Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MEMBACA DAN MENULIS

Disusun oleh:

Firyaal Hasna Azzulfa (34302000119)


Maharani Jodi Putri (34302000051)
Bella Ambarani (34302000120)

Fakultas Keguruan dan Ilmu


Pendidikan Universitas Islam Sultan
Agung Semarang

2021

I
II
Lembar Pengesahan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas kelompok Pendidikan Bahasa
Indonesia SD 2. Selain itu, makalah ini juga disusun untuk menambah wawasan serta ilmu
pengetahuan mengenai pemahaman dan pengembangan diri bagi penulis maupun pembaca.

Disusun oleh:

1. Firyaal Hasna Azzulfa (34302000119)


2. Maharani Jodi Putri (34302000051)
3. Bella Ambarani (34302000120)

Telah disahkan dan disetujui pada:


Hari : Kamis
Tanggal : 28 Oktober 2021

Disetujui oleh:

Dosen Pengampu

Andarini Permata Cahyaningtyas, S.Pd., M.Pd.

III
Kata Pengantar

Puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya tugas
makalah yang berjudul “Keterampilan Membaca dan Menulis” berhasil kami selesaikan
dengan teat waktu.

Lewat makalah ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
dosen pengampu, ibu Andarini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,
maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat di harapkan dari pembaca demi
menyempurnakan makalah ini.

Harapan kami, semoga penyusunan makalah ini dapat diterima dan dimengerti serta
bermanfaat bagi diri kami sendiri maupun bagi pembaca.

IV
Daftar Isi

Hal Judul….......................................................................................................................................I

Hal Pengesahan..............................................................................................................................II

Kata Pengantar…..........................................................................................................................III

Daftar Isi…...................................................................................................................................IV

BAB 1 PENDAHULUAN…..........................................................................................................1

A. Latar Belakang...........………….........................................................................................1
B. Rumusan Masalah…............................................................................................................1
C. Tujuan….............................................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN….............................................................................................................2

1. Pengertian Membaca dan menulis ......................................................................................2


2. Tahapan membaca dan menulis ..........................................................................................3
3. Jenis jenis membaca dan menulis........................................................................................3
4. Teknik teknik membaca dan menulis .................................................................................4

BAB 3 PENUTUP….......................................................................................................................7

A. Kesimpulan….....................................................................................................................7

V
VI
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Membaca merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas
awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan
menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran
membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang
menyenangkan. Suasana belajar harus dapat diciptakan melalui kegiatan permainan bahasa
dalam pembelajaran membaca. Hal itu sesuai dengan karakteristik anak yang masih senang
bermain. Permainan memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak.
Dalam proses belajar mengajar di kelas, guru pasti dihadapkan pada kondisi
pembelajaran dengan jumlah siswa, gender, latar belakang etnis, agama, sosio-ekonomi,
budaya, tingkah laku dan kemampuan akademik siswa yang beraneka ragam sehingga untuk
mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran, bukanlah suatu hal yang mudah. Guru
dituntut profesional untuk melaksanakan semua itu. Peranan yang diemban oleh guru tidak
hanya sekedar mengupayakan agar siswa dapat memperoleh berbagai ragam ilmu pengetahuan
dan keterampilan. Akan tetapi lebih dari itu, seorang guru harus dapat mendorong siswa untuk
dapat bekerja secara berkelompok dalam rangka menumbuhkan daya nalar, cara berpikir logis,
sistimatis, kreatif, cerdas, dan rasa ingin tahu dan dapat menciptakan suasana yang membuat
aktif siswa di dalam proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian membaca dan menulis ?
2. Bagaiman tahapan membaca dan menulis?
3. Apa saja Jenis jenis membaca dan menulis?
4. Bagaimana metode-metode membaca dan menulis?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian membaca dan menulis
2. Mengetahui tahapan membaca dan menulis
3. Mengetahui jenis jenis memnyimak dan berbicara
4. Mengetahui teknik teknik membaca dan menulis

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Menulis dan Membaca
1. Membaca
Membaca merupakan kegiatan atau proses menerapkan sejumlah keterampilan teks
bacaan dalam rangka memahami isi bacaan. Oleh sebab itu, membaca dapat dikatakan sebagai
kegiatan memperoleh informasi atau pesan yang disampiakan oleh penulis dalam tuturan
bahasa tulis. Di sini membaca berarti memahami teks bacaan baik secara literal, interpretatif,
kritis, maupun kreatif.
Membaca adalah proses perubahan bentuk lambang/tanda/tulisan menjadi wujud bunyi
yang bermakna. Oleh sebab itu, kegiatan membaca ini sengat ditentukan oleh kegiatan fisik
dan mental yang menuntut seseornag untuk menginterpretasi simbol-simbol tulisan dengan
aktif dan kritis sebagai pola komunikasi dengan diri sendiri, agar pembaca dapat menemukan
makna tulisan dan memperoleh infomasi yang dibutuhkan.

2. Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan
menulis, penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata.
Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan
praktik yang banyak dan teratur.
Menulis merupakan suatu medium yang penting untuk mengekspresikan diri pribadi,
untuk berkomunikasi, dan untuk menemukan makna. Kebutuhan-kebutuhan tersebut semakin
bertambah oleh adanya perkembangan media baru untuk komunikasi masa. Oleh karena itu
praktik, latihan, dan studi menulis tetap merupakan bagian yang penting dari kurikulum
sekolah dan menjadi bagian sentral dalam pengajaran bahasa Indonesia.
Menulis merupakan proses bernalar. Untuk menulis suatu topik, penulis harus berpikir,
menghubungkan berbagai fakta, membandingkan, dan sebagainya. Berpikir merupakan kegiatan
mental. Ketika penulis berpikir, dalam benak penulis timbul serangkaian gambaran tentang
sesuatu yang tidak hadir secara nyata. Kegiatan ini tidak terkendali terjadi dengan sendirinya dan
tanpa kesadaran. Kegiatan yang lebih tinggi dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang
saling berhubungan, dan tujuan untuk sampai pada suatu simpulan. Jenis kegiatan berpikir yang

3
terakhir inilah yang disebut kegiatan bernalar. Proses bernalar atau penalaran merupakan proses
berpikir sistematik untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

B. Tahapan-Tahapan Membaca dan Menulis


1. Tahapan Membaca
Kegiatan membaca meliputi 3 keterampilan dasar yaitu: recording, decoding dan
meaning. Pendapat lain dinyatakan oleh Combs, 1996 dalam Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati
Zuhdi, 1999: 48-49 yang membagi kegiatan membaca dibagi menjadi 3:
a. Tahap persiapan
Dalam tahap persiapan, anak mulai menyadari tentang fungsi barang cetak,
konsep tentang cara kerja barang cetak, konsep tentang huruf dan kata.
b. Tahap perkembangan
Dalam tahap perkembangan, anak mulai memahami pola bahasa yang terdapat
dalam barang cetak. Anak mulai belajar memasangkan satu kata dengan kata yang
lain.
c. Tahap transisi
Dalam tahap transisi, anak mulai mengubah kebiasaan membaca bersuara menjadi
membaca dalam hati.
2. Tahapan Menulis
a) Tahap Pratulis 
Tahap pratulis merupakan tahap paling awal dalam kegiatan menulis. Tahap ini terletak pada
sebelum melakukan penulisan. Di dalam tahap pratulis terdapat berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh penulis. Mulai dari menentukan topik yang akan ditulis. Penulis
mempertimbangkan pemilihan topik dari segi menarik atau tidaknya terhadap pembaca.
b) Tahap Pembuatan 
Draf Draf yang dimaksud adalah tulisan yang disusun secara kasar. Pada kegiatan ini penulis
lebih mengutamakan isi tulisan dari pada tata tulisnya sehingga semua pikiran, gagasan, dan
perasaan dapat dituangkan ke dalam tulisan.
c) Tahap Revisi 
Merevisi berarti memperbaiki, dapat berupa menambah yang kurang atau mengurangi yang
lebih, menambah informasi yang mendukung, mempertajam perumusan penulisan, mengubah

4
urutan penulisan pokok-pokok pikiran, menghilangkan informasi yang kurang relevan, dan lain
sebagainya. penulis berusaha untuk menyempurnakan draf yang telah selesai agar tulisan tetap
fokus pada tujuan.
d) Tahap Penyuntingan 
Pada tahap penyuntingan penulis mengulang kembali kegiatan membaca draf. Tulisan pada draf
kasar masih memerlukan beberapa perubahan. Kegiatan selama tahap penyuntingan adalah
meneliti kembali kesalahan dan kelemahan pada draf kasar dengan melihat kembali ketepatannya
dengan gagasan utama, tujuan penulisan, calon pembaca, dan kriteria penerbitan.
e) Tahap Publikasi 
Tahap publikasi merupakan tahap paling akhir dalam proses menulis. Dalam tahap ini yang
dilakukan adalah memublikasikan tulisannya melalui berbagai kemungkinan misalnya
mengirimkan kepada penerbit, redaksi majalah, dan sebagainya. Dapat pula dengan berbagi
tulisan dengan berbagai pembaca

C. Jenis-Jenis Membaca dan Menulis


a) Membaca cepat
Teknik membaca cepat dapat digunakan sebagai salah satu cara belajar efektif. Membaca cepat
merupakan teknik membaca dengan memindahkan padangan mata secara cepat, kata demi kata,
frase demi frase, atau baris demi baris. Teknik membaca cepat bertujuan agar pembaca dapat
memahami bacaan dengan cepat. Cara membaca cepat:
1. Konsentrasi saat membaca.
2. Menghilangkan kebiasaan membaca dengan bersuara dan bibir bergerak.

3. Perluas jangkauan mata ketika membaca.


4. Tidak mengulang-ulang bacaan.
Dalam teknik membaca cepat, digunakan rumus untuk menghitung kecepatan membaca. Rumus
tersebut adalah:
KB : Jumlah kata dalam bacaan x 100%
           Waktu yang ditempuh
Keterangan:
KB = Kecepatan Membaca

5
b) Membaca Sekilas 

Membaca sekilas (skimming) biasa dilakukan ketika membaca koran atau bacaan-bacaan ringan
lainnya. Teknik membaca ini dilakukan dengan tujuan agar dapat menemukan infromasi yang
diperlukan. Ketika membaca koran, tidak semua informasi dalam koran perlu dibaca, hanya hal-
hal yang dianggap penting sudah mewakili informasi yang ingin diketahui.
Membaca sekilas adalah teknik membaca yang dilakukan sekilas pada bagian-bagian teks,
terutama judul, daftar isi, kata pengantar. indeks atau hal umum lainnya. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam membaca sekilas adalah sebagai berikut:
1. jika membaca koran, bacalah setiap judul bacaan dalam koran tersebut,
2. baca garis besar bacaan atau kepala berita yang terdapat pada koran tersebut, dan
3. jika telah telah menemukan bacaan yang diinginkan, mulai untuk membacanya.

c) Membaca Memindai

Membaca memindai disebut juga membaca scanning, yaitu teknik membaca yang digunakan
untuk mendapatkan informasi tanpa membaca yang lain. Melainkan langsung pada masalah yang
diperlukan. Teknik membaca memindai, biasanya dilakukan ketika mencari nomor telepon,
mencari arti kata atau istilah di kamus, dan mencari informasi di ensiklopedia.

d) Membaca Intensif

Membaca intensif adalah teknik membaca yan dapat diterapkan dalam upaya mencari informasi
yang bersifat detail. Membaca intensif juga dapat diterapkan untuk mencari informasi sebagai
bahan diskusi. Membaca intensif, disebut juga membaca secara cermat. Membaca dengan cermat
akan memperoleh sebuah pokok persoalan atau perihal menarik dari suatu teks bacaan untuk
dijadikan bahan diskusi.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membaca intensif adalah sebagai berikut:
1. membaca dengan jeli sehingga dapat menentukan hal yang paling menarik dari hal-hal lain,

6
2. mempertimbangkan kemampuan diri dal kemampuan teman diskusi berkenaan dengan
kemampuan diri menguasai atau memahami perihal yang akan didiskusikan, dan
3. mempertimbangkan referensi yang dimiliki oleh peserta diskusi terkait hal yang akan
didiskusikan.

e) Membaca Ekstensif

Membaca ekstensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan cara tidak begitu detail.
Kegiatan membaca ekstensif ditujukan untuk mendapatkan informasi yang bersifat pokok-pokok
penting dan bukan hal yang sifatnya terperinci. Berdasarkan informasi pokok tersebut, kita sudah
dapat melihat atau menarik kesimpulan mengenai pokok bahasan atau masalah utama yang
dibicarakan. Membaca ekstensif dapat digunakan ketika membaca beberapa teks yang memiliki
masalah utama sama. Kita dapat menarik kesimpulan mengenai teks yang memiliki masalah
utama yang sama, meskipun pembahasan detailnya berbeda. 
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika membaca ekstensif dua teks:
1. membaca kedua teks secara keseluruhan, sehingga mendapatkan pemahaman terhadap kedua
isi teks,
2. memahami pokok-pokok penting yang disampaikan dalam masing-masing teks,
3. membandingkan kedua teks, sehingga memperoleh gambaran adanya persamaan dan
perbedaannya, dan 
4. menarik kesimpulan mengenai masalah utama kedua teks.

B. Jenis-Jenis Menulis
1. Eksposisi
Eksposisi merupakan salah satu dari Jenis-jenis menulis yang biasa juga disebut pemaparan,
yakni salah satu bentuk karangan yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis
suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang.
Eksposisi merupakan tulisan yang sering digunakan untuk menyampaikan uraian ilmiah, seperti
makalah, skripsi, tesis, desertasi, atau artikel pada surat kabar atau majalah. Jika hendak menulis
bagaimana peraturan bermain sepak bola, cara kerja pesawat, bagaimana membuat tempe,

7
misalnya, maka jenis tulisan eksposisi sangat tepat untuk digunakan. Ekposisi berusaha
menjelaskan atau menerangkan.
2. Deskripsi
Deskrisi merupakan hasil dari obesrvasi melalui panca indera, yang disampaikan dengan kata-
kata (Marahimin. 1993 : 46).Tujuan deskripsi adalah membentuk, melalui ungkapan bahasa,
imajinasi pembaca agar dapat membayangkan suasana, orang, peristiwa, dan agar mereka dapat
memahami suatu sensasi atau emosi (Kurniawan, 2007:10).
3. Narasi (Kisahan)
Narasi atau kisahan merupakan corak tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa
atau pengalaman manusia (tokoh) berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Paragraf
narasi itu dimaksudkan untuk memberi tahu pembaca atau pendengar tentang sesuatu yang telah
diketahui atau sesuatu yang dialami oleh penulisnya. Narasi lebih menekankan pada dimensi
latar dan adanya alur atau konflik.

4. Argumentasi
Argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan pendapat penulis
meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar menerima pendapanya. Argumentasi berusaha
meyakinkan pembaca. Cara menyakinkan pembaca itu dapat dilakukan dengan jalan menyajikan
data, bukti, atau hasil-hasil penalaran (Pusat Bahasa. 2001 : 45). Argumentasi ditulis untuk
memberikan alasan, memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Jadi,
setiap karangan argumentasi selalu terdapat alasan atau argumen tentang bantahan terhadap suatu
pendapat atau penguatan terhadap pendapat tersebut.

5. Persuasi
Persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-ajuk, ataupun berdaya himbau yang dapat
membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun
eksplisit yang dilontarkan oleh penulis. Dengan kata lain, persuasi berurusan dengan masalah
mempengaruhi orang lain lewat bahasa.

8
D. Metode Membaca dan Menulis
1. Complete Sentence
Complete sentence adalah pembelajaran dengan model melengkapi kalimat. Model pembelajaran
ini merupakan model pembelajaran yang inovatif, siswa belajar melengkapi paragraf yang belum
lengkap kalimatnya dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia. pembelajaran yang
diawali dengan menyampaikan materi ajar oleh guru, atau dengan penganalisaan terhadap modul
yang telah dipersiapkan, pembagian kelompok yang tidak lebih dari tiga orang dengan
kemampuan yang heterogen, pemberian lembar kerja yang berisi paragraf yang belum lengkap,
lalu diberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan diakhiri dengan pengambilan
kesimpulan. Complete sentence pada hakikatnya adalah melengkapi teks yang rumpang dengan
kalimat yang sesuai (menurut kreativitas peserta didik).
2. REAP
Metode REAP (Read, Encode, Annotate, Ponder) mempunyai tujuan untuk meningkatkan
kemampuan pembaca memahami bacaan dengan cara menyintesiskan ide-ide pengarang ke
dalam kata-katanya sendiri sehingga dengan penerapan metode ini pembaca bisa lebih
memahami bacaan yang di baca. REAP merupakan strategi yang digunakan untuk meningkatkan
kemampuan membaca. Strategi ini berfokus pada perlakuan setelah kegiatan membaca. Ada
empat tahap dalam strategi ini yaitu read, encode, annotate, dan ponder. Tahap encode, annotate,
dan ponder merupakan tahap yang difokuskan pada kegiatan setelah membaca. Siswa diarahkan
untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. 
3. CIRC
Cooperative integrated Reading and Composition (CIRC) adalah salah satu model pembelajaran
kooperatif terpadu membaca dan menulis, dimana peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dalam membaca, menulis, memahami
kosakata dan seni berbahasa.
Fokus utama kegiatan CIRC adalah membuat penggunaan waktu menjadi lebih efektif. Siswa
dikondisikan dalam tim-tim kooperatif yang kemudian dikoordinasikan dengan pengajaran
kelompok membaca, supaya memenuhi tujuan lain seperti pemahaman membaca, kosa kata,
pembacaan pesan, dan ejaan. Tujuan utama CIRC adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk
membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan
secara luas (Slavin, 2010: 203).

9
Terdapat lima tahapan dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran CIRC,
yaitu sebagai berikut:
1. Orientasi. Pada fase ini, guru melakukan apersepsi dan pengetahuan awal siswa tentang
materi yang akan diberikan. Kegiatan ini juga memaparkan tujuan pembelajaran yang
akan dilakukan kepada siswa.
2. Organisasi. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, dengan memperhatikan
keheterogenan akademik. Membagikan bahan bacaan tentang materi yang akan dibahas
kepada siswa. Menjelaskan mekanisme diskusi kelompok dan juga tugas yang harus
diselesaikan selama proses pembelajaran berlangsung. 
3. Pengenalan konsep. Mengenalkan tentang suatu konsep baru yang mengacu pada hasil
penemuan selama eksplorasi. Pengenalan ini bisa didapat dari keterangan guru, buku
paket, film, kliping, poster atau media lainnya. 
4. Publikasi. Siswa mengkomunikasikan hasil temuan-temuannya. Membuktikan,
memperagakan tentang materi yang dibahas baik dalam kelompok atau di depan kelas. 
5. Penguatan dan refleksi. Pada fase ini guru memberikan penguatan berhubungan dengan
materi yang dipelajari melalui penjelasan-penjelasan ataupun memberikan contoh nyata
dalam kehidupan sehari-hari. Langkah selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk
merefleksikan dan mengevaluasi hasil pembelajarannya.
Menurut Steven dan Slavin, langkah-langkah yang dilakukan untuk menggunakan model
pembelajaran CIRC adalah sebagai berikut (Huda, 2013:222):

1. Guru membentuk kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 siswa.


2. Guru memberikan wacana sesuai dengan topik pembelajaran. 
3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberikan
tanggapan terhadap wacana dan ditulis pada lembar kertas.
4. Siswa mempresentasikan/membacakan hasil diskusi kelompok. 
5. Guru memberikan penguatan (reinforcement).
6. Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan.

10
4. PQ4R
Strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite Review) merupakan strategi yang
digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca, dan dapat membantu proses
belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca bacaan/buku (Trianto,
2007: 146)
pelaksanaan pembelajaran dengan strategi PQ4R dibagi ke dalam tiga tahap yaitu: a) tahap
prabaca terdiri dari mempersiapkan bahan bacaan, siswa membaca sekilas wacana (preview),
menyusun pertanyaan (question); b) tahap membaca terdiri atas: membaca dalam hati (read),
refleksi, menceritakan kembali (recite); c) tahap Pascabaca terdiri dari meninjau ulang (review)
5. SQ3R,
SQ3R adalah singkatan dari Survey-Question-Read-Recite- Review (Survei-Pertanyaan-
Membaca-Menceritakan-Meninjau). Metode SQ3R merupakan suatu sistem belajar yang
terkenal secara luas yang mudah diadaptasikan dengan tugas-tugas membaca. SQ3R pada
prinsipnya merupakan singkatan langkah-langkah
mempelajari buku teks (buku pelajaran) yang meliputi:3
1. Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi
seluruh teks;
2. Question, maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang sesuai
dengan wacana;
3. Read, maksudnya membaca wacana secara aktif untuk mencapai
pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun;
4. Recite, maksudnya menghafal semua jawaban atas pertanyaan yang
telah tersusun atau ditemukan;
5. Review, maksudnya meninjau ulang seluruh jawaban atas
pertanyaan yang telah tersusun pada langkah kedua dan ketiga.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa SQ3R adalah suatu metode membaca untuk menemukan ide-ide
pokok dan pendukungnya serta membantu mengingat agar lebih tahan lama melalui lima langkah
kegiatan, yaitu survei, question, read,
recite, dan review.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hakikat dari ilmu menyimak adalah suatu aktivitas yang mencakup kegiatan
mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterprestasi, menilai dan
merealisasi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. Jadi menyimak
bertujuan untuk menangkap, memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada
materi atau bahasa simakan. Keterampilan menyimak sangatlah penting, baik di luar
maupun di sekolah, Kegiatan menyimak berperanan dalam kehidupan sehari-hari. Kita
tahu bahwa kegiatan menyimak sangat banyak dilakukan di sekolah maupun di luar
sekolah, namun kenyataannya masih jarang sekali orang-orang yang berminat
mengadakan penelitian di bidang menyimak.
Kegiatan berbicara merupakan wadah untuk menyampaikan sebuah hasil
simakan ataupun sebuah pemikiran yang ingin disampaikan pembicara baik di sekolah
maupun di luar sekolah.
Selain itu perlu ditekankan bahwa keterampilan menyimak erat kaitannya dengan
keterampilan berbicara pada siswa. Untuk meningkatkan keterampilan berbicara, perlu
adanya pembelajaran yang sesuai supaya hasil ketrampilan berbicara siswa menjadi
meningkat dan lebih baik.

B. Saran
Upaya yang mungkin bisa di lakukan untuk meningkatkan kedisiplinan antaranya melatih dan
mendidik perilaku seseorang sesuai dengan tata tertib dan aturan yang berlaku, baik yang muncul
dari kesadaran dirinya sendiri, maupun karena adanya sanksi yang berlaku.

12
Daftar Pustaka

13

Anda mungkin juga menyukai