1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan kita
rahmat Kesehatan dan karunia yang dilimpahkannya,sehingga bisa menyelesaikan
penyusunan critical jurnal report ini.pembuatan laporan ini bertujuan untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah profesi kependidikan.
Dalam makalah ini penulis yang masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangannya baik isi maupun penyusunannya.Atas dasar itu dengan senang
hati penulis mengharapkan kritik dan saran kepada para pembaca yang guna
menyempurnakan makalah ini.hal tersebut semata -mata agar menjadi evaluasi
dalam pembuatan tugas ini.
Mudah -mudahan dengan selesainya makalah ini,dapat memberikan manfaat
berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun pembaca.
Penulis,
2
DAFTAR ISI
4.1 Kesimpulan.........................................................................16
4.2 Saran .................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Critical Jurnal Review ini dibuat bertujuan untuk belajar melalui pemenuhan
tugas mata kuliah profesi kependidikan diUniversitas Negeri Medan untuk
membuat Critical Jurnal Review sehingga dapat menambah pengetahuan untuk
melihat jurnal yang baik dan benar.Setelah dapat membandingkan maka dapat
dibuat suatu jurnal karena telah mengetahui penulisan jurnal yang baik dan benar
sesuai kaidah penulisan jurnal yang sesuai.
• JURNAL PERTAMA
5.Penerbit : JP MANPER
6.Kota Terbit : Bandung, Jawa Barat Indonesia
7.Nomor ISSN : 2656-4734204
4
8. Alamat situs : http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper/article/view/00000
• JURNAL KEDUA
1. Judul : peran lptk pendidikan teknologi kejuruan dalam Meningkatkan
profesionalisme guru
2. Nama Jurnal : Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di
Indonesia
3. Edisi terbit
5.Penerbit : Aptekindo
6.Kota Terbit : -
7.Nomor ISSN : 1907-2066
8. Alamat situs : https://media.neliti.com/media/publications/224685-peran-lptk-
pendidikan-teknologi-kejuruan-1a412b2a.pdf
• JURNAL KETIGA
1. Judul : profil individu peserta didik pelengkap tes jenis Testlet sebagai
alternatif pendeteksi Kesulitan belajar kimia
2. Nama Jurnal : JURNAL PROFESI PENDIDIK
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL
5
2.1 Ringkasan Jurnal pertama
Judul: Pengembangan profesi guru dalam meningkatkan kinerja guru
Kata Kunci: pengembangan profesi guru, kinerja guru ABSTRAK
:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai pengembangan
profesi guru, untuk mengetahui gambaran tingkat kinerja guru, dan untuk
mengetahui pengaruh pengembangan profesi guru terhadap kinerja guru.Inti
kajiannya difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru, adapun
faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengembangan profaesi guru.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Teknik pengumpulan
data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan angket. Responden dalam
penelitian ini adalah guru tetap yayasan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di
Kota Bandung yang berjumlah 21 orang guru. Teknik analisis data menggunakan
regresi sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) pengembangan profesi
guru berada dalam kategori cukup efektif,dan kinerja guru berada pada kategori
cukup tinggi; (2) pengembangan profesi guru berpengaruh positif terhadap
kinerja.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengembangan Profesi Guru
Pengembangan profesi guru adalah proses kegiatan dalam rangka menyesuaikan
kemampuan profesional guru dengan tuntutan pendidikan dan pengajaran.
Pengembangan profesi guru di lingkungan pendidikan diarahkan pada kualitas
profesional, penilaian kinerja secara obyektif, transparan dan akuntabilitas, serta
memotivasi untuk meningkatkan kinerja dan prestasi (Soewarni, 2004).
Pengembangan profesi guru pada dasarnya adalah peningkatan kualitas
kompetensi guru. Beberapa dimensi utama dalam kompetensi guru adalah
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,dan
kompetensi profesional (Ana-Maria Petrescu, 2015).
Kinerja Guru
Kinerja guru adalah hasil kerja yang erat kaitannya dengan pelaksanaan tugas
sebagai uru profesional (Wahyuni, Christiananta, & Eliyana, 2014) (Hussain,
Ahmedy, & Haider, 2014). Kinerja yang baik terkait juga dengan pencapaian
kualitas, kuantitas, kerjasama, kehandalan dan kreativitas (Saleh, Dzulkifli,
Abdullah, & Yaakob, 2011), kinerja berarti produktivitas dan output karyawan
sebagai hasil dari pengembangan karyawan. Kinerja pada akhirnya akan
mempengaruhi efektivitas organisasi (Hameed & Waheed, 2011). Kinerja yang
baik mencerminkan kemampuan untuk berkontribusi melalui karya-karya mereka
mengarah pada pencapaian perilaku yang sesuai dengan tujuan dari perusahaan
atau organisasi (Muda, Rafiki, & Harahap, 2014).
METODOLOGI
Metode dalam peneletian ini menggunakan metode survey. Metode ini dilakukan
dengan dengan mengumpulkan informasi faktual dengan menggunakan kuesioner
sebagai alat. responden dari penelitian ini adalah 21 orang guru tetap yayasan di
6
salah satu SMK di Bandung. Dengan demikian penelitian ini merupakan
penelitian populasi.Pengambilan data yang digunakan berupa angket yang terdiri
atas tiga bagian. Bagian yang pertama adalah kuesioner untuk mengukur persepsi
responden mengenai pengembangan profesi guru yang dijabarkan dari enam
indikator yaitu mengikuti informasi perkembangan IPTEK yang mendukung
profesi melalui berbagai kegiatan ilmiah, mengembangkan berbagai model
pembelajaran, menulis karya ilmiah, membuat alat peraga/media, mengikuti
pendidikan kualifikasi, mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.Bagian ini
terdiri atas 13 item. Bagian kedua adalah kuesioner untuk mengukur persepsi
responden mengenai kinerja guru yang dijabarkan dari lima indikator yaitu
penyusunan program belajar, pelaksanaan program pembelajaran, pelaksanaan
evaluasi, analisis evaluasi, pelaksanaan perbaikan dan pengayaan. Bagian ini
terdiri atas 11 item. Statistik survey deskriptif ini adalah alat pengumpul data
berupa kuesioner yang dibuat, disebarkan kepada guru-guru yang berada pada
SMK di Kota Bandung, sebagai unit analisisnya, yang berjumlah 21 orang guru
tetap yayasan yang digunakan untuk memperoleh gambaran tingkat persepsi
responden mengenai kinerja guru, pengembangan profesi guru. Sementara jika
dilihat berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini termasuk kedalam
penelitian verifikatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk melakukan pengujian
terhadap suatu fenomena dengan teori yang sudah ada. (Uep & Sambas, 2011, hal.
5-6)
7
IPTEK dengan skor 3,31, sedangkan skor jawaban terendah ada pada indikator
menulis karya ilmiah dengan skor 3,17. Pada indikator mengikuti perkembangan
IPTEK sebagai indikator dengan perolehan skor tertinggi dari data tersebut
dibuktikan dengan fakta lapangan. Artinya, guru selalu aktif dalam mengikuti
perkembangan IPTEK dalam mendukung proses kegiatan belajar. Sementara itu,
indikator menulis karya ilmiah sebagai indikator dengan perolehan skor terendah
yakni 3,17 mengandung arti bahwa kenyataan dilapangan telah ditemukan yakni
tingkat guru dalam menulis karya masih rendah. Selain itu, guru kurang
memahami dan sudah jarang dalam menulis karya ilmiah. Jika dilihat dari hasil
pengolahan data mengenai gambaran pengembangan profesi guru dinyatakan
cukup efektif. Kinerja Guru
PEMBAHASAN
1. Profesionalisme Guru
Guru memiliki peran yang amat penting, terutama sebagai agent of change
melalui proses pembelajaran. Menurut Hartoyo dan Baedhowi( 2005) agar dapat
berperan dengan efektif dan professional, guru harus memiliki beberapa
persyaratan, antara lain ketrampilan mengajar (teaching skills), berpengetahuan
(knowledgeable), memiliki sikap profesionalisme (good professional attitude),
memilih, menciptakan dan menggunakan media (utilizing learning media),
memilih metode mengajar yang sesuai, memanfaatkan teknologi (utilizing
technology), mengembangkan dynamic curriculum, dan bisa memberikan contoh
dan teladan yang baik (good practices). profesi guru merupakan bidang pekerjaan
khusus dan significant yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagaimana
tertuang dalam UU Nomor 14 tahun 2005 sebagai berikut: a) memiliki bakat,
minat, panggilan jiwa, dan idealisme; b) memiliki komitmen untuk meningkatkan
mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia; c) memiliki kualifikasi
akademik, dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; d)memiliki
kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; e) memiliki
tanggungjawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; f) memperoleh
penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; g) memiliki kesempatan
untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar
sepanjang hayat; h) memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan; dan i) memiliki organisasi profesi yang mempunyai
kewenangan mengatur hal–hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Lebih lanjut dinyatakan dalam pasal (8) dan (10), bahwa guru yang professional
wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
9
pendidikan nasional. Kompetensi dasar yang harus dimiliki guru meliputi
kompetensi paedagogik, kompetensi personal atau kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
2) Sertifikasi
Sertifikasi kompetensi adalah proses pemerolehan sertifikat kompetensi guru
yang dimaksudkan untuk memberikan bukti tertulis terhadap kinerja
(performance) melaksanakan tugas guru sebagai perwujudan kompetensi yang
dimiliki telah sesuai dengan standar kompetensi guru yang dipersyaratkan.
Sertifikat kompetensi adalah surat keterangan bukti atas kompetensi dan hanya
diberikan setelah yang bersangkutan lulus pendidikan profesi guru lembaga
pendidikan tinggi terpilih. Sertifikasi kompetensi melalui pendidikan profesi guru
sebagai upaya penjamin mutu pendidik dan tenaga kependidikan di Indonesia
mempunyai arti strategis dan mendasar dalam upaya peningkatan mutu guru.
Sertifikasi merupakan jawaban terhadap adanya kebutuhan untuk meningkatkan
kompetensi profesional guru. Oleh karena itu proses sertifikasi kompetensi
dipandang sebagai bagian esensial dalam memperoleh sertifikat kompetensi yang
diperlukan
3. Peran LPTK
Dalam era reformasi pendidikan, terutama dalam hal peningkatan mutu dan
kualitas guru, perguruan tinggi memegang peranan yang sangat signifikan.
Apalagi sempat pula terendus praktik culas (oknum) guru yang berkeinginan
sekali untuk lulus uji sertifikasi yang melakukan pemalsuan sertifikat agar bisa
lolos sertifikasi. Mereka juga mulai mencari celah agar bisa memenuhi
persyaratanundang-undang. Soal keharusan guru menyandang gelar sarjana atau
diploma IV misalnya, diakali dengan cara kuliah di perguruan tinggi antah
10
berantah. Yang penting, ijazah sampai di tangan. Mereka pun kerap tergoda
mendatangi pabrik gelar pascasarjana karena penyandang gelar S2 mendapat poin
tinggi, 325. Praktis culas inilah yang harus dipangkas. Sebab, praktik tak
bermoral tersebut justru menciderai wibawa guru serta semakin menjauhkan guru
dari standar mutu dan kualifikasi yang diharapkan. Ngeri kita membayangkan,
bagaimana output pendidikan yang dihasilkan oleh (oknum) guru bermental culas
tersebut. Oleh karena itu, LPTK bersinergi dengan pemerintah perlu mengawasi
dan memantau pelaksanaan sertifikasi sehingga benar-benar dapat dilaksanakan
sesuai harapan. Sebagai wahana pendidikan, perguruan tinggi LPTK harus
menyiapkan seperangkat aturan, metode, dan strategi pendidikan yang dalam
konteks pemberdayaan guru mesti mengacu pada pencapaian standar peningkatan
mutu dan kualitas guru.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah: 1). menyusun profil individu peserta didik untuk
melengkapi instrumen tes jenis testlet, 2). mendeteksi kesulitan belajar peserta
didik melalui profil individu pada tes jenis testlet. Penelitian ini dilakukan dengan
metode deskriptif, yaitu dengan menggambarkan hasil penilaian guru terhadap
profil individu peserta didik yang telah disusun dan menerapkannya untuk
mendeteksi kesulitan belajar kimia peserta didik. Data diperoleh melalui lembar
penilaian yang dilakukan oleh guru dan hasil analisis profil individu peserta didik
pada tes testlet menggunakan Excel. Hasil peneitian menunjukkan bahwa: 1).
profil individu peserta didik yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pelengkap
tes jenis Testlet, 2). profil individu peserta didik dapat digunakan untuk
mendeteksi kesulitan belajar kimia bagi peserta didik.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui kemudahan dan kemanfaatan profil individu dalam mendeteksi
kelemahan dan kelebihan peserta didik. Profil individu yang dihasilkan pada
pengembangan instrumen diagnostik jenis Testlet mendapatkan penilaian dari para
guru dan peserta didik. Penilaian oleh guru pada aspek kemudahan dan
kemanfaatan dalam melakukan deteksi kemampuan peserta didik. Penilaian oleh
peserta didik pada aspek kemanfaatan profil individu untuk mengetahui
kemampuannya sendiri.Subyek pada penelitian ini adalah para guru kimia dan
peserta didik di sekolah kategori tinggi, sedang dan rendah. Pengambilan data dari
para guru dengan menggunakan lembar penilaian dan dari peserta didik dengan
11
menggunakan angket.Analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dengan
bantuan statistik deskriptif
12
penilaian pada instrumen testlet ini menggunakan model Graded Response Model
yang bermakna politomus. Hal ini menarik karena meskipun bentuk soal adalah
pilihan ganda akan tetapi pemberian skor akhir memperhatikanproses. Perolehan
skor sempurna apabila peserta didik dapat menjawab dengan benar seluruh butir
soal pendukung pada sebuah butir soal utama. c. Kemudahan penggunaan
program
analisis data pada instrumen pendeteksi kesulitan belajar peserta didik dengan
model testlet mendapatkan penilaian 4,6 dari nilai maksimal 5. Penggunaan
program analisis yang berbasis Excel ini member kemudahan guru dalam
mendeteksi kesulitan belajar, karena akan memunculkan profil peserta didik
berupa indikator-indikator yang telah dikuasai dan yang belum dikuasai. d.
Kegunaan program analisis data pada
instrumen pendeteksi kesulitan belajar peserta didik dengan model testlet iniuntuk
mengetahui profil belajar kimia peserta didik secara individu memperoleh
penilaian 4,4 dari nilai maksimal 5. Program analisis data yang berfungsi sebagai
profil individu peserta didik membantu guru untuk mengetahui kelemahan dan
kelebihan peserta didik berdasarkan profil individu yang dihasilkan. e.
Penggunaan program analisis data pada
instrumen pendeteksi kesulitan belajar peserta didik dengan model testlet ini dapat
efisien waktu mendapatkan penilaian 4,4 dari nilai maksimal 5. Dilihat dari waktu
yang dipergunakan guru untuk menganalisis hasil pekerjaan peserta didik dalam
melihat kelemahan dan kelebihan peserta didik maka program analisis data ini
dinilai sangat membantu, karena guru tidak perlu melakukannya secara manual.
Hanya dengan mengisikan respon jawaban peserta didik, guru sudah dapat
memperoleh informasi tentang kemampuan peserta didik.
13
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kelebihan dan Kelemahann Jurnal
Kelebihan:
1. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian seputar implementasi profesi
kependidikan dinilai sudah tepat dan akurat.
2. Referensi penelitian sudah lengkap,up to date mengutamakan pendidikan,serta
implementasinya bagi dunia pendidikan.
3. Kesimpulan yang diambil sudah sesuai dengan acuan profesi kependidikan dan
undang-undang dasar Negara serta mengaitkan lagi dengan teori para ahli yang
berhubungan dengan profesi kependidikan dan undang-undang bagi dunia
pendidikan ,hal ini semakin menambah keaslian kesimpulan dari penelitian
materi ini.
4. Memaparkan secara jelas dan lengkap mengenai penelitian tersebut.
5. Menjelaskan segala aspek keterkaitan dari segala sumber guna memperkuat hasil
penelitian terhadap penelitian tersebut
Kelemahan:
1. Penelitian jurnal ini kurang menjelaskan secara detail sumber yang dipakai
sebagai penyusunan jurnal.
2. Hanya membahas data secara umum ,kurang menjelaskan peran profesi
kependidikan dalam pendidikan nasional
3. Penulisan jurnal kurang teratur sesuai kaidah penulisan jurnal yang benar.
14
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Guru memiliki peran yang amat penting, terutama sebagai agent of change
melalui proses pembelajaran. Agar dapat berperan dengan efektif dan
professional, guru harus memiliki beberapa persyaratan, antara lain ketrampilan
mengajar (teaching skills), berpengetahuan (knowledgeable), memiliki sikap
profesionalisme (good professional attitude), memilih, menciptakan dan
menggunakan media (utilizing learning media), memilih metode mengajar yang
sesuai, memanfaatkan teknologi (utilizing technology), mengembangkan dynamic
curriculum, dan bisa memberikan contoh dan teladan yang baik (good practices).
SARAN
a) Diperlukan pengembangan instrumen yang dapat menjadi alternatif bagi
guru untuk dapat melakukan peran ganda asesmen, yaitu selain sebagai pengukur
prestasi juga dapat dipergunakan untuk mendiagnosis kelemahan dan kelebihan
peserta didik.
b) Diperlukan produk berupa profil individu dan profil kelas secara
bersamaan agar yang dapat membantu guru membuat perencanaan untuk
perbaikan proses pembelajaran.
15
DAFTA PUSTAKA
16
17