Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah


bagaimana meningkatkan mutu pendidikan di setiap jenjang, khususnya jenjang
sekolah dasar agar mampu bersaing di era global. Sekolah dasar sebagai bagian dari
pendidikan dasar dalam penyelenggaraannya menggunakan manajemen peningkatan
mutu berbasis sekolah (MPMBS) dan sekolah berbasis masyarakat (MBS).

Standar pelayanan minimal disusun bersifat makro sehingga perlu


diinterpretasikan dalam bentuk berbagai standar. Salah satu yang perlu diperhatikan
adalah administrasi sekolah yang juga merupakan salah satu laporan dalam sistem
pendidikan di sekolah. Karena pendidikan tidak terlepas dari beberapa komponen
yang mana di antara komponen-komponen tersebut saling berkaitan satu sama
lainnya antara lain adalah pemerintah sekolah atau pendidik dan masyarakat. Kali ini
pemakalah akan membahas secara khusus yaitu administrasi humas, untuk lebih
jelasnya maka pemakalah jelaskan di bab-bab berikutnya.a

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari humas pendidikan ?
2. Apa komponen-komponen dari humas ?
3. Apa saja jenis-jenis dari humas ?
4. Apa tujuan dari kerjasama sekolah dan masyarakat ?
5. Bagaimana prinsip hubungan sekolah dan masyarakat ?
6. Bagaimana penyelenggaraan humas pendidikan ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui peran humas dalam lembaga pendidikan
2. Untuk mengetahui komponen-komponen dari humas
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari humas

1
4. Untuk mengetahui tujuan dari kerjasama sekolah dan masyarakat
5. Untuk mengetahui prinsip hubungan sekolah dan masyarakat
6. Untuk mengetahui strategi penyelenggaraan humas pada lembaga pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Humas Pendidikan

Humas merupakan salah satu fungsi yang sangat penting dalam pengelolaan
pendidikan, karena keberhasilan suatu lembaga pendidikan juga sangat ditentukan
oleh berfungsi tidaknya humas pendidikan. Pada dasarnya humas pendidikan
merupakan aplikasi dari fungsi komunikasi yang terjadi dalam pelaksanaan
administrasi bidang pendidikan.

Dalam bahasa Inggris humas disebut dengan “public relation”, oleh sebab itu
yang menjadi dasar dari humas tersebut adalah komunikasi. Setiap kegiatan humas
selalu berkaitan dengan masalah komunikasi. Pada suatu lembaga pendidikan
kegiatan humas tersebut berupa pemberian informasi-informasi tentang kegiatan
lembaga kepada masyarakat, agar terjadi kerjasama dan dukungan positif dari
masyarakat terhadap lembaga pendidikan.

Berdasarkaan uraian di atas dapat diambil pengertian bahwa humas


pendidikan adalah serangkaian kegiatan organisasi untuk menciptakan hubungan
yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat atau pihaak-pihak tertentu di dalam
maupun di luar organisasi. Hubungan yang harmonis tersebut dimaksudkan agar
sekolah mendapat dukungan yang positif dalam usaha menciptakan kerjasama yang
efektif dan efisien, dalam usaha mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran di
sekolah.

Hubungan yang harmonis tersebut ditandai oleh beberapa hal antara lain :

1. Adanya saling pengertian antara sekolah dengan pihak-pihak yang terkait,


misalnya dengan orang tua/wali murid, tokoh-tokoh masyarakat, instansi-instansi
yang ada kaitannya dengan sekolah yang bersangkutan.
2. Adanya kegiatan saling membantu dan saling melengkapi antara sekolah dengan
masyarakat. Sekolah akan dapat mengetahui sumber-sumber yang ada dalam
masyarakat yang dapat digunakan untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan di
sekolah. Begitu juga masyarakat juga akan dapat mengambil manfaat dengan

3
mengenyam dan menyerap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga
dengan jalan demikian masyarakat akan dapat ditingkatkan .
3. Adanya kerjasama yang erat antara sekolah dengab pihak-pihak yang ikut
bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan dan pengajaran di sekolah yang
bersangkutan.

Adapun tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak

2. Untuk meningkatkan tujuan dari kualitas kehidupan masyarakat.

3. Untuk mengembangkan antusias atau semangat masyarakat dalam membantu


kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat.

Suatu hal yang perlu diingat, dalam melaksanakan hubungan sekolah dan
masyarakat itu, perlu diciptakan prinsip “two way communication” atau disebut juga
dengan “two way traffic”, yaitu arus komunikasi timbal balik atau dua arah antara
sekolah da masyarakat. Kalau sekiranya prinsip ini telah dapat diciptakan akan
terjadilah kesepakatan antara masyarakat dengan sekolah tentang “policy”,
perencanaan, program, dan strategi pelaksanaan pendidikan di sekolah.

Kepala sekolah sebagai pimpinan pendidikan di sekolah harus pandai-pandai


menyusun program yang dapat menampung berbagai aspirasi yang ada dalam
masyarakat, atau menampung “public opinion”. Dengan jalan demikian akan terjadi
penyatuan variasi pendapat dalam lingkungan masyarakat sehingga terbentuk
pengertian yang utuh.

Ada beberapa jalan yang dapat ditempuh dalam membentuk “public opinion”
tersebut antara lain :

a) Tingkatkan pengertian masyarakat akan policy pendidikan di sekolah.


b) Tanamkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan-kebutuhan sekolah.
c) Gali minat dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya peningkatan dirinya.
d) Tunjukkan kepada masyarakat akan kegiatan-kegiatan sekolah.
e) Mendorong masyarakat dengan cara bijaksana untuk memahami dan membantu
kegiatan sekolah.

4
Perlu diketahui bahwa “public opinion” yang baik akan menopang kelancaran
jalannya proses hubungan sekolah dengan masyarakat. “public opinion” ini
merupakan faktor yang vital dalam menunjang pendidikan di sekolah.

2.2 Komponen-komponen Humas

Pada dasarnya inti dari kegiatan humas adalah proses komunikasi, sehingga
yang menjadi komponen-komponen atau elemen-elemen dari humas tersebut tidak
berbeda dengan komponen-komponen atau unsur-unsur dari komunikasi.
Komponenkomponen komunikasi tersebut meliputi : (1) sumber berita atau “sender”,
(2) pesan atau “message”. (3) channel atau “media”, (4) penerima berita “receiver”,
(5) umpan balik atau “feed back” dan (6) tujuan atau”goal”.

Sumber berita, disebut juga dengan “sender” atau “source” yaitu tempat
atau subyek yang membuat atau “source” yaitu tempat atau subyek yang membuat
atau menyampaikan informasi , pesan, ide atau gagasan.

Pesan, juga sering disebut dengan “message” atau berita, yaitu sesuatu yang
disampaikan sumber berita kepada penerima berita yang dapat berwujud informasi
atau berita, ide atau gagasan. Pesan ini dapat berupa :

a) Gerak, seperti lambaian tangan, raut muka, anggukan kepala, kerlingan


mata atau genggaman tangan.

b) Suara seperti deringan bel, rekaman suara, ucapan lisan, bunyi


kentongan dan sebagainya.

c) Benda, berupa tulisan, gambar, dan sebagainya.

Channel atau “media”, berupa saluran atau perantara yang dijadikan sebagai
sarana untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media ini dapat berupa (1) media
visual, yaitu media yang memuat pesan melalui indera penglihatan, seperti gambar,
foto, slide dan sebagainya, (2) media audio, berupa media untuk menyampaikan
pesan melalui indera pendengaran, seperti radio, tape recorder dan sebagainya, (3)
media audio visual, yaitu media yang digunakan untuk menyampaikan pesan melalui
indera penglihatan dan indera pendengaran sekaligus, seperti video, televisi, film, dan
sebagainya.

5
Penerima berita atau “receiver” yaitu orang yang menerima informasi, ide
atau pesan dari pengirim berita melalui channel atau saluran tertentu. Misalnya murid
menerima berita atau informasi dari guru.

Umpan balik atau “feed back” yaitu berupa respon yang diberikan oleh
penerima pesan. Umpan balik dapat berupa persetujuan atau penolakan terhadap
berita yang diterima tersebut. Umpan balik ini digunakan untuk mengetahui
keberhasilan penyampaian pesan dari resource kepada penerima pesan.

Tujuan adalah berupa sasaran yang ingjn dicapai oleh pemberi pesan.
Misalnya guru mengajarkan suatu topik pengajaran kepada murid/siswa dengan
tujuan agar mereka memahami pokok bahasan yang diajarkan tersebut.

2.3 Jenis-Jenis Humas Pendidikan

Humas pendidikan melibatkan banyak unsur antara kepala sekolah, guru,


orang tua murid/siswa, masyarakat dan pemerintah. Dengan memperhatikan
unsurunsur tersebut maka humas pendidikan dapat dikelompokkan kepada beberapa
kelompok antara lain :

1. Ditinjau dari formal atau tidak formal komunikasi yang dilakukan maka humas
pendidikan terdiri dari :

a) Komunikasi formal, yaitu komunikasi yang dilakukan secara resmi oleh


petugas-petugas humas yang ditunjuk oleh sekolah.

b) Komunikasi informal, yaitu komunikasi yang dilakukan dalam suasana yang


tidak resmi, tidak melalui jalur-jalur sistematis atau jalur-jalur yang telah
ditetapkan.

Dilihat dari arah komunikasi, maka humas pendidikan tersebut dapat


dikelompokkan sebagai berikut :

a) Komunikasi ke atas atau”bottom up” yaitu komunikasi yang dilakukan oleh


bawahan atau orang yang lebih rendah kepada atasan atau orang yang lebih
tinggi kedudukannya. Komunikasi semacam ini lebih banyak berbentuk
laporan, keluhan atau saran.

6
b) Komunikasi ke bawah atau “top down”, yaitu komunikasi yang dilakukan
oleh orang atau badan yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang
lebih rendah, atau dari atasan kepada bawahan. Komunikasi dalam bentuk ini
lebih banyak bersifat perintah, tugas, teguran, edaran dan sebagainya.

c) Komunikasi mendatar “horizontal”, yaitu komunikasi yang dilakukan antara


orang atau badan yang setara atau sama derajatnya, misalnya komunikasi
sesama guru, sesama kepala sekolah dan sebagainya.

Ditinjau dari hubungannya dengan organisasi, maka komunikasi itu dapat


dikelompokkan kepada :

a) Komunikasi internal, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam lingkungan


organisasi atau sekolah yang bersangkutan. Misalnya antara sesama guru di
sekolah yang sama, atau antara kepala sekolah dengan guru-guru pegawai
administrasi.

b) Komunikasi eksternal, yaitu komunikasi yang terjadi antara satu organisasi


dengan organisasi lainnya. Misalnya komunikasi antara satu sekolah dengan
sekolah lainnya.

2.4 Tujuan Kerjasama Sekolah dalam Humas

Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat


dan pemerintah. Ketiga unsur tersebut harus dapat bekerjasama sedemikian rupa
dalam usaha mencapai tujuan pendidikan sebagaimana diharapkan.

Tujuan kerjasama antara sekolah dengan orang tua/wali murid dan dengan
masyarakat adalah:

1) Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tujuan serta sasaran yang ingin


dicapai oleh sekolah.

2) Meningkatkan pemahaman sekolah tentang keadaan dan aspirasi masyarakat


tentang sekolah

7
3) Menggalang usaha orang tua dan guru-guru daalm memenuhi kebutuhan anak
didik , serta meningkatkan bantuan orang tua terhadap pendidikan di sekolah
baik secara kuantitas maupun kualitas.

4) Menumbuh kembangkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya peranan


pendidikan atau sekolah dalam pembangunan.

5) Membangun dan memelihara kepercayaan masyarakat untuk dapat membantu


sekolah, serta kemungkinan-kemungkinan apa yang dapat dilakukan oleh
sekolah

6) Memberikan informasi kepada masyarakat tentang tanggung jawab sekolah


untuk memenuhi harapan masyarakat mengenai hal-hal yang mungkin
disumbangkan sekolah terhadap kepentingan masyarakat.

7) Mengusahakan dukungan dan bantuan dari masyarakat untuk memperoleh


sumber-sumber yang diperlukan dalam rangka memenuhi dan meningkatkan
program sekolah.

8) Saling membantu dan saling mengisi, di mana sekolah dapat memberikan


informasi kepada orang tua tentang perkembangan kecerdasan dan hasil
belajar anak, sebaliknya orang tua juga dapat memberikan masukan kepada
sekolah mengenai keadaan anak mereka.

9) Sekolah dapat memperoleh bantuan keuangan atau bantuan lainnya demi


kemajuan sekolah melalui SPP atau BP3.

10)Sekolah dan orang tua secara bersama-sama berusaha untuk mencegah


perbuatan-perbuatan yang melanggar susila dan norma-norma agama.

2.5 Prinsip-Prinsip Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Ada beberapa prinsip hubungan sekolah dan masyarakat yang perlu diketahui,
antara lain:

1. Mengetahui masalah pendidikan secara meyakinkan, sehingga tidak terjadi


kesimpang siuran dalam melakukan pekerjaan di sekolah.

8
2. Melaksanakan program pendidikan dengan baik dan bersahabat dengan
masyarakat. Harus disiapkan program belajar bagi anak-anak sebaik mungkin,
dan ciptakan suasana yang bahagia dan situasi belajar yang menggairahkan
murid.

3. Ketahui keadaan masyarakat, yang meliputi sikap, problem, sumber-sumber


yang ada dalam masyarakat.

4. Lakukan survey tentang masyarakat di daerah tersebut meliputi aspek


kehidupan masyarakat dan kondisinya, serta untuk mengetahui kesejahteraan
masyarakat.

5. Lengkapi bahan-bahan dan dokumen-dokumen tentang keadaan masyarakat

6. Lakukan kunjungan ke rumah, untuk meengetahui perkembangan anak dan


informasi tentang masyarakat.

7. Layani masyarakat dengan sebaik-baiknya, sehingga sekolah dapat dijadikan


sebagai arena kegiatan masyarakat, seperti pemanfaatan perpustakaan,
tempattempat pertemuan dan sebagainya.

8. Ikut sertanya sekolah dalam kegiatan masyarakat, seperti dalam


kegiatankegiatan yang dilakukan oleh para pemuda/pemudi di mana sekolah
berada.

9. Dorong masyarakat untuk membantu sekolah dengan mempedomani


prinsipprinsip sebagaimana berikut:

a) Adakan hubungan-hubungan baik dengan tokoh-tokoh masyarakat yang


dapat memberi bantuan dana dan lain-lain untuk kepentingan sekolah.

b) Usahakan agar masyarakat dapat melayani kepentingan sekolah.

c) Mengusahakan program belajar anak-anak, serta meningkatkan mutu


belajar mereka melalui pelayanan tokoh-tokoh masyarakat.

Di samping prinsip-prinsip tersebut di atas, ada juga yang mengemukakan


beberapa prinsip yang harus dipunyai oleh humas pendidikan tersebut, yaitu:

a) Prinsip otoritas, di mana yang bertanggung jawab atas perencanaan,


pelaksanaan dan evaluasi hubungan sekolah dengan masyarakat adalah kepala

9
sekolah. Di samping itu guru-guru juga harus memberikan pelayanan terbaik
kepada peserta didik daalm melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah.
Pelayanan yang baik itu akan di sampaikan oleh anak-anak kepada orang tua
mereka mengenai hal-hal yang cukup positif yang mereka terima dari sekolah.
Keadaan semacam ini akan dapat memberikan dorongan kepada orang tua
untuk berpartisipasi secata aktif dalam membantu pelaksanaan pendidikan di
sekolah ke arah yang lebih baik.

b) Prinsip kesederhanaan, di mana hubungan sekolah dengan masyarakat bersifat


sederhana dan tidak begitu rumit dan berbelit-belit.

c) Prinsip sensitivitas, yaitu di mana dalam usaha memenuhi kebutuhan sekolah


oleh masyarakat atau sebaliknya harus bersifat sensitif. Ke dua belah pihak
harus bersifat arif dalam memenuhi kebutuhan ke dua belah pihak.

d) Prinsip kejujuran, yaitu adanya sifat kejujuran dlam menyampaikan informasi


kepada masyarakat. Informasi tersebut harus informasi yang benar, kalau tidak
akan dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah.
Membangun kepercayaan ini bukanlah suatu hal yang mudah, karena

e) Prinsip ketepatan, yaitu hal-hal yang disampaikan sekolah kepada masyarakat


harus bersifat tepat, baik dilihat dari segi waktu, isi, dan media yang
digunakan, serta tujuan yang akan dicapai.

2.6 Penyelenggaraan Humas Pendidikan

Penyelenggaraan humas pendidikan dapat dilihat dari dua segi, yaitu; (1)
dari segi proses, dan (2) dari segi jenis kegiatan.

1. Dari segi proses

Dari segi prose maka humas pendidikan meliputi kegiatan-kegiatan; (a)


perencanaan program, (b) pengorganisasian, (c) pelaksanaan, dan (d) evaluasi.
Keempat aspek tersebut akan dijelaskan secara sederhana sebagai berikut.

a. Perencanaan program

Dalam merencanakan program humas pendidikan tersebut, perlu


dipertimbangkan beberapa hal antara lain dana yang tersedia, keadaan masyarakat,
areal jangkauan, sarana serta media dan teknik yang digunakan.

10
b. Pengorganisasi

Perlu disusun hubungan sekolah dan masyarakat secara baik dan terencana.
Hubungan ini harus dikoordinasikan oleh kepala sekolah dengan pihak-pihak terkait.
Kepala sekolah dapat menugaskan guru untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan humas tersebut.

c. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan yang penting diperhatikan adalah adanya koordinasi


antara bagian-bagian yang terkait dalam melakukan kegiatan humas tersebut. Begitu
juga dalam penggunaan waktu perlu adanya sinkronisasi dengan perencanaan yang
telah dibuat. Di samping itu juga perlu dipikirkan bagaimana menghadapi atau
berhubungan dengan kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat. d.
Evaluasi

Evaluasi dapat dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan efesiensi usaha


pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas diartikan dengan sudah seberapa
jauh tujuan yang ditetapkan telah dapat dicapai dalam pelaksanaannya. Sedangkan
efisiensi diartikan dengan sudah seberapa jauh sumber yang tersedia dapat
dimanfaatkan secara baik dalam kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat
tersebut.

2. Dari segi kegiatan

Dari segi kegiatan, humas tersebut dapat dilakukan melalui beberapa cara
atau teknik yang dapat digunakan dalam pelaksanaan humas pendidikan tersebut
antara lain :

1. Tatap muka

Teknik tatap muka tersebut dapat berupa; (a) tatap muka kelompok, (b) tatap
muka individual, (c) kunjungan kerumah murid.

a) Tatap muka kelompok adalah pertemuan yang dilakukan antara pamong


sekolah dengan orang tua/wali murid dan masyarakat untuk membicarakan
kepentingan pendidikan, demi kemajuan anak-anak belajar di sekolah

11
b) Teknik tatap muka individual, yaitu pertemuan antara guru atau pamong
sekolah dengan orang tua/wali murid secara individual atau secara
sendirisendiri.

c) Kunjungan sekolah

Kujungan sekolah adalah kunjungan yang dilakukan oleh orang tua/wali


murid atau oleh masyarakat ke sekolah. Kunjungan ini dimaksudkan untuk
melihat aktivitas-aktivitas yang dilakukan anak secara nyata di sekolah, baik
di kelas maupun di laboratorium. Hal ini dimaksudkan agar sekolah mendapat
masukan dari orang tua/wali murid atau masyarakat, yang digunakan untuk
kemajuan anak belajar lebih lanjut.

d) Kunjungan rumah

Kunjungan ke rumah murid dapat dilakukan baik oleh kepala sekolah maupun
oleh guru. Kunjungan dilakukan dengan maksud untuk memecahkan masalah
yang dihadapi murid atau untuk melihat latarbelakang keluarga murid, atau
untuk mempererat hubungan silaturahmi antara sekolah dengan masyarakat.

2. Laporan kepada orang tua

Laporan sekolah kepada orang tua dapat berupa buku rapor, yaitu buku
kemajuan hasil belajar anak di sekolah. Begitu juga sekolah juga dapat memberikan
laporan kepada orang tua/wali murid dalam bentuk lain tentang aktifitas dan
kepribadian anak atau segala sesuatu yang menyangkut kelainan anak baik yang
bersifat positif, maupun yang bersifat negatif. Laporan ini dapat dilakukan sekali tiga
bulan, sekali enam bulan atau sekali setahun. Melalui laporan ini orang tua/wali
murid diharapkan dapat memberikan masukan kepada kepala sekolah atau guru-guru,
dengan tujuan agar proses belajar-mengajar dan proses pendidikan di sekolah akan
semakin lebih baik.

3. Pubikasi sekolah

Publikasi sekolah ialah kegiatan memberikan informasi kepada orang tua/wali


murid dan pihak-pihak yang membutuhkannya tentang kegiatan-kegiatan yang telah
dan akan dilakukan sekolah. Kegiatan ini dimaksudkan agar sekolah mendapat
dukungan positif dari orang tua/wali kelas dan dari masyarakat pada umumnya.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas maka dapat kami simpulkan bahwa humas pendidikan
adalah serangkaian kegiatan organisasi untuk menciptakan hubungan yang harmonis
antara sekolah dengan masyarakat atau pihak-pihak tertentu di dalam maupun di luar
organisasi. Hubungan yang harmonis itu dimaksudkan agar sekolah mendapat dukungan
positif dalam usaha menciptakan kerjasama yang efektif dan efisien, dalam usaha
mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Humas pendidikan melibatkan banyak unsur antara lain kepala sekolah, guru, orang
tua murid/siswa, masyarakat dan pemerintah. Adapun tujuan hubungan sekolah dengan
masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak

2. Untuk meningkatkan tujuan dan kualitas kehidupan masyarakat

3. Untuk mengembangkan antusias atau semangat masyarakat dalam membantu kegiatan


hubungan sekolah dengan masyarakat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Asnawir, Administrasi pendidikan, Padang: IAIN Press 2004

Wahjo Sumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,


Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2001

14

Anda mungkin juga menyukai