Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Mikro
Disusun Oleh:
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah dari mata kuliah Pengajaran Micro Teaching.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangannya, hal ini dikarnakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami
miliki, oleh karena itu kami berharap adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk
perbaikan dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya tugas ini, semoga Alloh SWT membalas kebaikannya. Aamiin
Dengan segala pengharapan dan doa semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Penyusun
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................II
DAFTAR ISI...............................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah .....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................
1.3 Metode Pengumpulan Data.................................................................................................
1.4 Tujuan....................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................
2.1 Pengertian Keterampilan Bertanya......................................................................................
2.1.1 Jenis Keterampilan Dasar Bertanya...........................................................................
2.1.2 Contoh Keterampilan Dasar Bertanya.......................................................................
2.1.3 Komponen Keterampilan Dasar Bertanya................................................................
2.1.4 Prinsip-Prinsip Keterampilan Dasar Bertanya.........................................................
2.2 Pengertian Keterampilan Memberi Penguatan....................................................................
2.2.1 Komponen Keterampilan Memberi Penguatan.........................................................
2.2.2 Prinsip-Prinsip Keterampilan Memberi Penguatan.................................................
2.2.3 Cara Penggunaan Keterampilan Memberi Penguatan.............................................
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Keterampilan Memberi Penguatan............................
2.2.5 Contoh Keterampilan Memberi Penguatan..............................................................
DAFTAR PUSTAKA
III
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Keterampilan mengelola kelas atau membimbing diskusi
5. Keterampilan menggunakan variasi mengajar
6. Keterampilan memberi penguatan
7. Keterampilan memilih dan menggunakan media sumber belajar.
1
8. Keterampilan membuat skenario pembelajaran.
1.3 Tujuan
Pada dasarnya tujuan dari pembuatan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu
tujuan umum dan khusus. Tujuan khusus dalam penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi kewajiban kami sebagai mahasiswa yang harus menyelesaikan salah satu
tugas dari dosen pembimbing kami dalam mata kuliah Pengajaran Micro. Adapun tujuan
umum penyusunan makalah ini adalah mengetahui dan mempelajari tentang
Keterampilan Bertanya dan Keterampilan Penguatan sehingga calon guru maupun guru
dapat mengaplikasikan dengan benar ketika sedang mengajar, selain itu juga kami
tujukan untuk semua yang membutuhkan informasi atau pengetahuan yang kami angkat
dalam tema makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Keterampilan bertanya adalah suatu pengajaran itu sendiri, sebab pada umumnya
guru adalah pengajarannya melibatkan atau menggunakan tanya jawab. Keterampilan
bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari
orang lain. Hampir seluruh proses evaluasi, pengukuran, penilaian, dan pengujian
dilakukan melalui bertanya.
Maksudnya ialah pertanyaan yang mengharapkan agar murid mematuhi perintah yang diucapkan
dalam bentuk pertanyaan.
Contoh: Dapatkah kamu tenang,agar suara ibu bisa terdengar oleh semua siswa yang ada di kelas
ini?
Maksudnya yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, melainkan akan dijawab sendiri
oleh guru. Hal itu diucapkan karena merupakan bagian dari salah satu teknik pertanyaan
inforamasi kepada murid.
Contoh: Mengapa kita perlu mempelajari bangun ruang? Karena bangun ruang dapat
diaplikasikan dalam kehidupan nyata seperti mencari volume pada tabung dan lain sebagainya.\
Contoh: ketika siswa menanyakan mengapa darah manusia berwarna merah lalu seorang guru
menjawab karena darah mengandung Hemogblin.
Maksudnya adalah pertanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa untuk lebih mendalami
pertanyaan terhadap pertanyaan sebelumnya.
Contoh: Setelah tahu kubus adalah 6x persegi. Bagaimana cara mencari luas kubus?
Pertanyaan ini ialah pertanyaan yang hanya mengharapkan jawaban yang sifatnya hafalan atau
ingatan terhadap apa yang telah dipelajari, disini murid tidak diminta pendapatnya.
Pertanyaan ini menurut murid untuk menjawab pertanyaan dengan jalan mengorganisir
informasi-informasi yang pernah diterimanya dengan kata-kata sendiri, atau
mengiterpretasikan/membaca informasi yang dilukiskan melalui grafik atau kurva.
Contoh : Jelaskan apa hubungan antara bangun datar dan bangun ruang?
Pertanyaan ini ialah pertanyaan yang menuntut murid untuk memberikan jawaban tunggal
dengan cara menerapkan pengetahuan,informasi, atiuran-aturan,kriteria dan lain-lain yang
pernah diterimanyapad suatu kasus.
Contoh: Setelah kita membicarakan bangun ruang yaitu balok dan kubus , maka kesimpulan apa
yang dapat kita tarik?
Ciri dari pertanyaan ini ialah jawabannya yang benar tidak tunggal melainkan lebih dari satu dan
menghendaki murid untuk mengembangkan potensi serta daya kreasinya. Pertanyaan ini
menuntut murid untuk memprediksi dan memecahkan masalah berdasarkan imajinasi.
Pertanyaan semacam ini menghendaki murid untuk menjawabnya dengan cara memberikan
penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu yang ditampilkan.
Pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang tertutup yang biasanya kunci jawabannya telah
tersedia.
Pertanyaan semacam ini menurut murid untuk mengingat atau menghafal informasi yang ada.
Contoh: Sebutkan banngubn apa saja yang termasuk dalam bangun ruang sisi datar!
Pertanyaan semacam ini menuntut siswa agar mengembangkan ide atau jawabannya dengan cara
menuntutnya melalui petunjuk tertentu.
Contoh: Sebuah balok panjang dan lebarnya sama dengan tinggi balok 25cm. Jika volumenya
40000cm³. Berapa luas balok tersebut?
Pertanyaan luas ( Broad Question)
Ciri pertanyaan ini adalah jawabannya mungkin lebih dari satu, sebab pertanyaan ini belum
mempunyai jawaban yang spesifik.
Pertanyaan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari jawabannya menurut cara
dan gayanya masing-masing siswa.
Contoh: Jika diketahui luas alas suatu balok adalah 12 cm² dengan panjang 6 cm, lebar 2cm ,dan
tinggi 4 cm. Berapa volume balok tersebut?
Pertanyaan ini meminta siswa untuk mengadakan penilaian terhadap aspek kognitif maupun
sikap. Pertanyaan ini lebih efektif jika guru menghendaki siswa untuk merumuskan pendapat,
menentukan sikap, dan juga tukar menukar pendapat.
Contoh: Bagaimana pendapat anda tentang jawaban teman anda yang sudah ditulis di papan tulis,
benar atau salah?
Selain faktor-faktor yang harus diperhatikan, ada pula hal-hal yang perlu dihindari dalam
bertanya, yakni:
3) Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum siswa memperoleh kesempatan
untuk menjawabnya.
4) Usahakan agar siswa tidak menjawab pertanyaan secara serempak, karena guru tidak
mengetahui dengan pasti siapa yang menjawab dengan benar dan siapa yang salah.
5) Menentukan siswa yang harus menjawab sebelum mengajukan pertanyaan, oleh karena itu
pertanyaan hendaknya ditujukan lebih dulu kepada seluruh siswa baru kemudian guru menunjuk
salah seorang untuk menjawab.
6) Guru terkadang mengajukan pertanyaan yang sifatnya ganda, menghendaki beberapa jawaban
atau kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. (Suwarna, 2005: 76)
Keterampilan memberikan penguatan merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh guru
karena penguatan yang diberikan kepada siswa akan membangkitkan semangat dalam melakukan
kegiatan pembelajaran. Semangat siswa yang tinggi akan meningkatkan daya tangkap ilmu
sehingga nantinya tujuan yang ingin dicapai oleh guru dapat diraih dengan baik. Penguatan juga
harus dilakukan secara merata kepada siswa yang baik ataupun kurang baik perilakunya. Guru
tidak boleh membeda-bedakan dalam memberikan penguatan.
2.2.1 Komponen Keterampilan Memberi Penguatan
a. Penguatan Verbal
Salah satu bentuk penguatan yang bisa diberikan oleh guru untuk memotivasi siswa
agar berpartisipasi dalam pembelajaran adalah lewat ucapan. Segala ungkapan kata-kata
yang dilontarkan guru untuk menanggapi balik aktivitas siswa termasuk ke dalam
penguatan verbal.
2) Pada saat belajar tentang tekanan, guru mengajukan pertanyaan, “Mengapa ujung paku dibuat
runcing?”
Sally menjawab, “Karena ujung paku yang runcing memiliki luas penampang kecil, sehingga
tekanan terhadap benda menjadi besar.”
Guru menanggap balik, “Iya, lengkap sekali jawaban Santi,” atau “Betul, tepat sekali!!”
3) Pada saat belajar tentang pemuaian, guru meminta siswanya untuk menyebutkan aplikasi
konsep pemuaian di kehidupan sehari-hari.
Salah satu siswa menyebutkan, “Penyambungan rel kereta api, Bu!!”
Guru menanggapi balik, “Bagaimana dengan penyambungan rel kereta api?”
Siswa tersebut menjelaskan, “Pada daerah sambungan diberi jarak antara batang satu dengan
lainnya, sehingga pada saat panas batang tersebut memiliki tempat untuk memuai.”
Guru memberikan tanggapan balik, “Tepat sekali. Kamu memang pintar, Nak!!”
4) Pada saat guru memberikan pertanyaan kepada siswanya. Jawaban dari siswa kurang benar.
Guru tidak boleh berkata, “Jawabanmu salah!!” atau “Bodoh sekali, Kamu!”. Seharusnya guru
berkata, “Ya, jawabanmu sudah baik tetapi masih kurang tepat. Ada pendapat yang lain?”.
Beragam ucapan-ucapan lain yang bisa dilontarkan guru secara spontan, kata yang digunakan
diusahakan bervariasi agar tetap segar dan bersemangat. Dengan ucapan atau tanggapan balik
tersebut siswa merasa terpuji, dihargai, diberikan perhatian, dan yang tidak kurang pentingnya
adalah siswa merasa bahwa belajar tersebut sangat bermanfaat bagi dia.
b. Penguatan Non Verbal
Memberikan tanggapan balik yang bertujuan agar siswa terdorong untuk lebih
berprestasi, tidak terbatas dalam bentuk ucapan saja. Banyak bentuk pemberian
penguatan yang dapat dipilih oleh guru, sehingga tidak membosankan bagi siswa.
Bentuk-bentuk perbuatan tersebut dapat dibedakan dalam kategori berikut.
1) Mimik dan gerak badan
Komunikasi akan berjalan dengan baik apabila dua orang atau lebih yang berinteraksi saling
berhadapan. Selama proses interaksi tersebut dipertahankan agar mimik muka atau wajah tidak
cemberut, dingin, tanpa ekspresi, dan tampilan-tampilan lain yang menimbulkan kesan tidak
simpatik. Selama proses pembelajaran, interaksi antara siswa dengan guru berlangsung terus
menerus selama waktu 2 x 40 menit atau 2 x 45 menit.
Selama selang waktu yang relatif panjang tersebut diharapkan siswa berpartisipasi secara aktif
dan untuk mempertahankan kondisi positif tersebut guru secara berkesinambungan memberikan
berbagai penguatan. Salah satu bentuk penguatan tersebut adalah mimik. Senyuman, anggukan,
gelengan yang mengisyaratkan rasa takjub dengan tanggapan siswa, mengangkat kedua alis,
acungan jempol, dan lain-lain. Variasi-variasi tersebut dapat dipilih dan divariasikan guru selama
proses pembelajaran berlangsung.
2) Mendekati
Setiap siswa memiliki kecenderungan yang sangat mungkin berbeda dengan temannya. Ada
siswa yang senang dipuji dan dibesarkan hatinya dengan kata-kata manis dan simpatik, ada siswa
yang puas hanya dengan senyuman atau tatapan bangga sesaat dari gurunya. Tapi ada siswa yang
berharap lebih dari itu. Mereka lebih senang kalau guru berada di sampingnya saat memberikan
penguatan.
Tipe siswa yang lebih suka didekati tersebut. Sebaiknya guru berusaha memenuhi harapan
tersebut. Karena tidak berat bagi guru untuk berpindah dari depan ke tempat siswa yang baru saja
memberi tanggapan atau jawaban dari pertanyaan yang diberikan, atau memberi penjelasan.
Mendekati di sini bukan sekedar berdekatan secara fisik, tetapi digabung dengan bentuk
penguatan yang lain, sehingga tidak terkesan hambar atau dingin.
3) Sentuhan
Kontak fisik atau sentuhan yang diberikan oleh guru suatu kebanggaan tersendiri bagi
sekelompok siswa. Bagi siswa yang sudah memberikan jawaban pertanyaan, melengkapi
jawaban temannya atau memberi penjelasan, tanggapan bahkan kritikan atau meralat
argumentasi temannya, guru dapat memberikan penguatan dengan menyalami, menepuk-nepuk
pundak siswa, membelai kepala siswa atau sentuhan lain yang membuat siswa bangga dan ingin
tampil lebih baik lagi.
4) Kegiatan yang menyenangkan hati siswa
Guru yang profesional berusaha mengenal kecenderungan dan karakter semua siswanya. Guru
berusaha mengetahui hal-hal seperti apa yang lebih disenangi oleh siswa. Sehingga apabila
diberikan suatu tugas, mereka merasa senang melakukannya.
Sehubungan dengan pemberian penguatan di dalam pembelajaran fisika guru juga dapat memilih
aktivitas yang membuat siswa senang. Misalnya, mengajukan pertanyaan yang bersifat kompetisi
dalam menjawab, memperagakan sesuatu di depan kelas, mengerjakan latihan berbentuk teka-
teki silang, melakukan studi tour, atau memberikan tugas proyek dan banyak lagi aktivitas lain
yang dapat dipilih dan divariasikan.
Bentuk kegiatan yang dipilih oleh guru disesuaikan dengan kesenangan siswa di dalam belajar
fisika. Misalnya, apabila kelas tersebut dinominasi oleh siswa yang senang berolahraga. Pada
saat mempelajari gerak dalam bidang, guru membawa siswa ke lapangan untuk memperagakan
berbagai bentuk gerak parabola, gerak melingkar, ataupun gerak pada bidang miring.
5) Simbol atau benda
Bentuk lain dari penguatan non verbal adalah simbol atau pemberian hadiah berbentuk benda.
Misalnya guru mempersiapkan mainan kecil dan lucu atau alat tulis, atau mungkin hanya permen
untuk dibagikan kepada siswa yang berpartisipasi secara aktif di dalam pembelajaran.
Bagi siswa yang mendapatkan hadiah, pemberian tersebut akan mendorong dia untuk tampil
lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan siswa yang lain menjadi lebih bersemangat, juga ingin
mendapat hadiah. Karena hadiah tersebut melambangkan prestasi mereka dalam belajar fisika.
Hadiah dapat memberi kebanggaan dan mendorong semangat mereka untuk lebih baik lagi pada
kesempatan berikutnya.
6) Penguatan tak penuh
Pada penguatan ini, siswa yang menyampaikan pendapat yang kurang benar atau tidak benar
tidak langsung disalahkan secara kasar tetapi dengan memberikan penguatan tetapi tidak penuh,
misalnya “Jawabanmu sudah baik, tetapi masih kurang tepat”. Kemudian guru meminta siswa
lain untuk menyempurnakan atau menambahkan sehingga siswa tadi mengetahui bahwa
jawabannya tidak seluruhnya benar, namun juga tidak salah.
2.2.2 Prinsip-prinsip Keterampilan Memberi Penguatan
Supaya penguatan yang diberikan oleh guru tepat sasaran. Pemberian penguatan
di dalam pembelajaran harus memperhatikan beberapa prinsip pemberian penguatan,
sebagai berikut:
a. Hangat dan Antusias
Guru adalah pemberi semangat bagi siswanya. Semangat tentu saja tidak mampu
diberikan oleh orang yang kurang atau tidak bersemangat. Aktivitas yang bertujuan
memberikan semangat tersebut juga tidak akan sampai pada sasaran, apabila
pemberiannya dilakukan tanpa dukungan kehangatan. Kehangatan yang ditampilkan oleh
guru secara psikologis berdampak positif terhadap siswa. Kehangatan tersebut dapat
mencairkan suasana kaku, diam, ramai, dan tegang menjadi kondusif.
Sikap antusias dalam batas kewajaran atau tidak berlebihan punya makna sendiri di
hati siswa. Melihat gurunya antusias, siswa yang tadinya malas, mengantuk, capek, atau
melakukan aktivitas lain menjadi tertarik ikut di dalam pembelajaran. Jadi apabila
sebelumnya hanya sebagian siswa yang aktif di dalam pembelajaran, sikap antusias yang
ditampilkan guru dapat menarik yang belum aktif menjadi aktif.
b. Bermakna
Penguatan yang diberikan oleh guru sangat berarti atau bermakna bagi siswa. Mereka
merasa lebih percaya diri, merasa dihargai, merasa diperhatikan, merasa berhasil dalam
belajar, merasa terpuji dan tersanjung. Perasaan ini berdampak terhadap mental mereka.
Siswa jadi lebih berani mengemukakan pendapatnya, meningkat rasa ingin tahunya, dan
lebih percaya diri. Dengan demikian diharapkan partisipasinya menjadi lebih baik pada
kesempatan berikutnya.
Bila guru melakukan penguatan secara tepat dan terus menerus, rasa ingin tahu siswa
terpenuhi, akibatnya mereka merasakan bahwa belajar fisika membuat mereka jadi tahu
banyak hal. Apa yang mereka ketahui tersebut membantu mereka menjawab pertanyaan
tentang suatu kejadian, yang mungkin sebelumnya membuat mereka penasaran atau
bingung.
c. Menghindari respon negatif
Kadangkala siswa kurang baik dalam mengungkapkan buah pikirannya di dalam kelas
atau bahkan bisa jadi pendapat tersebut keliru. Seorang guru profesional berusaha
membesarkan hati siswa dengan tanggapan yang positif. Tidak langsung menyalahkan
atau menghakimi siswa di hadapan teman-temannya. Contoh.
Guru tahu ada siswa yang kurang memperhatikan pada saat memperagakan. Guru
berpikir mungkin si siswa sudah paham, jadi demonstrasi itu tidak menarik buat dia.
Guru menganggap semua siswa sudah paham dan bersiap untuk memberi kesempatan
kepada siswa untuk berlatih menggunakan jangka sorong.
Guru menunjuk siswa yang tadinya tidak memperhatikan untuk membaca hasil
pengukuran dan menyampaikan kepada teman-temannya.
Siswa tersebut tidak tahu cara membacanya, sehingga kebingungan.
Pada kejadian seperti ini, seorang guru professional guru tidak langsung menyalahkan
atau memarahi siswa karena tidak memperhatikan sewaktu guru menerangkan pelajaran.
Guru bisa menunjuk siswa lain untuk melaksanakan tugas itu dan siswa tadi disuruh
memperhatikan. Kepada siswa yang menggantikan tugas tadi guru memberi penguatan
dan kepada siswa pertama. Guru memberikan dorongan agar belajar lebih tekun atau
lebih serius dari sebelumnya. Guru tidak perlu mengeluarkan ucapan, “Makanya
perhatikan saat saya menerangkan, jangan sok tahu!!”
Ucapan atau tanggapan negatif dapat merusak kondisi kelas. Tidak hanya siswa yang
mendapat perlakuan tidak enak saja yang terpengaruh, siswa lain akan ikut terkena
dampaknya. Perasaan tenang yang dirasakan siswa-siswa lain bisa berubah menjadi
tertekan, takut, cemas, dan was-was akan menghantui mereka. Suasana yang tadinya
santai dan nyaman bagi sebagian siswa berubah menjadi menegangkan. Akibatnya
mereka tidak konsentrasi lagi mengikuti pelajaran. Khawatir hal yang sama menimpa
mereka.
Siswa yang menerima perlakuan atau tanggapan yang tidak mengenakan atau bersifat
negatif, bukannya akan menjadi bersemangat. Tetapi malah semakin mundur. Dia malu
dengan guru dan teman-temannya. Merasa diadili, dipersalahkan, dinilai tidak mampu,
dan berbagai perasaan lainnya. Ini dapat berakibat tumbuhnya rasa antipati terhadap guru
dan pelajaran fisika dan menimbulkan ketidaknyamanan dan lebih ekstrim lagi
menimbulkan dendam dan rasa benci. Jadi sebaiknya guru tidak pernah memberikan
tanggapan negatif terhadap siswa. Guru boleh menghukum atau memarahi siswa, tetapi
harus dengan santun dan penuh rasa kasih orang tua kepada siswanya.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Dari pembahasan tersebut diatas, penulis menyimpulkan bahwa keterampilan adalah suatu
keahlian, dan bertanya adalah suatu ucapan yang meminta jawaban, sehingga keterampilan
bertanya adalah suatu keahlian dalam mengajukan ucapan yang mengharapkan suatu jawaban.
Dalam artian lain keterampilan bertanya adalah pertanyaan yang mengkaji atau menciptakan
ilmu pada diri siswa. Seorang guru harus memiliki keterampilan bertanya karena bertanya
merupakan stimulus yang efektif bagi siswa guna mendorong berpikir siswa sehingga siswa
dapat termotivasi dan lebih aktif dalam pembelajaran. Bertanya juga merupakan salah satu teknik
untuk menfokuskan siswa pada pembelajaran. Selain itu, hampir seluruh proses
evaluasi,pengukuran,penilaian,dan pengujian dilakukan melalui pertanyaan.
b. Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali perilaku itu. Komponen-komponen yang terdapat dalam pemberian
penguatan, antara lain penguatan verbal dan penguatan non verbal. Penguatan verbal adalah
respon yang ditunjukkan secara lisan atau ucapan terhadap suatu perilaku. Penguatan non verbal
adalah respon yang ditunjukkan dengan perbuatan-perbuatan yang berupa mimik, gerak badan,
mendekati siswa, menyentuh, hal yang menyenangkan hati siswa, simbol atau benda, dan
penguatan tak penuh. Pemberian penguatan di dalam pembelajaran harus memperhatikan
beberapa prinsip pemberian penguatan, antara lain memberikan kehangatan, keantusiasan,
kebermaknaan, menghindari respon negatif, pemberian penguatan dengan segera, dan
memvariasikan bermacam-macam bentuk penguatan. Ada dua cara dalam menggunakan
penguatan, antara lain penguatan kepada pribadi tertentu dan penguatan kepada kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Syaifu Bahri Djamarah 2000.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka
Cipta.