Skor Nilai :
PROFESI KEPENDIDIKAN
NIM : 3181121025
MARET 2020
EXCECUTIVE SUMMARY
Critical Jurnal Review dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kurikulum baru
KKNI dalam mata kuliah Profesi kependidikan, dalam penyusunan makalah penulis
mengunakan 3 jurnal yang terisiri atas 1 jurnal utama.
Cjr ini juga sangat menarik dibaca di kalangan masyarakat dan paraorang tua
karena seperti yang kita tahu bahwa pendidikan itu bukan hanya masalah seorang
guru atau pendidik semata melainkan peran masyarakat dan keluarga sangat
penting, karena guru hanya sebgai fasilitator untuk mengarahkan pengetahuan yang
lebih baik dan prilaku anak didik yang baik. Maka dari itu semoga para pembaca
menyukai makalah saya dan dapat mengambil makna yang tersirat dalam cbr saya
ini.
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT. Karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya saya dapatmenyelesaikan
Tugas ini dengan tapat waktu. Saya memohon maaf apabilake penulisan dalam tugas saya
masih jauh dari kata sempurna. Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen Profesi
Kependidikan yang memberi arahan dalam mengerjakan tugas Critical Journal Review
dengan Judul jurnal
Saya berharap tugas inidapat menambah wawasan saya mengenai materi yang diangkat
menjadi topik utama dalam tugas Critical Journal Review dengan judul jurnal serta dapat
menjadi referensi yang bermanfaat bagi parapembaca. Dengan ini saya mempersembahkan
tugas ini dengan penuh rasa terima kasih dan harapan semoga tugas saya bermanfaat bagi
penulis maupun pembaca.
Akhirnya penyusun mengharapkan agar Critical Jurnal Report ini dapat bermanfaat
Ahmad Raihan
DAFTAR ISI
Daftar Isi·························································································
BAB I PENDAHULUAN·····································································
A. Kesimpulan ··············································································
B. Rekomendasi ············································································
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Jurnal Utama
Halaman : 19 - 36
Volume. : 10 N.(1)
B. Jurnal pembangding
kinerja guru
Halaman : 12
BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL
Jurnal utama :
A. Pendahuluan
Guru adalah sebuah profesi, sebagaimana profesi lainnya merujuk pada pekerjaan atau
jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan. Suatu profesi tidak bisa
dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau dipersiapkan untuk itu. yang
kemudian berkembang makin matang serta ditunjang oleh tiga hal: keahlian, komitmen, dan
keterampilan, yang membentuk sebuah segitiga sama sisi yang di tengahnya terletak
profesionalisme.
B. Deskripsi Isi
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) mengembangkan standar kompetensi guru dan dosen,
karena badan inilah yang memiliki kewenangan untuk mengembangkan standar kompetensi
guru dan dosen yang hasilnya ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
Kompetensi merupakan peleburan dari pengetahuan (daya pikir), sikap (daya kalbu), dan
keterampilan (daya pisik) yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan. Dengan kata lain,
kompetensi merupakan perpaduan dari penguasaan pengetahuan, keterampilan, nilai
dna sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam
melaksanakan tugas)/pekerjaannya. Jadi kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru untuk dapat
melaksanakan tugas-tugas profesionalnyadengan istilah kompetensi etika profesi”.
Istilah kompetensi kepribadian diganti Memang hal yang harus diperhatikan secara
Guru profesional bukanlah hanya untuk satu kompetensi saja yaitu kompetensi profesional,
tetapi guru profesional semestinya meliputi semua kompetensi. Sebagaimana diamanatkan
UUGD No. 14/2005 Pasal 10 ayat 1 dan PP No. 19/2005 Pasal 28 ayat 3, guru wajib memiliki
kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi
1. Kemampuan pedagogik
2. Kemampuan Pribadi
Setiap perkataan, tindakan, dan tingkah laku positif akan meningkatkan citra diri dan
kepribadian seseorang, selama hal itu dilakukan dengan penuh kesadaran. kepribadian
menurut Zakiah Daradjat (Sagala 2013: 33) disebut sebagai “sesuatu yang abstrak, sukar
dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan, dan ucapan ketika
menghadapi suatu persoalan, atau melalui atsarnya saja”.
Seorang guru harus harus bertindak sesuai norma agama, hukum dan sosial. Profesionalisme
seorang guru bukan sekadar pengetahuan teknologi dan manajemen, melainkan lebih
merupakan sikap, pengembangan profesionalisme lebih dari seorang teknisi, bukan hanya
memiliki keterampilan yang tinggi, melainkan memiliki suatu tingkah laku yang
dipersyaratkan sebagai seorang guru.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua/wali siswa, dan masyarakat sekitar. Guru merupakan makhluk sosial.
Kehidupan kesehariannya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bersosial, baik di sekolah
maupun masyarakat
4. Kompetensi Profesional
Guru adalah salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Oleh
karena itu meningkatkan mutu pendidikan, berarti juga meningkatkan mutu guru. UU No. 14
tahun 2005 Pasal 1 ayat (1) menyatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
Kompetensi profesional guru menggambarkan tentang kemampuan yang harus dimiliki oleh
seseorang yang mengampu jabatan sebagai seorang guru, artinya kemampuan yang
ditampilkan itu menjadi ciri keprofesionalannya. Tidak semua kompetensi yang dimiliki
seseorang menunjukkan bahwa dia profesional karena kompetensi profesional tidak hanya
menunjukkan apa dna bagaimana melakukan pekerjaan, tetapi juga menguasai kerasionalan
yang dapat menjawab mengapa hal itu dilakukan berdasarkan konsep dan teori tertentu.
Pembanding
PENDAHULUAN
Peningkatan kualitas pendidikan merupakan agenda besar pendidikan di Indonesia.
Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu tentu tidak terlepas dari peranan
berbagai pihak, salah satunya adalah peran tenaga kependidikan. Hamalik (2003 : 9) tenaga
kependidikan merupakan suatu komponen yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan,
yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan,
mengelola dan memberikan pelayanan teknis dalam bidang kependidikan. Dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan, aspek utama yang ditentukan adalah kualitas guru. Hal ini
disebabkan guru merupakan titik sentral dalam pembaharuan dan peningkatan mutu
pendidikan, dengan kata lain salah satu persyaratan penting bagi peningkatan mutu
pendidikan adalah apabila pelaksanaan proses belajar mengajar dilakukan oleh pendidik-
pendidik yang dapat diandalkan keprofesionalannya.
Di dalam suatu organisasi, kinerja memiliki pengaruh yang sangat besar bagi tercapainya
tujuan organisasi tersebut. Kinerja dapat diartikan sebagai hasil kerja yang dapat dilihat
secara kualitas maupun kuantitas ketika seseorang melakukan tugas yang menjadi tanggung
jawabnya. Ungkapan kemajuan yang didasari oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap serta
motivasi untuk menghasilkan sesuatu adalah kinerja (Fattah, 2003:27). Kinerja seorang guru
dikatakan baik apabila guru tersebut mampu menguasai dan mengembangkan bahan
pelajaran, kreatif dalam penyampaian pembelajaran, mampu menunjukkan komitmen yang
tinggi pada tugas mengajar, disiplin dalam pekerjaan, melakukan kerjasama dengan semua
warga sekolah, serta memiliki kepribadian yang menjadi panutan bagi siswa.
1. Hakikat Profesionalisme
Guru Komarudin (2000 : 205) mengemukakan bahwa profesional berasal dari bahasa
latin yaitu “profesia”, pekerjaan, keahlian, jabatan, jabatan guru besar. Seorang yang
melibatkan diri dalam salah satu keahlian yang harus dipelajari dengan khusus. Jarvis
dalam Sagala (2006:198) profesional dapat diartikan bahwa seseorang yang melakukan
tugas profesi juga sebagai ahli (expert) apabila dia secara spesifik memperolehnya dari
belajar. Hakikat guru profesional adalah guru yang mampu memberikan pelayanan yang
terbaik bagi para siswanya dengan kemampuan khusus yang dimilikinya, sehingga siswa
dapat menerima dan memahami penyampaian materi yang diberikan. Pembinaan karakter
profesional guru mendorong pengembangan potensi guru secara terus menerus dan
berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan pengajaran masing-masing guru.
Kinerja merupakan terjemah dari bahasa inggris work performance atau job
performance atau performance saja. Dalam kamus besar bahasa indonesia “Kinerja adalah
suatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dalam kemampuan kerja”.
Mangkuprawira dalam Yamin (2007 : 155) menjelaskan bahwa kinerja merupakan suatu
kontruksi multi dimensi yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya, faktor-
faktor tersebut adalah :
a. Faktor Personal/individual, meliputi unsur pengetahuan, keterampilan (skill),
kemampuan, kepecayaan diri,motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh tiap individu
guru.
b. Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team leader dalam
memberikan dorongan, semangat, arahan, dan dukungan kerja pada guru.
c. Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan
dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesema anggota tim, kekompakan, dan keeratan
anggota tim.
d. Faktor system, meliputi system kerja, fasilitas kerja yang diberikan oleh pimpinan
sekolah, proses organisasi dan kultur kerja dalam organisasi (sekolah).
e. Faktor kontekstual (situasional), meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal
dan internal.
Guru yang profesional ditandai dengan adanya penguasaan kemampuan/ kompetensi yang
dimiliki guru yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi profesional. Seorang guru yang dapat menguasai materi serta konsep²
mata pelajaran yang diampunya, akan dapat melakukan proses pembelajaran dengan efektif.
Menurut Effendi (1997) faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja guru
dalam proses belajar mengajar di sekolah adalah pengetahuan guru itu sendiri. Oleh karena
itu, guru harus senantiasa berusaha meningkatkan pengetahuannya agar mempunyai wawasan
yang luas demi peningkatan kinerjanya. Motivasi kerja yang dimiliki guru akan mendorong
guru untuk bekerja atau mengarahkan aktivitas selama bekerja serta menyebabkan guru
mengetahui adanya tujuan relevan antara tujuan organisasi dengan tujuan pribadinya.
BAB III
PEMBAHASAN
Mengingat peranan strategis guru dalam setiap upaya peningkatan mutu, relevansi, dan
efisiensi pendidikan, maka peningkatan dan pengembangan aspek kompetensi professional
guru merupakan kebutuhan. Benar bahwa mutu pendidikan bukan hanya ditentukan oleh
guru semata, melainkan juga oleh beberapa komponen pendidikan lainnya. Akan tetapi
seberapa banyak pendidikan dan pengajaran mengalami kemajuan dalam
perkembangannya selama ini, banyak bergantung kepada kepiawan guru dalam
menerapkan kompetensi standar yang harus dimiliki termasuk kompetensi professional.
Seorang Guru harus memiliki empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru professional
yang meliputi: Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial dan
Kompetensi Profesional.
Adapun perlu kita ketahui Upaya meninigkatkan kompetensi professional guru, yaitu :
Dalam melaksanakan pembinaan professional guru, kepala sekolah bisa menyusun program
penyetaraan bagi guru-guru yang memiliki kualifikasi D III agar mengikuti penyetaraan
S1/Akta IV, sehingga mereka dapat menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan yang
menunjang tugasnya
Untuk meningkatkan prefossional guru yang sifatnya khusus, bisa dilakukan kepala sekolah
dengan mengikutsertakan guru melalui seminar dan pelatihan yang diadakan Diknas
maupun di luar Diknas. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dalam
membenahi dan metodologi pembelajaran
Peningkatan prefessionalisme guru melalui PKG (Pemantapan kerja guru). Melalui wadah
inilah para guruh diarahkan untuk mencari berbagai pengalaman mengenai metodologi
pembelajaran dan bahan ajar yang dapat diterapkan di dalam kelas
a. Kelebihan
Menurut saya jurnal ini sangatlah bermanfaat dan bagus untuk kita sebagai calon
guru, yang mana sebelum menjadi calon guru yang profesional. Perlu adanya
kompetensi profesional guru yang harus diketahui yaitu kompetensi pedagogik,
kepribadian, Sosial dan profesional jika diterapkan ke empat kompetensi ini maka
terbentuklah guru yang profesional. Begitu juga dengan jurnal Pembanding cuma di
jurnal Pembanding kita mendapat motivasi kerja guru. Menurut saya jurnal ini baik
dan bagus mulai dari penyusunan kata, referensi nya juga dan terdapat gambar
seolah menggambarkan isi materi ini
b. kelemahan
Menurut saya jurnal ini masih terdapat kekurang seperti jurnal utama terlalu banyak
pembahasan sehingga orang bia saja merasa bosan dan juga tidak terdapat gambar.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah penulis paparkan tentang Urgensi Kompetensi dalam
meningkatkan Profesional Guru maka penulis mencoba menyimpulkan dalam sebuah
kesimpulan.
Seorang Guru harus memiliki empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
professional yang meliputi: Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian,
Kompetensi Sosial dan Kompetensi Profesional. Dimana dalam pencapaian menuju
profesional guru kita memerlukan kompetisi kompetensi tersebut agar terciptanya guru
yang profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai guru pendidik dan juga diperlukan
motivasi kepada seorang guru sebagai bentuk apresiasi terhadap kerjanya yang cukup
baik seperti
B. Saran
Saran saya adalah perlu
kita rekomendasikan
jurnal ini kepada clon guru
dan para guru yang sudah
mengajar agar terciptanya guru
yang baik dan profesional
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan
Nasional. 2006. Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.