Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL JURNAL REVIEW

PROFESI PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN BISNIS B

SKOR NILAI

JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

(Pengembangan profesi guru dalam meningkatkan kinerja guru, Ayu Dwi Kesuma
Putri,Nani Imaniyati.2017)

NAMA : CANTIKA ELIZABETH

NIM : 7213143015

DOSEN PENGAMPU : FELIX AMBARITA S.Pd,M.Hum

MATA KULIAH : PROFESI KEPENDIDIKAN

KELAS : B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BISNIS


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
APRIL 2022
EXECUTIVE SUMMARY

Profesi di dalam dunia pendidikan dikenal dengan tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan. Dalam arti lain pendidik mempunyai dua arti, adalah arti yang luas dan arti
yang sempit. Pendidik dalam arti yang luas adalah semua orang yang berkewajiban
membina anak-anak. Secara alamiah semua anak sebelum mereka dewasa menerima
pembinaan dari orang-orang dewasa agar mereka bisa berkembang dan tumbuh secara
wajar. Sementara itu pendidik dalam arti sempit adalah orang-orang yang disiapkan
dengan sengaja untuk menjadi guru atau dosen. Kedua pendidik ini diberi pelajaran
tentang pendidikan dalam waktu relatif lama agar mereka menguasai ilmu itu dan
terampil melaksanakannya dilapangan. Pendidik ini tidak cukup belajar di perguruan
tinggi saja sebelum diangkat menjadi guru atau dosen, melainkan juga belajar dan diajar
selama mereka bekerja, agar profesionalisasi mereka semakin meningkat. Sedangkan
tenaga kependidikan adalah tenaga/pegawai yang bekerja pada satuan pendidikan selain
tenaga pendidik. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan
pada satuan pendidikanAntara pendidik dan tenaga kependidikan dibutuhkan
profesionalisme Pendidik sebagai sosok yang begitu dihormati lantaran memiliki andil
yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah dan juga membantu
perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat,
bakat, kemampuan, dan potensi peserta didik tidak akan berkembang secara optimal
tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara
individual. Tugas guru tidak hanya mengajar, namun juga mendidik, mengasuh,
membimbing, dan membentuk kepribadian siswa guna menyiapkan dan mengembangkan
sumber daya manusia (SDM).
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya,Penulisa makalah ini dapat terselesaikan.Adapun Critical Jurnal Review ini
mengenai “Pengembangan profesi guru dalam meningkatkan kinerja guru”.

Critical Jurnal Review (CJR) ini kami susun dengan maksud sebagai tugas mata kuliah
profesi kependidikan dan menjadikan penambahan wawasan terhadap pemahaman materi
tersebut.Harapan kami,semoga setelah penyelesaian penulisan CJR ini kami semakin
memahami penulisan CJR yang baik dan benar.

Di lain sisi,kami mendapatkan pengalaman dan ilmu yang sangat berharga dalam
penulisan Critical Jurnal Review ini.Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyelesaian CJR ini,khususnya kepada dosen pengampu mata
kuliah profesi kependidikan bapak. Dr.Yasaratodo Wau,M.Pd

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan CJR ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan,oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran serta
bimbingan para dosen demi penyempurnaan CJR ini.Semoga CJR ini dapat bermanfaat
bagi semuanya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................4
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR.............................................4
1.2 Tujuan.................................................................................4
1.3 Manfaat...............................................................................4
1.4 Identitas Jurnal...................................................................4

BAB II RINGKASAN JURNAL.........................................................6


2.1 Ringkasan Jurnal pertama...................................................6

2.2 Ringkasan Jurnal Kedua.....................................................9

2.3 Ringkasan Jurnal Ketiga...................................................12


BAB III PEMBAHASAN...................................................................15

3.1 Kelebihan Dan Kekurangan Jurnal....................................15

BAB IV PENUTUP............................................................................16

4.1 Kesimpulan........................................................................16
4.2 Saran..................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CJR

Critical Journal Review (CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa
karena mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada. Terdapat
beberapa hal penting sebelum kita mereview jurnal, seperti menemukan jurnal yang
sesuai dengan topik yang diangkat, membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba
untuk menuliskan kembali dengan bahasa sendiri pengertian dari jurnal tersebut. Jurnal
memiliki beberapa ciri-ciri, seperti dibatasi sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
organisasi penerorganisasi yang memuat jurnal ilmiah; memiliki judul dan nama penulis
serta alamat email dan asal organisasi penulis; terdapat abstract yang berisi ringkasan dari
isi jurnal, introduction, metodologi yang dipakai sebelumnya dan metodologi
yang diusulkan, implementasi, kesimpulan dan daftar pustaka.Langkah penting dalam
mereview sebuah jurnal, yaitu mengemukakan bagian pendahuluan, mengemukakan
bagian diskusi, mengemukakan bagian kesimpulan. Hal-hal yang perlu ditampilkan
dalam critical journal review, yaitu mengungkapkan beberapa landasan teori yang
digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam penelitiannya dan tujuan apa yang ingin
dicapai; mengungkapkan metode yang digunakan, subjek penelitian, teknik pengumpulan
data, alat pengumpul data, dan analisis data yang digunakan; mengambil hasil dari
penelitian yang telah dilakukan dengan memberikan deskripsi secara singkat, jelas, dan
padat; serta menyimpulkan isi dari jurnal.

B. Tujuan penulisan CJR

 Untuk Penyelesaian tugas Mata Kuliah Profesi Pendidikan


 Untuk menambah pengalaman, pengetahuan dan wawasan ilmu
 untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan dalam hal mengkritik Journal dan
membandingkannya dengan Journal lain
 untuk menguatkan kemampuan dan skill dalam mengkritisi suatu Journal untuk
dijadikan bahan CJR.

C. Manfaat CJR

 Membantu semua kalangan dalam mengetahui inti dari hasil penelitian yang
terdapat dalam suatu jurnal.
 Menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan suatu jurnal di penerbitan berikutnya.

D. Identitas Artikel dan Journal yang direview

1. Judul Artikel : Pengembangan profesi guru dalam meningkatkan kinerja guru


2. Nama Journal : JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
3. Edisi terbit : juli 2017
4. Pengarang artikel : Ayu Dwi Kesuma Putri , Nani Imaniyati
5. Penerbit : JP MANPER
6. Kota terbit : : Bandung, Jawa Barat Indonesia
7. Nomor ISSN : 2656-4734204
8. Alamat Situs : : http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper/article/view/00000
JURNAL KEDUA
1. Judul : peran lptk pendidikan teknologi kejuruan dalam Meningkatkan
profesionalisme guru
2. Nama Jurnal : Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di
Indonesia
3. Edisi terbit
4. Pengarang : Nontje M. Sangi 5.Penerbit : Aptekindo
5. Kota Terbit : -
6. Nomor ISSN : 1907-2066
7. Alamat situs : https://media.neliti.com/media/publications/224685-peran-lptk-
pendidikan-teknologi-kejuruan-1a412b2a.pdf
BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL

A. Pendahuluan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai pengembangan
profesi guru, untuk mengetahui gambaran tingkat kinerja guru, dan untuk
mengetahui pengaruh pengembangan profesi guru terhadap kinerja guru.Inti
kajiannya difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru, adapun
faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengembangan profaesi guru.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Teknik pengumpulan
data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan angket. Responden dalam
penelitian ini adalah guru tetap yayasan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di
Kota Bandung yang berjumlah 21 orang guru. Teknik analisis data menggunakan
regresi sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) pengembangan profesi
guru berada dalam kategori cukup efektif,dan kinerja guru berada pada kategori
cukup tinggi; (2) pengembangan profesi guru berpengaruh positif terhadap
kinerja.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengembangan Profesi Guru
Pengembangan profesi guru adalah proses kegiatan dalam rangka menyesuaikan
kemampuan profesional guru dengan tuntutan pendidikan dan pengajaran.
Pengembangan profesi guru di lingkungan pendidikan diarahkan pada kualitas
profesional, penilaian kinerja secara obyektif, transparan dan akuntabilitas, serta
memotivasi untuk meningkatkan kinerja dan prestasi (Soewarni, 2004).
Pengembangan profesi guru pada dasarnya adalah peningkatan kualitas
kompetensi guru. Beberapa dimensi utama dalam kompetensi guru adalah
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,dan
kompetensi profesional (Ana-Maria Petrescu, 2015).

Kinerja Guru

Kinerja guru adalah hasil kerja yang erat kaitannya dengan pelaksanaan tugas
sebagai uru profesional (Wahyuni, Christiananta, & Eliyana, 2014) (Hussain,
Ahmedy, & Haider, 2014). Kinerja yang baik terkait juga dengan pencapaian
kualitas, kuantitas, kerjasama, kehandalan dan kreativitas (Saleh, Dzulkifli,
Abdullah, & Yaakob, 2011), kinerja berarti produktivitas dan output karyawan
sebagai hasil dari pengembangan karyawan. Kinerja pada akhirnya akan
mempengaruhi efektivitas organisasi (Hameed & Waheed, 2011). Kinerja yang
baik mencerminkan kemampuan untuk berkontribusi melalui karya-karya mereka
mengarah pada pencapaian perilaku yang sesuai dengan tujuan dari perusahaan
atau organisasi (Muda, Rafiki, & Harahap, 2014).
METODOLOGI

Metode dalam peneletian ini menggunakan metode survey. Metode ini dilakukan
dengan dengan mengumpulkan informasi faktual dengan menggunakan kuesioner
sebagai alat. responden dari penelitian ini adalah 21 orang guru tetap yayasan di
salah satu SMK di Bandung. Dengan demikian penelitian ini merupakan
penelitian populasi.Pengambilan data yang digunakan berupa angket yang terdiri
atas tiga bagian. Bagian yang pertama adalah kuesioner untuk mengukur persepsi
responden mengenai pengembangan profesi guru yang dijabarkan dari enam
indikator yaitu mengikuti informasi perkembangan IPTEK yang mendukung
profesi melalui berbagai kegiatan ilmiah, mengembangkan berbagai model
pembelajaran, menulis karya ilmiah, membuat alat peraga/media, mengikuti
pendidikan kualifikasi, mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.Bagian ini
terdiri atas 13 item. Bagian kedua adalah kuesioner untuk mengukur persepsi
responden mengenai kinerja guru yang dijabarkan dari lima indikator yaitu
penyusunan program belajar, pelaksanaan program pembelajaran, pelaksanaan
evaluasi, analisis evaluasi, pelaksanaan perbaikan dan pengayaan. Bagian ini
terdiri atas 11 item. Statistik survey deskriptif ini adalah alat pengumpul data
berupa kuesioner yang dibuat, disebarkan kepada guru-guru yang berada pada
SMK di Kota Bandung, sebagai unit analisisnya, yang berjumlah 21 orang guru
tetap yayasan yang digunakan untuk memperoleh gambaran tingkat persepsi
responden mengenai kinerja guru, pengembangan profesi guru. Sementara jika
dilihat berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini termasuk kedalam
penelitian verifikatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk melakukan pengujian
terhadap suatu fenomena dengan teori yang sudah ada. (Uep & Sambas, 2011, hal.
5-6).
B. Deskripsi Isi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pengembangan Profesi Guru
Berdasarkan pengolahan data yang diperoleh gambaran bahwa efektivitas
pengembangan profesi guru di SMK Kencana Bandung berada pada kategori cukup
efektif. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan persentase frekuensi jawaban
angket dari 21 responden yang menunjukan hasil sebesar 53,1%. Sedangkan hasil
perhitungan yang diperoleh berdasarkan dari jawaban angket mengenai pengembangan
profesi guru yang didalamnya terdapat indikator mengenai pengembangan profesi guru
dapat digambarkan pada diagram.

Rekapitulasi Perhitungan Data Variabel Pengembangan Profesi Guru :


Berdasarkan data yang diperoleh penulis di lapangan dapat diperoleh bahwa untuk skor
jawaban tertinggi ada pada indikator mengikuti informasi perkembangan IPTEK dengan
skor 3,31, sedangkan skor jawaban terendah ada pada indikator menulis karya ilmiah
dengan skor 3,17. Pada indikator mengikuti perkembangan IPTEK sebagai indikator
dengan perolehan skor tertinggi dari data tersebut dibuktikan dengan fakta lapangan.
Artinya, guru selalu aktif dalam mengikuti perkembangan IPTEK dalam mendukung
proses kegiatan belajar. Sementara itu, indikator menulis karya ilmiah sebagai indikator
dengan perolehan skor terendah yakni 3,17 mengandung arti bahwa kenyataan
dilapangan telah ditemukan yakni tingkat guru dalam menulis karya masih rendah.
Selain itu, guru kurang memahami dan sudah jarang dalam menulis karya ilmiah. Jika
dilihat dari hasil pengolahan data mengenai gambaran pengembangan profesi guru
dinyatakan cukup efektif.
Kinerja Guru
Rekapitulasi Perhitungan Data Variabel Kinerja Guru
Berdasarkan lima indikator tersebut indikator pelaksanaan program pembelajaran
memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 3,38. Artinya indikator pelaksanaan program
pembelajaran sudah dikatakan baik karena adanya prosedur yang sudah baku, sehingga
mewajibkan seorang pendidik untuk melaksanakan program pembelajaran. Sedangkan
untuk indikator terendah berada pada indikator analisis evaluasi dengan skor 3,10 Pada
indikator analisis evaluasi tersebut dengan fakta lapangan bahwa guru cenderung
melakukan analisis evaluasi terhadap siswa.
2.1 Ringkasan Jurnal Kedua
Judul: peran LPTK pendidikan teknologi kejuruan dalam meningkatkan
profesionalisme guru
Kata Kunci: Profesional Guru, Kompetensi, Sertifikasi, LPTK
Abstrak
Keberadaan guru, yang nyambi sebagai tukang ojek, penjaga, malam dan kisah
memilukan lainnya seperti yang tersembul dalam penggalan bait himne guru, laksana
embun penyejuk dalam kehausan, serta patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa,
semoga di era reformasi dan sertikasi tidak akan terdenga lagi. Pemerintah di Era
Kabinet Bersatu berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan guru dilakukan sejalan
dengan UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Undang–Undang tersebut
mengamanatkan adanya tunjangan guru sebagai profesi yang merupakan angin segar
bagi masyarakat guru, meskipun harus melalui sertifikasi terlebih dahulu. Sertifikasi
kompetensi melalui pendidikan profesi guru sebagai upaya penjamin mutu pendidik dan
tenaga kependidikan di Indonesia mempunyai arti strategis dan mendasar dalam upaya
peningkatan mutu guru. Sertifikasi merupakan jawaban terhadap adanya kebutuhan
untuk meningkatkan kompetensi profesional guru. Oleh karena itu proses sertifikasi
kompetensi dipandang sebagai bagian esensial dalam memperoleh sertifikat kompetensi
yang diperlukan. bahwa guru sebagai tenaga profesional di bidang pembelajaran wajib
memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai
dengan Standar Nasional Pendidikan. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud
diperoleh melalui pendidikan tinggi Program Sarjana atau Program Diploma IV yang
sesuai dengan tugasnya sebagai guru. Kompetensi sebagai agen pembelajaran meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan
kompetensi sosial. Peran LPTK bersinergi dengan pemerintah adalah mengawasi dan
memantau pelaksanaan sertifikasi sehingga benar-benar dapat dilaksanakan sesuai
harapan. Sebagai wahana pendidikan, perguruan tinggi LPTK harus menyiapkan
seperangkat aturan, metode, dan
strategi pendidikan yang dalam konteks pemberdayaan guru mesti mengacu pada
pencapaian standar peningkatan mutu dan kualitas guru.
PEMBAHASAN
1. Profesionalisme Guru
Guru memiliki peran yang amat penting, terutama sebagai agent of change melalui
proses pembelajaran. Menurut Hartoyo dan Baedhowi( 2005) agar dapat berperan
dengan efektif dan professional, guru harus memiliki beberapa persyaratan, antara lain
ketrampilan mengajar (teaching skills), berpengetahuan (knowledgeable), memiliki
sikap profesionalisme (good professional attitude), memilih, menciptakan dan
menggunakan media (utilizing learning media), memilih metode mengajar yang sesuai,
memanfaatkan teknologi (utilizing technology), mengembangkan dynamic curriculum,
dan bisa memberikan contoh dan teladan yang baik (good practices). profesi guru
merupakan bidang pekerjaan khusus dan significant yang dilaksanakan berdasarkan
prinsip sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 14 tahun 2005 sebagai berikut: a)
memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; b) memiliki komitmen untuk
meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia; c) memiliki
kualifikasi akademik, dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas;
d)memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; e) memiliki
tanggungjawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; f) memperoleh penghasilan
yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; g) memiliki kesempatan untuk
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;
h) memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan;
dan i) memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal–hal yang
berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Lebih lanjut dinyatakan dalam pasal (8)
dan (10), bahwa guru yang professional wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi dasar yang harus dimiliki
guru meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi personal atau kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi.

Strategi Peningkatan Profesionalisme Guru


1) Mengangkat Citra Guru
Pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional(Depdiknas), terus berupaya
untuk mengangkat citra guru. Tujuannya jelas, agar profesi guru mampu
bersaing dengan profesi-profesi lainnya. Untuk mengembalikan citra guru tersebut cara
yang ditempuh pemerintah adalah dengan meningkatkan mutu tenaga pengajar di segala
jenjang pendidikan dan menaikkan taraf kesejahteraannya. Dalam Buku Laporan
Capaian Kerja Depdiknas tahun 2006 dengan jelas diakui pemerintah bahwa peran
pendidik sangat menentukan mutu pendidikan. Di awal pemerintahan Kabinet Indonesia
Bersatu ini, pemerintah segera membentuk direktorat jenderal baru yang menangani
permasalahan guru dan tenaga kependidikan lainnya, yaitu Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Langkah taktis pun ditempuh.
Pemerintah bersama DPR mengesahkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen yang memberikan landasan dan kerangka hukum bagi pengembangan
guru dan dosen menjadi profesi. Ditegaskan dalam UU ini, kualifikasi minimal semua
guru, terlepas dari jenjang pendidikan yang diasuhnya, adalah S1/D-IV. Sementara
untuk dosen program S1 dan diploma minimal harus berkualifikasi S2, dan untuk yang
mengajar program S2 dan S3 minimal harus berkualifikasi S3.

2) Sertifikasi
Sertifikasi kompetensi adalah proses pemerolehan sertifikat kompetensi guru yang
dimaksudkan untuk memberikan bukti tertulis terhadap kinerja (performance)
melaksanakan tugas guru sebagai perwujudan kompetensi yang dimiliki telah sesuai
dengan standar kompetensi guru yang dipersyaratkan. Sertifikat kompetensi adalah surat
keterangan bukti atas kompetensi dan hanya diberikan setelah yang bersangkutan lulus
pendidikan profesi guru lembaga pendidikan tinggi terpilih. Sertifikasi kompetensi
melalui pendidikan profesi guru sebagai upaya penjamin mutu pendidik dan tenaga
kependidikan di Indonesia mempunyai arti strategis dan mendasar dalam upaya
peningkatan mutu guru. Sertifikasi merupakan jawaban terhadap adanya kebutuhan
untuk meningkatkan kompetensi profesional guru. Oleh karena itu proses sertifikasi
kompetensi dipandang sebagai bagian esensial dalam memperoleh sertifikat kompetensi
yang diperlukan

2. Peran LPTK
Dalam era reformasi pendidikan, terutama dalam hal peningkatan mutu dan kualitas
guru, perguruan tinggi memegang peranan yang sangat signifikan. Apalagi sempat pula
terendus praktik culas (oknum) guru yang berkeinginan sekali untuk lulus uji sertifikasi
yang melakukan pemalsuan sertifikat agar bisa lolos sertifikasi. Mereka juga mulai
mencari celah agar bisa memenuhi persyaratanundang-undang. Soal keharusan guru
menyandang gelar sarjana atau diploma IV misalnya, diakali dengan cara kuliah di
perguruan tinggi antah berantah. Yang penting, ijazah sampai di tangan. Mereka pun
kerap tergoda
mendatangi pabrik gelar pascasarjana karena penyandang gelar S2 mendapat poin
tinggi, 325. Praktis culas inilah yang harus dipangkas. Sebab, praktik tak bermoral
tersebut justru menciderai wibawa guru serta semakin menjauhkan guru dari standar
mutu dan kualifikasi yang diharapkan. Ngeri kita membayangkan, bagaimana output
pendidikan yang dihasilkan oleh (oknum) guru bermental culas tersebut. Oleh karena
itu, LPTK bersinergi dengan pemerintah perlu mengawasi dan memantau pelaksanaan
sertifikasi sehingga benar-benar dapat dilaksanakan sesuai harapan. Sebagai wahana
pendidikan, perguruan tinggi LPTK harus menyiapkan seperangkat aturan, metode, dan
strategi pendidikan yang dalam konteks pemberdayaan guru mesti mengacu pada
pencapaian standar peningkatan mutu dan kualitas guru.

2 3 Ringkasan Jurnal Ketiga


Judul: profil individu peserta didik pelengkap tes jesis testlet sebagai alternatif
pendeteksi kesulitan belajar kimia
Kata kunci: profil individu, tes jenis testlet, kesulitan belajar kimia

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah: 1). menyusun profil individu peserta didik untuk
melengkapi instrumen tes jenis testlet, 2). mendeteksi kesulitan belajar peserta didik
melalui profil individu pada tes jenis testlet. Penelitian ini dilakukan dengan metode
deskriptif, yaitu dengan menggambarkan hasil penilaian guru terhadap profil individu
peserta didik yang telah disusun dan menerapkannya
untuk mendeteksi kesulitan belajar kimia peserta didik. Data diperoleh melalui lembar
penilaian yang dilakukan oleh guru dan hasil analisis profil individu peserta didik pada
tes testlet menggunakan Excel. Hasil peneitian menunjukkan bahwa: 1). profil individu
peserta didik yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pelengkap tes jenis Testlet, 2).
profil individu peserta didik dapat digunakan untuk mendeteksi kesulitan belajar kimia
bagi peserta didik.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui
kemudahan dan kemanfaatan profil individu dalam mendeteksi kelemahan dan
kelebihan peserta didik. Profil individu yang dihasilkan pada
pengembangan instrumen diagnostik jenis Testlet mendapatkan penilaian dari para guru
dan peserta didik. Penilaian oleh guru pada aspek kemudahan dan kemanfaatan dalam
melakukan deteksi kemampuan peserta didik. Penilaian oleh peserta didik pada aspek
kemanfaatan profil individu untuk mengetahui kemampuannya sendiri.Subyek pada
penelitian ini adalah para guru kimia dan peserta didik di sekolah kategori tinggi, sedang
dan rendah. Pengambilan data dari para guru dengan menggunakan lembar penilaian
dan dari peserta didik dengan menggunakan angket.Analisis data menggunakan
deskriptif kuantitatif dengan bantuan statistik deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Profil Individu Peserta Didik
Pada penelitian ini, profil individu peserta didik diperoleh melalui program analisis
yang digunakan untuk melengkapi tes jenis testlet. Tes jenis testlet sendiri dirancang
bukan sekedar untuk mengukut prestasi peserta didik tetapi lebih pada upaya untuk
mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Format program analisis
yang dikembangkan dengan program Excel adalah sebagai berikut.
Penilaian Guru tentang Profil Individu Peserta Didik

Penilaian guru terhadap profil individu peserta didik yang dihasilkan sebagai pelengkap
instrumen tes Testlet dilakukan atas beberapa hal, yaitu Kejelasan prosedur entry data
untuk program analisis data pada instrumen pendeteksi kesulitan belajar peserta didik
dengan model testlet mendapat penilaian 4,8 dari nilai maksimal 5 atau kategori sangat
baik. Untuk entry data guru cukup memasukkan respon jawaban peserta didik, sehingga
cukup mudah bagi guru.

Kemudahan program analisis data pada instrumen pendeteksi kesulitan belajar peserta
didik dengan model testlet ini pada proses penskoran dan penilaianmemperoleh penilaian
4,6 dari nilai maksimal.
Proses penskoran dan penilaian pada instrumen testlet ini menggunakan model Graded
Response Model yang bermakna politomus. Hal ini menarik karena meskipun bentuk soal
adalah pilihan ganda akan tetapi pemberian skor akhir memperhatikanproses. Perolehan
skor sempurna apabila peserta didik dapat menjawab dengan benar seluruh butir soal
pendukung pada sebuah butir soal utama.

Kemudahan penggunaan program analisis data pada instrumen pendeteksi kesulitan


belajar peserta didik dengan model testlet mendapatkan penilaian 4,6 dari nilai maksimal
Penggunaan program analisis yang berbasis Excel ini member kemudahan guru dalam
mendeteksi kesulitan belajar, karena akan memunculkan profil peserta didik berupa
indikator-indikator yang telah dikuasai dan yang belum dikuasai.

Kegunaan program analisis data pada instrumen pendeteksi kesulitan belajar peserta didik
dengan model testlet iniuntuk mengetahui profil belajar kimia peserta didik secara
individu memperoleh penilaian 4,4 dari nilai maksimal 5. Program analisis data yang
berfungsi sebagai profil individu peserta didik membantu guru untuk mengetahui
kelemahan dan kelebihan peserta didik berdasarkan profil individu yang dihasilkan.

Penggunaan program analisis data pada instrumen pendeteksi kesulitan belajar peserta
didik dengan model testlet ini dapat efisien waktu mendapatkan penilaian 4,4 dari nilai
maksimal 5. Dilihat dari waktu yang dipergunakan guru untuk menganalisis hasil
pekerjaan peserta didik dalam melihat kelemahan dan kelebihan peserta didik maka
program analisis data ini dinilai sangat membantu, karena guru tidak perlu melakukannya
secara manual. Hanya dengan mengisikan respon jawaban peserta didik, guru sudah
dapat memperoleh informasi tentang kemampuan peserta didik.
BAB III.
PEMBAHASAN/ANALISIS

2.1 Kelebihan dan Kelemahann Jurnal

Kelebihan:
Landasan teori yang digunakan dalam penelitian seputar implementasi profesi
kependidikan dinilai sudah tepat dan akurat.
Referensi penelitian sudah lengkap,up to date mengutamakan pendidikan,serta
implementasinya bagi dunia pendidikan.
Kesimpulan yang diambil sudah sesuai dengan acuan profesi kependidikan dan undang-
undang dasar Negara serta mengaitkan lagi dengan teori para ahli yang berhubungan
dengan profesi kependidikan dan undang-undang bagi dunia pendidikan ,hal ini semakin
menambah keaslian kesimpulan dari penelitian materi ini.
Memaparkan secara jelas dan lengkap mengenai penelitian tersebut.
Menjelaskan segala aspek keterkaitan dari segala sumber guna memperkuat hasil
penelitian terhadap penelitian tersebut.

Kelemahan :
Penelitian jurnal ini kurang menjelaskan secara detail sumber yang dipakai sebagai
penyusunan jurnal.
Hanya membahas data secara umum ,kurang menjelaskan peran profesi kependidikan
dalam pendidikan nasional
Penulisan jurnal kurang teratur sesuai kaidah penulisan jurnal yang benar.
Bahasa yang digunakan banyak yang kurang diengerti oleh reviewer,karena terdapat
berbagai penjelasan yang menggunakan bahasa yang kurang dapat diterjemahkan oleh
reviewer
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN

Pengembangan profesi guru yang diukur melalui indikator Mengikuti informasi


perkembangan IPTEK yang mendukung profesi melalui berbagai kegiatan ilmiah,
Mengembangkan berbagai model pembelajaran, Menulis karya ilmiah, Membuat
alatperaga/media, Mengikuti pendidikan kualifikasi, Mengikuti kegiatan pengembangan
kurikulum berada pada kategori cukup efektif. Kinerja guru yang yang diukur melalui
indikator Penyusunan program belajar, Pelaksanaan program pembelajaran, Pelaksanaan
Evaluasi, Analisis Evaluasi, Pelaksanaan perbaikan dan pengayaan. Kelima indikator
tersebut berada pada kategori cukup tinggi.

Guru memiliki peran yang amat penting, terutama sebagai agent of change melalui proses
pembelajaran. Agar dapat berperan dengan efektif dan professional, guru harus memiliki
beberapa persyaratan, antara lain ketrampilan mengajar (teaching skills), berpengetahuan
(knowledgeable), memiliki sikap profesionalisme (good professional attitude), memilih,
menciptakan dan menggunakan media (utilizing learning media), memilih metode
mengajar yang sesuai, memanfaatkan teknologi (utilizing technology), mengembangkan
dynamic curriculum, dan bisa memberikan contoh dan teladan yang baik (good
practices).

Profil individu peserta didik yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pelengkap tes jenis
Testlet,profil individu peserta didik dapat digunakan untuk mendeteksi kesulitan belajar
kimia bagi peserta didik

SARAN
Diperlukan pengembangan instrumen yang dapat menjadi alternatif bagi guru untuk dapat
melakukan peran ganda asesmen, yaitu selain sebagai pengukur prestasi juga dapat
dipergunakan untuk mendiagnosis kelemahan dan kelebihan peserta didik.

Diperlukan produk berupa profil individu dan profil kelas secara bersamaan agar yang
dapat membantu guru membuat perencanaan untuk perbaikan proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Maggioli. (2004). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.


Markos, S., & Sridevi, M. S. (2010). Employee Engagement: The Key to Improving
Performance. International Journal of Busniness and Management, 5(12).
Muda, I., Rafiki, A., & Harahap, M. R. (2014). Factors Influencing Employees
Performance: A Study on the Islamic Banks in Indonesia. International Journal of
Business and Social Science, 5(2).
Mulyasa. (2007). Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Bandung: Rosdakarya.
Baedhowi. 2008. Peningkatan Kualitas Pendidikan Melalui Peningkatan
Profesionalisme Guru.
Khazanah Pendidikan: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. I, No. 1 (September 2008)
Baedhowi dan Hartoyo (2005). Laporan 2005 Learning Round-table on Advanced
Teacher Profesionalism. Bangkok, Thailand 13–14 Juni 2005.
Csikszentmihalyi, M dan Mc Cormack, J. The Influence of Teachers, dalam Kevin Ryan
dan James

Anda mungkin juga menyukai