
88
Franciscus Xaverius Wartoyo. "STRATEGI
PEMBELAJARAN SEJARAH LISAN BAGI
<1 %
MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH (Studi
Kasus Mahasiswa STKIP PGRI Sidoarjo)", Jurnal
Review Pendidikan dan Pengajaran, 2019
Publication
89
eprints.iain-surakarta.ac.id
Internet Source <1 %
90
tutorialbahasainggris.co.id
Internet Source <1 %
91
unimuda.e-journal.id
Internet Source <1 %
92
Ali Sadikin, Upik Yelianti. "Persepsi Mahasiswa
Biologi Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran
<1 %
Mikro", BIODIK, 2020
Publication
93
Hamni Fadlilah Nasution. "Urgensi
Profesionalisme Guru di Pendidikan Sekolah
<1 %
Dasar", AR-RIAYAH : Jurnal Pendidikan Dasar,
2017
Publication
PAGE 2
PAGE 3
PAGE 4
PAGE 5
PAGE 6
PAGE 7
PAGE 8
PAGE 9
PAGE 10
PAGE 11
PAGE 12
PAGE 13
PAGE 14
PAGE 15
PAGE 16
PAGE 17
PAGE 18
PAGE 19
PAGE 20
PAGE 21
PAGE 22
PAGE 23
PAGE 24
PAGE 25
PAGE 26