Hal. Hal.
Kode
No Nama LK Keterangan Pada Pada
LK
Modul PDF
Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
In 1 : Digunakan pada In service learning 1
On : Digunakan pada On the job learning
Jawaban :
a. Hakikat, Fungsi, Kedudukan, dan Ragam Bahasa Indonesia
b. Kata Baku dari ambulance, komplek, praktek, hakekat, apothek, dan inkuiry adalah :
1) ambulance kata bakunya ambulans
2) komplek kata bakunya kompleks
3) praktek kata bakunya praktik
4) hakekat kata bakunya hakikat
5) apothek kata bakunya apotek
6) inkuiry kata bakunya inkuiri
c. Contoh kalimat dengan menggunakan bentuk baku dari kosa kata diatas adalah :
1) ambulans
contoh kalimat :
Bagi warga kurang mampu disediakan ambulans gratis bila warga membutuhkan.
Saat sekarang pemerintah banyak menyediakan ambulans di rumah sakit daerah.
2) kompleks
contoh kalimat :
Kompleks perumahan itu dibangun untuk para anggota DPRD.
Masalah yang dihadapinya sangat kompleks dan sulit untuk dicari solusinya.
3) praktik
contoh kalimat :
Pamanku praktik sebagai dokter di rumah sakit dekat sekolahku.
Mereka praktik mengajar selama tiga bulan di tempat tugas saya.
4) hakikat
contoh kalimat :
Hakikat orang tua adalah mendidik anaknya menjadi orang dewasa yang bermoral.
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial.
5) apotek
contoh kalimat :
Kakakku bekerja sebagai apoteker di apotek dekat rumahku.
Sekarang sudah banyak apotek didirikan di dekat rumahku.
6) inkuiri
contoh kalimat :
Banyak guru menggunakan metode inkuiri saat mengajar.
Para siswa sangat aktif saat guru mengajar menggunakan metode inkuiri.
3. LK 1.3 ( Bentuk Baku dan Nonbaku )
a. Pelajari materi tentang Ragam Bahasa !
b. Cari dan bacalah referensi lain terkait dengan Bentuk Baku dan Nonbaku Bahasa
Indonesia !
c. Beri tugas kepada peserta didik untuk membuat tulisan narasi minimal tiga paragraf !
d. Kemudian analisislah tulisan tersebut berdasarkan penggunaan kosa kata baku dan
nonbaku !
Jawaban :
a. Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawanbicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicara.jadi, berdasarkan subdimensi
pemakaiannya, ragam bahasa terdiri atas :
1. intim ( intimate)
yaitu bahasa yang ditandai bentuk dan pilihan kata akrab.
contohnya : loe, gue, ember, ente, ane, gitu loh, cape deh,
2. santai (casual)
yaitu bahasa yang ditandai dengan adanya penggunaan kata-kata tidak baku.
contohnya : digunakan dalam situasi tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang
yang belum tentu saling kenal.
3. konsultatif ( consultative)
Bahasa yang memperlihatkan ciri ragam konsultatif yaitu kata-kata atau ujaran yang
digunakan terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi.
contohnya : pada saat guru menjelaskan atau bertanya jawab dengan siswa atau pada
saat pembeli melakukan tawar menawar harga dengan pedagang.
4. resmi ( formal)
Ragam bahasa resmi atau formal ditandai oleh bentuk kata dan kalimat yang lengkap
serta akurat.
contohnya : dipakai di dalam rapat atau diskusi resmi atau formal.
5. beku ( frozen)
yaitu ragam bahasa yang ditandai ungkapan atau ujaran-ujaran baku dan beku.
disebut beku karena ungkapan dan istilah yang dipakai sedemikian tetap dan tidak
memungkinkan adanya perubahan satu patah kata pun. bahkan tekanan pelafalannya
pun tidak boleh berubah sama sekali.
contohnya : dapat dilihat dalam upacara pernikahan, upacara bendera, serta baris-
berbaris di kalangan tentara, pelajar, atau karyawan instansi pemerintah.
b. Bentuk Baku dan Nonbaku Bahasa Indonesia
Kata Baku adalah aturan ketatabahasaan yang telah ditentukan, sedangkan kata nonbaku
adalah kata yang dalam penggunaannya tidak mengikuti kaidah atau ketentuan
ketatabahasaan yang telah ditentukan. Kata-kata baku biasanya digunakan dalam situasi
resmi, seperti seminar, pidato, dan kegiatan belajar-mengajar, dan lain-lain. Kata-kata
nonbaku baku biasanya digunakan dalam komunikasi sehari-hari yang tidak bersifat
resmi.Ciri-ciri bahasa baku/ciri struktur (unsur-unsur) bahasa Indonesia baku adalah
sebagai berikut: (a) Pemakaian awalan me- dan ber- (bila ada) secara eksplisit dan
konsisten; (b) Pemakaian fungsi gramatikal (subjek, predikat, dan sebagainya secara
eksplisit dan konsisten; (c)Pemakaian fungsi bahwa dan karena (bila ada) secara eksplisit
dan konsisten (pemakaian kata penghubung secara tepat dan ajeg); (d)Pemakaian pola
frase verbal aspek + agen + verba (bila ada) secara konsisten (penggunaan urutan kata
yang tepat); (e) Pemakaian konstruksi sintesis (lawan analitis); (f) Pemakaian partikel
kah, lah, dan pun secara konsisten; (g) Pemakaian preposisi yang tepat; (h) Pemakaian
bentuk ulang yang tepat menurut fungsi dan tempatnya; (i) Pemakaian unsur-unsur
leksikal berikut berbeda dari unsur-unsur yang menandai bahasa Indonesia baku; (j)
Pemakaian ejaan resmi yang sedang berlaku (EYD); (k) Pemakaian peristilahan resmi;
(l) Pemakaian kaidah yang baku.
Contoh Bentuk baku:
disiminasi= desiminasi
bikin= membuat
kenapa= mengapa
standart= standar
deskret= diskret
c. Tulisan narasi
Hasil Analisis Tulisan Narasi Siswa Penggunaan Kosa Kata Baku dan Nonbaku
Contoh Kosakata Baku dan Nonbaku :
1) Bentuk Nonbaku :
d. Rubrik Penilaian Hasil Analisis Tulisan Narasi Siswa Penggunaan Kosa Kata Baku dan
Nonbaku
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari percakapan peserta didik, terdapat
Ragam Bahasa (a) ragam bahasa intim, (b) ragam bahasa lisan, (c) ragam bahasa tulis,
dan (d) ragam bahasa konsultatif, secara kontekstual bahasa yang digunakan anak-anak
berfungsi (1) sebagai alat berinteraksi (2) alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan (3)
alat untuk diri sendiri (4) untuk menyatakan imajinasi dan khayal. Selanjutnya, dilihat
dari struktur kalimatnya penggunaan bahasa lisan anak-anak berfungsi untuk menyatakan
perasaan atau ekspresi, bertanya, meminta suatu pendapat, tanggapan atau jawaban, untuk
menjelaskan informasi atau materi pelajaran, dan memberi atau membuat contoh.
Ragam Bahasa dalam percakapan anak-anak untuk menyatakan perasaan atau
ekspresi antara lain ditandai oleh adanya rasa gembira, senang, kagum, atau kecewa.
Ungkapan ini terdapat pada ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis, tergambar pada
kalimat (a) aku sangat senang pergi bersama keluarga, (b) aduh senangnya
pengalaman waktu libur, dan (c) pada saat aku mengamati gambar tugu monas aku
heran melihat bangunan yang amat tinggi. Selanjutnya ragam bahasa konsultatif dalam
percakapan anak-anak untuk menjelaskan informasi atau materi pelajaran ini terkait
secara kontekstual. Ungkapan-ungkapan tersebut tergambar pada kalimat (a) Paman Gus
pergi bertransmigrasi karena Gunung Galunggung meletus. Sekarang masa depan
Paman dan keluarganya terjamin, (b) Rumah Mawar terbakar karena ledakan kompor
tetangganya, dan (c) Keamanan di Desa Pak Tatang sangat terganggu. Ayam di
kandang hilang tanpa suara. Begitu pula kambing dan ternak lainnya. Akhir-akhir ini
malingnya berani mencongkel jendela rumah Pak Lurah. Untung cepat diketahui, tapi
maling itu melarikan diri. Berkaitan dengan ragam bahasa konsultatif yaitu untuk
menjelaskan informasi atau materi pelajaran, ragam memberi atau membuat contoh pun
berkaitan dengan topik dan situasi pembicaraan. Ragam bahasa konsultatif tersebut dapat
digambarkan melalui kalimat (a) Ada anjungan dari berbagai daerah di Indonesia, Pak,
(b) Kita mengadakan upacara di sekolah, di desa, di kecamatan, (c) Saya Pak, ada
Burung Pipit, Kutilang, Bangau, dan (d) Saya Pak, perlombaan panjat pinang, lari
karung, tarik tambang, baca puisi. Ragam Bahasa konsultatif untuk bertanya, meminta
suatu pendapat, tanggapan atau jawaban juga terjadi karena terikat oleh konteks
pembicaraan. Pembicaraan tersebut berlangsung di kelas, ketika proses belajar-mengajar
berlangsung antara murid dan guru. Hal ini dapat dilihat pada contoh-contoh kalimat, (1)
Judulnya liburan, Pak ?, (2) Judulnya apa, Pak ?, (3) Pahlawan juga, ya, Pak ?, (4)
Judulnya Ronda Malam, ya Bu ?, (5) Di buku halaman berapa, Pak ?, (6) Yang mana,
Bu ?. Selanjutnya ragam bahasa intim dalam percakapan peserta didik terdapat pada
kalimat, (a) wow ! pensil loe bagus banget !, (b) ya jelas dong, gue gitu lokh !, (c)
emang setelah SMP itu SMA ya ?, (d) ya iyalah ! masa iya iya dong !
Melihat kontek percakapan atau ujaran anak-anak diatas pada dasarnya masih terkait
dengan ragam bahasa yang lain. Hal ini disebabkan oleh faktor materi pelajaran yang
disampaikan di sekolah. Materi Bahasa Indonesia yang disajikan kepada murid pada
umumnya berhubungan dengan masalah sosial, kebudayaan, ekonomi, pertanian, dan
alam sekitar. Untuk itu fungsi lain yang berkaitan antara lain bahwa bahasa dan
kebudayaan memiliki hubungan yang sangat erat. Apabila dikaitkan engan pengajaran
bahasa indonesia itu dimaksudkan untuk membuat anak didik mampu mengintegrasikan
diri dalam masyarakat indonesia. Dengan berbahasa indonesia diharapkan anak didik
menjadi bagian utuh dari bangsa indonesia. Sekaitan dengan itu, bahasa indonesia adalah
bahasa yang membuka jalan bagi kita menjadi anggota yang seutuhnya dari bangsa
indonesia. Oleh karena itu sangat penting bagi lembaga pendidikan di sekolah dasar
untuk memasyarakatkan bahasa indonesia kepada anak-anak.
d. Penutup
Tahap ini diisi dengan pemberian evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan pemberiantugas
mengenai pembuatan puisi. Guru juga memberikan pertanyaan singkat secara lisan
tentang cara-cara menulis puisi yang baik dan benar.
Kesimpulan
Dengan teknik berantai siswa akan lebih senang dan bersemangat untuk belajar, karena
teknik ini berpusat pada siswa saat proses pembelajaran berlangsung atau pembelajaran dari
siswa ke siswa. Siswa diharapkan bisa berpartisipasi penuh aktif dan kreatif dalam kegiatan
pembelajaran, karena guru di sini hanyalah berperan sebagai perantara dan fasilitator.
Dengan metode seperti ini kegiatan di kelas, siswa lebih dituntut untuk mendengarkan materi
menulis puisi. Selama kegiatan pembelajaran siswa hanya diam mendengarkan ceramah yang
diberikan guru. Kemudian siswa disuruh untuk membuat sebuah contoh puisi atau menjelaskan
cara menulis puisi. Untuk memberian pembelajaran yang menyenangkan yang membuat siswa
lebih bersemangat dan aktif, maka harus disisipi cara pengajaran yang menyenangkan dengan
model permainan. Model permainan tersebut dengan memakai teknik berantai yang
menggunakan siswa sebagai media untuk pembelajaran. Setiap baris kelompok siswa yang terdiri
dari 8 anak per kelompoknya,setiap anak disuruh untuk membuat satu baris puisi sesuai tema
yang sudah ditentukan oleh guru yang dimulai dari depan kemudian ke belakang lalu kembali
lagi ke depan dan guru juga harus menentukan waktu yang terbatas. Setelah itu, guru
membacakan hasil puisi yang ditulis oleh setiap kelompok yang kemudian akan dikomentari oleh
kelompok baris lainnya dan seterusnya. Dari hasil komentar para siswa tersebut,tidak kemudian
dijelaskan bagus atau tidak,benar atau salahnya tetapi, guru memberikan penjelasan tentang
materi cara menulis puis, dan dengan sendirinya para siswa akan mengetahui puisi mereka benar
atau salah dan benar atau tidak. Tidak hanya dengan itu saja, setelah kegiatan tersebut guru juga
harus memberikan evaluasi terhadap siswa,untuk mengetahui seberapa pahamkah siswa
mengenai cara menulis puisi. Jadi dengan metode seperti ini keaktifan dan kekreatifan siswa
lebih terasah yang dapat menyenangkan siswa dalam pelajaran. Karena dengan cara pelajaran
seperti ini yang bersumber pada siswa akan lebih meningkatkan pemahaman siswa mengenai
cara menulis puisi.
Jawaban :
Laporan Sederhana Pengamatan Tahap Pemerolehan Struktur Kalimat
Dasar Peserta Didik
Cakranegara, 14 Agustus 2017
Nama Sekolah : SDN 29 Cakranegara
Alamat Sekolah : Jln. Sriwijaya No. 22 Cakranegara
Kelas yang yang diamati : Kelas 5
Waktu pengamatan : 08.00 sampai selesai pelajaran
Jumlah pemerolehan kalimat pada anak kelas 5 SD dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Selanjutnya, perolehan klausa juga diamati seperti tampak pada Tabel dibawah ini Fungsi
klausa yang diamati ialah klausa sebagai subjek, klausa sebagai predikat, klausa sebagai
objek, dan klausa sebagai keterangan. Perolehan klausa setiap subjek ialah : 1) Subjek A
(laki-laki): memperoleh klausa sebagai subjek 20, fungsi predikat 22, fungsi objek 8, dan
keterangan sejumlah 9, 2) Subjek B (laki-laki): mendapatkan fungsi subjek 23, fungsi
predikat 26, fungsi yang menduduki objek sejumlah 16 buah, dan yang sebagai
keterangan sejumlah 8 buah, 3) Subjek C (perempuan) memperoleh fungsi subjek 31,
fungsi predikat 26, fungsi objek 18 dan keterangan 15, 4) Subjek D (perempuan)
mendapatkan fungsi subjek 22, predikat 23, objek 10, keterangan 15. Berbeda dengan
Subjek laki-laki, pada subjek perempuan ditemukan lebih banyak, karena jumlah klausa
yang diperoleh juga lebih banyak.
Jumlah pemerolehan klausa pada anak kelas 5 SD dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Penggolongan fungsi sintaktik tersebut didasarkan dari pemerolehan klausa dari masing-
masing subjek pengamatan : 1) Subjek A (laki-laki): klausa sejumlah 22, 19 lengkap dan
3 tidak lengkap, 2) Subjek B (laki-laki) klausa sejumlah 26, 23 lengkap dan 3 tidak
lengkap, 3) Subjek C (perempuan) memperoleh 31 klausa, 25 lengkap dan 6 tidak
lengkap, 4) Subjek D (perempuan) memperoleh 25 klausa, 21 lengkap dan 4 tidak
lengkap. Dari pemerolehan klausa di atas, dapat disimpulkan bahwa Subjek perempuan
lebih banyak dan lebih bervariasi pemerolehan klausanya. Hal ini dikarenakan Subjek
perempuan tersebut dapat bercerita dengan lebih bervariasi daripada subjek laki-laki.
Keterangan :
N : Nomina Adv : Adverbia Kon : Konjungsi
V : Verba Pro : Pronomina Num : Numeralia
Adj : Adjektiva Pre : Preposisi Int : Interjeksi
Art : Artikula
Karena pada pengamatan ini yang paling banyak ditemukan adalah kosakata kategori
nomina dan verba, maka contoh dari perolehan kosakata kategori nomina pada subjek
Laki-laki yaitu anak, anjing, kodok, jendela, dll. Kategori verba yaitu melihat, tidur pergi
bangun, dll. Subjek perempuan juga sama, yang paling banyak juga kategori nomina dan
verba. Kategori nomina pada subjek ini adalah anak, kodok, toples, lubang, dll dan
verbanya adalah menyimpan, meloncat, bangun, dll. Dari jumlah pemerolehan kosakata
tersebut, dapat disimpulkan bahwa Subjek Perempuan lebih banyak dan beragam
pemerolehan kosakatanya daripada subjek laki-lakinya. Hal ini dikarenakan subjek
perempuan lebih menguasai kemampuan bercerita dengan menangkap maksud visual
yang diaplikasikan lewat kemampuan berceritanya, dan lebih banyak membaca cerita-
cerita anak daripada subjek Laki-laki.
Pengamatan ini bahkan menemukan anak kelas 5 SD mulai bisa membedakan fungsi
klausa sebagai subjek, predikat dan objek. Anak juga menggunakan pengembangan kosa
kata dengan memilih sendiri kata yang dianggap sesuai.
d. Kesimpulan
Hasil penelitian dan bahasan yang dikemukakan di atas, secara pokok dapat
disimpulkan sebagai berikut: 1) Anak kelas 5 SD telah menguasai kaidah berbahasa
secara matang mencakup subjek, predikat, objek, keterangan dan fungsi kalimat.
2) Subjek perempuan mempunyai perolehan jumlah kalimat yang lebih banyak daripada
subjek laki-laki. Laki-laki memperoleh 38 kalimat dan perempuan 49 kalimat. Variasi
kalimat yang diperoleh perempuan ialah 56 dan laki-laki 48. Variasi kalimat tersebut
digunakan sebagai nomina, verba, adjektiva, adverbia, pronomina, preposisi, konjungsi,
numeralia, interjeksi, dan artikula. Adapun kata serapan dari bahasa lain jumlahnya relatif
sama, tetapi perempuan masih lebih banyak dengan variasi penggunaan bahasa Inggris.
Pemerolehan bahasa pada anak terbukti banyak dipengaruhi oleh faktor eskternal sebagai
eksposure penggunaan bahasa yang secara langsung menjadi tempat praktik berbahasa
anak.
Jawaban :
3. Hubungan Keluarga
Hubungan ini dimaknai sebagai proses pengalaman berinteraksi dan berkomunikasi
dengan lingkungan keluarga, terutama dengan orang tua yang mengajar, melatih dan
memberikan contoh berbahasa dengan anak. Hubungan yang sehat antara orang tua dan
anak memfasilitasi perkembangan bahasa anak, sedangkan hubungan yang tidak sehat
menakibatkan anak akan mengalami kesulitan atau kelambatan dalam perkembangan
bahasanya. Hubungan yang sehat itu bisa berupa sikap orang tua yang keras\kasar, kurang
kasih sayang dan kurang perhatian untuk memberikan latihan dan contohdalam berbahasa
yang baik kepada anak, maka perkembangan bahasa anak cenderung akan mengalami
stagnasi atau kelainan. Seperti gagap dalam berbicara, tidak jelas dalam mengungkapkan
kata-kata, merasa takut untuk mengungkapkan pendapat, dan berkata yang kasar atau
tidak sopan.
4. Kesehatan
Anak yang sehat lebih cepat belajar berbicara ketimbang anak yang tidak sehat, karena
motivasinya lebih kuat untuk menjadianggauta kelompok sosial dan berkomunikasi
dengan anggauta kelompok tersebut. Apabila pada usia dua tahun pertama, anak
mengalami sakit terus menerus, maka anak tersebut cenderungakan mengalami
kelambatan atau kesulitan dalam perkembangan bahasannya.
Jawaban :
Sebuah kutipan teks Berita, dan mengidentifikasi Kelas Kata (Nomina, Verba, Adjektiva,
Adverbia), dalam isi teks berita.
Setiap orang mempunyai hobi atau kegemaran, namun tidak setiap orang dapat mengembangkan
hobinya dengan baik. Banyak faktor yang menyebabkan orang tidak dapat mengembangkan
hobinya. Pertama, kemungkinan lingkungan tidak mendukung. Sebagai contoh, kita memiliki
hobi melukis, namun orang tua tidak menginginkan kita mengembangkan hobi kita itu. Faktor
kedua, adalah dana atau fasilitas pendukung. Kita mempunyai hobi beternak ayam, namun kita
tinggal di perkotaan yang padat penduduk. Faktor lain yang lebih penting adalah kemauan kita.
Apapun kendala yang kita hadapi, apabila kita memiliki kemauan yang kuat, tidak setengah hati,
kita dapat mengatasi masalah-masalah yang menghambat pengembangan hobi kita.
1. Berikut yang bukan merupakan kata benda (nomina) yang terdapat pada teks di atas
adalah:
a. kegemaran
b. menginginkan
c. pekotaan
d. fasilitas pendukung
2. Kalimat berikut yang mengandung kata kerja aksi adalah ....
a. Tsunami selalu membawa kerusakan besar bagi manusia.
b. Kerusakan yang terbesar disebabkan oleh gelombang besar yang membanjir daratan.
c. Gelombang ini ketika mengenai pemukiman manusia akan menyeret apa saja yang
dilaluinya.
d. Selain itu, lumpur yang ikut terseret gelombang tsunami menyebabkan manusia
menjadi sulit untuk menyelamatkan diri dengan cepat.
Jawaban :
Wacana di atas termasuk wacana yang kohesif. Penggunaan kata ganti kita pada kalimat tersebut
jelas mengacu kepada penulis dan pembaca. Wacana tersebut kohesif karena adanya hubungan
keterkaitan antarposisi yang dinyatakan secara ekplisit oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik
dalam kalimat-kalimat yang membentuk wacana. Koherensi adalah pengaturan secara rapi
kenyataan dan gagasan, fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah
memahani pesan yang dikandungnya. Koherensi merupakan keterkaitan antara bagian yang satu
dengan bagian yang lainnya sehingga wacana tersebut mempunyai kesatuan makna.
Jawaban :
1. Kalimat sinonim
Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau
pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau
padanan kata.
Contoh kalimatnya adalah:
Umpamanya kata buruk dan jelek adalah dua buah kata yang bersinonim ;bunga,
kembang, dan puspa adalah tiga buah kata yang bersinonom; mati, wafat, meninggal,
dan mampus adalah empat buah kata yang bersinonim
Contohnya adalah kata “ Menakjubkan dan Mempesona”.
Contoh kalimat : “Pemandangan pantai di pulau Dewata Bali terlihat sangat
Menakjubkan dan Mempesona.”
2. Kalimat Antonimi
Perhubungan makna yang terdapat antara sinonimi, homonimi, hiponimi, atau [polisemi,
bertalian dengan kesamaan-kesamaan; antonimi, sebaliknya, dipakai untuk menyebut
makna-makna yang berlawanan. Bentuk-bentuk seperti laki-laki, hidup, gadis, masing-
masing berantonim dengan perempuan, mati, dan janda. Dan kata-kata yang berlawanan
makna itu disebut mempunyai perhubungan yang bersifat antonimi.
Atau dengan kata lain Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain.
Antonim disebut juga dengan lawan kata.
Contohnya adalah kata “jauh dan dekat”.
Contoh kalimatnya : “Walaupun ia jauh di pulau Batam tetapi terasa dekat dihati.”
3. Kalimat Homonimi
Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan
sama.
Contohnya adalah kata “mental” dalam arti mental (kepribadian ) dengan kata
mental ( terpelanting ).
Contoh kalimatnya :
Anak itu memiliki mental yang kuat.
Dodi mental ke aspal jalanan setelah terjatuh dari motornya.
Homonim adalah : Dua kata yang bentuk penulisan dan pengucapanya sama tetapi
artinya berbeda.
Contoh:
Saya sudah bisa menyetir mobil. (bisa berarti dapat dan bermakna denotasi)
Tetanggaku terkena bisa ular yang mematikan.(artinya racun makna denotasi)
4. Kalimat polisemi
Polisemi adalah kata-kata yang memiliki makna atau arti lebih dari satu karena adanya
banyak komponen konsep dalam pemaknaan suatu kata. Satu kata seperti kata “kepala”
dapat diartikan bermacam-macam walaupun arti utama kepala adalah bagian tubuh
manusia yang ada di atas leher.
Contohnya adalah kata “Bau”.
Contoh kalimatnya :
”Bau masakan ibu membuatku sangat lapar.”
”Roni dijauhi oleh temen – temannya karena bau badanya.”
Jawaban :
PERUBAHAN MAKNA
Jawaban :
a. Idiom
Idiom adalah pola-pola struktural yang menyimpang dari kaidah-secara bahasa yang
umum, biasanya berbentuk frasa, sedangkan artinya tidak bisa diterangkan secara logis
atau secara gramatikal, dengan bertumpu pada makna kata-kata yang membentuknya.
b. Pameo
Pameo adalah gabungan kata yang mengandung dorongan semangat yang biasanya
dipakai untuk semboyan-semboyan. Selain itu, idiom juga dipakai untuk menghidupkan
suasana.
c. Peribahasa
Peribahasa adalah suatu kiasan bahasa yang berupa kalimat atau kelompok kata yang
bersifat padat, ringkas dan berisi tentang norma, nilai, nasihat, perbandingan,
perumpamaan, prinsip, dan aturan tingkah laku. Susunan kata dalam peribahasa bersifat
tetap dan tidak bisa diubah.
Jawaban :
a. Deskripsi => karangan yang menggambarkan suatu keadaan sehingga pembaca dapat
melihat, mendengar, mencium atau merasakan hal tersebut.
b. Argumentasi => karangan yang berisi alasan-alasan yang kuat untuk membuktikan
kebenaran suatu pendapat dengan mengemukakan data dan fakta.
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Alokasi Waktu
2. STANDAR KOMPETENSI :
Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu
persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara
3. KOMPETENSI DASAR :
Berwawan-cara sederhana dengan narasumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dll.)
dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa
4. INDIKATOR PENCAPAIN KOMPETENSI :
Menyusun daftar pertanyaan untuk wawancara sesuai dengan topik serta menggunakan
kalimat tanya yang benar.
Melakukan kegiatan berwawancara berdasarkan daftar pertanyaan dengan menggunakan
pilihan kata yang tepat dan bahasa yang santun.
Menulis laporan hasil wawancara
5. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mempelajari materi ini siswa mampu :
Menyusun daftar pertanyaan untuk wawancara sesuai dengan topik serta menggunakan
kalimat tanya yang benar.
Melakukan kegiatan berwawancara berdasarkan daftar pertanyaan dengan menggunakan
pilihan kata yang tepat dan bahasa yang santun.
Menulis laporan hasil wawancara
6. MATERI PELAJARAN :
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kita dapat melakukan wawancara dengan
baik, yaitu:
Persiapan Wawancara
Agar memperoleh hasil wawancara yang baik, sebagai pewawancara kita perlu
melakukan persiapan-persiapan tertentu, yaitu:
1) Menguasai masalah yang akan ditanyakan.
2) Menentukan hal-hal pokok yang akan ditanyakan dalam wawancara.
3) Menyiapkan daftar pertanyaan tentang hal-hal yang akan dimintakan penjelasan.
4) Pertanyaan mengandung unsur: apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana.
( 5 W + 1H )
7. METODE PELAJARAN :
Informasi/ceramah
Diskusi
Tanya jawab
8. PROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN :
Kegiatan Pendahuluan
Mengkondisikan siswa untuk menerima pelajaran
Menghubungkan materi pelajaran lalu dengan pelajaran sekarang
Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Memberikan kesempatan untuk menggali informasi membuat daftar pertanyaan untuk
wawancara dengan narasumber.
Elaborasi
Siswa menentukan nara sumber.
Siswa menyusun daftar pertanyaan untuk wawancara sesuai dengan topik serta
menggunakan kalimat tanya yang benar.
Siswa melakukan kegiatan berwawancara berdasarkan daftar pertanyaan dengan
menggunakan pilihan kata yang tepat dan bahasa yang santun.
Siswa menulis laporan hasil wawancara.
Konfirmasi
Dengan bertanggung jawab siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi kelompok
Guru memberi penilaian selama proses pembelajaran berlangsung.
Dengan penuh percaya diri guru memberikan penguatan Persiapan Wawancara Tata
Cara Berwawancara, dan Menulis hasil wawancara
Penutup :
Secara mandiri menunjuk salah seorang nomor urut siswa untuk merefleksi tentang
materi yang telah dibahas bersama.
Dengan percaya diri menyimpulkan materi untuk memantapkan pemahanan siswa.
Tindak lanjut (penugasan untuk minggu depan)
Kerjasama mengerjakan latihan pada LKS secara bekelompok.
9. SUMBER BELAJAR
Buku Paket Bahasa Indonesia BSe
Internet
10. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Bentuk tes tertulis uraian singkat dan Membaca
Indikator pencapaian Teknik Bentuk Instrumen soal
penilaian Instrumen
Menyusun daftar Test Lisan Uraian Apa yang perlu
pertanyaan untuk dipersiapkan sebelum
wawancara sesuai dengan wawancara dengan
topik serta menggunakan narasumber?
kalimat tanya yang benar. Penulisan hasil
Melakukan kegiatan wawancara perlu
berwawancara berdasarkan menggunakan bahasa ....
daftar pertanyaan dengan Hal-hal apa yang perlu
menggunakan pilihan kata diperhatikan dalam
yang tepat dan bahasa yang melaporkan hasil
santun. wawancara?
Menulis laporan hasil
wawancara
II. Tujuan
1) Mengerjakan tugas Bahasa Indonesia
2) Memperoleh informasi dari narasumber yg bersangkutan
3) Dapat memahami tentang wawancara
V. Pertanyaannya
Saya : “Selamat siang,bu..Maaf telah mengganggu waktunya dan terima kasih atas waktu yang
diberikan.”
Saya : “Kami ada tugas wawancara bahasa Indonesia dan kami akan membuat laporan
hasil wawancara tentang peran guru dalam peningkatan kemampuan akademik siswa. Bisa ibu
menceritakan perkembangan terkini mengenai peran guru saat ini?”
Ibu Gusti Ayu : “Seiring dengan perkembangan jaman, peran guru sudah sangat berbeda
dengan peran guru pada jaman dahulu.”
Saya : “Apakah guru itu hanya berperan untuk bertugas mengajar saja?”
Ibu Gusti Ayu : “Guru tidak hanya berperan dan bertugas mengajar, mentransfer ilmu kepada
siswa.”
Ibu Gusti Ayu : “Iya tentu saja sangat penting karena guru itu juga bertugas membangun
karakter dari siswa.”
Saya : “Sejauh ini apa saja program pemerintah yang berkaitan dengan tugas guru
yang semakin kompleks tersebut?
Ibu Gusti Ayu : “Program pemerintah dalam bentuk pelatihan serta yang terkini mengenai
akreditasi kemampuan guru serta syarat minimal jenjang pendidikan yang diterapkan merupakan
salah satu contoh program pemerintah dalam memajukan dunia pendidikan.”
Saya : “Bagaimana dengan kesiapan para guru menghadapi tuntutan tersebut?”
Ibu Gusti Ayu : “Banyak yang sudah siap, namun tidak sedikit juga yang terkaget - kaget
dengan perubahan - perubahan tersebut. Terutama bagi guru - guru yang sudah mendekati usia
pensiun.” termasuk saya sendiri yang sudah memasuki masa pensiun.
Saya : “Apakah dampak positif dari program - program tersebut sudah bisa dirasakan
atau minimal terlihat?”
Ibu Gusti Ayu : “Secara nasional bisa dilihat dari hasil nilai Ujian Nasional yang grafiknya
cenderung naik”
Saya : “Apakah ada kenaikan pendapatan guru seiring dengan bertambahnya beban
kerja?”
Ibu Gusti Ayu : “Tentu saja ada, pemerintah juga dengan secara khusus memberikan
tunjangan sertifikasi guru yang diberikan secara berkala.”
Ibu Gusti Ayu :”Diharapkan dengan adanya kenaikan penghasilan bisa memacu guru untuk
bisa bekerja lebih efektif dan profesional.”
Saya : “Saya pikir cukup bu. Nanti bisa saya kembangkan lagi dilaporan kami saat
presentasi tugas kami disekolah. Sekali kami minta maaf telah mengganggu waktu ibu dan
terima kasih atas waktu dan informasinya.”
Saya : “Oke terimakasih bu. Saya mohon pamit bu. “selamat siang.”
VI. Penutup
Demikian laporan wawancara ini kami buat dengan sebenar-benarnya. Kami ucapkan
terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas bimbingannya yang memudahkan kami
melakukan wawancara tersebut.
Kami selaku anggota kelompok mengucapkan mohon maaf apabila ada yang salah atau
kekurangan pada laporan hasil wawancara yang kami kerjakan. Semoga laporan ini membuat
siswa/siswi menyadari bahwa peran guru itu sangat penting. Apabila tidak ada guru kita mau jadi
apa di masa depan nanti. Dan ternyata tugas guru juga begitu berat akan resikonya. Terima kasih.
(Nah, ternyata ucapan suka lain dengan tindakan. Nah, ia sendiri ternyata suka kepada uang
kotor dan perempuan. Nah, bukankah ia termasuk melupakan Tuhan?
Nah, ketahuan kedoknya).
Jawaban :
Teks di atas dapat disebut sebagai puisi maupun prosa karena bila dilihat dari bentuk lahirnya,
bentuk visualnya, cara penulisannya, tidak ada bedanya yaitu sama-sama bebas. Jadi, genre
yang apabila disebut puisi atau prosa ini termasuk dalam jenis puisi atau prosa baru. Untuk
menentukan genrenya tergantung kepada pembaca.
Sumber: http://khezo.com/puisi-anak
Jawaban :
Analisis unsur intrinsik puisi Guru Tercinta
Unsur-unsur Intrinsik yang terdapat pada Puisi Guru Tercinta yaitu :
1. Tema
Puisi yang berjudul “ Guru Tercinta “ ini memiliki tema tentang Pahlawan. puisi ini
menceritakan tentang pengorbanan seorang guru demi mendidik muridnya agar menjadi
orang yang berguna. Seorang guru selalu semangat dalam memberikan ilmu yang
bermanfaat untuk muridnya, guru juga selalu memberikan nasehat untuk murid-
muridnya. Seorang guru rela mengorbankan waktunya demi masa depan bangsanya. Pada
puisi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada guru yang telah berjasa memberikan
panutan baik untukya.
Nada berhubungan dengan sikap penyair terhadap teks puisi yang ditulisnya. Kesan
menggurui, menasehati, mengejek, menyindir, atu mencerittakn sesuatu kepada pembaca
diolah menggunakan kata-kata dan ditambahkan emosi. Sedangkan suasan
menghubungkan puisi dengan pembaca.
Nada dan suasana pada puisi “ Guru Tercinta” adalah senang, bangga, dan terharu.
3. Amanat
Puisi ini mengandung amanat bahwa kita harus selalu berterima kasih kepada guru kita
yang telah berjasa memberikan ilmu kepada kita dengan ikhlas dan penuh kesabaran,
sehingga kita menjadi orang yang berguna. Tanpa jasa beliau kita tidak akan bisa sukses
dan menjadi orang yang berguna untuk bangsa.
4. Diksi
Diksi yang digunakan pada puisi “ Guru Tercinta “adalah kata-kata yang sederhana
dan mudah dimengerti sebagaimana anak-anak yang membacanya pun akan mengerti
makna dari puisi tersebut. Seperti pada kata-kata “Kau tebarkan ilmu yang
bermanfaat ” itu merupakan penilaian anak tentang jasa gurunya.
5. Pengimajian
Pengimajian yaitu, kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau
imajinasi. Ada beberapa pengimajian dalam puisi “Guru Tercinta” .
6. Kata konkret
Puisi dituliskan dengan kata-kata yang konkret untuk membangkitkan imajinasi pembaca,
kata-kata harus diperjelas.
Seperti dalam puisi “Guru Tercinta” untuk melukiskan rasa terima kasih dan rasa bangga
seorang murid kepada gurunya yang telh berjasa.
Pada puisi “ Guru Tercinta” terdapat majas personifikasi yaitu majas yang
membandingkan benda tidak bernyawa seolah melakukan hal seperti makhluk yang
bernyawa, seperti pada kata Nyanyian mentari terangi alam.
8. Rima
Rima dapat menjadikan puisi lebih indah dan menjadiikan makna lebih kuat. Rima adalah
pengulangan bunyi.
Asonansi
Asonansi yang paling menonjol pada puisi “ Guru Tercinta “ adalah asonansi atau bunyi
vokal a, e, dan i.
9. Tipografi
Tipografi merupakan bentuk visual puisi dan merupakan pembeda penting antara puisi
dengan prosa dan drama. Larik-larik puisi tidak berbentuk paragraph namun berbentuk
bait.
Tipografi pada puisi Guru Tercinta yaitu: tidak dibuat per bait penulisannya langsung
dari atas sampai bawah,satu baris ada empat sampai lima kata.
Keutuhan makna 30
4. Penokohan :
Aku : mudah putus asa, kurang bersyukur dan selalu mengeluh
Bukti :
„Kenapa kamu menolongku? Aku sudah tak berarti lagi.‟
„Aku hanya meminta tanpa pernah tahu bagaimana orang tuaku mendapatkannya.‟
Pria pemabuk : pemabuk dan kuat menghadapi beratnya hidup
Bukti :
„seorang pemabuk dengan botol bir di tangan kiri dengan jalan yang tak beraturan‟
„Hidup di jalan seperti ku ini, hawanya sangat dingin dan penuh nyali besar, bahkan
untuk tertidur saja itu sulit.‟
5. Sudut pandang : orang pertama sebagai pelaku utama.
Bukti : Cerpen bangkit menggunakan kata ganti “aku” sebagai tokoh utama dan
mengisahkan tentang dirinya sendiri.
6. Nilai :
Nilai Moral : Saat tokoh „aku‟ menyadari selama ini
hanya meminta tanpa pernahtahu bagaimana orang tuanya mendapatkannya.Kita
seharusnya bersyukur denganapa yang telah kita miliki tidak hanya menuntut sesuatu
karna diluar sana masih banyak orang yang kekurangan.
Nilai Perjuangan = Pria pemabuk berjuang bertahan hidup di jalanan yang keras.
Dikehidupan nyata banyak orang yang melakukan apapun untuk berjung hidup.
Kitaharus berjuang mempertahankan hidup di dunia yang keras ini.
Nilai Kepedulian = Saat Pria pemabuk menyelamatkan tokoh „aku‟ yang akan terjun
dari jembatan. Banyak orang yang membutuhakan bantuan kita saat
menghadapimasalah kita seharusnya membantu mereka tidak membiarkannya.
7. Amanat :
a. Jangan mudah putus asa dalam menjalani kerasnya hidup.
b. Bersyukurlah atas apa yang telah dimiliki.
c. Hidup tidaklah sempurna kadang manusia diatas dan kadang dibawah.
d. Jangan lari dari permasalahan.
e. Kegagalan adalah awal dari keberhasilan.
f. Masalah apapun jangan berhenti untuk bangkit
Kita dalam mengambil hikmah dari cerpen ini, karena cerpen ini bercerita tentang
masalah masalah yang ada di lingkungan masyarakat.
Keutuhan makna 30
Kejelaan makna 30
Keruntunan Bahasa 40