DOSEN PENGAMPU :
Dra. Effi Aswita Lubis, M.pd,M.si
Chorms Gary GT.Sibarani, S.E, S.Pd, M.Si, Ak, CA
DISUSUN OLEH :
Anjely Hutagaol 7182142010
Nifty Adela Sitanggang 7183342012
Kupra A.M Pandiangan 7183142033
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sesuai dengan KKNI yang berlaku di perguruan tinggi di Universitas Negeri Medan
khususnya fakultas ekonomi tahun ajaran 2018/2019 telah dilakukannya pemberian tugas
kepada siswa yaitu “Critical Book Report”. Maka penulis diharuskan untuk dapat
membuat kritikan tentang buku mata kuliah yang bersangkutan yaitu Kepemimpinan.
Pengkritikan buku ini memiliki tujuan yaitu dengan membandingkan dua buku. Dengan
mengkritik buku tersebut, maka penulis dapat mengetahui perbedaan antara buku satu
dengan buku dua. Dan juga mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing
buku. Tugas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atau mengembangkan tingkat
analisis mahasiswa agar selesai perkuliahan Kepemimpinan nantinya, akan menghasilkan
mahasiswa yang mampu menjadi seorang pendidik yang baik dan benar dan dapat
dikatakan menjadi guru professional.
Dalam kehidupan kita tidak terlepas dari kata pemimpin baik dalam memimpin diri
sendiri maupun organisasi dan perusahaan. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
tingkah laku seseorang untuk menjadi lebih baik.
1.2 Tujuan
Mengetahui apa saja hal yang dibahas di dalam buku Kepemimpinan
1.3 Manfaat
1. Dapat menerapkan pembelajaran yang sistematis berdasarkan isi buku tersebut.
2. Terpenuhi tugas yang berstandar KKNI
3. Untuk mengulas atau mengkritisi sebuah isi buku.
4. Untuk mengetahui konsep Kepemimpinan
5. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan baru
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 IDENTITAS BUKU
I. BUKU UTAMA
Judul Buku : Kepemimpinan, Organisasi Dan Perilaku Admininistrasi
Pengarang : Prof. Dr.Sondang P.Siagian
Penerbit : CV Haji Masagung
Cetakan :7
Tahun Terbit : 2012
Kota Terbit : Jakarta
Tebal Buku : 243 Halaman;21 cm
Bahasa Teks : Bahasa Indonesia
ISBN : 979-412-018-9
4
ISBN : 0-7879-7625-3
5
1. Dalam proses pengambilan keputusan, persepsi seseorang tentang situasi lingkungan amat
penting oleh kecekatan untuk mengamati dan peka terhadap situasi.
2. Melakukan diagnosal,
3. Mendefenisikan masalah yang dihadapi untuk dipecahkan,
4. Menentukan alternatif daripada metoda dan caraa pemecahan masalah
5. Pelaksanaan alternatif/jalan terpilih.
6
c. Kecenderungan untuk mempergunakan cara pemecahan yang telah tersedia.
d. Kecenderungan untuk menangani masalah yang segera nampak
e. Kecenderungan untukmengarahan keputusan yang diambil kepada suatu tujuan tunggal,
yang artinya terdapat persepsi seolah-olah sesuatu permasalah merupakan hal yang
berdiri sendiri tanpa pengaruhnya terhadap bidang-bidang yang lain.
f. Kecenderungan untuk mengsamping masalah yang tampaknya tidak bisa terselesaikan.
g. Kebiasaan untuk mempergunakan teknik pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
berdasarkan pengalaman.
h. Kecenderungan untuk memberikan tanggapan secara otomatis dan implusif
7
PERILAKU DAN MOTIVASI
Ditinjau dari segi perilaku orang didalam organisasi ada faktor yang memotivasi
mempengaruhi perilaku yaitu: Kondisi kerja yang baik, perasaan diikutsertakan, cara
pendisiplinan yang manusiawi, pemberian pengharapan atas pelaksanaan tugas yang
baik,kesetiaan pemimpin, promosi dan perkembangan bersama organisasi, pengertian yang
simpatik terhdap karyawan-karyawan, keamanan pekerjaan, dan tugas pekerjaan yang
sifatnya menarik.
8
interakdndekatan kesisteman dalam memecahkan sesuatu permasalahan akan lebih jelas lagi
dalam suatu organisasi yang modern, tingkat interaksi dengan organisasi yang lain.
TEORI ORGANISASI
Peningkatan peranaan setip anggota organisasi dalam meningkatkan efektifitas dan
efisiensi dalam kehidupan organisasional yang demokratis. Dinamika organisasional itu dapat
dan harus terus meningkat dan organisasi sebagai sistem yang rasional.
Rasional adalah dasar-dasar pemikiran ilmiah yang dijadikan landasan dan pertimbangan
dalam membentuk organisasi. Rasionalitas yang biasanya dipergunakan dalam menciptakan
dan menjalankan roda organisasi adalah Efektifitas, Efisiensi, Produktifitas, Rasionalitas,
departementalisasi, fungsionalisasi, spesialisasi, Hirarki wewenang, pembagian tugas,
dokumentasi, tata cara dan hubungan kerja, koordinasi.
9
c. Perilaku yang ideal yang pada hakikatnya tercermin dalam suasana kerjasama yang
serasi dan intim.
Sikap yang tepat, akan meningkatkan presentasi kerja dan prestasi kerja adalah gabungan
antara kemampuan dan motivasi untuk memahami perilaku manusia.
SIFAT-SIFAT MANUSIA
Dari sekian sifat manusia, lima belas sifat diidentifikasikan dibawah ini. Kelimabelas
sifat itu mempunyai kaitan dengan masalah-masalah keperilakuan dan prestasi kerja.
10
a. Sifat yang agresif
sifat ini secara kejiwaan dipandang sebagai sifat yang positif. Secara popular sifat ini
dapat diartikan sebagai sifat yang mengandung dorongan kuat untuk maju dan niat
yang keras untuk memperoleh yang diinginkannya.
b. Daya tahan terhadap tekanan
Menemukan cara yang paling tepat dan efektif untuk meningkatkan daya tahan
anggota organisasi untuk mengahadapi dan mengatasi tekanan yang timbul.
c. Energy fisik
Prestasi kerja sesorang pasti dipengaruhi oleh kondisi fisiknya.
d. Kreativitas
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin administratif harus meningkatkan efesiensi,
efektifitas dan produktifitas organisasional.
e. Kepercayaan kepada diri sendiri
Telah sering diketengahkan oleh para ahli manusia organisasional merupakan sumber
daya yang terpenting yang dimiliki, dan mungkin dimilki oleh suatu organisasi.
f. Kepemimpinan menyesuaikan diri
Salah satu tesis utama daripada buku ini adalah bahwa manusia modern mau tidak
mau menjadi manusia organisasional karena hanya dengan demikian lah jenis tujuan
pribadinya akan tercapai.
g. Kepemimpinan
Yang dimaksud dalam kepemimpinan disini adalah suatu kelebihan, dalam bentuk
apapun, yang dimiliki oleh seseorang yang mengakibatkan orang lain dating
kepadanya.
h. Intregitas pribadi
Setiap orang selalu ingin memberikan kesan bahwa dirinya adalah seseorang yang
terhormat, dapat dipercaya, ulet, jujur dan memiliki nilai-nilai hidup yang tinggi.
i. Keseimbangan emosional
Kemampuan untuk mengendalikan tingkat emosional dalam melaksanakan tugas.
j. Entusiasme
Entusiasme merupakan modal yang terpenting dalam kehidupan organisasional.
k. Mutu pekerjaan
Mutu pekerjaan yang tinggi pada gilirannya akan melahirkan penghargaan dan
kemajuan, bukan saja dalam arti lebih menjamin eksitensi dan pertumbuhan serta
11
perkembangan organisasi, akan tetapi juga dalam pencapaian tujuan-tujuan pribadi
dari para anggota organisasi yang bersangkutan.
l. Ketepatan waktu
Yang dimaksud dengan ketepatan waktu disini terutama ditunjuk pada pemberian
pelayananan dan penyediaan barang yang dibutuhkan oleh clientele organisasi.
m. Prakarsa
Sering dikatakan bahwa cara memimpin yang paling mudah adalah dengan
memperguankan “ilmu panglima”. Artinya, pemimpin menjalankan
kepemimpinanannya terutama dengan cara memberikan perintah.
n. Kemampuan
Berbagai penelitian yang telah dilakukan para ahli menunjuk bahwa para anggota
organisasi hanya menunjukan sebagian potensi yang ada dalam dirinya.
o. Komunikasi
Berkomunikasi secara efektif merupakan bagian yang integral daripada kehidupan
organisasional yang mempunyai dampak yang tidak kecil artinya dalam usaha
bersama dalam pencapaian tujuan.
12
Yang dimaksud disini adalah segala jenis perlatan yang dimiliki oleh organisasi dan
dipergunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka mengembangkan
misi organisasi yang bersangkatan.
13
3. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok
yang diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan (Rauch and Behling, 1984 halaman
46);
4. Kepemimpinan adalah suatu seni (art) kesanggupan (ability) atau teknik untuk
membuat sekelompok orang-orang mengikuti atau mentaati segala apa yang
dikehendakinya dan membuat mereka antusias mengikutinya;
5. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap
usaha kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang
diinginkan untuk mencapai sasaran (Jacobs and Jacques, 1990 halaman 281).
DR. Winardi, SE dalam bukunya Pengantar Ilmu Manajemen (suatu pendekatan
sistem) mengatakan bahwa “seorang pemimpin adalah seseorang yang karena
kecakapan-kecakapan pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk mengerahkan usaha bersama ke arah
pencapaian sasaran-sasaran tertentu. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa pemimpin pada dasarnya adalah seseorang yang mampu memberdayakan sumber
daya manusia dan sumber daya lain dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
14
perspektif yang bijaksana pada kehidupan, keseimbangan serta pemahaman yang
mendalam. Sikap bijak meliputi kemampuan mempertimbang-kan, ketajaman menilai
dan pemahaman menyeluruh.
Stephen R.Covey dalam bukunya “Principle Centered Leadership, 1997 halaman 29-
37 menguraikan prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
1. Selalu belajar (terus menerus)
Belajar bukan artian dalam pendidikan sekolah tetapi juga di luar sekolah.
Sebagai contoh belajar dengan membaca, menulis, maupun melihat dan mendengar.
Bahkan dari pengalaman yang baik maupun yang buruk dapat dipakai sebagai sumber
belajar. Dengan kata lain pemimpin selalu mengikuti pelatihan baru dan
mengembangkan keterampilan-keterampilan baru.
2. Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak hanya dilayani tetapi mampu melayani berbagai pihak.
Karena prinsip pemimpin yang berprinsip bukan pada karier tujuan akhirnya tetapi
pada pelayanan. Dalam melaksanakan pelayanan harus mengacu pada prinsip-prinsip
pelayanan prima.
3. Memancarkan energi positif
Setiap orang memiliki suatu energi dan semangat. Penggunaan energi yang
positif dilandasi dengan hati dan semangat mendukung keberhasilan seseorang. Untuk
mencapai kepemimpinan yang baik diperlukan suatu energi yang positif. Seorang
pemimpin harus mampu sanggup bekerja dalam jangka panjang dan dalam waktu dan
kondisi yang tidak menentu. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memiliki energi
yang positif.
4. Mempercayai orang lain
Mampu memberikan kepercayaan pada orang lain termasuk bawahannya,
sehingga bawahan termotivasi untuk bekerja lebih baik. Namun dalam mempercayai
orang lainpun perlu disertai unsur kewaspadaan.
5. Hidup seimbang
Mampu membuat keseimbangan antara tugas dan berorientasi pada kemanusiaan
serta keseimbangan diri antara pekerjaan dan kemampuan untuk berolah raga,
istirahat dan represing. Keseimbangan juga berarti keseimbangan hidup di dunia
maupun kehidupan di akhirat.
15
6. Melihat hidup sebagai petualangan
Kata petualangan sering mendapat konotasi negatif. Petualangan dalam
pengertian ini adalah mampu menikmati hidup dengan segala konsekuensinya, karena
hidup adalah suatu petualangan, mereka memiliki rasa aman yang datang dari dalam
dirinya sendiri. Rasa aman terletak pada inisiatif, keterampilan, kreativitas, kemauan,
keberanian, dinamika dan kecerdasan.
7. Sinergistik
Orang-orang berprinsip selalu sinergistik dan merupakan katalis perubahan.
Dia selalu memperbaiki kelemahan-kelemahan dirinya dengan kekuatan orang lain.
Sinergi adalah bekerjasama (working together) yang saling menguntungkan kedua
belah pihak, atau menurut The New Brolier Webster International Dictionary yang
disebut dengan sinergi adalah setiap usaha kerjasama dari berbagai instansi yang
berlainan yang membawa hasil yang lebih efektif daripada bekerja sendiri-sendiri.
Seorang pemimpin harus mampu melaksanakan sinergi dengan siapa saja, baik
dengan atasan, teman sejawat, maupun bawahannya.
8. Selalu berlatih untuk memperbaharui diri
Agar mampu mencapai prestasi yang tinggi. Oleh karena itu orientasinya
bukan hanya produk saja tetapi juga berorientasi pada proses. Proses ini meliputi
unsur-unsur yang berkaitan dengan (1). pemahaman terhadap materi; (2). perluas
cakrawala materi; (3). mengajarkan materi pada orang lain; (4). menerapkan prinsip-
prinsip, dan (5) pemantauan hasil.
Untuk mencapai kepemimpinan yang berprinsip ternyata tidak mudah karena
terdapat beberapa hambatan-hambatan yang berupa kebiasaan-kebiasaan buruk, di
antaranya: (1). selera dan nafsu; (2). kesombongan, dan kepura-puraan; (3). aspirasi,
dan ambisi.
16
ketekunan, semangat, tanggung jawab, kewibawaan dan sebagainya. Adapun aspek fisik
di antaranya adalah tinggi badan, penampilan, tingkat energi dan lain sebagainya.Contoh
lain yang berkaitan dengan sifat-sifat pemimpin tersebut adalah seperti yang
diungkapkan oleh Stogdill sebagai berikut:
1. Capacity yang meliputi kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara, originality
dan judgem.
2. Achievement seperti gelar kesarjanaan, pengetahuan dan keberhasilan dalaM olah
raga;
3. Responsibility;
4. Participation yang meliputi aktif, kemampuan bergaul, kerjasama dan mudah
menyesuaikan diri;
5. Status seperti kedudukan sosial, ekonomi, ketenaran.
Tokoh-tokoh aliran ini di antaranya adalah GIBB tahun 1954, JENKINS tahun 1947,
MANN tahun 1959, STOGDILL tahun 1948. Teori ini mendapat tentangan dari para ahli
manajemen, karena keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya didasarkan pada sifat-
sifat seseorang namun ada variabel-variabel lain yang menentukan.
17
C. PENDEKATAN SITUASIONAN
Pendekatan teori ini lahir karena teori sifat dan pendekatan perilaku tidak banyak
memberikan jawaban dalam gaya kepemimpinan. Karena keberhasilan seorang
pemimpin tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dirinya, namun
juga variabel-variabel lain, di antaranya adalah visi dan misi organisasi, sifat pekerjaan,
lingkungan organisasi serta karakteristik individu yang terlibat dalam organisasi.
Pendekatan ini memberikan arti yang cukup banyak bagi pemimpin dalam prakteknya,
yaitu dengan memasukan pertimbangan situasi secara keseluruhan dalam rancangan
kegiatan.
Teori ini dirumuskan oleh Hersey dan Blanchard (1992-1997) yang merupakan
perkembangan terakhir dari kepemimpinan model konsingensi atau fiedler yang
dikembangkan oleh PAUL HERSEY dan KENNETH BLANCHARD yang semula
disebut Life Cycle Theory. Berikut ini disajikan model kepemimpinan
situasional.Penelitian lebih lanjut menunjukan bahwa perilaku kepemimpinan cenderung
berbeda-beda dari situasi ke situasi lain. Dalam kepemimpinan situasional pemimpin
harus mampu melaksanakan diagnosis dengan baik terhadap situasi yang ada, sehingga
pemimpin harus mampu:
1. Mengubah-ubah perilaku sesuai dengan situasi dan kondisinya;
2. Memperlakukan bawahan sesuai dengan tingkat kematangan-nya
yang berbeda-beda.
D. KEPEMIMPINAN VISIONER
1. Pengertian Dan Latar Belakang Terjadinya Perubahan
Perubahan sebagai konsep masa depan sering disebut dengan pembaharuan atau
reformasi. Perubahan atau reformasi adalah suatu proses transformasi yang menuju ke
arah terwujudnya keadaan baru, kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan
keadaan sebelumnya (Wahyo Sumidjo, Modul Kepemimpinan, LAN, 1999).
Transformasi tersebut tidak hanya menyangkut salah satu aspek kehidupan secara
total. Seperti dalam bidang sosial, politik, ekonomi pemerintahan dan budaya. Dalam
aspek pemerintahan termasuk di dalamnya adalah aspek administrasi, manajemen,
organisasi, proses kerja, sumber daya manusia dan lain sebagainya.
2. Peran dan Profil Pemimpin Perubahan
Seorang pemimpin dalam era pembaharuan adalah seseorang yang mampu
menciptakan suatu lingkungan yang inovatif yang tidak menghambat kreativitas
18
murni dan potensi kekuatan kerja.Pemimpin pembaharuan memberikan arah dan
pandangan keluar demi kebutuhan bawahan. Pemimpin membantu untuk menciptakan
suatu lingkungan kebanggaan, loyalitas, bukan ketakutan dan intimidasi.Peran
seorang pemimpin pembaharuan menyangkut hal-hal strategis sebagai berikut:
a. Memperbaiki penampilan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya serta
untuk memperbaiki kualitas, meningkatkan hasil, dan secara simultan untuk
menimbulkan kebanggaan semangat kerja para bawahan;
b. Tidak hanya menemukan dan mencatat kegagalan sumber daya manusia,
melainkan untuk menghasilkan sebab- sebab kegagalan, membantu bawahan
untuk melakukan tugas yang lebih baik;
c. Menciptakan suatu lingkungan kerja yang produktif, menampilkan kepemimpinan
yang inovatif, dan melatih para bawahan demi melaksanakan tugas.
19
a. Sebagai “energi pengaktif” untuk nilai-nilai etika, misalnya: kepercayaan, integritas,
empati, keuletan dan kredibilitas sehingga membangun dan mempertahankan
hubungan-hubungan yang menguntungkan. Bahkan Robert C. Solomon, Profesor
filsafat dari Universitas of Texas mengatakan bahwa “tanpa bimbingan emosi,
penalaran menjadi tak memil iki prinsip atau kekuatan”.
b. Emosi juga membangkitkan intuisi dan rasa ingin tahu yang akan membantu
mengantisipasi masa depan tidak menentu dan merencanakan tindakan-tindakan.
c. Emosi membantu Intelligence Quotient (IQ) dalam memecahkan masalah-masalah
yang sulit seperti dalam memecahkan masalah penting, pemikiran-pemikiran yang
kreatif dan lain sebagainya.
20
5. Memiliki keterampilan social
Seorang pemimpin perlu memiliki kecakapan membina hubungan dengan orang lain.
Kecerdasan emosi yang diperlukan adalah mampu memberikan persuasi, komunikasi
jelas dan meyakinkan, mampu membangkitkan inspirasi kelompok dan orang lain,
katalisator perubahan, mampu mengelola konflik, melakukan kolaborasi dan
bersinergi.
21
Berfikir Integralistik dan Holistik Untuk Memahami Kehidupan”
mengatakan bahwa yang saya maksud dengan SI adalah kecerdasan untuk
menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk
menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya,
kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibanding dengan yang lain. Lebih lanjut Taufik Pasiak dalam bukunya Revolusi
IQ/EQ dan SQ antara neurosains dan Al-quran menuliskan bahwa kecerdasan spiritual
adalah kecerdasan yang berkaitan dengan hal-hal transcendental, hal-hal yang
mengatasi waktu dan merupakan bagian terpenting dan terdalam dalam diri manusia.
Dalam buku ini juga dijelaskan bahwa Spiritual intelligence berbasis pada otak
manusia. Basis itu adalah (1). Osilasi 40 Hz; (2). Penanda simantik; (3). bawah sadar
Kognitif dan “God spot”.
UBAH TUJUAN
Agar Jamie haughton dapat menjalankan upaya signifikan dengan baik Mac Avoy
menekankan koneksi dari perintah penting ketua yaitu 10% margin operasi dengan kualitas
yang sudah lengkap.
PENILAIAN
Menilai baik buruknya suatu keputusan gerakan defensif corning pada tahun 1970an
dana awal 1980an mengurangi pendanaan penelitian untuk mendukung pengembangan dan
membatasi investasi baru terutama pada resiko rendah ekstensi produk dan proses serta
pembaruan telah membentuk siklus yang semakin berkurang. Upaya untuk berinovasi
berhasil oleh tindakan kepahlawan dengan memerangi sisa kepahlawan.
PENDEKATAN
Berkat Haughton, Mac Avoy menempatkan inovasi perusahaan yang sebelumnya
telah di tentukan didalam penelitian sebagai pusat pengintergrasian mekanisme pada
komunitas yang lebih luas.
22
TITIK BALIK
Konverensi inovasi akan tercermin meningkat tetapi baru generasi inovator dengan
keterampilan integratif membangkitkan kembali keefektifan inovasi.
PERUSAHAAN TINNGI-TECH
Melalui adopsi yang efektif, inovasi sebagai disiplin pelengkap masa depan adalah
pilihan strategis. Inovasi adalah pengikat semua fungsi menjadi tim penemu yang kohesif,
produsen dan inovator. Dalam hal ini inovasi adalah bagian integral dari keseluruhan kualitas
untuk menjadi lebih efektif dalam menghubungkan teknologi kepasar.
CORNING BERSAING
Untuk merekayasa restrukturisasi, corning mewakili reinvestasi dalam bisnis melalui
perbaikan praktik secara berkelanjutan. Perusahaan perlu meningkatkan kemampuannya
untuk bersaing bisnis melalaui proses inovasi yang merupakan biaya kualitas nomor satu di
23
perusahaan untuk memungkinkan corning untuk mendapatkan hasil maksimal dari investasi
inovasinya dalam produk dan proses teknologi.
EFEKTIFITAS INOVASI
Efektifitas inovasi merupakan pondasi bagi pertumbuhan perusahaan yang pada
dasrnya efektifitas inovasi membutuhkan:
1. Pemahaman strategi perusahaan dan bisnis secara keseluruhan
2. Mengembangkan pemahaman tentang pelanggan, pasar, pesaing serta kekuatan dan
kelemahan dalam memperkirakan sumberdaya ynag dibutuhkan untuk setiap proyek
dalam prioses manajemen pendanaan.
3. Proses evaluasi, proses prioritas dan proses pilih proyek.
4. Pemlihan proyek dengan baik.
24
MANAJEMEN PENGETAHUAN DAN PEMBELAJARAN INFORMASI
Perpaduan inovasi dan praktik bisnis memberikan wawasan baru dalam berbagai
pengetahuan, pengalaman dan perspektif secara teratur. Tujuan utamanya untuk
meningkatkan ilmu dalam penggunaan hasil bagidan meningkatkan jumlah perspektif dalam
organisasi dan untuk merumuskan ulang perusahaan suapaya digunakan kembali.
PENINGKATAN BERKELANJUTAN
Fokus pada beberapa hal yakni:
1. Fokus pada pemilihan dan penentuan prioritas peluang dan proyek.
2. Menangkap pelajaran yang dipetik pada setiap proses keputusan.
3. Penggunaan yang kosisten atas proses ketrlibatan kepemimpinan.
4. Pengembangan kepemimpinan dan perubahan organisasi.
5. Pengembangan keterampilan proyek inovasi,pemimpin tim dan anggota tim.
25
2.3 KELEBIHAN DAN KELEMEHAN BUKU
A. KELEBIHAN BUKU
1. Buku utama ini sangat bagus digunakan dalam dunia pendidikan. Karena buku ini
mampu menambah pemahaman mahasiswa tentang bagaimana profil seorang
pemimpin dengan mendalami makna kepemimpinan, perilaku pemimpin dan
lainlain.
2. Jika dibandingkan dengan buku pembanding, buku utama ini bagus. Karena buku
utama ini mampu membentuk jiwa kepemimpinan bagi mahasiswa yang
membacanya.
3. Kedua buku ini mampu memotivasi mahasiswa untuk berjiwa kepemimpinan
yang baik.
4. Kesesuain materi yang terdapat dalam buku utama ini sangat bagus, dimana
materi yang dikembangkan memiliki kekuatan bagi proses pembelajaran, karena
materi-materi yang dimuat dalam buku ini sejalan dengan materi yang akan
dibahasan dalam satuan kontrak perkuliahan yang telah disetujui mahasiswa
dengan dosen.
5. Penyajian materi dalam buku ini mudah dipahami dan memuat urutan materi dan
hubungan antar materi yang disajikan sistematis dan logis.
B. KELEMAHAN BUKU
1. Pada buku utama, penulis tidak membuat pertanyaan atau soal latihan pendalam
seperti yang terdapat pada buku pembanding.
2. Buku utama ini juga tidak memuat rangkuman yang dapat membantu pembaca
dalam memudahkan pemahaman isi dari buku seperti yang terdapat pada buku
pembanding.
3. Setiap bab dalam buku utama ini sebelum memaparkan materi tidak terlebih
dahulu diawali dengan pengantar, Tujuan pembelajaran yang berisi tentang
Standart Kompetensi dan kompetensi dasar.
26
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam ketiga buku ini masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan
buku sehingga ketiga buku ini saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Buku
ini layak untuk dipublikasikan karena memberikan pengetahuan mengenai bagian
utuh daripada kepeimipinan yang dapat memberikan manfaat bagi bara
pembacanya.
3.2 SARAN
Seiring dengan perkembangan jaman yang selalu bersifat dinamis, maka
alangkah baiknya jika buku-buku ini direvisi untuk memberikan perbaharuan-
perbaharuan dalam bidang kepemimpinan. Serta untuk menjadikan buku
kepemimpinan ini menjadi bahan pembelajaran yang bereksistensi sampai
kekancah internasional.
27
DAFTAR PUSTAKA
Siagian, Sondang P.2012. Organisasi, Kepemimpinan & Perilaku Administrasi. Jakarta: CV
Aji Agung.
Ibrahim, Indra Wijaya Adam.2008.Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta: LAN
Carter, Louis, Dkk. 2004. Best Practices In Leadirship Development and Organization
Change. United States Of America: Preiffer.
28