Anda di halaman 1dari 16

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN MIKRO

A. Karakteristik Pembelajaran Mikro


Cirri khas utama atau karakteristik utama dari pembelajaran
mikro adalah penyederhanaan dalam pembelajaran. Sesuai
dengan namanya “micro” yaitu kecil, maka pada pembelajaran
mikro dilakukan pengecilan atau penyederhanaan dalam proses
pembelajarannya. Penyederhanaan melalui pembelajaran mikro
dianggap cukup bermanfaat bagi beberapa kepentingan.
Penyederhanaan pada pembelajaran micro memiliki
berberapa mafaat bagi mahasiswa calon guru. Misalnya pada
pelaksanaan pembelajaran yang sesungguhnya tidak dapat
diperhatikan proses yang dilakukan guru dan siswa secara detail
karena yang terlihat hanyalah guru yang menjelaskan
pembelajaran di dalam kelas yang diperhatikan siswa. Padahal
dibalik itu semua terdapat banyak sekali proses atau kegiatan
yang dilakukan guru ssebelum melaksanakan pembelajaran.
Dengan menyederhanakan kelas diharapkan setiap detail kegiatan
dan aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dapat terpantau
dengan baik. Mahasiswa kependidikan dapat melihat dan
mengamati bagaimana kegiatan pendahuluan, bagaimana kegiatan
inti, dan bagaimana kegiatan penutup dilakukan. Begitupun
dengan kegiatan lain seperti cara bertanya, memusatkan perhatian
siswa dan keterampilan dasar mengajar lainnya.
Selain itu pada pembelajaran mikro setiap keterampilan
dasar mengajar dipraktikkan bergantian. Sehingga mahasiswa
dapat melihat dan memperhatikan bagaimana penerapan setiap
keterampilan dasar mengajar pada proses pembelajaran. Dengan
begitu mahasiswa dapat berlatih hanya memusatkan perhatian pda
jenis ketermapilan tertentu saja, setiap yang berlatih dapat
berusaha secara terkonsentrasi hanya melatih bagian-bagian
tertentu sesuai dengan yang direncanakan. Begitu pun dengan
mahasiswa yang bertindak sebagai observer dapat mengamati dan
mengobserver keterampilan dasar yang ingin ia tingkatkan
melalui penampilan teman-temannya.

Pembelajaran mikro berbeda dengan pembelajaran biasa


dari segi ukuean. Ukuran pembelajaran mikro lebih kecil
menunjukkan peyederhanaan bentuk pembelajarannya. Namun
meskipun disederhanakan, pembelajaran “micro” tetap
merupakan pembelajaran yang sebenarnya, hanya saja latihannya
tidak dilakukan pada kelas yang sebenarnya.
Penyederhanaan pembelajaran mikro dilakukan pada
setiap aspek pembelajaran. Misalnya materi pembelajaran yang
disampaikan hanya dalam satu mmateri kecil saja, penggunaan
media pembelajaran, penggunaaan sebagian keterampilan
mengajar, dan penyederhanaan-penyederhanaan lainnya.
Misalnya dalam satu kali praktik mengajar calon guru melatih
kemampuan dasar mengajar menjelaskan dan bertanya, maka
selama 10-20 menit pertemuan keterampilan yang digunakan guru
hanya sebatas keterampilan menjelaskan dan bertanya, sedangkan
keterampilan lainny akan dilatih pada waktu yang lain. Dengan
hanya menampilkan satu atau dua keterampilan dasar mengajar
saja, tentu lebih mudah bagi dosen dan mahasiswa lainnya untuk
melihat kemajuan dan kelemahan dari penguasaan keterampilan
tersebut. Sehingga jelas hal hal yang akan diberi kritikan dan
masukan. Hal ini tentu akan meningkatkan keterampilan dasar
mengajar bagi calon guru yang sedang praktik dan juga bagi
mahasiswa lainnya.
Untuk lebih jelasnya perbandingan bentuk mengajar
yang sebenarnya dengan pembelajaran mikro dapat dilihat dari
beberapa unsur pembelajaran berikut.
Tabel 1
Perbandingan Pembelajaran Biasa dengan Pembelajaran Mikro
No Pembelajaran Biasa Pembelajaran Mikro
1 Waktu Pembelajaran 35 Waktu pembelajaran 10 s.d
s.d 40 menit 15 menit
2 Jumlah siswa 30 s.d 35 Jumlah siswa 5 s.d 10
orang siswa
3 Materi pembelajaran luas Materi pembelajaran
dibatasi
4 Keterampilan mengajar Katerampilan mengajar
terintegrasi terisolasi
Tabel di atas menunjukkan bahwa pembelajaran mikro
merupakan pembelajaran yang sebenarnya dimana setiap
komponen mengajar yang sebenarnya termuat di dalamnya.
Perbedaan pembelajaran mikro dengan pembelajaran yang
sebenarnya terletak pada unsur-unsur pada pembelajaran mikro
yang lebih disederhanakan terutama dari segi kuantitas. Seperti
dari segi banyak siswa, waktu,materi yang diberikan, jenis
keterampilan yang diterapkan, dll. Meskipun pada tabel
penyederhanaan hanya terlihat dari empat aspek saja, namun pada
praktiknya pembelajaran mikro merupakan pembelajaran biasa
yang semua unsur dan komponennya disederhanakan.
Penyederhaan pebelajaran dittujukan agar semua
berkesempatan melatih dan mengasah keterampilan-keterampilan
tertentu saja yang ingin ia kembangkan. Menurut Allen dan Ryan
dalam WINMETAWIN terdapat beberapa keterampilan dasar
mengajar yang harus dikuasai guru. Berikut dijelaskan
keterampilan dasar mengajar secara umum.
1. Variasi Stimulus
Varisi stimulus artinya memberikan materi dengan berbagai
cara dan metode yang beraneka. Variasi stimulus dapat
dilakukan dengan beberapa cara seperti : Variasi dalam
menggunakan metode, media, gaya mengajar, susra, variasi
dalam menggunakan kmunikasi pembelajaran. Pengadaan
variasi stumulus ditujukan untuk menciptakan suasana
belajar yang tidak monoton, meyenangan, dinamis dan kaya
dengan sumber belajar.
Tipe belajar pada siswa dibedakan menjadi beberapa tipe
yaiitu tipe visual, tipe audiotif, tipe motorik, dan tipe
karakteristik. Siswa memiliki setiap tipe tipe belajar tersebut.
Namun ada yang lebih unggul dengan salah satu tip belajar,
misalnya salah seorang siswa lebih unggul ketika belajar
dengan menggunakan tipe belajar visual, namun lemah pada
pmebelajaran dengan gaya kinestetik. Oleh karena itu
penting bagi guru untuk mengenali karakteristik siswanya.
Untuk mengakomodasi dan memfasilitasi setiap gaya belajar
siswa, guru melakukan variasi dalam model dan metode
pebelajaran agar perbedaan cara belajar siswa dapat terlayani
dengan baik.
2. Keterampilan Membuka
Keterampilan membuka pelajaran dilakukan guru untuk
dapat menarik perhatian dan menumbuhkan motivasi bagi
siswa untuk mengikuti pembelajaran. Keberhasilan proses
pembelajaran tergantung dengan pembukaan pada awal
pembelajaran.
Proses membuka pelajara dimulai dari mengcapkan salah,
mengabsen siswa, memberikan motivasi dan kegiatan
kegiatan pembuka lainnya yang sudah terstuktur dengan
baik. Tujuan utama dari pembukaan pelajaran adalah untuk
menciptakan suasana siap belajar.
3. Keterampilan Menutup
Keterampilan menutup pelajaran merupakan upaya yang
dilakukan guru untuk mengakhiri pembelajaran. Pada
kegiatan penutup, guru menyampaikan kesimpulan
pembelajaran, menarik umpan balik dari siswa mengenai
tingkat kepahaman tentang materi, dan menyampaikan
kegiatan pembelaran yang akan dilaksanakan pada
pertemuan selanjutnya. Tujuan dari kegiatan menutup
pembelajaran adalah memberikan pengalaman yang utuh
terhadap semua materi yang telah dipelajari dalam kegiatan
sebelumnya.
4. Memberikan Penguatan
Keterampilan memberi penguatan merupakan respon guru
terhadap aktivitas belajar siswa. Setiap kegiatan dan tindakan
siswa. Tujuan memberi penguatan bagi siswa adalah utnuk
meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa. Dengan
pemberian penguatan siswa akan merasa dihargai dan
dengan begitu siswa akan memiliki semangat dan motivasi
yang tinggi untuk mengikuti proses pembelajaran.
5. Keterampilan Bertanya
Tujuan dari bertanya adalah untuk meminta jawaban,
penjelasan, atau informasi yang diperlukan terhadap sesuatu
yang belum diketahuinya. Pada kegiatan pembelajaran
bertanya ditujukan guru agar siswa belajar. Dengan
keterampilan bertanya maka pertanyaan yang disampaikan
akan membuat siswa belajar.
6. Keterampilan Membuat Ilustrasi dan Contoh
Dalam pembelajaran meberikan ilustrasi dan contoh
merupakan proses penting utnuk mempertegas, memperjelas,
dan mempermudah pemahaman siswa materi yang sedang
dibahas.
Ilustrasi dan contoh yang dibuat guru harus relevan dengan
kontek atau permasalahan yang sedang dipelajari. Materi
pembelajaran memiliki tipe dan karakteristik yang berbeda.
Ada materi yang ketika dibaca dapat langsung dipahami, dan
ada materi yang harus diberi penjelasan baru dapat dipahami.
Penjelasna yang diberikan guru dapat ditambahkan dengan
contoh dan ilustrasi supaya dapat dipahami siswa dengan
lebih mudah. Oleh sebab itu penting bagi guru untuk
menguasai keterampilan memberikan contoh dan ilustrasi.

7. Keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah keterampilan guru dalam
menyampaikan pembelajaran. Keterampilan menjelaskan
berkaitan dengan bagaimana guru mengkomunikasikan
pembelajaran kepada siswa. Keterampilan menjelaskan
sangat penting bagi guru, karena paham atau tidaknya siswa
terhadap materi yang dipelajari tergantung dengan
kemahiran guru dalam menyampaikan materi yang
dipelajari.
8. Completeness of communication
Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses komunikasi.
Dalam menyampaikan materi oleh guru kepada siswa.
Menguasai keterampilan komunikasi adalah suatu keharusan
yang harus dipenuhi guru karena inti dari pembelajaran
adalah komunikasa. Dalam menyampaikan pesan atau materi
ppembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai jenis
komunikasi seperti: komunikasi lisan, komunikasi tulisan,
atau komunikasi isyarat.
Oleh sebab itu setiap guru seebagai pengirim dan pengelola
pesan pembelajaran, mutlak harus memiliki keterampilan
yang memadai dalam hal berkomunikasi.

B. Prinsip Pembelajaran Mikro


Setiap model atau pendekatan pembelajaran selain memiliki
ciri-ciri atau karakteristik juga memiliki prinsip-prinsip atau
ketentuan yang harus ditaati dan diperhatikan dalam menerapkan
pendekatan mikro. Pembelajaran sebagai proses interaksi antara
siswa dengan lingkungan pembelajaran tentu memiliki katentuan,
aturan dan hukum yang mengatur jalannya proses pembelajaran.
Terdapat dua jenis prinsip yaitu yang bersifat umu dan bersifat
khusus. Prinsip pembelajaran yang bersifat umum merupakan
prinsip pembelajaran yang harus diikuti oleh setiap pelaksanaan
pembelajaran. Sedangkan prinsip pembelajaran yang bersifat
khusu adalah prinsip pembelajara yang harus diikuti pada
pembelajaran tertentu. Setiap pembelajaran berhak untuk
menentukan prinsip pembelajarannya sendiri. Namun untuk
prinsip pembelajaran umum harus diikuti oleh setiap
pembelajaran. Adapun prinsip umum pembelajaran antara lain:
1. Prinsip perhatian dan motivasi adalah aturan yang
mengharuskan semua siswa untuk memfokuskan perhatian
dan minatnya pada proses pembelajaran yang sedang
dilaksanakan. Guru sebagai motivator pembelajaran
berkewajiban untuk dapat menumbuhkan motivasi siswa
serta mampu memusatkan perhatian siswa pada
pembelajaran sepenuhnya. Karena tanpa perhatian dan
motivasi yang tinggi, proses pembelajaran akan mengalami
kesulitan dalam mencapai hasil yang maksimal.
2. Aktivitas. Pembelajaran merupakan aktivitas pikiran, fisik,
sosial dan emosional. Dalam pembelajaran siswa dan guru
melalukan berbagai aktivitas positif yang bertujuan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas dalam
pembelajaran sangat penting bagi siswa, gur harus
megkondisikan siswa agar tetap melakukan aktivitas positif
selama proses pembelajaran. Siwa yang aktif
berkegiatandalam hal positif menunjang proses pembelajaran
diberi penghargaan oleh guru sehingga dapat memotivasi
dirinya sendiri dan siswa lainnya untuk meningkatkan
keaktifan selama pembelajaran.
3. Balikan atau penguatan, penguatan adalah penghargaan yang
diberikan guru kepada siswa dalam bentuk respon baik
verbal maupun dalam bentuk lainnya. Siswa akan merasa
senang jika tindakannya mendapat respon dari guru, siswa
akan merasa dihargai sehingga pada pembelajaran
berikutnya siswa tersebut akan bersemangat lagi dalam
melakukan pembelajaran.
4. Tantangan, tantangan dalam pembelajaran siseuaikan dengan
materi dan dan aktivitas pembelajaran. Guru memberikan
stimulus kepada siwa sehingga siswa akan tertantang utnuk
mencoba menyelesaikan tantangan tersebut.
5. Pembelarjan Individual, pembelajaran individual merupakan
pembelajaran yang diterapkan kepada siswa dengan masing
masing karakteristiknya. Perbedaan yang terdapat pada
individu membuat perbedaan pula pada cara belajar dan
kebiasaannya dalam belajar. Dan sebagai fasilisator guru
hendaknya dapat menerapkan pembelajaran individual ini
kepada setiap siswa yang dibimbingnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa dalam proses
pembelajaran, terdapat beberapa ketentuan yang harus dipatuhi
dan diikuti oleh setiap pelajaran.
Selanjutnya prinsip pembelajaran mikro. Perinsip
pembelajaran mikro termasuk prinsip khusus pembelajaran yang
hanya harus diikuti dan dipatuhi oleh peserta pembelajaran mikro.
Prinsip pembelajaran mikro diartikan sebagai ketentuan, kaidah,
atau hukum yang harus diperhatikan, dipatuhi dan dijadikan
pegangan dalam pelaksanaan pembelajaran mikro. Jika prinsip
tersebut diabaikan atau tidak dilaksanakan dan dipatuhi dalam
pembelajaran mikro, maka pembelajaran mikro sebagai
pendekatan untuk membina dan meningkatkan kemampuan
mengajar, tidak akan membawa dampak yang positif.
Berikut dijelaskan prinsip yang menjadi aturan atau
ketentuan dalam penerapan pembelajaran mikro.
1. Fokus pada penampilan
Penampilan setiap peserta yang sedang berlatih menjadi
sasaran utama dalam pembelajaran mikro. Penampilan yang
dimaksud adalah perilaku atau tingkah laku calon pendidik
dalam menampilkan keterampilan mengajarnya. Calon guru
harus memperhatikan tampilannya selama berlatih, tidak
hanya penampilan secara fisik namun juga bagaimana
berlaku dan bertindak selaknya menjadi seorang guru.
Selain itu peserta juga harus memperhatikan penampilannya
ketika mempraktikan keterampilan keterampilan mengajar
yang ingin dilatihnya. Misalnya seorang calon guru ingin
melatih keterapilannya dalam membuka dan menutup
pelajaran, maka ia harus memfokuskan dirinya untuk
menampilkan dua keterampilan tersebut. Dengan fokus pada
keterampilan saja maka perhatian dalam pembelajaran mikro
sepenuhnya hanya fokus pada penampilan peserta dalam
meaksanakan keterampilan-keterampilan yang dilatihnya,
dan bukan pada unsur kepribadiannya. Karena penampilan
menunjukkan pada performance seseorang yang secara
konkrit bisa dilihat atau diamati.
2. Spesifik dan konkrit
Spesifik dan konkrit maksudnya disini adalah pada
penampilannya peserta harus mengkhususkan
penampilannya untuk melatih beberapat keterampilan dasar
mengajar saja. Sesuai dengan prinsip penampilan, pada satu
kali penampilan seorang calon guru hanya menampilkan satu
atau dua keterampilan dasar mengajar saja tanpa
menyinggung keterampilan keterampilan mengajar lainnya.
Hal ini akan mempermudah dosen dan peserta lain dalam hal
mengamati dan memberi penilaian terhdap penampilan calon
guru dalam menerapkan dan meningkatkan keterampilan
dasar mengajarnya.
3. Umpan balik
Umpan balik adalah memberi respon berupa saran, kritikan,
masukan, solusi dari sebuah permasalahan , dan respon
lainnya dari dosen dan peserta lain kepada calon guru yang
sedang berlatih mengajar. Umpan balik merupakan salah
satu hal penting yang didapat peserta mikro teaching.
Melalui umpan balik peserta microteaching dapt mengetahui
kelabihan dan kelemahannya dalam menampilkan
keterampilan dasar mengajar yang dimilikinya sehingga
kedepannya kemampuan dan keterampilan tersebut dapat
diperbaiki dan ditingkat untuk membuat penampilannny
dalam mengajar menjadi lebih baik lagi.
4. Kesimbangan
Keseimbangan disini maksudnya adalah pada saat observer
dan dosen memberikan umpan balik berupa respon kepada
peserta yang sedang berlatih tidak hanya memperhatikan dan
menyoroti kelemahan saja, namun juga memperhatikan
kelebihan dari penampilannya. Kelebihan peserta yang
sedang tampil dapat dijadikan acuan untuk observer atau
peserta lain yang belum tampil, dan kelebihan ini diberi
penghargaan atau penguatan oleh dosen dan peserta lain.
Karena pada dasarnya calon guru adalah seorang mahasiswa
yang masih belajar dan akan merasa sangat senang jika
tidakan positifnya dihargai oleh dosen dan teman-temannya.
Selain itu dengan mengemukakan kelebihannya calon guru
akan mempertahankan penampilan tersbut. Dan akan
menjadi motivasi untuk memelihara dan meningkatkan
kelebihannya tersebut.
5. Ketuntasan
Prinsip penting yang harus diperhatika peserta dan
pembimbing kelas microteaching adalah ketuntasan.
Ketuntasan maksudnya adalah peserta harus benar-benar
menguasai seluruh keterampilan mengajar selama proses
kelas microteaching. Misalnya dalam satu atau dua kali
latihan keterampilan tersebut masih belum baik, maka
peserta tersbut harus diberi kesempatan lain untuk
menuntaskan dan menguasai keterampilan mengajar.
Dalam praktiknya tidak ada batasan yang menentukan berapa
kali maksimal latihan dapat diberikan untuk menguasai
keterampilan mengajar. Namun peserta harus diberi
kesempatan berlatih hingga ia benar benar menguasai
keterampilan mengajar. Sehingga seteah kelas microteaching
berakhir para calon guru telah menguasai keterampilan
mengajar dengan baik dan professional untuk dipraktikan
pada kelas yang sesungguhnya.

6. Maju Berkelanjutan
Dalam mengikuti kelas microteaching peserta harus siap
belajar dan berlatih terus menerus hingga benar-benar
menguasai keterampilan mengajar dengan baik. Peserta
harus memiliki keinginan untuk tumbuh dan berkembang
menjadi calon gur professional yang menguasai setiap
keterampilan mengajar sehingga pada penerapannya di kelas
sesungguhnya dapat menjadi guru superior dan great seperti
yang diharapkan siswa.

C. Guru yang Efektif


Belajar adalah proses perubahan perilaku. Perubahan
perilaku tersebut meliputi tiga aspek yaitu pengetahuan,
keterampilan dan sikapnya. Guru yang efektif adalah guru yang
mampu merubah dan tiga perilaku tersebut. Perubahan perilaku
siswa tidak datang sendirnya melainkan ada upaya dari siswa
sendiri. Sebagai fasilisator guru mengupayakan agar siswa mau
berpikir dan bertindak untuk mengupayakan perubahan
perilakunya. Menurut Bettencourt dalam WINMETAWIN
mengajar dengan orientasi untuk menciptkan pembelajaran
berpikir, meliputi upaya sebagai berikut.
1. Berpartisipasi dengan siswa membentuk pengetahuan
Dalam menyampaikan materi pembelajaran yang dilakukan
guru adalah membangun pengetahuan bersama-sama dengan
siswa. Artinya guru mengupayakan agar pembelajaran
bersifat aktif dimana materi tidak berasal dari guru saja,
namun juga dari siswa sendiri.
2. Membuat makna
Mengajar bukan hanya memnyampaikan teori atau materi
yang diharuskan kurikulum. Namun mengajar hendaknya
dapat memberi makna kepada siswa. Makna tersebut
terutama kaitannya dengan kemampuan menghubungkan dan
menerapkan teori pembelajaran dengan kehidupan sehari-
hari. Itulah mankna pembelajaran yang dapat membawa
perubahan pada perilaku siswa.
3. Memberi kejelasan
Setiap matri yang disampaikan guru harus jelas bagi siswa.
Jika terdapat hal-hal yang masih kurang jelas atau istilah
istilah baru bagi siswa maka guru berkewajiban untuk
menjelaskan makna dari istilah tersebut.
4. Bersikap kritis
Bersikap kritis artinya guru tidak mudah percaya terhadap
hal hal yang belum ia pastikan sendiri. Guru bertanya,
mencari dan menelusuri sesuatu yang masih samar-samar.
Sikap kritis yang dimiliki guru juga berdampak positif bagi
kebiasaan siswa.
5. Melakukan justifikasi
Justifikasi adalah upaya untuk membuat sesuatu menjadi
benar dan memiliki keyakinan. Hal ini sejalan sengan upaya
memberi kejelasan dan berpikir kritis.

Belajar efektif adalah belajar yang mampu mengembangkan


kemampuan berpikir kemampuan berpikir siswa, dan mengajar
efektif tentu saja adalah mengajar yang mampu merealisasikan
kemampuan berpikir bagi siswa. Menurut La Costa dalam
METAWIN mengajar berpikir dapat diklasifikasikan menjadi tiga
jenis yaitu:
1. Teaching of Thinking
Proses mengajar lebih difokuskan pada pembentukan mental
siswa, seperti keterampilan berpikir kritis, kreati,
meningkatkan rasa ingin tahu, dan lain sebagainya.
2. Teaching for Thinking
Proses mengajar yang difokuskan pada usaha menciptaan
lingkungan belajar yang kondusif dan optimal untuk
memungkinkan siswa dapat mengembangkan berpikirnya
dengan kritis, kreatif, dan terpenuhinya rasa ingin tahu siswa.
3. Teaching about Thinking
Mengajar merupakan upaya guru untuk membantu siswa
untuk untuk mengikuti proses pembelajaran dan mengetahui
manfaat dari hasil belajar yang diikutinya. Siswa dibiasakan
untuk melakukan penialain diri sendiri, mengetahui
kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.
Batasan perilaku utama yang harus dimiliki guru dijelaskan
dalam pasal 40 ayat 2 Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional. Batasan-batasan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis
2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk
meningkatkan mutu pendidikan
3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi,
dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
kepadanya.
Pembelajaran dikatakan telah mencapai titik efektif adalah
ketikam sudah dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Dengan begitu guru yang efektif
adalah guru mampu melaksanakan proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang sebelumnya sudah
ditetapkan. Menurut Sylvester J. Balasi dalam METAWIN
karakter guru yang efektif adalah sebagai berikut:
1. Commitment
Menjadi guru artinya mempunyai sikap setia, patuh, taat,
serta berdedikasi untuk mencurahkan segal apikiran dan
kemampuannya pada pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya. Dalam memberikan pembelajaran seorang guru
harus berkomitmen memberikan pengetahuan yang terbaik
yang dimilikinya kepada siswa. Guru harus mengusahakan
apa yang didapatkan siswa lebih banyak dari ynag dimiliki
guru. Jadi gur tidak boleh takut ketika siswanya lebih pintar
dari dirinya setelah pembelajaran. Selain itu guru juga harus
mencurahkan perhatian, motivasi, loyalitas dan dedikasinya
secara maksimal pada pembelajaran dan siswa yang
dibimbingnya.

2. Intelligence
Guru harus cerdas, cerdas dalam hal berpikir dan dalam hal
emosional, sosial dan moral. Guru yang cerdas akan
menciptakan pembelajaran yang efektif dan professional.
Guru sebagai sosok yang akan menjadi teladan bagi siswa
harus memiliki kemampuan yang lengkap, ilmu
pengetahuannya luas sebagai gamabran dari kecerdasannya,
sikap baik dan direfleksikan atau diterapkan oleh dirinya
dalam kehidupan.
3. Knowledge
Sebagai figur yang akan memberikan pengetahuan kepada
siswanya, seorang gur uharus memiliki pengetahuan dan
wawasan yang luas. Pengetahuan dan wawasan yang luas itu
tidak hanyas sebatas pelajaran yang diampunya tapi sedikit
banyak juga mengetahui pengetahuan dari pembelajaran
lainnya, sehingga ketika siswa bertanya tentang materi di
luar bidangnya guru dapat menjawab meskipun belum
sempurna.
Selain itu pekermbangan teknologi dan infoermasi di era
globalisasi saat ini juga mempengaruhi proses pembelajaran.
Guru harus mampu menyesuaikan diri dengan
perkembangan teknologi dan informasi. Jika guru tidak
mampu menguasai perkembangan teknologi khususnya yang
bergerak di bidang pendidikan sudah dapat dipastikan akan
mempengaruhi efektivitas dan efisiensi dalam melaksanakan
tugasnya.
4. Sound Character
Dalam memberikan materi kepada siswa guru akan
menggunakan kemampuan komunikasinya dalam
menyampaikan pembelajaran. Komunikasi yang diguanakan
dapat berbentuk komunikasi verbal dengan menggunakan
bahasa verbal. Karena itu ketika berkomunikasi dengan
siswa guru harus menggunakan bahasa lisan, harus jelas, dan
mudah dipahami oleh siswa. Selain itu dalam berkomunikasi
guru sebaiknya berkarakter sehingga materi yang
disampaikan dapat diinget siswa.
5. Good physical and mental health
Dalam menjalankan peran sebagai guru, seseoran harus sehat
secara fisik dan secara mental. Kesehatan fisik dapat
mendukung aktivitas dan kegiatan guru dalam menciptakan
suasana belajar yang efektif dan efisien. Begitu juga sehat
mental menjadi faktor dominan untuk dapat melaksanakan
tugas pembelajaran secara professional.
6. Enthisiasm
Seorang guru harus mempunyai modal antusias dalam
menjalankan perannya. Antusias artinya memiliki semangat
dan motivasi untuk memberikan pembelajaran secara
maksimal kepada siswanya. Sikap antusias yang
ditunujkkan guru dapat menjadi semangat dan mitivasi
tersendiri bagi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.
7. Sense of humor
Guru yang efektif dalam membimbing pembelajaran adalah
yang mampu menciptakan suasana kelas yang menyenagkan.
Oleh karena itu suasana kelas harus dikondisikan agar siswa
merasa betah dan aman ketika melakukan aktivitas
belajarnya. Salah satu upaya untuk menciptakan kondisi
belajar yang menyenangkan antara lain yaitu dengan sifat
humor dari guru., Humor dalam pengertian pembelajaran
selalu dikaitkan dengan upaya untuk meningkatkan perhatian
dan motivasi belajar siswa. Misalnya ketika memberikan
contoh, tidak salah jika di dalamnya mengandung unsur-
unsur yang bersifat humor, tapi mendidik dan tetap terkait
dengan materi yang sedang dipelajari
8. Flexibility
Guru harus bersikap dinamis, luwes, dan mampu
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Dalam artian tidak
terlalu kaku. Guru dapat bertindak sebagai teman dan
sahabat bagi siswa. Untuk memiliki sifat, karakter, yang
dibutuhkan oleh profesi guru tidak akan muncul denghan
sendirinya. Akan tetapi harus dipelajari, dibangun, dilatih
dan direfleksikan. Selanjutnya untuk bisa menyesuaikan
dengan perkembangan yang terjadi, maka guru selalu harus
mengembangkan diri dengan belajar yang tak pernah
berhenti. Upaya untuk melatih dan mengembangkan setiap
jenis karakter tersebut antara lain bisa dilakukan atau
dikembangkan melalui pendekatan pembelajaran mikro..

Anda mungkin juga menyukai