Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK. FILSAFAT PENDIDIKAN


PRODI S1 - PEND. PKN

SKOR NILAI :

JURNAL PENELITIAN PROFESIONALISME GURU

(Upaya Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan Prestasi Siswa di Sekolah ,


Deden Danil, 2009)

Disusun Oleh :

Nama: Dian Kartika Tanjung


NIM: 3233311012
Kelas: PKN Reguler C 202
Dosen Pengampu: Laurensia M Perangin- Angin, S.Pd, M.Pd

PRODI – S1 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
OKTOBER 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas review jurnal mata kuliah Filsafat
Pendidikan ini yang berjudul “Upaya Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan Prestasi
Siswa di Sekolah”.

Penulis berterimakasih kepada ibu dosen yang bersangkutan yang sudah memberikan
bimbingannya. Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.

Oktober, Medan

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1. Rasionalisasi Pentingnya CJR.....................................................................................1

1.2. Tujuan Penulisan CJR.................................................................................................1

1.3. Manfaat Penulisan CJR...............................................................................................1

1.4. Identitas Jurnal.............................................................................................................2

BAB II. RINGKASAN JURNAL............................................................................................3

2.1. Ringkasan Isi Jurnal Utama.........................................................................................3

2.2. Ringkasan Isi Jurnal Pembanding.............................................................................10

BAB III. PEMBAHASAN.....................................................................................................14

3.1. Pembahasan Isi Jurnal I.............................................................................................14

3.2. Pembahasan Isi Jurnal II............................................................................................14

3.3. Kelebihan dan Kelemahan Jurnal..............................................................................15

BAB IV. PENUTUP...............................................................................................................17

4.1. Kesimpulan................................................................................................................17

4.2. Saran..........................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Rasionalisasi Pentingnya CJR

Critical Journal Review (CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa
karena mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada. Terdapat
beberapa hal penting sebelum kita mereview jurnal, seperti menemukan jurnal yang sesuai
dengan topik yang diangkat, membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba untuk
menuliskan kembali dengan bahasa sendiri pengertian dari jurnal tersebut. Jurnal memiliki
beberapa ciri-ciri, seperti dibatasi sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi
penerorganisasi yang memuat jurnal ilmiah:memiliki judul dan nama penulis serta alamat
email dan asal organisai penulis:terdapat abstrak yang berisi ringkasan dari isi jurnal,
introduction, metodologi yang diusulkan, implementasi, kesimpulan, dan daftar pustaka.

Langkah penting dalam mereview sebuah jurnal, yaitu mengemukakan bagian


pendahuluan, mengemukakan bagian diskusi, mengemukakan bagian kesimpulan. Hal- hal
yang perlu ditampilkan dalam critical journal review, yaitu mengungkapkan beberapa
landasan teori yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam penelitiannya dan tujuan
apa yang ingin dicapai:mengungkapkan metode yang digunakan, subjek penelitian, teknik
pengumpulan data, alamat pengumpul data, dan analisis data yang digunakan:mengambil
hasil dari penelitian yang telah dilakukan dengan memberikan deskripsi secara singkat, jelas,
dan padat:serta menyimpulkan isi jurnal.
1.2. Tujuan Penulisan CJR

• Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Profesi Kependidikan

• Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa, dan


membandingkan serta member kritik pada jurnal
• Menambah kemampuan mahasiswa dalam memahami inti dari jurnal

1.3. Manfaat Penulisan CJR

• Bertambahnya kemampuan mahasiswa dalam memahami inti dari suatu jurnal

• Membuat kemampuan mahasiswa lebih terasah dalam mengkritis sebuah


journal
• Dapat mengetahui teknik-teknik penulisan CJR yang benar
1
1.4. Identitas Jurnal

1. Junral Utama

Judul Jurnal : Upaya Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan Prestasi Siswa di


Sekolah (Studi Deskriptif Lapangan di Sekolah Madrasah
Aliyah Cilawu Garut)
Penulis : Deden Danil
Tahun Terbit : 2009. Vol 03. No 01
Penerbit : Jurnal Pendidikan Universitas Garut
Nomor ISSN : 1907-932X
Alamat Situs : https://journal.uniga.ac.id/index.php/JP/article/download/21/20

2. Jurnal Pembanding

Judul Jurnal : Teachers’Classroom management and Quality


Penulis : Adeolu Joshua AYENI
Tahun Terbit : 2017
Penerbit : -
Nomor ISSN : 2149-0406
Alamat Situs : www.kspjournals.org

2
BAB II
RINGKASAN JURNAL
2.1. Ringkasan Isi Jurnal Utama
A. PENDAHULUAN

Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa di bawah
pengawasan guru. Sekolah merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk melaksanakan
pendidikan, seperti yang sudah dikemukakan bahwa karena kemajuan zaman keluarga tidak
mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sekolah sebagai pusat pendidikan mampu melaksanakan fungsi
pendidikan secara optimal yaitu mengembangkan kemampuan dan meningkatkan mutu
kehidupan (Muhibinsyah: 2009). Pendidik adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan
kepada peserta didik, dimana pendidik atau guru diharapkan dapat menjalankan tugasnya
secara profesional.

Profesional yang dimaksud adalah guru yang berkualitas, berkompetensi, dan guru
yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi proses
belajar mengajar siswa yang nantinya akan menghasilkan prestasi belajar yang baik bagi
siswa.

1. Profesionalisme Guru

Profesionalisme berasal dari bahasa inggris professionalism yang secara leksikal berarti
sifat profesional. Menurut Jasin, Anwar (dalam Dawam Rahardjo, 1997: 35) Profesionalisme
dapat diartikan sebagai komitmen para anggota suatu profesi untuk terus meningkatkan
kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi yang
digunakan dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya itu. Guru yang profesional
diyakini mampu mengantarkan siswa dalam pembelajaran untuk menemukan, mengelola dan
memadukan perolehannya, dan memecahkan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan
pengetahuan, sikap dan nilai maupun keterampilan hidupnya. H.M. Arifin (1991: 106)
menegaskan bawa guru yang profesional adalah guru yang mampu mengejawantahkan
seperangkat fungsi dan tugas keguruan dalam pendidikan berdasarkan keahlian yang
diperoleh melalui pendidikan dan latihan

3
khusus di bidang pekerjaan yang mampu mengembangkan kekayaannya secara ilmiah
di samping mampu menekuni profesinya selama hidupnya.

2. Profesionalisme Dalam Pendidikan Islam

Profesionalisme merupakan sikap dari seorang sikap profesional, dan profesional


berarti melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok yang di sebut profesi. Artinya pekerjaan
tersebut bukan pengisi waktu luang atau sebagai hobi belaka. Jika profesi diartikan sebagai
pekerjaan dan isme sebagai pandangan hidup, maka profesional dapat diartikan sebagai
pandangan untuk berfikir, berpendirian, bersikap dan bekerja sungguh-sungguh, kerja keras,
bekerja sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi kebehasilan
pekerjaannya.

Maka dalam ajaran islam sebagai agama yang universal sangat kaya akan pesan- pesan
yang mendidik bagi muslim menjadi umat terbaik, menjadi khalifah yang mengatur bumi
beserta isinya. Pesan-pesan yang sangat mendorong pada setiap muslim untuk berbuat dan
bekerja secara profesional, yakni dengan cara bekerja dengan benar, optimal, jujur, disiplin
dan tekun. Dengan cara itu manusia sebagai kholifah di muka bumi ini bisa sangat
profesional sehingga bisa menjaga dan mengatur alam semesta ini. Allah SWT berfirman
dalam ( Q.S. Al-Baqoroh: 30).

3. Peran Guru Profesionalisme dalam Proses Pembelajaran

Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk


mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah
makhluk lemah, yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain,
demikian halnya peserta didik ketika sudak masuk sekolah menaruh harapan terhadap
gurunya, agar bisa mengembangkan segala potensi yang ada. Minat, bakat, kemampuan, dan
potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa
bantuan guru. Peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal sebagimana
yang dikemukakan oleh (Adams dan Decey dalam Basic Principles of Student Teaching),
antara lain peran guru sebagai berikut:

• Guru Sebagai Demonstrator

• Guru sebagai Pengelola Kelas

4
• Guru Sebagai Pendidik

5
• Guru Sebagai Pengajar

• Guru Sebagai Pembimbing

• Guru Sebagai Pelatih

• Guru Sebagai Penasehat

4. Peningkatan Kompetensi Guru

Kompetesi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus


dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh
melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar.
Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang
dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga seseorang dapat
melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya
(McAshan dalam Mulyasa E, 2003). Dalam perspektif kebijakan nasional, pemerintah telah
merumuskan empat jenis kompetensi guru, sebagaimana tercantum dalam penjelasan
peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada
pasal 28, ayat 3(Tim Pustaka Fokusmedia, 2005: 19) disebutkan bahwa kompetensi sebagai
agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia
dini meliputi yaitu: kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.

5. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan salah satu ciri yang dapat menggambarkan tinggi rendahnya
tingkat keberhasilan siswa dalam belajar di sekolah. Pengertian prestasi menurut
Purwadarminta (1976: 168) “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan/dikerjakan)”.
Sedangkan pengertian belajar menurut Morgan (1978) mengemukakan “Belajar adalah setiap
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan atau pengalaman. Menurut Bloom (taxonomi of educational objectives,1984:23)
bahwasannya terdapat tiga tipe pembelajaran, dalam ide gagasan ini Bloom mencoba
mengidentifikasi ketiga ranah tersebut yaitu kognitif, afektif dan Psikomotorik. Ketiga istilah
ini lebih dikenal dengan ranah penegetahuan, keterampilan dan sikap. Adapun ketiga ranah
ini adalah sebagi berikut:
6
1. Kawasan Kognitif (Pemahaman) Kawasan kognitif adalah subtaksonomi yang
mengungkapkan kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai
tingkat yang paling tinggi, yaitu evaluasi. Kawasan kognitif terdiri atas beberapa aspek,
yaitu tingkat pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.
2. Kawasan Afektif (Sikap dan Perilaku) Untuk memperoleh gambaran tentang kawasan
tujuan instruksional afektif secara utuh, berikut ini dijelaskan secara singkat setiap
tingkat secara berurutan yaitu, tingkat menerima, tanggapan, dan organisasi.
3. Kawassan Psikomotor, Kawasan psikomotor adalah kawasan yang berorientasi pada
keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan yang
memerlukan koordinasi antara saraf dan otot. Kawasan psikomotorik termasuk kedalam
taksonomi pembelajaran menurut Bloom. Taksonomi pembelajaran terhadap ranah
psikomotorik dibedakan kedalam lima tahap yaitu meniru, memanipulasi, ketelitian,
artikulasi, pengalamiyahan.

6. Sosialisasi Profesi Guru di Sekolah MA Cilawu Garut

Sosialisasi sangatlah penting dalam kehidupan kita. sosialisasi merupakan proses


pengenalan karakter, kepribadian orang lain baik yang telah kita kenal maupun yang belum
pernah kita kenal sebelumnya sehingga kita mempunyai banyak teman. Saat ini kesuksesan
seseorang tidak hanya tergantung kepada kepintaran saja, tetapi berhasil seseorang sangat
bergantung pada cara seseorang yang mampu bersosialisasi. Tanpa adanya sosialisasi kita
tidak akan mampu mengembangkan ilmu yang kita miliki oleh sebab itu hendaknya kita
mampu berorganisasi. dimanapun golongannya. Dari hasil wawancara yang dilakukan
peneliti, maka ada beberapa cara sosialisasi profesi guru di sekolah Madrasah Aliyah Cilawu
Garut yaitu:

1. Guru itu harus bisa menempatkan peranannya dalam proses pembelajaran pada nilai-
nilia yang positif.
2. Guru melakukan interaksi dengan guru yang lain atau tukar pendapat baik dengan guru
maupun dengan masyarakat.
3. Guru itu bisa menempatkan peranannya dalam kehidupan bermasyarakat.

7
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme Guru dalam
Meningkatkan Prestasi Siswa di MA Cilawu Garut
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
dengan guru sebagai pemegang peran utama. Guru merupakan jabatan atau profesi yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Tetapi berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara yang dilakukuan oleh peneliti tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi profesionalisme guru dalam meningkatkan prestasi siswa di Madrasah


Aliyah Cilawu Garut, banyak guru yang tidak profesional yang masih belum melakukan
tugas keguruannya secara baik, seperti guru jarang sekali masuk ke kelas, sering telat masuk
ke kelas, berkata yang tidak pantas, dan yang lainnya, sehingga hal itu akan mempengaruhi
berhasilnya peserta didik dalam belajar. Maka perlu sekali faktor- faktor yang akan bisa
mempengaruhi profesionalisme guru itu yaitu:

a. Guru itu harus memiliki latar belakang pendidikan, karena apabila guru tidak memiliki
latar belakang pendidikan maka guru itu tidak akan mampu mentransperkan ilmu dan
pengalamannya kepada peserta didik. Sehingga latar belakang pendidikan itu sangat
penting bagi seorang guru, di karenakan latar belakang pendidikan itu adalah salah satu
syarat utama yang harus dipenuhi oleh seorang guru.
b. Guru harus memiliki rasa tanggung jawab kepada seluruh peserta didik, sehingga
seorang guru tidak akan seenaknya.

c. Guru itu harus memiliki pengalaman belajar, kemampuan guru dalam menjalankan
tugasnya sebagai guru itu tidak lepas dari pengalamannya mengajar. Apabila sudah ada
pengalaman maka guru akan bisa mengatasi masalah-masalah yang terjadi ketika proses
penbelajaran bersama siswa, beda dengan guru yang apabila tidak memiliki
pengalaman mengajar sebelumnya pasti guru itu akan merasa kesulitan untuk megatasi
masalah-masalah yang menghampirinya ketika proses belajar mengajar.
d. Mencintai profesi sebagai guru, rasa cinta tumbuh dari naluri kemanusiaan dan rasa
cinta akan mendorong individu untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dan
pengorbanan.

8
8. Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru dalam Prestasi Siswa di MA
Cilawu Garut
Upaya meningkatkan profesionalisme guru dalam meningkatkan prestasi siswa itu
sangat tergantung pada seorang guru, maka guru harus benar-benar menjadi seorang yang
membawa perubahan. Adapun upaya untuk meningkatkan prestasi siswa adalah sebagai
berikut:

1. Pemenuhan sarana pembelajaran yang lebih memadai, yang dapat memudahkan guru
dalam proses pembelajaran.
2. Peningkatan profesionalisme guru melalui pendidikan formal dan non formal yang
pelaksanaannya didukung penuh oleh birokrasi
3. Kualifikasi dan sertifikasi yang menuntut profesionalisme guru perlu segera
diwujudkan
4. Pengelolaan pendidikan yang desentralisasi dimana sekolah deberikan keleluasaan
mengelola pendidikan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungannya
5. Independensi profesi guru perlu ditumbuhkan agar guru memiliki keleluasaan dan tidak
terjebak pada sistem adminitratif yang sentralistik
6. Peningkatan penghasilan dan kesejahteraan guru demi pengembangan profesinya.

9. Kendala dan Solusi Upaya Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan


Prestasi Siswa di MA Cilawu Garut
Mungkin seorang guru yang professional akan mampu mengembangkan silabus,
metode, dan materi pembelajaran walau hanya dengan kurikulum yang sederhana. yang
mengakibatkan kendala bagi seorang guru untuk meningkatkan profesionalismenya ada
beberapa yang menjadi kendala badi seorang guru menurut E. Mulyasa (2008: 161)
mengatakan:

1. Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total, Hal ini disebabkan
oleh banyak guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk meningkatkan diri tidak
ada.
2. Rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika profesi keguruan.

9
3. Pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih setengah hati dari
pengambilan kebijakan dan pihak-pihak terlibat. Hal ini terbukti dari masih belum
mantapnya kelembagaan pencetak tenaga keguruan dan kependidikan.
4. Masih belum smooth-nya perbedaan pendapat tentang proporsi materi ajar yang
diberikan kepada calon guru.
5. Belum adanya standar baku professional guru sebagaimana tuntutan di negara- negara
maju.

Solusi bagi guru yang mau meningkatkan profesionalismenya yaitu dengan cara
meningkatkan kompetensi guru. Dengan meningkatkan kompetensi guru akan melahirkan
perubahan-perubahan kepada setiap guru yang nantinya akan membawa sebuah prestasi bagi
siswa di sekolah. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru, pasal 2
disebutkan bahwa Guru wajib memiliki Kualifikasi Akademik, Kompetensi, Sertifikat
Pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Adapun solusinya yang lain adalah:

a. Guru itu harus memiliki kompetensi pendidikan yang mempuni sebagai guru

b. Harus ada evaluasi dari kepala sekolah kepada tiap guru

c. Sarana prasarana sekolah harus di lengkapi

d. Guru harus di beri ruang untuk berprestasi dan diberi apresiasi apabila memiliki
kualitas dan kompetensi yang mempuni.

10
2.2. Ringkasan Isi Jurnal Pembanding

A. PENDAHULUAN

Jaminan kualitas adalah kemampuan untuk menjadi kreatif dan inovatif dengan
menghasilkan garis pemikiran (ide) baru untuk memberikan sumber daya yang signifikan
(input) dan mengubah sumber daya dengan mengembangkan kegiatan / program yang
bertujuan, dan memanfaatkan metode (proses) terbaik untuk melakukan hal-hal untuk
mencapai hasil terbaik (keluaran) dalam suatu organisasi. Manajemen kelas adalah proses
perencanaan tugas instruksional dengan menetapkan tujuan spesifik, terukur, dapat dicapai,
realistis dan terikat waktu (SMART) dan mengembangkan strategi yang bisa diterapkan,
mengorganisasikan materi pembelajaran dan manusia, mengalokasikan tugas untuk individu
dan kelompok, mengarahkan dan mengendalikan penggunaan sumber daya, mengevaluasi
kinerja dan memberikan umpan balik untuk merangsang peserta didik untuk memperoleh
pengetahuan dan pengembangan keterampilan untuk mencapai keunggulan akademik

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Kelas

Faktor-faktor utama yang mempromosikan manajemen kelas yang efektif adalah:


keterampilan pedagogis, kepribadian, dan fasilitas pembelajaran / pengembangan
infrastruktur. Keterampilan pedagogis: Guru harus terampil dalam memilih metode yang
tepat untuk memfasilitasi proses belajar-mengajar yang efektif. Guru yang efektif harus
memiliki pengetahuan yang baik tentang materi pelajaran dan metode yang harus diadopsi
tidak boleh didominasi oleh guru tetapi membuat peserta didik menjadi peserta aktif melalui
interaksi dengan manusia dan materi pembelajaran, yang akan memungkinkan peserta didik
untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. Ciri-ciri kepribadian yang baik
ditunjukkan oleh guru dengan kehangatan, keramahan, humor, keterampilan komunikasi,
ketepatan waktu, fleksibilitas, kecerdasan, dan mengajar siswa dengan keaktifan dan
semangat untuk menghasilkan yang terbaik di dalamnya Menurut Allport dan Odbert (1936),
pendekatan sifat untuk kepribadian dapat diklasifikasikan sebagai ciri kepribadian BIG FIVE,
yang terdiri dari yang berikut (dengan sifat-sifat yang berlawanan yang sesuai): Sebuah.
Extroversion (introversion): menunjukkan seseorang yang banyak bicara, sosial, dan tegas;

11
a. Agreeableness (antagonism): menunjukkan seseorang yang memiliki sifat yang
baik, kooperatif, dan saling percaya;
b. Conscientiousness (tidak terarah): menunjukkan seseorang yang bertanggung
jawab, tertib dan dapat diandalkan;
c. Neurotisme (kestabilan emosi): menunjukkan seseorang yang gelisah, rentan
terhadap depresi, dan banyak khawatir; dan
d. Keterbukaan terhadap pengalaman (bukan keterbukaan terhadap pengalaman):
menunjukkan seseorang yang imajinatif, berpikiran mandiri, dan memiliki
pemikiran yang berbeda.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Kelas

Manajemen kelas yang efektif oleh guru membutuhkan teknis sebagai berikut:

a. Guru harus memupuk interaksi positif dan mengetahui nama-nama siswa di kelas;
ini menunjukkan tanda pengakuan, minat dan cinta, yang akan menginspirasi dan
mendorong partisipasi aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran.
b. Guru harus mengenal siswa yang merupakan pembuat onar yang konsisten dan
membiarkan mereka duduk terpisah satu sama lain dan di mana mereka dapat
dengan mudah diamati / dipantau.
c. Gunakan berbagai metode dan perangkat pengajaran untuk membuat pelajaran
menjadi menarik.
d. Bersikap humoris karena itu akan membantu merangsang siswa untuk
berpartisipasi aktif.
e. Perlakukan pelanggaran apa pun dengan cara yang tenang dan tegas untuk
memastikan keadilan dan keadilan

Manajemen Kelas dan Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa adalah nilai-produk / output
dari pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh seperti yang ditunjukkan oleh nilai atau
nilai yang dicapai oleh siswa dalam ujian selama kursus studi di lembaga pendidikan (Ayeni,
2016). Kualitas hasil belajar tidak diragukan lagi ditentukan oleh kemampuan dan
pengalaman guru dalam manajemen kelas. Ini melibatkan pengetahuan guru tentang

12
materi pelajaran, metode pengajaran, disposisi psikologis dan interaksi motivasi yang
mengembangkan kemampuan intelektual siswa selama proses belajar-mengajar.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dan ex post facto sebagai kerangka
pedoman. Desain deskriptif memanfaatkan alat analitis seperti kuesioner, grafik, frekuensi
dan persentase. Desain ex post facto digunakan untuk mengumpulkan data yang ada pada
kinerja akademik siswa di Ujian Sertifikat Sekolah Menengah Atas Afrika Barat (WASSCE)
yang dilakukan antara sesi akademik 2014 dan 2016. Populasi target terdiri dari semua siswa,
guru, dan kepala sekolah di sekolah menengah negeri di Ondo State, Nigeria, sedangkan
Akure South Local Government digunakan sebagai studi kasus karena memiliki populasi
guru dan siswa tertinggi di sekolah menengah di antara 18 Area Pemerintah Daerah di Ondo
State. Sampel terdiri dari 14 sekolah menengah yang dipilih secara acak dari 28 sekolah
menengah negeri yang ada di Pemerintah Daerah Akure Selatan.

1. Bagaimana siswa memahami strategi manajemen kelas guru?

Analisis data pada tabel 1 dan gambar 1 pada penilaian siswa tentang manajemen kelas
guru mengungkapkan bahwa poin persentase yang dicatat sangat setuju (20,740,4%) dan
setuju (18,9-35%) lebih besar daripada persentase yang dicatat dalam cukup setuju (10.7-
23.6%) dan tidak setuju (15.4-32.9%). Ini menunjukkan bahwa mayoritas guru efektif dalam
manajemen kelas sebagaimana tercermin dalam persentase poin dari tanggapan yang sangat
setuju dan setuju, yang berkisar antara 43,6 hingga 63,6% di seluruh item kuesioner.

2. Bagaimana kepala sekolah memahami tugas mengajar di kelas guru?

Analisis data pada tabel 3 dan gambar 2 menunjukkan penilaian kepala sekolah tentang
tugas instruksional kelas guru di sekolah menengah. Poin persentase yang dicatat untuk
sangat setuju (14,3 - 50%) dan setuju (14,3 - 50%) lebih besar dari persentase yang dicatat
dalam cukup setuju (14,3 - 28,6%) dan tidak setuju (14,3 - 35,7%). Ini menunjukkan bahwa
sebagian besar guru efektif dalam tugas-tugas pengajaran di kelas sebagaimana tercermin
dalam persentase poin dari sangat setuju dan

13
setuju tanggapan gabungan, yang berkisar antara 42,9 hingga 71,4% di seluruh item
kuesioner.

3. Apa saja tantangan yang dihadapi oleh guru dalam tugas pengajaran di kelas?
Analisis data pada tabel 4 tentang tantangan yang dihadapi oleh guru dalam tugas pengajaran
di kelas mengungkapkan bahwa persentase poin yang dicatat sangat setuju (15,7 - 37,9%)
dan setuju (22,1 - 37,1%) lebih besar daripada persentase yang dicatat
dalam cukup setuju (15,0). - 30,7%) dan tidak setuju (7,9 - 31,4%). Ini menunjukkan bahwa
guru dihadapkan dengan beberapa tantangan dalam manajemen kelas seperti yang tercermin
dalam poin persentase tanggapan sangat setuju dan setuju dikombinasikan, yang berkisar
antara 37,8 hingga 75% di seluruh item kuesioner.

4. Bagaimana tingkat kinerja akademik siswa di WASSCE dari 2014-2016?

Data disajikan dalam tabel menunjukkan rata-rata tertimbang dan analisis subjek
kinerja akademik siswa untuk tiga sesi akademik (2014 - 2016). Hasil menunjukkan bahwa
37,3% dari kandidat membuat kredit dan di atas, sementara persentase yang lebih besar
(43,6%) membuat lulus biasa. Persentase siswa yang gagal adalah 19,1%. Juga, skor rata-rata
tertinggi dicatat dalam Bahasa Inggris (2,362), sementara prestasi akademik siswa di bawah
rata-rata kumulatif (2,217) dalam Matematika, Biologi, Kimia dan Fisika.

14
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Pembahasan Isi Jurnal I

Kendala Dan Solusi Upaya Profesionalisme Guru Dalam Meningkatkan Prestasi Siswa
Di MA Cilawu Garut yaitu, masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total,
Hal ini disebabkan oleh banyak guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk
meningkatkan diri tidak ada. Rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika
profesi keguruan. Pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih setengah hati
dari pengambilan kebijakan dan pihakpihak terlibat. Hal ini terbukti dari masih belum
mantapnya kelembagaan pencetak tenaga keguruan dan kependidikan. Masih belum smooth-
nya perbedaan pendapat tentang proporsi materi ajar yang diberikan kepada calon guru.
Belum adanya standar baku professional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara maju.
Kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk
meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi.

3.2. Pembahasan Isi Jurnal II

Sebagian besar guru menunjukkan komitmen kuat terhadap manajemen kelas dengan
menciptakan suasana kelas yang sehat yang berfokus pada siswa dan mendorong mereka
untuk mencapai pendidikan berkualitas dan kinerja akademik yang signifikan di sekolah
menengah. Ketika kelas rapi dan kondusif untuk belajar, itu menciptakan suasana yang ramah
untuk belajar dan ada sedikit gangguan dan ketidakdisiplinan dari siswa. Namun, tingkat
tertinggi dari 63,6% yang tercatat hanya dalam keterampilan komunikasi menyiratkan bahwa
guru masih perlu berusaha lebih keras dalam tugas mencapai standar yang sangat baik
(jaminan kualitas) yang di atas 63,6% dalam manajemen kelas. Temuan ini dikuatkan oleh
Bangbade (2004) yang menemukan bahwa atribut guru seperti kemampuan komunikasi,
stabilitas emosional dan hubungan manusia yang baik memiliki hubungan yang signifikan
dengan kinerja akademik siswa.

15
3.3. Kelebihan dan Kelemahan Jurnal

Kelebihan Jurnal I :

1. Dilihat dari aspek tampilan Jurnal (face value), jurnal yang direview memiliki nomor
ISSN, tahun penerbitan jurnal ini yaitu 2009.
2. Penulisan judul sudah benar dicetak dengan huruf besar/kapital dicetak tebal (bold).
3. Penulisan nama penulis juga sudah benar, nama penulis ditulis dibawah judul tanpa
gelar, tidak boleh disingkat, diawali dengan huruf kapital tanpa diawali dengan kata
“oleh”, urutan penulis adalah penulis pertama diikuti oleh penulis kedua.
4. Tata cara penulisan dan isi abstrak sudah baik karena penulis dapat memberikan
gambaran menyeluruh mengenai kegiatan penelitian serta menjelaskan pendahuluan
jurnal penelitian yang dibuat secara ringkas, tepat dan jelas.
5. Peneliti dalam membuat item pada instrumen penelitiannya mengacu pada teori
disebuah buku.
6. Seluruh kutipan pustaka sudah sesuai dengan daftar pustaka.

7. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis termasuk penggunaan font adalah,
dalam satu halaman terdapat 1 kolom paragraf yang pada masing-masing paragraf rata
antara kiri dan kanan (justify), untuk font huruf bagian judul fontnya sedikit lebih besar
dari font tulisan yang lain dan setiap sub judul tulisan ditebalkan (bolt)
8. Dari aspek isi jurnal materi yang dibahas dikutip dari beberapa buku lama, dari buku
tahun 1998 sampai yang paling tinggi tahun 2009.
9. Terdapat solusi diakhir jurnal.

Kelemahan Jurnal I :

1. Tidak ada saran untuk penelitian selanjutnya

2. Tidak ada respon dari masyarakat tentang hasil dari penelitian tersebut

Kelebihan Jurnal II :

1. Penulisan judul sudah benar dicetak tebal (bold).


16
2. Penulisan nama penulis juga sudah benar, nama penulis ditulis dibawah judul tanpa
gelar, tidak boleh disingkat, diawali dengan huruf kapital tanpa diawali dengan kata
“oleh”, urutan penulis adalah penulis pertama diikuti oleh penulis kedua.
3. Tata cara penulisan dan isi abstrak sudah baik karena penulis dapat memberikan
gambaran menyeluruh mengenai kegiatan penelitian.
4. Dalam penulisan jurnal jenis huruf yang digunakan sama, penggunaan sistem
penomoran (numbering) juga tersusun dengan baik.
5. Referensi yang digunakan peneliti sudah cukup baik, ditambah lagi peneliti dalam
membuat item pada instrumen penelitiannya mengacu pada teori disebuah buku
6. Seluruh kutipan pustaka sudah sesuai dengan daftar pustaka

7. Pada pendahuluan, penulisan metode penelitian, hipotesis, dan pertanyaan penelitian


telah sesuai dengn topic/judul yang akan dibahas/disajikan.
8. Penulisan hipotesis sudah benar.

9. Menuliskan metode penelitian

10. Sudah menjelaskan prosedur penelitian.

11. Dilihat dari aspek tampilan Jurnal (face value), jurnal yang direview memiliki nomor
ISSN, tahun penerbitan jurnal ini yaitu 2017.

Kelemahan Jurnal II :

1. Tidak ada saran untuk penelitian selanjutnya.

2. Tidak ada respon dari masyarakat tentang hasil penelitian tersebut.

17
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Manajemen kelas guru dan tugas pengajaran sangat penting untuk realisasi tujuan
pendidikan yang diinginkan. Ini bergantung pada pengetahuan yang baik tentang materi
pelajaran, perencanaan pelajaran yang baik, pemanfaatan fasilitas pembelajaran dan bahan
ajar yang efektif, motivasi, gaya mengajar yang tepat dan kepatuhan disiplin. Bagaimana
guru mengelola sumber belajar ini dapat membuat atau merusak proses pengajaran di kelas.
Namun, beban kerja guru yang tinggi, materi pengajaran yang tidak memadai, ruang kelas
yang penuh sesak dan bahan belajar dasar yang tidak memadai merupakan hambatan dalam
manajemen ruang kelas dan berdampak negatif pada kinerja akademik siswa di sekolah
menengah. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi profesionalisme guru dalam
meningkatkan prestasi, yaitu:

a. Guru itu harus memiliki latar belakang pendidikan,

b. Guru harus memiliki rasa tanggung jawab kepada seluruh peserta didik.

c. Guru itu harus memiliki pengalaman belajar.

d. Mencintai profesi sebagai guru, rasa cinta tumbuh dari naluri kemanusiaan dan rasa
cinta akan mendorong individu untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dan
pengorbanan.

4.2. Saran

Saya menyadari bahwa kajian review yang telah saya lakukan ini tidak terlepas dari
kekurangan, seperti halnya pepatah yang mengatakan, “tak ada gading yang tak retak, tak ada
satupun manusia yang sempurna.” Maka saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca sangat saya harapkan sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk kedepannya
lebih baik. Akhirnya, semoga kajian ini memberikan manfaat bagi pembaca dan menambah
wawasan dalam keilmuan tentang pengkajian sebuah jurnal.

18
DAFTAR PUSTAKA

Deden Danil. 2009. Upaya Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan Prestasi Siswa di
Sekolah (Study Deskriptif Lapangan di Sekolah Madrasah Aliyah Cilawu Garut.
Garut: Universitas Garut : Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan.

Adeolu Joshua AYENI. 2017. Teachers’Classroom management and Quality Assurance of


studentss’Learning Outcome in Secondary Schools in Ondo State. Nigeria.

19

Anda mungkin juga menyukai