Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL JOURNAL REVIEW

Disusun untuk memenuhi tugas individu


Mata kuliah: Manajemen BK
Dosen pengampu: Ismail Ahmad Siregar, S.Pd.I, M.Pd

Disusun Oleh :
Nama : Baginda Muda Siregar
NIM : 0303212069
Kelas : BKPI_2

PRODY BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
SUMATERA UTARA
MEDAN
TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Swt, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas Critical Journal Review ini tepat waktu. Dan tak lupa shalawat berangkaikan
salam kepada Baginda Rasulullah Saw, semoga dengan memperbanyak shalawat kepada beliau,
kita mendapatkan syafa’atnya di yaiumilakhir nanti.

Adapun tugas Critical Journal ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Manajemen BK yang di ampu Bapak Ismail Ahmad Siregar, S.Pd.I, M.Pd. Semoga critical ini
dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih pemikiran sekaligus khususnya untuk para
pembaca. Dan tidak lupa saya mohon maaf apabila dalam penyusunan ini terdapat kesalahan baik
dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan. Saya sadar bahwa critical jurnal ini masih jauh dari
kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat saya harapkan demi kebaikan untuk
kedepannya.

Medan, 22 Oktober 2022

Baginda Muda Siregar

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Pentingnya Critical Journal Review..................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan Critical journal Review ........................................................................... 2
D. Mamfaat Penulisan Critical Journal Review........................................................................ 2
E. Identitas Journal Yang Direview ......................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 4
A. Ringkasan Isi Jurnal ............................................................................................................. 4
B. Kelebihan Jurnal ................................................................................................................ 14
C. Kekurangan Jurnal ............................................................................................................. 14
BAB III ......................................................................................................................................... 15
PENUTUP..................................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Optimalisasi pelayanan Bimbingandan Konseling perlu dilakukan sehingga pelayanan Bk
benar-benar memberikan kontribusi pada pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah yang
bersangkutan. Suatu proram pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah tidak mungkin
akan tersusun, terselenggara dan tercapai apabila tidak dikelolah dalam suatu system
manajemen yang bermutu.

Manajemen yang bermutu sendiri akan banyak ditentukan oleh kemampuan manajer
pendidikan di sekolah dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan
mengendalikan sumber daya yang yang ada. Pelaksanaan manajemen Bimbingan dan
Konseling harus dirumuskan secara matang baik dari segi program layanan BK, meneliti hal-
hal apa sajakah yang dibutuhkan oleh para siswa, materi-materi yang harus diajarkan untuk
membentukkematangan siswa, satuan layanan dan kegiatan dalam Bimbingan dan Konseling,
dapat merumuskan dengan baik tatalaksana Bimbingan dan Konseling, dan mengevaluasi
program yang telah dilaksanakan.

B. Pentingnya Critical Journal Review


Mengkritik jurnal (critical journal review) merupakan kegiatan mengulas suatu jurnal agar
dapat mengetahui dan memahami apa yang disajikan dalam jurnal. Pada dasarnya review jurnal
menitik beratkan pada evaluasi (penjelasan, intepretasi, dan analisis) mengenai keunggulan dan
kelemahan, apa yang menarik, dan bagaimana jurnal tersebut bisa mengubah persepsi dan cara
berfikir serta menjadi pertimbangan apakah dari pengetahuan yang didapat mampu menambah
pemahaman terhadap suatu bidang kajian tertentu. Selain itu mengkritik jurnal dapat melatih
kemampuan kita dalam menganalisis dan mengevaluasi pembahasan yang disajikan penulis.
Sehingga menjadi masukan berharga bagi proses kreatif kepenulisan lainnya. Mengkritik jurnal
tidak dapat dilakukan apabila pengkritik tidak membaca keseluruhan jurnal tersebut. Dengan
melakukan review tersebut pembaca dapat mengetahui kualitas jurnal dengan membandingkan

1
terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya serta dapat memberikan masukan
kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap sistematika penulisan, isi, dan substansi
jurnal.

C. Tujuan Penulisan Critical journal Review


1. Memahami dan menganalisa kelebihan dan kekurangan dari suatu jurnal.
2. Mempermudah selama membahas inti hasil penelitian yang telah ada.
3. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam suatu jurnal.
4. Untuk memenuhi tugas individu dalam mata kuliah BK Kelompok.

D. Mamfaat Penulisan Critical Journal Review


1. Membantu semua kalangan dalam mengetahui inti dari hasil penelitian yang terdapat dalam
suatu jurnal.
2. Menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan suatu jurnal di penerbitan berikutnya.
3. Mengkritik jurnal dapat melatih kemampuan kita dalam menganalisis dan mengevaluasi
pembahasan yang dijadikan penulis.

E. Identitas Journal Yang Direview


• Jurnal Utama
Judul Jurnal : Konsep Manajemen Bimbingan dan Konseling
Nama Jurnal : Jurnal Ilmu Pendidikan
Edisi Terbit : 2021
Pengarang Jurnal : Andika Fawri dan Neviyarni
Penerbit : Universitas Negeri Padang
Kota Terbit : Padang
ISSN : 2656-8063
Vol, No, Hal : Volume 3, Nomor 1, Halaman196-202

2
• Jurnal Pembanding
Judul Jurnal : Keterampilan Konselor Dalam Mengembangkan Manajemen
Bimbingan dan Konseling Di Sekolah
Nama Jurnal : Indonesian Journal Of Counseling and Education
Edisi Terbit : 2020
Pengarang Jurnal : Fauzi Isra
Penerbit : Universitas Negeri Padang
Kota Terbit : Padang
ISSN : 2716-3954
Vol, No, Hal : Vol 2, No 1, Hal 48-53

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ringkasan Isi Jurnal


• Jurnal Utama
Pendahuluan
Kata manajemen berasal dari bahasa inggris “management” yang di artikan sebagai
“ketatalaksanaan, tata pemimpin, pengelolaan” (Octavia, 2019). Manajemen bimbingan dan
konseling adalah upaya yang dilakukan atau cara yang digunakan untuk mendayagunakan
secara optimal semua komponen atau sumber daya (tenaga, dana, sarana, dan prasarana) dan
sistem informasi berupa himpunan data bimbingan dan konseling untuk menyelenggarakan
pelayanan bimbingan dan konseling dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Manajemen secara etimologis berasal dari kata “managio” berarti kepengurusan, atau
“manage” atau “managiare” yang berarti melatih dalam mengatur langkah-langkah
(Alhogbi, 2017). Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 diterbitkan untuk menjadi acuan
baru pelaksanaan tata kelola bimbingan dan konseling mulai dari planning, organizing,
staffing, leading dan controlling (Zamroni & Rahardjo, 2015).
Dengan begitu maka manajemen pelayanan konseling disekolah bukan hanya sekedar
menangani peserta didik dikarenakan konselor juga perlu memberikan pelayan jika
permasalahan siswa berkenaan dengan orang tua siswa dan bahkan konselor juga perlu
melakukan beberapa kegiatan pendukung yang mana salah satunya adalah home pist (
Kunjungan rumah) yang mana pelaksanaannya konselor mendatangi rumah si klien. Jika
dilihat dari pekerjaan yang dilakukan seorang konselor dengan menangani 150 siswa dengan
beban 24 jam per minggu tidaklah cukup memenuhi kebutuhan pelaksanaan konseling yang
dilakukan oleh seorang konselor.

4
Fungsi Manajemen

Aktifiktas manajemen yang dilakukan dalam bimbingan konseling perlu menyesuiakan


dengan fungsi yang menjadikan manajemen itu memiliki sebuah pencapaian yang baik baik
secara implementasinya. Implementasi fungsi manajemen yang dimaksud (minimal) yaitu:

1. Perencanaan
Sebuah perencanaan adalah langkah yang menjadi penguat atau kekokohan pondasi
pelaksanaan keberhasilan manajemen secara keseluruhan. Untuk membuat program BK
yang mana sudah dijelaskan di bagian atas sebelumnya terkait dengan guru BK perlu untuk
membuat program tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, harian, agar memiliki
keefektifan dan efisien diperlukan perencanaan yang matang sehingga nantinya tujuan yang
diinginkan dapat tercapai sesuai dengan harapan dari pendidikan dan individu. Program BK
yang disusun melalui berbagai bentuk survey untuk menginventarisasikan tujuan,
kebutuhan, kemampuan sekolah serta persiapan sekolah untuk melaksanakan program yang
ingin dibuat. Program BK yang efektif dan efisien adalah program yang terencana dengan
baik secara kontiniyu dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Dengan ruang lingkup layanan yang semangkin luas dan memiliki tujuan yang
menyesuaikan dengan tujuan pendidikan, pengelolaan dan pengembangan BK sebagai suatu
program tidak akan mungkin dengan cara yang sederhana dan dibuat secara asal. Jika guru
BK atau pun konselor menginginkan pencapaian dan target yang benar-benar maksimal dan
mampu memunculkan perubahan perubahan positif pada individu maka pengelolaan dan
pengembangan layanan BK harus memanfaatkan manajemen yang rasional dan ilmiah maka
perlu untuk memiliki perencanaan yang baik dan menyesuaikan dengan kebutuhan yang
memang dibutuhkan oleh individu yang ada di lingkungan tersebut (Rahman, 2008).
2. Pengorganisasian
Program layanan bimbingan dan konseling disekolah tidak akan tersusun dengan
baik, terselenggara dan tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Jika tidak
dilakukan pengelolaan dalam suatu sistem yang bermutu, baik dalam hal
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya yang ada. Maka
pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling harus memiliki pengorganisasian dan
pengadministrasian, agar kegiatan pelaksanan layanan yang dilakukan lebih terarah dan

5
jelas. Dalam manajemen bimbingan dan konseling, terdapat beberapa prosedur yang
harus diperhatikan (darmawan harefa, 2020).
a. Planning. Pada tahap ini sama dengan yang dijelaskan pada deskripsi diatas
sebelumnya yaitu menyusun program bimbingan dan konseling, yaitu program
tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, harian.
b. Organizing pada bagian ini, konselor atau guru BK harus menganalisis pihak-pihak
yang diajak bekerjasama ataupun berklaborasi dalam pelaksanaan layanan yang akan
dilakukan oleh konselor agar kegiatan yang ingin dilakukan dapat tercapai dengan
baik.
c. Untuk meningkatkan perfesionalisme konselor, maka diperlukan staffing, yaitu
konselor diupayakan untuk mengikuti kegiatan yang dapat menambah wawasan
mengenai bimbingan, misalnya kegiatan seminar ataupun pelatihan guru BK.
d. Motivating, perlu di adakan peningkatan motivasi bagi konselor yaitu melalui
pemberian penghargaan kepada konselor, ini nantinya menjadi sebuah penguatan bagi
konselor untuk tetap bersemangat dalam melaksanakan tugas nya dalam pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling.
e. Controlling. Pada tahap terakhir ini, konselor melakukan evaluasi terhadap kegiatan
bimbingan dan konseling yang telah dilakukan misalnya ketika program yang dibuat
sudah mencapai satu tahun maka dilihat apakah sebelumnya yang menjadi kekurangan
dalam pelaksanaan layanan yang sudah dilakukan terkait masalah yang ada di sekolah.
3. Pelaksanaan
Setelah dilakukannya perencanaan dan pengorganisasian maka dari program yang
di buat sesuai dengan yang di rencanakan dan di organisasikan maka perlu untuk
melaksanakan apa yang sudah di rencanakan tersebut. Unsur dari perlaksanaan
merupakan bagian dari pelaksaan proses yang didalamnya terdapat tindakan komando,
tindakan pembimbing, memberikan petunjuk dan mengarahkan kepada tujuan.
Pelaksanaan dapat didefenisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode
untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik
mungkin demi tercapainya tujuan (Alhogbi, 2017).

6
4. Pengawasan
Pengawasan adalah yang dilakukan oleh pengawas dibidang BK, kemudian
kordinator BK juga menggunakan administrasi, yaitu: men (sumber daya manusia/
personil), material (bahan-bahan), machines (peralatan, sarana dan prasarana), metod (
metode/layanan), money ( sumber dana) dan market (siswa) (Masbur, 2017).

Organisasi dan Personalia

Organisasi adalah suatu sistem yang saling memiliki pengaruh antara orang dalam
kelompok yang bekerja untuk mencapai tujuan yang sama (sutarto, 1995). Organisasi
pelayaan bimbingan dan konseling yang ingin dilakukan disekolah hendaklah dilakukan
pertimbangan terkait dengan sumber tenaga yang ada di sekolah tersebut, besarnya sekolah,
jumlah siswa dan jumlah guru pembimbing yang ada, dan bagaimana kualifikasi dan pangkat
atau jabatannya dapat disesuaikan dengan pengaturan atau pembagian tugas disekolah.
Organisasi pelayanan bimbingan dan konseling mencakup unsur vertikal dan horizontal
yang nantinya dapat memenuhi berbagai tuntutan seperti; menyeluruh, sederhana, luwes, dan
terbuka, menjamin berlangsungnya kerjasama, menjamin terlaksananya pengawasan,
penilaian dan upaya tindak lanjut.

Personilia, secara oprasional pelaksanaan utama layanan bimbingan dan konseling


disekolah adalah guru pembimbing dan kordinator bimbingan, tetapi personil sekolah yang
lain diharapkan juga berperan agar program bimbingan dapat terselenggara dengan baik.
Personil yang dimaksud tersebut adalah : Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas,
guru mata pelajaran, kadin pendidikan, komite sekolah, kordinator bk, guru praktek,
pengawas bk, siswa, staf administrasi, orang tua siswa, tata usaha, dan clening servis. Dapat
dikatakan seluruh civitas akademika yang ada disekolah tersebut.

Dua macam perencanaan yang perlu disiapkan(Thantawi R. MA., 1995) yaitu:

1. Perencanaan tahunan sebagai program sekolah, rencana ini disusun menurut kesesuaian
waktu seperti catur wulan/semester, rencana bulanan, bahkan rencana mingguan. Dalam
program yang dibuat tersebut dicantumkan subtansi kegiatan yang ingin dilakukan,
kemudian jenis layanan yang menyesuaikan dengan kebutuhan.

7
2. Perecanaan kegiatan layanan bagi setiap guru pembimbing sesuai dengan pembagian
tugas di sekolah.

Akuntabilitas Program dan Pengawasan

Dalam kegiatan bimbingan dan konseling disekolah secara langsung antara guru
pembimbing dan pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling dengan kordinasi oleh
kepala sekolah maka dari itu guru pembimbing dan pengawas sekolah perlu untuk memiliki
wawasan yang sejalan mengenai konsep bimbingan dan konseling serta pelaksanaan
kegiatan yang ingin dilakukan disekolah. (A. Muri Yusuf, 2000) manajemen dalam suatu
organisasi akan dikatakan akuntabel apabila kegiatan pelaksanaannya telah menentukan
tujuan yang tepat, mengembangkan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
tersebut, secara efektif mempromosikan penerapan pemakaian standar, mengembangkan
standart organisasi dan operasi secara efektif, ekonomis dan efisien.

Pengembangan

Prayitno dalam (Masbur, 2017) mengemukakan bahwa pengembangan BK diarahkan


kepada semangkin meningkatnya mutu pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa
oleh guru pembimbing, dengan indikator meningkatnya pelaksanaan layanan dan kegiatan
pendukung yang dilakukanannya kemudian meningkatnya sarana prasana guru BK untuk
melaksanakan programnya, adanya kerjasama yang baik dengan pihak yang lainnya,
pemanfaatan pelayanan oleh siswa, sesuainya guru bk dengan jumlah siswa yang ada di
sekolah yaitu 1;150, kegiatan pengawasan oleh pengawas sekolah bidang BK, pertemuan
kesejawatan profesional (MPG) penataran, lokakarya, pertemuan ilmiah, keikutsertaan
dalam organisasi profesi BK (ABKIN) dan studi lanjutan.

8
• Jurnal Pembanding
Pendahuluan
Kinerja konselor merupakan hasil dari kerja konselor sebagai tenaga professional yang
memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang bimbingan dan konseling, yang
memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu memberikan pelayanan kepada para peserta didik
sesuai dengan kebutuhannya dan membantu peserta didik mengembangkan dirinya secara
optimal. Di Indonesia, dewasa ini pelayanan bimbingan dan konseling belum sepenuhnya
mencapai persyaratan yang diharapkan. Sebagai profesi yang handal, bimbingan dan
konseling masih perlu dikembangkan, bahkan diperjuangkan. Dalam suatu sistem pasti
memiliki konsep pengaturan yang tersusun agar dalam suatu sistem tersebut mudah dalam
mencapai tujuannya. Kemudian suatu sistem itu pasti terdapat bagian-bagian dari sistem itu.
Yang mana bagian tersebut akan masuk pada pengaturan dari system tersebut. Sehingga
diperoleh suatu pengaturan system tersebut untuk mencapai target yang telah
direncanakan.Telah diketahui bahwa dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling terdapat
berbagai macam pengaturan. Sehingga dalam kegiatan BK pada sebuah suatu sekolah dapat
terstruktur dan jelas pelaksanaannya. Hal tersebut dapat dilihat dengan jelas ketika kegiatan
Bimbingan dan Konseling dievaluasi, sehingga dapat dipelajari pada bagian manakah yang
perlu diperbaiki. Dan kemudian dapat dibuatkan perencanaan yang lebih matang lagi agar
dalam pelaksaan bimbingan konseling lebih baik lagi, karena itulah peran manajemen
bimbingan konseling sangat diperlukan. Apalagi dalam suatu Lembaga seperti sekolah.
Berdasarkan uraian tersebut, maka diperlukannya pengembangan keterampilan
konselor. Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pelayanan konseling oleh masyarakat.
Untuk memahami orang lain dengan sebaik-baiknya, konselor harus terus menerus berusaha
menguasai dirinya. Ia harus mengerti kekurangan-kekurangan dan prasangka-prasangka
pada dirinya sendiri. Dalam melakukan tugasnya membantu klien, konselor harus
memperhatikan sifat-sifat sederhana, rendah hati, sabar, menepati janji, dapat dipercaya,
jujur dan tertib. Konselor harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap saran ataupun
peringatan yang diberikan kepadanya, khususnya dari rekan-rekan seprofesi dalam
hubungannya dengan pelaksanaan ketentuan-ketentuan tingkah laku professional
sebagaimana di atur dalam kode etik.

9
Defenisi Konselor

Konselor dalam istilah bahasa inggris disebut counselor atau helper merupakan petugas
khusus yang berkualifikasi dalam bidang konseling. Konselor adalah seseorang yang
memiliki keahlian dalam bidang pelayanan konseling, ia sebagai tenaga professional.
Menurut Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal
1 ayat 6 disebutkan bahwa konselor sebagai pendidik yang merupakan salah satu tenaga
kependidikan yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

konselor adalah tenaga professional bimbingan dan konseling yang harus memiliki
sertifikasi dan lisensi untuk menyelenggarakan layanan professional bagi masyarakat.
Tenaga professional ini disiapkan dan dihasilkan oleh program studi bimbingan konseling,
jenjang s-1, s-2 dan s-3, termasuk pendidikan profesi didalamnya (Hartono, 2013).
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan batasan konselor sebagai berikut:

1. Konselor adalah tenaga professional yang memiliki keahlian dalam pelayanan konseling.
Menurut konsep counseling for all yaitu konseling untuk masyarakat luas, di dalamnya
konseling terdapat kegiatan bimbingan
2. Konselor adalah pendidikan yang merupakan salah satu tenaga kependidikan yang
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Ia memiliki tugas menyelenggarakan
pelayanan bimbingan dan konseling sebagai bagian yang integral dalam penyelenggaraan
pendidikan di sekolah
3. Konselor adalah tenaga professional dalam bidang bimbingan dan konseling yang harus
memiliki sertifikasi dan lisensi untuk menyelenggarakan layanan professional bagi
masyarakat. Di Indonesia, tenaga professional ini disiapkan dan dihasilkan oleh program
studi bimbingan dan konseling jenjang s-1, s-2 dan s-3 termasuk di dalamnya pendidikan
profesi
4. Konselor sebagai pendidik merupakan salah satu tenaga kependidikan yang memiliki
keahlian di bidang bimbingan dan konseling, ia ahli dalam layanan psikopedagogis yang
memiliki proses memfasilitasi dan membawa manusia berkembang dari kondisi apa
adanya (what is it) kepada bagaimana seharusnya (what should be)

10
Karakteristik Konselor

Cavanagh (1982) mengemukakan bahwa kualitas pribadi konselor ditandai dengan beberapa
karakteristik sebagai berikut:

a. Pemahaman diri (self-knowledge) berarti bahwa Konselor memahami dirinya dengan


baik, dia memahami secara pasti apa yang dia lakukan, mengapa dia melakukan hal itu
dan masalah apa yang harus dia selesaikan.
b. Kompeten (competent) adalah bahwa konselor memiliki kualitas fisik, intelektual,
emosional, sosial dan moral sebagai pribadi yang berguna.
c. Kesehatan psikologis, konselor dituntut memiliki kesehatan psikologis yang lebih baik
dari kliennya. Hal ini penting karena kesehatan psikologis konselor akan mendasari
pemahamannya terhadap perilaku dan keterampilannya.
d. Dapat dipercaya (trustworthiness), konselor tidak menjadi ancaman atau penyebab
kecemasan bagi klien. Kualitas komselor yang dapat dipercaya sangat penting dalam
konseling.
e. Jujur (honesty) adalah konselor itu besikap transparan (terbuka), autentik dan asli karena
sikap jujur itu penting dalam konseling.
f. Kekuatan (strength), kekuatan atau kemampuan konselor sangat penting dalam konseling
sebab dengan hal ini klien akan merasa aman. Klien memandang konselor sebagai orang
yang tabah dalam menghadapi masalah, dapat mendorong klien untuk mengatasi
masalahnya dan dapat menanggulangi kebutuhan dan masalah pribadi.
g. Bersikap hangat adalah ramah, penuh perhatian dan memberikan kasih sayang. Klien
yang datang meminta bantuan konselor.
h. Actives responsiveness keterlibatan konselor dalam proses konseling bersifat dinamis
tidak pasif. Melalui respon yang aktif, konselor dapat mengkomunikasikan perhatian
dirinya terhadap kebutuhan klien.
i. Sabar (patience) , melalui kesabaran konselor dalam proses konseling dapat membantu
klien untuk mengembangkan dirinya secara alami. Sikap sabar konselor menunjukkan
lebih memperhatikan diri klien dari pada hasilnya.

11
j. Kepekaan (sensitivity), bahwa konselor menyadari tentang adanya dinamika psikologis
yang tersembunyi atau sifat-sifat yang mudah tersinggung, baik pada diri klien maupun
pada dirinya sendiri.
k. Kesadaran holistik (holistic awareness) bahwa konselor memahami klien secara utuh dan
tidak mendekatinya secara serpihan.

Manajemen Bimbingan dan Konseling

Manajemen secara etimologi berasal dari kata bahasa inggris yaitu kata kerja to manage
yang berarti mengatur, sinonimnya antara lain to hand (mengurus), to control (memeriksa),
to guide (memimpin). Dengan demikian secara bahasa manajemen berarti pengurusan,
pengendalian, dan pemimpin. Pengertian manajemen secara terminologi, menurut Daft:
“management is the attainmentof organizational goal in an effective and efficient manner
throught planning, organizing, leading, and controlling organizational resources”.
Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi dengan suatu cara yang efisien dan efektif
melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumber daya
organisasi.
Menurut Herujito, manajemen memiliki tiga arti. Pertama, sebagai pengelolaan,
pengendalian atau penanganan. Kedua, perlakuan secara terampil untuk menangani sesuatu
berupa skillful treatment. Ketiga, gabungan dari dua pengertian tersebut, yaitu yang
berhubungan dengan pengelolaan suatu perusahaan rumah tangga atau suatu bentuk kerja
sama dalam mencapai tujuan tertentu. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa: (1)
manajemen merupakan usaha atau tindakan ke arah pencapaian tujuan, (2) manajemen
merupakan system kerja sama, (3) manajemen melibatkan secara optimal kontribusi orang-
orang, dana fisik, dan sumber-sumber lainnya.

Agar dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah berjalan efektif
dan efisien diperlukan prinsip manajemen sebagai berikut:

a. Perencanaan
Penyusunan program bimbingan dan konseling perlu didasarkan atas kebutuhan siswa
yang diperoleh dari pengumpulan data. Hal ini dikemukakan oleh Nana Syaodih

12
Sukmadinata yang menyatakan sebagai berikut: Penyusunan program bimbingan dan
konseling perlu didasarkan atas kebutuhan-kebutuhan nyata di lapangan. Untuk
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan tersebut perlu diadakan pengumpulan data, baik
data primer yang diperoleh langsung dari siswa, orang tua, dan guru, maupun data
sekunder dari dokumen-dokumen yang ada di sekolah
b. Pengorganisasian
Kegiatan administratif manajemen bimbingan dan konseling tidak berakhir setelah
perencanaan tersusun, kegiatan selanjutnya adalah melaksanakan perencanaan tersebut
secara operasional. Salah satu bentuk dari kegiatan administrasi manajemen dalam
pelaksanaan disebut pengorganisasian. Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan
hubungan- hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat
bekerjasama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan
tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau
sasaran tertentu.
c. Pelaksanaan
Tugas pokok tenaga konseling adalah melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling
yang mendukung terlaksananya fungsi-fungsi bimbingan dan konseling. Secara garis
besar tugas tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori kegiatan pelayanan
sebagai berikut: kegiatan yang mendukung fungsi pemahaman, pencegahan, pengentasan,
kegiatan yang mendukung fungsi pemeliharaan dan pengentasan, kegiatan yang
mendukung fungsi advokasi.
d. Pengawasan
Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa
rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Pengawasan mencakup
kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana.
Pelaksanaan kegiatan dievaluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak
diinginkan diperbaiki supaya tujuan-tujuan dapat tercapai dengan baik.
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis, dan
menginterpretasikan informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program
dengan kriteria tertentu untuk keperluan pembuatan keputusan.

13
B. Kelebihan Jurnal
• Jurnal Utama

Gaya penulisan juga sudah baik dan tidak ada kata-kata yang salah dan bahasannya mudah
dimengerti dan dipahami. Serta dalam jurnal ini sudah sudah tersusun baik dan sistematis
mulai dari jurnal, abstrak dan isi serta identitas jurnal yang jelas. Bagian-bagian di setiap
jurnal di sajikan dengan seperti tentang tujuan, metode penelitian, Langkah-langkah tentang
konsep manajemen BK mulai dari fungsi manajemen BK, Organisasi dan personalia,
akuntabiltas program dan pengawasan, dan pengembangan dijelaskan dengan baik pada
jurnal ini.

• Jurnal Pembanding
Untuk gaya penulisan dalam jurnal ini sudah baik, seperti jurnal utama mulai dari Bahasa
mudah dimengerti dan dipahami. Dan untuk penyusunan nya sudah tersusun baik dan
sistematis. Di dalam jurnal ini sudah jelas terangkum bagaimana penulisan memaparkan apa
itu defenisi konselor, karakteristik konselor dan apa saja tugas konselor pada manajemen
BK.

C. Kekurangan Jurnal
• Jurnal Utama
Jurnal ini membahas tentang Manajemen BK Berbasisi Permendikbud Nommor 111 tahun
2014. Dari pembahasan isi jurnal serta refrensi sudah baik, hanya saja yang perlu
ditambahkan agar menjadi lebih baik adalah pengimplementasian dan contoh dari
manajemen BK berbasis Permendikbud Nomor 111 tahun 2014.

• Jurnal Pembanding
Menurut saya Jurnal ini telah bagus dalam membahas bagaimana keterampilan konselor
dalam mengembangkan Manajemen BK di sekolah, tetapi jurnal tidak ada abstarak dalam
Bahasa Indonesia agar pembaca lebih mengerti bagaimana isi dari jurnal dari meliat abstrak
saja, jurnal ini juga tidak ada metode penelitian dan tidak adanya saran agar pembaca
bagaimana hal selanjutnya yang dia lakukan setelah membaca jurnal ini.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
• Jurnal Utama
Maka konsep dari terlaksananya manajemen bimbingan dan konseling adalah dengan
tercapainya makna yang terkandung pada Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014
diternotkan untuk menjadi acuan baru pelaksanaan tata kelola bimbingan dan konseling
mulai dari planning, organizing, staffing, leading dan controlling. Dengan bebarapa
permasalahan personalia yang ada pada setiap sekolah akan teratasi jika syarat-syarat yang
ada pada manajemen bimbingan dan konseling dapat terlaksana dengan baik. Baik itu dalam
pembuatan program maupun ketersediaan guru BK pada sekolah tersebut.
• Jurnal Pembanding
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu bagian penting dalam pelaksanaan
program pendidikan. Dalam layanan bimbingan dan konseling konselor memiliki peran
utama dan signifikan atas keberhasilan layanan bimbingan konseling. Konselor mempunyai
tugas dan tanggung jawab terhadap peningkatan mutu dan pembaharuan kompetensi
konselor yang menjadi suatu bagian pasti dalam perkembangan dan kompleksitas
permasalahan yang ditangani oleh layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Berkembang informasi yang begitu pesat menjadikan kondisi ini karakteristik siswa yang
beragam. Sebagai tenaga professional, konselor diharuskan memiliki kompetensi dan
keterampilan konseling yang memadai sebagai modal utama dalam memberikan layanan
konseling. Untuk mewujudkan harapan tersebut, direkomendasikan kepada konselor
disekolah dalam hal ini adalah guru bimbingan dan konseling agar memahami secara teoritis
keterampilan-keterampilan konseling dan mampu mengimplementasikan keterampilan-
keterampilan tersebut dalam layanan konseling. Dengan program bimbingan dan konseling
yang tersusun, terencana dan terorganisir dengan baik, akan dapat memberikan pelayanan
yang seimbang dan menyeluruh baik dalam kesempatan ataupun dalam jenis layanan
bimbingan yang diperlukan serta dapat menghemat waktu, usaha dan biaya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Andika Fawri, Neviyarni. (2021). Konsep Manajemen Bimbingan dan Konseling. Universitas
Negeri Padang. Padang

Fauzi Isra. (2020). Keterampilan Konselor Dalam Mengembangkan Manajemen Bimbingan Dan
Konseling Di Sekolah. Universitas Negeri Padang. Padang.

16

Anda mungkin juga menyukai