Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JURNAL REPORT

PROFESI KEPENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU :
DEMMU KARO-KARO, M. Pd

OLEH :

NAMA : Donni Tinambunan


NIM : 6213121042
KELAS : PKO A 2021
MATA KULIAH : Profesi Kependidikan

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN KEPALATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN 2022

1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya,Penulisa makalah ini dapat terselesaikan. Adapun Critical Jurnal Review ini mengenai
“Profesi Kependidikan”.
Critical Jurnal Review (CJR) ini kami susun dengan maksud sebagai tugas mata kuliah
Profesi Kependidikan dan menjadikan penambahan wawasan terhadap pemahaman materi
tersebut. Harapan kami, semoga setelah penyelesaian penulisan CJR ini kami semakin
memahami penulisan CJR yang baik dan benar.
Di lain sisi, kami mendapatkan pengalaman dan ilmu yang sangat berharga dalam
penulisan Critical Jurnal Review ini. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penyelesaian CJR ini, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah profesi
kependidikan bapak. Demmu Karo-Karo, M.Pd
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan CJR ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran serta bimbingan para
dosen demi penyempurnaan CJR ini. Semoga CJR ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

Medan, Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... 2
BAB I ............................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................................... 4
1. Rasionalisasi Pentingnya Critical Jurnal Review .............................................................................. 4
2. Tujuan Penulisan Critical Jurnal Review .......................................................................................... 4
3. Manfaat Critical journal Review ....................................................................................................... 4
4. Identitas Jurnal yang direview ........................................................................................................... 4
BAB II ........................................................................................................................................................... 6
RINGKASAN ISI JURNAL.......................................................................................................................... 6
1. Ringkasan Jurnal pertama .................................................................................................................. 6
2. Ringkasan Jurnal Kedua .................................................................................................................... 8
3. Ringkasan Jurnal Ketiga ......................................................................................................................11
BAB III ........................................................................................................................................................13
PEMBAHASAN ..........................................................................................................................................13
1. Kelebihan dan Kelemahann Jurnal ..................................................................................................13
Kelebihan: ................................................................................................................................................13
Kelemahan: ..............................................................................................................................................13
BAB IV ........................................................................................................................................................14
PENUTUP ...................................................................................................................................................14
1. KESIMPULAN................................................................................................................................14
2. SARAN ............................................................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN
1. Rasionalisasi Pentingnya Critical Jurnal Review
Critical Jurnal Review sangat penting untuk kalangan pendidikan terutama mahasiswa
karena dengan mengkritik jurnal maka si pengeritik dapat mengetahui mana jurnal yang perlu
diperbaiki dan mana jurnal yang sudah baik digunakan untuk penelitian,setelah dapat mengkritik
jurnal maka diharapkan mahasiswa dapat membuat suatu jurnal karena sudah mengetahui
bagaimana kriteria yang baik dalam penulisan suatu jurnal dan langkah langkah apa saja yang
diperlukan dalam penulisan jurnal tersebut.

2. Tujuan Penulisan Critical Jurnal Review


Critical Jurnal Review ini dibuat bertujuan untuk belajar melalui pemenuhan tugas mata
kuliah profesi kependidikan diUniversitas Negeri Medan untuk membuat Critical Jurnal Review
sehingga dapat menambah pengetahuan untuk melihat jurnal yang baik dan benar.Setelah dapat
membandingkan maka dapat dibuat suatu jurnal karena telah mengetahui penulisan jurnal yang
baik dan benar sesuai kaidah penulisan jurnal yang sesuai.

3. Manfaat Critical journal Review


Manfaat penulisan Critical journal Review,yaitu:
• Dapat melihat kelebihan dan kekurangan jurnal yang direview
• Dapat meningkatkan analisis terhadap suatu jurnal
• Supaya dapat mengetahui penulisan CJR yang benar
• Dan dapat menulis jurnal yang baik dan benar
• Menambah pengetahuan tentang isi-isi dari jurnal-jurnal penelitian

4. Identitas Jurnal yang direview


• JURNAL PERTAMA
Judul : Pengembangan Profesi Guru Dalam Meningkatkan Kinerja Guru
Nama Jurnal : JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
Edisi Terbit : Juli 2017
Pengarang : Ayu Dwi Kesuma Putri , Nani Imaniyati 5.Penerbit : JP MANPER
Kota Terbit : Bandung, Jawa Barat Indonesia
Nomor ISSN : 2656-4734204

4
Alamat Situs : Http://Ejournal.Upi.Edu/Index.Php/Jpmanper/Article/View/00000

• JURNAL KEDUA
Judul : peran lptk pendidikan teknologi kejuruan dalam Meningkatkan
profesionalisme guru
Nama Jurnal : Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia
Edisi terbit :
Pengarang : Nontje M. Sangi 5.Penerbit : Aptekindo
Kota Terbit :-
Nomor ISSN : 1907-2066
Alamat situs : https://media.neliti.com/media/publications/224685-peran-lptk-
pendidikan-teknologi-kejuruan-1a412b2a.pdf

• JURNAL KETIGA
Judul : profil individu peserta didik pelengkap tes jenis Testlet sebagai alternatif
pendeteksi Kesulitan belajar kimia
Nama Jurnal : JURNAL PROFESI PENDIDIK
Edisi terbit : November 2014
Pengarang : Sri Yamtinah,Haryono,Kus Sri Martini
Penerbit : Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
Kota Terbit : Surakarta
Nomor ISSN : 2442-6350
Alamatsitus :https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej/article/view/22469/10 650

5
BAB II

RINGKASAN ISI JURNAL


1. Ringkasan Jurnal pertama
Judul: Pengembangan Profesi Guru Dalam Meningkatkan Kinerja Guru
Kata Kunci: pengembangan profesi guru, kinerja guru ABSTRAK :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai pengembangan profesi guru,
untuk mengetahui gambaran tingkat kinerja guru, dan untuk mengetahui pengaruh
pengembangan profesi guru terhadap kinerja guru.Inti kajiannya difokuskan pada faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja guru, adapun faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah
pengembangan profaesi guru. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan angket. Responden dalam
penelitian ini adalah guru tetap yayasan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Bandung
yang berjumlah 21 orang guru. Teknik analisis data menggunakan regresi sederhana. Hasil
penelitian ini menunjukkan: (1) pengembangan profesi guru berada dalam kategori cukup
efektif,dan kinerja guru berada pada kategori cukup tinggi; (2) pengembangan profesi guru
berpengaruh positif terhadap kinerja.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengembangan Profesi Guru
Pengembangan profesi guru adalah proses kegiatan dalam rangka menyesuaikan kemampuan
profesional guru dengan tuntutan pendidikan dan pengajaran. Pengembangan profesi guru di
lingkungan pendidikan diarahkan pada kualitas profesional, penilaian kinerja secara obyektif,
transparan dan akuntabilitas, serta memotivasi untuk meningkatkan kinerja dan prestasi
(Soewarni, 2004). Pengembangan profesi guru pada dasarnya adalah peningkatan kualitas
kompetensi guru. Beberapa dimensi utama dalam kompetensi guru adalah kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,dan kompetensi profesional (Ana-Maria
Petrescu, 2015).
Kinerja Guru
Kinerja guru adalah hasil kerja yang erat kaitannya dengan pelaksanaan tugas sebagai uru
profesional (Wahyuni, Christiananta, & Eliyana, 2014) (Hussain, Ahmedy, & Haider, 2014).
Kinerja yang baik terkait juga dengan pencapaian kualitas, kuantitas, kerjasama, kehandalan dan
kreativitas (Saleh, Dzulkifli, Abdullah, & Yaakob, 2011), kinerja berarti produktivitas dan output
karyawan sebagai hasil dari pengembangan karyawan. Kinerja pada akhirnya akan
mempengaruhi efektivitas organisasi (Hameed & Waheed, 2011). Kinerja yang baik
mencerminkan kemampuan untuk berkontribusi melalui karya-karya mereka mengarah pada
pencapaian perilaku yang sesuai dengan tujuan dari perusahaan atau organisasi (Muda, Rafiki, &
Harahap, 2014).

6
METODOLOGI
Metode dalam peneletian ini menggunakan metode survey. Metode ini dilakukan dengan dengan
mengumpulkan informasi faktual dengan menggunakan kuesioner sebagai alat. responden dari
penelitian ini adalah 21 orang guru tetap yayasan di salah satu SMK di Bandung. Dengan
demikian penelitian ini merupakan penelitian populasi.Pengambilan data yang digunakan berupa
angket yang terdiri atas tiga bagian. Bagian yang pertama adalah kuesioner untuk mengukur
persepsi responden mengenai pengembangan profesi guru yang dijabarkan dari enam indikator
yaitu mengikuti informasi perkembangan IPTEK yang mendukung profesi melalui berbagai
kegiatan ilmiah, mengembangkan berbagai model pembelajaran, menulis karya ilmiah, membuat
alat peraga/media, mengikuti pendidikan kualifikasi, mengikuti kegiatan pengembangan
kurikulum.Bagian ini terdiri atas 13 item. Bagian kedua adalah kuesioner untuk mengukur
persepsi responden mengenai kinerja guru yang dijabarkan dari lima indikator yaitu penyusunan
program belajar, pelaksanaan program pembelajaran, pelaksanaan evaluasi, analisis evaluasi,
pelaksanaan perbaikan dan pengayaan. Bagian ini terdiri atas 11 item. Statistik survey deskriptif
ini adalah alat pengumpul data berupa kuesioner yang dibuat, disebarkan kepada guru-guru yang
berada pada SMK di Kota Bandung, sebagai unit analisisnya, yang berjumlah 21 orang guru
tetap yayasan yang digunakan untuk memperoleh gambaran tingkat persepsi responden
mengenai kinerja guru, pengembangan profesi guru. Sementara jika dilihat berdasarkan tujuan
penelitian, maka penelitian ini termasuk kedalam penelitian verifikatif, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk melakukan pengujian terhadap suatu fenomena dengan teori yang sudah ada.
(Uep & Sambas, 2011, hal. 5-6)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pengembangan Profesi Guru
Berdasarkan pengolahan data yang diperoleh gambaran bahwa efektivitas pengembangan profesi
guru di SMK Kencana Bandung berada pada kategori cukup efektif. Hal ini dibuktikan dengan
hasil perhitungan persentase frekuensi jawaban angket dari 21 responden yang menunjukan hasil
sebesar 53,1%. Sedangkan hasil perhitungan yang diperoleh berdasarkan dari jawaban angket
mengenai pengembangan profesi guru yang didalamnya terdapat indikator mengenai
pengembangan profesi guru dapat digambarkan pada diagram.

Rekapitulasi Perhitungan Data Variabel Pengembangan Profesi Guru :


Berdasarkan data yang diperoleh penulis di lapangan dapat diperoleh bahwa untuk skor jawaban
tertinggi ada pada indikator mengikuti informasi perkembangan IPTEK dengan skor 3,31,
sedangkan skor jawaban terendah ada pada indikator menulis karya ilmiah dengan skor 3,17.
Pada indikator mengikuti perkembangan IPTEK sebagai indikator dengan perolehan skor
tertinggi dari data tersebut dibuktikan dengan fakta lapangan. Artinya, guru selalu aktif dalam
mengikuti perkembangan IPTEK dalam mendukung proses kegiatan belajar. Sementara itu,
indikator menulis karya ilmiah sebagai indikator dengan perolehan skor terendah yakni 3,17

7
mengandung arti bahwa kenyataan dilapangan telah ditemukan yakni tingkat guru dalam menulis
karya masih rendah. Selain itu, guru kurang memahami dan sudah jarang dalam menulis karya
ilmiah. Jika dilihat dari hasil pengolahan data mengenai gambaran pengembangan profesi guru
dinyatakan cukup efektif.

Kinerja Guru
Rekapitulasi Perhitungan Data Variabel Kinerja Guru
Berdasarkan lima indikator tersebut indikator pelaksanaan program pembelajaran memiliki nilai
tertinggi yaitu sebesar 3,38. Artinya indikator pelaksanaan program pembelajaran sudah
dikatakan baik karena adanya prosedur yang sudah baku, sehingga mewajibkan seorang pendidik
untuk melaksanakan program pembelajaran. Sedangkan untuk indikator terendah berada pada
indikator analisis evaluasi dengan skor 3,10 Pada indikator analisis evaluasi tersebut dengan
fakta lapangan bahwa guru cenderung melakukan analisis evaluasi terhadap siswa.

2. Ringkasan Jurnal Kedua


Judul: peran LPTK pendidikan teknologi kejuruan dalam meningkatkan profesionalisme guru
Kata Kunci: Profesional Guru, Kompetensi, Sertifikasi, LPTK Abstrak
Keberadaan guru, yang nyambi sebagai tukang ojek, penjaga, malam dan kisah memilukan
lainnya seperti yang tersembul dalam penggalan bait himne guru, laksana embun penyejuk dalam
kehausan, serta patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa, semoga di era reformasi dan sertikasi
tidak akan terdenga lagi. Pemerintah di Era Kabinet Bersatu berupaya untuk meningkatkan
kesejahteraan guru dilakukan sejalan dengan UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
Undang–Undang tersebut mengamanatkan adanya tunjangan guru sebagai profesi yang
merupakan angin segar bagi masyarakat guru, meskipun harus melalui sertifikasi terlebih dahulu.
Sertifikasi kompetensi melalui pendidikan profesi guru sebagai upaya penjamin mutu pendidik
dan tenaga kependidikan di Indonesia mempunyai arti strategis dan mendasar dalam upaya
peningkatan mutu guru. Sertifikasi merupakan jawaban terhadap adanya kebutuhan untuk
meningkatkan kompetensi profesional guru. Oleh karena itu proses sertifikasi kompetensi
dipandang sebagai bagian esensial dalam memperoleh sertifikat kompetensi yang diperlukan.
bahwa guru sebagai tenaga profesional di bidang pembelajaran wajib memiliki kualifikasi
akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud diperoleh melalui pendidikan tinggi
Program Sarjana atau Program Diploma IV yang sesuai dengan tugasnya sebagai guru.
Kompetensi sebagai agen pembelajaran meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Peran LPTK bersinergi dengan
pemerintah adalah mengawasi dan memantau pelaksanaan sertifikasi sehingga benar-benar dapat
dilaksanakan sesuai harapan. Sebagai wahana pendidikan, perguruan tinggi LPTK harus
menyiapkan seperangkat aturan, metode, dan strategi pendidikan yang dalam konteks

8
pemberdayaan guru mesti mengacu pada pencapaian standar peningkatan mutu dan kualitas
guru.

PEMBAHASAN
1. Profesionalisme Guru
Guru memiliki peran yang amat penting, terutama sebagai agent of change melalui proses
pembelajaran. Menurut Hartoyo dan Baedhowi( 2005) agar dapat berperan dengan efektif dan
professional, guru harus memiliki beberapa persyaratan, antara lain ketrampilan mengajar
(teaching skills), berpengetahuan (knowledgeable), memiliki sikap profesionalisme (good
professional attitude), memilih, menciptakan dan menggunakan media (utilizing learning media),
memilih metode mengajar yang sesuai, memanfaatkan teknologi (utilizing technology),
mengembangkan dynamic curriculum, dan bisa memberikan contoh dan teladan yang baik (good
practices). profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus dan significant yang dilaksanakan
berdasarkan prinsip sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 14 tahun 2005 sebagai berikut: a)
memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; b) memiliki komitmen untuk
meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia; c) memiliki kualifikasi
akademik, dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; d)memiliki kompetensi
yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; e) memiliki tanggungjawab atas pelaksanaan tugas
keprofesionalan; f) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; g)
memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
belajar sepanjang hayat; h) memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan; dan i) memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal–
hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Lebih lanjut dinyatakan dalam pasal (8)
dan (10), bahwa guru yang professional wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Kompetensi dasar yang harus dimiliki guru meliputi kompetensi
paedagogik, kompetensi personal atau kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

2. Strategi Peningkatan Profesionalisme Guru


1) Mengangkat Citra Guru
Pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional(Depdiknas), terus berupaya
untuk mengangkat citra guru. Tujuannya jelas, agar profesi guru mampu bersaing dengan
profesi-profesi lainnya. Untuk mengembalikan citra guru tersebut cara yang ditempuh
pemerintah adalah dengan meningkatkan mutu tenaga pengajar di segala jenjang pendidikan dan
menaikkan taraf kesejahteraannya. Dalam Buku Laporan Capaian Kerja Depdiknas tahun 2006
dengan jelas diakui pemerintah bahwa peran pendidik sangat menentukan mutu pendidikan. Di
awal pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu ini, pemerintah segera membentuk direktorat
jenderal baru yang menangani permasalahan guru dan tenaga kependidikan lainnya, yaitu

9
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Langkah taktis pun
ditempuh. Pemerintah bersama DPR mengesahkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen yang memberikan landasan dan kerangka hukum bagi pengembangan
guru dan dosen menjadi profesi. Ditegaskan dalam UU ini, kualifikasi minimal semua guru,
terlepas dari jenjang pendidikan yang diasuhnya, adalah S1/D-IV. Sementara untuk dosen
program S1 dan diploma minimal harus berkualifikasi S2, dan untuk yang mengajar program S2
dan S3 minimal harus berkualifikasi S3.

Sertifikasi
Sertifikasi kompetensi adalah proses pemerolehan sertifikat kompetensi guru yang dimaksudkan
untuk memberikan bukti tertulis terhadap kinerja (performance) melaksanakan tugas guru
sebagai perwujudan kompetensi yang dimiliki telah sesuai dengan standar kompetensi guru yang
dipersyaratkan. Sertifikat kompetensi adalah surat keterangan bukti atas kompetensi dan hanya
diberikan setelah yang bersangkutan lulus pendidikan profesi guru lembaga pendidikan tinggi
terpilih. Sertifikasi kompetensi melalui pendidikan profesi guru sebagai upaya penjamin mutu
pendidik dan tenaga kependidikan di Indonesia mempunyai arti strategis dan mendasar dalam
upaya peningkatan mutu guru. Sertifikasi merupakan jawaban terhadap adanya kebutuhan untuk
meningkatkan kompetensi profesional guru. Oleh karena itu proses sertifikasi kompetensi
dipandang sebagai bagian esensial dalam memperoleh sertifikat kompetensi yang diperlukan

3. Peran LPTK
Dalam era reformasi pendidikan, terutama dalam hal peningkatan mutu dan kualitas guru,
perguruan tinggi memegang peranan yang sangat signifikan. Apalagi sempat pula terendus
praktik culas (oknum) guru yang berkeinginan sekali untuk lulus uji sertifikasi yang melakukan
pemalsuan sertifikat agar bisa lolos sertifikasi. Mereka juga mulai mencari celah agar bisa
memenuhi persyaratanundang-undang. Soal keharusan guru menyandang gelar sarjana atau
diploma IV misalnya, diakali dengan cara kuliah di perguruan tinggi antah berantah. Yang
penting, ijazah sampai di tangan. Mereka pun kerap tergoda mendatangi pabrik gelar
pascasarjana karena penyandang gelar S2 mendapat poin tinggi, 325. Praktis culas inilah yang
harus dipangkas. Sebab, praktik tak bermoral tersebut justru menciderai wibawa guru serta
semakin menjauhkan guru dari standar mutu dan kualifikasi yang diharapkan. Ngeri kita
membayangkan, bagaimana output pendidikan yang dihasilkan oleh (oknum) guru bermental
culas tersebut. Oleh karena itu, LPTK bersinergi dengan pemerintah perlu mengawasi dan
memantau pelaksanaan sertifikasi sehingga benar-benar dapat dilaksanakan sesuai harapan.
Sebagai wahana pendidikan, perguruan tinggi LPTK harus menyiapkan seperangkat aturan,
metode, dan strategi pendidikan yang dalam konteks pemberdayaan guru mesti mengacu pada
pencapaian standar peningkatan mutu dan kualitas guru.

10
3. Ringkasan Jurnal Ketiga
Judul: profil individu peserta didik pelengkap tes jesis testlet sebagai alternatif pendeteksi
kesulitan belajar kimia
Kata kunci: profil individu, tes jenis testlet, kesulitan belajar kimia
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah: 1). menyusun profil individu peserta didik untuk melengkapi
instrumen tes jenis testlet, 2). mendeteksi kesulitan belajar peserta didik melalui profil individu
pada tes jenis testlet. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu dengan
menggambarkan hasil penilaian guru terhadap profil individu peserta didik yang telah disusun
dan menerapkannya
untuk mendeteksi kesulitan belajar kimia peserta didik. Data diperoleh melalui lembar penilaian
yang dilakukan oleh guru dan hasil analisis profil individu peserta didik pada tes testlet
menggunakan Excel. Hasil peneitian menunjukkan bahwa: 1). profil individu peserta didik yang
dihasilkan dapat digunakan sebagai pelengkap tes jenis Testlet, 2). profil individu peserta didik
dapat digunakan untuk mendeteksi kesulitan belajar kimia bagi peserta didik.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui kemudahan
dan kemanfaatan profil individu dalam mendeteksi kelemahan dan kelebihan peserta didik. Profil
individu yang dihasilkan pada pengembangan instrumen diagnostik jenis Testlet mendapatkan
penilaian dari para guru dan peserta didik. Penilaian oleh guru pada aspek kemudahan dan
kemanfaatan dalam melakukan deteksi kemampuan peserta didik. Penilaian oleh peserta didik
pada aspek kemanfaatan profil individu untuk mengetahui kemampuannya sendiri.Subyek pada
penelitian ini adalah para guru kimia dan peserta didik di sekolah kategori tinggi, sedang dan
rendah. Pengambilan data dari para guru dengan menggunakan lembar penilaian dan dari peserta
didik dengan menggunakan angket.Analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dengan
bantuan statistik deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Profil Individu Peserta Didik
Pada penelitian ini, profil individu peserta didik diperoleh melalui program analisis yang
digunakan untuk melengkapi tes jenis testlet. Tes jenis testlet sendiri dirancang bukan sekedar
untuk mengukut prestasi peserta didik tetapi lebih pada upaya untuk mendiagnosis kesulitan
belajar yang dialami peserta didik. Format program analisis yang dikembangkan dengan program
Excel adalah sebagai berikut.

11
1. Penilaian Guru tentang Profil Individu Peserta Didik
Penilaian guru terhadap profil individu peserta didik yang dihasilkan sebagai pelengkap
instrumen tes Testlet dilakukan atas beberapa hal, yaitu
a. Kejelasan prosedur entry data untuk program analisis data pada instrumen pendeteksi
kesulitan belajar peserta didik dengan model testlet mendapat penilaian 4,8 dari nilai maksimal 5
atau kategori sangat baik. Untuk entry data guru cukup memasukkan respon jawaban peserta
didik, sehingga cukup mudah bagi guru.
b. Kemudahan program analisis data pada instrumen pendeteksi kesulitan belajar peserta
didik dengan model testlet ini pada proses penskoran dan penilaianmemperoleh penilaian 4,6
dari nilai maksimal 5. Proses penskoran dan penilaian pada instrumen testlet ini menggunakan
model Graded Response Model yang bermakna politomus. Hal ini menarik karena meskipun
bentuk soal adalah pilihan ganda akan tetapi pemberian skor akhir memperhatikanproses.
Perolehan skor sempurna apabila peserta didik dapat menjawab dengan benar seluruh butir soal
pendukung pada sebuah butir soal utama.
c. Kemudahan penggunaan program
analisis data pada instrumen pendeteksi kesulitan belajar peserta didik dengan model testlet
mendapatkan penilaian 4,6 dari nilai maksimal 5. Penggunaan program analisis yang berbasis
Excel ini member kemudahan guru dalam mendeteksi kesulitan belajar, karena akan
memunculkan profil peserta didik berupa indikator-indikator yang telah dikuasai dan yang belum
dikuasai.
d. Kegunaan program analisis data pada
instrumen pendeteksi kesulitan belajar peserta didik dengan model testlet iniuntuk mengetahui
profil belajar kimia peserta didik secara individu memperoleh penilaian 4,4 dari nilai maksimal
5. Program analisis data yang berfungsi sebagai profil individu peserta didik membantu guru
untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan peserta didik berdasarkan profil individu yang
dihasilkan.
e. Penggunaan program analisis data pada
instrumen pendeteksi kesulitan belajar peserta didik dengan model testlet ini dapat efisien waktu
mendapatkan penilaian 4,4 dari nilai maksimal 5. Dilihat dari waktu yang dipergunakan guru
untuk menganalisis hasil pekerjaan peserta didik dalam melihat kelemahan dan kelebihan peserta
didik maka program analisis data ini dinilai sangat membantu, karena guru tidak perlu
melakukannya secara manual. Hanya dengan mengisikan respon jawaban peserta didik, guru
sudah dapat memperoleh informasi tentang kemampuan peserta didik.

12
BAB III

PEMBAHASAN
1. Kelebihan dan Kelemahann Jurnal
Kelebihan:
1. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian seputar implementasi profesi
kependidikan dinilai sudah tepat dan akurat.
2. Referensi penelitian sudah lengkap,up to date mengutamakan pendidikan,serta
implementasinya bagi dunia pendidikan.
3. Kesimpulan yang diambil sudah sesuai dengan acuan profesi kependidikan dan undang-
undang dasar Negara serta mengaitkan lagi dengan teori para ahli yang berhubungan dengan
profesi kependidikan dan undang-undang bagi dunia pendidikan ,hal ini semakin menambah
keaslian kesimpulan dari penelitian materi ini.
4. Memaparkan secara jelas dan lengkap mengenai penelitian tersebut.
5. Menjelaskan segala aspek keterkaitan dari segala sumber guna memperkuat hasil
penelitian terhadap penelitian tersebut

Kelemahan:
1. Penelitian jurnal ini kurang menjelaskan secara detail sumber yang dipakai sebagai
penyusunan jurnal.
2. Hanya membahas data secara umum ,kurang menjelaskan peran profesi kependidikan
dalam pendidikan nasional
3. Penulisan jurnal kurang teratur sesuai kaidah penulisan jurnal yang benar.
4. Bahasa yang digunakan banyak yang kurang diengerti oleh reviewer,karena terdapat
berbagai penjelasan yang menggunakan bahasa yang kurang dapat diterjemahkan oleh reviewer.

13
BAB IV

PENUTUP
1. KESIMPULAN
Pengembangan profesi guru yang diukur melalui indikator Mengikuti informasi
perkembangan IPTEK yang mendukung profesi melalui berbagai kegiatan ilmiah,
Mengembangkan berbagai model pembelajaran, Menulis karya ilmiah, Membuat
alatperaga/media, Mengikuti pendidikan kualifikasi, Mengikuti kegiatan pengembangan
kurikulum berada pada kategori cukup efektif. Kinerja guru yang yang diukur melalui indikator
Penyusunan program belajar, Pelaksanaan program pembelajaran, Pelaksanaan Evaluasi,
Analisis Evaluasi, Pelaksanaan perbaikan dan pengayaan. Kelima indikator tersebut berada pada
kategori cukup tinggi.
Guru memiliki peran yang amat penting, terutama sebagai agent of change melalui proses
pembelajaran. Agar dapat berperan dengan efektif dan professional, guru harus memiliki
beberapa persyaratan, antara lain ketrampilan mengajar (teaching skills), berpengetahuan
(knowledgeable), memiliki sikap profesionalisme (good professional attitude), memilih,
menciptakan dan menggunakan media (utilizing learning media), memilih metode mengajar
yang sesuai, memanfaatkan teknologi (utilizing technology), mengembangkan dynamic
curriculum, dan bisa memberikan contoh dan teladan yang baik (good practices).
Profil individu peserta didik yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pelengkap tes jenis
Testlet,profil individu peserta didik dapat digunakan untuk mendeteksi kesulitan belajar kimia
bagi peserta didik

2. SARAN
a) Diperlukan pengembangan instrumen yang dapat menjadi alternatif bagi guru untuk dapat
melakukan peran ganda asesmen, yaitu selain sebagai pengukur prestasi juga dapat dipergunakan
untuk mendiagnosis kelemahan dan kelebihan peserta didik.
b) Diperlukan produk berupa profil individu dan profil kelas secara bersamaan agar yang
dapat membantu guru membuat perencanaan untuk perbaikan proses pembelajaran.

14

Anda mungkin juga menyukai