Skor Nilai:
MARET 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah senantiasa memberkati
dalam menyelesaikan Critical Journal Review (CJR), adapun tugas ini dikerjakan
untuk memenuhi mata kuliah Profesi Pendidkan. Saya telah menyusun CJR ini
dengan sebaik-baiknya tetapi mungkin masih ada kekurangan-kekurangan untuk
mencapai kesempurnaan. Kami selaku penulis menerima berbagai kritik yang
sifatnya membangun agar CJR ini menjadi lebih baik lagi.
Selanjutnya, saya berharap semoga CJR ini bisa memberikan manfaat serta
menambah wawasan bagi para pembaca. Semoga CJR ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Edisi terbit -
Penerbit IP Manper
b. Jurnal kedua
Judul Artikel PENGARUH PROFESIONALISME GURU
DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP
KINERJA GURU EKONOMI
Nama Journal -
Alamat Situs -
c. Jurnal ketiga
Judul Artikel PERAN GURU BIMBINGAN DAN
KONSELING DALAM MENGATASI
KECENDERUNGAN PERILAKU
AGRESIF PESERTA DIDIK DI SMKN
2
Nama Journal -
Alamat Situs -
BAB II
RINGKASAN JURNAL
A. JURNAL UTAMA
a. Pendahuluan
Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian publik untuk kualitas guru dan
pendidikan guru memiliki kebijakan mendorong dan akreditasi lembaga di
Amerika Serikat untuk mengadakan program persiapan guru (TPPs) bertanggung
jawab untuk efektivitas lulusan mereka (Kevin C. Bastian, 2016). Pendidikan
adalah mungkin salah satu kegiatan sosial yang paling penting dal am kehidupan
manusia. Guru dan pendidik memainkan peran penting dalam mendukung dan
memotivasi siswa. Mereka harus selalu memperbaiki diri untuk menjadi visioner
dan baik-bulat di bidang yang mereka ajarkan. Mereka harus disiplin di tempat
kerja (Ninlawan, 2015). Dikarenakan, tujuan utama dari pembelajaran adalah
untuk mempersiapkan peserta didik menjadi pekerja yang sukses di dunia kerja
(Finch, R, & Crunkilton, 1999).
Dalam meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja
guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan
penting untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Secara umum mutu pendidikan
yang baik menjadi tolok ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukkan guru.
Namun, kenyataan menunjukkan bahwa kualitas guru di Indonesia masih
tergolong relatif rendah. Hal ini antara lain disebabkan oleh tidak terpenuhinya
kualitas pendidikan.
Salah satu upaya dalam pengembangan profesi guru dengan cara peningkatan
dan pengembangan keterampilan dapat diperoleh melalui proses pembelajaran.
Pengembangan profesional guru dipelajari dan disajikan dalam sastra relevan di
banyak berbeda cara. Tapi selalu merupakan inti dari upaya tersebut adalah
memahami bahwa pengembangan profesional adalah tentang guru belajar, belajar
cara belajar, dan mengubah pengetahuan mereka praktek untuk kepentingan siswa
mereka (Avalos, 2011). Pada prinsipnya, dapat dikatakan bahwa tujuan utama
dari pendidikan, secara umum, pencapaian persiapan optimal profesional masa
depan.
Mengingat pentingnya kinerja guru dalam pendidikan, maka diperlukan upaya
untuk meningkatkan kinerja guru. Berdasarkan teori perilaku dari Luthans
banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru. Salah satu faktor yang
sangat mempengaruhi kinerja guru tersebut diantaranya adalah faktor
pengembangan profesi guru, faktor tersebut yang dijadikan kajian dari penelitian
ini.
b. Deskripsi isi
Pengembangan profesi guru adalah proses kegiatan dalam rangka
menyesuaikan kemampuan profesional guru dengan tuntutan pendidikan dan
pengajaran. Pengembangan profesi guru di lingkungan pendidikan diarahkan
pada kualitas profesional, penilaian kinerja secara obyektif, transparan dan
akuntabilitas, serta memotivasi untuk meningkatkan kinerja dan prestasi
(Soewarni, 2004). Pengembangan profesi guru pada dasarnya adalah peningkatan
kualitas kompetensi guru. Beberapa dimensi utama dalam kompetensi guru adalah
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,dan
kompetensi profesional (Ana-Maria Petrescu, 2015).
Pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam pengamalan ilmu dan
pengetahuan, teknologi dan keterampilan untuk meningkatkan mutu, baik bagi
proses belajar mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya (Zainal
& Elham, 2007). Pengembangan profesi merupakan peningkatan-peningkatan
pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana profesi (Hani,
2001, hal. 123). Profesi ialah suatu jabatan atau pekerjaan biasa seperti
halnya dengan pekerjaan-pekerjaan lain. Pengembangan profesi guru
merupakan hal penting untuk diperhatikan guna mengantisipasi perubahan
dan besarnya tuntutan terhadap profesi guru yang utamanya ditekankan pada
penguasaan ilmu pengetahuan (Ondi & Aris, 2010) Pengembangan profesional
dapat didefinisikan sebagai proses karir panjang di mana pendidik
menyempurnakan mengajar mereka untuk memenuhi kebutuhan siswa (Maggioli,
2004).
Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan adalah berdasarkan pendapat
dari Abdul Majid (2011, hlm. 8) mengungkapkan terdapat beberapa indikator
pengembangan profesi guru yaitu : (1) Mengikuti informasi perkembangan IPTEK
yang mendukung profesi melalui berbagai kegiatan ilmiah, (2) Mengembangkan
berbagai model pembelajaran, (3) Menulis karya ilmiah, (4) Membuat alat
peraga/media, (5) Mengikuti pendidikan kualifikasi, (6) Mengikuti kegiatan
pengembangan kurikulum.
Profesi pendidik merupakan profesi yang sangat penting dalam kehidupan
suatu bangsa. Hal ini tidak lain karena posisi pendidikan yang sangat penting
dalam konteks kehidupan bangsa. Pendidik merupakan unsur dominan dalam
suatu proses pendidikan, sehingga kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh
kualitas pendidik dalam menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat. Oleh
karena itu, upaya-upaya untuk terus mengembangkan profesi pendidik (guru)
menjadi suatu syarat mutlak bagi kemajuan suatu bangsa, meningkatnyakualitas
pendidik akan mendorong pada peningkatan kualitas pendidikan baik proses
maupun hasilnya.
Kinerja Guru
Kinerja guru adalah hasil kerja yang erat kaitannya dengan pelaksanaan tugas
sebagai guru profesional (Wahyuni, Christiananta, & Eliyana, 2014) (Hussain,
Ahmedy, & Haider, 2014). Kinerja yang baik terkait juga dengan pencapaian
kualitas, kuantitas, kerjasama, kehandalan dan kreativitas (Saleh, Dzulkifli,
Abdullah, & Yaakob, 2011), kinerja berarti produktivitas dan output karyawan
sebagai hasil dari pengembangan karyawan. Kinerja pada akhirnya akan
mempengaruhi efektivitas organisasi (Hameed & Waheed, 2011). Kinerja yang
baik mencerminkan kemampuan untuk berkontribusi melalui karya-karya mereka
mengarah pada pencapaian perilaku yang sesuai dengan tujuan dari perusahaan
atau organisasi (Muda, Rafiki, & Harahap, 2014).
Kinerja guru adalah segala hasil dari usaha guru dalam mengantarkan proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan, yang meliputi seluruh
kegiatan yang menyangkut tugasnya sebagai guru. Tugas profesional seorang
guru mencakup kegiatan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi pesrta didik. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kinerja guru merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang guru
dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Kinerja seorang guru dapat
dilihat dari prestasi yang diperoleh oleh seorang guru, bagaimana seorang guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran dan mengevaluasi hasil
pembelajaran serta memberikan tindak lanjut dari evaluasi pembelajaran, dan
hasil kerja yang diperoleh oleh seorang guru.
Penilitian ini menitikberatkan terhadap penilaian kirerja guru yang
dipengaruhi oleh faktor, yaitu pengembangan profesi guru. Terdapat beberapa
indikator yang mengukur kinerja guru, yaitu : Penyusunan program belajar,
Pelaksanaan program pembelajaran, Pelaksanaan Evaluasi, Analisis Evaluasi,
Pelaksanaan perbaikan dan pengayaan. Kinerja atau prestasi kerja adalah salah
satu variabel dependen yang paling penting dan telah dipelajari selama satu
dekade panjang (Jankingthong & Rurkkhum, 2012), selama dekade tersebut juga
telah dilakukan penelitian empiris, meskipun pengamatan mengenai kinerja guru
tersedia relatif sedikit (Dee & Wyckoff, 2013). Penelitian mengenai kinerja sangat
menarik dilakukan karena mencapai tingkat tinggi kinerja karyawan dianggap
tujuan umum bagi banyak organisasi (Yvonne, Rahman, & Long, 2014).
b. Deskripsi isi
Komarudin (2000 : 205) mengemukakan bahwa profesional berasal dari
bahasa latin yaitu “profesia”, pekerjaan, keahlian, jabatan, jabatan guru besar.
Seorang yang melibatkan diri dalam salah satu keahlian yang harus dipelajari
dengan khusus. Jarvis dalam Sagala (2006:198) profesional dapat diartikan bahwa
seseorang yang melakukan tugas profesi juga sebagai ahli (expert) apabila dia
secara spesifik memperolehnya dari belajar.
Hakikat guru profesional adalah guru yang mampu memberikan pelayanan
yang terbaik bagi para siswanya dengan kemampuan khusus yang dimilikinya,
sehingga siswa dapat menerima dan memahami penyampaian materi yang
diberikan. Seorang guru tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan teknis
edukatif dalam melaksanakan tugasnya, tetapi juga harus memiliki karakter yang
dapat diandalkan sehingga dapat menjadi panutan bagi siswa, keluarga, dan
masyarakat.
Mulyasa (2008:75) kompetensi yang harus dimiliki guru dapat dijabarkan
sebagai berikut:
a. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a
dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang
dimilikinya.
b. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b
kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak
mulia.
c. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c
kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
d. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d
Kemampuan sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat
sekitar.
b. Deskripsi isi
Peran Guru Bimbingan dan Konseling
Tugas guru bimbingan dan konseling /konselor terkait dengan pengembangan
diri siswa yang sesuai dengan kebutuhan, potensi bakat, minat dan kepribadian
siswa disekolah. Adapun tugas-tugas yang dimiliki oleh seorang guru bimbingan
dan konseling atau konselor yang ditemukan oleh Salahudin (2010: 206 ) antara
lain:
a. Mengadakan penelitian ataupun observasi terhadap situasi atau keadaan
sekolah, baik mengenai peralatan, tenaga, penyelengara maupun aktivitas-aktivitas
lainya.
b. Kegiatan penyusunan program dalam bidang bimbingan pribadi sosial,
bimbingan belajar, bimbingan karirserta semua jenis layanan termasuk kegian
pendukung yang dihargai sebanyak 12 jam.
c. Kegiatan melaksanakan dalam pelayanan bimbingan pribadi, bimbingan
sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir serta semua jenis layanan termasuk
kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 18 jam.
d. Kegiatan evalusai pelaksanaan layanan dalam bimbingan pribadi,
bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir serta semua jenis layanan
termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 6 jam.
e. Menyelengarakan bimbingan terhadap siswa, baik yang bersifat preventif,
perservatif maupun yang bersisifat korektif atau kuratif.
f. Sebagaimana guru mata pelajaran, guru pembimbing atau konselor yang
membimbing 150 orang siswa dihargai sebanyak 18 jam, sebaliknya dihargai
sebagai bonus. Dapat disimpulkan bahwa peranan guru bimbingan dan konseling
sangat diperlukan keberadaannya sebagai penunjang proses belejar dan termasuk
penyesuaian diri siswa, tugas guru BK merupakan tugas yang sangat berat, oleh
karena itu untuk melaksanakannya diperlukan adanya sikap profesional dari guru
BK.
Perilaku Agresif
Istilah agresi sering kali disama artikan dengan agresif. Agresif adalah kata
sifat dari agresi. Istilah agresif sering kali digunakan secara luas untuk
menerangkan sejumlah besar tingkah laku yang dimiliki dasar motivasional yang
berbeda-beda dan sama sekali tidak mempresentasikan agresif atau tidak dapat
disebut agresif dalam pengertian yang sesungguhnya.
Agresif menurut Baron (dalam Kulsum, 2014:241) adalah “Tingkah laku yang
dijalankan oleh individu dengan tujuan melukai atau mencelakakan individu lain”.
Selanjutnya menurut Baron dan Byrne (dalam Nurtjahyo dan Matulessy, 2013 :
226) dalam perilaku agresi terdapat empat faktor yang mendukung definisi
perilaku agresif diantaranya :
a. Individu yang menjadi pelaku dan individu yang menjadi korban
b. Tingkah laku individu pelaku
c.Tujuan untuk melukai dan mencelakakan (termasuk membunuh atau
mematikan)
d. Ketidak inginan korban untuk menerima perilaku pelaku.
Penjelasan-penjelasan pengertian perilaku agresif yang telah diuraikan oleh
beberapa ahli tersebut pada akhirnya dapat memberikan pemahaman tersendiri,
yakni perilaku agresif adalah suatu tindakan sengaja dengan maksud menyerang
yang dapat menyakiti seseorang baik itu fisik maupun mental.
Perilaku agresif pada remaja terjadi karena banyak faktor yang menyebabkan,
mempengaruhi, atau memperbesar peluang munculnya, seperti faktor biologis,
temperamen yang sulit, pengaruh pergaulan yang negatif, penggunaan narkoba,
pengaruh tayangan kekerasan, dan lain sebagainya.
B. Saran
Imaniyati Nani. 2017. Pengembangan profesi guru dalam meningkatkan kinerja guru:
IP Manper.
Putra Andi. 2015. Peran guru bimbingan konseling dalam mengatasi kecendrungan
perilaku agresif peserta didik : Universitas Muria Kudus