Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap orang yang berkeinginan untuk menjadi guru, maka diperlukannya
untuk menempuh pendidikan keguruan sesuai jenjang pendidikan yang
diingkannya. Hal tersebut bukan sebatas pendidikan formal biasa, namun
diharapkan dengan menempuh pendidikan keguruan tersebut setiap calon guru
sudah memiliki kesiapan penuh dari segala aspek untuk terjun ke dalam dunia
pendidikan. Calon guru perlu menyiapkan dengan baik kepribadian, sosial,
keterampilan mengajar dan lain sebagainya. Karena kesuksesan belajar tidak
hanya dipengaruhi oleh diri siswa melainkan juga keterampilan mengajar seorang
guru. Sehingga nantinya dapat melahirkan lulusan sekolah yang berguna bagi
dirinya maupun orang-orang di sekitarnya.
Pengajaran micro merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh calon
guru untuk melatih keterampilan mengajar dari teori-teori yang sudah dipelajari
sebelumnya. Microteaching dikenal sebagai pembelajaran dalam kelas kecil.
Oleh karena itu, makalah ini membahas lebih lanjut mengenai pengertian,
karakteristik dan perbedaan microteaching dengan pembelajaran pada kelas biasa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian dan karakteristik microteaching?
2. Bagaimana perbedaan microteaching dengan pembelajaran pada kelas biasa?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dan karakteristik microteaching.
2. Untuk mengetahui perbedaan microteaching dengan pembelajaran pada kelas
biasa.
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan di atas, manfaat pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi penulis, dengan adanya tugas yang berupa penyusunan makalah ini,
secara implisit penulis dapat memahami materi yang terdapat dalam makalah
ini.
2. Bagi pembaca, makalah ini dapat memberi wawasan yang luas untuk
pembaca mengenai pengertian, karakteristik dan perbedaan microteaching
dengan pembelajaran pada kelas biasa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Karakteristik Microteaching
2.1.1 Pengertian Microteaching
Secara etimologis, kata “micro” berarti “kecil”, “terbatas”, “sempit”.
Sementara kata “Teaching” berarti “mengajar”. Dengan begitu, kata majemuk
“micro teaching” berarti “suatu kegiatan mengajar yang segala sesuatunya
dikecilkan dan disempitkan”.
Sementara itu, secara terminologis, terdapat beberapa pengertian yang bisa
dikemukakan. Di antaranya:
1. Cooper dan Allen (1971) mendefinisikan: “Pengajaran Mikro (Micro
Teaching) adalah suatu situasi pengajaran yang dilaksanakan dalam waktu
dan jumlah siswa yang terbatas, yaitu selama 5 – 20 menit dengan jumlah
siswa sebanyak 3 – 10 orang”.
2. Waskito (1977) mendefinisikan: “Micro Teaching adalah suatu metode
belajar mengajar atas dasar performa yang tekniknya dengan cara
mengisolasikan komponen-komponen proses belajar mengajar sehingga calon
guru dapat menguasai setiap komponen satu per satu dalam situasi yang
disederhanakan atau dikecilkan”.
Berdasarkan beberapa Pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Micro
Teaching atau Pengajaran Mikro adalah: “salah satu model pelatihan praktik
mengajar dalam lingkup terbatas (mikro) untuk mengembangkan keterampilan
dasar mengajar (base teaching skill) yang dilaksanakan secara terisolasi dan
dalam situasi yang disederhanakan/dikecilkan”.
Micro teaching sebagai suatu pendekatan pembelajaran, pada awalnya mulai
dirintis di Amerika Serikat, yaitu di Stanford University sekitar tahun 1963.
Menurut Allen dan Ryan “The idea was developed at Stanford University in
1963”. Melihat keberhasilan yang dicapai dalam meningkatkan mutu guru,
terutama terkait dengan kemampuan dan keterampilan mengajarnya (teaching
skills), maka dalam waktu relatif singkat pembelajaran mikro berkembang dan
digunakan di negara-negara lain di luar Amerika Serikat.
Walaupun sudah cukup lama, kehadiran pembelajaran mikro dapat dikatakan
sebagai sebuah inovasi dalam upaya mempersiapkan dan meningkatkan
kemampuan (kompetensi) guru dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.
Sebelum muncul pendekatan pembelajaran mikro, setiap mahasiswa calon guru
yang telah menyelesaikan program perkuliahan yang bersifat teori, untuk
memberikan pengalaman praktis mereka langsung diterjunkan ke sekolah tempat
latihan untuk melakukan praktek mengajar, atau yang sering disebut dengan
Program Pengalaman Lapangan (PPL).
Pengajaran Mikro (micro teaching) merupakan salah satu bentuk model
praktek kependidikan atau pelatihan mengajar. Dalam konteks yang sebenarnya,
mengajar mengandung banyak tindakan, baik mencakup teknis penyampaian
materi, penggunaan metode, penggunaan media, membimbing belajar, memberi
motivasi, mengelola kelas, memberikan penilaian, dan seterusnya. Dengan kata
lain, perbuatan mengajar itu sangatlah kompleks. Oleh karena itu, dalam rangka
penguasaan keterampilan dasar mengajar, calon guru perlu berlatih secara parsial.
Artinya, tiap-tiap komponen keterampilan dasar mengajar itu perlu dikuasai
secara terpisah-pisah (isolated). Berlatih untuk menguasai keterampilan dasar
mengajar seperti itulah yang dinamakan Pengajaran Mikro (Micro-Teaching).
Pengajaran mikro (micro teaching) memiliki peran yang sangat strategis
dalam mempersiapkan dan membina kemampuan guru sesuai dengan tuntutan
profesional. Sebelum menghadapi proses pembelajaran yang sebenarnya dengan
permasalahan yang komplek, terlebih dahulu dipersiapkan khusus berkenaan
dengan keterampilan-keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasainya.
Ketika keterampilan dasar mengajar telah dikuasainya, maka akan berdampak
pula pada kesiapan dari segi mental yang harus dimiliki pula oleh setiap guru.
Pengajaran Mikro (micro teaching)  merupakan suatu situasi pengajaran yang
dilaksanakan dalam waktu dan jumlah siswa yang terbatas, yaitu selama 10 – 15
menit dengan jumlah siswa sebanyak 10 – 15 orang. Bentuk pengajarannya juga
sederhana, di mana calon guru berada dalam suatu lingkungan kelas yang terbatas
dan terkontrol serta hanya mengajarkan satu konsep dengan menggunakan satu
atau dua keterampilan dasar mengajar.
2.1.2 Karakteristik Microteaching
Karakteristik pembelajaran mikro yaitu: Real Teaching, Specific control of
teaching practice, Specific teaching skills, Scaled down teaching, Individualized
device, Providing feedback dan Device for preparing teachers.  Ketujuh
karakteristik tersebut dijelaskan sebagai berikut: 
1. Real Teaching yaitu Model Micro terjadi dalam situasi kelas nyata dengan
melibatkan beberapa siswa dan guru.
2. Specific control of teaching practice yaitu fokus model micro terutama
pada pelatihan dengan pengendalian khusus dari praktek dengan
manipulasi yang tepat terhadap metode, umpan balik, dan pengawasan.
3. Specific teaching skills model micro yaitu memfokuskan pada
pengembangan keterampilan mengajar atau tugas tertentu, bukan pada
pengembangan kemampuan siswa. Keterampilan mengajar tersebut antara
lain: keterampilan membuka pembelajaran (Set induction), keterampilan
menjelaskan (Explaining), keterampilan menutup pembelajaran (Closure),
keterampilan bertanya (Questioning), keterampilan demonstrasi
(Demonstration), keterampilan mengadakan variasi (Stimulus variation),
keterampilan memberi penguatan (Reinforcement), keterampilan
menggunakan papan tulis (Using Blackboard).
4. Scaled down teaching yaitu pengurangan skala pengajaran dilakukan
dengan: mengurangi ukuran kelas 5 sampai 10 orang siswa, mengurangi
durasi dari periode 5 sampai 10 menit, dan mengurangi ukuran topic atau
materi yang akan diajarkan.
5. Individualized device yaitu Model Micro dilakukan untuk
mengembangkan keterampilan mengajar guru secara individual.
6. Providing feedback yaitu umpan balik diberikan dengan segera setelah
guru mempraktekan keterampilan mengajar, sehingga saran perbaikan
dapat segera diketahui.
7. Device for preparing teachers yaitu model micro sangat tepat untuk
menyiapkan guru yang efektif dalam mengajar.
Ketujuh karakteristik ini perlu diperhatikan agar pembelajaran mikro dapat
dilaksanakan dengan efektif dan berjalan dengan maksimal.
2.2 Perbedaan antara microteaching dengan pembelajaran pada kelas biasa
Berikut ini disajikan daftar komponen mengajar yang dimikrokan
dibandingkan dengan pengajaran yang normal (real teaching)

Pengajaran

No Komponen Real Micro


1 Siswa / audience 30 – 40 orang 10 – 15 orang
2 Materi Luas Terbatas
3 Waktu 30 – 50 menit 10 – 15 menit
4 Keterampilan mengajar Terintegrasi Terisolasi
Menurut Dadang Sukirman( 2012) tabel di atas memberikan gambaran bahwa
antara pembelajaran yang sebenarnya dengan pembelajaran mikro masing-masing
memiliki kesamaan dan perbedaan. Persamaannya, pembelajaran biasa dan
pembelajaran mikro adalah mengajar yang sebenarnya (real teaching), dan bukan
pura-pura mengajar. Adapun perbedaannya dilihat dari unsur-unsur pembelajaran
yang digunakan, dimana unsur-unsur pembelajaran mikro lebih disederhanakan
terutama dilihat dari segi kuantitas. Misalnya dari segi materi, waktu, jumlah
siswa, jenis keterampilan dasar mengajar yang diterapkan, dll. Penyederhanaan
tersebut, bukan hanya terkait dengan keempat unsur pembelajaran seperti tertera
dalam tabel di atas, melainkan berlaku pula untuk unsur-unsur pembelajaran
lainnya.
Penyederhanaan  komponen pengajaran sebagai karakteristik  pengajaran
mikro (micro-teaching)  didasarkan pada  asumsi-asumsi sebagai  berikut ini :
1. Seluruh  komponen keterampilan dasar  mengajar  akan dapat dikuasai
secara  mudah apabila  terlebih dahulu  menguasai komponen
keterampilan dasar  mengajar  tersebut  secara  terpisah (terisolasi) satu
demi satu,
2. Penyederhanaan  situasi dan kondisi latihan,  memungkinkan perhatian
praktikan terarah pada keterampilan yang dilatihkan,
3. Penyederhanaan  situasi dan kondisi  dengan            bantuan vtr
memudahkan observasi dan bermanfaat  untuk umpan balik  (feed back).
Setelah calon guru dianggap menguasai materi dan sistem penyampaiannya,
tiba saatnya untuk berlatih menguasai keterampilan dasar mengajar yaitu
keterampilan yang  bersifat  generik  yang  harus  dikuasai oleh semua calon guru
atau dosen. Komponen keterampilan dasar mengajar yang  dilatihkan dalam 
pengajaran mikro (micro-teaching)  menurut  hasil penelitian tumey 
(1973) terdapat  8 (delapan) keterampilan yang sangat berperan dalam kegiatan
belajar mengajar. Kedelapan keterampilan tersebut antara lain :
1. Keterampilan dasar membuka dan menutup pelajaran (set induction And
closure)
2. Keterampilan dasar menjelaskan (explaining skills)
3. Keterampilan dasar mengadakan variasi (variation skills)
4. Keterampilan dasar memberikan penguatan (reinforcement skills)
5. Keterampilan dasar bertanya (questioning skills)
6. Keterampilan dasar mengelola kelas
7. Keterampilan dasar mengajar perorangan/kelompok kecil
8. Keterampilan dasar membimbing diskusi kelompok kecil
Perlu ditekankan bahwa hanya  untuk  tujuan latihan,  keterampilan yang
kompleks tersebut dapat dipilah-pilah menjadi 8 (delapan) komponen
keterampilan dasar mengajar seperti di atas, supaya masing-masing  dapat 
dilatihkan secara terpisah (ter-isolasi).
Mengajar  adalah perbuatan yang kompleks yang merupakan peng-Integrasi-
an secara utuh dari berbagai komponen kemampuan. Komponen kemampuan
tersebut dapat berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. Sebagian
kemampuan tersebut telah dibentuk secara bertahap melalui penyampaian teori-
teori tentang prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran,  strategi mengajar,
rancangan instruksional, media pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan
sebagainya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Micro Teaching atau Pengajaran Mikro adalah: “salah satu model pelatihan
praktik mengajar dalam lingkup terbatas (mikro) untuk mengembangkan
keterampilan dasar mengajar (base teaching skill) yang dilaksanakan secara
terisolasi dan dalam situasi yang disederhanakan/dikecilkan”. Micro teaching
sebagai suatu pendekatan pembelajaran, pada awalnya mulai dirintis di Amerika
Serikat, yaitu di Stanford University sekitar tahun 1963. Walaupun sudah cukup
lama, kehadiran pembelajaran mikro dapat dikatakan sebagai sebuah inovasi
dalam upaya mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan (kompetensi) guru
dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Pengajaran Mikro (micro teaching)
merupakan salah satu bentuk model praktek kependidikan atau pelatihan
mengajar.
Karakteristik pembelajaran mikro yaitu: Real Teaching, Specific control of
teaching practice, Specific teaching skills, Scaled down teaching, Individualized
device, Providing feedback dan Device for preparing teachers.
Adapun perbedaan microteaching dengan pembelajaran biasa di kelas dilihat
dari unsur-unsur pembelajaran yang digunakan, dimana unsur-unsur
pembelajaran mikro lebih disederhanakan terutama dilihat dari segi kuantitas.
Misalnya dari segi materi, waktu, jumlah siswa, jenis keterampilan dasar
mengajar yang diterapkan, dll.

3.2 Saran
Dengan makalah ini disampaikan, diharapkan para pembaca agar lebih
memahami pengertian, karakteristik, dan perbedaan microteaching dengan
pembelajaran biasa di kelas. Makalah ini akan lebih sempurna jika para pembaca
memberikan kritik dan saran.

Anda mungkin juga menyukai