Oleh:
KELOMPOK V
NURHIKMA
NURSAIDA
NURLINA
RAHMAWATI
RAYYA FAHREZA
RENDI
WALIDA
KELAS XII AP 1
SMKN 1 TINAMBUNG
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Administrasi Humas dan Kepegawaian dengan baik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang etika profesi humas ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Kelompok 4
BABI
PENDAHULUAN
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia
adalah bagaimana meningkatkan mutu pendidikan di setiap jenjang, khususnya
jenjang sekolah dasar agar mampu bersaing di era global. Sekolah dasar sebagai
bagian dari pendidikan dasar dalam penyelengaraannya menggunakan manajemen
peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) dan sekolah berbasis masyarakat
(MBS).
Standar pelayanan minimal disusun bersifat makro sehingga perlu
diinterpretasikan dalam bentuk berbagai standar. Salah satu standar yang perlu
diperhatikan adalah administrasi sekolah yang juga merupakan salah satu laporan
dalam sistem pendidikan di sekolah. karena pendidikan tidak terlepas dari beberapa
komponen yang mana di antara komponen-komponen tersebut saling berkaitan satu
sama lainnya antara lain adalah pemerintah sekolah atau pendidik dan masyarakat.
kali ini penulis akan membahas secara khusus yaitu adrimistasi humas, untuk lebih
jelasnya maka penulis jelaskanpada bab-bab berikutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Humas merupakan salah satu fungsi yang sangat penting dalam pengelolaan
pendidikan, karena keberhasilan suatu lembaga pendidikan juga sangat ditentukan
oleh berfungsi atau tidaknya humas pendidikan.
Dalam bahasa inggris humas disebut dengan “public relation”, oleh sebab itu
yamg menjadi dasar dari humas tersebut adalah komunikasi.
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil pengertian bahwa humas pendidikan
adalah serangkaian kegiatan organisasi untuk menciptakan hubungan yang harmonis
antara sekolah dengan masyarakat atau pihak-pihak tertentu di dalam maupun di luar
organisasi. Hubungan yang harmonis itu dimaksudkan agar sekolah mendapat
dukungan yang positif dalam usaha menciptakan kerjasama yang efektif dan efisien,
dalam usaha mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran disekolah.i[1]
Hubungan yang harmonis itu ditandai oleh beberapa hal antara lain:
1. Adanya saling pengertian antara sekolah dengan pihak-pihak yang terkait.
2. Adanya kegiatan saling menbantu dan saling melengkapi antara sekolah
dengan masyarakat, yang dapat digunakan untuk kepentingan dan kemajuan
pendidikan disekolah.
3. Adanya kerjasama yang erat antara sekolah dengan pihak-pihak yang ikut
bertanggung jawab atas sukses nya pendidikan dan pengajaran di sekolah yang
bersangkutan.ii[2]
Adapun tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak.
2. Untuk meningkatkan tujuan dan kualitas kehidupan masyarakat.
3. Untuk mengembangkan antusias atau semangat masyarakat dalam membantu
kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat.
Kepala sekolah sebagai pimpinan pendidikan di sekolah harus pandai-pandai
menyusun program yang dapat menampung berbagai aspirasi yang ada dalam
masyarakat. Dengan jalan demikian akan terjadi penyatuan variasi pendapat dalam
lingkungan masyarakat sehingga terbentuk pengertian yang utuh.
Ada beberapa jalan yang dapat ditempuh dalam membentuk “public opinion”
tersebut antara lain:
a. Tingkat kan pengertian masyarakat akan policy pendidikan di sekolah.
b. Tanamkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan-kebutuhan sekolah.
c. Gali minat dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya peningkatan diri nya.
d. Tunjuk kan kepada masyarakat akan kegiatan-kegiatan sekolah.
e. Dorong masyarakat dengan cara bijaksana untuk memahami dan membantu
kegiatan sekolah.
B. Komponen-Komponen Humas
Pada dasarnya inti dari kegiatan humas adalah proses komunikasi, sehingga
yang menjadi komponen-komponen atau elemen-elemen dari humas tersebut tidak
berbeda dengan komponen-komponen atau unsur-unsur dari komunikasi.
Komponen-komponen komunikasi tersebut meliputi:
a. Sumber berita atau “sender”
b. Pesan atau “message”
c. Media atau “channel”
d. Penerima berita atau “receiver”
e. Umpan balik atau “feed buck”
f. Tujuan atau “goal” iii[3]
b. Pengorganisasi
Perlu disusun hubungan sekolah dan masyarakat secara baik dan terencana.
Hubungan ini harus dikoordinasikan oleh kepala sekolah dengan pihak-pihak terkait.
c. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan yang perlu diperhatikan adalah adanya koordinasi antara
bagian-bagian yang terkait dalam melakukan kegiatan humas tersebut. Begitu juga
dalam penggunaan waktu perlu adanya sinkronisasi dengan perencanaan yang telah
dibuat.
d. Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi usaha
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Administrasi Kepegawaian
I. Formasi Kepegawaian
Pegawai merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan baik
perusahaan negara maupun perusahaan swasta. Walaupun sedimikian canggaihnya
tehnologi saat ini, tanpa kehadiran pegawai semua itu belum mempunyai arti apa-
apa. Karena sangat pentingnya pegawai dalam suatu perusahaan, maka untuk ini
dapat digunakan berbagai system formasi kepegawaian, antara lain sistem kawan,
sistem kecakapan, dan sistem karier.
A. Sistem Formasi Kawan (Patronage System)
Sistem kawan merupakan suatu sistam kepegawaian yang bersifat
subyektif,artinya pengangkatan seorang pegawai berdasarkan atas hubungan pribadi
antara pihak yang mengangkat dengan yang diangkat. Sistem kepegawaian yang
subyektif ini dapat dibedakan antara yang bersifat politis dengan yang bersifat
nonpolitis. Sistem yang bersifat politis dikenal dengan istilah spoil system, diambil
dari ucapan senator Wiliam L. Mercy dari New York: To the victor belongs the
spoilof war (semua rampasan perang menjadi milik yang menang). Menurut sisitem
ini pengangakatan seseorang didasarkan atas jasanya terhadap kemenangan partai.
Sistem kepegawaian yang bersifat nonpolitis biasa dikenal dengan istilah
“nepotisme”. Kata nepotisme berasal dari kata Inggris nepotism, yang akar katanya
nepos atau kemenakan.
B. Sistem Formasi Kecakapan (Merit System)
Berbeda dengan sistem kawan, sistem kecakapan bersifat obyektif.
Pengangkatan seorang pegawai didasarkan pada kecakapan yang dimiliki. Ukuran
awal untuk mengetahui kecakapan seorang calon pegawai antara lain adalah ijazah
yang dimiliki atau hasil tes yang dicapainya. Dalam praktek kepegawaian, sistem ini
bukan saja dipergunakan pada pengangkatan pertama seorang pegawai, tetapi juda
pada proses kepegawaian berikutnya, antara lain untuk menentukan kenaikan gaji,
kenaikan tingkat, dan sebagainya.
KESIMPULAN
yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat atau pihak-pihak tertentu di dalam
maupun di luar organisasi. Hubungan yang harmonis itu dimaksudkan agar sekolah
mendapat dukungan yang positif dalam usaha menciptakan kerjasama yang efektif
dan efisien, dalam usaha mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Humas pendidikan melibatkan banyak unsur antara lain kepala sekolah, guru,
i[1]
Asnawir, Administrasi Pendidikan, IAIN IB Pres Padang, (Padang, 2005) cet. 1, h. 333-334
ii[2]
Ibit. H. 335
iii[3]
Ibit. H. 337
iv[4]
ibit. H. 338-340
v[5]
Purwanto, Ngalim. Administrasi pendidikan dan supervise pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosda Karyta, 2007H. 348-349