Anda di halaman 1dari 29

CRITICAL BOOK REPORT

MATA KULIAH: KEPEMIMPINAN

DOSEN PENGAMPU :
Dra. Effi Aswita Lubis, M.pd,M.si
Chorms Gary GT.Sibarani, S.E, S.Pd, M.Si, Ak, CA

DISUSUN OLEH :
Anjely Hutagaol 7182142010
Nifty Adela Sitanggang 7183342012
Kupra A.M Pandiangan 7183142033

PENDIDIKAN AKUNTASI A 2018


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat, hidayah
dan perlindungan yang di berikan kepada penulis sehingga penulisan dapat menyelesaikan
tugas Critical Book Report tepat pada waktunya. Dan tugas ini disususun dalam rangka
memenuhi tugas Critical Book Report pada mata kuliah Kepemimpinan. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung
penulis. Penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada orang-orang yang terlibat dalam
membantu penyusunan Critical Book Report ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
orang tua penulis karena selama ini telah mendukung dan membimbing penulis dengan
begitu sabar. Terimakasih kepada dosen yang bersangkutan karena telah mengarahkan dan
membimbing penulis dalam penyusunan Critical Book Report ini. Penulis juga
berterimakasih kepada teman- teman yang telah memberi saran dan kritik. Tanpa bantuan
dari pihak yang bersangkutan makalah ini tidak akan tertselesaikan dengan tepat waktu.
Penulis yakin bahwa penyusunan Critical Book Report ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu penulis menerima saram dan kritik dari para pembaca dalam rangka
penyempurnaan penyusunan makalah ini di masa yang akan datang. Semoga buku ini
bermanfaat bagi para pembaca sebagai sumber informasi peserta didik. Jika ada kata yang
salah penulis minta maaf, kepada Tuhan penulis minta ampun. Atas perhatiannya penulis
ucapkan terimakasih.

Medan, September 2018

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1


1.2 Tujuan Makalah ........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Identitas Buku ........................................................................................................... 2


2.2 Ringkasan Buku ........................................................................................................ 3
A. Buku Utama ........................................................................................................ 3
B. Buku Pebanding ................................................................................................ 12
C. Buku Pendukung ............................................................................................... 21
2.3 Kelemahan Dan Kelebihan Buku............................................................................ 26

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 27


3.2 Saran ....................................................................................................................... 27

DAFTER ISI ...................................................................................................................... 29

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sesuai dengan KKNI yang berlaku di perguruan tinggi di Universitas Negeri Medan
khususnya fakultas ekonomi tahun ajaran 2018/2019 telah dilakukannya pemberian tugas
kepada siswa yaitu “Critical Book Report”. Maka penulis diharuskan untuk dapat
membuat kritikan tentang buku mata kuliah yang bersangkutan yaitu Kepemimpinan.
Pengkritikan buku ini memiliki tujuan yaitu dengan membandingkan dua buku. Dengan
mengkritik buku tersebut, maka penulis dapat mengetahui perbedaan antara buku satu
dengan buku dua. Dan juga mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing
buku. Tugas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atau mengembangkan tingkat
analisis mahasiswa agar selesai perkuliahan Kepemimpinan nantinya, akan menghasilkan
mahasiswa yang mampu menjadi seorang pendidik yang baik dan benar dan dapat
dikatakan menjadi guru professional.
Dalam kehidupan kita tidak terlepas dari kata pemimpin baik dalam memimpin diri
sendiri maupun organisasi dan perusahaan. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
tingkah laku seseorang untuk menjadi lebih baik.

1.2 Tujuan
Mengetahui apa saja hal yang dibahas di dalam buku Kepemimpinan

1.3 Manfaat
1. Dapat menerapkan pembelajaran yang sistematis berdasarkan isi buku tersebut.
2. Terpenuhi tugas yang berstandar KKNI
3. Untuk mengulas atau mengkritisi sebuah isi buku.
4. Untuk mengetahui konsep Kepemimpinan
5. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan baru

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 IDENTITAS BUKU
I. BUKU UTAMA
Judul Buku : Kepemimpinan, Organisasi Dan Perilaku Admininistrasi
Pengarang : Prof. Dr.Sondang P.Siagian
Penerbit : CV Haji Masagung
Cetakan :7
Tahun Terbit : 2012
Kota Terbit : Jakarta
Tebal Buku : 243 Halaman;21 cm
Bahasa Teks : Bahasa Indonesia
ISBN : 979-412-018-9

II. BUKU PEMBANDING


Judul Buku : Kepemimpinan Dalam Organisasi
Pengarang : Drs. Adam Ibrahim Indra Wijaya,MPA, dkk
Penerbit : LAN
Tahun Terbit : 2008
Kota Terbit : Jakarta
Tebal Buku : 97 Halaman
Ukuran : 15 x 21 cm
Bahasa Teks : Bahasa Indonesia
ISBN : 979-8619-61-7

III. BUKU PENDUKUNG


Judul Buku : Best Practices In Leadership Development And Organization
Change
Pengarang : Louis Carter, dkk
Penerbit : Preiffer
Tahun Terbit : 2004
Kota Terbit : USA
Tebal Buku : 513 Halaman
Bahasa Teks : Bahasa Inggris

4
ISBN : 0-7879-7625-3

2.2 RINGKASAN BUKU


A. RINGKASAN BUKU UTAMA
BAB I: KEPEMIMPINAN ADMINISTRASI
Kepemimpinan administrasi adalah suatu kenyataan kehidupan organisasional bahwa
pimpinan mmainkan peranan yang amat penting, bahkan dapat dikatakn amat menentukan,
dalam usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkam sebelumnya. Kepemimpinan yang
efektif adalah kepemimpinan yang mampu menumbuhkan, memelihara dan mengembangkan
usaha dan iklim yang koperatif dalam kehidupan organisasional.
Seorang pimpinan harus menunjukkan kemempuan untuk: Pemegang kemudi
organisasi dengan membawa organisasi itu untuk mencapai tujuan; berperan selaku
katalisator yang mampu meningkatkan laju jalannya organisasi; berperan selaku integrator;
peranan selaku “bapak” dan memainkan peranan selaku pendidik.

KEPEMIMPINAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang yang
menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi perilaku orang lain,
terutama bawahannya, sehingga mereka berpikir positif dan bertindak sedemikian rupa
sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbungan dalam pencapaian tujuan
organisasi.
Dari pengertian tersebut terlihat beberapa hal, yaitu:
a. Bahwa yang menjadi dasar utama dalam efektifitas kepemimpinan seseorang bukan
pengangkatan atau penunjukkannya selaku “kepala”.
b. Efektifitas kepemimpinan seseorang tercermin dari kemampuannya untuk bertumbuhnya
dalam jabatan seperti kemampuan dan keterampilan.
c. Efektifitas kepemimpinan itu menuntut adanya kemahiran untuk mencapai iklim kerja.
d. Bahwa perilaku seseorang tidak serta terbentuknya begitu melainkan melalui proses
pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik, pendidikan dan
pengalaman serta pengaruh lingkungan.
e. Kehidupa organisasional yang dinamis dan serasi hanya dapat tercipta apanila setiap
anggota organisasi mau untuk menyesuaikan cara berpikir dan tingkan dengan sama.
Proses pengambilan keputusan, dilalui dengan lima tahap yaitu:

5
1. Dalam proses pengambilan keputusan, persepsi seseorang tentang situasi lingkungan amat
penting oleh kecekatan untuk mengamati dan peka terhadap situasi.
2. Melakukan diagnosal,
3. Mendefenisikan masalah yang dihadapi untuk dipecahkan,
4. Menentukan alternatif daripada metoda dan caraa pemecahan masalah
5. Pelaksanaan alternatif/jalan terpilih.

KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN


Jika para ahli mengatakan bahwa administrasi dan manajemen adalah ilmu terapan,
salah satu implikasinya adalah bahwa proses administrasi dan manajemen tidak pernah terjadi
dalam suasana “hampa udara”. Artinya, secara intern-dalam organisasi-administrator dan
manager selaludihadpkan dengan manusia, dengaan pengalaman, harapan, persepsi,
kebutuhan, perasaan dan tujuan tertentu.
Komponen-komponen lingkungan. Lingkungan yang dihadapi oleh setiap menager
tidak hanya bersifat fisik dan alamiah semata-mata. Komponen-komponen kingkungan itu
biasanya terdiri dari paling sedikit lima hal, yaitu:
a. Faktor Ekonomi, merupakan faktor yang mau tidak mau harus diperhitungkan dan
kemampuan untuk mempertimbangkan keberhasilan atau kegagalan organisasi
mencapai tujuannya.
b. Faktor Sosial, sebagai komponen lingkungan sesungguhnya mencakup berbagai bidang
kehidupan yang amat luas.
c. Faktor Fisik, merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi fisiknya.
d. Faktor Politik, merupakan faktor yang mewarnai seluruh kehidupan masyarakat.
e. Faktor Teknologis, adanya segi kehidupan yang sangat mempengaruhi teknologis, baik
itu sarana maupun prasarana.

HAMBATAN DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Ada sembilan hambatan dalam proses pengabilan kepuruasn yang tepat, cepat, efektif
yang dapat dilaksanakan yaitu:
a. Kecenderungan dalam mengambil keputusan. Proses pengambilan keputusan, selalu
diperlukan pengamatan yang teliti, pengkajian yang memadai dan analisis yang cukup
mendalam, baik yang menyangkut sebab, maupun yang mengangkut pemecahannya
sehingga masalah-masalah yang timul dapat terpecahkan dengan baik.
b. Kecenderungan untuk mempersamakan kecenderungan pengalaman lama dan baru.

6
c. Kecenderungan untuk mempergunakan cara pemecahan yang telah tersedia.
d. Kecenderungan untuk menangani masalah yang segera nampak
e. Kecenderungan untukmengarahan keputusan yang diambil kepada suatu tujuan tunggal,
yang artinya terdapat persepsi seolah-olah sesuatu permasalah merupakan hal yang
berdiri sendiri tanpa pengaruhnya terhadap bidang-bidang yang lain.
f. Kecenderungan untuk mengsamping masalah yang tampaknya tidak bisa terselesaikan.
g. Kebiasaan untuk mempergunakan teknik pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
berdasarkan pengalaman.
h. Kecenderungan untuk memberikan tanggapan secara otomatis dan implusif

PROSES DIAGNOSTIK SEBAGAI TUGAS PIMPINAN


Kemampuan diagnostik berarti adanya tingkat keterampilan yang tinggi untuk
mengenali secara mendalam bukan saja suatu kekuranganberesan didalam organisasi, dan
kemampuan untuk mencari dan menemukan sebab timbulnya ketidak beresan tersebut.
Dalam proses diagnostik pada hakikatnya melakukan paling sedikit kegiatan mental berupa:
a. Harus dibedakan antara bahasa yang digunakan dengan peristiwa yang terjadi,
b. Harus diketahui dengan pasti tentang informasi yang terjadi,
c. Harus diketahui antara fakta dan opini,
d. Melakukan verifikasi pendapat orang lain
e. Harus diketahui secara jelas penyebab yang sesungguhnya tanpa menyalahkan orang
lain.

BAB II: PERILAKU ORGANISASI


Perilaku organisasi dimaksudkan untuk mempermudah pencapaian tujuan pribadinya.
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN PERILAKU
a. Faktor Genetik, adalah segala hal yang dibawa sejak lahir dan bahkan warisan dari
orang tuanya.
b. Faktor Lingkungan, adalah situasi dan kondisi yang dihadapi oleh seseorang dalam
rumah maupun dalam lingkungan yang lebih luas
c. Faktor Pendidikan, adalah usaha sadar dan sistematis yang berlangsung seumur hidup
dalam rangka mengalihkan pengetahuan.
d. Faktor pengalaman, adalah keseluruhan yang dipetik dari peristiwa-peristiwa yang
telah terjadi.

7
PERILAKU DAN MOTIVASI
Ditinjau dari segi perilaku orang didalam organisasi ada faktor yang memotivasi
mempengaruhi perilaku yaitu: Kondisi kerja yang baik, perasaan diikutsertakan, cara
pendisiplinan yang manusiawi, pemberian pengharapan atas pelaksanaan tugas yang
baik,kesetiaan pemimpin, promosi dan perkembangan bersama organisasi, pengertian yang
simpatik terhdap karyawan-karyawan, keamanan pekerjaan, dan tugas pekerjaan yang
sifatnya menarik.

PROSES PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA


Salah satu faktor motivasional yang penting dalam kehidupan otganisasi adalah
tumbuhnya, berkembangnya, terpeliharanya semnagat kerjasama yang harmonis dan mantap.
Atas pertimbang yang demikian, maka salah satu sarana, intelektual dan psikologis yang amat
penting adalah pemukaan semangat kerja sama yang erat, baik paada tingkatan antar individu
maupun antar satuan kerja.

NILAI DAN KAIDAH ORGANISASI SEBAGAI BAGiAN DARI NILAI DAN


KAIDAH SOSIAL
Organisasi merupakan bagian integral dari masyarakat sebagai keseluruhan, maka
logis dikatakan bahwa nilai dan kaidah organisasi sebagai bagian dari nilai dan kaidah sosial
berlaku berlaku didalam masyarakat sebagai keseluruhan. Kenyataan demikian harus selalu
tercermin dalam kehidupan masrakat, baik untuk penentuan tujuan, strategi, pengambilan
keputsan, penyusunan rencana, pengorganisasian, penggerakan anggota organisasi, dan
melakukan pengawasan dan penilaian.

PERANAN MANAGEMENT DALAM KEHIDUPAN KELOMPOK KERJA


Ditinjau dari segi pembentukkan, pemukkan dan pemeliharaan perilaku
organisasional yang diinginkan, nampaknya ada 3 jenis peranan yang dituntut oleh setiap
manager yaitu: Peranan yang bersifat interpersonal; Peranan informasional; dan Peranan
selaku pengambilan keputusan.

BAB III : PENDEKATAN KESISTEMAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN


PERILAKU
Pendekatan kesisteman adalah suatu cara yang tepat untuk dipergunakan dalam
memecahkan masalah-masalah yang rumit. Pentingnya pedependensi, interrelasi dan

8
interakdndekatan kesisteman dalam memecahkan sesuatu permasalahan akan lebih jelas lagi
dalam suatu organisasi yang modern, tingkat interaksi dengan organisasi yang lain.

PRINSIP-PRINSIP DASAR DARI PADA PENDEKATAN KESISTEMAN


Prinsip dasar dengan penerapan yang efektif serta melihat hubungan dengan perilaku
manusia organisasional yaitu:
a. Komponen Organisasi Sebagai Sub System, merupakan alat yang ampuh dalam
memecahkan masalah organisasional yang rumit.
b. Holisme, Sinergisme, Organisisme Dan “Gestalt”. Dimana holisme adalah pendekatan
pendekatan terhadap sesuatu dengan melihat sesuatu dalam keseluruhan. Sinergisme
adalah tindakan koperatif dari badan-badan yang nampaknya terpisah sehingga efeknya
menjadi lebih besar. Organisisme adalah doktin yang mengatakan bahwa proses hidup
dan kehidupan merupakan manifestasi dari pada suatu kegiatan sebagai suatu sistem
dan bukan karena fungsinya koomponen-komponennya. Gestalt adalah psikologi yang
didasarkan kepada teori kejaadian-kejadian yang bersifat fisik, psikologis, dan biologis
terjadi karena penjumlahan daripada unsur-unsur yang terpisah.
c. Sifar keterbukaan, maksudnya sifat berlaku baik secara intern dalam organissasi
maupun terhadap lingkungan organisasi yang bersangkutan.

TEORI ORGANISASI
Peningkatan peranaan setip anggota organisasi dalam meningkatkan efektifitas dan
efisiensi dalam kehidupan organisasional yang demokratis. Dinamika organisasional itu dapat
dan harus terus meningkat dan organisasi sebagai sistem yang rasional.
Rasional adalah dasar-dasar pemikiran ilmiah yang dijadikan landasan dan pertimbangan
dalam membentuk organisasi. Rasionalitas yang biasanya dipergunakan dalam menciptakan
dan menjalankan roda organisasi adalah Efektifitas, Efisiensi, Produktifitas, Rasionalitas,
departementalisasi, fungsionalisasi, spesialisasi, Hirarki wewenang, pembagian tugas,
dokumentasi, tata cara dan hubungan kerja, koordinasi.

KAITAN ANTARA PENDEKATAN KESISTEMAN DENGAN PERILAKU


Ada 3 jenis perilaku yang terdapat pada suatu organisasi yaitu:
a. Perilaku nyata yang ditujukan oleh para anggota organisasi dalam kehidupan
organisasionalnya.
b. Perilaku yang dituntut oleh organisasi yang berangkutan dari para anggotanya,

9
c. Perilaku yang ideal yang pada hakikatnya tercermin dalam suasana kerjasama yang
serasi dan intim.
Sikap yang tepat, akan meningkatkan presentasi kerja dan prestasi kerja adalah gabungan
antara kemampuan dan motivasi untuk memahami perilaku manusia.

PERSEPSI PERANAN, KEPRIBADIAN DAN PERILAKU


Persepsi seseorang tentang peranan yang iharapkan dari padanya dalam kehidupan
organisasional serta perilaku dan kepribadian yang terdapat dalam dirinya akan mempunyai
arti penting dalam usaha pendekatan kesisteman dalam menjalankan roda organisasi secara
lancar. Persepsi peranan, kepribadian dan perilaku yang amat penting dalam hubungannya
bahwa dalam mengusahakan terjadinya perubahan dalam sikap dan perilaku orang lain dalam
kehidupan organisasinal.

DINAMIKA KELOMPOK DAN PERILAKU


Kehidupan organisasional, oleh karenanya berfungsi sebagai wahana untuk mencapai
tujuan-tujuan pribadi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi, akan tetapi juga berperan
selaku saluran dari pada kebutuhan dan persahabatan, perluasan pengaruh dan
mengekpresikan ide-ide yang memiliki nilai sosial. Dengan kata lain, untuk dinamika
kelompok menjadi efektif dengan perilaku yang konduksif untuk pencapaian tujuan
organisasional, serta peranan yang diharapkan dari semua anggota kelompoj yang
bersangkutan.

BAB IV : KEPRIBADIAN, PERILAKU DAN PRESTASI KERJA


Ditinjau dari segi keprilakuan, kepribadian seseorang sering menampakkkan dirinya
dalam berbagai bentuk sikap, cara berpikir dan bertindak. Sikap, cara berpikir dan cara
bertindakk itu dapat dipastikan tidak selalu singkron dengan cara-cara yang diinginkan oleh
pimpinan organisasi dari para anggotanya. Untuk memudahkan terjadinya sinkronisasi yang
diinginkan, berbagai hal yang mempengaruhi kepribadian seseorang manusia, organisasional
yang tercermin dalam perilakunya, yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap prestaasi
kerja, perlu diamati dan diarahkan oleh pimpinan organisasi.

SIFAT-SIFAT MANUSIA
Dari sekian sifat manusia, lima belas sifat diidentifikasikan dibawah ini. Kelimabelas
sifat itu mempunyai kaitan dengan masalah-masalah keperilakuan dan prestasi kerja.

10
a. Sifat yang agresif
sifat ini secara kejiwaan dipandang sebagai sifat yang positif. Secara popular sifat ini
dapat diartikan sebagai sifat yang mengandung dorongan kuat untuk maju dan niat
yang keras untuk memperoleh yang diinginkannya.
b. Daya tahan terhadap tekanan
Menemukan cara yang paling tepat dan efektif untuk meningkatkan daya tahan
anggota organisasi untuk mengahadapi dan mengatasi tekanan yang timbul.
c. Energy fisik
Prestasi kerja sesorang pasti dipengaruhi oleh kondisi fisiknya.
d. Kreativitas
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin administratif harus meningkatkan efesiensi,
efektifitas dan produktifitas organisasional.
e. Kepercayaan kepada diri sendiri
Telah sering diketengahkan oleh para ahli manusia organisasional merupakan sumber
daya yang terpenting yang dimiliki, dan mungkin dimilki oleh suatu organisasi.
f. Kepemimpinan menyesuaikan diri
Salah satu tesis utama daripada buku ini adalah bahwa manusia modern mau tidak
mau menjadi manusia organisasional karena hanya dengan demikian lah jenis tujuan
pribadinya akan tercapai.
g. Kepemimpinan
Yang dimaksud dalam kepemimpinan disini adalah suatu kelebihan, dalam bentuk
apapun, yang dimiliki oleh seseorang yang mengakibatkan orang lain dating
kepadanya.
h. Intregitas pribadi
Setiap orang selalu ingin memberikan kesan bahwa dirinya adalah seseorang yang
terhormat, dapat dipercaya, ulet, jujur dan memiliki nilai-nilai hidup yang tinggi.
i. Keseimbangan emosional
Kemampuan untuk mengendalikan tingkat emosional dalam melaksanakan tugas.
j. Entusiasme
Entusiasme merupakan modal yang terpenting dalam kehidupan organisasional.
k. Mutu pekerjaan
Mutu pekerjaan yang tinggi pada gilirannya akan melahirkan penghargaan dan
kemajuan, bukan saja dalam arti lebih menjamin eksitensi dan pertumbuhan serta

11
perkembangan organisasi, akan tetapi juga dalam pencapaian tujuan-tujuan pribadi
dari para anggota organisasi yang bersangkutan.
l. Ketepatan waktu
Yang dimaksud dengan ketepatan waktu disini terutama ditunjuk pada pemberian
pelayananan dan penyediaan barang yang dibutuhkan oleh clientele organisasi.
m. Prakarsa
Sering dikatakan bahwa cara memimpin yang paling mudah adalah dengan
memperguankan “ilmu panglima”. Artinya, pemimpin menjalankan
kepemimpinanannya terutama dengan cara memberikan perintah.
n. Kemampuan
Berbagai penelitian yang telah dilakukan para ahli menunjuk bahwa para anggota
organisasi hanya menunjukan sebagian potensi yang ada dalam dirinya.
o. Komunikasi
Berkomunikasi secara efektif merupakan bagian yang integral daripada kehidupan
organisasional yang mempunyai dampak yang tidak kecil artinya dalam usaha
bersama dalam pencapaian tujuan.

EFISIENSI DAN MASUKAN(INPUT)


Seperti yang diketahui, sumber daya dan dana yang dipergunakan oleh organisasi
adalah:
a. Waktu sebagai sumber
Waktu merupakan sumber yang sama sekali tidak dapat diperbaharui, dan sekali ia
berlalu,untuk selamanya dan tidak akan pernah kembali lagi.
b. Tenaga manusia
Tidak dapat disangkal bahwa tenaga manusia merupakan sumber yang terpenting
yang mungkin dimliki oleh suatu organisasi karena sifatnya yang penting, logis
apabila dalam rangka peningkatan efisiensi kerja , perhatian utama ditunjukan pula
kepada sumber ini.
c. Modal sebagai sumber
Dalam modern ini tidak ada satu pun organisasi yang hidup tanpa sumber dana. Dan
merupakan suatu kenyataan pula bahwa hampir semua organisasi dihadapakan
keterbatasan sumber ini.
d. Sarana dan prasarana kerja

12
Yang dimaksud disini adalah segala jenis perlatan yang dimiliki oleh organisasi dan
dipergunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka mengembangkan
misi organisasi yang bersangkatan.

EFEKTIFITAS DAN ORIENTASI WAKTU


Secara sederhana dapat dikatakan bahwa fektifitas kerja berarti penyeleaian pekerjaan
tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Artinya, apakah pelaksanaan sesuatu tugas yang
dinilai baik atau tidak asangat tergantung bilamana tugas itu diselesaikan, dan tidak terutama
menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksankannya dan berapa biaya yang dikeluarkan
untuk itu.

PRODUKTIFITAS DAN OPTIMLAISASI LUARAN


a. Produktifitas dikaitkan dengan waktu
Salah satu factor penentu daripada produktifitas seseorang, dan suatu organisasi,
adalah cara penggunaan waktu yang tersedia baginya untuk menghasilkan sesuatu
barang atau jasa tertentu.
b. Produktifitas sarana dan prasarana
Memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia secara optimal berarti
mengusahakan sedemikian rupa shingga tidak terjadi pemborosan dalam bentuk
apapun.

B. RINGKASAN BUKU PEMBANDING


BAB I : PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
A. PENGERTIAN DAN PERANAN PEMIMPIN
Kepemimpinan yang dibahas dalam bahan ajar ini adalah kepemimpinan dalam
organisasi. Berikut ini akan dikutipkan beberapa pengertian-pengertian tentang
pemimpin, yaitu:
1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi
tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, ke arah satu atau beberapa tujuan
2. Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-
aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama (Shared Goal)
(Hemhiel and Coons, 1957 halaman 7);

13
3. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok
yang diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan (Rauch and Behling, 1984 halaman
46);
4. Kepemimpinan adalah suatu seni (art) kesanggupan (ability) atau teknik untuk
membuat sekelompok orang-orang mengikuti atau mentaati segala apa yang
dikehendakinya dan membuat mereka antusias mengikutinya;
5. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap
usaha kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang
diinginkan untuk mencapai sasaran (Jacobs and Jacques, 1990 halaman 281).
DR. Winardi, SE dalam bukunya Pengantar Ilmu Manajemen (suatu pendekatan
sistem) mengatakan bahwa “seorang pemimpin adalah seseorang yang karena
kecakapan-kecakapan pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk mengerahkan usaha bersama ke arah
pencapaian sasaran-sasaran tertentu. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa pemimpin pada dasarnya adalah seseorang yang mampu memberdayakan sumber
daya manusia dan sumber daya lain dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.

B. KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF


Menurut Stephen R.Covey dalam bukunya The Principle Centered Leadership, 1997
yang dimaksud dengan prinsip adalah merupakan bagian dari kondisi, kesadaran dan
suara hati. Prinsip dapat menimbulkan kepercayaan dan merupakan kompas yang
menunjukkan arah, panduan yang tidak berubah. Apabila kita mengetahui cara membaca
dan menerapkan prinsip tersebut, kita tidak akan tersesat, bingung atau terpedaya oleh
suara-suara dan nilai-nilai yang bertentangan.
Prinsip muncul dalam bentuk ide, nilai, norma dan ajaran yang meninggikan,
memuliakan, menggenapi, memberdayakan dan memberi inspirasi kepada manusia.
Prinsip juga merupakan pusat/sumber utama sistem penunjang hidup yang ditunjukkan
oleh empat dimensi dasar yaitu rasa aman, panduan, sikap bijak dan kekuatan. Rasa
aman dalam artian dengan prinsip akan memberikan rasa aman menghadapi perubahan,
perbandingan atau kritik. Rasa aman menunjukkan rasa berharga, identitas, kematangan
emosi, harga diri dan kekuatan diri.
Panduan adalah petunjuk yang diterima dalam hidup merupakan hasil dari standar,
prinsip atau criteria yang mengatur dalam bertindak. Sikap bijak mencerminkan suatu

14
perspektif yang bijaksana pada kehidupan, keseimbangan serta pemahaman yang
mendalam. Sikap bijak meliputi kemampuan mempertimbang-kan, ketajaman menilai
dan pemahaman menyeluruh.
Stephen R.Covey dalam bukunya “Principle Centered Leadership, 1997 halaman 29-
37 menguraikan prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
1. Selalu belajar (terus menerus)
Belajar bukan artian dalam pendidikan sekolah tetapi juga di luar sekolah.
Sebagai contoh belajar dengan membaca, menulis, maupun melihat dan mendengar.
Bahkan dari pengalaman yang baik maupun yang buruk dapat dipakai sebagai sumber
belajar. Dengan kata lain pemimpin selalu mengikuti pelatihan baru dan
mengembangkan keterampilan-keterampilan baru.
2. Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak hanya dilayani tetapi mampu melayani berbagai pihak.
Karena prinsip pemimpin yang berprinsip bukan pada karier tujuan akhirnya tetapi
pada pelayanan. Dalam melaksanakan pelayanan harus mengacu pada prinsip-prinsip
pelayanan prima.
3. Memancarkan energi positif
Setiap orang memiliki suatu energi dan semangat. Penggunaan energi yang
positif dilandasi dengan hati dan semangat mendukung keberhasilan seseorang. Untuk
mencapai kepemimpinan yang baik diperlukan suatu energi yang positif. Seorang
pemimpin harus mampu sanggup bekerja dalam jangka panjang dan dalam waktu dan
kondisi yang tidak menentu. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memiliki energi
yang positif.
4. Mempercayai orang lain
Mampu memberikan kepercayaan pada orang lain termasuk bawahannya,
sehingga bawahan termotivasi untuk bekerja lebih baik. Namun dalam mempercayai
orang lainpun perlu disertai unsur kewaspadaan.
5. Hidup seimbang
Mampu membuat keseimbangan antara tugas dan berorientasi pada kemanusiaan
serta keseimbangan diri antara pekerjaan dan kemampuan untuk berolah raga,
istirahat dan represing. Keseimbangan juga berarti keseimbangan hidup di dunia
maupun kehidupan di akhirat.

15
6. Melihat hidup sebagai petualangan
Kata petualangan sering mendapat konotasi negatif. Petualangan dalam
pengertian ini adalah mampu menikmati hidup dengan segala konsekuensinya, karena
hidup adalah suatu petualangan, mereka memiliki rasa aman yang datang dari dalam
dirinya sendiri. Rasa aman terletak pada inisiatif, keterampilan, kreativitas, kemauan,
keberanian, dinamika dan kecerdasan.
7. Sinergistik
Orang-orang berprinsip selalu sinergistik dan merupakan katalis perubahan.
Dia selalu memperbaiki kelemahan-kelemahan dirinya dengan kekuatan orang lain.
Sinergi adalah bekerjasama (working together) yang saling menguntungkan kedua
belah pihak, atau menurut The New Brolier Webster International Dictionary yang
disebut dengan sinergi adalah setiap usaha kerjasama dari berbagai instansi yang
berlainan yang membawa hasil yang lebih efektif daripada bekerja sendiri-sendiri.
Seorang pemimpin harus mampu melaksanakan sinergi dengan siapa saja, baik
dengan atasan, teman sejawat, maupun bawahannya.
8. Selalu berlatih untuk memperbaharui diri
Agar mampu mencapai prestasi yang tinggi. Oleh karena itu orientasinya
bukan hanya produk saja tetapi juga berorientasi pada proses. Proses ini meliputi
unsur-unsur yang berkaitan dengan (1). pemahaman terhadap materi; (2). perluas
cakrawala materi; (3). mengajarkan materi pada orang lain; (4). menerapkan prinsip-
prinsip, dan (5) pemantauan hasil.
Untuk mencapai kepemimpinan yang berprinsip ternyata tidak mudah karena
terdapat beberapa hambatan-hambatan yang berupa kebiasaan-kebiasaan buruk, di
antaranya: (1). selera dan nafsu; (2). kesombongan, dan kepura-puraan; (3). aspirasi,
dan ambisi.

BAB II : PENDEKATAN GAYA KEPEMIMPINAN


A. PENDEKATAN TEORI SIFAT (TRAITS THEORY)
Pendekatan teori ini lebih menekankan pada atribut-atribut/ciri-ciri pribadi yang
dimiliki oleh seorang pemimpin. Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa
keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat atau watak, kualitas pribadi
yang dimiliki oleh seorang pemimpin.
Kualitas tersebut menyangkut aspek fisik dan psikis. Beberapa contoh kualitas pribadi
tersebut diantaranya kondisi seseorang dengan variabel sifat kepribadian seperti inisiatif,

16
ketekunan, semangat, tanggung jawab, kewibawaan dan sebagainya. Adapun aspek fisik
di antaranya adalah tinggi badan, penampilan, tingkat energi dan lain sebagainya.Contoh
lain yang berkaitan dengan sifat-sifat pemimpin tersebut adalah seperti yang
diungkapkan oleh Stogdill sebagai berikut:
1. Capacity yang meliputi kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara, originality
dan judgem.
2. Achievement seperti gelar kesarjanaan, pengetahuan dan keberhasilan dalaM olah
raga;
3. Responsibility;
4. Participation yang meliputi aktif, kemampuan bergaul, kerjasama dan mudah
menyesuaikan diri;
5. Status seperti kedudukan sosial, ekonomi, ketenaran.
Tokoh-tokoh aliran ini di antaranya adalah GIBB tahun 1954, JENKINS tahun 1947,
MANN tahun 1959, STOGDILL tahun 1948. Teori ini mendapat tentangan dari para ahli
manajemen, karena keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya didasarkan pada sifat-
sifat seseorang namun ada variabel-variabel lain yang menentukan.

B. PENDEKATAN PERILAKU (BEHAVIOUR THEORY)


Teori ini dikembangkan mulai awal tahun 50-an, akibat ketidak puasan dari teori sifat.
Teori ini lebih menitikberatkan pada keberhasilan seorang pemimpin dipengaruhi oleh
perilaku seorang pemimpin. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok dalam usahanya
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Wahyo Sumidjo, Dasar-dasar
Kepemimpinan dan Manajemen). Tokoh-tokoh aliran teori ini adalah:
1. Halpin dan Winer dalam “ The Leader Behavior Description Questionnare” tahun
1957;
2. Robert Tannenbaum dan Waren H. Schmidt dalam “ Model Leadership Conyinuum”;
3. Blake dan Monton dalam “ Managerial Grid”;
4. Likert dalam “ Likert’s Management System ”;
5. Geizel dan Guba dalam “ Teori Tiga Faktor” tahun 1957;
6. Liphan dan Rankin dalam “ Teori Empat Faktor” tahun 1982;
7. W.J. Reddin dalam “ The 3-D Theory”.

17
C. PENDEKATAN SITUASIONAN
Pendekatan teori ini lahir karena teori sifat dan pendekatan perilaku tidak banyak
memberikan jawaban dalam gaya kepemimpinan. Karena keberhasilan seorang
pemimpin tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dirinya, namun
juga variabel-variabel lain, di antaranya adalah visi dan misi organisasi, sifat pekerjaan,
lingkungan organisasi serta karakteristik individu yang terlibat dalam organisasi.
Pendekatan ini memberikan arti yang cukup banyak bagi pemimpin dalam prakteknya,
yaitu dengan memasukan pertimbangan situasi secara keseluruhan dalam rancangan
kegiatan.
Teori ini dirumuskan oleh Hersey dan Blanchard (1992-1997) yang merupakan
perkembangan terakhir dari kepemimpinan model konsingensi atau fiedler yang
dikembangkan oleh PAUL HERSEY dan KENNETH BLANCHARD yang semula
disebut Life Cycle Theory. Berikut ini disajikan model kepemimpinan
situasional.Penelitian lebih lanjut menunjukan bahwa perilaku kepemimpinan cenderung
berbeda-beda dari situasi ke situasi lain. Dalam kepemimpinan situasional pemimpin
harus mampu melaksanakan diagnosis dengan baik terhadap situasi yang ada, sehingga
pemimpin harus mampu:
1. Mengubah-ubah perilaku sesuai dengan situasi dan kondisinya;
2. Memperlakukan bawahan sesuai dengan tingkat kematangan-nya
yang berbeda-beda.

D. KEPEMIMPINAN VISIONER
1. Pengertian Dan Latar Belakang Terjadinya Perubahan
Perubahan sebagai konsep masa depan sering disebut dengan pembaharuan atau
reformasi. Perubahan atau reformasi adalah suatu proses transformasi yang menuju ke
arah terwujudnya keadaan baru, kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan
keadaan sebelumnya (Wahyo Sumidjo, Modul Kepemimpinan, LAN, 1999).
Transformasi tersebut tidak hanya menyangkut salah satu aspek kehidupan secara
total. Seperti dalam bidang sosial, politik, ekonomi pemerintahan dan budaya. Dalam
aspek pemerintahan termasuk di dalamnya adalah aspek administrasi, manajemen,
organisasi, proses kerja, sumber daya manusia dan lain sebagainya.
2. Peran dan Profil Pemimpin Perubahan
Seorang pemimpin dalam era pembaharuan adalah seseorang yang mampu
menciptakan suatu lingkungan yang inovatif yang tidak menghambat kreativitas

18
murni dan potensi kekuatan kerja.Pemimpin pembaharuan memberikan arah dan
pandangan keluar demi kebutuhan bawahan. Pemimpin membantu untuk menciptakan
suatu lingkungan kebanggaan, loyalitas, bukan ketakutan dan intimidasi.Peran
seorang pemimpin pembaharuan menyangkut hal-hal strategis sebagai berikut:
a. Memperbaiki penampilan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya serta
untuk memperbaiki kualitas, meningkatkan hasil, dan secara simultan untuk
menimbulkan kebanggaan semangat kerja para bawahan;
b. Tidak hanya menemukan dan mencatat kegagalan sumber daya manusia,
melainkan untuk menghasilkan sebab- sebab kegagalan, membantu bawahan
untuk melakukan tugas yang lebih baik;
c. Menciptakan suatu lingkungan kerja yang produktif, menampilkan kepemimpinan
yang inovatif, dan melatih para bawahan demi melaksanakan tugas.

BAB III : KECERDASAN EMOSIONAL


A. PENGERTIAN DAN KEGUNAAN EMOSI
Emosi berasal dari bahasa Latin “ movere” yang berarti menggerakkan, bergerak
ditambah awalan-me untuk memberi arti “bergerak menjauh”, menyiratkan bahwa
kecender ungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Sedangkan menurut
Oxford English Dictionary yang dimaksud dengan emosi adalah “setiap kegiatan atau
pengolahan pikir an, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-
luap”. Sedangkan menurut Prof DR Sarlito Wirawan Sarwono mengatakan bahwa yang
disebut dengan emosi adalah sisi lain dari kepribadian yang diwujudkan dalam
perasaan/affect yang positif maupun negatif dan ditampilkan dalam berbagai perilaku
seperti senyum, tawa, teriak, tangis, agresi dan lain sebagainya. Menurut Descrates tahun
l596-l650 mengatakan bahwa pada dasarnya dalam diri setiap manusia terdapat 6 (enam)
emosi dasar yaitu :
1. Joy (senang);
2. Sorrow( sedih);
3. Love (Cinta);
4. Desire (hasrat);
5. Rage (marah);
6. Wonder ( kagum).
Beberapa peranan emosi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

19
a. Sebagai “energi pengaktif” untuk nilai-nilai etika, misalnya: kepercayaan, integritas,
empati, keuletan dan kredibilitas sehingga membangun dan mempertahankan
hubungan-hubungan yang menguntungkan. Bahkan Robert C. Solomon, Profesor
filsafat dari Universitas of Texas mengatakan bahwa “tanpa bimbingan emosi,
penalaran menjadi tak memil iki prinsip atau kekuatan”.
b. Emosi juga membangkitkan intuisi dan rasa ingin tahu yang akan membantu
mengantisipasi masa depan tidak menentu dan merencanakan tindakan-tindakan.
c. Emosi membantu Intelligence Quotient (IQ) dalam memecahkan masalah-masalah
yang sulit seperti dalam memecahkan masalah penting, pemikiran-pemikiran yang
kreatif dan lain sebagainya.

B. CIRI PEMIMPIN YANG CERDAS SECARA EMOSI


Ciri-ciri pemimpin yang cerdas secara emosi antara lain:
1. Mampu menyadari dirinya sendiri
Termasuk di dalamnya mampu mengidentifikasi diri dan efeknya, menilai diri sendiri
secara teliti termasuk kekuatan dan kelemahan dirinya serta percaya kepada dirinya
sendiri dalam arti memiliki harga diri dan kemampuan diri.
2. Mampu mengendalikan diri
Pemimpin tipe ini harus mampu mengelola emosinya secara efektif, memiliki
kejujuran dan integritas yang tinggi, bertanggung jawab, mampu melakukan adaptasi
dengan baik serta terbuka terhadap hal-hal yang baru.
3. Memotivasi diri dengan efektif
Memiliki kebutuhan akan berprestasi yang tinggi (Needs Achievement), ingin menjadi
yang terbaik, komitmen pada sasaran kelompok dan organisasi, berinisiatif dan selalu
memanfaatkan kesempatan serta selalu “optimis ”.
4. Memiliki kepekaan terhadap orang lain
Seorang pemimpin harus mampu (1). memahami orang lain baik perilaku, perasaan,
pandangan serta potensi yang dimiliki oleh anak buahnya serta mampu
memberdayakan secara maksimal; (2). berorientasi pada pelayanan dalam artian
mampu mengantisipasi, mengenali dan berusaha memenuhi kebutuhan orang lain; (3).
mengembangkan orang lain yakni sadar akan kebutuhan orang lain dan
mengusahakannya; (4). mampu mengatasi keragaman serta (5). kesadaran politis
yakni mampu membaca arus emosi kelompok dan kekuasaan.

20
5. Memiliki keterampilan social
Seorang pemimpin perlu memiliki kecakapan membina hubungan dengan orang lain.
Kecerdasan emosi yang diperlukan adalah mampu memberikan persuasi, komunikasi
jelas dan meyakinkan, mampu membangkitkan inspirasi kelompok dan orang lain,
katalisator perubahan, mampu mengelola konflik, melakukan kolaborasi dan
bersinergi.

C. TEKNIK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI


Intelligence Quotient (IQ) dan Emotional Intelligence (EI) seperti halnya dua sisi
mata uang yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Bahkan Jeanne Segal, Ph.D. dalam
bukunya Meningkatkan Kecerdasan Emosional mengatakan bahwa IQ dan EI adalah
sumber sinergis, tanpa yang lain menjadi tidak lengkap dan tidak efektif. IQ tanpa EI bisa
saja mencetak A pada ujian, tetapi tidak akan membuat anda dapat maju dalam hidup
(Jeanne Segal, Ph.D, Meningkatkan Kecerdasan Emosional, 1997). Kecerdasan
emosional sesungguhnya berkaitan dengan pikiran rasional, itu sebabnya ketika pusat-
pusat emosional terluka maka seluruh intellegensia kita mengalami korsleting (terputus
sejenak). Beberapa manfaat EI telah dibahas dalam sub bab di atas, namun satu hal yang
dilupakan adalah EI memperjelas inner world kita. Orang yang cerdas secara emosi
mengetahui perbedaan antara apa yang penting untuk mereka dan yang penting untuk
orang lain; mengetahui mana yang harus dipertahankan dan mana yang perlu
dikorbankan, dapat melalui ribuan kekecewaan dalam hidupnya.

D. SPIRITUAL INTELLIGENCE (SI)


1. Pengertian Spiritual Intelligence (SI)
Pada tahun 1900 temuan tentang Intelligence Quotient (IQ) pernah
menggemparkan dunia. Mereka berpendapat bahwa IQ merupakan satu-satunya yang
menjamin keberhasilan seseorang. Oleh karena itu semakin tinggi IQ seseorang maka
semakin tinggi pula tingkat kecerdasan seseorang. Namun hasil penelitian Daniel
Goleman tahun 1996 membantah teori tersebut di atas, ternyata masih ada kecerdasan
lain yang juga menentukan dalam keberhasilan seseorang. Kecerdasan lain tersebut
oleh Daniel Goleman disebut dengan Emotional Intelligence ((EI) yang dalam
perkembangan lebih lanjut para ahli menyebutnya dengan Emotional Quotient (EQ).
Mengenai hal ini telah dibahas dalam sub bab terdahulu.

21
Berfikir Integralistik dan Holistik Untuk Memahami Kehidupan”
mengatakan bahwa yang saya maksud dengan SI adalah kecerdasan untuk
menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk
menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya,
kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibanding dengan yang lain. Lebih lanjut Taufik Pasiak dalam bukunya Revolusi
IQ/EQ dan SQ antara neurosains dan Al-quran menuliskan bahwa kecerdasan spiritual
adalah kecerdasan yang berkaitan dengan hal-hal transcendental, hal-hal yang
mengatasi waktu dan merupakan bagian terpenting dan terdalam dalam diri manusia.
Dalam buku ini juga dijelaskan bahwa Spiritual intelligence berbasis pada otak
manusia. Basis itu adalah (1). Osilasi 40 Hz; (2). Penanda simantik; (3). bawah sadar
Kognitif dan “God spot”.

C. RINGKASAN BUKU PENDUKUNG


TANTANGAN ORGANISASI
Jamie haughton dalam menghadapi tantangan organisasi bersikap berani mengambil
resiko namun bertanggung jawab dalam keputusan yang diambilnya.

UBAH TUJUAN
Agar Jamie haughton dapat menjalankan upaya signifikan dengan baik Mac Avoy
menekankan koneksi dari perintah penting ketua yaitu 10% margin operasi dengan kualitas
yang sudah lengkap.

PENILAIAN
Menilai baik buruknya suatu keputusan gerakan defensif corning pada tahun 1970an
dana awal 1980an mengurangi pendanaan penelitian untuk mendukung pengembangan dan
membatasi investasi baru terutama pada resiko rendah ekstensi produk dan proses serta
pembaruan telah membentuk siklus yang semakin berkurang. Upaya untuk berinovasi
berhasil oleh tindakan kepahlawan dengan memerangi sisa kepahlawan.

PENDEKATAN
Berkat Haughton, Mac Avoy menempatkan inovasi perusahaan yang sebelumnya
telah di tentukan didalam penelitian sebagai pusat pengintergrasian mekanisme pada
komunitas yang lebih luas.

22
TITIK BALIK
Konverensi inovasi akan tercermin meningkat tetapi baru generasi inovator dengan
keterampilan integratif membangkitkan kembali keefektifan inovasi.

FAKTOR SUKSES KRITIS


Proses formal yang diartikulasikan meyediakan kerangka kerja untuk progaram
pelatihan disemua tingkat perusahaan menjadi bagian dari struktur untuk peninjauan proyek
dan dasar memperkerjkan dan mengarahkan personil menjadi bagian dari tim yang mapan.

INOVASI DALAM PEMASARAN


Fokus pada keefektifan dalam pendekatan dan penyebaran sumber daya untuk
memahami kebutuhan pelanggan disaat ini dan dimasa depan dengan adanya penilaian kerja,
pengembangan dan pelaksanaan perbaikan rencana yang melibatkan orang dalanm semua
fungsi dalam pengumpulan data dan berbagi wawasan diseluruh organisasi dalam proses
inovasi tahap itu sendiri.

INOVASI DALAM MANUFAKTUR


Untuk mendapoatkan kembali posisi pada inovasi terdepan ialah dengan menciptakan
bahan, proses dan teknologi unik dalam operasi manufakturnya untuk mempertahankan
keunggulan atas pesaing. Ketika proses inovasi berkembang kebutuhan untuk
mengembangkan hubunagn yang melekat diantara teknologi, pemasaran dan manufaktur
menjadi penting karena setiap komponen adalah tumpuan bagi inovasi.

PERUSAHAAN TINNGI-TECH
Melalui adopsi yang efektif, inovasi sebagai disiplin pelengkap masa depan adalah
pilihan strategis. Inovasi adalah pengikat semua fungsi menjadi tim penemu yang kohesif,
produsen dan inovator. Dalam hal ini inovasi adalah bagian integral dari keseluruhan kualitas
untuk menjadi lebih efektif dalam menghubungkan teknologi kepasar.

CORNING BERSAING
Untuk merekayasa restrukturisasi, corning mewakili reinvestasi dalam bisnis melalui
perbaikan praktik secara berkelanjutan. Perusahaan perlu meningkatkan kemampuannya
untuk bersaing bisnis melalaui proses inovasi yang merupakan biaya kualitas nomor satu di

23
perusahaan untuk memungkinkan corning untuk mendapatkan hasil maksimal dari investasi
inovasinya dalam produk dan proses teknologi.

INOVASI HARI INI


Inovasi corning yang terus berkembang secara dinamis memungkinkan perusahaan
mengambil keputusan lebih cepat dan dekat. Yang dilaksankan secara fleksibel namun
dengan ketelitian memungkinkan inovasi mampu mengatasi hambatan internal dan eksternal
untuk menjadi lincah dan bertindak atas informasi dan wawsan baru serta memberikan lebih
banyak kesempatan meningkatkan hubungan pelanggan. Manfaat menggunakan proses
inovasi
a. Memudahkan untuk mengakomodasikan personil disepanjang proyek serta menyediakan
kerangka pada tim global bersama.
b. Memungkinkan semua fungsi aktif berpartisipasi dalam pengembangan tujuan proyek
untuk membantu memandu proyek secara efektif.
c. Tim dengan proaktif menggunakn manajemen resiko memiliki kemampuan untuk
menemukan keseibangan antara, kebubutuhan pasar, kebutuhan manufaktur, dan
kompetensi teknis.
d. Membantu menguraikan pekerjaan dalam proses perencanaan.

EFEKTIFITAS INOVASI
Efektifitas inovasi merupakan pondasi bagi pertumbuhan perusahaan yang pada
dasrnya efektifitas inovasi membutuhkan:
1. Pemahaman strategi perusahaan dan bisnis secara keseluruhan
2. Mengembangkan pemahaman tentang pelanggan, pasar, pesaing serta kekuatan dan
kelemahan dalam memperkirakan sumberdaya ynag dibutuhkan untuk setiap proyek
dalam prioses manajemen pendanaan.
3. Proses evaluasi, proses prioritas dan proses pilih proyek.
4. Pemlihan proyek dengan baik.

NILAI DAN PERTUMBUHAN


Proses inovasi adalah mesin pembelajaran yang mendorong keberlanjutan perusahaan
nilai dan pertumbuhan untuk meningkatkan laju pembelajran inovasi nilai diferensial serta
keunggulan kompetitif dalam peningkatan laju inovasi.

24
MANAJEMEN PENGETAHUAN DAN PEMBELAJARAN INFORMASI
Perpaduan inovasi dan praktik bisnis memberikan wawasan baru dalam berbagai
pengetahuan, pengalaman dan perspektif secara teratur. Tujuan utamanya untuk
meningkatkan ilmu dalam penggunaan hasil bagidan meningkatkan jumlah perspektif dalam
organisasi dan untuk merumuskan ulang perusahaan suapaya digunakan kembali.

PELAJARAN YANG DIPELAJARI


Inovasi adalah manajemen yang fleksibel dan penilaian yang baik tindakan yang
termasuk didalamnya:
1. memiliki hasrat sejati untuk berinovasi dan menginspirasi kader penganut sejati disemua
tingkat organisasi.
2. menggaris bawahi ikatan signifikan manajemen profitabilitas, dan pertumbuhan
3. Menetapkan proses progresif untuk memperkenalkan birokrasi yang menekankan
penilaian oleh pemimpin proyek dalam penentuan inovasi tertentu yang diindikasikan
oleh panduan inovasi.
4. Mendorong tim mengerjakan lintas fungsional, lintas disiplin yang mampu berkolaborasi
secara terbuka berdasarkan pengetahuan kolektif, pengalaman dan perspektif.
5. Mengeksploitasi proses baru menjadi bisnis yang stabil dan menguntungkan untuk
industri semi konduktor.
6. Mereformasi telekomunikasi untuk mencari tau, mengukur kiat inovasi.

PENINGKATAN BERKELANJUTAN
Fokus pada beberapa hal yakni:
1. Fokus pada pemilihan dan penentuan prioritas peluang dan proyek.
2. Menangkap pelajaran yang dipetik pada setiap proses keputusan.
3. Penggunaan yang kosisten atas proses ketrlibatan kepemimpinan.
4. Pengembangan kepemimpinan dan perubahan organisasi.
5. Pengembangan keterampilan proyek inovasi,pemimpin tim dan anggota tim.

25
2.3 KELEBIHAN DAN KELEMEHAN BUKU
A. KELEBIHAN BUKU
1. Buku utama ini sangat bagus digunakan dalam dunia pendidikan. Karena buku ini
mampu menambah pemahaman mahasiswa tentang bagaimana profil seorang
pemimpin dengan mendalami makna kepemimpinan, perilaku pemimpin dan
lainlain.
2. Jika dibandingkan dengan buku pembanding, buku utama ini bagus. Karena buku
utama ini mampu membentuk jiwa kepemimpinan bagi mahasiswa yang
membacanya.
3. Kedua buku ini mampu memotivasi mahasiswa untuk berjiwa kepemimpinan
yang baik.
4. Kesesuain materi yang terdapat dalam buku utama ini sangat bagus, dimana
materi yang dikembangkan memiliki kekuatan bagi proses pembelajaran, karena
materi-materi yang dimuat dalam buku ini sejalan dengan materi yang akan
dibahasan dalam satuan kontrak perkuliahan yang telah disetujui mahasiswa
dengan dosen.
5. Penyajian materi dalam buku ini mudah dipahami dan memuat urutan materi dan
hubungan antar materi yang disajikan sistematis dan logis.

B. KELEMAHAN BUKU
1. Pada buku utama, penulis tidak membuat pertanyaan atau soal latihan pendalam
seperti yang terdapat pada buku pembanding.
2. Buku utama ini juga tidak memuat rangkuman yang dapat membantu pembaca
dalam memudahkan pemahaman isi dari buku seperti yang terdapat pada buku
pembanding.
3. Setiap bab dalam buku utama ini sebelum memaparkan materi tidak terlebih
dahulu diawali dengan pengantar, Tujuan pembelajaran yang berisi tentang
Standart Kompetensi dan kompetensi dasar.

26
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dalam ketiga buku ini masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan
buku sehingga ketiga buku ini saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Buku
ini layak untuk dipublikasikan karena memberikan pengetahuan mengenai bagian
utuh daripada kepeimipinan yang dapat memberikan manfaat bagi bara
pembacanya.

3.2 SARAN
Seiring dengan perkembangan jaman yang selalu bersifat dinamis, maka
alangkah baiknya jika buku-buku ini direvisi untuk memberikan perbaharuan-
perbaharuan dalam bidang kepemimpinan. Serta untuk menjadikan buku
kepemimpinan ini menjadi bahan pembelajaran yang bereksistensi sampai
kekancah internasional.

27
DAFTAR PUSTAKA
Siagian, Sondang P.2012. Organisasi, Kepemimpinan & Perilaku Administrasi. Jakarta: CV
Aji Agung.
Ibrahim, Indra Wijaya Adam.2008.Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta: LAN
Carter, Louis, Dkk. 2004. Best Practices In Leadirship Development and Organization
Change. United States Of America: Preiffer.

28

Anda mungkin juga menyukai