Pertemuan : 13
2.Cristiena (193010202001)
Catatan : anggota kami Ellry Dara Jawan tidak hadir dalam diskusi dan anggota
kelompok 9 tidak mengajukan pertanyaan.
Pertanyaan:
Jawaban:
Terima kasih atas pertanyaan yang sudah diajukan oleh saudari Mitranata. Ya, tentu saja ada
kelebihan dan kekurangannya. Menurut saya, model pembelajaran intergrative memiliki
kelebihan seperti: 1. Memberikan pengalaman & aktivitas belajar mengajar yang relevan dgn
tingkat perkembangan & kepentingan siswa. 2. Mengembangkan keterampilan berfikir anak
didik. 3. Mempunyai sikap toleransi komunikasi & tanggap terhadap ide orang lain. 4. Terasa
menyenangkan dan kemungkinan besar pembelajaran dapat dicerna dengan baik oleh siswa.
Selain dari kelebihan tersebut, pendidik diharapkan mampu menguasai metode secara
sempurna ketika menyampaikan materi, maka yang menjadi kelemahannya adalah
seandainya guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema maka
pembelajaran akan terasa sulit untuk mengaitkan tema dgn materi pokok pembelajaran
tersebut. Dalam perencanaan tersebut terdapat empat langkah. Disini saya akan mencoba
untuk menjabarkan langkah-langkah tersebut. 1. Mengidentifikasi topik. Sebelum memulai
pembelajaran intergrative, perlu untuk mengidentifikasi topik terlebih dahulu, Hal ini bertujuan
agar isi pembelajaran dapat lebih terarah dan dipahami maksud dan tujuannya. 2.
Menentukan tujuan belajar. Dengan menentukan tujuan belajar, proses pembelajaran dapat
lebih terstruktur dan memahami hasil akhir dari pembelajaran tersebut. 3. Menyiapkan data.
Persiapan data sangatlah penting karena data ini akan menjadi isi dari pembelajaran tersebut.
4. Menenentukan pertanyaan. Pertanyaan dapat diajukan sehingga berguna untuk menguji
pemahaman terhadap isi dari pembelajaran tersebut. Saya rasa sekian penjelesan dari saya.
Apakah jawaban dapat diterima, saudari Mitranata?
Tanggapan: jawaban dapat dipahami kelompok lain.
Dikatakan pada slide 6 point 3) Mengarahkan kegunaan konsep dalam kehidupan sehari-
hari (pembelajaran emosional), tolong kelompok jelaskan seperti apa konsep dalam
kehidupan sehari-hari yang bisa kita gunakan dalam pembelajaran?
Jawaban :
Pertanyaan :
Dalam ppt kelompok, dijelaskan bahwa langkah-langkah pembelajaran yang bisa memicu
siswa berpikir tingkat tinggi dikemukakan oleh Given (dalam Ali, 2011:23) salah satunya
ialah dengan introspeksi pembelajaran (Pembelajaran Reflektif). Dapatkah kelompok
menjelaskan mengenai introspeksi pembelajaran (pembelajaran reflektif) tersebut sehingga
dikatakan dapat memberikan acuan siswa berpikir tingkat tinggi dan bagaimana cara
penerapan pembelajaran refelektif itu terhadap pengajaran siswa di sekolah? Terima kasih.
Jawab:
Jawaban:
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai
faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri
(faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi
belajar yang sebaik-baiknya. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses
belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar. 1. Faktor Internal yang
Mempengaruhi Belajar PesertaDidik Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal dapat dikelompokkan ke dalam 3 faktor,
yaitu: Faktor Jasmani a. Faktor kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan
beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal
sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Proses belajar
seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Selain itu juga akan cepat
lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah
ataupun ada gangguan-gangguan atau kelainan-kelainan fungsi alat inderanya
sertatubuhnya. b. Faktor Psikologis Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong
ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor- faktor itu adalah :
intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. 2. Faktor Eksternal
yang Mempengaruhi Belajar Peserta Didik. Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar
diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua,
sekolah, dan masyarakat. a . Faktor yang berasal dari orangtua Faktor yang berasal dari
orang tua utamanya adalah cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Dalam
kepemimpinan Pancasila ini berarti orang tua melakukan kebiasaan-kebiasaan yang positif
kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua juga selalu memperhatikan anak selama
belajar baik langsung maupun tidak langsung, dan memberikan arahan-arahan manakala
akan melakukan tindakan yang kurang tertib dalam belajar. b. Faktor yang berasal
darisekolah Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata pelajaran yang
ditempuh, dan metode yang diterapkan. Faktor guru banyak menjadi penyebab kegagalan
belajar anak, yaitu yang menyangkut kepribadian guru, kemampuan mengajarnya.
Terhadap mata pelajaran, karena kebanyakan anak memusatkan perhatianya kepada yang
diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang
diharapkan. c. Faktor yang berasal darimasyarakat Anak tidak lepas dari kehidupan
masyarakat. Faktor masyarakat bahkan sangat kuat pengaruhnya terhadap pendidikan
anak. Pengaruh masyarakat bahkan sulit dikendalikan. Mendukung atau tidak mendukung
perkembangan anak, masyarakat juga ikut mempengaruhi.
Tanggapan: Jawaban dapat dipahami.
Tanggapan:
Ayu Natalia: Terima kasih atas jawabnnya. Saya perwakilan dari kelompok 7 ingin
menanggapi, dapatkah kelompok memberikan contoh dari proses dan tujuan HOST
dalam pembelajaran pada kurikulum 2013 yang telah kelompok paparkan pada
jawaban di atas?
Jawaban :
Saya VIdella Maro Tohang nim 193030202044 dari kelompok 11, akan mencoba
menanggapi saudari ayu. Tujuan dari HOTS tentu agar tercapainya peningkatan
kualitas dalam pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi. Prosesnya, seperti melatih kemampuan otak peserta didik dengan melakukan
latihan-latihan seperti contohnya pada slide ke-7 tersebut. Kemudian ada contoh
yang memicu siswa agar memiliki HOTS seperti pada slide ke-6. Seperti jawaban
kelompok saya diatas, dikatakan proses dan Tujuan diterapkannya HOTS dalam
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 adalah mengkondisikan peserta didik untuk
dapat berpikir kritis, logis, dan sistematis sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran, serta memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi. Proses dan tujuan
HOST sangat jelas sesuai dengan ketentuan imbauan menteri pendidikan yang
mengatakan pembelajaran HOTS menuntut anak-anak yang mampu berpikir kritis,
berkomunikasi baik, berkolaborasi, berpikir kreatif, inovatif dan percaya diri.
Sekian jawaban dari saya. Apakah jawaban dapat diterima saudari Ayu?
Resa : Baik terima kasih atas penjelasannya saudari Aurelia. Tapi disini saya masih belum
paham mengenai proses pembelajaran menggunakan pendekatan HOTS yg ada ada pada
penjelasan anda, bisa tolong jelaskan kembali bagaimana proses pembelajarannya?
Terimakasih.
Jawaban:
Cristiena
Baik saya Cristiena dari Kelompok 11, akan mencoba menjawab pertanyaan dari
saudari Resa. Pertanyaan : Jelaskan bagaimana proses pembelajaran HOTS?
Jawaban : Pembelajaran berbasis HOTS merupakan pembelajaran yang
mengembangkan keterampilan berfikir kritis. Proses pembelajarannya yaitu
mengembangkan pemikiran kritis menuntut latihan menemukan pola, menyusun
penjelasan, membuat hipotesis, melakukan generalisasi, dan mendokumentasikan
temuan-temuan dengan bukti. Sekian jawaban dari saya. Terima kasih .
Tanggapan :
Resa : Baik terima kasih saudari Cristiena atas penjelasannya. Saya ingin menanggapi
sedikit pernyataan saudari. Dari penjelasan saudari diatas, saya sudah menanggkap proses
pembelajaran HOTS secara umumnya, tetapi yang menjadi pertanyaan saya yaitu
bagaimana proses pembelajaran menggunakan pendekatan HOTS pada kurikulum 2013
dalam jenjang SMA. Seperti itu saudari Cristiena, terima kasih.
Jawaban :
Risckha Ronanti
Pertanyaan:
Selamat sore bapak dan teman - teman saya Tiara dari kelompok 8 ingin bertanya pada
bagian slide ke-2.Yang ingin saya tanyakan Bagaimana pengelompokan keenam level
berpikir itu? Dan juga apakah ranah kognitif bloom dengan ranah kognitif dalam
kurikulum 2013 sama? Terima kasih🙏
Jawaban:
Pengelompokan keenam level : * Level berpikir rendah atau LOTS (low order thinking
skill) teriri atas ingatan dan pemahaman (C1 dan C2). * Level berpikir sedang atau MOTS
(middle order thinking skill) terdiri atas penerapan dan analisis/sintesis (C3 dan C4). *
Level berpikir tinggi atau HOTS (higher order thinking skill) terdiri atas evaluasi dan
kreasi/mencipta (C5 dan C6). Pertanyaan kedua apakah ranah kognitif bloom sama dengan
ranah kognitif? Ada perbedaan. Ranah kognitif Bloom terdiri atas 6 tingkatan (C1 – C6),
yakni ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Sedangkan dalam
Kurikulum 2013 menggunakan versi revisi (Anderson & Krathwohl, 2001). Keenam
tingkatan itu meliputi ingatan, pemahaman, penerapan, analisis/sintesis, evaluasi, dan
kreasi/mencipta. Sekian jawaban dari saya, apakah bisa di terima saudari Tiara?
Tanggapan: dapat di terima oleh kelompok 8
9. Kelompok 9
-
10. Kelompok 10 (Rosi Patrisia) Dijawab Oleh Vidella Maro Tohang
Pertanyaan :
Dari PPT yang dibagikan kelompok 11 disini dikatakan bahwa untuk mengembangkan
pemikiran yang kritis perlu latihan untuk menemukan pola, menyusun penjelasan,
membuat hipotesis, melakukan generalisasi, dan mendokumentasikan temuan-temuan
dengan bukti. Dari penjelasan di atas apakah kelompok bisa menjelaskan lebih rinci lagi
seperti apa pola, penjelasan yang harus di susun, hipotesis, generalisasi, serta dokumentasi
temuan-temuan dengan bukti tersebut disertai contoh yang relevan. Terima kasih.
Jawaban :
Baik, terima kasih atas pertanyaan yang sudah diajukan. Menemukan pola, menyusun
penjelasan, membuat hipotesis, melakukan generalisasi, dan mendokumentasikan temuan-
temuan dengan bukti. Hal-hal tersebut merupakan latihan yang penting untuk
mengembangkan pemikiran yang kritis. Menemukan pola seperti mencari dasar, konsep,
struktur, ide gagasan, dari suatu topik atau bahan pikiran tersebut. Menyusun penjelasan,
dengan begitu otak akan dilatih agar mengolah ide dan kata. Membuat hipotesis, yaitu
dengan menemukan jawaban sementara terhadap masalah atau topik yang masih bersifat
praduga karena masih harus dibuktikan kebenaranannya. Namun dengan membuat
hipotesis ini, kita dilatih untuk berpikir mandiri dan menggunakan daya kreativitas.
Melakukan generalisasi yaitu melakukan proses penalaran dari fenomena atau pengalaman
individual menuju kesimpulan umum. Mendokumentasikan temuan-temuan dengan bukti,
yaitu dengan memberikan adanya dokumentasi sebagai bukti dari temuan yang dapat
memperkuat jawaban atas pemikiran yang sudah diolah. Contoh dari latihan-latihan
tersebut seperti dalam suatu topik bahasan atau permasalahan, misalnya saja topik kuliah
online. Kita dituntut untuk menemukan konsep permasalahan dari kuliah online tersebut.
Setelah mendapatkan pola, kita dapat menyusun penjelasan atau suatu argumen mungkin
saja setuju atau tidak dengan kuliah online atau memiliki kelebihan dan kekurangnnya.
Lalu kita membuat hipotesis dimana kita akan membuat jawaban praduga. Setelah itu,
dengan melakukan generalisasi yaitu mengaitkan dengan pengalaman pribadi. Misalnya
terasa menyulitkan karena terkendala jaringan atau kuota. Terakhir dengan memberikan
dokumentasi temuan sebagai bukti dari gangguan jaringan atau kesulitan biaya kuota
tersebut yang dapat memperkuat hipotesis. Sekian penjelasan dari saya. Apakah jawaban
dapat diterima, saudari Rosi?
Pertanyaan:
Berdasarkan pengertian HOTS yang kelompok saudara paparkan, bisakah kelompok
berikan salah satu contoh permasalahan dimana permasalahan tersebut dapat diselesaikan
dengan Higher Order Thinking Skill?
Jawaban:
Contoh: seorang siswa yg diminta untuk membuat puisi dari pengamatan yg dilakukan di
pantai. Permasalahan tersebut dapat diselesai kan dengan berpikir tingkat tinggi atau
Higher Order Thingking Skill (HOTS) yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. 1.
Menganalisis informasi yg telah diamati dan memecahkan informasi tersebut ke dalam
bagian-bagian dan menentukan bagaimana bagian-bagian itu terhubungkan antar bagian
dan ke struktur atau tujuan keseluruhan 2.Menilai/mengevaluasi membuat pertimbangan
dan mengkritisi pada bagian-bagian yang tidak konsisten atau kegagalan pada suatu
informasi yg di dapat. 3. Mengkreasi/ Mencipta yaitu menempatkan unsur-unsur secara
Bersama-sama untuk membentuk keseluruhan secara korehen atau fungsional dan
menyusun kembali unsur-unsur ke dalam pola atau struktur baru sehingga menciptakan
sebuah puisi dari informasi-informasi yg telah di analisis,dan di nilai.
Tanggapan: dapat memahami jawaban.
Tambahan :
Cristiena :
Saya Cristiena akan menambahkan jawab dari saudari Risckha Ronanti untuk
menjawab pertanyaan dari saudari Mitranata Pertanyaannya : Dapatkah kelompok
memberi contoh dari ke-3 pembelajaran tersebut dan bagaimana penerapannya.
Jawaban: 1. contoh penerapan pembelajaran kognitif adalah guru menggunakan
bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik serta memberi ruang bagi mereka
untuk saling bicara serta diskusi dengan teman-temannya. 2. Contoh pembelajaran
sosial dan penerapannya, Contohnya : seorang pelajar melihat temannya dipuji dan
ditegur oleh gurunya karena perbuatannya, maka ia kemudian meniru melakukan
perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya. Kejadian ini
merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang dialami orang lain. Kedua,
pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku model meskipun model itu tidak
mendapatkan penguatan positif atau penguatan negatif saat mengamati itu sedang
memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh
pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila
menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak harus diperagakan
oleh seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga menggunakan seseorang
pemeran atau visualisasi tiruan sebagai model.
Tanggapan : dapat diterima oleh saudari Mitranata.
2. Berpikir merupakan bagian dari ranah kognitif yang diklasifikasikan Bloom ke dalam
enam enam tingkatan proses kognitif. Sebutkan ke enam proses kognitif itu!
A. Pengetahuan; pemahaman; penerapan; menganalisis; menilai; dan mencipta.
B. Pengetahuan; penerapan; pengembangan; menilai; dan menciptakan
C. Belajar; penerapan; pengembangan; mewujudkan; menilai; dan menciptakan
D. Pengetahuan; penerapan; menganalisis; mewujudkan; menilai; dan menganalisis
Jawaban : A. Pengetahuan; pemahaman; penerapan; menganalisis; menilai; dan
menicipta.
3. Higher Order Thinking Skill (HOTS) adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi yang
menuntut pemikiran secara kritis, kreatif, analitis, terhadap informasi dan data dalam
memecahkan permasalahan. Pengertian tersebut dikemukakan oleh..
A. Barrat
B. Haig
C. Eggen
D. Given
E. Bloom
Jawaban: A. Barrat
5. Mengapa penerapan pembelajaran Higher Order Thinking Skill (HOTS) bukanlah hal
yang mudah dilaksanakan oleh guru…………..
A.Belajar menggunakan metode hafalan.
B.Mempunyai referensi belajar yg searah
C. Fokus pada satu materi
D. Menerapkan pembelajaran yg berpikir menggunakan logika
E. Guru harus benar-benar menguasai materi dan strategi pembelajaran