Anda di halaman 1dari 4

B.

DEFINISI PENDIDIKAN INKLUSI

Jika pendidikan inklusif didefinisikan secara sempit, atau bahkan


didasarkan pada pendapat bahwa “anak sebagai masalah” dan jika kemudian
definisi tersebut digunakan untuk mengembangkan prakteknya, maka
pendidikan inklusif gagal dan tidak berkesinambungan. Seiring berjalannya
waktu dan berkembangnya pemikiran orang-orang terhadap praktek yang
terlaksana saat ini, dan sejalan dengan dilaksanakannya pendidikan inklusif
dalam berbagai budaya dan konteks yang semakin luas. Definisi pendidikan
inklusif harus terus berkembang apabila pendidikan inklusi ingin tetap
menjadi jawaban yang riil dan berharga untuk mengatasi tantangan
pendidikan dan hak asasi manusia. Mendefinisikan pendidikan inklusif
penting karena banyak orang yang beranggapan bahwa pendidikan inklusif
hanyalah merupakan versi lain dari PBL (pendidikan luar biasa).
Beberapa definisi pendidikan inklusif.
Definisi pendidikan inklusif yang dirumuskan dalam seminar agra disetujui
oleh 55 peserta dari 23 negara (terutama dari selatan) pada tahun 1998.
Definisi ini kemudian diadopsi dalam saouth African White Paper On
Inclusive Education dengan hamper tidak mengalami perubahan:
Definisi Seminar Agra dan kebijakan afrika selatan pendidikan inklusif:
1) Lebih luas dari pada pendidikan formal: mencakup pendidikan
dirumah, masyarakat, sistem nonformal dan informal.
2) Mengakui bahwa semua anak dapat belajar.
3) Memungkinkan struktur, sistem dan metodologi pendidikan memenuhi
kebutuhan semua anak.
4) Mengakui dan menghargai berbagai perbedaan pada diri anak: usia,
jender, etnik, bahasa, kecacatan, status HIV/AIDS dll.
5) Merupakan proses yang dinamis yang senantiasa berkembang sesuai
dengan budaya dan konteksnya.
6) Merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mempromosikan
masyarakat yang inklusif. (stubbs, 2002:39-40)
Definisi para ahli dari berbagai sudut pandang mengenai pendidikan inklusif,
definisi dari pendidikan inklusif cukup beragam namun ada satu persamaan
makna dari berbagai definisi yaitu “mengakomodir perbedaan manusia”.
Berikut definisi pendidikan inklusif menurut para ahli diantaranya:
1. Stainback pada tahun 1996, mendefinisikan sekolah inklusi
merupakan sekolah yang menampung semua siswa dikelas yang sama.
2. EEnet 1998, mengemukakan yang dimaksud pendidikan inklusif
adalah pendidikan yang;
1) Menyesuaikan struktur pendidikan.
2) Sistem dan metodologi untuk kebutuhan semua anak.
3) Menjadi bagian strategis menuju masyarakat yang inklusif.
4) Proses dinamis yang terus berkembang.
5) Mengatasi berbagai macam hambatan.
3. Olsen 2002, mengemukakan pendidikan inklusif artinya sekolah harus
menampung semua anak tanpa memandang kondisi fisik, intelektual,
sosial, emosional, bahasa atau kondisi lainnya. Ini harus mencakup
anak-anak cacat dan berbakat, anak jalanan dan anak pekerja, anak
dari populasi terpencil atau nomaden, bahasa atau budaya minoritas
dan anak-anak dari kelompok daerah tertinggal dan lainnya.
4. Sapon Sehevin lebih spesifik mendefinisikan pendidikan inklusif
untuk kepentingan anak-anak berkebutuhan khusus sebagai “sistem
layanan pendidikan khusus yang mempersyaratkan agar semua anak
kebutuhan khusus dilayani di sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa
(sekolah regular) bersama teman-teman seusianya.
5. D. javid smith menyatakan bahwa pendidikan inklusif sangat
menekankan pada penilaian dari sudut kepemilikan anugerah yang
sama dari setiap peserta didik, artinya setiap peserta didik mempunyai
hak dan kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan dengan
persyaratan-persyaratan yang sama serta fasilitas-fasilitas pendidikan
yang terpisah bersifat tidak sama atau seimbang.
6. Daniel, P. Hallahan mengemukakan pengertian pendidikan inklusif
sebagai pendidikan yang menempatkan semua peserta didik
berkebutuhan khusus dalam sekolah regular sepanjang hari. Dalam
pendidikan seperti ini, guru memiliki tanggung jawab penuh terhadap
perserta didik berkebutuhan khusus tersebut.
Adapun definisi pendidikan inklusif menurut Permendiknas nomor 70
tahun 2009, yaitu sebagai sistem penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan
dan memiliki potensi kecerdasan dan bakat yang istimewa untuk mengikuti
pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara
bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.
UNESCO juga mendefinisan pendidikan inklusif yaitu, sebuah pendekatan
untuk mencari cara bagaimana mengubah sistem pendidikan guna
menghilangkan hambatan yang menghalangi siswa untuk terlibat secara penuh
dalam pendidikan. Hambatan tersebut dapat berhubungan dengan latar
belakang suku, jender, status sosial, kemiskinan, kecacatan dan lain-lain.
Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pandangan
pendidikan inklusif mengandung makna:
 Pendidikan yang diperuntukkan untuk semua (education for all).
 Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang mengakomodir semua
perbedaan peserta didik.
 Pendidikan inklusif bukan hanya untuk kepentingan ABK, namun
untuk semua anak. ABK menjadi perhatian yang serius dalam
pendidikan inklusif karena ABK harus ditangani secara spesifik. Maka
ini diartikan bahwa jika sekolah kebetulan tidak ada ABK maka bukan
berarti sekolah tidak inklusif. Inklusif mengandung makna menjadi
“sekolah siaga”, artinya jika diradius penerimaan siswa baru kebetulan
ada ABK maka sekolah diwajibkan menerima anak.
 Inklusif diartikan juga bagaimana sistem sekolah dapat menyesuaikan
dengan kondisi dan kemampuan anak. Penyesuaian sistem tidak hanya
berlaku untuk ABK saja namun diupayakan berlaku bagi semua anak.
 Inklusif mengandung makna sekolah dapat mengatasi berbagai
hambatan belajar.

Firdaus Endis. 2010. Pendidikan Inklusi Dan Implementasinya Di Indonesia.


Makalah. Dalam: Seminar Nasional Pendidikan Di Universitas Jendral
Soedirman (UNSOED) Purwokerto, 24 Januari
Watoni khairul. 2013. Implementasi pendidikan inklusi dalam pendidikan
islam. Jurnal pendidikan islam. 1(1).
Yuwono, Imam, Utomo. 2016. Pendidikan inklusif. Banjarmasin: Pustaka
banua

Anda mungkin juga menyukai