Anda di halaman 1dari 4

LANDASAN KURIKULUM MERDEKA

 Filosofis-idealisme-realisme
Landasan filosofis pendidikan perlu dikuasai oleh para pendidik, adapun salah satu alasannya
karena pendidikan bersifat normatif, maka dalam rangka pendidikan diperlukan asumsi yang
bersifat normatif pula. Sedangkan Pancasila sebagai idiologi Negara Indonesia merupakan
pedoman dasar dalam pelaksanaan system pendidikan termasuk di dalamnya tujuan
penerapan berhasil jika dapat menciptakan perubahan pada diri peserta didik, baik kognitif,
afektif maupun psikomotorik dengan mempertimbangkan kondisi peserta didik yang
memiliki potensi dan karakteristik yang berbeda-beda. Kurikulum pendidikan Idealisme
berisikan pendidikan liberal dan pendidikan vokasional/praktis. Pendidikan liberal
dimaksudkan untuk pengembangan kemampuan-kemampuan rasional dan moral, adapun
pendidikan vokasional untuk pengebangan kemampuan suatu kehidupan/pekerjaan. Konsep
merdeka belajar merupakan bagian dari upaya-upaya memenuhi sistem pendidikan dasar
dan menengah. Dengan konsep tersebut dipilih strategi khusus untuk memerdekakan
berbagai hal dalam penyelengaraan pendidikan. Pemahaman pendidik terkait filsafat
idealisme sebagai dasar pengetahuan yang sangat penting untuk dipahami, sebagai landasan
berfikir serta sebagai dasar mengimplementasikan konsep merdeka belajar yang disusun
dengan rapi dengan tujuan pembaharuan dalam sistem pendidikan di Indonesia.
 Budaya
Seperti muatan lokal ini berupa bahasa daerah, bahasa inggris, kesenian daerah,
keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan mengenai berbagai ciri
khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang
bersangkutan. Lalu bagaimana Kurikulum Merdeka Belajar memandang muatan lokal ini?
Kurikulum Merdeka Belajar menganggap muatan lokal ini sebagai cara melestarikan kearifan
lokal yang ada. Dengan mempelajari kearifan lokal ini, siswa menjadi tahu dan bangga akan
kearifan lokal yang ada disekitarnya sehingga kearifan lokal tersebut tetap lestari ditengah
era global seperti ini. Selain itu, sebagaimana penjelasan sebelumnya, pemberian pelajaran
muatan lokal ini masih bersinggungan dengan Profil Pelajar Pancasila yang menjadi
pedoman pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar. Kurikulum Merdeka Belajar ini juga
memberikan ruang seluas-luasnya bagi pemerintah daerah dalam mengimplementasikan
muatan lokal pada Kurikulum Merdeka. Ini karena pendidikan itu berakar pada budaya
bangsa. Dengan demikian, semua kondisi budaya dan karakteristik daerah memiliki ruang
yang cukup luas di dalam kurikulum. Pada Kurikulum Merdeka Belajar, muatan lokal
diajarkan dengan tujuan memperkenalkan setiap siswa kepada lingkungan sendiri, ikut
melestarikan budaya daerahnya yang termasuk kerajinan, keterampilan yang menghasilkan
nilai ekonomi di daerahnya, memberikan bekal kemampuan, keterampilan untuk hidup di
masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, serta dapat menolong
diri sendiri dan orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
 Sosial
Landasan sosial dalam pembelajaran berdiferensiasi pada kurikulum fleksibel sebagai wujud
merdeka belajar dikembangkan atas dasar adanya perbedaan kebutuhan, karakteristik,
lingkungan sosial, dan budaya peserta didik. Kreativitas guru sangat diperlukan untuk dapat
mengakomodir hal ini agar dapat memberikan pembelajaran yang bermakna bagi setiap
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang ingin disasar. Selain itu, peserta didik
sebaiknya diberi kesempatan untuk bekerja di dalam kelompok yang fleksibel.
Pengelompokan peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti, bekerja secara
individu, secara berpasangan, bekerja dalam satu kelas, merangkul perbedaan yang dimiliki
tiap peserta didik, melihat kesamaan yang dimiliki, atau berdasarkan minat mereka.
 Politik
Pendidikan dan politik adalah dua hal yang saling berhubungan erat dan saling
mempengaruhi. Berbagai aspek pendidikan selalu mengandung unsur- unsur politik, begitu
juga sebaliknya setiap aktivitas politik ada kaitannya dengan aspek- aspek kependidikan.
Politik pendidikan nasional perlu ditata dalam suatu organisasi yang efesien dan dikelola
oleh yang profesional. Demokrasi telah menjadi kebebasan dan desentralisasi daerah telah
menjadi keangkuhan daerah. Bahkan di era ini semakin jelas keterpurukan masyarakat
miskin karena semakin sulit mengakses pendidikan tinggi. Sistem evaluasi yang masih
terpusat, kekerasan dalam pendidikan, dan banyaknya penyimpangan dalam proses
pendidikan semakin memberi catatan buram bagi pendidikan di era reformasi ini. Kebijakan
politik yang paling di sorot pada masa ini adalah kebijakan- kebijakan tentang otonomi
daerah dalam bidang pendidikan, penerapan kurikulum yang berganti-ganti, hingga yang
diterapkan saat ini yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan pro dan kontra
yang terjadi pada pelaksanaan Ujian Nasional.
 Ekonomi
Pendulum pendidikan Indonesia pada periode kedua Presiden Jokowi tidak hanya berada
pada posisi filosofis dari pendidikan, yakni mendidik manusia-manusia muda menjadi
pribadi-pribadi beradab. Lebih dari itu, pendulum pendidikan semakin jelas bergeser posisi
teknis-pragmatis, yakni pendidikan sebagai upaya memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja.
Artinya, pendidikan berlangsung dalam selubung motif ekonomi, yakni pemenuhan
kebutuhan pasar akan tenaga kerja. Ekonomi-politik pendidikan yang demikian, bukan hal
yang baru di Indonesia. Pemerintah saat ini menajamkannya lagi dengan cara menginisiasi
teknologi big data untuk menggerakkan pendidikan. Dengan begitu, pendidikan menjadi
salah satu lokomotif penggerak dan pemenuh motif ekonomi pasar kerja digital.
 Sosiologis
Ada dua pertimbangan sosiologis yang dijadikan landasan dalam pengembangan kurikululm,
yaitu pertama setiap orang dalam masyarakat selalu berhadapan dengan masalah anggota
masyarakat yang belum dewasa dalam kebudayaan, maksudnya manusia yang belum
mampu menyesuaikan diri dengan kebiasaan kelompoknya dan yang kedua kurikulum dalam
setiap masyarakat merupakan refleksi dari cara orang berfikri, merasa dan bercita-cita atau
kebiasaan. Karena itu untuk membina struktur dan fungsi kurikulum, perlu memahami
kebudayaan.
 Hukum
Landasan Hukum Penyelenggaraan Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun Tahun Pelajaran
2022/2023

1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional


2) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Perubahan PP Nomor 57
Tahun 2021 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
3) Permendikbud No 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik B
4) Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 5 tahun
2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan pada PAUD, Jenjang Pendidikan Dasar,
dan Jenjang Pendidikan Menengah
5) Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 7 Tahun
2022 Tentang Standar Isi Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar,
Dan Jenjang Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen)
6) Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 16 Tahun
2022 Tentang Standar Proses Pada Pendidikan untuk jenjang PAUD, TK, SD, SMP,
SMA,SMK Sederajat
7) Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 21 Tahun
2022 Tentang Standar Penilaian Pendidikan PAUD, TK, SD, SMP, SMA,SMK Sederajat
8) Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 56/M/2022
Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.
9) Melihat daftar landasan hukum penyelenggaraan pendidikan di atas, paling tidak
ada 4 peraturan yang belum banyak dipahami oleh para tenaga pendidik, yaitu
terkait Standar Kompetensi Lulusan (Permendikbudristek Nomor 5 tahun 2022),
Standar Isi (Permendikbudristek Nomor 7 Tahun 2022), Standar Proses
(Permendikbudristek Nomor 16 Tahun 2022), dan Standar Penilaian
(Permendikbudristek Nomor 21 Tahun 2022).
Dengan keluarnya Permendikbudristek ini, berarti Permendikbud sebelumya, yaitu
Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan,
Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi, Permendikbud Nomor 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses, dan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian dinyatakan tidak berlaku lagi.

Anda mungkin juga menyukai