Anda di halaman 1dari 9

PANDANGAN FILSAFAT PANCASILA

TERHADAP SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Filsafat Pendidikan

Dosen:

Sani Susanti,S.Pd,M.Pd.

Disusun oleh:
Nama : Putri Nabilla
NIM: 1213311142

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

OKTOBER,2021

Page | 1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan saya kemudahan sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Tanpa pertolongannya
ternyata saya tidak bisa mengerjakan makalah ini denagn taletan.

Dengan in saya telah menyusun sebuah makalah mengenai “Pandangan filsafat pancasila
terhadap sistem pendidikan nasional” yang merupakan tugas mata kuliah Filsafat
Pendidikan

Dengan ini saya berusaha untuk mengembangakan pengetahuan saya mengenai “Pandangan
filsafat pancasila terhadap sistem pendidikan nasional”. Dan saya tau makalah ini masih jauh
dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk
itu, penulis mengaharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya saya dapat
memperbaiki makalah ini. Dan segenap kesalahan yang terdapat di malakah ini saya sebagai
penulis memohon maaf sebesar-besarnya.

Demikian makalah ini saya susun, semoga bisa memberikan manfaat kepada pembaca.

Binjai , oktober 2021

Page | 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB 1..............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
A.LATAR BELAKANG.............................................................................................................3
B.RUMUSAN MASALAH.........................................................................................................4
C.Tujuan.......................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................................4
A.Pengertian Filsafat Pancasila....................................................................................................4
B.Peran Filsafat Pancasila terhadap Pendidikan di indonesia......................................................5
C.PANDANGAN FISAFAT PANCASILA TERHADAP SISTEM PENDIDIKAN
NASIONAL.................................................................................................................................6
BAB III............................................................................................................................................8
PENUTUP.......................................................................................................................................8
A.Simpulan..................................................................................................................................8
B.Saran.........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................9

Page | 3
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Masyarakat atau bangsa menjadikan filsafat sebagai suatu pandangan hidup yang merupakan
asas dan pedoman yang melandasi semua aspek kehidupan dan kehidupan bangsa tersebut, tanpa
terkecuali aspek pendidikan. Filsafat yang di kembangkan harus berdasarkan filsafat yang di anut
oleh suatu bangsa, sedangkan pendidikan merupakan suatu cara atau mekanisme dalam
menanamkan dan mewariskan nilai-nilai fisafat tersebut.

Namun yang menjadi masalah apa yang apa yang diamanatakan dalam pembukaan UUD 1945
belum dapat dilakuakan sepenuhnya dengan konsekuen. Para penyelenggara negara hendaknya
harus memperhatikan bahwa prioritas utama dalam membangun bangsa adalah pendidkan.
Masyarakat juga harus memahami pendidikan adalah hal yang teramat penting karena
mencerdasakan bangsa telah menjadi tujuan bangsa sejak indonesia lahir.

B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan filsafat pendidikan?
2. Apa peran pancasila terhadap pendidikan di Indonesia?
3. Bagaimana pandangan filsafat pancasila terhadap sistem pendidikan Nasional?

C.Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui
pengertian Filsafat Pancasila beserta bagian-bagianya. Makalah ini juga menjelasakan
mengenai pandangan Filsafat Pancasila terhadap Pendidikan di Indonesai dan Pendidikan
Nasional.

BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Filsafat Pancasila
Fisafat berasal dari kata Philosopy yang secara epistimologis bearasal dari philos atau
phileinyang artinya cinta dan shopia yang berarti hikmat atau kebijaksanaan. Sehingga secara
etimologi fisafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam atri yang sedalam-
dalamanya. Filsafat pendidikan pancasila merupakan penggunaan nilai-nilai pancasila sebagai
dasar dan pandangan hidup bernegara. Dalam prinsipnya, Pancasila sebagai Filsafat merupakan
perluasan manfaat dari yang bermula sebagai dasar dan ideologi, merambah hingga produk
filsafat. Pancasila sebagai produk filsafat berarti digunakan sebagai pandangan hidup dalm
kegiatan praktis. Ini berarti filsafat pancasila mempunyai fungsi dan peranaan sebai pedoman
dan pegangan dalam sikp, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam

Page | 4
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia. Pancasila sebagai filsafat juga
berarti bahwa pancasila mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi
substansi dan isi pembentukan ideologi pancasila.

B.Peran Filsafat Pancasila terhadap Pendidikan di indonesia


Pendidikan dapat di artikan sebagai suatu proses, dimana pendidikan merupakan usaha sadar
dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin, dan
mengarahkan peserta didik dengan berbagai problema atau persoalan dan pertannyaan yang
mungkin timbul dalam pelaksanaannya. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai hasil, dimana
pendidik itu merupakan wahana untuk membawa peserta didik mencapai tingkat perkembangan
optimala sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi mausia yang sadar dan
bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan hakiki dan ciri-
ciri kemanusiaannya. Bidang ilmu pendidikan dengan berbagai cabang-cabangnya merupakan
llandasan ilmiah bagi pelaksanaan pendidikan yang terus berkembang secara dinamis.
Sedangkan filsafat pendidikan sesuai dengan perannya, merupakan landasan filososfi yang
menjiwai seluruh kebijaksanaan da pelaksanaan pendidikan.

Sebagaimana yang tercantum Dalam Undang-undang Sistem Penidikan Nasional No 20


Tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasaan,akhlak mulia,sereta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan
negara. Pendidikan menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk aktif mengembangkan
dirinya sendiri; yang aktif adalah peserta didik. Sedangkan pendidik berperan sebagai fasilitator,
organisator, dan motivator; memfalisitasi pelajaran, mengarahkan atau menuntun dan mendorong
peserta didik dalam aktifitas belajarnya agar berlangsung efektif dan efisien.

Dalam UU Sisdiknas tahun 2003 bab 2 pasal 3 dijelaskan tujuan pendidikan sebagai berikut;
pendiddikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
utuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
terhadap TYME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan berlangsung dikeluarga, dirumah, di
sekolah dan di masyarakat. Dalam pendidikan berlangsung komunikasi jujur, terbuka,
fungsional, dan produktif sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan. Pendidik harus memiliki
kemampuan atau kompetensi untuk berkomunikasi.

Pendidikan berlangsung di keluarga, di rumah, di sekolah, dan di masyarakat. Pendidikan


harus berlangsung dengan keteladanan dan komunikasi. Orang tua adalah pendidik di keluarga,
di rumah; guru dan tenaga kependidikan lainnya adalah pendidik di sekolah; tokoh atau pemuka
masyarakat, alim ulama, pejabat, mulai dari jabatan paling rendah sampai pada jabatan yang

Page | 5
paling tinggi yang ada di masyarakat dan negara adalah pendidik sekaligus sebagai teladan bagi
peserta didik.

C.PANDANGAN FISAFAT PANCASILA TERHADAP SISTEM PENDIDIKAN


NASIONAL
Tata cara bernegara di Indonesia di atur dalam UUd 1945 yang selama ini belum pernah
mengalami amandemen kecuali setelah bergulir reformasi tahun 1998.

Dengan tidak adanya perubahan terhadap pembukaan UUD 1945, menunjukan bahwa bangsa
Indonesia tetap memiliki komitmen yang kuat untuk melakukan upaya sebagai langkah
mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka mengangkat harkat dan martabat bangsa
indonesia di mata dunia internasional.

Acuan penyelenggaran sistem penidikan nasional,UUD 1945 Pasal 31 hasil amandemen


2002 yaitu:

1.      setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
2.      pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.yang diatur dengan undang-undang.
3.      Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya duapuluh persen dari
anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

Sebagai mana yang telah dijelaskan sebelumnya pendidikan adalah suatu proses sosial
budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Dengan demikian pendidikan secara
nyata merupakan proses sosialisasi antar warga melalui interaksi insani menuju masyarakat yang
berbudaya. Nana Sudjana (1989) menyebutkan tiga gejala yang diwujudkan dalam kebudayaan
umat manusia yaitu berupa:
1.      Ide dan gagasan seperti: konsep, nilai, norma, peraturan sebagi hasil ciptaan dan karya manusia.
2.      Kegiatan seperti tindakan yang berpola dari manusia dalam bermasyarakat.
3.      Hasil karya cipta manusia

Pendidikan merupakan suatu proses budaya, maka senantiasa dalam upaya membina
dan mengembangkan cipta, rasa dan karsa ke dalam tiga wujud di atas.

Wujud pertama, yaitu ide dan gagasan sifatnya cenderung abstrak. Adanya dalam pikiran
manusia dan warga masyarakat di tempat kebudayaan itu berada. Gagasan itu menjadi motivasi,
pendorong, serta memberi jiwa dan makna bagi kehidupan manusia dalam bermasyarakat
sehingga pola pikir tersebut menjadi suatu sistem yang dianut. Wujud yang kedua adalah
kegiatan yang berpola dari manusia, yaitu aktivitas manusia dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.

Page | 6
Dalam pemahaman yang hampir sama, Daoed Joesoef dalam Raka Joni (1983: 40)
menyebutkan bahwa Sumber ratusan ribu nilai yang ada dalam masyarakat untuk dikembangkan
melalu proses pendidikan ada tiga hal yaitu:
1.      Pikiran atau logika
2.      Perasaan atau estetika
3.      Kemauan (etika)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai salah satu karakteristik perkembangan
sosial budaya masyarakat akan memberi corak dan warna terhadap perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan pendidikan. Sebab Pendidikan adalah sebagai sutu investasi bagi pengembangan sumber
daya manusia sebagai individu dan anggota masyarakat.
Hafid Abbas (2002) menyebutkan sisdiknas belum dapat berfungsi untuk mempersatukan
manusia Indonesia. Agar dapat berfungsi, maka :
1.      Pendidikan harus dikelola dengan prinsip keadilan
2.      pengelolaan pendidikan harus terbuka dalam rangka mengakomodir partisipasi masyarakat
banyak
3.      pengelolaan pendidikan harus bersifat inklusif dan hindari jauh-jauh eklusif berlebihan
4.      pengelolaan pendidikan di semua tingkatan harus secara profesional
5.      pengelolaan pendidikan dengan melibatkan semua stakeholder dalam rangka pengayaan dan
demokratisasi pendidikan
6.      pendidikan nasional hendaknya benar-benar mendorong tercapainya pemerataan pendidikan

Pendidikan telah menjadi watak dan karakter budaya bangsa, namun sejauh ini hasilnya
belum seperti yang diharapkan. Walaupun demikian dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
akan pendidikan, dilihat dari aspek kuantitatif secara nasional pemerintah telah mengambil
berbagai kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan seperti :
1.      Perubahan kurikulum pendidikan nasional.
2.      Undang-undang dan peraturan mengenai pendidikan, termasuk undang-undang guru dan dosen
dan standarisasi pendidikann dan undang-undang lainnya.
3.      Peningkatan angka partisipasi belajar anak usia sekolah pada semua jenjang sekolah.
4.      Penambahan anggaran pendidikan oleh daerah, sesuai dengan amanat pembukaan Undang-
undang Dasar 1945
5.      Konsep manajemen pendidikan berbasis sekolah, standarisasi pendidikan dsb.

Pendidikan di Indonesia bersipat multikuktural. (Furnivall, 1944: 468-469). Dia juga


menyebutkan bahwa masyarakat plural Asia Tenggara terutama Indonesia setelah PD II dapat
dapat menyatu dalam satu kesatuan unit politik tunggal. Lebih lanjut Furnivall menyatakan
bahwa masyarakat prular Asia Tenggara akan terjerumus ke dalam anarki jika gagal menemukan
formula federasi pluralis yang memadai (Furnivall, 1944:468-469). Dia juga menyebutkan
bahwa masyarakat plural Asia Tenggara terutama Indonesia setelah PD II dapat menyatu dalam
satu kesatuan unit politik tungggal. Sistem pendidikan nasional indonesia yang berlatar belakang
plural harus dapat memahamkan bahwa manusia itu beraneka ragam, hendaknya saling
memahami, mengargai, menerima, dan kerja sama dengan peraturan yang adil dan propesional,
mengambangkan kerjasama demi kejayaan bnagsa. Dengan model pendidikan seperti ini diakui
adanya keberagaman budaya, dan setiap sub-budaya diberikan kesempaan seluas-luasnya untuk
berkembang dan dipelihara. Model pendidikan multikultural semakin di perkuat lagi dengan

Page | 7
adanya otonomi daerah, sehingga masing-masing budaya etnis yang ada di dalam masyarakat
dapat berkembang dan dikembangkan dengan seluas-luasnya.

BAB III
PENUTUP
A.Simpulan
Pancasila merupakan dasar pandangan hidup rakyat indonesia yang di dalamnya
memuat lima dasar yang didalam isinya merupakan jati diri bangsa Indonesia. Sila-sila
dalam pancasila menggambarkan tentang pedoman hidup berbangsa dan bernegara bagi
manusia Indonesia seluruhnya dan seutuhnya. Pancasila adalah falsafah yang merupakan
pedoman berperilaku bagi bangsa indonesia yang sesuai dengan kultur kita bangsa
indonesia.
Dan dengan memperhatikan pengertian dan penjelasan atau batas-batas yang di
jelaskan di atas yang memang pada sebenarnya masih banyak lagi yang belum di
cantumkan, dapat di ambil kesimpulan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki segala sesuatu yang da secara mendalam sampai pada hakikatnya dengan
menggunakan akal atau pikiran. Dan pandangan filsafat pancasila sangantlah menjadi
landasan bagi sistem pendidikan nasional di Indonesia. Dalam arti pendidikan indonesia
berdasar akan pancasila
B.Saran
Menurut pendapat saya pandangan pancasila terhadap sistem pendidikan nasional
haruslah tetap di jaga, karena pancasila merupakan dasar yang teguh dalam menjalankan
pendidikan di Indonesia. Dengan melestarikan pendidikan di Indonesia maka pola pikir
masayarakat Indonesia semakin maju serta cara kerja Indonesai juga akan semakin
berkembang.

Page | 8
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Edward. 2013. Filsafat Pendidikan. Medan: Unimed Press
Purba, Edward, Yusnadi. 2017. Filsafat Pendidikan. Medan: Unimed Press

Page | 9

Anda mungkin juga menyukai