Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK.PERKEMBANGAN PESERTA
DIDIK

PRODI S1 PGSD

Skore Nilai

Nama : Putri Nabilla


NIM : 1213311142
Mata kuliah : Perkembangan Peserta Didik
Dosen pengampu : Husna Parluhutan Tambunan,S.Pd,M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021

Page | 1
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab
telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga mampu
menyelesaikan tugas “CRITICAL JOURNAL REVIEW”. Dengan tepat waktu .
Tugas Critical Journal Review ini disusun dengan harapan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kita semua dapat bertambah. Saya menyadari bahwa tugas critical
journal review ini masih jauh dari kesempurnaan.oleh karenanya penulis memohon kritik dan
saran yang sifatnya membangun guna perbaikan pembuatan tugas Critical Book Review .
Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Saya berharap semoga tugas Critical Journal
Review ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi Saya khususnya. Atas perhatiannya saya
mengucapkan terima kasih.

Page | 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A.Rasionalisasi Pentingnya CJR........................................................................................................4
B.Tujuan Penulisan CJR....................................................................................................................4
C. Manfaat CJR.................................................................................................................................5
D. Identitas jurnal..............................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
RINGKASAN ISI JURNAL..................................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................................................9
PEMBAHASAN...................................................................................................................................9
A.PERBANDINGAN JURNAL........................................................................................................9
B.Kelebihan.....................................................................................................................................12
C.Kekurangan..................................................................................................................................12
BAB IV...............................................................................................................................................13
PENUTUP...........................................................................................................................................13
A.KESIMPULAN............................................................................................................................13
B. SARAN.......................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14

Page | 3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Rasionalisasi Pentingnya CJR

Critical Journal Riview adalah tugas menulis yang mengharuskan kita untuk
meringkas dan mengevaluasi tulisan. Dalam menulis critical journal kita harus membaca
secara seksama dan juga membaca tulisan lain yang serupa agar kita bisa memberikan
tinjauan dan evaluasi yang lebih komprehensif, obyektif dan faktual. Dengan memperbanyak
mengkritisi suatu jurnal akan melatih cara berpikir kritis kita terhadap suatu hal tetapi
berdasarkan bukti dan analisis yang mendasar, bukan sekedar mencari kelemahan buku dan
menilainya secara sepihak. Oleh karena itu diperlukan pemikiran rasional dan logis dalam
membandingkan suatu jurnal .

Adapun dalam penuntasan tugas Critical Journal Review ini mahasiswa dituntut
dalam meringkas, menganalisa dan membandingkan serta memberikan kritik berupa
kelebihan dan kelemahan pada suatu buku berdasarkan fakta yang ada dalam buku tersebut,
sehingga dengan begitu mahasiswa akan menjadi terbiasa dalam berpikir logis dan kritis serta
tanggap terhadap hal-hal yang baru yang terdapat dalam suatu buku

Keterampilan membuat CJR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam


meringkas dan menganalisa sebuah artikel serta mengenal dan memberi nilai serta kritik
sebuah karya tulis yang dianalisis. Terkadang kita bingung memilih jurnal referensi untuk
kita baca dan pahami,terkadang kita hanya memilih satu jurnal untuk dibaca tetapi hasinya
masih belum memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan , oleh karena itu
penulis membuat CJR ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih jurnal referensi
terkhusus pada pokok bahasan “Keolahrgaaan “

B.Tujuan Penulisan CJR

Alasan dibuat CJR sebagai penyelesaian tugas Filsafat Pendidikan, menambah wawasan
tentang Filsafat Pendidikan, meningkatkan kemampuan dalam mengkritik dan menganalisis
sebuah artikel serta menguatkan cara pandang mahasiswa terhadap satu artikel yang dikritik.

Page | 4
C. Manfaat CJR
Meningkatkan kualitas peserta didik dalam mengembangkan dan meningkatkan
kreativitasnnya serta kemampuan berfikir kritis. Dan juga sebagai referensi dalam berdiskusi
serta menarik minat pembaca dalam suatu artikel.

D. Identitas jurnal
Jurnal utama

Judul Perkembangan moral pada anak


Sumber jurnal http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/konseli/article/download/148
3/1219
Volume dan tahun Vol 1, No: 2 Hal: 104 - 109 Desember 2014
ISSN 2355-8539
Penulis Laila maharani
Tanggal Desember 2014

Jurnal pembanding

Judul Menguatkan kembali pendidikan keagamaan dan moral anak didik


sumber jurnal http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/istek/article/viewFile/228/243
Volume dan tahun Vol 8, No: 2 Hal: 199 - 216 Agustus 2014
ISSN 1979-8911
Penulis Yuningsih
Tanggal Agustus 2014

Page | 5
BAB II

RINGKASAN ISI JURNAL


ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meninjau perkembangan moral pada anak. Pada sikap dan
perilaku moral tersirat nilai-nilai yang dianut berkaitan dengan nilai mengenai sesuatu yang
dikatakan baik dan benar, patut, dan seharusnya terjadi. Yang menjadi persoalannya mengapa
sikap perkembangan moral pada anak saat ini semakin memprihatinkan. Sebagian besar
diteruskan dari generasi ke generasi melalui proses pendidikan seumur hidup. Ada nilai-nilai
yang perlu dipertahankan, ada yang diasimilasikan ke arah kemajuan atau perubahan
progresif, tetapi ada juga yang berubah atau bergeser karena berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Model ini diharapkan menjadi satu mekanisme kita sebagai orang tua,
guru, maupun masyarakat perlu memahami perkembangan sikap moral agar dapat membantu
peserta didik mengembangkan sikap moral yang dikendaki, mendidik peserta didik menjadi
anak yang baik, dan bersikap moral secara baik dan benar. Kata Kunci: Potensi, Kecerdasan
spiritual, Kebermaknaan dan Kebahagiaan hakiki, SDM berkualitas, Bimbingan, Anak usia
dini.
PENDAHULUAN
Pengertian Moral, Sikap dan Nilai Moral berasal dari kata latin “mores” yang berarti tata
cara, kebiasaan, dan adat. Perilaku sikap moral berarti perilaku yang sesuai dengan kode
moral kelompok sosial, yang dikembangakan oleh konsep moral. Yang dimaksud dengan
konsep moral ialah peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu
budaya. Konsep moral inilah yang menentukan pola perilaku yang diharapakan dari seluruh
anggota kelompok. Menurut piaget (Sinolungan, 1997), hakikat moralitas adalah
kecenderungan menerima dan menaati sistem peraturan. Selanjutnya, kohlberg (Gunarsa,
1985) mengemukakan bahwa aspek moral adalah sesuatu yang tidak dibawa dari lahir, tapi
sesuatu yang berkembang dan dapat diperkembangkan/dipelajari. Sikap adalah perilaku yang
berisi pendapat tentang sesuatu. Dalam sikap positif tersirat sistem nilai yang dipercayai atau
diyakini kebenarannya. Nilai adalah suatu yang diyakini, dipercaya, dan dirasakan serta
diwujudkan dalam sikap atau perilak. Biasanya, nilai bermuatan pegalaman emosional masa
lalu yang mewarnai cita-cita seseorang, kelompok atau masyarakat. Moral merupakan wujud
abstrak dari nilai-nilai, dan tampilan secara nyata/kongkret dalam perilaku terbuka yang dapat
diamati. Sikap moral muncul dalam praktek moral dengan kategori positif/menerima, netral,
atau negatif/menolak.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini dilakukan dengan deskriftif kualitatif, dalam tulisan ini peneliti
menggunakan studi pustaka atau menggali data dari Library Research untuk memperkaya
khasanah keilmuan bimbingan dan konseling.
LANGKAH PENELITIAN
Piaget membagi pekembangan menjadi 3 fase yaitu:
(1) Fase absolut. anak menghayati peraturan sebagai suatu hal yang dapat diubah, karena
berasal dari otoritas yang dihormatinya. Disini peraturan sebagai moral adalah obyek
eksternal yang tidak boleh diubah.

Page | 6
(2) Fase realitas anak menyesuaikan diri untuk menghindari penolakan orang lain. Peraturan
dianggap dapat diubah, karena berasal dari perumusan bersama. Mereka menyetujui
perubahan yang jujur dan disetujui bersama, serta merasa bertanggung jawab menaatinya.
(3) Fase subyektif anak memperhatikan motif/kesengajaan dalam penilaian perilaku.
Perkembangan moral dipengaruhi upaya membebaskan diri dari ketergantungan pada orang
tua, meningkatkan interaksi dengan sesama dan berkontak dengan pandangan lain. Dengan
interaksi yang bertambah luas anak makin mampu memahami pandangan orang lain dan
berbagi aturan untuk kehidupan bermoral dalam kebersamaan.
Dalam kategori perkembangan moral, kohlberg (gunarsa, 1985) mengemukakan tiga tingkat
perkembangan moral:
1. Tingkat Prakonvensional Pada tingkat ini aturan berisi aturan moral yang dibuat
berdasarkan otoritas. Anak tidak melanggar aturan moral karena takut ancaman atau
hukuman dari otoritas. Tingkat ini dibagi menjadi dua tahap: (1) tahap orientasi terhadap
kepatuhan dan hukuman pada tahap ini anak hanya mengetahui bahwa aturan-aturan ini
ditentukan oleh adanya kekuasaan yang tidak bisa diganggu gugat. Anak harus menurut, atau
kalau tidak, akan mendapat hukuman, (2) tahap relativistik hedonosme pada tahap ini anak
tidak lagi secara mutlak tergantung pada aturan yang berada di luar dirinya yang ditentukan
orang lain yang memiliki otoritas. Anak mulai sadar bahwa setiap kejadian mempunyai
beberapa segi yang bergantung pada kebutuhan (relativisme) dan kesenangan seseorang
(hedonisme).
2. Tingkat Konvensional Pada tingkatan ini anak mematuhi aturan yang dibuat bersama agar
diterima dalam kelompoknya. Tingkat ini juga terdiri dari dua tahap: (1) tahap orientasi
mengenai anak yang baik. Pada tahap ini anak mulai memperlihatkan orientasi perbuatan
yang dapat dinilai baik atau tidak baik oleh orang lain atau masyarakat. Sesuatu dikatakan
baik dan benar apabila sikap dan perilakunya dapat diterima oleh orang lain atau masyarakat.
(2) tahap mempertahankan norma sosial dan otoritas. Pada tahap ini anak menunjukkan
perbuatan baik dan benar bukan hanya agar dapat diterima oleh lingkungan masyarakat di
sekitarnya, tetapi juga bertujuan agar dapat ikut mempertahankan aturan dan norma/ nilai
sosial yang ada sebagai kewajiban dan tanggung jawab moral untuk melaksanakan aturan
yang ada.
3. Tingkat pasca konvensional. Pada tingkat ini anak mematuhi aturan untuk menghindari
hukuman kata hatinya. Tingkat ini juga terdiri dari dua tahap: (1) tahap orientasi terhadap
perjanjian antara dirinya dengan lingkungan sosial. Pada tahap ini ada hubungan timbal balik
antara dirinya dengan lingkungan sosial dan masyarakat. Seseorang menaati aturan sebagai
kewajiban dan tanggung jawab dirinya dalam menjaga keserasian hidup masyarakat, (2)
tahap universal. Pada tahap ini selain ada norma pribadi yang bersifat subyektif ada juga
norma etik (baik/ buruk, benar/ salah) yang bersifat universal sebagai sumber menentukan
sesuatu perbuatan yang berhubungan dengan moralitas.
HASIL PENELITIAN
Sikap dan perilaku moral dapat dipelajari dengan cara berikut:
(1) Belajar melalui cob/ ralat (tryal and error). Anak mencoba belajar mengatahui apakah
perilakunya sudah memenuhi standart sosial dan persetujuan sosial atau belum. Bila belum,
maka anak dapat mencoba lagi sampai suatu ketika secara kebetulan dapat berperilaku sesuai
dengan yang diharapkan.

Page | 7
(2) Pendidikan langsung yang dilakukan dengan cara anak belajar memberi reaksi tertentu
secara tepat dalam situasi tertentu, serta dilakukan dengan cara memenuhi peraturan yang
berlaku dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat sekitar.
(3) Identifikasi dengan orang yang dikaguminya. Cara ini biasanya dilakukan secara tidak
sadar dan tanpa tekanan dari orang lain. Yang penting ada teladan dari orang yang
diidentifikasikan untuk ditiru perilakunya. Pendidikan saat ini umunya mempersiapkan
peserta didik memilki banyak pengetahuan, tetapi tidak tahu cara memecahkan masalah
tertentu yang dihadapai dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Pendidikan lebih
mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anak yang pandai dan cerdas, tetapi kurang
mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anak yang baik. Masalah berkenaan dengan baik
dan buruk menjadi kajian bidang moral.
KESIMPULAN
Demikian juga dalam mengembangkan aspek moral peserta didik berarti bagaimana cara
membantu peserta didik untuk menjadi anak yang baik, yang mengetahui dan berperilaku
atau bersikap berbuat baik dan benar. Sikap dan perilaku moral dapat dikembangkan melalui
pendidikan dan penanaman nilai/ norma yang dilakukan secara terintegrasi dalam pelajaran
maupun kegiatan yang dilakukan anak di keluarga dan sekolah. Pendidikan bukan hanya
mempersiapkan anak menjadi manusia cerdas, tetapi juga menjadi manusia yang baik,
berbudi luhur, dan berguna bagi orang lain. Pengembangan moral melalui pendidikan
mestinya bukan hanya mengajarkan nilainilai sebagai slogan saja. Hal ini tampak pada moral
yang diyakini penganut dan moral budaya yang diterima masyarakat. Proses pendidikan dan
pembelajaran moral diteladankan orang tua dan dilakukan secara terpadu (integrated) pada
tiap peluang dalam semua kegiatan sekolah. Pendidik mengajarkan keteraturan hidup, disiplin
serta melatih dan membiasakan peserta didik bermoral dalam perilaku dan kegiatannya.
Otoritasmendukung berbagai kegiatan pengembangan moral warga masyarakat sebagai
bagian upaya membangun karakter manusia indonesia seutuhnya. Cara yang ideal adalah
dengan memantapkan pancasila melalui keteladanan pendidik pada umumnya kepada warga
bangsa sebagai peserta didik sepanjang hayat dalam proses membangun moral bangsa.

Page | 8
BAB III

PEMBAHASAN
A.PERBANDINGAN JURNAL
ABSTRAK
Jurnal utama Jurnal pembanding
Penelitian ini bertujuan untuk meninjau Pendidikan keagamaan menjadi salah satu
perkembangan moral pada anak. Pada sikap solusi dalam usaha membendung terjadinya
dan perilaku moral tersirat nilai-nilai yang kondisi amoral yang tidak seharusnya
dianut berkaitan dengan nilai mengenai terjadi belakangan ini, sehingga dengannya
sesuatu yang dikatakan baik dan benar, di harapkan adanya pembentukan kesalehan
patut, dan seharusnya terjadi. Yang menjadi pribadi dan kesalehan sosial. Penguatan
persoalannya mengapa sikap perkembangan kembali akan pentingnya pendidikan
moral pada anak saat ini semakin keagamaan dan moral, salah satu
memprihatinkan. Sebagian besar diteruskan memahaminya ialah dengan kesalahan
dari generasi ke generasi melalui proses persepsi dan kesalahan orientasi.
pendidikan seumur hidup. Ada nilai-nilai
yang perlu dipertahankan, ada yang
diasimilasikan ke arah kemajuan atau
perubahan progresif, tetapi ada juga yang
berubah atau bergeser karena berbagai
faktor yang mempengaruhinya. Model ini
diharapkan menjadi satu mekanisme kita
sebagai orang tua, guru, maupun masyarakat
perlu memahami perkembangan sikap moral
agar dapat membantu peserta didik
mengembangkan sikap moral yang
dikendaki, mendidik peserta didik menjadi
anak yang baik, dan bersikap moral secara
baik dan benar.

Metode penelitian
Jurnal utama Jurnal pembanding
Metode penelitian ini dilakukan dengan Metode penelitian ini dilakukan dengan
deskriftif kualitatif, dalam tulisan ini deskriftif, dalam tulisan ini peneliti
peneliti menggunakan studi pustaka atau menggunakan studi pustaka atau menggali
menggali data dari Library Research untuk data.
memperkaya khasanah keilmuan bimbingan
dan konseling

Hasil penilitian
Jurnal utama Jurnal pembanding
Sikap dan perilaku moral dapat dipelajari perkembangan moral keagamaan anak dapat
dengan cara berikut: berkembang dengan baik sebaiknya keluarga
(1) Belajar melalui cob/ ralat (tryal and error). utamanya ayah dan ibu memperhatikan hal-hal
Anak mencoba belajar mengatahui apakah sebagai berikut :

Page | 9
perilakunya sudah memenuhi standart sosial dan 1. Konsisten dalam mendidik Ayah dan ibu
persetujuan sosial atau belum. Bila belum, maka harus memiliki sikap dan perlakuan yang sama
anak dapat mencoba lagi sampai suatu ketika dalam melarang dan membolehkan tingkah laku
secara kebetulan dapat berperilaku sesuai tertentu pada anak. Pada kenyataannya masih
dengan yang diharapkan. banyak kita jumpai orang tua yang tidak
(2) Pendidikan langsung yang dilakukan dengan kompak dalam mendidik anaknya,hal ini
cara anak belajar memberi reaksi tertentu secara disebabkan kurangnya pengetahuan orang tua
tepat dalam situasi tertentu, serta dilakukan dan juga dipengaruhi rasa ego.
dengan cara memenuhi peraturan yang berlaku Ketidakkompakan orang tua dalam mendidik
dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat anaknya berakibat kurang baik terhadap moral
sekitar. anak,biasanya mereka bingung membedakan
(3) Identifikasi dengan orang yang mana yang baik dan mana yang buruk, mana
dikaguminya. Cara ini biasanya dilakukan yang boleh dan mana yang tidak boleh, patuh
secara tidak sadar dan tanpa tekanan dari orang pada aturan bapak atau patuh pada aturan ibu,
lain. Yang penting ada teladan dari orang yang dan lain sebaginya. Maka sebaiknya ayah dan
diidentifikasikan untuk ditiru perilakunya. ibu menyamakan persepsi dalam memberikan
Pendidikan saat ini umunya mempersiapkan didikan pada anak-anaknya.
peserta didik memilki banyak pengetahuan, 2. Sikap orang tua dalam Keluarga Sikap orang
tetapi tidak tahu cara memecahkan masalah tua dalam keluarga secara tidak langsung
tertentu yang dihadapai dalam kehidupan mempengaruhi perkembangan moral anak.
bermasyarakat sehari-hari. Pendidikan lebih Melalui proses peniruan (imitasi) mereka
mempersiapkan peserta didik untuk menjadi merekam sikap ayah pada ibu dan
anak yang pandai dan cerdas, tetapi kurang sebaliknya,sikap orang tua pada tetangga-
mempersiapkan peserta didik untuk menjadi teangga sekitarnya akan dengan mudah ditiru
anak yang baik. Masalah berkenaan dengan baik oleh anak.
dan buruk menjadi kajian bidang moral. Sikap yang otoriter orang tua akan membuahkan
sikap yang sama apada anak. Sebaliknya sikap
kasih sayang, keterbukaan, musyawarah, dan
konsisten, juga akan membuahkan sikap yang
sama pada anak, oleh karenanya sebaiknya
orang tua menberikan contoh (tauladan) moral
yang baik pada anak-anaknya, agar dimasa yang
kan datang anak-anaknya menjadi orang yang
berguna.
3. penghayatan dan Pengamalan Agama yang
dianut Orang tua berkewajiban menanamkan
ajaran-ajaran agama yang dianutnya kepada
anak, baik berupa bimbingan-bimbingan
maupun contoh implementasinya dalam
kehidupan sehari-hari. Keteladanan orang tua
dalam menjalankan moral keagamaan
merupakan cara yang paling baik dalam
menanamkan moral keagamaan anak. Dengan
perkembangan moral keagamaan yang baik
pada anak sudah barang tentu akan dipengaruhi
terhadap budi pekerti atau tingkah laku anak
pada masa yang akan datang. Disamping faktor
pengaruh keluarga, faktor lingkungan
masyarakat dan pergaulan anak juga
mempengaruhi perkembangan moral keagamaan
anak, pada perkembangannya terkadang anak
lebih percaya kepada teman dekatnya dari pada
pada orang tuanya,terkadang juga lebih
mematuhi orang- orang yang dikaguminya
seperti; gurunya,artis favoritnya, dan

Page | 10
sebagainya. Keluarga dengan moral keagamaan
yang baik dan lingkungan masyarakat yang
baik, secara teoritis akan berpengaruh positif
terhadap perkembangan moral keagamaan yang
baik pada anak.

Kesimpulan
Jurnal utama Jurnal pembanding
Demikian juga dalam mengembangkan aspek Secara nasional, bangsa Indonesia kini sedang
moral peserta didik berarti bagaimana cara terjangkit penyakit bcareless society,
membantu peserta didik untuk menjadi anak masyarakat yang tidak peduli kepada nasib kiri-
yang baik, yang mengetahui dan berperilaku kanan. Akibatnya mereka dirundung berbagi
atau bersikap berbuat baik dan benar. Sikap dan penyakit moral. Generasi muda mudah tergiur
perilaku moral dapat dikembangkan melalui narkoba,generasi tua dihinggapi KKN kronis
pendidikan dan penanaman nilai/ norma yang yang meluluhlantakan, sendi-sendi perdaban
dilakukan secara terintegrasi dalam pelajaran masyarakat, sedangkan secara global, abad ke-
maupun kegiatan yang dilakukan anak di 21 ini membawa tantangan baru negatif maupun
keluarga dan sekolah. Pendidikan bukan hanya positif bagi manusia. Jika hal-hal negatif tidak
mempersiapkan anak menjadi manusia cerdas, segera diwaspadai dan diantisipasi, maka hal itu
tetapi juga menjadi manusia yang baik, berbudi akan membuat lingkungan hidup di muka planet
luhur, dan berguna bagi orang lain. Bumi kian tidak nyaman dihuni. Tanda-tanda ke
Pengembangan moral melalui pendidikan arah itu cukup jelas. Kerusakan lingkungan
mestinya bukan hanya mengajarkan nilai-nilai hidup dan bencana alam di mana-mana. Tindak
sebagai slogan saja. Hal ini tampak pada moral kekerasan kian bertambah kualitas maupun
yang diyakini penganut dan moral budaya yang kuantitasnya. Bom bunuh diri dianggap wajar.
diterima masyarakat. Proses pendidikan dan Merajalela dan tidak dapat dicegahnya tindak
pembelajaran moral diteladankan orang tua dan korupsi,kolusi, nepotisme, (KKN); kemiskinan
dilakukan secara terpadu (integrated) pada tiap tampak\ begitu jelas, rapuhnya kelembagaan
peluang dalam semua kegiatan sekolah. keluarga;penyalhgunaan obat terlarang,
Pendidik mengajarkan keteraturan hidup, ketidaksalingpercayaan (mutual distrust)
disiplin serta melatih dan membiasakan peserta antarwarga, buruk sangka antar kelompok
didik bermoral dalam perilaku dan kegiatannya. sosial, antar kelompok intern umat
Otoritasmendukung berbagai kegiatan beragama,antar-ekstern umat
pengembangan moral warga masyarakat sebagai beragama;melemahnya solidaritas
bagian upaya membangun karakter manusia kemanusian;dan banyak lagi penyakit sosial
indonesia seutuhnya. Cara yang ideal adalah lainnya. Menghadapi situasi itu, pendidkan
dengan memantapkan pancasila melalui keagamaan moral,dan sikap menjadi salah satu
keteladanan pendidik pada umumnya kepada usaha dalam membendung terjadinya keadaan
warga bangsa sebagai peserta didik sepanjang diatas. Sehingga diharapkan adanya
hayat dalam proses membangun moral bangsa pembentukan kesalehan pribadi dan kesalehan
sosial. Oleh karena itu kita perlu menguatkan
kembali akan pentingnya pendidikan keagamaan
dan moral, dan salah satu cara memahaminya
dengan arti dan fungsi dari pendidikan
keagamaan tersebut, sehingga tidak
menimbulkan kesalahan persepsi dan kesalahan
orientasi.

Page | 11
B.Kelebihan
Jurnal utama Jurnal pembanding
Saya membaca bahwa kelebihan yang terdapat Saya membaca bahwa kelebihan pada jurnal ini
pada jurnal ini selain isi yang bermanfaat selain isi yang bermanfaat sebagai referensi
sebagai referensi pembelajaran, yaitu lengkap pembelajaran, yaitu jurnal ini menyentuh aspek
dalam prosedur jurnal yang banyak dicari oleh keagamaan yang membuat sipembaca
mahasiswa dan selain bersumber dari menambah ilmu tentang aspek agama.
pendapatpendapat para ahli juga bersumber dari
study pustaka.

C.Kekurangan
Jurnal pembanding Jurnal utama
Kelemahan pada jurnal ini adalah hasil Kelemahan pada jurnal ini adalah penelitian ini
penelitian serta kesimpulan tidak dipisah dengan bersifat keagamaan yang mengurangi peminanat
pembahasan, sehingga sipembaca mengalami pembaca, karena kurang bersifat umum
kerumitan dalam mencari hasil penelitian dan
kesimpulan jurnal ini.

Page | 12
BAB IV

PENUTUP
A.KESIMPULAN
Menurut pengamatan saya, bahwa jurnal tersebut dapat dijadikan sebagai jurnal pegangan
dalam pembelajaran untuk memahami pengetahuan tentang Perencanaan Pembelajaran lebih
mendalam. Dari jurnal tersebut sangat jelas dalam penyampaian setiap materi-materinya.
B. SARAN
Dalam pembuatan CJR ini saya menyadari bahwa masih banyak kekeliruan dan masih jauh
dari kata sempurna, Oleh karena itu penulis mengharapkan dari semua pihak untuk
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun, untuk kelancaran pembuatan CJR
selanjutnya. Namun, penulis berharap CJR ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Page | 13
DAFTAR PUSTAKA
Laila Maharani, Perkembangan Moral Pada Anak
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/konseli/article/download/1483/1219
Yuningshi, Menguatkan Kembali Pendidikan Keagamaan dan Moral Anak Didik
http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/istek/article/viewFile/228/243

Page | 14

Anda mungkin juga menyukai