Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK 11

MATA KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN BSI.

Hari/Tanggal Diskusi : Senin, 7 Juni 2021

Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Petrus Poerwadi,M.S.

Topik Diskusi Kelompok : Pembelajaran Berbasis HOTS  (HIGHER ORDER THINKING


SKILL)

Pertemuan : 13

Kelompok Diskusi : kelompok 11

Anggota Kelompok : 1. Aurellia Nathania (193030202054)

2.Cristiena (193010202001)

3. Risckha Ronanti (193030202055)

4. Vidella Maro Tohang (193030202044)

5. Ellry Dara Jawan (AAB117055)

Moderator : Risckha Ronanti


Laporan ini berisi pertanyaan dari kelompok lain beserta dengan jawaban dan tanggapan,
yang kami laporkan sebagai berikut:

Catatan : anggota kami Ellry Dara Jawan tidak hadir dalam diskusi dan anggota
kelompok 9 tidak mengajukan pertanyaan.

1. Kelompok 1 (Mitranata) Dijawab oleh Vidella Maro Tohang

Pertanyaan:

Pada slide ke-7, Enggen (2021:348-358) mengemukakan model pembelajaran intergrative


yang mendorong pengembangan berpikir kritis dengan langkah-langkah perencanaan: 1.
Mengidentifikasi topik 2. Menentukan tujuan belajar 3. Menyiapkan data 4. Menentukan
pertanyaan Yang ingin saya tanyakan adalah apakah ada kekurangan dan kelebihan dalam
menggunakan model pembelajaran intergrative tersebut, Jika ada jelaskan. Juga jelaskan tiap
langkah perencanaan tersebut. Terimakasih.

Jawaban:

Terima kasih atas pertanyaan yang sudah diajukan oleh saudari Mitranata. Ya, tentu saja ada
kelebihan dan kekurangannya. Menurut saya, model pembelajaran intergrative memiliki
kelebihan seperti: 1. Memberikan pengalaman & aktivitas belajar mengajar yang relevan dgn
tingkat perkembangan & kepentingan siswa. 2. Mengembangkan keterampilan berfikir anak
didik. 3. Mempunyai sikap toleransi komunikasi & tanggap terhadap ide orang lain. 4. Terasa
menyenangkan dan kemungkinan besar pembelajaran dapat dicerna dengan baik oleh siswa.
Selain dari kelebihan tersebut, pendidik diharapkan mampu menguasai metode secara
sempurna ketika menyampaikan materi, maka yang menjadi kelemahannya adalah
seandainya guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema maka
pembelajaran akan terasa sulit untuk mengaitkan tema dgn materi pokok pembelajaran
tersebut. Dalam perencanaan tersebut terdapat empat langkah. Disini saya akan mencoba
untuk menjabarkan langkah-langkah tersebut. 1. Mengidentifikasi topik. Sebelum memulai
pembelajaran intergrative, perlu untuk mengidentifikasi topik terlebih dahulu, Hal ini bertujuan
agar isi pembelajaran dapat lebih terarah dan dipahami maksud dan tujuannya. 2.
Menentukan tujuan belajar. Dengan menentukan tujuan belajar, proses pembelajaran dapat
lebih terstruktur dan memahami hasil akhir dari pembelajaran tersebut. 3. Menyiapkan data.
Persiapan data sangatlah penting karena data ini akan menjadi isi dari pembelajaran tersebut.
4. Menenentukan pertanyaan. Pertanyaan dapat diajukan sehingga berguna untuk menguji
pemahaman terhadap isi dari pembelajaran tersebut. Saya rasa sekian penjelesan dari saya.
Apakah jawaban dapat diterima, saudari Mitranata?
Tanggapan: jawaban dapat dipahami kelompok lain.

2. Kelompok 2 (Chlara Pipikalisa ) dijawab oleh Cristiena

Dikatakan pada slide 6 point 3) Mengarahkan kegunaan konsep dalam kehidupan sehari-
hari (pembelajaran emosional), tolong kelompok jelaskan seperti apa konsep dalam
kehidupan sehari-hari yang bisa kita gunakan dalam pembelajaran?

Jawaban :

Yang dimaksudkan dengan konsep dalam kehidupan sehari-hari (pembelajaran emosional)


disini adalah pembelajaran yang menggunakan ide (konsep) dalam kehidupan sehari-hari,
dapat berupa contoh, acuan atau pencerminan yang dapat diimplementasikan dalam suatu
pembelajaran. Konsep dalam kehidupan sehari-hari yang dapat digunakan dalam
pembelajaran yaitu berupa konsep manapun atau mana suka sesuai dengan tema/topik dari
pembelajaran saat itu asalkan konsep tersebut dapat saling berkaitan dengan topik
pembelajarannya. Sekian jawaban dari saya, apa bisa diterima saudari Chalara? Terima
kasih.

Tanggapan: jawaban kelompok dapat di terima kelompok lain

3. Kelompok 3 (Istiqharoh) Dijawab Oleh Vidella Maro Tohang

Pertanyaan :

Dalam ppt kelompok, dijelaskan bahwa langkah-langkah pembelajaran yang bisa memicu
siswa berpikir tingkat tinggi dikemukakan oleh Given (dalam Ali, 2011:23) salah satunya
ialah dengan introspeksi pembelajaran (Pembelajaran Reflektif). Dapatkah kelompok
menjelaskan mengenai introspeksi pembelajaran (pembelajaran reflektif) tersebut sehingga
dikatakan dapat memberikan acuan siswa berpikir tingkat tinggi dan bagaimana cara
penerapan pembelajaran refelektif itu terhadap pengajaran siswa di sekolah? Terima kasih.

Jawab:

Terima kasih atas pertanyaan yang sudah diajukan. Introspeksi pembelajaran


(pembelajaran reflektif) adalah dengan memberikan kesempatan kepada peserta untuk
melakukan analisis atau pengalaman individual yang dialami berdasarkan refleksi diri,
seperti pengalaman masa lalu, dan memfasilitasi pembelajaran dari pengalaman tersebut.
Pembelajaran reflektif dapat memberikan acuan siswa untuk berpikir tingkat tinggi karena
mendorong peserta didik untuk berpikir kreatif dan mampu memberikan siswa
pemahamannya sendiri. Hal tersebut karena pada saat berfikir reflektif berlangsung pada
siswa, siswa tersebut akan mempelajari apa yang dihadapinya, berasumsi, menilai, dan
menyelesaikan permasalahan dengan pengalamannya sendiri. Cara penerapannya adalah
dengan pengajar dapat mengajukan pertanyaan berdasarkan 5W+1H. Pengajar harus
kreatif untuk mengaitkan pengalaman-pengalaman para siswa itu dengan matode
pembelajaran yang disampaikan. Misalnya, seorang siswa merefleksikan bahwa wabah ini
terjadi karena kutukan Tuhan, maka guru dapat memancing dengan menanyakan apakah
tidak ada kemungkinan lain? Apakah tidak mungkin ini disebabkan oleh kecerobohan dan
rakusnya manusia terhadap alam? Setelah melakukan refleksi, maka tahap selanjutnya
adalah menarik kesimpulan pembelajaran dari proses refleksi. Individu bebas untuk
menentukan pilihan atas jawabannya. Pengajar berperan mendampingi saja. Sekian yang
dapat saya jelaskan. Apakah jawaban dapat diterima, saudari Istikaroh?

Tanggapan: jawaban dapat diterima kelompok lain.

4. Kelompok 4 (Kharisma Devi) Dijawab oleh Vidella Maro Tohang


Pertanyaan:
Dalam slide ke-6 dikatakan "Strategi pembelajaran yang efektif akan membantu siswa
menuju keterampilan berfikir tingkat tinggi". Menurut kelompok, strategi pembelajaran
seperti apa yang efektif untuk merangsang keterampilan berfikir tingkat tinggi tersebut?
Terima kasih.
Jawaban :
Terima kasih atas pertanyaan yang sudah diajukan. Pada slide ke-4, dikatakan bahwa
pembelajaran yang memicu siswa untuk berpikir tingkat tinggi yaitu dengan pembelajaran
yang berorientasi pada siswa aktif. Siswa aktif berarti siswa tersebut memiliki kesempatan
untuk mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Oleh karena itu,
strategi pembelajaran yang efektif untuk merangsang keterampilan seperti siswa aktif
(berpikir tingkat tinggi/HOTS), yaitu dengan: 1. Menuliskan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai hari ini 2. Melakukan Brain Gym di sela pembelajaran 3. Mengarahkan
kegunaan konsep dalam kehidupan sehari-hari 4. Mendiskusikan permasalahan dalam LKS
5. Introspeksi pembelajaran Sekian jawaban yang dapat saya berikan. Apakah jawaban
tersebut dapat diterima, saudari Kharisma Devi?

Tanggapan: Jawaban dapat dipahami kelompok lain.

5. Kelompok 5 (Inda Fitria) Dijawab oleh Cristiena


Pertanyaan:
Ingin bertanya, pada slide ke-2 terdapat pernyataan yaitu: Belajar merupakan usaha yang
dilakukan seseorang untuk mencapai sebuah tujuan, usaha tersebut mengarahkan seseorang
dari keadaan tidak bisa menjadi bisa, dan dari tidak tahu menjadi tahu yang tidak terlepas
dari faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proses dan hasilnya. Apa saja faktor
internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi proses belajar dan hasilnya?

Jawaban:
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai
faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri
(faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi
belajar yang sebaik-baiknya. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses
belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar. 1. Faktor Internal yang
Mempengaruhi Belajar PesertaDidik Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal dapat dikelompokkan ke dalam 3 faktor,
yaitu: Faktor Jasmani a. Faktor kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan
beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal
sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Proses belajar
seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Selain itu juga akan cepat
lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah
ataupun ada gangguan-gangguan atau kelainan-kelainan fungsi alat inderanya
sertatubuhnya. b. Faktor Psikologis Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong
ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor- faktor itu adalah :
intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. 2. Faktor Eksternal
yang Mempengaruhi Belajar Peserta Didik. Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar
diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua,
sekolah, dan masyarakat. a . Faktor yang berasal dari orangtua Faktor yang berasal dari
orang tua utamanya adalah cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Dalam
kepemimpinan Pancasila ini berarti orang tua melakukan kebiasaan-kebiasaan yang positif
kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua juga selalu memperhatikan anak selama
belajar baik langsung maupun tidak langsung, dan memberikan arahan-arahan manakala
akan melakukan tindakan yang kurang tertib dalam belajar. b. Faktor yang berasal
darisekolah Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata pelajaran yang
ditempuh, dan metode yang diterapkan. Faktor guru banyak menjadi penyebab kegagalan
belajar anak, yaitu yang menyangkut kepribadian guru, kemampuan mengajarnya.
Terhadap mata pelajaran, karena kebanyakan anak memusatkan perhatianya kepada yang
diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang
diharapkan. c. Faktor yang berasal darimasyarakat Anak tidak lepas dari kehidupan
masyarakat. Faktor masyarakat bahkan sangat kuat pengaruhnya terhadap pendidikan
anak. Pengaruh masyarakat bahkan sulit dikendalikan. Mendukung atau tidak mendukung
perkembangan anak, masyarakat juga ikut mempengaruhi.
Tanggapan: Jawaban dapat dipahami.

6. Kelompok 6 (Rosma Hartanti) Dijawab oleh Vidella Maro Tohang


Pertanyaan:
Saya ingin bertanya mengenai salindia ketujuh, yaitu tentang 11 strategi yang
dikemukakan Merril (2012:348-358) bisakah kelompok memberikan penjelasan lebih
lanjut mengenai hal itu. Lalu mengapa dari 11 strategi yang ia kemukakan hanya 5
diantaranya yang diutamakan?
Jawaban:
Terima kasih atas pertanyaan yang sudah diajukan oleh saudari Rosma Hartanti. Merril
(2012:348-358) mengemukakan bahwa ada 11 strategi untuk bisa memunculkan pemikiran
yang bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Berarti ke-
11 strategi tersebut bertujuan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan untuk
dapat mencapai berpikir tingkat tinggi (HOTS). Di slide ke-7 tersebut dikatakan bahwa
lima strategi pertama yang diutamakan. Yaitu mengenai: apa perbedaanya, apa
persamaannya, membandingkan, memilah, dan apa penyebabnya. Alasannya kelima utama
strategi tersebut merupakan awal pembuka untuk mencapai ke-6 strategi lainnya atau dasar
dari membuka topik pemikiran. Seperti pada strategi ke-6 disebutkan adalah merangkum.
Merangkum merupakan tahap akhir dari proses tersebut. Selanjutnya pada strategi ke-7
sampai dengan ke-11 yaitu: membuat kategori, menyelesaikan masalah, curah pendapat,
mempertimbangkan berbagai macam pilihan, dan bahasa untuk meningkatkan cara
berpikir, strategi-strategi tersebut merupakan tahap lanjutan proses dalam berpikir. Sekian
yang dapat saya jelaskan. Apakah jawaban dapat diterima, saudari Rosma?
Tanggapan: Jawaban dapat dipahami oleh kelompok 6.

7. Kelompok 7 (Resa) Dijawab oleh Aurellia Nathania


Pertanyaan:
Selamat sore bapak dan teman-teman. Saya Resa NIM 193030202051, selaku perwakilan
dari kelompok 7. Kelompok ada menyatakan pada PPTnya, bahwa pendekatan HOTS
sangat tepat digunakan dalam memenuhi harapan kurikulum 2013. Disini yang ingin saya
tanyakan, apakah kelompok dapat menjelaskan alasan mengapa pendekatan tersebut cocok
dalam memenuhi kurikulum 2013? Serta bagaimana proses dan tujuan penerapan
pendekatan HOTS tersebut dalam kurikulum 2013 dalam jenjang SMA?. Sekian yang
ingin saya tanyakan, terima kasih
Jawaban:

Karena mampu meningkatkan penguatan pendidikan karakter peserta didik dengan


pembelajaran dan penilaian HOTS untuk memiliki keterampilan abad 21 seperti berpikir
kritis, kemampuan memecahkan masalah, keterampilan berkolaborasi, keterampilan
berkreasi, dan keterampilan berkomunikasi. Hal ini juga sesuai dengan imbauan menteri
pendidikan yang mengatakan pembelajaran HOTS menuntut anak-anak yang mampu
berpikir kritis, berkomunikasi baik, berkolaborasi, berpikir kreatif, inovatif dan percaya
diri mempersiapkan era millenium menyongsong era industri 4.0. Untuk itu, peran guru
dalam pembelajaran dan penilaian HOTS menjadi: 1) perancang pembelajaran agar peserta
didik aktif mencapai pengetahuan yang baru; 2) fasilitator atau mediator untuk belajar.
Proses dan Tujuan diterapkannya HOTS dalam Pembelajaran pada Kurikulum 2013 adalah
mengkondisikan peserta didik untuk dapat berpikir kritis, logis, dan sistematis sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran, serta memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Sekian jawaban dari saya, apakah bisa di terima oleh saudari Resa? terima kasih.

Tanggapan:
 Ayu Natalia: Terima kasih atas jawabnnya. Saya perwakilan dari kelompok 7 ingin
menanggapi, dapatkah kelompok memberikan contoh dari proses dan tujuan HOST
dalam pembelajaran pada kurikulum 2013 yang telah kelompok paparkan pada
jawaban di atas?

Jawaban :

 Vidella Maro Tohang

Saya VIdella Maro Tohang nim 193030202044 dari kelompok 11, akan mencoba
menanggapi saudari ayu. Tujuan dari HOTS tentu agar tercapainya peningkatan
kualitas dalam pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi. Prosesnya, seperti melatih kemampuan otak peserta didik dengan melakukan
latihan-latihan seperti contohnya pada slide ke-7 tersebut. Kemudian ada contoh
yang memicu siswa agar memiliki HOTS seperti pada slide ke-6. Seperti jawaban
kelompok saya diatas, dikatakan proses dan Tujuan diterapkannya HOTS dalam
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 adalah mengkondisikan peserta didik untuk
dapat berpikir kritis, logis, dan sistematis sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran, serta memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi. Proses dan tujuan
HOST sangat jelas sesuai dengan ketentuan imbauan menteri pendidikan yang
mengatakan pembelajaran HOTS menuntut anak-anak yang mampu berpikir kritis,
berkomunikasi baik, berkolaborasi, berpikir kreatif, inovatif dan percaya diri.
Sekian jawaban dari saya. Apakah jawaban dapat diterima saudari Ayu?
Resa : Baik terima kasih atas penjelasannya saudari Aurelia. Tapi disini saya masih belum
paham mengenai proses pembelajaran menggunakan pendekatan HOTS yg ada ada pada
penjelasan anda, bisa tolong jelaskan kembali bagaimana proses pembelajarannya?
Terimakasih.

 Jawaban:
 Cristiena

Baik saya Cristiena dari Kelompok 11, akan mencoba menjawab pertanyaan dari
saudari Resa. Pertanyaan : Jelaskan bagaimana proses pembelajaran HOTS?
Jawaban : Pembelajaran berbasis HOTS merupakan pembelajaran yang
mengembangkan keterampilan berfikir kritis. Proses pembelajarannya yaitu
mengembangkan pemikiran kritis menuntut latihan menemukan pola, menyusun
penjelasan, membuat hipotesis, melakukan generalisasi, dan mendokumentasikan
temuan-temuan dengan bukti. Sekian jawaban dari saya. Terima kasih .

 Tanggapan :

Resa : Baik terima kasih saudari Cristiena atas penjelasannya. Saya ingin menanggapi
sedikit pernyataan saudari. Dari penjelasan saudari diatas, saya sudah menanggkap proses
pembelajaran HOTS secara umumnya, tetapi yang menjadi pertanyaan saya yaitu
bagaimana proses pembelajaran menggunakan pendekatan HOTS pada kurikulum 2013
dalam jenjang SMA. Seperti itu saudari Cristiena, terima kasih.

Jawaban :

 Risckha Ronanti

Saya Risckha Ronanti nim 193030202055 kelompok 11, menanggapi pertanyaan


dari saudari Resa. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan Hots yaitu
diadakan pelatihan mengenai pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa. Pelatihan yang harus dilakukan oleh guru yaitu guru diberikan pemahaman
mengenai berpikir tingkat tinggi, berpikir kritis sebagai salah satu komponen dalm
proses berpikir tingkat tinggi, menggunakan dasar menganalisis argument dan
memunculkan wawasan terhadap terhadap tiap-tiap makna dan interpretasi, untuk
memgembangkan pola penalaran yang kohesif dan logis. Bila pola pikir ini
dikembangkan melalui pengolahan materi subjek biologi agar dapat dibelajarkan
dengan baik kepada siswa sekolah lanjutan, maka para guru sekaligus akan
memperoleh pembinaan dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi maupun dalam
penguasaan materi subjek. Kemampuan ini diharapkan dapat ditularkan kepada
para siswanya di lapangan. Melakukan kegiatan apersepsi dengan gaya yang
berbeda dengan biasanya sehigga menimbulkan daya tarik siswa dan
menumbuhkan motivasi kepada siswa dalam mengikuti pembelajaran. Sebagai
guru, tentunya kita sering menghadapi berbagai macam ekspresi (emosi) siswa saat
mereka baru saja tiba di sekolah. Tujuan diterapkannya HOTS dalam Pembelajaran
pada Kurikulum 2013 adalah mengkondisikan peserta didik untuk dapat berpikir
kritis, logis, dan sistematis sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, serta
memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi. Sekian jawaban dari saya, apakah
saudari Resa dapat di terima?

Jawaban dapat dipahami oleh kelompok 7.

8. Kelompok 8 (Tiara) Dijawab oleh Risckha Ronanti

Pertanyaan:
Selamat sore bapak dan teman - teman saya Tiara dari kelompok 8 ingin bertanya pada
bagian slide ke-2.Yang ingin saya tanyakan Bagaimana pengelompokan keenam level
berpikir itu? Dan juga apakah ranah kognitif bloom dengan ranah kognitif dalam
kurikulum 2013 sama? Terima kasih🙏

Jawaban:
Pengelompokan keenam level : * Level berpikir rendah atau LOTS (low order thinking
skill) teriri atas ingatan dan pemahaman (C1 dan C2). * Level berpikir sedang atau MOTS
(middle order thinking skill) terdiri atas penerapan dan analisis/sintesis (C3 dan C4). *
Level berpikir tinggi atau HOTS (higher order thinking skill) terdiri atas evaluasi dan
kreasi/mencipta (C5 dan C6). Pertanyaan kedua apakah ranah kognitif bloom sama dengan
ranah kognitif? Ada perbedaan. Ranah kognitif Bloom terdiri atas 6 tingkatan (C1 – C6),
yakni ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Sedangkan dalam
Kurikulum 2013 menggunakan versi revisi (Anderson & Krathwohl, 2001). Keenam
tingkatan itu meliputi ingatan, pemahaman, penerapan, analisis/sintesis, evaluasi, dan
kreasi/mencipta. Sekian jawaban dari saya, apakah bisa di terima saudari Tiara?
Tanggapan: dapat di terima oleh kelompok 8

9. Kelompok 9
-
10. Kelompok 10 (Rosi Patrisia) Dijawab Oleh Vidella Maro Tohang
Pertanyaan :
Dari PPT yang dibagikan kelompok 11 disini dikatakan bahwa untuk mengembangkan
pemikiran yang kritis perlu latihan untuk menemukan pola, menyusun penjelasan,
membuat hipotesis, melakukan generalisasi, dan mendokumentasikan temuan-temuan
dengan bukti. Dari penjelasan di atas apakah kelompok bisa menjelaskan lebih rinci lagi
seperti apa pola, penjelasan yang harus di susun, hipotesis, generalisasi, serta dokumentasi
temuan-temuan dengan bukti tersebut disertai contoh yang relevan. Terima kasih.

Jawaban :
Baik, terima kasih atas pertanyaan yang sudah diajukan. Menemukan pola, menyusun
penjelasan, membuat hipotesis, melakukan generalisasi, dan mendokumentasikan temuan-
temuan dengan bukti. Hal-hal tersebut merupakan latihan yang penting untuk
mengembangkan pemikiran yang kritis. Menemukan pola seperti mencari dasar, konsep,
struktur, ide gagasan, dari suatu topik atau bahan pikiran tersebut. Menyusun penjelasan,
dengan begitu otak akan dilatih agar mengolah ide dan kata. Membuat hipotesis, yaitu
dengan menemukan jawaban sementara terhadap masalah atau topik yang masih bersifat
praduga karena masih harus dibuktikan kebenaranannya. Namun dengan membuat
hipotesis ini, kita dilatih untuk berpikir mandiri dan menggunakan daya kreativitas.
Melakukan generalisasi yaitu melakukan proses penalaran dari fenomena atau pengalaman
individual menuju kesimpulan umum. Mendokumentasikan temuan-temuan dengan bukti,
yaitu dengan memberikan adanya dokumentasi sebagai bukti dari temuan yang dapat
memperkuat jawaban atas pemikiran yang sudah diolah. Contoh dari latihan-latihan
tersebut seperti dalam suatu topik bahasan atau permasalahan, misalnya saja topik kuliah
online. Kita dituntut untuk menemukan konsep permasalahan dari kuliah online tersebut.
Setelah mendapatkan pola, kita dapat menyusun penjelasan atau suatu argumen mungkin
saja setuju atau tidak dengan kuliah online atau memiliki kelebihan dan kekurangnnya.
Lalu kita membuat hipotesis dimana kita akan membuat jawaban praduga. Setelah itu,
dengan melakukan generalisasi yaitu mengaitkan dengan pengalaman pribadi. Misalnya
terasa menyulitkan karena terkendala jaringan atau kuota. Terakhir dengan memberikan
dokumentasi temuan sebagai bukti dari gangguan jaringan atau kesulitan biaya kuota
tersebut yang dapat memperkuat hipotesis. Sekian penjelasan dari saya. Apakah jawaban
dapat diterima, saudari Rosi?

Tanggapan : dapat diterima kelompok.

11. Kelompok 12 (Imelda Yulivia) Dijawab Oleh Aurellia Nathania

Pertanyaan:
Berdasarkan pengertian HOTS yang kelompok saudara paparkan, bisakah kelompok
berikan salah satu contoh permasalahan dimana permasalahan tersebut dapat diselesaikan
dengan Higher Order Thinking Skill?
Jawaban:
Contoh: seorang siswa yg diminta untuk membuat puisi dari pengamatan yg dilakukan di
pantai. Permasalahan tersebut dapat diselesai kan dengan berpikir tingkat tinggi atau
Higher Order Thingking Skill (HOTS) yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. 1.
Menganalisis informasi yg telah diamati dan memecahkan informasi tersebut ke dalam
bagian-bagian dan menentukan bagaimana bagian-bagian itu terhubungkan antar bagian
dan ke struktur atau tujuan keseluruhan 2.Menilai/mengevaluasi membuat pertimbangan
dan mengkritisi pada bagian-bagian yang tidak konsisten atau kegagalan pada suatu
informasi yg di dapat. 3. Mengkreasi/ Mencipta yaitu menempatkan unsur-unsur secara
Bersama-sama untuk membentuk keseluruhan secara korehen atau fungsional dan
menyusun kembali unsur-unsur ke dalam pola atau struktur baru sehingga menciptakan
sebuah puisi dari informasi-informasi yg telah di analisis,dan di nilai.
Tanggapan: dapat memahami jawaban.

12. Kelompok 13 (Tiara Indah) Dijawab Oleh Risckha Ronanti


Pertanyaan:
Selamat sore Bapak dan teman-teman,saya Tiara indah pertiwi dari kelompok 13 ingin
bertanya.Di slide ke 6 di bagian ke 4 dikatakan mendiskusikan permasalahan dalam LKS
(Pembelajaran Kognitif, Pembelajaran Sosial, pembelajaran Fisik), Jelaskan seperti apa
ketiga pembelajaran tersebut. Terimakasih
Jawaban :
Pembelajaran kognitif, memandang seseorang belajar dengan hasil pemerolehan
pengetahuan dengan pemrosesan informasi dan memori yang melibatkan proses mental
seseorang seperti berfikir, mengingat, memecahkan masalah, motivasi, kesengajaaan,
keyakinan, dan pengambilan keputusan. Aplikasi dalam proses belajar adalah seseorang
diarahkan agar bisa memproses informasi baru dengan baik. Pembelajaran sosial
pembelajaran yang menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan siswa agar
memiliki kecakapan untuk berhubungan dengan orang lain sebagai uasaha membangun
sikap, etika, dan tingkah laku siswa yang demokratis dengan cara menghargai setiap
perbedaan dalam realitas sosial. Pembelajaran fisik itu seperti keterampilan berpikir
tingkat tinggi kemampuan berpikir yang menerapkan pengolahan dalam kegiatan
mengingat, menyatakan kembali, atau merujuk sesuatu hal. Sekian jawaban dari saya,
terima kasih
Tanggapan : dapat diterima kelompok 13
Tanggapan dari kelompok lain :
 Mitranata : Ijin menanggapi saya Mitranata dari kelompok 1 ingin bertanya atas
jawaban saudari Risckha Ronanti. Dapatkah kah kelompok memberi contoh dari
ke-3 pembelajaran tersebut dan bagaimanakah penerapannya. Terimakasih
Jawaban :
 Risckha Ronanti
Baik saya akan menjawap tanggapan dari saudari Mitranata. Contoh dari ketiga
pembelajaran tersebut! 1. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, contoh
penerapan teori kognitif adalah guru menggunakan bahasa yang mudah dipahami
oleh peserta didik serta memberi ruang bagi mereka untuk saling bicara serta
diskusi dengan teman-temannya. 2. Pembelajaran sosial Contohnya: seorang pelajar
melihat temannya dipuji dan ditegur oleh gurunya karena perbuatannya, maka ia
kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh
gurunya. Kejadian ini merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang
dialami orang lain. 3. Pembelajaran fisik Sebagai contoh, ketika seseorang hendak
mengucapkan sesuatu kepada yang lain, orang itu harus memikirkan materi apa
yang akan disampaikannya. Aktivitas itu akan lancar apabila ada sinkronisasi
antara aktivitas fisik dengan aktivitas psikis. Sekian jawaban dari saya, terima
kasih.

Tambahan :
 Cristiena :
Saya Cristiena akan menambahkan jawab dari saudari Risckha Ronanti untuk
menjawab pertanyaan dari saudari Mitranata Pertanyaannya : Dapatkah kelompok
memberi contoh dari ke-3 pembelajaran tersebut dan bagaimana penerapannya.
Jawaban: 1. contoh penerapan pembelajaran kognitif adalah guru menggunakan
bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik serta memberi ruang bagi mereka
untuk saling bicara serta diskusi dengan teman-temannya. 2. Contoh pembelajaran
sosial dan penerapannya, Contohnya : seorang pelajar melihat temannya dipuji dan
ditegur oleh gurunya karena perbuatannya, maka ia kemudian meniru melakukan
perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya. Kejadian ini
merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang dialami orang lain. Kedua,
pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku model meskipun model itu tidak
mendapatkan penguatan positif atau penguatan negatif saat mengamati itu sedang
memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh
pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila
menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak harus diperagakan
oleh seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga menggunakan seseorang
pemeran atau visualisasi tiruan sebagai model.
Tanggapan : dapat diterima oleh saudari Mitranata.

Soal Pilihan Ganda


Mata Kuliah Strategi Pembelajaran BSI
Oleh Kelompok 11

1. Ada enam tingkatan proses kognitif yg diklarifikasikan Bloom, salah satunya


pemecahan atau pemisahan suatu komunikasi menjadi unsur-unsur penyusunya, sehingga
ide itu relative menjadi lebih jelas dan hubungan antar ide ide lebih ekplisit. Sebutkan
kategori apa yang di paparkan di atas tersebut……
A. Pemahaman (Application)
B. Analisis (Analysis)
C. Sintesis (Synthesis)
D. Evaluasi (Evaluation)
E. Pengetahuan (Knowlegde)
Jawaban : A. Analisis (Analysis)

2. Berpikir merupakan bagian dari ranah kognitif yang diklasifikasikan Bloom ke dalam
enam enam tingkatan proses kognitif. Sebutkan ke enam proses kognitif itu!
A. Pengetahuan; pemahaman; penerapan; menganalisis; menilai; dan mencipta.
B. Pengetahuan; penerapan; pengembangan; menilai; dan menciptakan
C. Belajar; penerapan; pengembangan; mewujudkan; menilai; dan menciptakan
D. Pengetahuan; penerapan; menganalisis; mewujudkan; menilai; dan menganalisis
Jawaban : A. Pengetahuan; pemahaman; penerapan; menganalisis; menilai; dan
menicipta.
3. Higher Order Thinking Skill (HOTS) adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi yang
menuntut pemikiran secara kritis, kreatif, analitis, terhadap informasi dan data dalam
memecahkan permasalahan. Pengertian tersebut dikemukakan oleh..
A. Barrat
B. Haig
C. Eggen
D. Given
E. Bloom
Jawaban: A. Barrat

4. Mengembangkan pemikiran kritis menuntut latihan menemukan pola, menyusun


penjelasan, membuat hipotesis, melakukan generalisasi, dan mendokumentasikan temuan-
temuan dengan bukti. Pengertian di atas di kemukakan oleh...
A. Haig
B. Give
C. Bloom
D. Eggen
E. Barrat
Jawab : D. Eggen

5. Mengapa penerapan pembelajaran Higher Order Thinking Skill (HOTS) bukanlah hal
yang mudah dilaksanakan oleh guru…………..
A.Belajar menggunakan metode hafalan.
B.Mempunyai referensi belajar yg searah
C. Fokus pada satu materi
D. Menerapkan pembelajaran yg berpikir menggunakan logika
E. Guru harus benar-benar menguasai materi dan strategi pembelajaran

Jawaban : E. Guru harus benar-benar menguasai materi dan strategi pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai