Anda di halaman 1dari 26

MENDEMONSTRASIKAN KETERAMPILAN DASAR BERTANYA DAN

MENDEMONSTRASIKAN KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Mikro

Dosen Pengampu: Linda Hania Fasha M.Pd

Disusun Oleh:

Nabilla Pratiwi 18060001

Tiska Nur Habibah 18060037

Alifa Mita Silviana 18060045

Ananda Trikarbani 18060058

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

INSTITUT KEGURUAN ILMU PENIDIKAN SILIWANGI

BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah dari mata kuliah Pengajaran Micro Teaching.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangannya, hal ini dikarnakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami
miliki, oleh karena itu kami berharap adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk
perbaikan dimasa yang akan datang.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya tugas ini, semoga Alloh SWT membalas kebaikannya. Aamiin

Dengan segala pengharapan dan doa semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Cimahi Oktober 2018

Penyusun

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................II
DAFTAR ISI...............................................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah .....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................
1.3 Metode Pengumpulan Data.................................................................................................
1.4 Tujuan....................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................
2.1 Pengertian Keterampilan Bertanya......................................................................................
2.1.1 Jenis Keterampilan Dasar Bertanya...........................................................................
2.1.2 Contoh Keterampilan Dasar Bertanya.......................................................................
2.1.3 Komponen Keterampilan Dasar Bertanya................................................................
2.1.4 Prinsip-Prinsip Keterampilan Dasar Bertanya.........................................................
2.2 Pengertian Keterampilan Memberi Penguatan....................................................................
2.2.1 Komponen Keterampilan Memberi Penguatan.........................................................
2.2.2 Prinsip-Prinsip Keterampilan Memberi Penguatan.................................................
2.2.3 Cara Penggunaan Keterampilan Memberi Penguatan.............................................
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Keterampilan Memberi Penguatan............................
2.2.5 Contoh Keterampilan Memberi Penguatan..............................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan


berbagai aspek yang saling berkaitan.Oleh karena itu,untuk mewujudkan
pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai keterampilan yaitu
keterampilan mengajar.Keterampilan mengajar atau membelajarkan
merupakan kompetensi pedagogik yang cukup mendasar karena
merupakan integrasi dan berbagai kompetensi guru secara utuh dan
menyeluruh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,keterampilan
merupakan”kecakapan untuk menyelesaikan tugas”,sedangkan mengajar
adalah “melatih”. DeQueliy dan Gazali (Slameto,2010:30) mendefinisikan
mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara
paling singkat dan tepat.

Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan


keterampilan mengajar guru adalah seperangkat kemampuan guru dalam
melatih atau membimbing aktivvitas dan pengalaman seseorang serta
membantunya berkembang dan menyelesaikan diri kepada lingkungan.
Biarpun keterampilan mengajar itu sangat penting namun pada
kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola
tradisional dan mengabaikan keterampilan-keterampilan yang sangat
mendasar ini.Padahal ada delapan keterampilan dasar mengajar yang
sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran ,diantarannya:

1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


2. Keterampilan menjelaskan
3. Keterampilan bertanya

1
4. Keterampilan mengelola kelas atau membimbing diskusi
5. Keterampilan menggunakan variasi mengajar
6. Keterampilan memberi penguatan
7. Keterampilan memilih dan menggunakan media sumber belajar.

1
8. Keterampilan membuat skenario pembelajaran.

Kedelapan keterampilan diatas bersifat holistik dan integratif dalam


kinerja guru. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu menguasai
delapan keterampilan dasar mengajar sehingga dapat tercipta
pembelajaran yang efektif dan efesien.Namun di dalam makalah ini
penulis hanya membahas mengenai keterampilan bertanya secara
detil.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan


makalah ini adalah mengenai “Keterampilan Bertanya dan Keterampilan
memberi penguatan”. Untuk memberikan kejelasan makna serta
menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini
permasalahannya dibatasi pada:

1. Pengertian Keterampilan Bertanya dan Keterampilan Penguatan


2. Jenis dan contoh Pertanyaan dan Penguatan
3. Komponen Keterampilan Bertanya dan Keterampilan Penguatan
4. Hal yang Harus Diperhatikan dalam Bertanya dan dalam memberi
Penguatan

1.3 Tujuan

Pada dasarnya tujuan dari pembuatan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu
tujuan umum dan khusus. Tujuan khusus dalam penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi kewajiban kami sebagai mahasiswa yang harus menyelesaikan salah satu
tugas dari dosen pembimbing kami dalam mata kuliah Pengajaran Micro. Adapun tujuan
umum penyusunan makalah ini adalah mengetahui dan mempelajari tentang
Keterampilan Bertanya dan Keterampilan Penguatan sehingga calon guru maupun guru
dapat mengaplikasikan dengan benar ketika sedang mengajar, selain itu juga kami
tujukan untuk semua yang membutuhkan informasi atau pengetahuan yang kami angkat
dalam tema makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya adalah suatu pengajaran itu sendiri, sebab pada umumnya
guru adalah pengajarannya melibatkan atau menggunakan tanya jawab. Keterampilan
bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari
orang lain. Hampir seluruh proses evaluasi, pengukuran, penilaian, dan pengujian
dilakukan melalui bertanya.

Menurut Wahid Murni (Wahid Muni,2010:100) dalam proses belajar mengajar,


bertanya memegang peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun dengan teknik
pelontaran yang tepat akan:

1. Meningkatkan partisipasi murid dalam kegiatan beljar mengajar.


2. Membangkitkan minat da rasa ingin tahu murid terhdap sesuatu masalah yang sedang
dibicarakan.
3. Mengembangkan pola pikir dan cara belajar aktif dari siswa, sebab berpikir itu sendiri
sesungguhnya adalah bertanya.
4. Menuntun proses berpikir murid, sebab pertanyaan yang baik akan membantu murid
agar dapat menentukan jawaban yang baik, dan
5. Memutuskan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas.
Keterampilan dan kelancaran bertanya dari calon guru maupun dari guru itu perlu
dilatih dan ditingkatkan, baik isi pertanyaannya maupun teknik bertanya. Brown dalam
Hasibun (1994) (Suwarna 2005:72), menyatakan bahwa bertanya adalah pernyataan yang
mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri siswa. Dengan bertanya akan membantu siswa
belajar dan lebih sempurna dalam menerima informasi atau dapat mengembangkan
keterampilan kognitif tingkat tinggi.

2.1.1 Jenis Keterampilan Bertanya

Peningkatan keterampilan bertanya menyangkut pada isi pertanyaan tersebut.Menurut


Wahid Murni (Wahid Murni,2010:101), terdapat beberapa cara untuk menggolong-golongkan
jenis-jenis pertanyaan, penggolongan itu terdiri atas:

a. Jenis-jenis pertanyaan menurut maksudnya


 Pertanyaan permintaan (Compliance Question)

Maksudnya ialah pertanyaan yang mengharapkan agar murid mematuhi perintah yang diucapkan
dalam bentuk pertanyaan.

Contoh: Dapatkah kamu tenang,agar suara ibu bisa terdengar oleh semua siswa yang ada di kelas
ini?

 Pertanyaan retoris (Rhetorical Question)

Maksudnya yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, melainkan akan dijawab sendiri
oleh guru. Hal itu diucapkan karena merupakan bagian dari salah satu teknik pertanyaan
inforamasi kepada murid.

Contoh: Mengapa kita perlu mempelajari bangun ruang? Karena bangun ruang dapat
diaplikasikan dalam kehidupan nyata seperti mencari volume pada tabung dan lain sebagainya.\

 Pertanyaan mengarahkan menuntun (Promting Question)


Pertanyaan yang ditujukan untuk menuntun proses berfikir peserta didik, dengan harapan mereka
dapat memperbaiki atau mengemukakan jawaban yang lebih tepat dari jawaban sebelumnya.

Contoh: ketika siswa menanyakan mengapa darah manusia berwarna merah lalu seorang guru
menjawab karena darah mengandung Hemogblin.

 Pertanyaan menggali ( Probling Question)

Maksudnya adalah pertanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa untuk lebih mendalami
pertanyaan terhadap pertanyaan sebelumnya.

Contoh: Setelah tahu kubus adalah 6x persegi. Bagaimana cara mencari luas kubus?

b. Jenis- jenis pertanyaan Taksonomi Bloom


 Pertanyaan pengetahuan ( Precall Question atau Ledge Question)

Pertanyaan ini ialah pertanyaan yang hanya mengharapkan jawaban yang sifatnya hafalan atau
ingatan terhadap apa yang telah dipelajari, disini murid tidak diminta pendapatnya.

Contoh : Ada berapa diagonal ruang balok?

 Pertanyaan pemahaman (Comprehension Question)

Pertanyaan ini menurut murid untuk menjawab pertanyaan dengan jalan mengorganisir
informasi-informasi yang pernah diterimanya dengan kata-kata sendiri, atau
mengiterpretasikan/membaca informasi yang dilukiskan melalui grafik atau kurva.

Contoh : Jelaskan apa hubungan antara bangun datar dan bangun ruang?

 Pertanyaan penerapan ( Aplication Question)

Pertanyaan ini ialah pertanyaan yang menuntut murid untuk memberikan jawaban tunggal
dengan cara menerapkan pengetahuan,informasi, atiuran-aturan,kriteria dan lain-lain yang
pernah diterimanyapad suatu kasus.

Contoh: Hitunglah luas kubus dengan panjang sisinya yaitu 6 cm!

 Pertanyaan analisis ( Analysis Question)


Pertanyaan analisis ialah pertanyaan yang menuntut murid untuk menemukan jawaban dengan
cara mengidentifikasi, mencari bukti-bukti, dan menarik kesimpulan.

Contoh: Setelah kita membicarakan bangun ruang yaitu balok dan kubus , maka kesimpulan apa
yang dapat kita tarik?

 Pertanyaan sintesa (Synthesis Question)

Ciri dari pertanyaan ini ialah jawabannya yang benar tidak tunggal melainkan lebih dari satu dan
menghendaki murid untuk mengembangkan potensi serta daya kreasinya. Pertanyaan ini
menuntut murid untuk memprediksi dan memecahkan masalah berdasarkan imajinasi.

Contoh: Apa perbedaan dan persamaan antara kubus dengan balok?

 Pertanyaan evaluasi ( Evaluation Question)

Pertanyaan semacam ini menghendaki murid untuk menjawabnya dengan cara memberikan
penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu yang ditampilkan.

c. Jenis-jenis pertanyaan menurut luas sempitnya pertanyaan


 Pertanyaan sempit

Pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang tertutup yang biasanya kunci jawabannya telah
tersedia.

 Pertanyaan sempit informasi langsung:

Pertanyaan semacam ini menurut murid untuk mengingat atau menghafal informasi yang ada.

Contoh: Sebutkan banngubn apa saja yang termasuk dalam bangun ruang sisi datar!

 Pertanyaan sempit menuntut

Pertanyaan semacam ini menuntut siswa agar mengembangkan ide atau jawabannya dengan cara
menuntutnya melalui petunjuk tertentu.

Contoh: Sebuah balok panjang dan lebarnya sama dengan tinggi balok 25cm. Jika volumenya
40000cm³. Berapa luas balok tersebut?
 Pertanyaan luas ( Broad Question)

Ciri pertanyaan ini adalah jawabannya mungkin lebih dari satu, sebab pertanyaan ini belum
mempunyai jawaban yang spesifik.

 Pertanyaan luas terbuka

Pertanyaan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari jawabannya menurut cara
dan gayanya masing-masing siswa.

Contoh: Jika diketahui luas alas suatu balok adalah 12 cm² dengan panjang 6 cm, lebar 2cm ,dan
tinggi 4 cm. Berapa volume balok tersebut?

 Pertanyaan luas menilai (Valuing Question)

Pertanyaan ini meminta siswa untuk mengadakan penilaian terhadap aspek kognitif maupun
sikap. Pertanyaan ini lebih efektif jika guru menghendaki siswa untuk merumuskan pendapat,
menentukan sikap, dan juga tukar menukar pendapat.

Contoh: Bagaimana pendapat anda tentang jawaban teman anda yang sudah ditulis di papan tulis,
benar atau salah?

2.1.2 Contoh Keterampilan Bertanya

contoh keterampilan bertanya kepada peserta didik, diantaranya:

1. Siapa yang bisa sebutkan 3 contoh hewan karnivora?


2. Bagaimanakah proses terjadinya hujan?
3. Apakah perbedaan dari sampah organik dan non organik?
4. Coba sebutkan 4 ciri-ciri mahluk hidup!
5. Banjir terjadi akibat ...
6. Ikan bernafas menggunakan...
7. Sebutkan tarian yang berasal dari jawa barat!
8. Siapa yang bisa menjelaskan rantai makanan?
9. Coba sebutkan 4 lagu daerah yang kalian ketahui!
10. 28 oktober merupakan peringatan ...
2.1.3 Komponen Keterampilan Bertanya
Suatu pertanyaan yang baik ditinjau dari segi isinya, tetapi cara menyajikannya
juga perlu diperhatikan. Berikut faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengajukan
pertanyaan antara lain adalah (Wahid Murni 2010:108):

1. Kejelasan dan kaitan pertanyaan


Harap diusahakan agar pertanyaan yang dikemukakan itu jelas maksudnya,serta nampak
benar kaitannya antara jalan pikiran satu dengan yang lainnya. Usahakan tidak diselingi
dengan kata serapan yang bersifat mengganggu,misalnya ee,em,anu ,dan lainnya.

2. Kecepatan dan selang waktu


Kecepatan menyampaikan pertanyaan, tergantung pada jenis pertanyaan itu sendiri.
Biasanya ada guru yang mengucapkan pertanyaan dengan cepat tanpa diselingi pause
yang tujuannya untuk memberi kesempatan siswa berpikir.
3. Arah dan distribusi penunjukan (penyebaran)
Pertanyaan yang diajukan seharusnya pada seluruh siswa ,sehingga seluruh siswa
didorong untuk berusaha meentukan jawabannya.Hanya dalaam situasi tertentu, dapat
diajukan pertanyaan untuk menarik pemusatan perhatian seorang siswa.Usahakan
pertanyaan merata seluruh kelas, karena untuk siswa yang pemalu biasanya cenderung
segan menampilkan jawabannya secara sukarela.
4. Teknik penguatan
Pemakaian yang tepat pada teknik penguatan akan menimbulkan sikap yang positif bagi
siswa serta meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
5. Teknik menuntun (Promting)
Promting dapat digunakan sebagai teknik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
jawaban murid.Pertanyaan ini bermaksud untuk menuntun siswa agar dapat menemukan
jawaban yang benar.
6. Teknik menggali (Prabing question)
Probing question adalah pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban
lebih lanjut dari siswa guna mengembangkan kualitas jawaban yang pertama, sehingga
yang berikutnya lebih jelas, akurat, serta lebih beralasan.
Contoh: Menarik tidak nak?Jawaban menarik! Faktor apa yang menarik?
7. Pemusatan (Focussing)
Teknik ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang ruang lingkupnya luas,
kemudian dilanjutkan ke pertanyaan yang lebih khusus.
8. Pindah gilir (Re-derecting)
Teknik pindah gilir digunakan untuk mengundang partisipasi semua anak.Dengan cara
menunjuk siswa tertentu dan dilanjutkan ke siswa yang lain.
Dalam teknik ini siswa ditunjuk secara acak.

Selain faktor-faktor yang harus diperhatikan, ada pula hal-hal yang perlu dihindari dalam
bertanya, yakni:

1. Mengulangi Pertanyaan Sendiri


2. Mengulangi Jawaban Siswa
3. Menjawab Pertanyaan Sendiri
4. Meminta jawaban serentak

2.1.4 Prinsip-prinsip Keterampilan Dasar Bertanya

1. Kehangatan dan antusias.

Peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, guru perlu menunjukkan


sikap baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban dari
siswa. Sikap dan gaya guru termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan, dan posisi badan
menampakkan ada tidaknya kehangatan dan keantusiasannya.

2. Kebiasaan yang perlu dihindari

1) Jangan mengulag-ulang petanyaan apabila siswa tidak mampu menjawabnya.

2) Jangan mengulag-ulang jawaban siswa.

3) Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum siswa memperoleh kesempatan
untuk menjawabnya.
4) Usahakan agar siswa tidak menjawab pertanyaan secara serempak, karena guru tidak
mengetahui dengan pasti siapa yang menjawab dengan benar dan siapa yang salah.

5) Menentukan siswa yang harus menjawab sebelum mengajukan pertanyaan, oleh karena itu
pertanyaan hendaknya ditujukan lebih dulu kepada seluruh siswa baru kemudian guru menunjuk
salah seorang untuk menjawab.

6) Guru terkadang mengajukan pertanyaan yang sifatnya ganda, menghendaki beberapa jawaban
atau kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. (Suwarna, 2005: 76)

2.2 Pengertian Keterampilan Memberi Penguatan

Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan


kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal
penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif adalah penguatan yang
bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan
negatif merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus
rangsangan yang tidak menyenangkan. Misalnya dalam penguatan negatif, guru
memberikan sindiran kepada siswa yang tidak memperhatikan saat guru tersebut
menerangkan suatu materi pelajaran.
Manfaat penguatan bagi siswa, antara lain.
1. Meningkatnya perhatian dalam belajar.
2. Membangkitkan dan memelihara perilaku.
3. Menumbuhkan rasa percaya diri.
4. Memelihara suasana belajar yang kondusif.

Keterampilan memberikan penguatan merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh guru
karena penguatan yang diberikan kepada siswa akan membangkitkan semangat dalam melakukan
kegiatan pembelajaran. Semangat siswa yang tinggi akan meningkatkan daya tangkap ilmu
sehingga nantinya tujuan yang ingin dicapai oleh guru dapat diraih dengan baik. Penguatan juga
harus dilakukan secara merata kepada siswa yang baik ataupun kurang baik perilakunya. Guru
tidak boleh membeda-bedakan dalam memberikan penguatan.
2.2.1 Komponen Keterampilan Memberi Penguatan
a. Penguatan Verbal
Salah satu bentuk penguatan yang bisa diberikan oleh guru untuk memotivasi siswa
agar berpartisipasi dalam pembelajaran adalah lewat ucapan. Segala ungkapan kata-kata
yang dilontarkan guru untuk menanggapi balik aktivitas siswa termasuk ke dalam
penguatan verbal.

Beberapa contoh pemberian penguatan verbal, diantaranya:

1) Guru bertanya ,“Konsep apa yang diterapkan pada kapal laut?”


Beny mengacungkan tangan dan menjawab, “Hukum Archimedes, Bu!!”
Guru menanggap balik, “Ya benar. Bagaimana bunyi Hukum Archimedes?”
Beny menjawab, “Setiap benda padat yang dimasukan ke dalam zat cair akan mendapat gaya ke
atas seberat zat cair yang dipisahkan. Gaya ke atas itulah yang membuat kapal terapung di dalam
air.”
Guru menanggapi, “Hebat Beny. Kita beri tepuk tangan buat Beny

2) Pada saat belajar tentang tekanan, guru mengajukan pertanyaan, “Mengapa ujung paku dibuat
runcing?”
Sally menjawab, “Karena ujung paku yang runcing memiliki luas penampang kecil, sehingga
tekanan terhadap benda menjadi besar.”
Guru menanggap balik, “Iya, lengkap sekali jawaban Santi,” atau “Betul, tepat sekali!!”

3) Pada saat belajar tentang pemuaian, guru meminta siswanya untuk menyebutkan aplikasi
konsep pemuaian di kehidupan sehari-hari.
Salah satu siswa menyebutkan, “Penyambungan rel kereta api, Bu!!”
Guru menanggapi balik, “Bagaimana dengan penyambungan rel kereta api?”
Siswa tersebut menjelaskan, “Pada daerah sambungan diberi jarak antara batang satu dengan
lainnya, sehingga pada saat panas batang tersebut memiliki tempat untuk memuai.”
Guru memberikan tanggapan balik, “Tepat sekali. Kamu memang pintar, Nak!!”

4) Pada saat guru memberikan pertanyaan kepada siswanya. Jawaban dari siswa kurang benar.
Guru tidak boleh berkata, “Jawabanmu salah!!” atau “Bodoh sekali, Kamu!”. Seharusnya guru
berkata, “Ya, jawabanmu sudah baik tetapi masih kurang tepat. Ada pendapat yang lain?”.

Beragam ucapan-ucapan lain yang bisa dilontarkan guru secara spontan, kata yang digunakan
diusahakan bervariasi agar tetap segar dan bersemangat.  Dengan ucapan atau tanggapan balik
tersebut siswa merasa terpuji, dihargai, diberikan perhatian, dan yang tidak kurang pentingnya
adalah siswa merasa bahwa belajar tersebut sangat bermanfaat bagi dia.
b. Penguatan Non Verbal
Memberikan tanggapan balik yang bertujuan agar siswa terdorong untuk lebih
berprestasi, tidak terbatas dalam bentuk ucapan saja. Banyak bentuk pemberian
penguatan yang dapat dipilih oleh guru, sehingga tidak membosankan bagi siswa.
Bentuk-bentuk perbuatan tersebut dapat dibedakan dalam kategori berikut.
1) Mimik dan gerak badan
Komunikasi akan berjalan dengan baik apabila dua orang atau lebih yang berinteraksi saling
berhadapan. Selama proses interaksi tersebut dipertahankan agar mimik muka atau wajah tidak
cemberut, dingin, tanpa ekspresi, dan tampilan-tampilan lain yang menimbulkan kesan tidak
simpatik. Selama proses pembelajaran, interaksi antara siswa dengan guru berlangsung terus
menerus selama waktu 2 x 40 menit atau 2 x 45 menit.
Selama selang waktu yang relatif panjang tersebut diharapkan siswa berpartisipasi secara aktif
dan untuk mempertahankan kondisi positif tersebut guru secara berkesinambungan memberikan
berbagai penguatan. Salah satu bentuk penguatan tersebut adalah mimik. Senyuman, anggukan,
gelengan yang mengisyaratkan rasa takjub dengan tanggapan siswa, mengangkat kedua alis,
acungan jempol, dan lain-lain. Variasi-variasi tersebut dapat dipilih dan divariasikan guru selama
proses pembelajaran berlangsung.
2) Mendekati
Setiap siswa memiliki kecenderungan yang sangat mungkin berbeda dengan temannya. Ada
siswa yang senang dipuji dan dibesarkan hatinya dengan kata-kata manis dan simpatik, ada siswa
yang puas hanya dengan senyuman atau tatapan bangga sesaat dari gurunya. Tapi ada siswa yang
berharap lebih dari itu. Mereka lebih senang kalau guru berada di sampingnya saat memberikan
penguatan.
Tipe siswa yang lebih suka didekati tersebut. Sebaiknya guru berusaha memenuhi harapan
tersebut. Karena tidak berat bagi guru untuk berpindah dari depan ke tempat siswa yang baru saja
memberi tanggapan atau jawaban dari pertanyaan yang diberikan, atau memberi penjelasan.
Mendekati di sini bukan sekedar berdekatan secara fisik, tetapi digabung dengan bentuk
penguatan yang lain, sehingga tidak terkesan hambar atau dingin.
3) Sentuhan
Kontak fisik atau sentuhan yang diberikan oleh guru suatu kebanggaan tersendiri bagi
sekelompok siswa. Bagi siswa yang sudah memberikan jawaban pertanyaan, melengkapi
jawaban temannya atau memberi penjelasan, tanggapan bahkan kritikan atau meralat
argumentasi temannya, guru dapat memberikan penguatan dengan menyalami, menepuk-nepuk
pundak siswa, membelai kepala siswa atau sentuhan lain yang membuat siswa bangga dan ingin
tampil lebih baik lagi.
4) Kegiatan yang menyenangkan hati siswa
Guru yang profesional berusaha mengenal kecenderungan dan karakter semua siswanya. Guru
berusaha mengetahui hal-hal seperti apa yang lebih disenangi oleh siswa. Sehingga apabila
diberikan suatu tugas, mereka merasa senang melakukannya.
Sehubungan dengan pemberian penguatan di dalam pembelajaran fisika guru juga dapat memilih
aktivitas yang membuat siswa senang. Misalnya, mengajukan pertanyaan yang bersifat kompetisi
dalam menjawab, memperagakan sesuatu di depan kelas, mengerjakan latihan berbentuk teka-
teki silang, melakukan studi tour, atau memberikan tugas proyek dan banyak lagi aktivitas lain
yang dapat dipilih dan divariasikan.
Bentuk kegiatan yang dipilih oleh guru disesuaikan dengan kesenangan siswa di dalam belajar
fisika. Misalnya, apabila kelas tersebut dinominasi oleh siswa yang senang berolahraga. Pada
saat mempelajari gerak dalam bidang, guru membawa siswa ke lapangan untuk memperagakan
berbagai bentuk gerak parabola, gerak melingkar, ataupun gerak pada bidang miring.
5) Simbol atau benda
Bentuk lain dari penguatan non verbal adalah simbol atau pemberian hadiah berbentuk benda.
Misalnya guru mempersiapkan mainan kecil dan lucu atau alat tulis, atau mungkin hanya permen
untuk dibagikan kepada siswa yang berpartisipasi secara aktif di dalam pembelajaran.
Bagi siswa yang mendapatkan  hadiah, pemberian tersebut  akan mendorong dia untuk tampil
lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan siswa yang lain menjadi lebih bersemangat, juga ingin
mendapat hadiah. Karena hadiah tersebut melambangkan prestasi mereka dalam belajar fisika.
Hadiah dapat memberi kebanggaan dan mendorong semangat mereka untuk lebih baik lagi pada
kesempatan berikutnya.
6) Penguatan tak penuh
Pada penguatan ini, siswa yang menyampaikan pendapat yang kurang benar atau tidak benar
tidak langsung disalahkan secara kasar tetapi dengan memberikan penguatan tetapi tidak penuh,
misalnya “Jawabanmu sudah baik, tetapi masih kurang tepat”. Kemudian guru meminta siswa
lain untuk menyempurnakan atau menambahkan sehingga siswa tadi mengetahui bahwa
jawabannya tidak seluruhnya benar, namun juga tidak salah.
2.2.2 Prinsip-prinsip Keterampilan Memberi Penguatan
Supaya penguatan yang diberikan oleh guru tepat sasaran. Pemberian penguatan
di dalam pembelajaran harus memperhatikan beberapa prinsip pemberian penguatan,
sebagai berikut:
a. Hangat dan Antusias
Guru adalah pemberi semangat bagi siswanya. Semangat tentu saja tidak mampu
diberikan oleh orang yang kurang atau tidak bersemangat. Aktivitas yang bertujuan
memberikan semangat tersebut juga tidak akan sampai pada sasaran, apabila
pemberiannya dilakukan tanpa dukungan kehangatan. Kehangatan yang ditampilkan oleh
guru secara psikologis berdampak positif terhadap siswa. Kehangatan tersebut dapat
mencairkan suasana kaku, diam, ramai, dan tegang menjadi kondusif.
Sikap antusias dalam batas kewajaran atau tidak berlebihan punya makna sendiri di
hati siswa. Melihat gurunya antusias, siswa yang tadinya malas, mengantuk, capek, atau
melakukan aktivitas lain menjadi tertarik ikut di dalam pembelajaran. Jadi apabila
sebelumnya hanya sebagian siswa yang aktif di dalam pembelajaran, sikap antusias yang
ditampilkan guru dapat menarik yang belum aktif menjadi aktif.
b. Bermakna
Penguatan yang diberikan oleh guru sangat berarti atau bermakna bagi siswa. Mereka
merasa lebih percaya diri, merasa dihargai, merasa diperhatikan, merasa berhasil dalam
belajar, merasa terpuji dan tersanjung. Perasaan ini berdampak terhadap mental mereka.
Siswa jadi lebih berani mengemukakan pendapatnya, meningkat rasa ingin tahunya, dan
lebih percaya diri. Dengan demikian diharapkan partisipasinya menjadi lebih baik pada
kesempatan berikutnya.
Bila guru melakukan penguatan secara tepat dan terus menerus, rasa ingin tahu siswa
terpenuhi, akibatnya mereka merasakan bahwa belajar fisika membuat mereka jadi tahu
banyak hal. Apa yang mereka ketahui tersebut membantu mereka menjawab pertanyaan
tentang suatu kejadian, yang mungkin sebelumnya membuat mereka penasaran atau
bingung.
c. Menghindari respon negatif
Kadangkala siswa kurang baik dalam mengungkapkan buah pikirannya di dalam kelas
atau bahkan bisa jadi pendapat tersebut keliru. Seorang guru profesional berusaha
membesarkan hati siswa dengan tanggapan yang positif. Tidak langsung menyalahkan
atau menghakimi siswa di hadapan teman-temannya. Contoh.
 Guru tahu ada siswa yang kurang memperhatikan pada saat memperagakan. Guru
berpikir mungkin si siswa sudah paham, jadi demonstrasi itu tidak menarik buat dia.
 Guru menganggap semua siswa sudah paham dan bersiap untuk memberi kesempatan
kepada siswa untuk berlatih menggunakan jangka sorong.
 Guru menunjuk siswa yang tadinya tidak memperhatikan untuk membaca hasil
pengukuran dan menyampaikan kepada teman-temannya.
 Siswa tersebut tidak tahu cara membacanya, sehingga kebingungan.

Pada kejadian seperti ini, seorang guru professional guru tidak langsung menyalahkan
atau memarahi siswa karena tidak memperhatikan sewaktu guru menerangkan pelajaran.
Guru bisa menunjuk siswa lain untuk melaksanakan tugas itu dan siswa tadi disuruh
memperhatikan. Kepada siswa yang menggantikan tugas tadi guru memberi penguatan
dan kepada siswa pertama. Guru memberikan dorongan agar belajar lebih tekun atau
lebih serius dari sebelumnya. Guru tidak perlu mengeluarkan ucapan, “Makanya
perhatikan saat saya menerangkan, jangan sok tahu!!”
Ucapan atau tanggapan negatif dapat merusak kondisi kelas. Tidak hanya siswa yang
mendapat perlakuan tidak enak saja yang terpengaruh, siswa lain akan ikut terkena
dampaknya. Perasaan tenang yang dirasakan siswa-siswa lain bisa berubah menjadi
tertekan, takut, cemas, dan was-was akan menghantui mereka. Suasana yang tadinya
santai dan nyaman bagi sebagian siswa berubah menjadi menegangkan. Akibatnya
mereka tidak konsentrasi lagi mengikuti pelajaran. Khawatir hal yang sama menimpa
mereka.
Siswa yang menerima perlakuan atau tanggapan yang tidak mengenakan atau bersifat
negatif, bukannya akan menjadi bersemangat. Tetapi malah semakin mundur. Dia malu
dengan guru dan teman-temannya. Merasa diadili, dipersalahkan, dinilai tidak mampu,
dan berbagai perasaan lainnya. Ini dapat berakibat tumbuhnya rasa antipati terhadap guru
dan pelajaran fisika dan menimbulkan ketidaknyamanan dan lebih ekstrim lagi
menimbulkan dendam dan rasa benci. Jadi sebaiknya guru tidak pernah memberikan
tanggapan negatif terhadap siswa. Guru boleh menghukum atau memarahi siswa, tetapi
harus dengan santun dan penuh rasa kasih orang tua kepada siswanya.

d. Pemberian penguatan dengan segera


Penguatan seharusnya diberikan dengan segera setelah muncul tingkah laku atau
respon dari siswa. Penguatan yang ditunda pemberiannya, cenderung menyebabkan
menjadi kurang efektif. Agar dampak positif yang diharapkan tidak menurun bahkan
hilang, penguatan haruslah diberikan segera setelah siswa menunjukkan respon yang
diharapkan. Dengan kata lain, tidak ada waktu tunggu antara respon yang ditunjukkan
dengan penguatan yang diberikan.
e. Variasi bentuk penguatan
Proses pembelajaran yang bersifat tatap muka berlangsung 1  atau 2 jam pelajaran,
sekitar 40 atau 45 sampai 80 atau 90 menit. Waktu yang cukup lama untuk menjaga
interaksi positif berlangsung secara terus menerus, atau untuk mempertahankan semangat
belajar.
Banyak aktivitas dan tugas yang bisa diberikan guru selama selang waktu tersebut. Tentu saja
beragam pula pertisipasi yang bisa diberikan oleh siswa. Setiap sumbangan pikiran siswa layak
diberikan penghargaan, semua siswa berhak mendapatkan penguatan. Agar tidak membosankan
dan selalu hidup, guru harus pintar memvariasikan berbagai bentuk penguatan. Kadang
mengatakan bagus, pada kesempatan lain mengacungkan jempol, berikutnya tersenyum sambil
menganggukan kepala, lalu mendekati siswa, begitu seterusnya. Sehingga ucapan atau tanggapan
yang sama tidak keluar berulang-ulang dalam waktu terbatas.
2.2.3 Cara Penggunaan Keterampilan Memberi Penguatan
Ada dua cara dalam menggunakan penguatan, antara lain.
a. Penguatan kepada pribadi tertentu
Penguatan harus jelas kepada siapa ditujukan. Karena apabila tidak, akan kurang
efektif. Oleh karena itu, sebelum memberikan penguatan, guru terlebih dahulu menyebut
nama siswa yang bersangkutan sambil menatap kepadanya.

b. Penguatan kepada kelompok


Penguatan dapat pula diberikan kepada sekelompok siswa, misalnya “Bapak sangat
senang kalian menyelesaikan tugas ini dengan baik”. Dapat juga memberikan sebuah
penghargaan lain.
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Dalam Keterampilan Memberi Penguatan
a. Kelemahan pemberian penguatan dalam pembelajaran
Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan atau
manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat, antara lain.
1. Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi.
2. Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif.
3. Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri.
4. Dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif.
5. Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.
Kelebihan-kelebihan dalam memberikan penguatan bergantung pada guru yang memberikan
penguatan. Apabila guru tersebut sesuai dalam memberikan penguatan, maka proses
pembelajaran akan tercapai secara maksimal.
b. Kelemahan pemberian penguatan dalam pembelajaran

Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun


dapat pula pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa
enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang
dilakukan siswa tersebut. Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan berakibat
fatal. Misalnya, pemberian penguatan berupa hadiah secara terus-menerus dapat
mengakibatkan siswa menjadi bersifat materialistis.

2.2.5 Contoh Keterampilan Memberi Penguatan

1. guru: “siapa yang bisa sebutkan 3 contoh hewan karnivora?”


murid: “(mengacungkan tangan) harimau, buaya, hiu”
guru: “betul sekali, beri tepuk tangan buat ani”

2. guru: “ coba sebutkan 4 ciri-ciri mahluk hidup!”


murid: “ (mengacungkan tangan) bernafas, bergerak, berkembang biak dan berlari”
(jawaban yang diberikan kurang tepat)
guru: “jawabannya sudah bagus ya tapi berlari bukan ciri-ciri mahluk hidup.. tetapi perlu
makan dan minum atau peka terhadap rangsangan. “

3. guru: “siapa yang tahu 28 oktober merupakan peringatan apa?”


murid: “(andi mencoba menjawab) hari ibu, bu!”
guru: “jawabannya kurang tepat andi, hari ibu di peringati pada tanggal 22 desember.
Tanggal 28 oktober merupakan hari sumpah pemuda.. bagus andi sudah berani
menjawab”

4. guru: “ siapa yang bisa menyebutkan tarian daerah dari jawabarat?”


murid: “(mengacungkan tangan) tari jaipong bu”
guru: “ tepat sekali, riska!”

6. guru :”coba sebutkan salah satu sifat udara!”


ya coba kamu Budi “(sambil menunjuk)”
siswa : “udara mempunyai bentuk seperti wadahnya,bu!”
guru :”bagus itu jawaban yang tepat,ibu senang mempunyai murid yang dapat menjawab
dengan baik seperti itu .”
7. guru :”coba ibu mau tanya mengapa sih darah kita berwarna merah?”
siswa :”aku bu, karena darah kita mengandung hemoglobin .”
guru : “betul sekali nak,kita beri tepuk tangan dulu untuk Beno. “
8. guru: “coba jika ikan hidup di air ,ayam hidup di... ?”
siswa: “saya bu, ayam hidup di daratan”
guru: “bagus itu jawaban yang tepat,ibu senang mempunyai murid yang dapat menjawab
dengan baik seperti itu.”
9. guru :”coba sebutkan bagian tumbuhan yang berada dalam tanah?”
siswa:”akar, bu.”
guru : “bagus sekali Retno kamu menjawab dengan cepat dan lantang, beri tepuk tangan
untuk Retno.”
10. guru : “benda gas yang kita hirupuntu bernafas adalah?”
siswa :”saya bu,”
guru : “apa jawabanmu Andi?”
siswa :”oksigen,bu.”
guru : “betul sekali, beri tepuk tangan buat Andi”
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Dari pembahasan tersebut diatas, penulis menyimpulkan bahwa keterampilan adalah suatu
keahlian, dan bertanya adalah suatu ucapan yang meminta jawaban, sehingga keterampilan
bertanya adalah suatu keahlian dalam mengajukan ucapan yang mengharapkan suatu jawaban.
Dalam artian lain keterampilan bertanya adalah pertanyaan yang mengkaji atau menciptakan
ilmu pada diri siswa. Seorang guru harus memiliki keterampilan bertanya karena bertanya
merupakan stimulus yang efektif bagi siswa guna mendorong berpikir siswa sehingga siswa
dapat termotivasi dan lebih aktif dalam pembelajaran. Bertanya juga merupakan salah satu teknik
untuk menfokuskan siswa pada pembelajaran. Selain itu, hampir seluruh proses
evaluasi,pengukuran,penilaian,dan pengujian dilakukan melalui pertanyaan.

b. Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali perilaku itu. Komponen-komponen yang terdapat dalam pemberian
penguatan, antara lain penguatan verbal dan penguatan non verbal. Penguatan verbal adalah
respon yang ditunjukkan secara lisan atau ucapan terhadap suatu perilaku. Penguatan non verbal
adalah respon yang ditunjukkan dengan perbuatan-perbuatan yang berupa mimik, gerak badan,
mendekati siswa, menyentuh, hal yang menyenangkan hati siswa, simbol atau benda, dan
penguatan tak penuh. Pemberian penguatan di dalam pembelajaran harus memperhatikan
beberapa prinsip pemberian penguatan, antara lain memberikan kehangatan, keantusiasan,
kebermaknaan, menghindari respon negatif, pemberian penguatan dengan segera, dan
memvariasikan bermacam-macam bentuk penguatan. Ada dua cara dalam menggunakan
penguatan, antara lain penguatan kepada pribadi tertentu dan penguatan kepada kelompok.
DAFTAR PUSTAKA

Murni,Wahid,dkk.2010.Keterampilan Dasar Mengajar.jogyakarta:Ar-Ruzz.

Asril Zainal,2010. Micro Teaching dengan Pedoman Pengalaman Lapangan.Jakarta:


Rajagrafindo Persada.

Suwarna dkk.2010.Pengajran Mikro.Yogyakarta : Tiara Wacana

Syaifu Bahri Djamarah 2000.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka
Cipta.

Suwarna, dkk. 2005. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Aini, Nur. 2010. Keterampilan Memberi Penguatan,

Badarudin. 2011. Keterampilan Dasar Mengajar,

David. 2011. Keterampilan Penguatan,

Sofa. 2010. Penguatan, Variasi, dan Keterampilan Menjelaskan dalam Mengajar,

Someday, Ibah. 2011. Keterampilan Dasar Mengajar,

Wartono. 2003. Keterampilan Dasar Mengajar. Malang: Universitas Kanjuruhan.

Anda mungkin juga menyukai