Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pengertian,
fungsi dan tujuan dari pembelajaran Micro Teaching serta memahami 10 kompetensi guru, 8
keterampilan dasar mengajar dan 4 kompetensi pendidik. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pembelajaran Micro Teaching.
Makalah ini berbicara mengenai Pengertian, fungsi dan tujuan dari pembelajaran Micro
Teaching serta memahami komponen-komponen apa saja yang terdapat dalam kompetensi dan
keterampilan guru. Penulis menuliskannya dengan mengambil dari beberapa sumber baik
dari buku maupun dari internet dan membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada
tersebut.
Penulis berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam
penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran atau kritik
yang membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian micro teaching
2.
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Guru atau pendidik yang baik adalah, mereka yang berhasil membawa peserta didik mencapai
tujuan dan hasil yang baik sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam suatu pendidikan. Untuk
mencapai efektifitas suatu pembelajaran, tentunya dibutuhkan seorang guru profesional yang
betul-betul memahami tentang bagaimana melaksanakan suatu pembelajaran dengan baik, serta
memiliki ketrampilan (skill) dasar mengajar yang baik sebelum melaksankan tugas sebagai
seorang pendidik atau guru .
Keprofesionalisme seorang pendidik dapat diperoleh dari pelatihan serta pengalaman belajar.
Pelatihan dan pengalaman itu sendiri dapat diperoleh antara lain dengan mengikuti pembelajaran
micro (micro teaching).
Pembelajaran micro memiliki tujuan untuk membekali para calon pendidik (guru) agar
memiliki beberapa keterampilan dasar dalam mengajar, serta dapat mendalami makna dan
strategi yang akan digunakan pada suatu proses pembelajaran. Tenaga pendidik (guru) tentunya
harus terus berlatih keterampilan tersebut satu demi satu.
Oleh karena itu, pembelajaran mikro sangat dibutuhkan oleh seorang calon tenaga
pendidik (guru) dalam bentuk peer teaching dengan harapan agar para calon pendidik sekalius
dapat menjadi pengamat bagi teman sesama calon pendidik, untuk saling memberikan koreksi
dan masukan mengenai penguasaan keterampilan dasar mengajar yang dimilikinya.
1. Rumusan masalah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Secara etimologis, micro teaching berasal dari dua kata yaitu micro berarti kecil, terbatas, sempit
dan teaching berarti pembelajaran. Secara terminologis, micro teaching adalah redaksi yang
berbeda-beda namun mempunyai subtansi makna yang sama. Berikut pengertian micro teaching
menurut para ahli:
merupakan
3. Sugeng Paranto (1980) menjelaskan bahwa pembelajaran mikro merupakan salah satu
cara latihan praktek mengajar yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang di
mikro kan untuk membentuk mengembangkan keterampilan mengajar.
Dari beberapa uraian diatas dapat simpulkan bahwa, micro teaching adalah suatu strategi yang
telah dimodifikasi secara khusus untuk memberikan pelatihan mengajar terhadap para calon
pendidik (guru) dengan tujuan untuk mengembangkan keterampilan dasar mengajar seorang
calon pendidik, dalam bentuk pengajaran mikro (skala kecil), dengan menyederhanakan atau
memperkecil aspek pembelajarannya seperti jumlah murid, waktu dan materinya, sehingga para
calon pendidik dapat memahami kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya, serta dapat
memperbaiki kelemahan dan mengembangkan kemampuan tersebut agar dapat menjadi seorang
pendidik (guru) yang professional.
Aspek-aspek pembelajaran yang dimaksud adalah dalam segi:
1)
Jumlah murid
Jumlah murid pada suatu pembelajaran mikro tentu berbeda dengan jumlah murid pada system
pembelajaran makro. Dalam pembelajaran mikro, jumlah murid disederhanakan atau diperkecil
menjadi 5-10 orang.
2)
Alokasi waktu
Demikian juga dengan waktu mengajar. Dalam pembelajaran makro (real teaching), waktu
mengajar berkisar dari 45-90 menit, namun pada pembelajaran mikro waktu mengajar
disederhakan atau diperpendek menjadi 5-10 menit.
3)
Materi/bahan ajar
Materi atau bahan ajar dalam pembelajaran mikro hanya mencakup 1-2 aspek yang telah
disederhanakan.
1. Tujuan micro teaching
Tujuan pengajaran micro teaching dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu, tujuan umum dan tujuan
khusus.
1. Tujuan umum
Tujuan micro teaching menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
1. Menurut Rostiyah, tujuan micro teaching adalah untuk mempersiapkan calon guru
menghadapi pekerjaan sepenuhnya dimuka kelas dengan memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap sebagai seorang guru professional.
2. Dwight Allen mengemukakan, bahwa tujuan pembelajaran mikro adalah:
Memberikan pengalaman belajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar
mengajar secara terpisah.
Bagi guru
Memberikan penyegaran dalam program pendidikan.
Mengembangkan sikap terbuka bagi guru pembaharuan yang yang berlangsung dipranata
pendidikan.
Adapun tujuan umum dari micro teaching adalah, mengembangkan atau meningkatkan
keterampilan dasar mengajar yang dimiliki oleh seorang calon pendidik (guru), sehingga mereka
memiliki kesiapan diri untuk mengajar disuatu lembaga pendidikan (sekolah), dan dalam konteks
mengajar yang sesungguhnya.
1. Tujuan khusus
Secara khusus, micro teaching memiliki tujuan yaitu:
Calon guru mampu menganalisis tingkah laku pembelajaran kawannya dan dirinya
sendiri.
Calon guru mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif, produktif, dan efisien.
Untuk menjadi seorang tenaga pendidik (guru) yang professional, tentunya guru harus memiliki
keterampilan dasar mengajar, guna tercapainya suatu proses pembelajaran yang efektif, efisien
dan menarik. Ada beberapa keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh seorang
pendidik (guru), yaitu:
1. KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
Membuka pelajaran merupakan kegiatan awal yang harus dilakukan oleh seorang guru, sebelum
memasuki materi atau inti dari sebuah pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan
peserta didik (siswa) untuk mengikuti proses pembelajaran yang meliputi, mental peserta didik,
menciptakan suasana komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, dan
menimbulkan perhatian peserta didik kepada materi yang akan dipelajari.
Aktivitas awal yang dilakukan oleh seorang pendidik (guru), serta kalimat-kalimat pembuka
yang diucapkan guru adalah faktor utama dalam menentukan keberhasilan jalannya seluruh
proses pembelajaran. Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuan proses
pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan maksimal. Tujuan pembelajaran dapat tercapai
tergantung pada strategi pengajaran yang disiapkan guru pada awal pembelajaran.
Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak berguna jika guru tidak
berhasil memfokuskan perhatian dan minat siswa pada pelajaran. Oleh karena itu, hal-hal yang
perlu dilakukan oleh seorang guru pada awal pembelajaran adalah, menciptakan suasana agar
siswa secara mental, fisik, pshikis, dan emosional terpusat pada kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan. Hal tersebut dapat dilakukan guru dengan cara cara-cara sebagai berikut:
1)
Pada awal proses pembelajaran, pikiran siswa belum dapat terfokus dengan baik pada materi dan
proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena masih banyak aktifitas-aktifitas diluar kelas yang
megganggu perhatian siswa.
Untuk dapat mengatasi masalah tersebut, seorang guru haru mampu menetapkan titik hubungan
antara siswa itu sendiri dengan materi yang akan disampaikan, guru harus mampu
membangkitkan semangat dan keaktifan belajara siswa, guru harus dapat menghubungkan antara
materi yang akan disampaikan dengan minat dan kebutuhan siswa.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam memfokuskan perhatian dan
membangkitkan minat siswa:
o Mengaitkan materi dengan berita-berita terkini
o Menyampaikan cerita
o Menggunakan alat bantu/media
o Memvariasikan gaya mengajar
o Menyinggung tentang tugas-tugas yang dilakukan siswa
o Mengandaikan persoalan
2)
Menimbulkan motivasi
Memberi acuan
Memberi acuan merupakan usaha mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian
alternative yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang
akan dipelajari dan cara yang akan hendak ditempuh dalam mempelajari materi pembelajaran.
Adapun cara-cara yang dapat dilakukan guru adalah:
Pelaarn dalam pertemuan sebelumnya harus diulang secara ringkas untuk dikaitkan dengan
pelajaran yang baru. Contoh usaha guru dalam mengaitkan adalah:
o Meninjau kembali sampai sejauh mana siswa dapat memahami pelajaran yang sudah
dipelajari sebelumnya.
o Membandingkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dengan materi yang akan
disampaikan.
Sedangkan keterampilan dalam menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
pembelajaran adalah swbagai berikut:
Melakukan tinjauan kembali pada materi yang telah disampaikan, dengan cara membuat
rangkuman atau ringkasan mengenai materi yang telah dijelaskan.
Mengadakan evaluasi seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi yang telah
disampaikan dengan cara menyuruh siswa untuk, mendemonstrasikan keterampilan yang telah
dipahaminya, menerapkan ide-ide baru pada situais lain, mengekspresikan pendapat sendiri, dan
guru dapat memberikan soal-soal tertulis dalam bentuk uraian.
Memberikan tindak lanjut yaitu dalam bentuk, pekerjaan rumah, merancang sesuatu atau
berkunjung kesuatu tempat.
2. KETERAMPILAN MENJELASKAN
Dalam kaitan dengan kegiatan belajar mengajar- mengajar, menjelaskan berarti
mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana secara sistematis, sehingga
dengan mudah dapat dipahami oleh siswa. Keterampilan dalam menjelaskan materi atau bahan
ajar pada proses pembelajaran sangat dibutuhkan oleh seorang pendidik (guru), karena betapapun
pandainya seorang guru dalam menguasai suatu materi, akan sia-sia saja apabila ia kurang atau
tidak mampu menguasai keterampilan menjelaskan bahan pelajaran yang dikuasainya.
Tujuan dari menjelaskan adalah:
Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan guru dalam memberikan suatu penjelasan,
yaitu:
Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai dengan
keperluan.
Penjelasan yang diberikan sesuai degan kemampuan dan latar belakang siswa.
3. KETERAMPILAN BERTANYA
Dalam sebuah proses pembelajaran, bertanya memiliki peranan utama dalam meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berpikir siswa. Oleh karena itu, guru harus mampu membuat
pertanyaan yang baik dan bermutu.
Tujuan bertanya dalam suatu kegiatan pembelajran, bukan saja hanya untuk mengetahui tingkat
kemampuan yang dimiliki oleh siswa, tetapi yang lebih pentinga adalah, dapat mendorong siswa
untuk ikut berpastisipasi aktif dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Keterampilan bertanya meliputi 2 bagian yaitu, keterampilan bertanya dasar dan keterampilan
bertanya lanjutan.
a)
Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa kemampuan dasar yang perlu diterapkan
dalam mengajukan segala jenis pertanyaan.
Keterampilan bertanya dasar memilik beberapa komponen, yaitu:
Pemindahan giliran. Satu pertanyaan yang kompleks dapat dijawab oleh beberapa murid,
sehingga semua aktif untuk memikirkan pertanyaan yang diberikan.
Pemberian tuntunan. Jika pertanyaan guru tidak dapat dijawab oleh murid, guru
hendaknya memberikan tuntunan.
b)
Mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam dalam menjawab pertanyaan, yaitu dari tingkat
yang paling rendah (mengingat) ke tingkat yang tinggi, seperti memahami, menerapkan,
menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi.
Variasi dalam gaya mengajar, yang dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti:
1. Variasi suara: rendah, tinggi, besar, kecil
2. .Memusatkan perhatian
3. Membuat kesenyapan sejenak
4. Mengadakan kontak pandang
5. Variasi gerakan badan dan mimik, dan
6. Mengubah posisi, misalnya dari depan kelas ke tengah atau ke belakang kelas.
Variasi dalam penggunaan dalam media dan bahan pelajaran, yang meliputi:
1. Variasi alat dan bahan yang bisa dilihat
2. Variasi alat dan bahan yang dapat didengar, serta
3. Variasi alat dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi
Pola interaksi dapat berbentuk: klasikal, kelompok, dan perorangan sesuai dengan keperluan,
sedangkan variasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi, menelaah materi, diskusi,
latihan, atau demonstrasi.
Tujuan dan manfaat mengadakan variasi adalah:
Menghilangkan kejenuhan dan kebosanan sebagai akibat dari kegiatan yang bersifat
rutinitas
Penggunaan penguatan dalam proses belajar mengajar memiliki pengaruh yang positif terhadap
proses belajar peserta didik dan bertujuan untuk menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan
motivasi, minat dan perhatian siswa terhadap pembelajaran, membangkitkan dan memelihara
perilaku, dan iklim belajar yang kondusif sehingga siswa dapat belajar secaa optimal.
Keterampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen, antara lain:
Penguatan verbal
Berupa komentar yang berupa kata-kata pujian, dukungan, pengakuan, dorongan yang
dipergunakan untuk menguatkan tingkah laku dan penampilan siswa.
Penguatan non-verbal
1. Penguatan berupa mimic dan gerakan badan
2. Penguatan dengan cara mendekati
3. Penguatan dengan sentuhan
4. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan
5. Penguatan berupa symbol atau benda
6. KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS
Keterampilan mengorganisasi
Memimpin diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau
informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.
Ada 6 keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam memimpin diskusi kelompok
kecil, yaitu:
Menutup diskusi
1. Empat kompetensi pendidik
Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal 10 ayat (1)
kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Adapaun kompetensi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Kompetensi pedagogik guru
Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dikemukakan kompetensi
pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Depdiknas (2004:9)
menyebut kompetensi ini dengan kompetensi pengelolaan pembelajaran. Kompetensi
Menyusun Rencana Pembelajaran menurut Joni (1984:12), adalah kemampuan merencanakan
program belajar mengajar mencakup kemampuan:
a)
b)
c)
d)
e)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
2. Kompetensi kepribadian
Menurut Sumardi, kompetensi kepribadian adalah sifat-sifat unggul seseorang, seperti sifat ulet,
tangguh, atau tabah dalam menghadapi tantangan atau kesulitan, dan cepat bangkit apabila
mengalami kegagalan, memiliki etos belajar, dan etos kerja yang tinggi.
Didalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pada
penjelasan pasal 28 ayat 3 butir b dijelaskna bahwa yang dimaksu dengan kompetensi
kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
3. Kompetensi social
Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh
seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini
termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial.
Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher Education,
menjelaskan kompetensi sosial guru adalah salah satu daya atau kemampuan guru untuk
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk
mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.
Menurut PPRI No.74 tahun 2008, tentang undang-undang Guru dan Dosen sebagaimana termuat
dalam penjelasan Pasal 28 Ayat 3, yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan
pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan
efisien dengan peserta didik.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa, kompetensi sosial adalah
kemampuan seorang pendidik (guru) menjadi bagian dari masyarakat dilingkungan sekolahnya
dan mampu membangun komunikasi yang baik dan dapat berinteraksi dengan para peserta didik,
dengan tujuan untuk menyiapkan para peserta didik menjadi bagian dari masyarakat
dilingkungannya, memiliki perilaku yang baik , serta memiliki kemampuan dalam membimbing
masyarakat kearah yang baik.
4. Kompetensi professional
Yang dimaksud dengan kompetensi social adalah kemampuan penguasaan materi secara
menyeluruh atau luas dan mendalam.
Kompetensi professional yang harus dimiliki oleh seseorang diantaranya:
Fungsi pemahaman adalah fungsi bimbingan yang membantu siswa agar memiliki
pemahaman terhadap diri sendiri.
Fungsi pencegahan adalah, fungsi yang berkaitan dengan upaya pembimbing (guru)
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi, dan berupaya untuk
mencegah supaya masalah itu tidak tidak dialami oleh siswa.
Fungsi perbaiakan yaitu, pembimbing (guru) berusaha memberikan bantuan kepada siswa
yang sedang mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, social, belajar, maupun
kariernya.
Fungsi advokasi yakni membantu individu (siswa) menjaga agar situasi dan kondisi
semula
tidak
baik
(mengundang masalah) yang telah menjadi baik (terpecahkan), itu kembali menjadi tidak baik
(menimbulkan masalah kembali, seperti para pecandu narkoba, kemudian diusahakan
penyembuhannya, supaya penyakitnya tidak kambuh lagi maka perlu diberikan bimbingan secara
berkala.
Agar tersusun dan terlaksananya suatu system pengelolaan komponen instrumental dan proses
pendidikan yang meliputi komponen siswa, pegawai, guru, saran/prasarana, organisasi,
pembiayaan, tatausaha dan hubungan sekolah dengan masyarakat, hingga tercapainya tujuan
pendidikan.
Administrasi pendidikan mengarah kepada pencapaian tujuan institutional setiap jenis dan
jenjang serta program pendidikan.
Administrasi pendidikan diarahkan kepada tujuan nasional pendidika di Indonesia, seperti yang
tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, BAB II Pasal 3 sebagai berikut:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serat
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta betanggung jawab.
7. Keterampilan dalam pengembangan media dan sumber pembelajaran
Berikut ini adalah beberapa langkah yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menggunakan
media sebagai berikut:
1. Mengenal, memilih dan menggunakan sesuatu media.
2. Membuat alat-alat bantu pelajaran yang sederhana.
3. Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar mengajar.
4. Menggunakan buku pegangan atau buku sumber.
5. Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar.
6. Menggunakan unit microteaching dalam program pengalaman lapangan.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Mengajar merupakan aktivitas yang kompleks yang mengandung unsur teknologi, ilmu seni, dan
pilihan nilai. Aktivitas mengajar memerlukan kompetensi profesional yang cukup kompleks,
sebagai integrasi kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.
Guru memiliki peranan penting dalam suatu kegiatan pembelajaran. Berhasilnya suatu proses
belajar sangat bergantung pada kompetensi-kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru. Oleh
karena itu, untuk menjadi seoarang guru yang profesional, para calon pendidik (guru) perlu
berlatih terus menerus, antara lain melalui Micro Teaching.
Melalui micro teaching, para calon pendidik (guru) dapat:
1. Mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum terjun kekelas yang sebenarnya
2. Menguasai beberapa keterampilan dasar mengajar dan memahami kapan dan bagaimana
keterampilan itu diterapkan, sehingga calaon guru mampu menciptakan proses
pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik
3. Memberikan pengalaman belajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar
mengajar secara terpisah.
4. Memberikan pemahaman mengenai 4 kompetensi pendidik seta 10 kompetensi guru yang
harus dimiliki oleh seorang calon pendidik.
1. SARAN
Dalam dunia pendidikan masih banyak pendidik atau guru-guru yang belum memahami dan
mengerti pentingnya kompetensi atau keterampilan dalam mengajar. Mereka hanya berpikir
bahwa mengajar adalah hal yang biasa-biasa saja, hal ini membuat banyak para pendidik atau
guru gagal dalam menghasilkan output-output yang berkualitas.
Disamping itu juga, kurangnya keterampilan atau kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru,
menjadi factor utama kegagalan mereka untuk menjadi seorang guru yang profesional.
Oleh karena, saran penulis kepada calon pendidik ataupun yang sudah menjadi guru serta kepada
semua pembaca, agar senantiasa mau terus belajar dan berlatih, sehingga dapat mengembangkan
kemampuan atau keterampilan dalam mengajar sehingga dapat menghasilkan generasi-generasi
muda yang berkualitas.
Ingatlah bahwa masa depan Bangsa ada ditangan generasi muda. Generasi muda yang
berkualitas, hanya bisa dibentuk dari seorang pendidik (guru) yang berkualitas pula.
Salam Damai buat kita semua, disini saya hanya ingin berbagi makalah tentang
pengertian
ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN contoh algoritma pemrograman, secara gratis,
semoga
bermanfaat
bagi
pengunjung
blog
ku-liah.blogspot.com.
NAMA
NIM
KELAS
SUBJECT
: TIF 1 F
: TUGAS 1, ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN
SOAL !
1.
2.
JAWAB !
1.
RINGKASAN
A.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Algoritma adalah uruta logis
pengambilan
putusan
untuk
pemecahan
masalah.
B.
C.
1.
2.
3.
Contoh Algoritma 1.
A) Rumusan masalah:
Aku harus mengirim surat kepada sahabat penaku yang berada di Jakarta. Aku
harus menuliskan alamat sahabat penaku yg ada di Jakarta dibagian depan amplop
dan alamat rumahku dibagian belakang amplop suratnya. Namun, aku tidak tahu
jumlah perangko yang harus aku tempel di sisi kiri atas amplop. Jadi, aku harus
pergi ke kantor pos terlebih dahulu. Sesampainya kantor pos, aku langsung menuju
ke loket pengiriman surat. Aku beruntung tidak perlu mengantri karena dikantor pos
sepi. Aku serahkan surat itu kepada penjaga loket, oleh penjaga loket suratku diberi
perangko sesuai dengan tujuan surat yang aku buat untuk sahabatku. Dan suratku
siap dikirim oleh tukang pos.
B) Algoritma dari masalah diatas, yaitu:
1. Aku menyiapkan surat yang akan aku kirimkan.
2. Aku menuliskan alamat sahabatku dibagian depan amplop dan alamat rumahku
dibagian belakang amplop.
3. Aku pergi ke kantor pos.
4. Menuju ke loket dan menyerahkan surat agar diberi perangko sesuai dengan
tujuan surat.
5. Surat siap dikirim.
Contoh Algoritma 2.
A) Rumusan masalah:
Menentukan sebuah bilangan bulat, apakah merupakan bilangan genap atau ganjil ?
Dengan cara, bilangan di mod 2 Jika, hasilnya sama dengan 0 maka bilangan
tersebut adalah bilangan genap. Dan apabila hasilnya selain 0 maka bilangan
tersebut adalah bilangan ganjil.
B) Algoritmanya adalah:
1. Tentukan sebuah bilangan bulat.
2. Bilangan mod 2 .
3. Jika, hasilnya sama dengan 0 maka bilangan tersebut adalah bilangan genap.
Dan jika hasilnya selain 0 maka bilangan tersebut bilangan ganjil
Contoh bukan algoritma:
Saya ingin minum susu coklat.
1. Saya menyiapkan gelas dan susu coklat bubuk.
2. Tambahkan air panas dan gula.
3. Tambahkan air mineral.
4. Susu coklat siap diminum.
Contoh Algoritma 3.
Contoh Algoritma 4.
1. Siapkan spons
2. Apakah spons ada?
3. Jika tidak ada, beli diwarung
4. Siapkan sabun pencuci piring
5. Apakah sabun ada?
6. Jika tidak ada, beli diwarung
7. Taruh piring kotor kedalam wastafel
8. Buka keran air
9. Basahi piring kotor dengan air
10. Tutup keran air
11. Tuang sabun ke spons
12. Usapkan spons ke piring yang kotor
13. Buka kran air
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Algoritmanya adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.