Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MICRO TEACHING

“Pengertian, tujuan, fungsi dan prinsip micro teaching serta hubungan pengajaran
micro teaching dengan PL beserta ruang lingkupnya”

Dosen Pengampu : Dra. Izzati, M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 1 :

Nisa Viorenza 18022032

Nofita Sari 18022033

Nuraini 18022034

Octri Asha Linaa 18022035

Rahmi Yulia 18022036

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA


DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah ini
dengan lancar dan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpahcurahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas kelompok mata kuliah Micro Teaching

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini agar nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada


dosen yang mengampu mata kuliah ini, Dra. Izzati, M.Pd. yang telah membimbing kami
sehingga sanggup untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat waktu.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Terimakasih.

Padang, 22 Februari 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Micro Teaching ......................................................................................... 3
2.2 Tujuan, fungsi dan prinsip micro teaching .................................................................. 4
A. Tujuan Micro Teaching ........................................................................................... 4
B. Fungsi Micro Teaching ............................................................................................ 5
C. Prinsip – prinsip Micro Teaching ............................................................................ 7
2.3 Hubungan pengajaran Micro dengan PL ..................................................................... 7
2.4 Ruang Lingkup pengajaran Micro Teaching .............................................................. 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 12
3.2 Saran .......................................................................................................................... 12
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tolak ukur keberhasilan seorang guru adalah tercapainya Tujuan dan Hasil
pembelajaran, untuk mencapai tujuan dan Hasil pembelajaran tersebut dibutuhkan
seorang guru yang benar-benar memiliki kapasitas sebagai tenaga pendidik
professional. 4 Kompetensi Guru harus dipahami untuk kemudian dikuasai melalui
sebuah latihan yang sistematis dan terkontrol, 4 kompetensi tersebut adalah (1)
Pedagogi, (2) Kepribadian, (3) Profesional dan (4) Sosial. Upaya kearah tersebut bisa
ditempuh salah satunya dengan cara mengoptimalkan kegiatanmicro
teaching(Pengajaran Mikro).

Guru atau pendidik yang baik adalah, mereka yang berhasil membawa peserta
didik mencapai tujuan dan hasil yang baik sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam
suatu pendidikan. Untuk mencapai efektifitas suatu pembelajaran, tentunya
dibutuhkan seorang guru profesional yang betul-betul memahami tentang bagaimana
melaksanakan suatu pembelajaran dengan baik, serta memiliki
ketrampilan (skill) dasar mengajar yang baik sebelum melaksankan tugas sebagai
seorang pendidik atau guru .

Pembelajaran micro memiliki tujuan untuk membekali para calon pendidik


(guru) agar memiliki beberapa keterampilan dasar dalam mengajar, serta dapat
mendalami makna dan strategi yang akan digunakan pada suatu proses pembelajaran.
Tenaga pendidik (guru) tentunya harus terus berlatih keterampilan tersebut satu demi
satu.

Oleh karena itu, pembelajaran mikro sangat dibutuhkan oleh seorang calon
tenaga pendidik (guru) dalam bentuk peer teaching dengan harapan agar para calon
pendidik sekalius dapat menjadi pengamat bagi teman sesama calon pendidik, untuk
saling memberikan koreksi dan masukan mengenai penguasaan keterampilan dasar
mengajar yang dimilikinya.

1
1.2 Rumusan Masalah
A. Apa Pengertian dari Miro Teaching?
B. Apa tujuan, fungsi dan prinsip dari micro teaching?
C. Bagaimana hubungan pengajaran micro teaching dengan PL ?
D. Apa saja ruang lingkup dari micro teaching?

1.3 Tujuan Penulisan


A. Menjelaskan Pengertian dari Micro Teaching
B. Menjelaskan tujuan, fungsi dan prinsip dari micro teaching
C. Menjelaskan hubungan pengajaran micro teaching dengan PL
D. Menjelaskan ruang lingkup dari micro teaching

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Micro Teaching


Micro teaching atau pembelajaran mikro adalah sebuah model atau metode
pelatihan penampilan dasar mengajar guru yang dilakukan secara mikro atau
disederhanakan, yaitu waktu, materi dan jumlah siswa. Micro teaching biasanya
dilakukan oleh calon guru yang saling bertukar peran dalam berlatih untuk menguasai
keterampilan dasar mengajar, praktek kegiatan belajar dan berdiskusi mengenai
masalah-masalah yang ditemukan. Micro teaching adalah suatu metode latihan yang
dirancang sedemikian rupa untuk memperbaiki keterampilan mengajar calon guru dan
mengembangkan pengalaman profesional guru khususnya keterampilan mengajar
dengan cara menyederhanakan atau memperkecil aspek pembelajaran seperti jumlah
murid, waktu, fokus bahan ajar dan membatasi penerapan keterampilan mengajar
tertentu, sehingga guru dapat diketahui keunggulan dan kelemahan pada diri guru
secara akurat.

Berikut definisi dan pengertian micro teaching dari beberapa sumber buku:

 Menurut Sukirman (2012), micro teaching adalah sebuah pembelajaran


dengan salah satu pendekatan atau cara untuk melatih penampilan mengajar
yang dilakukan secara micro atau disederhanakan. Penyederhanaan disini
terkait dengan setiap komponen pembelajaran, misalnya dari segi waktu,
materi, jumlah siswa, jenis keterampilan dasar mengajar yang dilatihkan,
penggunaan metode dan media pembelajaran, dan unsur-unsur pembelajaran
lainnya.
 Menurut Barnawi dan Arifin (2016), micro teaching adalah metode yang
digunakan di lingkungan pendidikan guru dan lingkungan belajar mengajar
lainnya. Dalam micro teaching sekelompok calon guru berlatih untuk
menguasai keterampilan-keterampilan dasar mengajar, mempraktikan kegiatan
mengajar, dan berdiskusi untuk membahas tentang masalah-masalah yang
ditemukan. Proses belajar mengajar direkam dalam sebuah video dengan
pantauan dosen pembimbing. Calon guru saling bertukar peran, ada suatu saat

3
menjadi guru dan ada pula yang suatu saat menjadi siswa. Cara seperti ini
telah digunakan di banyak lembaga pendidikan guru.
 Menurut Asril (2011), micro teaching adalah sebuah model pengajaran yang
dikecilkan atau disebut juga dengan real teaching. Jumlah pesertanya berkisar
antara 5 - 10 orang, ruang kelasnya terbatas, waktu pelaksanaannya berkisar
antara 10 dan 15 menit, terfokus kepada keterampilan mengajar tertentu, dan
pokok bahasannya disederhanakan.
 Menurut Helmiati (2013), micro teaching adalah penguasaan ketrampilan
dasar mengajar, guru perlu berlatih secara parsial artinya tiap-tiap komponen
keterampilan dasar mengajar perlu dikuasai secara terpisah-pisah. Adapun
yang dikecilkan dan disederhanakan adalah jumlah siswa 5 - 10 orang, waktu
mengajar 5 - 10 menit, bahan pelajaran hanya mencakup satu atau dua hal
yang sederhana dan ketrampilan mengajar difokuskan beberapa ketrampilan
khusus saja.
 Menurut Hasibuan, Ibrahim dan Toemial (2014), micro teaching adalah
metode latihan penampilan dasar mengajar yang dirancang secara jelas
mengisolasi bagian-bagian komponen dan proses mengajar sehingga guru atau
calon guru dapat menguasai satu persatu ketrampilan dasar mengajar dalam
situasi yang disederhanakan

Jadi, dapat kami simpulkan bahwa Micro Teaching merupakan suatu metode
latihan yang digunakan dalam lingkungan pendidikan guru atau kegiatan belajar
mengajar lainnya, yang biasanya penampilan dasar mengajar guru dilakukan secara
mikro atau disederhanakan, yaitu waktu, materi dan jumlah siswa.

2.2 Tujuan, fungsi dan prinsip micro teaching

A. Tujuan Micro Teaching


Menurut (Barnawi dan Arifin 2016), tujuan micro teaching adalah untuk
membekali dan/atau meningkatkan performance calon guru atau guru dalam
mengadakan kegiatan belajar mengajar melalui pelatihan keterampilan mengajar.
Micro teaching digunakan untuk mempertemukan antara teori dan praktik
pengajaran pada mahasiswa calon guru. Selain itu, micro teaching digunakan
untuk menyiapkan calon guru sebelum praktik mengajar di sekolah.

4
Dalam (Sukirman, 2012) dijelaskan bahwa Tujuan pembelajaran mikro
(micro teaching) sebagai suatu pendekatan pembelajaran antara lain adalah
sebagai berikut:
 Untuk memfasilitasi, melatih, dan membina calon maupun para guru dalam
hal keterampilan dasar mengajar (teaching skills)
 Untuk memfasilitasi, melatih dan membina calon maupun para guru agar
memiliki kompetensi yang diharapkan oleh ketentuan undang-undang maupun
peraturan pemerintah.
 Untuk melatih penampilan dan keterampilan mengajar yang dilakukan secara
bagian demi bagian secara spesifik agar diperoleh kemampuan maksimal
sesuai dengan tuntutan profesional sebagai tenaga seorang guru
 Untuk memberi kesempatan kepada calon maupun para guru berlatih dan
mengoreksi, serta menilai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki (self
evaluation) dalam hal keterampilan mengajarnya
 Untuk memberi kesempatan kepada setiap yang berlatih (calon guru dan para
guru) meningkatkan dan memperbaiki kelebihan dan kekurangannya, sehingga
guru selalu berusaha meningkatkan layanannya kepada siswa. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut bukan perkara mudah dapat dapat diperoleh
sekaligus dalam waktu relatif singkat.

B. Fungsi Micro Teaching


Menurut Barnawi dan Arifin (2016), micro teaching berfungsi untuk
memberikan pengalaman baru dalam belajar mengajar, sedangkan bagi guru micro
teaching berfungsi memberi penyegaran keterampilan dan sebagai sarana umpan
balik atas kinerja mengajarnya. Melalui micro teaching, baik calon guru maupun
guru dapat memperoleh informasi tentang kekurangan dan kelebihannya dalam
mengajar. Apa saja kelebihan yang perlu dipertahankan dan apa saja kekurangan
yang dapat diperbaiki. Selain itu, melalui micro teaching guru dapat mencoba
metode atau model pembelajaran baru sebelum digunakan pada kelas yang
sebenarnya.

Menurut Helmiati (2013), micro Teaching berfungsi untuk membina calon


guru/tenaga kependidikan melalui keterampilan kognitif, psikomotorik, reaktif

5
dan interaktif. Adapun fungsi-fungsi pembelajaran mikro atau micro teaching
adalah sebagai berikut:

 Fungsi Intruksional, sebagai penyedia fasilitas praktek latihan bagi calon


guru untuk berlatih dan memperbaiki dan meningkatkan keterampilan
pembelajaran juga latihan penerapan pengetahuan metode dan teknik
mengajar dan ilmu keguruan yang telah dipelajari secara teoritik.
Pengajaran mikro berfungsi sebagai praktek keguruan, baik dalam pre-
service maupun in-service. Dengan hal ini maka jelas bahwa fungsi
intruksional sebagai tempat untuk mengasah kompetensi dan keterampilan
mengajar.
 Fungsi Pembinaan, sebagai tempat pembinaan dan pembekalan para calon
guru dibina sebelum terjun ke pengajaran sebenarnya. Micro teaching
dijadikan tempat membekali calon guru dengan memperbaiki komponen-
komponen mengajar sebelum terjun ke kelas tempat pengajaran.
 Fungsi Integralistik, sebagai program yang merupakan bagian integral
program pengalaman lapangan serta merupakan mata kuliah prasyarat PPL
dan berstatus sebagai mata kuliah wajib nyata.
 Fungsi Eksperimen, sebagai bahan uji coba bagi calon guru pakar di
bidang pembelajaran. Contohnya seorang guru berdasarkan penelitiannya
menemukan suatu model pembelajaran, maka sebelum penemuan itu
dipraktekkan di lapangan, maka terlebih dahulu diujicobakan di dalam
micro teaching ini. Dengan hal ini hasil dapat dievaluasi di mana letak
kelemahannya untuk segera dilakukan perbaikan-perbaikan. Dengan kata
lain bahwa fungsi micro teaching adalah sarana dalam latihan
mempraktekkan mengajar, juga salah satu syarat bagi mahasiswa yang
akan mengikuti praktek mengajar di lapangan.
 Peka terhadap fenomena yang terjadi di dalam proses pembelajaran ketika
menjadi kolaborator yang mengkritisi teman yang tampil praktik mengajar.
Lebih siap melakukan kegiatan praktik mengajar di lembaga dan sekolah.
 Dapat menilai kekurangan yang ada dalam dirinya yang berkaitan dengan
kompetensi dasar mengajar melalui refleksi diri setelah praktik ke depan.

6
C. Prinsip – prinsip Micro Teaching
1) Fokus pada penampilan, Yang menjadi sasaran utama pada Micro
Teaching adalah penampilan setiap peserta pada saat berlatih. Penampilan
yang dimakusd disini adalah perilaku peserta dalam memperagakan setiap
jenis keteramiplan mengajar seperti membuka dan menutup pembelajaran.
2) Spesifik dan konkrit, maksudnya adalah jenis keterampilan dalam mengajar
dilakukan secara spesifik bagian perbagian seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya. Jadi ketika peserta melakukan Micro Teaching harus terlihat
mana bagian pembuka, mana bagian ketika menyampaikan tujuan
pembelajaran, dan mana bagian ketika menutup pembelajaran.
3) Umpan balik, yaitu proses dimana ada seorang observer yang memberikan
komentar, saran atau masukannya dalam memecahkan masalah yang dihadapi
oleh peserta yang melakukan Micro Teaching.
4) Keseimbangan, Prinsip keseimbangan ini berhubungan dengan prinsip umpan
balik, pada prinsip keseimbangan ini observer tidak boleh hanya menyebutkan
kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh peserta Micro teaching, melainkan
harus menyebutkan kelebihan-kelebihannya pula.
5) Ketuntasan, jika dalam pembelajaran mikro masih terdapat kekurangan, maka
perlu diadakan latihan ulang agar kekurangan-kekurangan yang masih ada
dapat diperbaiki. Maju berkelanjutan siapapun yang berlatih dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran mikro, ia harus mau belajar secara
terus menerus, tanpa ada batasnya (life long of education).

2.3 Hubungan pengajaran Micro dengan PL


a) Pengaruh Pembelajaran Mikro terhadap minat menjadi guru pada Mahasiswa
Microteaching (pengajaran mikro) merupakan sebuah model pengakaran yang
dikecilkan atau disebut juga dengan real teaching. (Allen and Ryan 1969). Jumlah
pesertanya berkisar antara 5 sampai 10 orang, ruang kelasnya terbatas, waktu
pelaksanaanya berkisar 10 dan 15 menit,terfokus kepada keterampilan mengajar
tertentu, dan pokok bahasanya disederhanakan.
Pembelajaran mikro bagi setiap calon guru sebagai bekal persiapan
menghadapi praktik lapangan. Kegiatan microteaching para calon dilatih untuk
menunjukkan keaktifan dan kemampuannya sebagai guru, baik kepada para teman
seprofesi, dan dosen pembimbing. Oleh sebab itu, microteaching periode awal

7
yang akan menentukan sukses atau gagalnya mendapatkan guru yang profesional
di lapangan.
Salah satu yang diungkapkan oleh Dwight Allen dalam buku (Zainal Asril,
2011: 46) yaitu Calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya
sebelum mereka terjun kelapangan. Hal ini yang menjadi salah satu faktor
mendorong mahasiswa untuk menjadi guru. Kebanyakan mereka yang belum
melalui fase ini (Preteaching), belum memiliki minat yang besar untuk menjadi
guru, karena keterampilan yang sebenarnya ada dalam diri mereka, merek belum
keluarkan, sehingga ini menjadi salah satu faktor penghambat akan adanya minat
mahasiswa untuk menjadi guru. Oleh karena itu, dengan diadakannya
pembelajaran mikro ini akan memberi dampak yang baik bagi minat mahasiswa
untuk menjadi guru, dan keterampilan mahasiswa dalam mengajar serta
keprofesionalan mahasisiwa nantinya ketika menjadi guru. Hal ini juga karena
pembelajaran mikro mempunyai beberapa manfaat yang secara tidak langsung
menggali keterampilan dan niat mahasiswa untuk menjadi guru seperti: latihan
mengajar didalam kelas, dituntut untuk menguasai materi pembelajaran,
mengimajinasikan bagaiamana kondisi dalam ruangan kelas, ketika jam
pertama,kedua dan ketig, dan bagaiamana cara mengatasi masalah yang akan
timbul.
b) Pengaruh Program Pengalaman lapangan II terhadap minat menjadi guru pada
Mahasiswa
PPL II adalah tindak lanjut dari adanya Microteaching. Apabila dalam
Microteaching merupakan simulasi saja, maka PPL II ini merupakan penerapan
langsungya. Dengan demikian PPL adalah suatu program yang
mempermasyarakatkan kemampuan aplikatif dan terpadu dari seluruh pengalaman
belajar sebelumnya ke dalam program pelatihan berupa kinerja dalam semua hal
yang berkaitan dengan jabatan keguruan, baik kegiatan mengajar maupun tugas-
tugas keguruan lainnya.
Program pengalaman lapangan yang dilaksanakan oleh mahasiswa sangat
memberikan dampak terhadap minat mahasiswa untuk menjadi guru. Sebelumnya
yang dimana praktek dilakukan didalam kelas mahasiswa itu sendiri dan
mahasiswa sebayanya sebagai murid, dalam PPL ini mahasiswa dihadapakan pada
realita yang terjadi dan yang akan mereka hadapi setelah lulus nantinya. Hampir
seluruh responden menceritakan bahwa apa yang mereka rasakan dan sebelumnya
8
pada tahap pembelajaran mikro jauh berbeda. Tujuan PPL salah satunya adalah
memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam bidang pembelajaran dan
manajerial di sekolah atau lembaga dalam rangka melatih dan mengembangkan
kompetensi keguruan atau kependidikan, memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk mempelajari mengenal dan menghayati permasalahan lembaga
pendidikan, terlebih khusus masalah didalam kelas.
Menurut Pramuja (2008: 18) komponen mengukur minat menjadi guruvantara
lain adanya pengetahuan dan informasi yang memadai, adanya perasaan senang,
kemauan dan hasrat untuk menjadi guru. Dengan melaksanakan kegiatan PPL
mahasiswa akan lebih mendalami terkait dengan pengajaran di kelas dan dapat
menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai dalam
kehidupan nyata di sekolah dan lembaga pendidikan. Setelah melaksanakan
kegiatan PPL mahasiswa akan lebih mempunyai minat untuk menjadi guru/
pendidik.

2.4 Ruang Lingkup pengajaran Micro Teaching


Teaching skills merupakan sejumlah keterampilan dasar atau prilaku yang
dapat dikembangkan melalui proses latihan dan dapat digunakan pada saat situasi
pembelajaran dilaksanakan oleh teacher trainee. Allen dan Riyan (1969) dalam
Arifmiboy (2019) mengemukakan keterampilan mengajar secara umum
diklasifikasikan kedalam 14 keterampilan yaitu: 1) stimulus variation, 2) set
induction, 3) closure, 4) silence and nonverbal cues, 5) Reinforcement of student
participation, 6) fluency in asking question, 7) probing question, 8) higer-order
question, 9) divergen guestion, 10) recognizing attending behaviour, 11) illustrating
and use of example, 12) lecturing, 13) planned repetition, and 14) completeness of
communication. Keterampilan-keterampilan dasar tersebut dapat disederhanakan
menjadi 8 keterampilan yaitu keterampilan membuka dan menutup pembelajaran,
keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan,
keterampilan mengadakan variasi, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,
dan keterampilan mengelola kelas.

1) Keterampilan Membuka
Keterampilan membuka pembelajaran, yaitu upaya yang dilakukan oleh guru
untuk menumbuhkan perhatian dan motivasi belajar siswa. Kegiatan membuka
pembelajaran, sesuai dengan namanya ”membuka”, biasanya dilakukan diawal

9
kegiatan. Sesuai dengan pengertian dan tujuan keterampilan membuka
pembelajaran yaitu sebagai pra-pembelajaran yang bertujuan antara lain untuk
menciptakan kondisi siap mental, memusatkan perhatian dan membangkitkan
motivasi belajar siswa.
2) Keterampilan Menutup
Pembelajaran Keterampilan menutup pembelajaran, yaitu upaya yang
dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pembelajaran agar siswa dapat memperoleh
pengalaman belajar secara utuh dari hasil pembelajaran yang telah dilakukannya.
Seperti halnya dengan kegiatan membuka pembelajaran, dalam kegiatan menutup
pembelajaranpun terdapat beberapa cara atau teknis yang dapat dilakukan oleh
guru. Misalnya menutup dengan cara membuat kesimpulan, membuat ringkasan,
mengadakan refleksi, menyampaikan review, menyampaikan salam penutup dan
lain sebagainya. Setiap jenis kegiatan yang dilakukan dalam menutup
pembelajaran tersebut, itu bukan tujuan tetapi teknis atau cara. Adapun tujuan
yang ingin dicapai dari kegiatan menutup pembelajaran yang terpenting adalah
untuk memberikan pengalaman belajar yang utuh terhadap semua materi yang
telah dipelajari dalam kegiatan pembelajaran sebelumnya.
3) Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan, yaitu suatu keterampilan untuk
mengkomunikasikan materi pembelajaran kepada siswa secara jelas, gamblang
dan lancar. Keterampilan menjelaskan sangat penting, karena salah satu tujuan
akhir dari pembelajaran adalah perubahan perilaku baik menyangkut dengan
pengetahuan, sikap, keterampilan maupun pembiasaan. Secara sederhana kita
dapat berkesimpulan, bagaimana perilaku siswa akan berubah sesuai dengan yang
diharapkan jika materi yang dipelajarinya tidak dipahami. Adapun untuk
diperolehnya pemahaman yang baik, tergantung pada penjelasan yang
disampaikan oleh guru. Oleh karena itu terkait dengan pembahasan sebelumnya,
bahwa untuk lebih memperjelas pemahaman siswa, dalam menjelaskan (lecturing)
sebaiknya disertai oleh ilustrasi dan contoh yang tepat.
4) Keterampilan Memberikan Penguatan
Memberi penguatan, yaitu pemberian respon dari guru terhadap aktivitas
belajar siswa. Tujuan pemberian penguatan yaitu untuk lebih meningkatkan
motivasi belajar. Bentuk penguatan bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu
penguatan dengan verbal dan nonverbal. Sasarannya sama, penguatan verbal dan
10
nonverbal yaitu ditujukan untuk memberikan respon terhadap proses dan hasil
belajar siswa. Melalui respon yang disampaikan guru, siswa akan merasa diakui
terhadap proses dan hasil yang dikerjakannya.
5) Keterampilan Melakukan Variasi
Pemberian stimulus pembelajaran secara bervariasi bisa dilakukan melalui
beberapa cara seperti: variasi dalam menggunakan metode, media, gaya mengajar,
suara, variasi dalam menggunakan komunikasi pembelajaran, dan lain sebagainya.
Tujuan pemberian stimulus yang bervariasi adalah untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang dinamis, menyenangkan, dan kaya dengan sumber belajar.
6) Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya adalah kegiatan dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan siswa berfikir dan memperoleh pengetahuan lebih
banyak. Keterampilan bertanya adalah cara-cara yang dapat digunakan guru untuk
mengajukan pertanyaan kepada siswa. Dalam setiap kesempatan atau kegiatan,
”bertanya” sering muncul. Ketika ngobrol atau diskusi dengan teman, di
lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, di sekolah ketika pembelajaran
berlangsung ”pertanyaan” sering muncul. Fungsi dan tujuan bertanya pada
dasarnya sama yaitu meminta jawaban, penjelasan atau informasi yang diperlukan
terhadap sesuatu yang belum diketahuinya.
7) Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok
Diskusi dalam proses pembelajaran termasuk kedalam salah satu jenis metode
pembelajaran. Setiap metode pembelajaran termasuk diskusi diarahkan untuk
terjadinya proses pembelajaran secara aktif dan efektif untuk mencapai tujuan
(kompetensi) pembelajaran yang diharapkan.
8) Keterampilan Mengelola Kelas
Upaya pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru bertujuan untuk
mendukung terjadinya proses pembelajaran yang lebih berkualitas. Oleh karena
itu pendekatan atau teori apapun yang dipilih dan dijadikan dasar dalam
pengelolaan kelas, harus diorientasikan pada upaya untuk menciptakan proses
pembelajaran secara aktif dan produktif.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Micro Teaching merupakan suatu metode latihan yang digunakan dalam
lingkungan pendidikan guru atau kegiatan belajar mengajar lainnya, yang biasanya
penampilan dasar mengajar guru dilakukan secara mikro atau disederhanakan, yaitu
waktu, materi dan jumlah siswa.

Tujuan Micro Teaching yaitu untuk membekali dan/atau meningkatkan


performance calon guru atau guru dalam mengadakan kegiatan belajar mengajar
melalui pelatihan keterampilan mengajar. Lalu fungsi dari micro teaching
memberikan pengalaman baru dalam belajar mengajar, sedangkan bagi guru micro
teaching berfungsi memberi penyegaran keterampilan dan sebagai sarana umpan balik
atas kinerja mengajarnya Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dari micro
teaching yaitu, Fokus pada penampilan, Spesifik dan Konkret, Umpan Balik,
Keseimbangan dan yang terakhir yaitu ada ketuntasan.

Hubungan pengajaran Micro dengan PL yaitu, Latihan mengajar bagi calon


guru pada awalnya akan terasa sulit dan rumit. Untuk mengatasi kelemahan tersebut
dikembangkan pembelajaran micro teaching sebagai bagian dari pendidikan guru
berdasarkan kompetensi (PGBK). Pembelajaran mikro sebagai salah satu bagian dari
Program Pengalaman Lapangan (PPL) dimaksudkan memberikan bekal kepada calon
guru sebelum PPL yang berfungsi untuk mengurangi kesalahan dalam pelaksanaan
PPL.

3.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami buat. Kami sadar bahwa makalah ini belum
sempurna baik dari segi penulisan maupun materi yang disampaikan. Oleh karena itu,
kami sangat berharap akan saran dan kritik dari pembaca demi menciptakan sebuah
makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan khusunya
bagi para pembaca.

12
Daftar Pustaka
Arifmiboy. 2019. Micro-Teaching Model Tadaluring. Jawa Timur: Perpustakaan Nasional,
Katalog Dalam Terbitan (KDT).

Asril, Zainal. 2011. Micro Teaching. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Asril, Zainal. 2011. Microteaching. Jakarta: Rajawali Pers.

Barnawi dan Arifin, M. 2016. Micro Teaching: Teori dan Pengajaran yang Efektif dan
Kreatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hasibuan, Ibrahim dan Toemial. 2014. Praktek Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya

Helmiati. 2013. Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar. Yogyakarta:


Aswaja Pressindo.

Pramuja, Wisnu. 2008. Pengaruh Minat Menjadi Guru dan Lingkungan Keluarga Terhadap
Kesiapan Menjadi Guru Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan
2005. Skripsi. Yogyakarta: UNY.

Sukirman, Dadang. 2012. Pembelajaran Micro Teaching. Jakarta: Direktorat Jendral


Pendidikan Islam Kementrian Agama.

13

Anda mungkin juga menyukai