Kuno yang berasal dari kata curir dan curere. Selanjutnya istilah kurikulum digunakan dalam
dunia pendidikan. Para ahli pendidikan memiliki penafsiran yang berbeda tentang kurikulum.
Namun demikian, dalam penafsiran yang berbeda itu, ada juga kesamaan . kesamaan tersebut
adalah, bahwa kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Secara terminologi, istilah kurikulum digunakan
dalam dunia pendidikan, yaitu sejumlah pengetahuan atau kemampuan yang harus ditempuh
atau diselesaikan siswa guna mencapai tingkatan tertentu secara formal dan dapat
lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa. Karena Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan baha pelajaran serta cara yag digunakan sebagai bahan
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam
sistem pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan yang
harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga memberikan
pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa. Oleh karena begitu
pentingnya fungsi dan peran kurikulum, maka setiap pengembangan kurikulum pada jenjang
mana pun harus didasarkan pada asas-asas tertentu. Tetapi kadang-kadang kurikulum ideal
tidak sesuai dengan kondisi kenyataan yang ada. Bisa saja ketidaksesuaian itu ditunjukkan
oleh kemampuan guru yang kurang, latar belakang atau kemampuan dasar siswa yang rendah,
atau mungkin sarana dan prasarana yang ada di sekolah tidak memadai.
Karena itu dibutuhkannya Kurikulum yang Fleksibel. Fleksibel menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah lentur, mudah dibengkokkan, luwes, mudah dan cepat
menyesuaikan diri. Jadi, Kurikulum yang fleksibel adalah suatu kurikulum yang dapat
dengan cepat menyesuaikan dalam berbagai keadaan dan bersifat tanggap terhadap sesuatu
yang sedang (akan) terjadi. Kurikulum harus bersifat lentur. Artinya, kurikulum itu harus bisa
dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada. Kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel akan
sulit dsiterapkan.
Prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi: Pertama, fleksibel bagi guru, yang artinya
kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan program
pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada. Kedua, fleksibel bagi siswa, artinya
kurikulum harus menyediakan berbagai kemungkinan program pilihan sesuai dengan bakaat
menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Indonesia sangat membutuhkan sebuah kurikulum
yang fleksibel sehingga biarpun terjadi bencana atau pandemi seperti sekarang pendidikan
tidak berhenti dan tetap terus terlaksana seperti biasa. Contohnya solusi untuk sekarang ini ,
banyak sekolah, guru, dan perguruan tinggi menjalankan pembelajaran dengan cara daring.
Sistem Pembelajaran daring ini tujuannya adalah untuk memudahkan aktivitas belajar.
dengan cara menyediakan sumber belajar yang mudah diakses oleh guru dan peserta didik.
Metode Pembelajaran yang fleksibel merupakan tersedianya tempat, dan waktu yang bisa
sepenuhnya dilaksanakan secara daring, bisa kombinasi daring dan luar jaringan serta tatap
Pada prinsipnya pembelajaran daring ini tidak menambah beban guru dan siswa,
karena tujuannya untuk memudahkan belajar, seandainya beban guru dan siswa bertambah,
kalau ini pun terjadi maka semua fasilitas harus disiapkan pemerintah tetapi di sesuaikan
dengan kondisi sekolah masing-masing,jangan paksa untuk belajar daring, yang kedua beri
tugas belajar sewajarnya dengan instruksi yang jelas dan sesuai tujuan belajar. Di sini perlu
ada upaya untuk selalu berkomunikasi dengan orangtua siswa dengan cara memberi stimulus
yang baik serta respons yang positif, dan buka ruang dialog secara demokratis yang bisa
membangkitkan motivasi dan instruksi yang jelas. Dan tak kalah penting memberikan
bimbingan jika siswa masih belum memahami tentang pembelajaran daring, perlu
Metode fleksibel dalam pembelajaran artinya menyesuaikan karakteristik konten dan siswa,
fleksibel tempat artinya dapat berlangsung dimana saja bukan harus dikelas konvensional
atau fisik, boleh dirumah kost dan lainya, fleksibel waktu artinya tidak harus tepat waktu
seperti pertemuan tatap muka dikelas biasanya pembelajaran daring waktunya lebih lama dan
tidak harus saat itu juga bisa melalui google meet video confren, webinar, teleconference,
Munculnya Covid-19 tak ada dalam perhitungan, yang hanya dalam hitungan hari
mampu menggerakkan seluruh siswa dan guru, mahasiswa dan dosen, untuk menjalankan
tersedia. Tidak ada jalan lain untuk menompang pendidikan pasca-pandemi Covid-19
haruslah dengan pendidikan yang fleksibel, seperti responsif dan kontekstual. Namun sampai
tahun 2019 saja terutama lembaga pendidikan formal tidak ada yang berani menggunakan
kurikulum yang fleksibel dalam pembelajarannya. Karena semua harus terencana, terukur,
tersistem, terstandar, dari awal proses hingga akhir sebagai mana pembelajaran sebelum
Covid 19 terjadi. Dan bagaimana cara untuk bisa mengubah agar pembelajaran di kelas dan
kampus yang sifatnya forma, tidak lagi membebani siswa/mahasisw karena semua harus
yang aktif dan efisien sehingga , kualitas pembelajaran membawa hasil sebagai mana yang
diharapkan. Jadi arah pembelajaran yang fleksibel langsung pada pokok permaslahan tidak
bertele-tele sehingga banyak waktu yang tidak berguna bagi kebelangsungnya pembelajaran
bagi siswa, guru, dan orang tua, menghadapi pandemi Covid-19, merupakan sebuah
mengingat pada masalah yang paling fundamental dalam pendidikan, yakni: tujuan
https://santerdaily.com/peristiwa/kurikulum-yang-fleksibel-sangat-dibutuhkan-dalam-