pendekatan pendidikan yang berusaha menjangkau semua siswa tanpa terkecuali. Semua
siswa memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh manfaat yang maksimal
dari pendidikan. Hak dan kesempatan itu tidak dibedakan oleh keragaman karakteristik
individu secara fisik, mental, sosial, emosional, dan bahkan status sosial ekonomi..
Guru pada sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dituntut melibatkan orang tua
tergabung dalam beberapa hal seperti hubungan ramah dan hangat. Guru selalu berada di
dekat siswa dengan wajah terarah pada anak dan tersenyum. Karakteristik selanjutnya yakni
lingkaran atau duduk di bangku bersama-sama, sehingga mereka dapat melihat satu sama
lain. Guru menyusun rencana harian dengan melibatkan anak, seperti meminta siswa
membawa media belajar yang murah dan mudah didapat ke dalam kelas untuk
dimanfaatkan dalam pelajaran tertentu. Materi belajar dengan berbagai bahan yang
bervariasi untuk semua mata pelajaran yang disampaikan guru, misalnya pembelajaran
menyenangkan. Ada juga bermain peran menggunakan poster dan wayang untuk pelajaran
bahasa. Karakteristik terakhir yakni evaluasi penilaian, observasi, portofolio, yakni karya
anak dalam kurun waktu tertentu dikumpulkan dan dinilai (Marthan, 2007).
Keuntungan dari pendidikan inklusif, baik siswa berkebutuhan khusus maupun siswa
biasa dapat saling berinteraksi secara wajar sesuai dan kebutuhan pendidikannya dapat
sampai pada proses pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan individual. Dengan
demikian proses identifikasi dan asesmen yang akurat perlu dilakukan oleh tenaga yang
terlatih dan atau profesional di bidangnya untuk dapat menyusun program pendidikan
Sekolah dan guru ramah merupakan sekolah dan guru yang mengakui
Keberagaman manusia sebagai anugerah Yang Maha Kuasa – sekolah dan guru yang
mengakui eksistensi manusia, sekolah dan guru dan memiliki keyakinan bahwa semua
individu manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan dan memahami bahwa setiap
individu manusia memiliki harapan, bakat, minat yang berbeda-beda. Sekolah dan guru
menjadi guru yang ramah. Cakupannya tidak hanya lemah lembut dan santun tetapi arti luas
yang dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dalam 3 ranah yaitu kognitif, afektif dan
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk menjadi welcoming teacher adalah sebagai berikut
1. Guru harus mengetahui kondisi fisik maupun psikis peserta didik, termasuk kesehatan,
2. Guru yang penolong, bukan guru yang mudah memberikan hukuman atau panisment.
4. Guru yang dapat mengatasi jika ada anak yang dipermalukan oleh anak lain.
5. Guru yang empati terhadap hambatan belajar siswa.
8. Guru yang dapat menjalin hubungan baik dengan orang tua anak dan pihak lainnya.
Lattu, Desje. "Peran guru bimbingan dan konseling pada sekolah penyelenggara pendidikan