Microteaching berasal dari dua kata yaitu micro yang berarti kecil, terbatas, sempit
dan teaching berarti mengajar. Jadi, Microteaching berarti suatu kegiatan mengajar yang
dilakukan dengan cara menyederhanakan atau segalanya dikecilkan. Maka, dengan
memperkecil jumlah siswa, waktu, bahan mengajar dan membatasi keterampilan mengajar
tertentu, akan dapat diidentifikasi berbagai keunggulan dan kelemahan pada diri calon guru
secara akurat.
Micro teaching atau pembelajaran mikro, dijelaskan oleh para ahli dengan berbagai
pengertian berikut :
· A. Perlberg (1984) menjelaskan bahwa “micro teaching is a laboratory training procedure
aimed at simplifyng the complexities of regular teaching - learning processing”
(pembelajaran mikro pada dasarnya adalah sebuah laboratorium untuk lebih
menyederhanakan proses latihan kegiatan belajar mengajar/pembelajaran). Sementara itu
Sugeng Paranto (1980) menjelaskan bahwa pembelajaran mikro merupakan salah satu cara
latihan praktek mengajar yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang di "mikro" kan
untuk membentuk, mengembangkan keterampilan mengajar.
Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil inti dari pembelajaran mikro, kurang
lebih sebagai berikut :
1. Micro teaching pada intinya merupakan suatu pendekatan atau cara untuk melatih calon
guru dan guru dalam rangka mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan (kompetensi)
penampilan mengajarnya.
2. Sesuai namanya micro teaching, maka proses pelatihan dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran mikro dapat dilakukan untuk seluruh aspek pembelajaran. Adapun dalam teknis
pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan hanya memfokuskan pada bagian demi bagian
secara terisolasi sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh yang akan berlatih atau sesuai
dengan arahan dari supervisor.
3. Pada saat peserta berlatih melalui pendekatan pembelajaran mikro, untuk mencermati
penampilan peserta, dilakukan pengamatan atau observasi oleh supervisor atau oleh yang
telah berpengalaman. Terhadap setiap penampilan peserta dilakukan pencatatan, direkam dan
kemudian dilakukan diskusi umpan balik untuk mengkaji kelebihan dan kekurangan,
kemudian menyampaikan saran dan solusi pemecahan untuk memperbaiki terhadap
kekurangan yang masih ada dalam proses latihan berikutnya.
5. Micro teaching greatly expands teh normal knowledge of results or feedback dimension in
teachingPembelajaran mikro diharapkan dapat memperluas wawasan dan pemahaman yang
terkait dengan pembelajaran, karena pihak-pihak yang berkepentingan dan juga terlibat di
dalamnya mendapatkan masukan dari pihak lainnya.
Ada sepuluh ketrampilan khusus yang dapat dilatih dalam micro teaching yang
kesemuanya itu merupakan dalam sebuah proses belajar mengajar.
3. Ketrampilan bertanya
4. Ketrampilan menerangkan
9. Ketrampilan penjajagan/assesment.
1. Mahasiswa yang baik dalam micro teaching, baik juga dalam PPL.
2. Mahasiswa yang lulus micro teaching lebih trampil dalam PPL daripada yang tidak
mengikuti micro teaching.
3. Mahasiswa yang telah mengikuti program micro teaching memperoleh nilai tinggi dalam
PPL.
4. Micro teaching sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang berprestasi sedang, sedangkan bagi
yang kemampuannya lambat atau sangat pandai kurang bermanfaat.
5. Interaksi antara guru-siswa menjadi lebih baik pada calon guru yang telah mengikuti
program micro teaching.
5. Saat latihan berlangsung, calon guru dapat memusatkan perhatian secara objektif.
6. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam praktek mengajar yang relatif singkat
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’ruf. Micro Teaching dan Team Teaching. Jogjakarta: PT. DIVA Press. 2011.
Sastrawijaya, A. Tresna. Pengembangan Program Pengajaran. Jakarta: PT. Rineke Cipta. 1991.
Hasibuan, J.J dan Mudiono , Proses Belajar Mengaja. Bandung: Remaja Rosda Karya. 1955.
http://teachingrus.blogspot.com/2011/04/manfaat-pembelajaran-micro-teaching.html.
https://adimasbayu.wordpress.com/2014/04/20/makalah-pembelajaran-micro-teaching/